Disusun Oleh:
Pada praktikum minggu ke-4 ini membahas materi fisika yang memuat judul koefisien
ekspansi termal. Pada setiap benda apabila mengalami penambahan suhu maka akan juga
mengalami yang Namanya pemuaian. Pemuaian dapat terjadi dalam segala wujud seperti gas,
cair, dan juga padat. Dalam pemuaian inilah yang memiliki kaitan yang erat terhadap koefisien
ekspansi termal. Dimana rumus dalam pemuaian akan menggunakan koefisien tersebut yang
disebabkan karena setiap jenis bahan ataupun benda yang memuai akan memiliki koefisien yang
berbeda-beda. Rumus dari pemuaian baik dalam wujud gas, cair, maupun padat memiliki rumus
yang relatif mirip sehingga dapat disimpulkan bahwa pemuaian itu akan berkaitan dengan
panjang/luas/volume benda mula-mula, koefisien dari benda tersebut, dan juga penambahan suhu
dari benda tersebut.
Pengertian dari ekspansi termal atau pemuaian merupakan perubahan ukuran suatu zat
akibat adanya perubahan temperatur. Ekspansi termal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perubahan temperature, koefisien ekspansi zat, dan juga volume/luas/panjang mula-mula suatu
zat. Ekspansi termal pada wujud cair dan juga gas berbeda dengan ekspansi termal pada wujud
padat. Pada wujud padat bisa terjadi 3 macam ekspansi termal yaitu linier, luas, dan juga volume
sedangkan pada wujud cair dan gas hanya dapat terjadi ekspansi termal volume saja. (Yantidewi
dkk., 2018)
Pengertian dari koefisien ekpansi termal adalah fraksi peningkatan volume zat per derajat
peningkatan suhu. Ketika suatu bahan mengalami pemanasan ataupun penambahan suhu, bahan
tersebut akan terjadi pemuaian. Jadi, Koefisien ekspansi termal ini mempresentasikan pemuaian
suatu bahan dengan kenaikan suhu. Koefisien ekspansi termal dibagi menjadi tiga yaitu koefisien
ekspansi termal linear (𝛼), koefisien ekspansi luas (𝛽), dan juga koefisien ekspansi volume (𝛾).
(Ronilaya, 2018)
b. Ekspansi luas
Ekspansi luas menyatakan tentang suatu benda yang mengalami penambahan luas
dari luas awal dan terjadi penambahan temperature dari temperature awal. Persamaan dari
ekspansi luas ini ialah sebagai berikut:
∆𝐴 = 𝛽. 𝐴𝑂. ∆𝑇
(Ket: ∆𝐴=Pertambahan luas (m2), 𝛽 = Koefisien ekspansi luas (℃−1), 𝐴𝑂 = Luas
awal/mula-mula (m2), dan terakhir ∆𝑇 = kenaikan suhu (℃)). (Juanta, 2020)
c. Ekspansi volume
Ekspansi volume merupakan pertambahan volume suatu bahan dari volume mula-
mula akibat kenaikan satu satuan suhu. Ekspansi volume suatu bahan dapat ditunjukkan
dengan persamaan berikut:
∆𝑉 = 𝛾. 𝑉𝑂. ∆𝑇
3
(Ket: ∆𝑉=Pertambahan volume (m ), 𝛾 = Koefisien ekspansi volume (℃−1), 𝑉𝑂 =
Volume awal/mula-mula (m3), dan terakhir ∆𝑇 = kenaikan suhu (℃)). (Atmoko, 2018)
(Sari, 2015)
BAB III
METODE PERCOBAAN
2. Batang statif panjang Alat ini sebagai tempat penempelan berbagai alat seperti
bosshead ataupun balok pendukung. Memiliki fungsi sebagai
tiang penyangga pada alat statif, dipasang di dasar statif
secara vertikal. Dan juga diletakkan di lubang bagian
tengah dasar statif
3. Batang statif pendek Batang ini lebih pendek daripada batang statif panjang.
Memiliki fungsi sebagai tiang penghubung dasar statif
dengan dasar statif. Alat ini dipasang secara horizontal pada
dasar statif.
4. Boss head Alat ini dipasang pada batang statif. Alat ini digunakan untuk
melekatkan atau penghubung antara batang statif dengan
klem universal. Jadi, fungsinya sebagai alat penghubung
9. Labu Erlenmeyer Merupakan salah satu glassware pada laboratorium. Labu ini
sering digunakan dalam kegiatan praktikum. Digunakan
untuk wadah bagi zat/bahan yang akan dibakar oleh
pembakar spiritus.
10 Manometer Merupakan salah satu alat pengukur. Manometer dipasang di
. balok pendukung. Alat ini berfungsi untuk mengukur volume
pada air yang meningkat karena pemuaian gas.
11 Pembakar spirtus Salah satu alat yang banyak ditemukan dilaboratorium.
. Digunakan untuk pembuat api yang digunakan dalam
membakar zat pada Erlenmeyer. Pembakaran pada
Erlenmeyer bertujuan untuk penambahan suhu agar gas dapat
memuai.
12 Penggaris Penggaris merupakan salah satu alat ukur panjang. Alat ini
. untuk mengukur panjang 25 cm dari batang statif panjang.
Berfungsi untuk mengukur 25 cm dari bawah batang statif
panjang untuk tempat pemasangan bosshead dan balok
pendukung.
14 Penyumbat dua lubang Dalam alat ini memiliki dua lubang. Fungsinya berguna untuk
. memasang penghubung selang pada lubang satu. Dan lubang
lainnya dipakai untuk thermometer.
16 Selang silicon Selang yang berbahan dasar silicon. Fungsi nya digunakan
. untuk wadah cairan berwarna. Selain untuk berfungsi sebagai
tempat pemuaian gas akan terjadi.
G
a
m
b
a
r
Disiapk
Universal
Balok Pendukung
Dipasang pada
Manometer Sumbat karet, termometer, dan
pengubung selang
Selang silikon
Dipasang salah satu
ujungnya pada
penghubung selang
Rangkaian
Percobaan
3.3.2 Prosedur Percobaan
Manometer
Diisi dengan air berwarna
Hasil
3.4 Gambar Rangkaian Percobaan
Langkah awal pada percobaan ini adalah rangkai semua alat dan bahan seperti gambar
diatas. Pertamanya, isi selang dengan air yang berwarna dari gelas beaker menggunakan syringe.
Selanjutnya, perhatikan suhu awal dan volume awal sebelum di bakar oleh pembakar spiritus
pada bawah Erlenmeyer. Suhu awal dihitung menggunakan thermometer dan volume awal
dengan manometer. Selanjutnya, panaskan Erlenmeyer dengan membakarnya dengan pembakar
spiritus yang telah dihidupkan dengan korek api dan siapkan stopwatch untuk menghitung waktu
setiap 90 detik. Sembari membakar Erlenmeyer dengan pembakar spiritus, setiap 90 menit ukur
suhu zat didalam erlenmeyer selama 5 kali percobaan menggunakan erlenmeyer dan perubahan
volume setiap 90 detik juga selama 5 kali menggunakan manometer. Volume disini merupakan
volume air yang makin naik disebabkan pemuaian gas dari penambahan suhu oleh pembakaran
tersebut. Catat setiap data pada 5 kali percobaan suhu dan volume kemudian buatlah grafik antara
perubahan suhu dengan koefisien termal dan perubahan volume dengan koefisien termal.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
∆𝑉
3. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
5
= 100×2,8
= 0,0178 ≈ 0,018°𝐶−1
∆𝑉
4. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
5,7
= 100×4
= 0,0142 ≈ 0,014 °𝐶−1
∆𝑉
5. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
7,3
= 100×5,1
= 0,0143 ≈ 0,014°𝐶−1
4.3 Grafik
Grafik Hubungan Antara Perubahan Suhu dengan Koefisien ekspansi Termal
Koefisien Ekspansi Termal (γ)
0.02
0.015
0.01
0.005
0
012 3 4 5 6
Perubahan Suhu (∆T)
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Perubahan Volume
BAB V
PEMBAHASAN
5.2.2 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Volume dan Koefisien Ekspansi Termal
Jika dilihat dari grafik hubungan antara pengaruh perubahan volume dan koefisien
ekspansi termal menunjukan hubungan yang berbeda-beda. Antara 1 sampai 5 percobaan
memiliki hasil yang berbeda juga karena hanya volume mula-mula saja yang sama. Hubungan
yang terjadi sendiri antara pengaruh perubahan volume dan koefisien ekspansi termal ialah
∆𝑉
berbanding lurus. Sebab apabila ditinjau dari rumus 𝛾 (Gamma) = , akan menunjukkan
𝑉𝑜×∆𝑇
hubungan yang berbanding lurus. Menurut literatur, Rumus koefisien volume tersebut
memang sesuai dengan yang ada diliteratur maka hubungan yang berbanding lurus tersebut
ialah benar. Jadi, apabila koefisien ekspansi termal tinggi maka perubahan volume juga akan
tinggi dan sebaliknya. Berarti pada grafik tidak sesuai dengan praktikum yang seharusnya
hubungan nya ialah berbanding lurus. (Ronilaya, 2018)
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Ekspansi Termal
Nilai dari koefisien ekspansi termal dipengaruhi oleh beberapa macam. Salah satunya
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Suatu koefisien ekpansi termal tiap bahan/zat akan
berbeda disebabkan karena jenis dan wujud bahan yang berbeda juga. Biasanya, koefisien
ekspansi pada zat yang berwujud gas lebih besar daripada yang berwujud cair dan padat.
(Wulandari dan Radiyono, 2015)
Faktor lainnya yang mempengaruhi nilai dari koefisien ekspansi termal adalah perubahan
suhu, wadah, dan volume awal. Perubahan suhu merupakan salah satu faktor karena perubahan
suhu memiliki hubungan dengan nilai koefisien ekspansi yang berbanding terbalik sehingga
apabila penambahan suhu nya meningkat dengan banyak maka koefisiennya justru akan menurun
dan sebaliknya. Untuk volume awal, nilai koefisien dipengaruhi oleh volume karena memiliki
hubungan yang berbanding terbalik juga antara koefisien dan volume awal/mula-mula. (Ronilaya,
2018)
6.1 Kesimpulan
Pada praktikum minggu ini, kita mempelajari tentang ekpansi termal dalam praktikum
fisika dasar ini. Praktikum materi koefisien ekspansi termal ini, kita telah melakukan percobaan
untuk membuktikan terjadinya pemuaian gas dengan membakar zat yang ada di dalam
erlenmeyer menggunakan pembakar spiritus dan menghasilkan hasil yang dapat kita simpulkan.
Setelah percobaan tersebut, kita dapat tahu bahwa suatu zat/bahan yang berwujud apapun apabila
terjadi penambahan suhu maka zat/bahan tersebut akan terjadi perubahan baik dalam panjang,
luas, maupun volume.
Tujuan kita pada percobaan ini adalah mengetahui dan memahami proses pemuaian pada
zat padat dan gas. Tujuan tersebut jika diamati dari percobaan yaitu sebagai gambaran suatu
zat/bahan yang mengalami penambahan pada zat/bahan tersebut yang disebabkan oleh
penambahan suhu. Proses pada percobaan sudah di tulis juga pada diagram alir yang mana berisi
langkah-langkah secara keseluruhan.
Pada data hasil percobaan, kita telah menghitung hasil dari percobaan yang diulang
sebanyak 5 kali. Dimana didapatkan hasil dari perubahan suhu, perubahan volume, hingga
koefisien ekspansi termal pada 5 kali percobaan tersebut. Dari perhitungan percobaan tersebut,
dan didapatlah grafik yang memuat hubungan antara perubahan suhu dengan koefisien serta
perubahan volume dengan koefisien. Setelah dicocokan dari grafik dengan literatur, didapatlah
kesimpulan bahwa perubahan volume akan berbanding lurus dengan koefisien sedangkan
perubahan suhu akan berbanding terbalik dengan koefisien.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah lebih teliti dalam menghitung koefisien ekspansi
termal. Dalam percobaan juga harus lebih teliti agar hasil dari percobaan dapat benar dan dapat
membuktikan materi pada minggu ini dari percobaan tersebut. Sebaiknya juga, kita harus bisa
membedakan macam-macam ekspansi termal agar dalam percobaan praktikum kita tidak
bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko, Rahmat Dwi. 2018. Penentuan Koefisien Ekspansi Volume Zat Cair Menggunakan
Metode Pengukuran Indeks Bias Zat Cair. Skripsi Sarjana. USD. Yogyakarta
Elfarizka, Halida. 2016. Analisis Peralatan Laboratorium Kimia SMA Negeri Se-Kecamatan
Ngaglik Kabupaten Sleman. Skripsi Sarjana. UNY. Yogyakarta
Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. UB Press. Malang. Hal 25.
Juanta, Palma. 2020. Pengaruh Penguasaan Pemuaian Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Materi Pokok Kalor Kelas VII SMP Negeri. Jurnal Pendidikan Fisika IPTS. 2(1): 59-63
M. Ham, Bryan and Aihui Maham. 2016. Analytical Chemistry: A Chemist and Laboratory
Technician’s Toolkit. Wiley. New Jersey. p. 9.
Nasution, Ramayulis. 2017. Penentuan Luas Penampang Rel Daya Ditinjau dari Naiknya
Temperatur Saat Terjadinya Hubung Singkat. Jurnal of Electrical Technology. 2(3): 72-
78
Pasinggi, Tri Wahyu Ningsih. 2016. Studi Kasus Kelengkapan dan Penggunaan Alat
Laboratorium Fisika SMA dalam Bidang Mekanika di Kecamatan Rantepao dan
Kecamatan Sesean, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Skripsi Sarjana. USD. Yogyakarta
Pratama, Ceisaleo Pandu dan Diah Wulandari. 2020. Rancang Bangun Aplikasi Trainer Hukum
Hooke dengan Menggunakan Sensor Ultrasonic. JRM. 6(1): 83-89
Ronilaya, Ferdian. 2018. Ilmu Bahan Listrik. Polinema Press. Malang. Hal 6.
Sari, Retno Kumala. 2015. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number
Head Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) Ditinjau
dari Sikap Ilmiah Siswa. Skripsi Sarjana. UIN Palangkaraya. Palangkaraya
Syakdani, Adi, Indah Purnamasari, dan Ester Necessary. 2019. Protipe Alat Evaporator Vakum
(Efektivitas Temperatur dan Waktu Evaporasi Terhadap Tekanan Vakum dan Laju
Evaporasi pada Pembuatan Sirup Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)). Jurnal
Kinetika. 10(2): 29-35
Utami, Rofiqoh, Winarti, dan Joko Purwanto. 2014. Rancang Bangun Perangkat Eksperimen
Hukum Archimedes untuk MTs LB/A Yaketunis Kelas VIII. Jurnal Inklusi. 1(1): 57-82
Wulandari, Puspita Septim dan Yohanes Radiyono. 2015. Penggunaan Metode Difraksi Celah
Tunggal pada Penentuan Koefisien Pemuaian Panjang Alumunium (Al). Jurnal Materi
dan Pembelajaran Fisika. 5(2): 1-4
Yantidewi, Meta, Tjipto Prastowo, dan Alimufi Arief. 2018. Pengukuran Koefisien Muai Volume
Minyak Nabati dan Air Berdasarkan Relasi Antara Perubahan Volume dan Perubahan
Temperatur. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah. 2(1): 43-48
LAMPIRAN DHP ACC
LAMPIRAN SUMBER
LAMPIRAN 1:
LAMPIRAN 2:
LAMPIRAN 3:
LAMPIRAN 4:
LAMPIRAN 5:
LAMPIRAN 6:
LAMPIRAN 7:
LAMPIRAN 8: