Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19


KOEFISIEN EKSPANSI TERMAL

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Fadhil Sabilly


NIM 215100507111030
Jurusan/Fakultas : THP/FTP
Kelompok : Q4
Tanggal Praktikum : 19 Oktober 2021
Nama Asisten : Alya Dian Kusumawati

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekspansi termal adalah kecenderungan suatu bahan untuk bertambah volumenya sebagai
respon apabila terjadi perubahan temperatur. Derajat ekspansi dibagi dengan perubahan
temperatur itu disebut dengan koefisien ekspansi termal dan biasanya bervariasi terhadap
perubahan temperature. Koefisien ekspansi dibagi menjadi 3 macam yaitu koefisien ekspansi
linier (𝛼), koefisien ekspansi luas (𝛽), dan juga koefisien ekspansi volume (𝛾). Dan pada setiap
koefisien terdapat kaitan/hubungan antara ketiganya.

Pada praktikum minggu ke-4 ini membahas materi fisika yang memuat judul koefisien
ekspansi termal. Pada setiap benda apabila mengalami penambahan suhu maka akan juga
mengalami yang Namanya pemuaian. Pemuaian dapat terjadi dalam segala wujud seperti gas,
cair, dan juga padat. Dalam pemuaian inilah yang memiliki kaitan yang erat terhadap koefisien
ekspansi termal. Dimana rumus dalam pemuaian akan menggunakan koefisien tersebut yang
disebabkan karena setiap jenis bahan ataupun benda yang memuai akan memiliki koefisien yang
berbeda-beda. Rumus dari pemuaian baik dalam wujud gas, cair, maupun padat memiliki rumus
yang relatif mirip sehingga dapat disimpulkan bahwa pemuaian itu akan berkaitan dengan
panjang/luas/volume benda mula-mula, koefisien dari benda tersebut, dan juga penambahan suhu
dari benda tersebut.

1.2 Tujuan Praktikum


 Memahami dan mengetahui proses pemuaian pada zat padat dan gas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Termal, Ekspansi Termal, dan Koefisien Ekspansi Termal


Termal atau biasanya disebut sistem termal merupakan sistem yang kerja nya melibatkan
dengan perpindahan suatu kalor atau energi yang bersifat panas dari suatu zat ke zat yang
lainnya. Termal ini terbentuk dari pencampuran penghangatan permukaan bumi dan juga radiasi
dari matahari. Biasanya, efek pada termal ini berupa hawa panas yang ditimbulkan akibat radiasi
bumi yang berbentuk gelombang panjang. Termal sangat dipengaruhi oleh gradien suhu atau
kecepetan. (Suriadi dan Murti, 2011)

Pengertian dari ekspansi termal atau pemuaian merupakan perubahan ukuran suatu zat
akibat adanya perubahan temperatur. Ekspansi termal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
perubahan temperature, koefisien ekspansi zat, dan juga volume/luas/panjang mula-mula suatu
zat. Ekspansi termal pada wujud cair dan juga gas berbeda dengan ekspansi termal pada wujud
padat. Pada wujud padat bisa terjadi 3 macam ekspansi termal yaitu linier, luas, dan juga volume
sedangkan pada wujud cair dan gas hanya dapat terjadi ekspansi termal volume saja. (Yantidewi
dkk., 2018)

Pengertian dari koefisien ekpansi termal adalah fraksi peningkatan volume zat per derajat
peningkatan suhu. Ketika suatu bahan mengalami pemanasan ataupun penambahan suhu, bahan
tersebut akan terjadi pemuaian. Jadi, Koefisien ekspansi termal ini mempresentasikan pemuaian
suatu bahan dengan kenaikan suhu. Koefisien ekspansi termal dibagi menjadi tiga yaitu koefisien
ekspansi termal linear (𝛼), koefisien ekspansi luas (𝛽), dan juga koefisien ekspansi volume (𝛾).
(Ronilaya, 2018)

2.2 Macam-macam Ekspansi Termal


Ekspansi termal dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a. Ekspansi linear
Ekspansi ini menyatakan perubahan panjang dari panjang mula-mula akibat
terjadinya pertambahan temperatur/suhu sebesar ∆𝑇. Persamaan dari perubahan dimensi
panjang tersebut ialah sebagai berikut:
∆𝐿 = 𝛼. 𝐿𝑂. ∆𝑇
(Ket: ∆𝐿=Pertambahan panjang (m), 𝛼 = Koefisien ekspansi linear (℃−1), 𝐿𝑂 = Panjang
awal/mula-mula (m), dan terakhir ∆𝑇 = kenaikan suhu (℃)). (Nasution, 2017)

b. Ekspansi luas
Ekspansi luas menyatakan tentang suatu benda yang mengalami penambahan luas
dari luas awal dan terjadi penambahan temperature dari temperature awal. Persamaan dari
ekspansi luas ini ialah sebagai berikut:
∆𝐴 = 𝛽. 𝐴𝑂. ∆𝑇
(Ket: ∆𝐴=Pertambahan luas (m2), 𝛽 = Koefisien ekspansi luas (℃−1), 𝐴𝑂 = Luas
awal/mula-mula (m2), dan terakhir ∆𝑇 = kenaikan suhu (℃)). (Juanta, 2020)

c. Ekspansi volume
Ekspansi volume merupakan pertambahan volume suatu bahan dari volume mula-
mula akibat kenaikan satu satuan suhu. Ekspansi volume suatu bahan dapat ditunjukkan
dengan persamaan berikut:
∆𝑉 = 𝛾. 𝑉𝑂. ∆𝑇
3
(Ket: ∆𝑉=Pertambahan volume (m ), 𝛾 = Koefisien ekspansi volume (℃−1), 𝑉𝑂 =
Volume awal/mula-mula (m3), dan terakhir ∆𝑇 = kenaikan suhu (℃)). (Atmoko, 2018)

2.3 Nilai Koefisien Termal Setiap Bahan atau Zat


N Zat Koefisien Muai Panjang (𝑎) (℃
o. −𝟏
)
1. Aluminium 25 × 10−6
2. Kuningan 19× 10−6
3. Besi 12× 10−6
4. Timah hitam 29× 10−6
5. Kaca (pyrex) 3× 10−6
6. Kaca (biasa) 9× 10−6
7. Kwarsa 0,4× 10−6
8. Beton dan 12× 10−6
bata

(Sari, 2015)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi


N Alat dan Bahan Fun
o. gsi
1. Balok pendukung Merupakan alat pendukung pada percobaan ini. Alat ini
digunakan untuk menempel atau penghubung batang statif
dengan manometer. Jadi, awalnya ditempel terlebih dahulu di
batang statif panjang

2. Batang statif panjang Alat ini sebagai tempat penempelan berbagai alat seperti
bosshead ataupun balok pendukung. Memiliki fungsi sebagai
tiang penyangga pada alat statif, dipasang di dasar statif
secara vertikal. Dan juga diletakkan di lubang bagian
tengah dasar statif

3. Batang statif pendek Batang ini lebih pendek daripada batang statif panjang.
Memiliki fungsi sebagai tiang penghubung dasar statif
dengan dasar statif. Alat ini dipasang secara horizontal pada
dasar statif.
4. Boss head Alat ini dipasang pada batang statif. Alat ini digunakan untuk
melekatkan atau penghubung antara batang statif dengan
klem universal. Jadi, fungsinya sebagai alat penghubung

5. Dasar statif Biasanya jika menggunakan dua dasar statif akan


dihubungkan dnegan batang statif pendek. Memiliki fungsi
untuk merangkai alat statif. Biasanya digunakan sebagai dasar
penumpu batang statif dan dipakai dibagian bawah alat statif.

6. Gelas Beaker Salah satu glassware dalam laboratorium. Digunakan sebagai


wadah untuk menampung larutan/zat yang berwarna. Gelas
ini memang fungsi umum nya untuk menampung suatu
larutan/zat.
7. Klem universal Alat yang berfungsi untuk menjepit labu Erlenmeyer. Dan
dapat digunakan untuk menjepit alat lainnya. Klem ini
dipasang di batang statif. Dan juga menggunakan alat bantu
bosshead untuk penghubungnya dengan batang statif.

8. Korek api Digunakan untuk menyalakan api pada pembakar spirtus.


Korek api yang digunakan adalah korek api gas. Alat ini juga
sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

9. Labu Erlenmeyer Merupakan salah satu glassware pada laboratorium. Labu ini
sering digunakan dalam kegiatan praktikum. Digunakan
untuk wadah bagi zat/bahan yang akan dibakar oleh
pembakar spiritus.
10 Manometer Merupakan salah satu alat pengukur. Manometer dipasang di
. balok pendukung. Alat ini berfungsi untuk mengukur volume
pada air yang meningkat karena pemuaian gas.
11 Pembakar spirtus Salah satu alat yang banyak ditemukan dilaboratorium.
. Digunakan untuk pembuat api yang digunakan dalam
membakar zat pada Erlenmeyer. Pembakaran pada
Erlenmeyer bertujuan untuk penambahan suhu agar gas dapat
memuai.
12 Penggaris Penggaris merupakan salah satu alat ukur panjang. Alat ini
. untuk mengukur panjang 25 cm dari batang statif panjang.
Berfungsi untuk mengukur 25 cm dari bawah batang statif
panjang untuk tempat pemasangan bosshead dan balok
pendukung.

13 Penghubung selang Penghubung selang dipasang di penyumbat dua lubang.


. Biasanya terbuat dari bahan plastik. Digunakan untuk
penghubung penyumbat dua lubang dan erlenmyer.

14 Penyumbat dua lubang Dalam alat ini memiliki dua lubang. Fungsinya berguna untuk
. memasang penghubung selang pada lubang satu. Dan lubang
lainnya dipakai untuk thermometer.

15 Pewarna Merupakan air yang diberi pewarna. Digunakan untuk


. mewarna cairan sebagai penanda warna/indikator. Pewarna
dibutuhkan karena praktikum ini percobaan tentang pemuaian
gas yang mana agar dapat terlihat jelas cairan tersebut
berpindah sebab dari pemuaian gas.

16 Selang silicon Selang yang berbahan dasar silicon. Fungsi nya digunakan
. untuk wadah cairan berwarna. Selain untuk berfungsi sebagai
tempat pemuaian gas akan terjadi.

17 Stopwatch Alat ini digunakan untuk mengukur atau menghitung lama


. nya waktu. Dan juga merupakan salah satu alat pengukuran
dalam laboratorium. Untuk menghitung perubahan suhu
setiap 90 detik sekali.

18 Syringe Digunakan untuk mengambil dan memindahkan cairan


. berwarna ke dalam selang silicon. Prinsip kerja alat ini seperti
menyedot agar cairan masuk ke syringe. Dan setelah itu
syringe mengeluarkan cairan yang disedot tersebut ke dalam
selang silicon.

19 Termometer Merupakan salah satu parameter pengukuran. Alat ini


. biasanya digunakan untuk mengukur suhu. Suhu yang diukur
adalah suhu zat yang diukur setiap 90 detik sekali.

3.2 Gambar Alat dan Bahan


.1 Balok pendukung

G
a
m
b
a
r

3 Sumber: Pasinggi, 2016

Gambar 3.2 Batang statif panjang


Sumber: Pratama dan Wulandari, 2020

Gambar 3.3 Batang statif pendek


Sumber: Pratama dan Wulandari, 2020

Gambar 3.4 Boss Head


Sumber: Hartutik, 2012
Gambar 3.5 Dasar statif
Sumber: Pratama dan Wulandari, 2020

Gambar 3.6 Gelas beaker


Sumber: M. Ham and Maham, 2016

Gambar 3.7 Klem universal


Sumber: Pasinggi, 2016

Gambar 3.8 Korek Api


Sumber: Pasinggi, 2016
Gambar 3.9 Labu erlenmeyer
Sumber: M. Ham and Maham, 2016

Gambar 3.10 Manometer


Sumber: Susanti, 2017

Gambar 3.11 Pembakar spirtus


Sumber: Susanti, 2017

Gambar 3.12 Penggaris logam


Sumber: Pasinggi, 2016
Gambar 3.13 Penghubung selang
Sumber: Utami dkk., 2014

Gambar 3.14 Penyumbat dua lubang


Sumber: Susanti, 2017

Gambar 3.15 Pewarna


Sumber: Utami dkk., 2014

Gambar 3.16 Selang silicon


Sumber: Utami dkk., 2014
Gambar 3.17 Stopwatch
Sumber: Elfarizka, 2016

Gambar 3.18 Syringe


Sumber: Utami dkk., 2014

Gambar 3.19 Termometer


Sumber: Elfarizka, 2016
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Persiapan Percobaan

Alat dan Bahan

Disiapk

an Boss Head dan Klem

Universal

Dipasang pada salah satu batang statif

Balok Pendukung

Dipasang pada statif


lain Manometer

Dipasang pada balok


pendukung Selang slikon

Dipasang pada
Manometer Sumbat karet, termometer, dan
pengubung selang

Dipasang pada Erlenmeyer,


thermometer dibasahi terlebih
dahulu sebelum dimasukkan

Selang silikon
Dipasang salah satu
ujungnya pada
penghubung selang

Rangkaian
Percobaan
3.3.2 Prosedur Percobaan

Alat dan Bahan


Disiapkan

Manometer
Diisi dengan air berwarna

Manometer dan Thermometer


Dicatat nilai 𝑉𝑜

Pembakar Spiritus dan Stopwatch


Dinyalakan

Manometer dan Thermometer


Dicatat perubahan tinggi 𝑉𝑜 dan
perubahan suhu 𝑇𝑜 setiap 90
detik
Manometer dan Thermometer

Dilakukan pengulangan pencatatan


hingga 450 detik (Mendapat 5
data)
Grafik Hubungan
Dibuat dengan
hubungan :
a. Hubungan perubaha suhu
n
(∆𝑇) (𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥) dan koefisien
ekspansitermalnya (𝛾)(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦)
b. Hubungan perubahan suhu (∆𝑉)
(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑥) dan koefisien
ekspansitermalnya
(𝛾)(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑦)

Hasil
3.4 Gambar Rangkaian Percobaan

Langkah awal pada percobaan ini adalah rangkai semua alat dan bahan seperti gambar
diatas. Pertamanya, isi selang dengan air yang berwarna dari gelas beaker menggunakan syringe.
Selanjutnya, perhatikan suhu awal dan volume awal sebelum di bakar oleh pembakar spiritus
pada bawah Erlenmeyer. Suhu awal dihitung menggunakan thermometer dan volume awal
dengan manometer. Selanjutnya, panaskan Erlenmeyer dengan membakarnya dengan pembakar
spiritus yang telah dihidupkan dengan korek api dan siapkan stopwatch untuk menghitung waktu
setiap 90 detik. Sembari membakar Erlenmeyer dengan pembakar spiritus, setiap 90 menit ukur
suhu zat didalam erlenmeyer selama 5 kali percobaan menggunakan erlenmeyer dan perubahan
volume setiap 90 detik juga selama 5 kali menggunakan manometer. Volume disini merupakan
volume air yang makin naik disebabkan pemuaian gas dari penambahan suhu oleh pembakaran
tersebut. Catat setiap data pada 5 kali percobaan suhu dan volume kemudian buatlah grafik antara
perubahan suhu dengan koefisien termal dan perubahan volume dengan koefisien termal.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Percobaan

Ket: To = suhu awal


Tx = suhu akhir
Vo = volume awal
Vx = perubahan volume
∆T = perubahan suhu
∆V = perubahan volume

Tabel Data Koefisien Termal


N Vo (mL) ∆V ∆T Y (Gamma) (°𝐶
o. (mL) (℃) −1
)
1. 1,5 1 0,015
2. 3,7 1,7 0,022
3. 1 5 2,8 0,018
0
4. 0 5,7 4 0,014
5. 7,3 5,1 0,014

4.2 Perhitungan Data


∆𝑉
Y (Gamma) =
𝑉𝑜×∆𝑇

Perhitungan koefisien ekspansi termal:


𝛥𝑉
1. 𝛾 =
𝑉𝑜×𝛥𝑇
1,5
=
100 × 1
= 0,015 °𝐶−1
∆𝑉
2. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
3,7
= 100×1,7
= 0,0217 ≈ 0,022°𝐶−1

∆𝑉
3. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
5
= 100×2,8
= 0,0178 ≈ 0,018°𝐶−1
∆𝑉
4. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
5,7
= 100×4
= 0,0142 ≈ 0,014 °𝐶−1

∆𝑉
5. 𝛾 =
𝑉𝑜×∆𝑇
7,3
= 100×5,1
= 0,0143 ≈ 0,014°𝐶−1

4.3 Grafik
Grafik Hubungan Antara Perubahan Suhu dengan Koefisien ekspansi Termal
Koefisien Ekspansi Termal (γ)

Grafik Hubungan Antara Perubahan Suhu Dengan


Koefisien Termal
0.025

0.02

0.015

0.01

0.005

0
012 3 4 5 6
Perubahan Suhu (∆T)

Grafik Hubungan Antara Perubahan Volume Terhadap Koefisien Ekspansi Termal


Koefisien Ekspansi Termal (γ)
Grafik Hubungan Antara Perubahan Volume
Dengan Koefisien Termal
0.025

0.02

0.015

0.01

0.005

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Perubahan Volume
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Data Percobaan


Pada data percobaan yang diatas, terdapat data hasil percobaan dan data koefisien termal
pada lima kali percobaan. Untuk data hasil percobaan terdapat data mengenai suhu awal, suhu
akhir, volume awal, volume akhir, perubahan suhu, dan juga perubahan volume. Dan untuk data
koefisien termal terdapat data yang digunakan untuk mengetahui nilai dari koefisien termal
volume (𝛾) pada masing-masing lima kali percobaan. Pada data hasil percobaan, Suhu akhir dan
volume akhir didapatkan dari pembakaran spiritus pada labu Erlenmeyer. Volume yang
bertambah disebabkan karena suhu pada zat dalam labu Erlenmeyer bertambah akibat
pembakaran spiritus. Akibat dari pembakaran tersebut, udara dalam selang silikon terjadi
pemuaian sehingga terjadi penambahan tinggi permukaan air yang dianggap sebanding dengan
perubahan volume. Pada data hasil percobaan diatas sudah sesuai dengan literatur, karena suatu
zat baik yang berwujud gas, padat, maupun cair akan terjadi pemuaian atau penambahan volume
apabila zat tersebut terjadi penambahan suhu. (Yantidewi dkk., 2018)

5.2 Analisa Grafik


5.2.1 Grafik Hubungan Pengaruh Suhu dan Koefisien Ekspansi Termal
Dari hasil grafik diatas menunjukkan data yang berbeda pula setiap percobaanya karena
nilai dari perubahan suhu dan perubahan volume yang berbeda pula. Grafik hubungan
pengaruh suhu dan koefisien ekspansi termal memuat pada data yang ada diatas. Hubungan
antara pengaruh suhu dan koefisien sendiri ialah berbanding terbalik. Pada grafik diatas sesuai
dengan praktikum kita yang berdasarkan pada literatur. Yang mana apabila suatu pengaruh
suhu naik maka koefisien ekspansi termal akan turun dan sebaliknya. Pernyataan tersebut
∆𝑉
sesuai yang berdasarkan rumus dari 𝛾 (Gamma) = . Jadi, grafik diatas sudah sesuai
𝑉𝑜×∆𝑇
dengan praktikum yang berpedoman dengan literatur. (Ronilaya, 2018)

5.2.2 Grafik Hubungan Pengaruh Perubahan Volume dan Koefisien Ekspansi Termal
Jika dilihat dari grafik hubungan antara pengaruh perubahan volume dan koefisien
ekspansi termal menunjukan hubungan yang berbeda-beda. Antara 1 sampai 5 percobaan
memiliki hasil yang berbeda juga karena hanya volume mula-mula saja yang sama. Hubungan
yang terjadi sendiri antara pengaruh perubahan volume dan koefisien ekspansi termal ialah
∆𝑉
berbanding lurus. Sebab apabila ditinjau dari rumus 𝛾 (Gamma) = , akan menunjukkan
𝑉𝑜×∆𝑇
hubungan yang berbanding lurus. Menurut literatur, Rumus koefisien volume tersebut
memang sesuai dengan yang ada diliteratur maka hubungan yang berbanding lurus tersebut
ialah benar. Jadi, apabila koefisien ekspansi termal tinggi maka perubahan volume juga akan
tinggi dan sebaliknya. Berarti pada grafik tidak sesuai dengan praktikum yang seharusnya
hubungan nya ialah berbanding lurus. (Ronilaya, 2018)
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Ekspansi Termal
Nilai dari koefisien ekspansi termal dipengaruhi oleh beberapa macam. Salah satunya
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Suatu koefisien ekpansi termal tiap bahan/zat akan
berbeda disebabkan karena jenis dan wujud bahan yang berbeda juga. Biasanya, koefisien
ekspansi pada zat yang berwujud gas lebih besar daripada yang berwujud cair dan padat.
(Wulandari dan Radiyono, 2015)

Faktor lainnya yang mempengaruhi nilai dari koefisien ekspansi termal adalah perubahan
suhu, wadah, dan volume awal. Perubahan suhu merupakan salah satu faktor karena perubahan
suhu memiliki hubungan dengan nilai koefisien ekspansi yang berbanding terbalik sehingga
apabila penambahan suhu nya meningkat dengan banyak maka koefisiennya justru akan menurun
dan sebaliknya. Untuk volume awal, nilai koefisien dipengaruhi oleh volume karena memiliki
hubungan yang berbanding terbalik juga antara koefisien dan volume awal/mula-mula. (Ronilaya,
2018)

5.4 Aplikasi Koefisien Ekspansi Termal di Bidang Teknologi Pertanian


Banyak sekali aplikasi koefisien ekspansi termal di bidang teknologi pertanian, salah satu
contohnya ialah evaporator vakum. Alat ini digunakan dalam membantu pembuatan sirup buah
mengkudu yang mana merupakan hasil dari produk pertanian. Pengolahan sirup dengan evaporasi
dapat membantu mengurangi kadar air bahan sampai batas yang diinginkan. Sistem dalam
evaporator vakum ini bekerja pada tekanan dibawah tekanan atmosfer (vakum) sehingga titik
didih pelarutnya dapat diturunkan. (Syakdani dkk., 2019)
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Pada praktikum minggu ini, kita mempelajari tentang ekpansi termal dalam praktikum
fisika dasar ini. Praktikum materi koefisien ekspansi termal ini, kita telah melakukan percobaan
untuk membuktikan terjadinya pemuaian gas dengan membakar zat yang ada di dalam
erlenmeyer menggunakan pembakar spiritus dan menghasilkan hasil yang dapat kita simpulkan.
Setelah percobaan tersebut, kita dapat tahu bahwa suatu zat/bahan yang berwujud apapun apabila
terjadi penambahan suhu maka zat/bahan tersebut akan terjadi perubahan baik dalam panjang,
luas, maupun volume.

Tujuan kita pada percobaan ini adalah mengetahui dan memahami proses pemuaian pada
zat padat dan gas. Tujuan tersebut jika diamati dari percobaan yaitu sebagai gambaran suatu
zat/bahan yang mengalami penambahan pada zat/bahan tersebut yang disebabkan oleh
penambahan suhu. Proses pada percobaan sudah di tulis juga pada diagram alir yang mana berisi
langkah-langkah secara keseluruhan.

Pada data hasil percobaan, kita telah menghitung hasil dari percobaan yang diulang
sebanyak 5 kali. Dimana didapatkan hasil dari perubahan suhu, perubahan volume, hingga
koefisien ekspansi termal pada 5 kali percobaan tersebut. Dari perhitungan percobaan tersebut,
dan didapatlah grafik yang memuat hubungan antara perubahan suhu dengan koefisien serta
perubahan volume dengan koefisien. Setelah dicocokan dari grafik dengan literatur, didapatlah
kesimpulan bahwa perubahan volume akan berbanding lurus dengan koefisien sedangkan
perubahan suhu akan berbanding terbalik dengan koefisien.

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah lebih teliti dalam menghitung koefisien ekspansi
termal. Dalam percobaan juga harus lebih teliti agar hasil dari percobaan dapat benar dan dapat
membuktikan materi pada minggu ini dari percobaan tersebut. Sebaiknya juga, kita harus bisa
membedakan macam-macam ekspansi termal agar dalam percobaan praktikum kita tidak
bingung.
DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, Rahmat Dwi. 2018. Penentuan Koefisien Ekspansi Volume Zat Cair Menggunakan
Metode Pengukuran Indeks Bias Zat Cair. Skripsi Sarjana. USD. Yogyakarta

Elfarizka, Halida. 2016. Analisis Peralatan Laboratorium Kimia SMA Negeri Se-Kecamatan
Ngaglik Kabupaten Sleman. Skripsi Sarjana. UNY. Yogyakarta

Hartutik. 2012. Metode Analisis Mutu Pakan. UB Press. Malang. Hal 25.

Juanta, Palma. 2020. Pengaruh Penguasaan Pemuaian Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
Materi Pokok Kalor Kelas VII SMP Negeri. Jurnal Pendidikan Fisika IPTS. 2(1): 59-63

M. Ham, Bryan and Aihui Maham. 2016. Analytical Chemistry: A Chemist and Laboratory
Technician’s Toolkit. Wiley. New Jersey. p. 9.

Nasution, Ramayulis. 2017. Penentuan Luas Penampang Rel Daya Ditinjau dari Naiknya
Temperatur Saat Terjadinya Hubung Singkat. Jurnal of Electrical Technology. 2(3): 72-
78

Pasinggi, Tri Wahyu Ningsih. 2016. Studi Kasus Kelengkapan dan Penggunaan Alat
Laboratorium Fisika SMA dalam Bidang Mekanika di Kecamatan Rantepao dan
Kecamatan Sesean, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Skripsi Sarjana. USD. Yogyakarta

Pratama, Ceisaleo Pandu dan Diah Wulandari. 2020. Rancang Bangun Aplikasi Trainer Hukum
Hooke dengan Menggunakan Sensor Ultrasonic. JRM. 6(1): 83-89

Ronilaya, Ferdian. 2018. Ilmu Bahan Listrik. Polinema Press. Malang. Hal 6.

Sari, Retno Kumala. 2015. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number
Head Together (NHT) dan Student Team Achievement Division (STAD) Ditinjau
dari Sikap Ilmiah Siswa. Skripsi Sarjana. UIN Palangkaraya. Palangkaraya

Susanti, Rizki Sindi. 2017. Pengembangan Ensiklopedia Peralatan Laboratorium Kimia


sebagai Sumber Belajar Siswa SMA Negeri 10 Pontianak. Skripsi Sarjana. UMP.
Pontianak

Syakdani, Adi, Indah Purnamasari, dan Ester Necessary. 2019. Protipe Alat Evaporator Vakum
(Efektivitas Temperatur dan Waktu Evaporasi Terhadap Tekanan Vakum dan Laju
Evaporasi pada Pembuatan Sirup Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)). Jurnal
Kinetika. 10(2): 29-35
Utami, Rofiqoh, Winarti, dan Joko Purwanto. 2014. Rancang Bangun Perangkat Eksperimen
Hukum Archimedes untuk MTs LB/A Yaketunis Kelas VIII. Jurnal Inklusi. 1(1): 57-82

Wulandari, Puspita Septim dan Yohanes Radiyono. 2015. Penggunaan Metode Difraksi Celah
Tunggal pada Penentuan Koefisien Pemuaian Panjang Alumunium (Al). Jurnal Materi
dan Pembelajaran Fisika. 5(2): 1-4

Yantidewi, Meta, Tjipto Prastowo, dan Alimufi Arief. 2018. Pengukuran Koefisien Muai Volume
Minyak Nabati dan Air Berdasarkan Relasi Antara Perubahan Volume dan Perubahan
Temperatur. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah. 2(1): 43-48
LAMPIRAN DHP ACC
LAMPIRAN SUMBER

LAMPIRAN 1:
LAMPIRAN 2:
LAMPIRAN 3:
LAMPIRAN 4:
LAMPIRAN 5:
LAMPIRAN 6:
LAMPIRAN 7:
LAMPIRAN 8:

Anda mungkin juga menyukai