Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DARING

ERA PANDEMI COVID-19


KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN TEORI RALAT

Disusun Oleh

Nama : Arka Hanif Aditya Pratama


NIM : 215100500111021
Jurusan/Fakultas : THP/FTP
Kelompok : Q1
Tanggal Praktikum : 21 September 2021
Asisten : Dwi Kusuma Ardyanti

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran sangat penting dalam keseharian dan kehidupan yang tentunya manusia
tidak bisa lepas darinya. Pengukuran dapat diartikan sebagai cara untuk mengukur atau
menghitung besaran, baik itu besaran pokok maupun besaran turunan. Contoh dari besaran
pokok antara lain jumlah zat, intensitas cahaya, waktu, arus listrik, suhu, massa, dan
panjang. Sementara itu, contoh dari besaran turunan yaitu berupa volume, dimensi, maupun,
suatu kapasitas benda yang sedang diamati.
Dalam pengukuran, bisa saja terdapat kesalahan dan tidak mutlak selalu benar karena
terkadang terdapat suatu kesalahan. Pengukuran dapat terjadi kesalahan apabila tidak sesuai
dengan kaidah yang sebelumnya telah ditentukan untuk sebuah pengukuran. Pengukuran
memunculkan sebuah ketidakpastian dan ketidakpastian dalam pengukuran mengharapkan
praktikan lebih teliti dalam melakukan pengukuran. Hal ini dilakukan agar dapat
meminimalisir suatu kesalahan yang akan terjadi pada saat pengukuran dilakukan.
Guna meminimalisir kesalahan tersebut, diperlukan ilmu pengukuran yaitu teori ralat.
Teori ralat diperlukan karena dalam setiap hasil eksperimen selalu ada ketidakpastian. Kita
tidak pernah tahu nilai benar atau nilai sesungguhnya dari besaran fisika yang diamati. Suatu
pengamatan atau eksperimen untuk menentukan besaran fisika itu tidak pernah bisa
menemukan nilai benar dan yang bisa dilakukan adalah memperoleh hasil terbaik an
interval nilai dengan harapan nilai benar itu berada dalam interval.
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu menggunakan berbagai alat ukur yang tersedia di rumah masing-masing yang
digunakan untuk pengukuran panjang, massa, waktu, suhu, jumlah zat, serta unit
lainnya.
2. Menerapkan teori ralat dalam menyatakan dalam menyatakan hasil pengukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Pengukuran Presisi dan Akurat
Dalam melakukan pengukuran, dikenal istilah presisi dan akurat. Kedua hal
ini tidak bisa dipisahkan Ketika melakukan pengukuran. Menurut (Fitrya, et al.,
2017), presisi dalam pengukuran diartikan sebagai sejauh mana pengulangan dalam
kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama atau menndapatkan hasil
yang serupa dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan sebelumnya. Tentunya
hal ini sangat dipengaruhi oleh metode dan alat yang dipakai dalam pengukuran.
Selain presisi, ada satu faktor lain yang sangat penting dalam melakukan
pengukuran, yaitu pengukuran harus akurat. Menurut (Gandaasari, 2017), akurat
mempunyai arti data yang diperoleh sama dengan keadaan sebenarnya dan sesuai
dengan definisi operasional dari masing-masing variable yang telah ditetapkan dan
informasi dari data yang diperoleh tidak menyesatkan bagi orang yang menerima
informasi tersebut. Data yang akurat merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan pengambilan keputusan dan kebijakan.
2.1.2 Macam-Macam Ketidakpastian Teori Ralat
Ketidakpastian adalah ukuran sebaran yang secara layak dapat dikaitkan
dengan nilai terukur, yang memberikan rentang, terpusat pada nilai terukur, dimana
di dalam rentang tersebut terletak nilai benar dengan kemungkinan tertentu.Hasil
pengukuran setelah dikoreksi terhadap kesalahan sistematik masih berupa taksiran
nilai besaran ukur karena masih terdapat ketidakpastian yang berasal dari pengaruh
acak dan koreksi kesalahan sistematik yang tidak sempurna. (Rochmanto, et al.,
2016)
Ketidakpastian dibedakan menjadi dua, yaitu ketidakpastian mutlak dan
relatif. Masing-masing ketidakpastian dapat digunakan dalam pengukuran tunggal
dan berulang. Ketidakpastian mutlak adalah suatu nilai ketidakpastian yang
disebabkan oleh keterbatasan alat ukur itu sendiri. Sementara itu, ketidakpastian
relatif adalah ketidakpastian yang dibandingan dengan hasil pengukuran.
(Kristiantoro, et al., 2016)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi
3.1.1 Tabel Alat, Bahan, dan Fungsi
No Alat dan Bahan Gambar Fungsi
1. Penggaris Untuk mengukur
panjang dan
diameter benda 1
dan 2

Gambar 3.1 Penggaris


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021
2. Timbangan Untuk mengukur
massa benda 1 dan 2

Gambar 3.2 Timbangan


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021
3. Telur Sebagai benda 1

Gambar 3.3 Telur


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021
4. Panci Sebagai benda 2

Gambar 3.4 Panci


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021
3.2 Cara Kerja (Diagram Alir)
3.2.1 Diagram Alir Ketidakpastian Pengukuran dan Teori Ralat

Alat dan
Bahan

Disiapkan

Diukur diameter bahan


uji

Ditimbang masa bahan uji

Diulangi sampai tiga kali di tempat yang berbeda

Dihitung volume benda uji, volume rata-rata, dan ralatnya

Dihitung massa jenis benda uji, massa jenis rata-rata, dan ralatnya

Diamati

Hasil
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Hasil Percobaan
4.1.1 Tabel Data Hasil Percobaan

Benda Percobaan I Percobaan II Percobaan III


Uji
Massa Diameter Volume Massa Diameter Volume Massa Diameter Volume
(gram) (cm) (cm3) (gram) (cm) (cm3) (gram) (cm) (cm3)

Telur 56,7 3,7 14,33 56,7 3,8 15.11 56,7 3,6 13,56

Panci 141,75 17,6 1.945, 29 141,75 17,6 1.945, 29 141,75 17,5 1.923,25

4.2 Perhitungan Data


I. Tentukan volume masing-masing benda (tuliskan juga nilai ralatnya)
a. Telur
Percobaan I :V = 4/3 π r2
V = 4/3 3,14 (1,85)2
V = 14,33 cm3

Percobaan II :V = 4/3 π r2
V = 4/3 3,14 (1,9)2
V = 15,11 cm3

Percobaan III :V = 4/3 π r2


V = 4/3 3,14 (1,8)2
V = 13,56 cm3

Rata-rata volume
14,33 + 15.11 + 13,56
𝑉̅= 3
= 14,33 cm3

Nilai ralat : x = 𝑥̅ + ∆𝑥
∑(𝑥𝑖−𝑥)2
∆𝑥 = √ 𝑛 (𝑛−1)
(14,33 −14,33 )2 + (15,11 −14,33 )2 + (13,56−14,33 )2
∆𝑥 = √ 3 (3−1)

∆𝑥 = √0,216
∆𝑥 = 0,464 cm3
Volume rata-rata dengan ralat
V = (14,33 ± 0,464) cm3

b. Panci
Percobaan I :V = π r2 t
V = 3,14 (8,8)2 8
V = 1.945, 29 cm3
Percobaan II :V = π r2 t
V = 3,14 (8,8)2 8
V = 1.945, 29 cm3

Percobaan III :V = π r2 t
V = 3,14 (8,75)2 8
V = 1.923,25 cm3

Rata-rata volume
1.945,29 + 1.945,29 + 1.923,25
𝑉̅= 3
= 1.937,94 cm3

Nilai ralat : x = 𝑥̅ + ∆𝑥
∑(𝑥𝑖−𝑥)2
∆𝑥 = √ 𝑛 (𝑛−1)
(1.945,29 − 1.937,94)2 + (1.945,29 − 1.937,94 )2+ (1.923,25−1.937,94 )2
∆𝑥 = √ 3 (3−1)

∆𝑥 = √53,97
∆𝑥 = 7,346 cm3
Volume rata-rata dengan ralat
V = (1.937,94 ± 7,346) cm3

II. Carilah massa jenis benda uji tersebut (tuliskan juga nilai ralatnya)
a. Telur
𝑚
Massa jenis percobaan I : 𝜌 = 𝑣
56,7
𝜌=
14,33
𝜌 = 3,956 g/cm3

𝑚
Massa jenis percobaan II : 𝜌 = 𝑣
56,7
𝜌 = 15,11
𝜌 = 3,752 g/cm3

𝑚
Massa jenis percobaan III : 𝜌 = 𝑣
56,7
𝜌 = 13,56
𝜌 = 4,181 g/cm3

Rata-rata masa jenis


3,956 + 3,752 + 4,181
𝜌̅ = 3
= 3,963 g/cm3

Nilai ralat : x = 𝑥̅ + ∆𝑥
∑(𝑥𝑖−𝑥)2
∆𝑥 = √ 𝑛 (𝑛−1)
(3,956 − 3,963)2+ (3,752 − 3,963)2+ (4,181−3,963)2
∆𝑥 = √
3 (3−1)

∆𝑥 = √0,015349
∆𝑥 = 0,12389 cm3
Massa jenis rata-rata dengan ralat
𝜌̅ = (3,963 ± 0,12389) g/cm3

b. Panci
𝑚
Massa jenis percobaan I : 𝜌 = 𝑣
141,75
𝜌 = 1.945,29
𝜌 = 0,0728 g/cm3

𝑚
Massa jenis percobaan II : 𝜌 = 𝑣
141,75
𝜌 = 1.945,29
𝜌 = 0,0728 g/cm3

𝑚
Massa jenis percobaan III : 𝜌 = 𝑣
141,75
𝜌 = 1.923,25
𝜌 = 0,0737 g/cm3

Rata-rata masa jenis


0,0728 + 0,0728 + 0,0737
𝜌̅ = 3
= 0,0731 g/cm3

Nilai ralat : x = 𝑥̅ + ∆𝑥
∑(𝑥𝑖−𝑥)2
∆𝑥 = √ 𝑛 (𝑛−1)
(0,0728 − 0,0731 )2 + (0,0728 − 0,0731 )2 + (0,0737−0,0731 )2
∆𝑥 = √ 3 (3−1)

∆𝑥 = √0,000000075 g/cm3
Massa jenis rata-rata dengan ralat
𝜌̅ = (0,0731 ± √0,000000075) g/cm3
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data Percobaan
Pengertian analisis data adalah sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan
untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
mencari makna. (Rijali, 2018)

Percobaan praktikum pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris dan


timbangan sebagai alat ukur serta telur dan panci sebagai media yang akan diukur. Hal
yang diukur adalah massa dan diameter daripada telur dan panci, lalu mengukur volume
dan masa jenis dari data hasil percobaan. Percobaan dilakukan tiga kali di tempat yang
berbeda sehingga diperoleh hasil yang berbeda-beda walaupun tidak terpaut jauh. Massa
telur selalu sama dalam ketiga hasil percobaan, yaitu 56,7 gram, namun diameternya
berubah. Pada percobaan I diperoleh 3,7 cm, percobaan II 3,8 cm, dan percobaan III 3,6
cm. Sementara itu, massa panci sama pada ketiga percobaan yang dilakukan yaitu seberat
141,75 gram, namun memiliki diameter yang berbeda pada percobaan ketiga yaitu 17,5 cm
padahal pada percobaan I dan II didapatkan hasil 17,6 cm
5.2 Analisa Perhitungan Data
Data yang dihitung dalam praktikum ketidakpastian pengukuran adalah volume, rata-
rata volume, volume rata-rata dengan nilai ralatnya, massa jenis, massa jenis rata-rata, dan
juga massa jenis rata-rata dengan nilai nilai ralatnya dari telur dan panci. Adapun data yang
diperoleh dari percobaan adalah sebagai berikut :
i. Volume telur a. Volume panci
Percobaan I = 14,33 cm3 Percobaan I = 1.945, 29 cm3
Percobaan II = 15,11 cm3 Percobaan II = 1.945, 29 cm3
Percobaan III = 13,56 cm3 Percobaan III = 1.923,25 cm3
j. Volume rata-rata telur b. Volume rata-rata panci
𝑉̅ = 14,33 cm3 𝑉̅ = 1.937,94 cm3
k. Nilai ralat telur c. Nilai ralat panci
∆𝑥 = 0,464 cm3 ∆𝑥 = 7,346 cm3
l. Volume rata-rata telur dengan ralat d. Volume rata-rata panci dengan ralat
V = (14,33 ± 0,464) cm3 V = (1.937,94 ± 7,346) cm3
m. Massa jenis telur e. Massa jenis panci
Percobaan I = 3,956 g/cm3 Percobaan I = 0,0728 g/cm3
Percobaan II = 3,752 g/cm3 Percobaan II = 0,0728 g/cm3
Percobaan III = 4,181 g/cm3 Percobaan III = 0,0737 g/cm3
n. Massa jenis rata-rata telur f. Massa jenis rata-rata panci
𝜌̅ = 3,963 g/cm3 𝜌̅ = 0,0731 g/cm3
o. Nilai ralat telur g. Nilai ralat panci
∆𝑥 = 0,12389 cm3 ∆𝑥 = √0,000000075 g/cm3
p. Massa jenis rata-rata telur dengan ralat h. Massa jenis rata-rata panci dengan ralat
𝜌̅ = (3,963 ± 0,12389) g/cm3 𝜌̅ = (0,0731 ± √0,000000075) g/cm3
Pengukuran yang berhubungan dengan ketidakpastian sangat penting dalam
peengetahuan empiris dan menjadi salah satu komponen yang paling mendasar dan penting
dalam Pendidikan dan ilmu pengetahuan alam (Fauzi & Budiarti, 2013). Dari tiga kali
percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil yang beragam. Hal ini dikarenakan ada beberepa
perbedaan hasil pengukuran. Namun itulah fungsi dari nilai ralat karena pasti adanya
ketidakpastian dalam melakukan pengukuran.

5.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pengukuran


Kesalahan dapat terjadi didalam suatu pengukuran. Kesalahan tersebut diantaranya
adalah kesalahan sistematis dan kesalahn acak. Kesalahan sistematis merupakan suatu
kesalahan yang asalnya dari alat yang kita gunakan (Grabe, 2014). Sedangkan kesalahan
acak merupakan kesalahan yang tidak diduga (Salicone & Marco, 2018). Kesalahan acak
diakibatkan dari besaran berpengaruh yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, bervariasi
dengan ruang dan stokastik terhadap waktu (Rohayati, 2018).
5.4 Aplikasi Pengukuran dan Teori Ralat di Bidang Teknologi Pertanian
Aplikasi pengukuran dan teori ralat di bidang teknologi pertanian diantaranya
adalah alat pengukur suhu, kelembaban, dan pH tanah yang berbasis web seingga dapat
digunakan oleh semua kalangan. Cara untuk mengukur suhu menggunakan DS18B20
Waterproof dan untuk mengukur sensor YL-69. Selain itu pH meter untuk mengukur pH
tanah maupun larutan di labolatorium. Data yang dihasilkan oleh pengukur atau alat sensor
tersebut akan diolah oleh Arduino uno yang bersifat seperti mictocontroller yang hasilnya
akan ditampilkan lewat web. Sensor DS18B20 memiliki tingkat akurasi pengukur suhu
lebih tinggi daripada pengukur suhu lainnya. (Hidayat, 2018)
BAB IV
PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Pengukuran tidak dapat lepas dari yang namanya kesalahan dan juga ralat. Hal itu
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah minimnya alat, ketidaktelitian
manusia, dan faktor lingkungan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Semakin kecil
rentang data yang ada, semakin tinggi akurasi dan presisinya. Terdapat berbagai jenis alat
ukur yang dapat dipakai untuk pengukuran seperti penggaris atau mistar, mikrometer
sekrup, jangka sorong, dan masih banyak lagi. Dengan ketelitian dan fungsinya masing-
masing, alat yang sudah disebutkan tadi dapat membantu kehidupan manusia menjadi lebih
mudah dan baik di bidang pengukuran hingga teknologi pertanian.

6.2 Saran
Lebih baik jika akan melakukan praktikum sudah mempersiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan serta memahami materi yang akan di praktikan agar praktikum bisa
berjalan dengan lancar dan pengukuran menjadi akurat serta presisi.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, A. dan Budiarti, E. W., 2013. PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM FISIKA


BERDASAR ANALISIS KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN. Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, Vol 3:27.
Fitrya, N. et al., 2017. PENTINGNYA AKURASI DAN PRESISI ALAT UKUR DALAM
RUMAH TANGGA. Jurnal Untuk Mu negeRI, Vol 1:61-64.
Gandaasari, A. S., 2017. GAMBARAN PRESISI DAN AKURASI PENIMBANGAN
BALITA OLEH KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANGGRAHAN JAKARTA SELATAN. SKRIPSI:1.
Grabe, M., 2014. Measurement Uncertainities in Science and Technology. 2nd ed. New York:
Springer Cham.

Hidayat, T., 2018. Rancang Bangun Alat untuk Mengukur Suhu, Kelembaban dan pH Tanah
Sawah Berbasis WEB. SKRIPSI.
Kristiantoro, T. et al., 2016. Ketidakpastian Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet
Permanen dengan Alat Ukur Permagraph. PPET-LIPI, Vol 16:2-3.
Rijali, A., 2018. Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, Vol 17:81-95.
Rochmanto, B., Setiapraja, H. & Fajar, R., 2016. KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
EMISI KENDARAAN DENGAN REGULASI R83 MENGACU PADA
PERHITUNGAN JOINT COMMITTEE FOR GUIDES METROLOGY (JCGM) 100 :
2008. M.P.I., Vol 10:117-128.

Rohayati, Y., 2018. Perhitungan Nilai Ketidakpastian pada Pengujian Sedimen Sungai dengan
Teknik Fluoresensi Sinar-X (XRF). Jurnal Teknologi Material dan Batubara, Vol 223-
37.
Salicone, P. & Marco, P., 2018. Measuring Uncertainty Within the Theory of Evidence.
Switzerland: Springer International.
LAMPIRAN DHP (ACC)
LAMPIRAN SUMBER
Kutipan Tentang Cover Highligt Kutipan
Presisi

Akurat

Ketidakpastian
Teori Ralat

Analisa Data
Analisa
Perhitungan

Faktor Yang
Mempengaruhi
Kesalahan
Pengukuran
Aplikasi
Pengukuran dan
Teori Ralat di
Bidang Teknologi
Pertanian

Anda mungkin juga menyukai