BIOLOGI
3. Jelaskan parameter apa sajakah yang digunakan untuk pengamatan morfologi koloni
mikroorganisme?
Parameter yang diamati dalam pengamatan morfologi koloni adalah jumlah
isolate yang ditemukan, ukuran koloni bakteri, bentuk koloni bakteri, bentuk bagian
tepian koloni, dan warna koloni bakteri. Secara garis besar ada tiga bentuk dari
mikroorganisme yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirillum (spiral) (Fitri
dan Yasmin, 2011)
DIAGRAM ALIR
1. Aseptis Diri
Alkohol 70%
Digosokkan merata di kedua telapak tangan dan punggung tangan (memakai lateks)
Hasil
SAMPEL KOLONI
Ditentukan Cirinya
(ukuran, warna, diameter, tempat tumbuh koloni, bentuk)
HASIL
Nama Keysha Alea Ratriazda
NIM 205100907111020
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y4
Diletakkan cawan petri yang berisi koloni bateri yang akan dihitung diatas meja yang
dilengkapi dengan skala
Hasil
Nama Keysha Alea Ratriazda
NIM 205100907111020
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y4
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 3. Morfologi Koloni Mikroorganisme
1. Tuliskan hasil pengamatan morfologi koloni mikroorganisme yang telah anda lakukan! Data
Primer
Nama Ukuran Warna Diameter Tempat Konfigurasi Elevasi Tepian Ket.
Mikroorganisme Tumbuh
Data Campuran
Nama Ukuran Warna Diameter Tempat Konfigurasi Elevasi Tepian Ket.
Mikroorganisme Tumbuh
Literatur
Nama Ukuran Warna Diameter Tempat Konfigurasi Elevasi Tepian Ket.
Mikroorganisme Tumbuh
2. Tuliskan klasifikasi mikroorganisme yang telah anda amati dan simpulkan jenis mikroorganisme
(bakteri, kapang atau khamir) sesuai klasifikasi tersebut!
Mikroorganisme pertama yag diamati, yaitu Providencia stuartii. Mikroorganisme
tersebut diklasifikasikan sebagai divisi Proteobakteri, kelas Gammaproteobacteria, dan
ordo Enterobacterales. Selain itu, Providencia stuartii diklasifikasikan ke dalam famili
Morganellaceae, genus Providencia, dan spesies P. stuartii. Kemudian, dari klasifikasi
berikut pula disimpulkan bahwa Providencia stuartii termasuk ke dalam mikroorganisme
jenis bakteri. Jenis bakteri yang dimaksud, yaitu salah satunya sebagai bakteri patogen
yang dapat menyebabkan penyakit infeksi nosokomial di rumah sakit (Kanan, 2019).
Mikroorganisme selanjutnya adalah Lactobacillus casei. Mikroorganisme tersebut
diklasifikasikan sebagai divisi Firmicutes, kelas Bacilli, dan ordo Lactobacillales. Selain
itu, Lactobacillus casei diklasifikasikan ke dalam famili Lactobacillaceae, genus
Lactobacillus, dan spesies L. casei. Kemudian, dari klasifikasi berikut pula disimpulkan
bahwa Lactobacillus casei termasuk ke dalam mikroorganisme jenis bakteri. Jenis bakteri
yang dimaksud, yaitu salah satunya sebagai bakteri isolate kontrol (Zahro’, 2014).
Ada pula mikroorganismee yang diamati, yaitu Penicillum chrysogenum.
Mikroorganisme tersebut diklasifikasikan sebagai divisi Ascomycota, kelas
Eurotiomycetes, dan ordo Eurotiales. Selain itu, Penicillum chrysogenum
diklasifikasikan ke dalam famili Trichocomaceae, genus Penicillium, dan spesies
P. chrysogenum. Kemudian, dari klasifikasi berikut pula disimpulkan bahwa Penicillum
chrysogenum termasuk ke dalam mikroorganisme jenis jamur, yaitu kapang. Jenis jmaur
yang dimaksud, yaitu salah satunya sebagai kapang (jamur) yang sangat penting dalam
industri fermentasi untuk menghasilkan penisilin (Aryanti, 2010).
Nama Keysha Alea Ratriazda
NIM 205100907111020
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y4
Mikroorganisme yang terakhir diamati, yaitu Candida albicans. Mikroorganisme
tersebut diklasifikasikan sebagai filum Ascomycota, kelas Saccharomycetes, dan ordo
Saccharomycetes. Selain itu, Candida albicans diklasifikasikan ke dalam family
Saccharomycetaceae, genus candida, dan spesies C. albicans. Kemudian, dari klasifikasi
berikut pula disimpulkan bahwa Candida albicans termasuk ke dalam mikroorganisme
jenis jamur, yaitu khamir. Jenis bakteri yang dimaksud, yaitu salah satunya sebagai
khamir (jamur) yang menginfeksi rongga mulut (Nozelia, 2017).
3. Jelaskan perbedaan morfologi koloni mikroorganisme (bakteri, kapang dan khamir) berdasarkan hasil
pengamatan anda!
Perbedaan bakteri kapang dan khamir dari ukuran, bakteri dan kapang berukuran
medium sedangkan khamir berukuran kecil, penyebab perbedaan dari ukuran koloni
dipengaruhi oleh kecepatan mikroorganisme untuk berkembang biak. Bakteri bewarna
kekuningan, kapang hitam, dan khamir putih (opaque). Penyebab perbedaan warna ini
dipengaruhi oleh jenis masing-masing organisme. Dari diameter, bakteri berdiameter
<0,1 cm, kapang 1,8 cm, khamir 0,8 cm. Pada tempat tumbuh atau medianya, bakteri
pada dasar media bersifat anaerob tidak membutuhkan oksigen, kapang pada permukaan
media yang memerlukan oksigen, khamir permukaan media yang bisa hidup tanpa atau
dengan oksigen. Konfigurasinya, bakteri berbentuk circular, kapang berbentuk
filomentus, khamir berbentuk ireguler. Terlihat dari perbedaan elevasi, bakteri berelevasi
halus, kapang berelevasi kasar serta khamir juga berelevasi kasar. Pada perbedaan
margin tepian, bakteri tepian entire, kapang tepian serate, dan khamir tepian undulate
(Amiratul, 2012).
Berdasarkan literatur, Lactobacillus casei (bakteri) memiliki ukuran kecil.
Lactobacillus casei berwarna krem, diameter sebesar 0,9-3 mikrometer, tempat tumbuh
di permukaan. Adapun konfigurasi Lactobacillus casei bulat, elevasi cembung, tepian
rata, dan keterangan subur (Mutiawati, 2016).
Berdasarkan literatur, P. stuartii (bakteri) memiliki ukuran besar. P. stuartii berwarna
putih, berdiameter 1,5-2,5 mikrometer, tempat tumbuh di permukaan. Adapun
konfigurasi dari P. stuartii licin, elevasi konvex, tepian licin, keterangan subur (Rigam
dkk., 2015).
Berdasarkan literatur, C. albicans (khamir) memiliki ukuran panjang. C. albicans
berwarna putih, berdiameter 3-14 mikrometer, tempat tumbuh di permukaan. Adapu C.
albicans berkonfigurasi konsentrik, elevasi datar, tepian licin, keterangan subur
(Mutiawati, 2016).
Nama Keysha Alea Ratriazda
NIM 205100907111020
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y4
Pada pengamatan antara data hasil praktikum dan literatur terdapat beberapa perbedaan dan
persamaan. Untuk L. casei, perbedaan terdapat pada warnanya, konfigurasi, dan tepian. Pada
DHP berwarna putih susu sedangkan pada literatur berwarna krem, pada DHP berkonfigurasi
licin sedangkan pada literatur berkonfigurasi bulat, dan pada DHP bertepian licin sedangkan
pada literature bertepian rata. Untuk P. stuartii, perbedaan terdapat pada ukuran dan warna.
Pada DHP berukuran kecil sedangkan pada literatur berukuran besar dan pada DHP berwarna
pink sedangkan pada literature berwarna putih. Untuk C. albicans, perbedaan terletak di ukuran
dan konfigurasi. Pada DHP ukurannya medium sedangkan pada literatur ukurannya panjang
dan pada DHP konfigurasinya bulat cembung sedangkan pada literatur konsentrik. Untuk P.
chrysogenum perbedaan terletak di ukuran dan tepian. Pada DHP ukurannya besar sedangkan
pada literatur berukuran sedang dan pada DHP bertepian rhizoid sedangkan pada literature
bertepian berlekuk
Nama Keysha Alea Ratriazda
NIM 205100907111020
Jurusan TEP
Kelas Y
Kelompok Y4
Kesimpulan
Praktikum morfologi koloni mikroorganisme dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa
mampu mengamati morfologi koloni bakteri dan jamur serta mampu membedakan morfologi
koloni bakteri dan jamur. Adapun bahan dan alat yang digunakan yang pertama koloni bakteri
dan jamur yang di tumbukan di cawan petri, alkohol 70%, penggaris atau jangka sorong, dan
colony counter. Pengamatan morfologi bakteri meliputi, ukuran, warna, bentuk, diameter,
tempat tumbuh, elevasi, konfigurasi, tepian dari koloni-koloni tersebut. Pengamatan
morfologi koloni mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pengamatan
mikroskopis dan makroskopis. Dalam pengertian pengamatan mikroskopis adalah
pengamatan dengan mikroskop, sedangkan pengamatan makroskopis yang di gunakan dengan
penglihatan mata secara langsung tanpa alat bantu.
Dari data hasil praktikum, bakteri kapang dan khamir dari ukuran, bakteri dan kapang
berukuran medium sedangkan khamir berukuran kecil, penyebab perbedaan dari ukuran
koloni dipengaruhi kecepatan mikroorganisme untuk berkembang biak. Dari data hasil
praktikum juga terdapat perbedaan seperti ukuran, tepian, warn ajika dibandingkan dengan
literatur. Pada tempat tumbuh atau medianya, bakteri pada dasar media bersifat anaerob tidak
membutuhkan oksigen, kapang pada permukaan media yang memerlukan oksigen, khamir
permukaan media yang bisa hidup tanpa atau dengan oksigen
Daftar Pustaka
Elrod, Susan. 2012. The Genetics . New York City: The Mc Graw-Hill Companies
Ethica, Stalis Norma. 2018. Bioremediasi Limbah Biomedik Cair. Yogyakarta : CV Budi
Utama
Fitri, Lenni., Yasmin, Yekki. 2011. Isolasi Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. vol.3, no.2 :20-25
Gershuny, Grace. 2016. Organic Revolutionary. Atlanta: Joes Brook Press
Sabdaningsih, A., Anto B., dan Endang K. 2013. Isolasi Karakterisasi Morfologi Koloni
Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodopyta) Dari Perairan Kutuh Bali. Jurnal Biologi.
2(2): 11-17
Daftar Pustaka Tambahan
Amiratul, U. 2017. Kandungan Bakteri Pada Olahan Tempe. Jurnal Morfologi. Vol 4 No. 1
: 43-50
Aryanti, Dwi. 2010. Pengaruh Kadar Molase dan NH4NO3 Terhadap Aktivitas Penisilin dari
Kultur Sekali Unduh (Penicillium chrysogenum). Fakultas Teknobiologi. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta
Hermana, Irma. Kusma, Arifah. Yeni, Yusma. 2018. Isolasi dan Identifikasi Kapang dari Ikan
Pindang. Jurnal Pascapanen Bioteknologi Perikanan dan Kelautan. Jakarta: Balai Besar
Riset Pengolahan Produk
Jawetz, E. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Kanan, Maria. 2019. Isolasi dan Identifikasi Biokimiawi Bakteri Patogen Pada Saluran
Pencernaan Lalat Hijau (Chryzomya megachepala). Jurnal Kesmas Untika Luwuk. Vol.
10 No. 1 : 1649 – 1653
Mutiawati, Vivi Keumala. 2016. Pemeriksaan Mikrobiologi pada Candida albicans. Banda
Aceh: UNSYIAH
Rigam Priska dkk. 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Aerob yang dapat Menyebabkan
Infeksi Nosokomial di Ruangan Instalasi Gizi BLU RSUP Manado. Jurnal ebiomedik.
3(1) : 227 -237
2 Lactobacillus casei
3 Penicillum
chrysogenum
4 Candida albicans
NO Gambar Nama Keterangan
1. Mixed Culture Terkontaminasi