BIOLOGI
Pas foto 3 x 4
3. Parameter apa saja yang dapat mempengaruhi viabilitas/kemampuan hidup dari organisme
yang terdapat pada sampel perairan? Jelaskan!
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan viabilitas atau
kemampuan hidup dari sebuah organisme yang terdapat pada sampel perairan terdiri dari
tiga parameter, yakni parameter fisika, parameter kimia, dan parameter biologi. Parameter
fisika dapat diartikan sebagai sebuah parameter yang dapat diamati akibat perubahan fisika,
yakni suhu di perairan, kuat arus perairan, kedalaman air, kecerahan, kualitas air, salinitas,
serta TSS. Parameter kimia merupakan berbagai kandungan yang ada dalam sebuah perairan
yang mampu menjadi sebuah faktor yang mempengaruhi kemampuan hidup organisme.
Parameter kimia terdiri dari pH dalam sebuah perairan, kadar oksigen yang terlarut, CO 2,
dan PO4. Sedangkan, parameter biologi adalah sebuah parameter yang berhubungan dengan
keberadaan populasi mikroorganisme akuatik di dalam air yang berpengaruh terhadap
kualitas air. Parameter biologi didasarkan pada ada tidaknya koloni bakteri Fecal coliform
(Kasry dan El Fajri, 2012)..
4. Berdasarkan cara pengumpulannya, sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel individu
(discrete) dan campuran (composite). Jelaskan mengenai perbedaan kedua jenis sampel
tersebut!
Sampel individu atau discrete merupakan sampel yang diambil secara langsung
dari oksai perairan dan hanya menggambarkan karakteristik dari ekosistem perairan pada
saat pengmabilan sampel. Sedangkan sampel campuran atau composite merupakan sampel
campuran dari beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel campuran dapat dengan
mengambil air dalam waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan
sampel secara otomatis dilakukan apabila ingin mengetahui gambaran tentang karakteristik
kualitas air secara terus menerus (Purba, 2017).
DIAGRAM ALIR
A. Pengujian Parameter Fisik
Sampel
Diamati
Hasil
Hasil
2. DO
Sampel
Dikalibrasi DO meter
Hasil
Sampel
Digambar
Hasil
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 7. Pengamatan Keanekaragaman Hayati Pada Ekosistem Perairan
A. Data sampel cair
Indikator
+++= sangat keruh (untuk kekeruhan), sangat bau (untuk indikator bau)
++= keruh atau bau
+ = sedikit keruh atau sedikit bau
- = tidak bau atau tidak keruh
No sampel pH DO
1 8,17 1,33
2 8,25 2,91
3 7,89 2,57
4 8,32 0,74
Sampel 1 Sampel 2
1. Jelaskan mengenai perbedaan karakteristik fisik dari setiap sampel limbah cair yang diamati!
Hubungkan antara parameter fisik tersebut dengan asal sampel cair!
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan memakai sampel air
sungai, kolam, danau, dan selokan tersebut dapat diamati karakteristik fisiknya dengan
memperhatikan parameter yang ada. Paramater yang digunakan meliputi, warna, bau,
suhu, dan kekeruhan dari sampel yang digunakan tersebut. Pada sampel pertama, yakni
air sungai diketahui bahwa sampel tersebut berwarna kecoklatan, berbau, memiliki suhu
28oC, dan berkeruh. Pada sampel kedua, yakni air kolam diketahui bahwa sampel tersebut
berwarna putih bening, tidak berbau, memiliki suhu 27oC, dan tidak keruh. Pada sampel
ketiga, yakni air danau diketahui bahwa sampel tersebut memiliki warna kehijauan,
memiliki sedikit bau, bersuhu 28oC, dan berkeruh. Sedangkan pada sampel keempat, yakni
air selokan diketahui bahwa sampel tersebut memiliki warna bening ke abu-abuan,
memilki bau yang sangat menyengat, bersuhu 27oC, dan berkeruh. Hal ini disebabkan
adanya berbagai macam bahan kimia yang sengaja maupun tidak sengaja tercampur ke
dalam sampel tersebut dan ada beberapa mikroorganisme yang juga berperan dalam
mempengaruhi karakteristik dari sampel. Air yang berbau mengindikasikan adanya
dekomposisi bahan-bahan organik oleh mikroorganisme. Pada temperature normal, air
memiliki suhu 27oC. Kekeruhan pada sebuah sampel air disebabkan adanya partikel-
partikel yang terkoloid dan tersuspensi (Hamuna dkk., 2018).
2. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter fisik dan kimia!
Analisis berdasarkan parameter fisik dilakukan dengan mengamati warna, bau,
suhu, dan kekeruhan pada sebuah sampel air yang akan digunakan. Adanya warna yang
berbeda antara sampel satu dengan sampel yang lain menandakan adanya tingkat
pencemaran yang berbeda pula, hal ini disebabkan adanya peran mikrorganisme yang ada
di dalamnya. Semakin menyengatnya bau pada sebuah sampel menandakan bahwa
pencemran semakin tinggi, bau tersebut disebabkan adanya dekomposisi zat-zat organic
di dalamnya. Kemudian, pada sampel yang memiliki suhu yang sangat tinggi
mengindikasikan bahwa sampel tersebut sudah sangat tercemr, suhu normal sampel air
adalah sekitar 27oC. Pada sampel juga diketahui bahwa kekeruhan antar sampel berbeda-
beda. kekeruhan tersebut akan berdampak pada sulitnya cahaya matahari masuk ke dalam
sampel tersebut. Sedangkan pada parameter kimia, dilakukan dengan menghitung kadar
pH dan Dissolve Oxide (DO) pada sampel yang digunakan. pH normal pada air murni
yakni sebesar 7,0 dan kualitas air yang baik harus memiliki kadar DO lebih dari 5,0.
Pada sampel pertama, yakni air sungai diketahui bahwa sampel tersebut
berwarna kecoklatan, berbau, memiliki suhu 28 oC, berkeruh, pH sebesar 8,17, dan kadar
DO sebesar 1,33. Pada sampel kedua, yakni air kolam diketahui bahwa sampel tersebut
berwarna putih bening, tidak berbau, memiliki suhu 27oC, tidak keruh, memiliki pH
sebesar 8,25, dan kadar DO sebesar 2, 91. Pada sampel ketiga, yakni air danau diketahui
3. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter biologi!
Parameter biologi didasarkan pada banyaknya jumlah mikroorganisme yang
mampu menentukan tingkat kualitas air, seperti koliform, plankton, dan ganggang yang
ada hidup di dalam sebuah sampel air yang akan digunakan. Pada air sungai yang
digunakan sebagai sampel pertama, dijumpai ganggang merah dalam jumlah sedikit yang
hidup di dalamnya. Pada air kolam yang digunakan sebagai sampel kedua, diketahui
banyak sekali koliform yang berwarna hijau di dalamnya. Pada air danau yang digunakan
sebagai sampel ketiga, dijumpai ganggang berwarna hijau dalam jumlah sedikit.
Sedangkan pada air selokan yang digunakan sebagai sampel keempat, dijumpai ganggang
dan cacing berjumlah sedikit. Koliform merupakan mikroorganisme yang yang digunakan
sebagai indikator adanya polusi atau kotoran dan kondisi sanitasi yang kurang baik.
Plankton merupakan sebuah mikroorganisme yang menandakan bahwa pada sampel air
yang digunakan memiliki kualitas air yang baik. Sedangkan ganggang juga digunakan
sebagai sebuah indicator yang digunakan sebagai indikator untuk menentukan kualitas air
pada sebuah sampel (Nandini et al., 2019).
4. Organisme apa saja yang mungkin terdapat pada setiap sampel cair? Jelaskan alasan anda!
Berdasarkan parameter biologi, kualitas air pada sebuah sampel ditentukan oleh
adanya mikroorganisme di dalamnya. Jasad-jasad hidup yang mungkin ditemukan di
dalam setiap sampel air antara lain golongan bakteri, ganggang, cacing, serta plankton.
Dalam parameter ini, bakteri yang mampu digunakan sebagai penentu kulaitas air adalah
Coliform dan Escherichia coli. Adanya Coliform dan Escherichia coli menandakan
bahwa sampel tersebut telah tercemar oleh limbah (feses) manusia, sebab kedua bakteri
tersebut sering dijumpai pada usus besar atau system pencernaan manusia. Sedangakan
ganggang dan plankton merupakan mikroorganisme yang mampu mengindikasikan
sebuah sampel air, yang mana sampel air tesebut memiliki kualitas yang baik. Hal ini
Praktikum Biologi 2020-2021
Nama Jose Armando
NIM 205100901111015
Jurusan Keteknikan Pertanian
Kelas O
Kelompok O3
dikarenakan plankton dan ganggang mampu menghasilkan sebuah oksigen yang berguna
meningkatkna kualitas air. Sedangakn cacing merupakan organisme yang bersifat parasit
di dalam air, sebab mampu menjadi sumber penyakit bagi manusia serta mampu menjadi
parasite bagi organisme lain yang tinggal di dalamnya (Skórczewski et al., 2013).
5. Bagaimana hubungan antara pH dan jarak pengambilan sampel limbah cair yang diamati?
Mengapa demikian?
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunya pH
sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Apabila
pH berada di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas normal berarti bersifat basa. Jarak pengambilan sampel memiliki
hubungan yang krusial dengan kadar pH sampel limbah cair yang diambil. Pengambilan
sampel air yang terlalu dekat dengan sumber limbah dan tidak sesuai aturan,
mengakibatkan pH yang dihasilkan cenderung akan rendah. Sebaliknya, apabila
pengambilan sampel air jauh dari sumber limbah, maka pH dan kualitas air tersebut
cenderung akan lebih baik. Salah satu contohnya adalah saat pengambilan sampel air
sungai. Apabila kita mengambil sampel air sungai kemudian kembali lagi untuk
mengambil sampel air sungai yang sama, tetapi dengan tempat yang berbeda sejauh 250
meter, maka pH dari sampel yang diambil tersebut akan cenderung sama. Hal ini
dikarenakan tempat pengambilan sampel air sungai tersebut tidak berdekatan dengan
pusat industry. Perlu diingat bahwa air limbah dan buangan industri cenderung akan
mengubah pH pada sebuah perairan, yang mana hal tersebut akan berdampak buruk pada
ekosistem perairan, yakni terganggunya organisme di dalamnya (Nadhiroh, 2014).
6. Bagaimana hubungan antara bentuk dan morfologi organisme yang ditemukan pada sampel
air limbah dengan parameter fisik dan kimia sampel? Mengapa demikian?
Parameter fisik dan kimia pada masing-masing sampel air memiliki pengaruh
yang besar terhadap bentuk dan morfologi organisme yang hidup di dalamnya. Hal ini
disebabkan adanya proses adaptasi atau penyesuaian tubuh organisme yang hidup di
dalamnya dengan kondisi lingkungan perairan yang ada, agar organisme tersebut tetap
dapat melanjutkan keberlangsungan dari spesiesnya. Pada parameter kimia, beberapa
mikroorganisme yang tinggal di dalam sebuah perairan akan melakukan metabolisme
sesuai dengan nitrien yang ada di lingkungannya. Hasil dari metabolisme tersebut akan
mempengaruhi kondisi fisik perairan seerti hasil ekskresi organisme akan mempengaruhi
warna dan bau pada ekosistem perairan. Selain itu, aktivitas organisme dalam ekosistem
perairan akan mempengaruhi suhu lingkungan perairan tersebut (Kasry dan Fajri 2012).
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya organisme pada setiap sampel cair
hasil pengamatan anda!
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa faktor yang mampu mempengaruhi adanya variasi antara organisme pada sampel
satu dengan sampel yang lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi atau tempat
hidup sebuah organisme perairan, yang meliputi perbedaan temperatur di dalam perairan,
warna suatu perairan, kekeruhan perairan, bau yang terdapat pada sebuah perairan, kadar
pH dalam sebuah perairan, kadar DO, serta banyaknya sedikitnya organisme yang mampu
mempengaruhi kulitas air itu sendiri. Faktor lain yang mampu menciptakan adanya
perbedaan atau variasi dari organisme yang tinggal di dalamnya adalah adanya
kesengajaan atau ketidaksengajaan manusia yang membuang bahan kimia ke dalam
sebuah perairan tanpa diadakannya pengolah terhadap bahan kimia tersebut, sehingga
tidak mampu memenuhi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah (Abida, 2010).