Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

BIOLOGI

NAMA : Naufal Hanif Nur Muhana


NIM : 205100900111012
JURUSAN : Keteknikan Pertanian
KELAS :M
KELOMPOK : M-2
ASISTEN : Muhammad Nur Nashiruddin

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2

7 PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA


EKOSISTEM PERAIRAN
PRE-LAB
1. Mengapa keanekaragaman hayati dalam biosfer perlu dipelajari?
Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan perubahan bentuk, penampilan,
kuantitas dan sifat yang terdapat pada makhluk hidup. Keanekaragaman hayati ditandai
dengan adanya makhluk hidup yang beranekaragam. Setiap makhluk memiliki ciri dan
ruang hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, dapat dibedakan berbagai jenis
makhluk. Klasifikasi dapat didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, tempat hidup,
perilaku, cara reproduksi, dan jenis makanannya (Gaston & Spicer, 2013).
Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik atau
faktor biologis. Perbedaan udara, cuaca, tanah, kadar air dan intensitas sinar matahari
dapat menyebabkan perbedaan pada tumbuhan dan hewan. Ini mengarah pada
keanekaragaman hayati. Pola sebaran tumbuhan dan hewan umumnya dikendalikan
oleh faktor abiotik, seperti tersebut di atas. Perubahan faktor abiotik dapat mengarah
pada perkembangan dan spesialisasi organisme (Grafton, 2012).
Keanekaragaman hayati adalah kumpulan semua penghuni di biosfer, yang meliputi
semua wilayah udara, air dan darat. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati
adalah untuk mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia.
Memahami interdependensi makhluk hidup, memahami karakteristik masing-masing
jenis. Memahami hubungan makhluk hidup dan memahami manfaat keanekaragaman
dalam mendukung kelangsungan hidup manusia (Wendraningrum dkk., 2014).

2. Jelaskan tujuan pengambilan sampel pada beberapa jenis lokasi perairan!


Pengambilan sampel atau sampling bertujuan untuk mengumpulkan beberapa bahan
dan material dalam volume yang cukup kecil, yang dapat merepresentasikan bahan dan
material tersebut untuk diperiksa secara akurat dan teliti, sehingga dapat dengan mudah
dibaca dan diperiksa di laboratorium. Tujuan pengambilan sampel pada beberapa jenis
lokasi perairan adalah untuk mengetahui efisiensi proses produksi, mengetahui efisiensi
PAL, dan pengendalian pencemaran air (Putra dkk., 2015).
Pengambilan sampel dari beberapa jenis lokasi perairan bertujuan untuk
mengumpulkan sampel dari lokasi yang berbeda untuk kemudian dianalisis. Setelah
menganalisis berbagai sampel, parameter yang terkandung di dalamnya akan diperoleh.
Parameter ini akan menentukan kualitas air dan juga akan mempengaruhi kelangsungan
hidup organisme di dalam air. Parameter yang ditentukan terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu parameter fisik, kimia dan biologi (Ningsih dkk., 2020).

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
3. Parameter apa saja yang dapat mempengaruhi viabilitas / kemampuan hidup dari
organisme yang terdapat pada sampel perairan? Jelaskan!
Parameter yang dapat mempengaruhi viabilitas / kemampuan organisme dalam suatu
sampel air dibagi menjadi tiga parameter yaitu parameter fisik, parameter kimiawi dan
parameter biologi. Parameter fisik adalah parameter yang berupa kondisi fisik dan dapat
dilihat menggunakan indra secara langsung, contohnya adalah suhu, warna, bau, dan
kekeruhan. Parameter kimia adalah parameter yang mengetahui kandungan zat kimia
yang terdapat didalamnya, contohnya adalah derajat keasaman (pH), oksigen terlarut
(DO), dan Biological Oxygen Demand (BOD). Parameter biologi adalah parameter
yang digunakan untuk melihat mikroorganisme apa saja yang terdapat didalamnya
(Rahmanian et al., 2015).

4. Berdasarkan cara pengumpulannya, sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel
individu (discrete) dan campuran (composite). Jelaskan mengenai perbedaan kedua jenis
sampel tersebut!
Sampel individu adalah sampel yang teknik pengumpulannya dikumpulkan dari satu
lokasi pada satu waktu. Oleh karena itu, data pengukuran hanya merepresentasikan
kualitas air pada saat pengambilan dan ekstraksi, sehingga pengambilan sampel air
hanya dilakukan secara instan pada badan air dengan kualitas yang relatif stabil.
Misalnya, air sumur dalam. Pengambilan sampel seketika juga digunakan untuk
penelitian pendahuluan, yaitu untuk menentukan kualitas badan air secara keseluruhan
(Rianti, 2017).
Sampel komposit adalah sampel yang tekniknya diperoleh dari satu lokasi, tetapi
memiliki beberapa periode pengambilan sampel dalam rentang waktu tertentu.
Kemudian sampel air tersebut digabungkan dan dicampur menjadi satu sampel. Oleh
karena itu, data pengukuran dari sampel air komposit adalah data kualitas air rata-rata
dalam selang waktu tertentu. Pengambilan sampel air komposit dapat dilakukan pada
badan air yang kualitas airnya berubah seiring dengan perubahan lokasi (Cornman et
al., 2018).

Tanggal Nilai Paraf


Asisten

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
DIAGRAM ALIR
A. Pengujian Parameter Fisik
Sampel

Dimasukkan ke dalam gelas beaker

Diamati

Warna Bau Suhu Kekeruhan

Dicatat hasil pengamatan

Hasil

B. Pengujian Parameter Kimia


1. pH
Sampel

Dituang ke dalam gelas beaker

Disiapkan rangkaian pH meter

Dikalibrasi pH meter dengan larutan Buffer

Dimasukkan probe dalam sampel

Dicatat hasil pada display pH meter

Hasil

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
2. DO

Sampel

Dituang ke dalam gelas beaker

Disiapkan rangkaian DO meter

Dikalibrasi DO meter

Dimasukkan probe dalam sampel

Dicatat hasil pada display DO meter

Hasil

C. Pengujian Parameter Biologi

Sampel

Diteteskan di gelas objek sebanyak 1 tetes

Ditutup dengan gelas penutup

Diamati dibawah mikroskop perbesaran 400x

Digambar

Hasil

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
LAPORAN PRAKTIKUM
Praktikum 7. Pengamatan Keanekaragaman Hayati Pada Ekosistem Perairan

A. Data sampel cair


No Sampel Asal Sampel
1 Air Sungai
2 Air Kolam
3 Air Danau
4 Air Selokan

B. Parameter fisik sampel cair


No sampel Warna Bau Suhu Kekeruhan
1 Kecoklatan ++ 28 °C ++
2 Putih bening - 27 °C -
3 Kehijauan + 28 °C ++
4 Bening ke abu- +++ 27 °C ++
abuan

Indikator
+++ = sangat keruh (untuk kekeruhan), sangat bau (untuk indikator bau)
++ = keruh atau bau
+ = sedikit keruh atau sedikit bau
- = tidak bau atau tidak keruh

C. Parameter kimia sampel cair


No sampel pH DO
1 8,17 1,33
2 8,25 2,91
3 7,89 2,57
4 8,32 0,74
1 8,17 1,33

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2

D. Parameter biologi sampel cair


Gambarkan jumlah dan bentuk morfologi dari sampel limbah cair yang diamati!

Sampel 1 Sampel 2

Sampel 3 Sampel 4

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
Pertanyaan:
1. Jelaskan mengenai perbedaan karakteristik fisik dari setiap sampel limbah cair yang diamati!
Hubungkan antara parameter fisik tersebut dengan asal sampel cair!
Praktikum Keanekaragaman Hayati pada Ekosistem Perairan menggunakan
beberapa sampel untuk diamati, yaitu, air sungai, air kolam, air danau, dan air selokan.
Dari sampel sampel yang diamati tersebut memiliki karakteristik yang berbeda beda.
Secara fisik, parameter yang diamati ialah warna, bau, suhu, dan kekeruhan. Pada
sampel 1 atau sampel dari air sungai, didapatkan data yaitu memiliki warna kecoklatan,
terdapat bau, dengan suhu 28 oC, dan nampak keruh. Kemudian pada sampel 2 atau
sampel dari air kolam, didapatkan data yaitu memiliki warna putih bening, tidak berbau,
dengan suhu 27oC, dan tidak keruh. Pada sampel 3 atau sampel dari air danau,
didapatkan data yaitu memiliki warna kehijauan, sedikit bau, dengan suhu 28oC, dan
nampak keruh. Kemudian pada sampel 4 atau sampel dari air selokan, didapatkan data
yaitu memiliki warna bening keabu-abuan, sangat berbau, dengan suhu 27oC, dan
nampak keruh.
Karakteristik pada sampel air sungai ialah memiliki warna kecoklatan, terdapat bau,
dengan suhu 28oC, dan nampak keruh. Sampel air sungai memiliki warna kecoklatan
dikarenakan reaksi dan interaksi yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam air sungai.
Sampel air sungai memiliki bau dikarenakan sungai menyimpan beberapa
mikroorganisme dan mikroorganisme tersebut bermetabolisme sehingga menghasilkan
bau tertentu. Suhu sampel sungai 28oC dikarenakan adanya proses pembusukan dan
terjadi pencemaran pada sungai tempat sampel diambil. Kemudian sampel air sungai
nampak keruh dikarenakan air sungai mengalir sehingga partikel partikel di dalamnya
terkoloid dan tersuspensi.
Karakteristik pada sampel air kolam ialah memiliki warna putih bening, tidak
terdapat bau, dengan suhu 27oC, dan nampak jernih. Sampel air kolam memiliki warna
putih bening dikarenakan tidak adanya reaksi dan interaksi yang dilakukan oleh
mikroorganisme dalam air kolam. Sampel air kolam tidak memiliki bau dikarenakan
kolam tidak menyimpan mikroorganisme. Suhu sampel kolam 27oC dikarenakan adanya
sedikit proses pembusukan pada kolam tempat sampel diambil. Kemudian sampel air
kolam nampak jernih dikarenakan air kolam tidak mengalir dan cenderung tidak
menyimpan partikel partikel sehingga tidak nampak partikel yang terkoloid dan
tersuspensi.
Karakteristik pada sampel air danau ialah memiliki warna kehijauan, terdapat sedikit
bau, dengan suhu 28oC, dan nampak keruh. Sampel air danau memiliki warna kehijauan
dikarenakan reaksi dan interaksi yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam air danau.
Sampel air danau memiliki sedikit bau dikarenakan danau menyimpan beberapa
mikroorganisme dan mikroorganisme tersebut bermetabolisme sehingga menghasilkan
bau tertentu. Suhu sampel danau 28oC dikarenakan adanya proses pembusukan dan
terjadi pencemaran pada danau tempat sampel diambil. Kemudian sampel air danau
nampak keruh dikarenakan danau menyimpan banyak partikel partikel dan di dalamnya
terkoloid dan tersuspensi.
Praktikum Biologi 2020-2021
Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
Karakteristik pada sampel air selokan ialah memiliki warna bening keabu-abuan,
sangat bau, dengan suhu 27oC, dan nampak keruh. Sampel air selokan memiliki warna
bening keabu-abuan dikarenakan reaksi dan interaksi yang dilakukan oleh
mikroorganisme dalam air selokan. Sampel air selokan memiliki bau menyengat
dikarenakan selokan menyimpan banyak mikroorganisme dan mikroorganisme tersebut
bermetabolisme sehingga menghasilkan bau tertentu. Suhu sampel selokan 27oC
dikarenakan adanya proses pembusukan dan terjadi pencemaran pada selokan tempat
sampel diambil. Kemudian sampel air selokan nampak keruh dikarenakan air kolam
mengalir sehingga partikel partikel di dalamnya terkoloid dan tersuspensi.
Perbedaan yang ada pada sampel sampel tersebut disebabkan oleh komponen dan
mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Reaksi dan interaksi yang dilakukan
mikroorganisme dalam sampel menyebabkan perbedaan warna pada sampel. Kemudian
perbedaan bau yang ada pada sampel disebabkan oleh adanya perbedaan metabolisme
mikroorgansime dalam sampel. Perbedaan suhu pada sampel disebabkan oleh adanya
proses pembusukan, yang mana semakin tinggi suhu sampel maka dapat disimpulkan
bahwa lebih tinggi tingkat pencemaran pada sampel. Sedangkan kekeruhan disebabkan
oleh adanya partikel partikel yang terkoloid dan tersuspensi pada sampel (Mahyudin,
2015).

2. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter fisik dan kimia!
Parameter yang digunakan dalam pengamatan keanekaragaman hayati pada perairan
terdiri dari parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisik merupakan parameter
yang berupa kondisi fisik yang dapat dilihat secara langsung oleh indera, seperti suhu,
warna, bau dan kekeruhan. Parameter kimia merupakan parameter yang menentukan
kandungan kimia didalamnya, seperti keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan
kebutuhan oksigen biologis (BOD). Air yang dikategorikan dalam kondisi bersih dan
sehat harus tampak jernih atau bening, bebas endapan, tidak berasa, tidak berbau, dan
suhunya lebih rendah dari suhu luar atau suhu ruangan (antara 10 hingga 25 derajat
Celcius). Selain itu juga harus berada pada pH optimal yakni antara 6,5 – 7,5 dan dengan
nilai optimum oksigen terlarut 8 mg/L (Sulistyorini dkk., 2017).
Karakteristik sampel air sungai berwarna coklat, berbau, bersuhu 28oC, dan terlihat
keruh. Akibat reaksi dan interaksi mikroorganisme pada air sungai, sampel pada air
sungai berwarna coklat. Sampel air sungai memiliki bau karena sungai menyimpan
beberapa mikroorganisme yang dimetabolisme untuk menghasilkan bau tertentu. Akibat
proses redaman dan pencemaran sungai selama proses pengambilan sampel, suhu
sampel sungai adalah 28oC. Kemudian sampel air sungai terlihat keruh karena air sungai
mengalir sehingga partikel-partikel yang ada di dalamnya bersifat koloid dan
tersuspensi. Sampel air sungai memiliki pH 8,17 dan oksigen terlarut sebesar 1,33.
Bahan buangan pada sampel memiliki sifat basa, sehingga pH sampel air sungai lebih

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
tinggi dari pH optimal air. Sedangkan jumlah oksigen terlarut pada sampel air sungai
masuk dalam kategori kualitas air yang buruk dan tercemar.
Karakteristik sampel air kolam adalah berwarna putih bening, tidak berbau, bersuhu
o
27 C dan tampak bening. Sampel air kolam renang memiliki warna putih jernih karena
tidak terjadi reaksi dan interaksi mikroorganisme pada air kolam renang. Sampel air
kolam tidak berbau karena kolam tidak menyimpan mikroorganisme. Temperatur
sampel adalah 27oC yang disebabkan adanya sedikit proses pembusukan di kolam
tempat pengambilan sampel. Kemudian sampel air kolam terlihat sangat jernih, karena
air kolam tidak mengalir dan tidak menyimpan partikel, sehingga tidak terdapat koloid
dan partikel tersuspensi. Sampel air kolam memiliki pH 8,25 dan oksigen terlarut
sebesar 2,91. Bahan buangan pada sampel juga memiliki sifat basa, sehingga pH sampel
air sungai lebih tinggi dari pH optimal air. Sedangkan jumlah oksigen terlarut pada
sampel air kolam masuk dalam kategori kualitas air yang buruk dan tercemar.
Karakteristik sampel air danau adalah berwarna hijau, sedikit bau, bersuhu 28oC, dan
terlihat keruh. Akibat reaksi dan interaksi mikroorganisme di dalam air danau, sampel
di dalam air danau berwarna hijau. Sampel air danau memiliki sedikit bau, karena
terdapat beberapa mikroorganisme yang tersimpan di dalam danau, dan mikroorganisme
tersebut dimetabolisme untuk menghasilkan bau tertentu. Akibat proses pembusukan
dan pencemaran danau tempat pengambilan sampel, suhu sampel danau adalah 28oC.
Kemudian sampel air danau terlihat keruh, karena terdapat banyak partikel di dalam
danau, dan bersifat koloid serta tersuspensi di dalamnya. Sampel air danau memiliki pH
7,89 dan oksigen terlarut sebesar 2,57. Bahan buangan pada sampel juga memiliki sifat
basa, sehingga pH sampel air sungai sedikit lebih tinggi dari pH optimal air. Sedangkan
jumlah oksigen terlarut pada sampel air danau masuk dalam kategori kualitas air yang
buruk dan tercemar.
Karakteristik dari sampel air selokan berwarna abu-abu transparan, sangat berbau,
bersuhu 27oC, dan terlihat keruh. Sampel saluran pembuangan memiliki warna abu-abu
yang berbeda karena reaksi dan interaksi mikroorganisme di selokan. Sampel air
selokan memiliki bau yang menyengat, karena banyak mikroorganisme disimpan di
selokan, dan mikroorganisme tersebut dimetabolisme untuk menghasilkan bau tertentu.
Akibat proses pembusukan, suhu sampel saluran pembuangan adalah 27 oC, dan
kontaminasi terjadi di selokan tempat sampel dikumpulkan. Kemudian sampel air
selokan terlihat keruh karena air selokan mengalir sehingga menyebabkan partikel-
partikel yang ada di dalamnya menjadi terkoloid dan tersuspensi. Sampel air selokan
memiliki pH 8,32 dan oksigen terlarut sebesar 0,74. Bahan buangan pada sampel juga
memiliki sifat basa, sehingga pH sampel air sungai lebih tinggi dari pH optimal air.
Sedangkan jumlah oksigen terlarut pada sampel air selokan masuk dalam kategori
kualitas air yang buruk dan tercemar.

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
3. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter biologi!
Dengan dibantu mikroskop cahaya, dapat dilakukan pengamatan mikroorganisme
pada sampel sebagai parameter biologi. Seperti fitoplankton dan lainnya. Keberadaan
fitoplankton dan mikroorganisme lainnya di wilayah perairan dapat memberikan
informasi tentang kondisi perairan tersebut. Fitoplankton merupakan parameter biologi
yang dapat digunakan sebagai indeks untuk menilai kualitas dan tingkat kesuburan suatu
perairan, dan untuk mengetahui jenis fitoplankton yang dominan. Adanya jenis
fitoplankton yang dapat hidup karena zat-zat tertentu yang sedang blooming, sehingga
dapat menunjukkan kondisi aktual perairan (Hutabarat, 2014).
Dari pengamatan empat sampel yang dikumpulkan dari tempat berbeda dan
mengandung organisme air yang berbeda. Pada sampel pertama, di perairan sungai
terdapat organisme akuatik berupa fitoplankton berwarna ungu tua berbentuk lonjong
bergelombang. Kemudian pada sampel kedua yaitu air kolam terdapat biota perairan
yaitu alga hijau yang terkandung dalam fitoplankton berwarna kuning yang berbentuk
bulat. Selain itu, pada sampel ketiga yaitu air danau terdapat dua organisme akuatik,
yaitu alga kuning kehijauan, yang berbentuk oval melengkung dan fitoplankton kuning
menetap. Pada sampel terakhir yaitu pada selokan terdapat kelompok organisme akuatik
yaitu koliform merah yang berbentuk oval. Keberadaan plankton di dalam air dapat
memberikan informasi tentang kualitas air di dalam air.
Fitoplankton adalah organisme akuatik mikroskopis yang memiliki kemampuan
menghasilkan energinya sendiri dengan cara mengubah energi matahari dan nutrisi
menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Fitoplankton merupakan penghasil
utama dalam rantai makanan ekosistem muara. Peran fitoplankton menunjukkan
interaksi antara faktor biologis dan non-biologis dalam ekosistem. Muara sungai yang
kaya unsur hara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton.
Kehidupan fitoplankton terjadi ketika nutrisi digunakan sebagai sumber energi (Mulyadi
dkk., 2019).
Koliform merupakan kelompok mikroorganisme yang biasa digunakan sebagai
indikator, bakteri ini dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukan apakah suatu
sumber air telah terkontaminasi patogen. Menurut penelitian, etionin yang diproduksi
oleh bakteri coliform ini dapat menyebabkan kanker. Bakteri coliform dapat digunakan
sebagai indikator karena kepadatannya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.
Bakteri ini dapat mendeteksi patogen dalam air seperti virus, protozoa, dan parasit.
Perubahan kualitas air sangat erat kaitannya dengan potensi perairan, khususnya
kehidupan alga hijau di perairan tersebut (Adrianto, 2018).
Keberadaan alga hijau di dalam air dapat memberikan informasi mengenai kondisi
perairan, sehingga alga hijau sebagai parameter biologis dapat digunakan sebagai
indikator untuk mengevaluasi kualitas dan kesuburan air. Karena zat tertentu, beberapa
ganggang hijau dapat bertahan dan berkembang. Ini akan memberikan gambaran umum
tentang keadaan perairan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kekeruhan yang dihasilkan

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
disebabkan oleh aktivitas biologis mikroalga dan hewan air lainnya (vertebrata dan
invertebrata) yang hidup di danau (Awal dkk., 2014).

4. Organisme apa saja yang mungkin terdapat pada setiap sampel cair? Jelaskan alasan anda!
Organisme yang mungkin terdapat pada sampel sampel yang diamati antara lain:
1. Fitoplankton
Fitoplankton adalah organisme akuatik mikroskopis yang memiliki kemampuan
menghasilkan energinya sendiri dengan cara mengubah energi matahari dan nutrisi
menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Fitoplankton merupakan penghasil
utama dalam rantai makanan ekosistem muara. Peran fitoplankton menunjukkan
interaksi antara faktor biologis dan non-biologis dalam ekosistem. Muara sungai yang
kaya unsur hara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton.
Kehidupan fitoplankton terjadi ketika nutrisi digunakan sebagai sumber energi (Mulyadi
dkk., 2019).
2. Koliform
Koliform merupakan kelompok mikroorganisme yang biasa digunakan sebagai
indikator, bakteri ini dapat digunakan sebagai sinyal untuk mengetahui apakah suatu
sumber air telah terkontaminasi patogen. Menurut penelitian, etionin yang diproduksi
oleh bakteri coliform dapat menyebabkan kanker. Bakteri coliform dapat digunakan
sebagai indikator karena kepadatannya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.
Bakteri ini dapat mendeteksi patogen dalam air seperti virus, protozoa, dan parasit.
Perubahan kualitas air sangat erat kaitannya dengan potensi air, khususnya kehidupan
alga hijau di perairan tersebut (Adrianto, 2018).
3. Alga
Perubahan kualitas air sangat erat kaitannya dengan potensi perairan, khususnya
kehidupan alga hijau di perairan tersebut. Keberadaan alga hijau di dalam air dapat
memberikan informasi mengenai kondisi perairan, sehingga alga hijau sebagai
parameter biologis dapat digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi kualitas dan
kesuburan air. Karena zat tertentu, beberapa ganggang hijau dapat bertahan dan
berkembang. Ini akan memberikan gambaran umum tentang keadaan perairan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, kekeruhan yang dihasilkan disebabkan oleh aktivitas
biologis mikroalga dan hewan air lainnya (vertebrata dan invertebrata) yang hidup di
danau (Awal dkk., 2014).
4. Zooplankton
Zooplankton disebut plankton hewan (lebih besar dari fitoplankton). Zooplankton
berperan penting di perairan atau ekosistem laut karena plankton digunakan sebagai
makanan berbagai hewan air lainnya. Banyak jenis zooplankton yang hidup di perairan,
terdiri dari larva dan bentuk dewasa dengan berbagai bentuk yang dimiliki oleh hampir
semua filum hewan. Distribusi dan keanekaragaman zooplankton juga menjadi
indikator kualitas perairan. (Francis et al., 2011).

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
5. Bagaimana hubungan antara pH dan jarak pengambilan sampel limbah cair yang diamati?
Mengapa demikian?
Pada pecobaan keanekaragaman hayati ekosistem perairan sampel yang digunakan,
yaitu air sungai, air kolam, air danau, dan air selokan didapatkan nilai pH yang berbeda.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan tempat pengambilan sampel. Hubungan nilai pH
dengan masing-masing sampel yang diamati dilakukan untuk mengetahui seberapa
tercemarnya perairan tersebut dengan dilakukannya pengamatan parameter kimia,
memakai pH meter. Sampel air sungai memiliki pH 8,17 dan oksigen terlarut sebesar
1,33. Bahan buangan pada sampel memiliki sifat basa, sehingga pH sampel air sungai
lebih tinggi dari pH optimal air. Sampel air kolam memiliki pH 8,25 dan oksigen terlarut
sebesar 2,91. Bahan buangan pada sampel juga memiliki sifat basa, sehingga pH sampel
air sungai lebih tinggi dari pH optimal air. Sampel air kolam memiliki pH 8,25 dan
oksigen terlarut sebesar 2,91. Bahan buangan pada sampel juga memiliki sifat basa,
sehingga pH sampel air sungai lebih tinggi dari pH optimal air. Sampel air selokan
memiliki pH 8,32 dan oksigen terlarut sebesar 0,74. Bahan buangan pada sampel juga
memiliki sifat basa, sehingga pH sampel air sungai lebih tinggi dari pH optimal air
(Andrianto, 2018).

6. Bagaimana hubungan antara bentuk dan morfologi organisme yang ditemukan pada sampel
air limbah dengan parameter fisik dan kimia sampel? Mengapa demikian?
Bentuk dan morfologi organisme dalam perairan disebabkan oleh adaptasi terhadap
komponen non-hayati yang terdapat pada keempat ekosistem air sampel. Dalam
prakteknya, hasil yang diperoleh dari parameter kimia dan fisika adalah setiap
mikroorganisme dalam sampel memiliki bentuk yang berbeda. Hubungan antara bentuk
dan bentuk organisme yang terdapat pada sampel dengan parameter fisik dan kimiawi
setiap sampel dari berbagai daerah. Selain faktor lokasi yang berbeda, bentuk organisme
juga disebabkan oleh faktor fisik, kimia, dan biologi. Ini mengarah pada berbagai bentuk
struktur, bentuk, dan cara hidup. Berdasarkan data pada hasil aktual diperoleh
karakteristik sampel yaitu habitat di air tawar, suhu berkurang, dan kadar garam kurang
dari 1% (Steinberg et al., 2011).

7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya organisme pada setiap sampel cair
hasil pengamatan anda!
Keanekaragaman hayati yang terdapat di perairan dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu sinar matahari, komposisi kimiawi dan aliran air. Laju aliran air tidak hanya
mempengaruhi pergerakan organisme, tetapi juga mempengaruhi organisme seperti ikan
dan mikroorganisme yang ada di ekosistem. Kecepatan ini mempengaruhi pergerakan
dan migrasi organisme akuatik. Komponen kimiawi yang terdapat di ekosistem perairan
mempengaruhi kehidupan organisme di ekosistem perairan. Misalnya, pencemaran
kimiawi di badan air dapat menyebabkan pencemaran air. Sinar matahari mempengaruhi
keanekaragaman hayati di ekosistem perairan. Sinar matahari merupakan bagian
penting dari pengendalian ekosistem. Kehadiran sinar matahari akan mempengaruhi
Praktikum Biologi 2020-2021
Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
kandungan oksigen, kelembaban, uap air dan temperatur lingkungan sekitar ekosistem
perairan (Grosberg, 2012).
Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimia, dan karena
kecepatan reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi
oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan
mikroba. Perubahan suhu juga akan mengubah proses metabolisme dan morfologi sel
tertentu. Suhu dapat mempengaruhi mikroorganisme dengan dua cara: ketika suhu
meningkat, metabolisme dan kecepatan pertumbuhan meningkat; sebaliknya, ketika
suhu menurun, metabolisme dan kecepatan pertumbuhan melambat (Siburian dkk.,
2012).
Keasaman (pH) merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia. PH pertumbuhan optimal
untuk sebagian besar mikroorganisme adalah antara 6,5 dan 7,5. Namun, spesies tertentu
dapat tumbuh dalam kondisi asam atau basa. Untuk kebanyakan spesies, nilai pH
minimum dan maksimum adalah antara 4 dan 9. Keasaman (pH) optimal untuk
pertumbuhan mikroorganisme pengoksidasi amonia autotrofik adalah 7,5 hingga 8,5
(Andrianto, 2018).
Perubahan salinitas atau kadar garam akan mempengaruhi kadar air mikroorganisme
yang sedang tumbuh. Salinitas berkaitan erat dengan tekanan osmotik yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Ketika salinitas 0 ppt, bakteri
berkembang biak dan hampir memenuhi medium. Ketika salinitas 20-60 ppt, bakteri
akan tumbuh normal pada medium. Salinitas pertumbuhan bakteri berkurang 80 ppt,
atau hanya beberapa bakteri yang bertahan. Ketika salinitas 100 ppt, bakteri tidak bisa
tumbuh sama sekali (Arisandi, 2017).
Mikroorganisme tertentu memiliki persyaratan lain. Misalnya, organisme autotrofik
(fotosintetik) harus terpapar cahaya karena cahaya adalah sumber energinya.
Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh tekanan osmotik (gaya atau stres yang
terakumulasi ketika air berdifusi melalui membran) atau tekanan hidrostatik (stres zat
pemfluidisasi). Beberapa bakteri yang terdapat dalam air garam disebut halobacteria dan
hanya tumbuh bila konsentrasi garam dalam medium tinggi (Soegianto, 2019).

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
Kesimpulan
Keanekaragaman hayati adalah keseluruhan perubahan bentuk, penampilan,
kuantitas dan sifat makhluk hidup. Ciri keanekaragaman hayati adalah adanya berbagai
organisme. Setiap makhluk memiliki ciri dan ruang hidup yang berbeda. Melalui
pengamatan, kita dapat membedakan berbagai jenis makhluk. Klasifikasi dapat
didasarkan pada bentuk, ukuran, warna, tempat tinggal, perilaku, cara berkembang biak,
dan jenis makanan. Faktor non-biologis atau biologis dapat menyebabkan perbedaan
atau keanekaragaman hayati. Perbedaan udara, cuaca, tanah, kadar air dan intensitas
sinar matahari dapat menimbulkan perbedaan pada tumbuhan dan hewan. Ini mengarah
pada keanekaragaman hayati. Seperti yang telah disebutkan di atas, pola sebaran
tumbuhan dan satwa biasanya dikontrol oleh faktor abiotik. Perubahan faktor non-
biologis akan mengarah pada perkembangan dan spesialisasi biologis.
Parameter yang mempengaruhi viabilitas organisme dalam sampel air dibagi
menjadi tiga parameter yaitu parameter fisik, parameter kimia dan parameter biologi.
Parameter fisik merupakan parameter yang berupa kondisi fisik yang dapat dilihat
secara langsung oleh indera, seperti suhu, warna, bau dan kekeruhan. Parameter kimia
merupakan parameter yang menentukan kandungan kimia yang terkandung didalamnya,
seperti keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologis (BOD).
Parameter biologi merupakan parameter yang digunakan untuk melihat mikroorganisme
mana yang terkandung di dalamnya.
Praktik Keanekaragaman Hayati Ekosistem Perairan menggunakan beberapa sampel
untuk pengamatan, yaitu air sungai, air tambak, air danau, dan air limbah. Sampel yang
diamati memiliki karakteristik yang berbeda. Secara fisik parameter yang diamati adalah
warna, bau, suhu dan kekeruhan. Pada sampel 1 atau sampel di air sungai, data yang
diperoleh adalah kecokelatan, bau, temperatur 28oC, dan terlihat keruh. Kemudian pada
sampel 2 atau sampel pada air kolam renang diperoleh data bahwa temperaturnya adalah
27oC yaitu berwarna putih, tidak berbau, dan tidak keruh. Pada sampel 3 atau sampel air
danau didapatkan data berwarna hijau, agak berbau, suhunya 28 oC, dan terlihat keruh.
Kemudian pada sampel 4 atau sampel di limbah, data yang diperoleh adalah temperatur
27oC yang transparan dan berwarna abu-abu, sangat berbau, dan terlihat sangat keruh.
Dengan bantuan mikroskop optik, mikroorganisme dalam sampel dapat diamati
sebagai parameter biologis. Seperti fitoplankton dan lainnya. Keberadaan fitoplankton
dan mikroorganisme lain di perairan dapat memberikan informasi tentang kondisi
perairan tersebut. Fitoplankton merupakan parameter biologis yang dapat digunakan
sebagai indikator untuk menilai kualitas air dan tingkat kesuburan serta menentukan
jenis utama fitoplankton. Karena zat tertentu sedang blooming, fitoplankton dapat
bertahan, sehingga dapat menunjukkan kondisi air yang sebenarnya.
Melalui observasi, empat sampel dikumpulkan dari lokasi yang berbeda, yang
mengandung organisme air yang berbeda. Pada sampel pertama, di perairan sungai
terdapat organisme akuatik berupa fitoplankton berwarna ungu tua berbentuk lonjong
bergelombang. Kemudian pada sampel kedua yaitu air kolam terdapat organisme

Praktikum Biologi 2020-2021


Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
akuatik yaitu alga hijau yang terdapat pada fitoplankton berwarna kuning, berbentuk
bulat. Selain itu, pada sampel ketiga yaitu air danau terdapat dua organisme akuatik
yaitu alga hijau-kuning yang berbentuk lonjong melengkung dan fitoplankton berwarna
kuning persisten. Pada sampel terakhir yaitu pada parit drainase terdapat kelompok
organisme akuatik yaitu koliform berbentuk telur merah. Keberadaan plankton di dalam
air dapat memberikan informasi tentang kualitas air di dalam air.
Bentuk dan bentuk organisme akuatik disebabkan oleh adaptasi terhadap komponen
non hayati yang terdapat pada keempat sampel ekosistem air. Hasil yang didapat dari
parameter kimia dan fisika adalah setiap mikroorganisme dalam sampel memiliki
bentuk yang berbeda. Hubungan antara bentuk dan bentuk organisme yang ada dalam
sampel dan parameter fisik dan kimia setiap sampel dari setiap daerah. Selain faktor
lokasi yang berbeda, bentuk organisme juga disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan
biologi. Ini mengarah pada berbagai bentuk struktur, bentuk, dan gaya hidup.
Berdasarkan data hasil aktual diperoleh karakteristik sampel yaitu habitat di perairan
tawar, temperatur berkurang dan salinitas kurang dari 1%.
Keanekaragaman hayati pada air laut dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu sinar
matahari, komposisi kimiawi, dan aliran air. Laju aliran air tidak hanya mempengaruhi
pergerakan organisme, tetapi juga mempengaruhi organisme seperti ikan dan
mikroorganisme yang ada pada ekosistem. Kecepatan ini mempengaruhi pergerakan
dan migrasi organisme akuatik. Komponen kimiawi yang terdapat pada ekosistem
perairan mempengaruhi kehidupan organisme pada ekosistem perairan. Misalnya,
pencemaran kimiawi di badan air dapat menyebabkan pencemaran air. Sinar matahari
mempengaruhi keanekaragaman hayati di ekosistem perairan. Sinar matahari
merupakan bagian penting dari pengendalian ekosistem. Kehadiran sinar matahari
mempengaruhi kandungan oksigen, kelembaban, uap air dan suhu lingkungan di sekitar
ekosistem perairan.

Praktikum Biologi 2020-2021


Daftar Pustaka
Cornman, R. S., James E. M., Jennifer F., et al. 2018. An Experimental Comparison of
Composite and Grab Sampling of Stream Water Formetagenetic Analysis of
Environmental DNA. PeerJ. 6 (1): 1-28.
Gaston, K. J., & Spicer, J. I. 2013. Biodiversity: An Introduction. John Wiley & Sons.
Grafton, R. Q. 2012. Biodiversity. Edward Elgar Publishing Limited.
Ningsih, R. O., Muhammad Nur Z. L., dan Rosmini M. 2020. Indeks Kualitas Air Tanah
Disekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang Kota Makassar. Jurnal
Environmental Science, 2 (2): 157-161.
Putra, D. S., Irawan, H., & Zulfikar, A. 2015. Keanekaragaman Gastropoda Di
Perairan Litoral Pulau Pengujan Kabupaten Bintan. Repository UMRAH.
Rahmanian, N., Siti H., Mehran M., et al. 2015. Analysis of Physiochemical Parameters
to Evaluate the Drinking Water Quality in the State of Perak, Malaysia. Journal
of Chemistry. 2015(1): 1-10.
Rianti, L. 2017. Analisis Kualitas Air (Fe dan Mn) Tambang Batubara Menggunakan
Metode ASTM Di Laboratorium Limbah Politeknik Akamigas Palembang. Jurnal
Teknik Patra Akademika. 8 (1): 5-10.
Steinberg, M. K., Lemieux, E. J., & Drake, L. A. 2011. Determining the Viability of
Marine Protists Using A Combination of Vital, Fluorescent Stains. Marine
Biology, 158 (6): 1431-1437.
Wendraningrum, D., Martuti, N. K. T., & Marianti, A. 2014. Penerapan Pendekatan
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) Pada Materi Keanekaragaman
Hayati di SMA. Journal of Biology Education, 3 (1): 44-52.
Daftar Pustaka Tambahan
Adrianto, R. 2018. Pemantauan Jumlah Bakteri Coliform di Perairan Sungai Provinsi
Lampung. Jurnal Teknologi Agroindustri, 10 (1): 74-82.
Arisandi, A., Wardhani, M. K., Badami, K., & Sopiyanti, A. 2017. Pengaruh Perbedaan
Salinitas Terhadap Viabilitas Bakteri Pseudomonas spp. Rekayasa, 10 (1): 16-22.
Awal, J., Hammando T., dan Eka P. T. 2014. Identifikasi Alga (Algae) Sebagai
Bioindikator Tingkat Pencemaran Di Sungai Lamasi Kabupaten Luwu. Jurnal
Dinamika. 5 (2): 21-34.
Francis, T. B., Schindler, D. E., Holtgrieve, G. W., Larson, E. R., Scheuerell, M. D.,
Semmens, B. X., & Ward, E. J. 2011. Habitat Structure Determines Resource Use
by Zooplankton In Temperate Lakes. Ecology Letters, 14 (4): 364-372.
Grosberg, R. K., Vermeij, G. J., & Wainwright, P. C. 2012. Biodiversity In Water And
On Land. Current Biology, 22 (21): 900-903.
Hutabarat, dkk. 2014. Struktur Komunitas Plankton Pada Padang Lamun di Pantai
Pulau Panjang, Jepara. Diponegoro Jurnal of Maquares, 3 (2) : 82-91.
Mahyudin, M., Soemarno, S., & Prayogo, T. B. 2015. Analisis kualitas air dan strategi
pengendalian pencemaran air Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten
Malang. Indonesian Journal of Environment and Sustainable Development, 6 (2):
107-119.
Mulyadi, Tengku Z. U., Riris A., dkk. 2019. Karakteristik Sebaran Fitoplankton di
Perairan Muara Sungai Sugihan, Sumatera Selatan. Jurnal Kelautan Tropis. 22
(1): 19-26.
Siburian, E. T., Dewi, P., & Martuti, N. K. T. 2012. Pengaruh Suhu Dan Waktu
Penyimpanan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Dan Fungi Ikan Bandeng. Life
Science, 1 (2): 101-105.
Soegianto, A. 2019. Ekologi Perairan Tawar. Airlangga University Press.
Suharto, B. 2014. Analisa Kualitas Perairan Sungai Klinter Nganjuk Berdasarkan
Parameter Biologi (Plankton). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 1 (3):
36-42.
Sulistyorini, I. S., Edwin, M., & Arung, A. S. 2017. Analisis Kualitas Air pada Sumber
Mata Air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Jurnal
hutan tropis, 4 (1): 64-76.

Tanggal Nilai Paraf


Asisten

Anda mungkin juga menyukai