BIOLOGI
4. Berdasarkan cara pengumpulannya, sampel dibagi menjadi dua macam, yaitu sampel
individu (discrete) dan campuran (composite). Jelaskan mengenai perbedaan kedua jenis
sampel tersebut!
Sampel individu adalah sampel yang teknik pengumpulannya dikumpulkan dari satu
lokasi pada satu waktu. Oleh karena itu, data pengukuran hanya merepresentasikan
kualitas air pada saat pengambilan dan ekstraksi, sehingga pengambilan sampel air
hanya dilakukan secara instan pada badan air dengan kualitas yang relatif stabil.
Misalnya, air sumur dalam. Pengambilan sampel seketika juga digunakan untuk
penelitian pendahuluan, yaitu untuk menentukan kualitas badan air secara keseluruhan
(Rianti, 2017).
Sampel komposit adalah sampel yang tekniknya diperoleh dari satu lokasi, tetapi
memiliki beberapa periode pengambilan sampel dalam rentang waktu tertentu.
Kemudian sampel air tersebut digabungkan dan dicampur menjadi satu sampel. Oleh
karena itu, data pengukuran dari sampel air komposit adalah data kualitas air rata-rata
dalam selang waktu tertentu. Pengambilan sampel air komposit dapat dilakukan pada
badan air yang kualitas airnya berubah seiring dengan perubahan lokasi (Cornman et
al., 2018).
Diamati
Hasil
Hasil
Sampel
Dikalibrasi DO meter
Hasil
Sampel
Digambar
Hasil
Indikator
+++ = sangat keruh (untuk kekeruhan), sangat bau (untuk indikator bau)
++ = keruh atau bau
+ = sedikit keruh atau sedikit bau
- = tidak bau atau tidak keruh
Sampel 1 Sampel 2
Sampel 3 Sampel 4
2. Sampel air limbah diteliti berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi. Jelaskan mengenai
analisis air limbah yang berkaitan dengan parameter fisik dan kimia!
Parameter yang digunakan dalam pengamatan keanekaragaman hayati pada perairan
terdiri dari parameter fisika, kimia, dan biologi. Parameter fisik merupakan parameter
yang berupa kondisi fisik yang dapat dilihat secara langsung oleh indera, seperti suhu,
warna, bau dan kekeruhan. Parameter kimia merupakan parameter yang menentukan
kandungan kimia didalamnya, seperti keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan
kebutuhan oksigen biologis (BOD). Air yang dikategorikan dalam kondisi bersih dan
sehat harus tampak jernih atau bening, bebas endapan, tidak berasa, tidak berbau, dan
suhunya lebih rendah dari suhu luar atau suhu ruangan (antara 10 hingga 25 derajat
Celcius). Selain itu juga harus berada pada pH optimal yakni antara 6,5 – 7,5 dan dengan
nilai optimum oksigen terlarut 8 mg/L (Sulistyorini dkk., 2017).
Karakteristik sampel air sungai berwarna coklat, berbau, bersuhu 28oC, dan terlihat
keruh. Akibat reaksi dan interaksi mikroorganisme pada air sungai, sampel pada air
sungai berwarna coklat. Sampel air sungai memiliki bau karena sungai menyimpan
beberapa mikroorganisme yang dimetabolisme untuk menghasilkan bau tertentu. Akibat
proses redaman dan pencemaran sungai selama proses pengambilan sampel, suhu
sampel sungai adalah 28oC. Kemudian sampel air sungai terlihat keruh karena air sungai
mengalir sehingga partikel-partikel yang ada di dalamnya bersifat koloid dan
tersuspensi. Sampel air sungai memiliki pH 8,17 dan oksigen terlarut sebesar 1,33.
Bahan buangan pada sampel memiliki sifat basa, sehingga pH sampel air sungai lebih
4. Organisme apa saja yang mungkin terdapat pada setiap sampel cair? Jelaskan alasan anda!
Organisme yang mungkin terdapat pada sampel sampel yang diamati antara lain:
1. Fitoplankton
Fitoplankton adalah organisme akuatik mikroskopis yang memiliki kemampuan
menghasilkan energinya sendiri dengan cara mengubah energi matahari dan nutrisi
menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Fitoplankton merupakan penghasil
utama dalam rantai makanan ekosistem muara. Peran fitoplankton menunjukkan
interaksi antara faktor biologis dan non-biologis dalam ekosistem. Muara sungai yang
kaya unsur hara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton.
Kehidupan fitoplankton terjadi ketika nutrisi digunakan sebagai sumber energi (Mulyadi
dkk., 2019).
2. Koliform
Koliform merupakan kelompok mikroorganisme yang biasa digunakan sebagai
indikator, bakteri ini dapat digunakan sebagai sinyal untuk mengetahui apakah suatu
sumber air telah terkontaminasi patogen. Menurut penelitian, etionin yang diproduksi
oleh bakteri coliform dapat menyebabkan kanker. Bakteri coliform dapat digunakan
sebagai indikator karena kepadatannya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air.
Bakteri ini dapat mendeteksi patogen dalam air seperti virus, protozoa, dan parasit.
Perubahan kualitas air sangat erat kaitannya dengan potensi air, khususnya kehidupan
alga hijau di perairan tersebut (Adrianto, 2018).
3. Alga
Perubahan kualitas air sangat erat kaitannya dengan potensi perairan, khususnya
kehidupan alga hijau di perairan tersebut. Keberadaan alga hijau di dalam air dapat
memberikan informasi mengenai kondisi perairan, sehingga alga hijau sebagai
parameter biologis dapat digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi kualitas dan
kesuburan air. Karena zat tertentu, beberapa ganggang hijau dapat bertahan dan
berkembang. Ini akan memberikan gambaran umum tentang keadaan perairan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, kekeruhan yang dihasilkan disebabkan oleh aktivitas
biologis mikroalga dan hewan air lainnya (vertebrata dan invertebrata) yang hidup di
danau (Awal dkk., 2014).
4. Zooplankton
Zooplankton disebut plankton hewan (lebih besar dari fitoplankton). Zooplankton
berperan penting di perairan atau ekosistem laut karena plankton digunakan sebagai
makanan berbagai hewan air lainnya. Banyak jenis zooplankton yang hidup di perairan,
terdiri dari larva dan bentuk dewasa dengan berbagai bentuk yang dimiliki oleh hampir
semua filum hewan. Distribusi dan keanekaragaman zooplankton juga menjadi
indikator kualitas perairan. (Francis et al., 2011).
6. Bagaimana hubungan antara bentuk dan morfologi organisme yang ditemukan pada sampel
air limbah dengan parameter fisik dan kimia sampel? Mengapa demikian?
Bentuk dan morfologi organisme dalam perairan disebabkan oleh adaptasi terhadap
komponen non-hayati yang terdapat pada keempat ekosistem air sampel. Dalam
prakteknya, hasil yang diperoleh dari parameter kimia dan fisika adalah setiap
mikroorganisme dalam sampel memiliki bentuk yang berbeda. Hubungan antara bentuk
dan bentuk organisme yang terdapat pada sampel dengan parameter fisik dan kimiawi
setiap sampel dari berbagai daerah. Selain faktor lokasi yang berbeda, bentuk organisme
juga disebabkan oleh faktor fisik, kimia, dan biologi. Ini mengarah pada berbagai bentuk
struktur, bentuk, dan cara hidup. Berdasarkan data pada hasil aktual diperoleh
karakteristik sampel yaitu habitat di air tawar, suhu berkurang, dan kadar garam kurang
dari 1% (Steinberg et al., 2011).
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi bervariasinya organisme pada setiap sampel cair
hasil pengamatan anda!
Keanekaragaman hayati yang terdapat di perairan dipengaruhi oleh banyak faktor,
yaitu sinar matahari, komposisi kimiawi dan aliran air. Laju aliran air tidak hanya
mempengaruhi pergerakan organisme, tetapi juga mempengaruhi organisme seperti ikan
dan mikroorganisme yang ada di ekosistem. Kecepatan ini mempengaruhi pergerakan
dan migrasi organisme akuatik. Komponen kimiawi yang terdapat di ekosistem perairan
mempengaruhi kehidupan organisme di ekosistem perairan. Misalnya, pencemaran
kimiawi di badan air dapat menyebabkan pencemaran air. Sinar matahari mempengaruhi
keanekaragaman hayati di ekosistem perairan. Sinar matahari merupakan bagian
penting dari pengendalian ekosistem. Kehadiran sinar matahari akan mempengaruhi
Praktikum Biologi 2020-2021
Nama Naufal Hanif Nur M.
NIM 205100900111012
Jurusan TEP
Kelas M
Kelompok M-2
kandungan oksigen, kelembaban, uap air dan temperatur lingkungan sekitar ekosistem
perairan (Grosberg, 2012).
Karena semua proses pertumbuhan bergantung pada reaksi kimia, dan karena
kecepatan reaksi ini dipengaruhi oleh suhu, pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi
oleh suhu. Suhu juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan
mikroba. Perubahan suhu juga akan mengubah proses metabolisme dan morfologi sel
tertentu. Suhu dapat mempengaruhi mikroorganisme dengan dua cara: ketika suhu
meningkat, metabolisme dan kecepatan pertumbuhan meningkat; sebaliknya, ketika
suhu menurun, metabolisme dan kecepatan pertumbuhan melambat (Siburian dkk.,
2012).
Keasaman (pH) merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan aktivitas bakteri pengoksidasi amonia. PH pertumbuhan optimal
untuk sebagian besar mikroorganisme adalah antara 6,5 dan 7,5. Namun, spesies tertentu
dapat tumbuh dalam kondisi asam atau basa. Untuk kebanyakan spesies, nilai pH
minimum dan maksimum adalah antara 4 dan 9. Keasaman (pH) optimal untuk
pertumbuhan mikroorganisme pengoksidasi amonia autotrofik adalah 7,5 hingga 8,5
(Andrianto, 2018).
Perubahan salinitas atau kadar garam akan mempengaruhi kadar air mikroorganisme
yang sedang tumbuh. Salinitas berkaitan erat dengan tekanan osmotik yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Ketika salinitas 0 ppt, bakteri
berkembang biak dan hampir memenuhi medium. Ketika salinitas 20-60 ppt, bakteri
akan tumbuh normal pada medium. Salinitas pertumbuhan bakteri berkurang 80 ppt,
atau hanya beberapa bakteri yang bertahan. Ketika salinitas 100 ppt, bakteri tidak bisa
tumbuh sama sekali (Arisandi, 2017).
Mikroorganisme tertentu memiliki persyaratan lain. Misalnya, organisme autotrofik
(fotosintetik) harus terpapar cahaya karena cahaya adalah sumber energinya.
Pertumbuhan bakteri dapat dipengaruhi oleh tekanan osmotik (gaya atau stres yang
terakumulasi ketika air berdifusi melalui membran) atau tekanan hidrostatik (stres zat
pemfluidisasi). Beberapa bakteri yang terdapat dalam air garam disebut halobacteria dan
hanya tumbuh bila konsentrasi garam dalam medium tinggi (Soegianto, 2019).