Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ASIDI ALKALIMETRI

NAMA : Doni Rizqi Setiawan


NIM : 215100200111013
KELAS :B
KELOMPOK : B2
ASISTEN : Elvi Putri Chairan

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

4 BAB IV
ASIDI ALKALIMETRI
Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui dan memahami prinsip titrasi asidi alkalimetri.
2. Mengetahui cara untuk standardisasi larutan.
3. Memahami perhitungan yang dibutuhkan dalam titrasi asidi alkalimetri.
4. Menentukan kadar sampel larutan dengan prinsip titrasi

A. PRE-LAB
1. Salah satu cara untuk menganalisis secara kuantitatif suatu larutan adalah dengan analisis
volumetri. Jelaskan apa itu analisis volumetri!
Volumetri merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan pengukuran volume larutan
dengan konsentrasi tertentu. Analisis volumetri disebut juga analisa titrimetri. Prinsip dari
analisis volumetri adalah zat yang akan ditentukan konsentrasinya direaksikan dengan zat
lain yang telah diketahui konsentrasinya. Tujuan dari analisis volumetri adalah untuk
menentukan banyak volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui yang bereaksi
secara kuantitatif dengan larutan yang dianalisis (Amanda dkk, 2020).

2. Salah satu bagian dari analisis volumetri adalah metode asidi alkalimetri. Jelaskan apa itu
asidi alkalimetri beserta prinsip kerjanya!
Metode titrasi asidi alkalimeter merupakan sebuah metode titrasi menggunakan NaOH
sebagai larutan baku sekunder dan kalium hidrogen ftalat sebagai larutan baku promer serta
ditambahkan indikator pp. Titik ahir dari titrasi ini ditandai dengan adanya perubahan warna
larutan menjadi warna merah muda. Di literasi yang saya baca titrasi asidi alkalimeter ini
digunakan untuk memperoleh kadar asam lemak pada minyak goreng (Ulfa dkk, 2017).

3. Dalam analisis volumetri terdapat istilah standarisasi larutan. Apakah yang dimaksud
dengan standarisasi larutan?
Standarisasi merupakan suatu proses konsetrasi larutan standar sekunder ditentukan
dengan tepat dengan cara mentitrasi mengguakan larutan standar primernya. Larutan standar
dapat dibuat dari sejumlah contoh solute yang diinginkan yang secara teliti ditimbang
dengan melarutkannya ke dalam volume larutan secara teliti diukur volumenya. Hal ini yang
akan digunakan pada analisis volumetri (Hudaya, 2016).

4. Ada berapa macam larutan standar yang digunakan dalam praktikum asidi-alkalimetri?
Jelaskan dan Berikan contohnya! (masing masing minimal 3)
Tedapat 2 macam larutan standar yang digunakan, yaitu larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer merupakan larutan yang konsentrasinya
telah diketauhi. Konsentrasi yang diketahui tersebut meliputi molaritas dan normalitas yang
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

diketahui secara pasti melalui pembuatan langsung. Larutan standar primer ini
menstandarisasi atau membakukan untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu atau
belum diketahui secara pasti. Contohnya seperti Na2CO3, Na2C2O4.2H2O, K2Cr2O7,
Na2B4O7.10H2O (Permanasari, 2011).
Sedangkan larutan standar sekunder merupakan larutan yang biasanya ditempatkan
pada buret, kemudian ditambahkan kedalam larutan primer. Konsentrasi larutan ini tidak
dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat tidak pernah murni. Contohnya seperti
AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2 (Permanasari, 2011).

5. Dalam proses titrasi, salah satu alat yang digunakan adalah buret. Jelaskan bagaimana cara
penggunaan buret dalam proses titrasi!
Cara penggunaaannya adalah pertama letakkan buret pada statif secara vertikal. Bilas
buret dengan larutan yang akan diugunakan untuk titrasi lalu isi buret dengan larutan yang
sama hingga di atas titik nol. Alirkan larutan dengan membuka kran. Atur tinggi cairan
sampai meniskusnya tepad pada angka nol atau angka lain. Lakukan titrasi dengan memutar
kran sambil memegang kran dan tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi
cairan yang akan di titrasi. Selama titrasi erlenmeyer digoyang-goyang dengan gerakan
berputar agar larutan yang meneters dari buret segera bercampur (Nazali,2017).

6. Jelaskan bagaimana prinsip penentuan konsentrasi zat atau larutan!


Penentuan konsentrasi zat atau larutan ditentukan dengan analisis titrimetri. Analisis
titrimetri adalah analisis penentuan konsentrasi dengan mengukur volume larutan yang akan
ditentukan nilai konsentrasi titrat dengan volume larutan yang telah diketahui konsentrasi
titran dengan teliti atau analisis yang berdasarkan pada reaksi kimia. Analisis titrimetri
termasuk dalam analisis kuantitatif, yaitu pemeriksaan berdasarkan jumlah (Hudaya, 2016).

7. Apakah dalam proses titrasi perlu ditambahan indikator warna? Jelaskan alasanmu!
Karena indikator disini berguna sebagai penanda terjadinya titik akhir titrasi
volumetrik metodi titrasi asam basa. Cara kerja indikator ini adalah memberikan warna
berbeda pada asam dan basa. indikator titrasi asam basa merupakan senyawa organik yang
bersifat senagai asam lemah dan mendonorkan ion hidrogen untuk molekul air membentuk
basa konjugat (Viana, 2014).

8. Dalam proses titrasi terdapat istilah titran dan titrat. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
titran dan titrat serta perbedaannya!
Titran atau bisa juga disebut titer merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi,
biasanya sudah diksetauhi konsentrasinya. Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi titran dan
lainnya sebagai titrat. Sedangkan titrat adalah larutan yang dititrasi untuk mencari
konsentrasi komponen tertentu (Samiha dkk, 2016).
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

9. Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi HCl? Tuliskan persamaan reaksinya!
Larutan yang dapat melakukan standarisasi pada larutan HCl adalah boraks. Boraks
berperan sebagai larutan baku primer dan HCl sebagai larutan sekunder yang konsentrasinya
dicari dahulu lewat proses titrasi. Berikut persamaan reaksi yang terjadi,

Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O → 4H3BO3 + 2NaCl


(Amalia, 2019)

10. Larutan apa yang dapat digunakan dalam standarisasi NaOH? Tuliskan persamaan
reaksinya!
Larutan yang dapat melakukan standarisasi pada larutan NaOH adalah asam oktalat. Asam
oktalat berperan sebagai larutan baku promer dan NaOH sebagai larutan bahan sekunder
yang konsentrasi nya dicari dahulu lewat proses titrasi. Berikut persamaan reaksi yang
terjadi,

NaOH(aq) + H2C2O4(aq) → Na2C2O4(aq) + 2 H2O(l).


(Irwanda, 2017)
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Prinsip kerja titrasi
Proses dasar Titrasi adalah pada sebuah reaksi yang diperoleh dengan cara
merekasikan sejumlah volume tertentu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya dengan pasti yang digunakan untuk bereaksi secara sempurna dengan
sebuah larutan yang belum diketahui konsentrasiya. Titrasi juga disebut sebagai
penjumlahan kuantitatif dari larutan yang konsentrasinya diketahui ke larutan dengan
konsentrasi yang tidak diketahui sampai reaksi diantara kedua larutan tersebut selesai
untuk menentukan konsentrasi dari larutan kedua (Jennings et al., 2011).

2. Titik ekuivalen titrasi, titik akhir titrasi, dan perbedaannya


Titik ekuilavel pada titrasi merupakan titik yang menyatakan dimana titran
ditambahkan tepat bereaksi dengan seluruh zat uang dititrasi tanpa ada titran yang
bersisa. Dengan kata lain titik ekuivalen bisa disebut dengan jumlah mol titran setara
dengan jumlah mol titrat menurut stoikometri. Titik dalam titrasi asam atau basa saat
indikatornya berubah warna disebut titik akhir titrasi (Hudaya, 2016).

3. Jenis-jenis titrasi
• Titrasi Asam Basa, merupakan jenis titrasi yang paling sederhana dan paling umum
dimana pada metode ini memanfaatkan prinsip reaksi penetralan.
• Titrasi Redoks atau reduksi oksidasi merupakan salah satu jenis reaksi kimia yang
umum terjadi. Reaksi ini dapat dimanfaatkan sebagai prinsip titrasi dimana suatu zat
dapat direduksi dengan agen pengoksidasi ataupun dapat dioksidasi dengan agen
pereduksi. Titrasi Kompleksometri, Jenis titrasi yang lain yaitu kompleksometri
dimana teknik ini melibatkan proses titrasi ion logam dengan agen pengompleks
ataupun ligan. Dalam titrasi kompleksometri akan terbentuk suatu kompleks yang
menunjukkan titik akhir titrasi.
• Titrasi Iodometri merupakan jenis lain analisis volumetrik titrasi. Metode ini
didasarkan pada kemunculan ataupun hilangnya iodin yang menunjukkan titik akhir
titrasi. Reagen yang digunakan dalam titrasi iodometri yaitu seperti natrium tiosulfat
sebagai titran. Titrasi Pengendapan merupakan jenis titrasi yang memungkinkan
terjadinya reaksi pengendapan dalam proses titrasinya. Seperti reaksi pengendapan
pada umumnya, produk yang terbentuk dalam titrasi ini yaitu suatu endapan.
• Titrasi Argentometri Terdapat beberapa jenis titrasi argentometri seperti titrasi Mohr,
Titrasi Fajan, dan titrasi Volhard. Ketiga jenis titrasi ini menerapkan prinsip
penentuan argentometri pada analit yang digunakan. Seperti contohnya pada titrasi
Mohr digunakan natrium kromat sebagai indikator untuk menentukan jumlah ion
klorida, bromida, dan sianida.
• Titrasi Zeta Potensial Titras zeta potensial merupakan salah satu metode titrasi dalam
sistem heterogen yakni koloid, emulsi, dan lain sebagainya sehingga metode ini tidak
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

menggunakan jenis larutan. Dasar metode ini yaitu berdasarkan luas permukaan yang
tinggi material padatan dimana akan dilakukan studi zeta potensial pada permukaan
dibawah kondisi yang berbeda.
• Titrasi Miscellaneous enjadi jenis titrasi yang banyak digunakan dalam bidang
mikrobiologi. Titrasi ini mampu menentukan konsentrasi virus ataupun bakteri dalam
suatu sampel. Metode titrasi miscellaneous didasarkan pada pelarutan sampel dengan
rasio tertentu sehingga didapatkan larutan yang menghasilkan tes negatif untuk
keberadaan virus ataupun bakteri.(Harris, 2015)

4. Fungsi bahan dalam praktikum


Dalam praktikum asidi alkalimetri ini ada bebrapa bahan yang harus digunakan,
yaitu asam cuka yang berfungsi sebagai larutan uji, aquades sebagai pelarut bahan
padatan, indikator PP digunakan sebagai indikator larutan basa, apabila zat bereaksi
dengan OH- maka akan menghasilkan warna merah lembayung, sedangkan pada larutan
asam tidak (Yurida dkk, 2013).

5. Aplikasi titrasi asam-basa dalam bidang teknologi pertanian (minimal 4)


Ada beberapa contoh pengaplikasian titrasi asam-basa dalam bidang teknologi
pertanian yaitu, pembuatan pupuk kalium klorida yang pembentukannya diperlukan
MgO yang dihitung kadarnya melalui uji dalam proses titrasi. Selain itu juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keasaman buah, proses indentifikasi boraks, formalin
atau benzoat (Suryandari, 2011).
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

C. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M
HCl pekat

Dihitung konsentrasinya

Dilakukan pengenceran dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL


Aquades
Dihomogenkan

Hasil

2. Standarisasi larutan HCl dengan boraks 0,05 M


Larutan Boraks

Diambil 10 mL ke dalam erlenmeyer


Indikator MO
Ditambahkan 2-3 tetes

Dititrasi dengan HCl

Diamati hingga terjadi perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M HCl

Hasil
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

3. Pembuatan larutan standar NaOH 0,1M

NaOH

Ditimbang pada timbangan analitik sebanyak 0,4 gram


Aquades
Dilarutkan pada gelas beker

Dimasukkan ke dalam labu takar 100mL


Aquades
Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil

4. Standarisasi larutan NaOH


Asam oksalat dihidrat 0,05 M

Daimbil 20 mL ke dalam erlenmeyer


Indikator PP
Ditambahkan 2-3 tetes

Dititrasi dengan NaOH

Diamati hingga terjadi perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M NaOH

Hasil
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

5. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam asetat pada
cuka
Asam Cuka

Diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur


Aquades
Ditambahkann hingga tanda batas

Dihomogenkan

Diambil 20 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL


Indikator PP
Ditambahkan 2-3 tetes

Dititasikan dengan NaOH

Diamati hingga terjadi perubahan warna

Dilakukan duplo

dihitung kadar asam asetat

Hasil
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

E. DATA HASIL PRAKTIKUM


1. Pembuatan larutan standar HCl 0,1 M

BJ HCl : 1,16 gram/mL

Kadar HCl : 32%

Volume HCl yang dibutuhkan : 0,49 mL

Perhitungan:
%×10×ρ
M= Mr
32×10×1,16
M= 36,5

M HCl = 10,17 M
M1 V1 = M2 V2
10,71 × V1 = 0,1 × 50
V1 = 0,49 mL

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 M

Volume HCl : 13,3 mL (Vrata-rata)

Molaritas HCl : 10,16 M

Berat boraks : 10 mL

Molaritas larutan HCl hasil : 0,075 M


standarisai
Perhitungan:
Na2B4O7.10H2O + 2HCl 2NaCl + 4H2BO2 +5H2
𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙 2
=
𝑚𝑜𝑙 𝐵𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 1
1 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐶𝑙 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚𝑚𝑜𝑙 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
Normalitas asam boraks :
𝑁 = 𝑀 𝑥 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
N = 0,05 x 2
N = 0,1
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

Molaritas HCl
(M HCl)(V HCl) = (2 M Boraks)(V Boraks)
(M HCl)(13,3) = (0,05 x 2)(10)
0,05 ×2 ×10
M HCl = 13,3
M HCl = 0,075 M

3. Pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M

Berat NaOH : 0,4 g

Volume larutan NaOH : 100 mL

Molaritas larutan NaOH : 0,1 M

Perhitungan :
𝑚𝑜𝑙
M= 𝑣𝑜𝑙
𝑔𝑟
𝑚𝑟 g×1000
M = atau M =
𝑣𝑜𝑙 𝑀𝑟×𝑉
𝑔𝑟
40 𝑔×1000
0,1 = 100 atau M = 40×100
1000
𝑔𝑟 𝑔×1000
0,01 = 40 atau 0,1 = 4000
𝑔𝑟 𝑔×1
0,1 = atau 0,1 = gr
4 4
gr = 0,4 g

Jadi Berat NaOH 0,1 M adalah 0,4 g

4. Standarisasi larutan standar NaOH 0,1 M

Volume Na-oksalat : 20 mL

Volume akuades : 100 mL

Volume larutan NaOH 0,1 M : 20,95 mL (Vrata-rata)

Molaritas larutan NaOH : 0,095 M

Perhitungan:
𝐻2 𝐶2 𝑂4 + 2NaOH → 𝑁𝑎2 𝐶2 𝑂4 + 2𝐻2 𝑂
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 2
=
𝑚𝑜𝑙 𝐻2𝑐2𝑂4 1
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

1 grammol NaOH = 2 grammol 𝐻2 𝐶2 𝑂4


Normalitas asam oksalat :
N = M × ekuivalen oksalat
N = 0,05 × 2
N = 0,1
Molaritas NaOH
(M NaOH) (V NaOH) = (2 M oksalat) (V oksalat)
(M NaOH) (20,95) = (0,05 × 2) (20)
M NaOH = 0,095 M

5. Penetapan kadar asamasetat pada cuka

Volume larutan asam cuka : 20 mL

Volume NaOH (titrasi) : 24,2 mL (Vrata-rata)

Molaritas NaOH : 0,095 M

Persamaan reaksi : NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

Kadar total asam (% b/v) : 13,7 %b/v

Perhitungan:

(V NaOH)(M NaOH standardisasi)(Fp)= (V asam cuka dalam erlenmeyer)(M asam cuka)

(V NaOH)(M NaOH standardisasi)(Fp)


𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎 =
(V asam cuka dalam erlenmeyer)

(24,2)(0,095)(10)
𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎 =
20
𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎 = 1,1495 𝑀

Berat asam asetat

mol
𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑐𝑢𝑘𝑎 =
(V asam cuka dalam erlenmeyer)
𝑚𝑜𝑙
1,1495 = 20
1000
Mol = 0,02299
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

𝑔𝑟
Mol = 𝑀𝑟

Berat = 0,02299 x 60 = 1,379 gram (dalam 10 mL asam cuka sebelum diencerkan)

Kadar total asam (%b/v) dalam 100 mL

𝑏 𝑔𝑟
% = × 100%
𝑣 𝑣𝑜𝑙
Terdapat 1,37 gram asam asetat dalam 10 mL asam cuka maka dalam 100 mL asam cuka
terdapat

= 1,37 x 10

= 13,7 %b/v
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

F. PEMBAHASAN
ANALISA PROSEDUR
1. NaOH merupakan senyawa yang ditemukan dalam bentuk padatan kristal. Bagaimana cara
mengubah padatan tersebut agar menjadi 100 ml larutan NaOH 0,1 M? Jelaskan tahapannya!
Proses dari pembuatan larutan standar NaOH 0,1 M. Pertama hitung terlebih dahulu
amssa dari NaOH yang akan dilarutkan. Hitung menggunakan rumus molaritas.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 1000
𝑀= 𝑥
𝑀𝑟 𝑉(𝑚𝑙)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀= 𝑥
40 100
Massa = 0,4 gram

Setelah mendapatkan hasil perhitungan nya, selanjutnya letakkan gelas arloji


kedalam timbangan analitik dan ambil NaOH dan taruh diatas gelas arloji. Masukkan
NaOH sesuai dengan massa yang sudah dihitung tadi yaitu 0,4 gram. Lalu masukkan
aqudes secukupnya pada gelas beaker. Kemudian aduk hingga NaOH larut dan menyatu
dengan aquades. Selanjutnya tuangkan NaOH yang sudah diaduk tadi kedalam labu ukur
100 ml. Setelah itu isi labu ukur dengan aquades sedikit demi sedikit dengan
memperhatikan batas ukur meniskus bawah. Lalu tutup labu ukur dan homogenkan
sebanyak 12 kali. Dan lihat tidak ada perbedaan dua zat.

2. Mengapa larutan NaOH dan HCl pada praktikum kali ini harus dilakukan standarisasi
sebelum digunakan? Padahal, kedua larutan tersebut masing-masing konsentrasinya sudah
diketahui. Jelaskan alasanmu!
NaOH dan HCl merupakan larutan yang mudah berubah karena pengaruh udara.
Karena zat tersebut merupakan zat baku skunder yang tidak stabil, agak sukar untuk
dimurnikan dan tidak tahan lama dalam bentuk larutannya. Jadi bila ingin digunakan
sebagai larutan standar maka perlu dibakukan terlebih dahulu. Larutan NaOH dan HCl itu
tidak dapat diperoleh dengan keadaan murni, sehingga konsentrasi nya tidak dapat
dihitung dari jumlah zat yang ditimbang.

3. Indikator apa yang digunakan untuk mentitrasi HCl dengan boraks? Sebutkan pula fungsi
serta cara penggunaannya saat titrasi dilakukan hingga titik akhir titrasi didapatkan!
Untuk mentitrasi HCl dengan boraks digunakan indicator metil jingga atau bisa
juga disebut metil orange. Fungsi dari indicator ini adalah untuk mengetahui titik akhir
dari titrasi. Cara penggunaannya adalah dengan meneteskan 3 tetes Metil orange ke
larutan boraks. Setelah itu larutan boraks dititrasi dengan HCl sampai larutan berubah
warna menjadi orange muda. Jika sudah berubah warna maka titrasi dihentikan.
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

4. Indikator apa yang digunakan untuk mentitrasi NaOH dengan asam oksalat? Sebutkan pula
fungsi serta cara penggunaannya saat titrasi dilakukan hingga titik akhir titrasi didapatkan!
Indikator yang digunakan untuk menitrasi NaOH dengan asam oksalat adalah
indicator pp. Fungsinya yaitu untuk mengetahui titik akhir dari titrasi. Cara penggunaanya
adalah meneteskan 3 tetes indicator pp kedalam larutan asam oksalat. Setelah itu larutan
asam oksalat dititrasi dengan asam oksalat sampai warna nya berubah menjadi pink muda.
Jika larutan asam oksalat telah berubah warnanya maka titrasi dihentikan.

5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menggunakan buret guna memperbesar tingkat
keakuratannya?
Hal yang perlu diperhatikan agar memperbesar tingkat keakuratan buret adalah yang
pertama ketika membaca ukuran dengan garis meniskus, pandangan mata harus tegak
lurus dengan permukaan cairan. Hambatan yang terkadang membuat hal tersebut tidak
akurat adalah latar belakang dari buret. Untuk mengatasi nya pengguna buret sebaiknya
membaca buret menggunakan kartu atau kertas putih yang ditempatkan pada belakang
buret agar pembacaan tidak terganggu. Setelah selesai memaki buret, sebaiknya kita
membersihkan buret juga agar tingkat keakuratan buret tidak menurun.

6. Selama melakukan proses titrasi, mengapa tabung erlenmeyer harus digoyangkan secara
perlahan dan tangan kiri harus tetap berada pada klep buret? Jelaskan alasanmu!
Mengapa tabung erlenmeyer digoyangkan secara perlahan itu agar larutan yang masuk
kedalam erlenmeyer tercampur merata dengan larutan yang di titrasi. Dan juga hal ini
dilakukan untuk mendapatkan titik akhir dari titrasi yang lebih cepat. Jika tidak seperti itu
maka akan larutan akan semakin lama tercampur dan memperlambat analisa. Dan untuk
tangan kiri yang berada pada klep itu merupakan kaidah tangan dalam melakukan titrasi.
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

ANALISA HASIL

1. Jelaskan hasil dari semua percobaan yang dilakukan serta dibandingkan dengan literatur!
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan HCl 0,1 M yaitu dengan kadar
%×10×ρ
larutan HCl 32%. Pada percobaan kali ini digunakan rumus molaritas yaitu M = Mr
untuk mencari molaritas dari HCl yang digunakan dan rumus yang digunakan
selanjutnya adalah rumus pengenceran M1V1=M2V2 , rumus pengenceran digunakan
untuk mencari volume yang dibutuhkan dalam pengenceran tersebut. Pada percobaan
pertama didapatkan hasil untuk molaritas dan volume secara berturut-turut yaitu sebesar
10,17 M dan 0,49 mL. Hal tersebut sudah sesuai dengan literatur yang kami baca
(Alauhdin, 2020).
Pada percobaan kedua yaitu standarisasi larutan HCl dengan boraks. Pada
percobaan kali ini, untuk perhitungan digunakan rumus Normalitas = M x Eq boraks
untuk mencari nilai normalitas dari boraks. Lalu setelah itu digunakan rumus titrasi yaitu
(M HCl)(V HCl) = (2 M Boraks)(V Boraks). Setelah dihitung dengan rumus yang ada,
didapatkan hasil untuk normalitas boraks sebesar 0,1 N dan untuk hasil molaritas HCl
adalah sebesar 0,075 M. Hal ini juga sudah sesuai dengan rumus yang ada pada literatur
yang telah didapatkan yaitu menyatakan bahwa untuk mencari nilai normalitas suatu
volume dapat menggunakan rumus normalitas tersebut dan untuk mencari nilai molaritas
dapat digunakan rumus titrasi yang telah disebutkan (Widayani, 2018).
Pada percobaan ketiga adalah pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M. Pada
percobaan kali ini, dihitng terlebih dahulu massa dari NaOH yang akan digunakan
g×1000
dengan menggunakan rumus 𝑀 = yang mana rumus tersebut adalah rumus
𝑀𝑟×𝑉
molaritas. Kemudian didapatkan massa dari NaOH 0,1 M adalah 0,4 g. Hal ini juga
sudah sesuai dengan literature yang ada yang menyatakan bahwa massa suatu zat bisa
dicari jika molaritasnya telah diketahui (Melati, 2012).
Pada percobaan keempat yaitu standarisasi larutan standar NaOH 0.1 M dengan
menggunakan larutan asam oksalat.Pada percobaan kali ini digunakan rumus titrasi
untuk mengetahui molaritas dari NaOH. Setelah dihitung menggunakan rumus
didapatkan hasil sebesar 0.095 M. Asam oksalat memang bisa digunakan untuk
menstandarisasi NaOH dan hal ini juga sudah sesuai dengan literatur (Saputro, 2015)
Pada percobaan terakhir yaitu perhitungan kadar asam asetat pada asam cuka.
Untuk perhitungan digunakan rumus molaritas, % b/v , serta pada percobaan ini terdapat
faktor pengenceran. Hasil yang didapatkan pada percobaan kali ini adalah sebesar 13,7%
untuk kadar total asam. Hal tersebut sudah sesuai dengan literatur yang saya dapat
dimana molaritas digunakan untuk mencari massa asam asetat serta untuk mencari
persen berat asam asetat (Melati, 2012).
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada standardisasi larutan NaOH dan standardisasi larutan
HCl dengan larutan boraks!
Berikut ini merupakan reaksi Standarisasi larutan NaOH :
H2C2O4.2H2O(aq) + 2NaOH(aq) →Na2C2 O4 + 2H2O(aq) (Ngatijo dkk., 2018).
Berikut ini juga merupakan reaksi yang dihasilkan dari Standarisasi larutan HCl dengan
boraks :
Na2B4O7 + 2 HCl + 5 H2O → 2 NaCl + 4 H3BO3 (Padmaningrum dan Marwati, 2013).

3. Sebut dan jelaskan alasan digunakannya masing-masing indikator pada standardisasi


NaOH serta standarisasi HCl!
Pada standarisasi NaOH digunakan indikator dan pada standirasasi HCl pada
digunakan indikator metil jingga/orange. Asalan digunakannya indikator tersebut adalah
untuk mengetauhi titik akhhir dari titrasi melalui perbuahan warna yang terjadi.
Indikator pp diteteskan pada asam oksalat sebanyak 3 tetes. Hal ini dilakukan juga pada
indikator metil jingga/orange sebanyak 3 tetes pada larutan boraks. Hal ini sesuai dengan
yang ada apa yang saya baca di literature (Lestari, 2016).

4. Sebutkan perubahan warna yang terjadi pada reaksi standardisasi HCl dengan boraks dan
jelaskan bagaimana proses perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, bandingkan dengan
literatur!

Pada reaksi standarisasi HCl dengan boraks terjadi perubahan warna yaitu warna
pada larutan berubah yang tadinya berwarna kuning menjadi merah. Setelah melewati
beberapa fase, barulah larutan ini mencapai titik akhir titrasi dengan ditandai warna yang
berubah. Hal ini terdapat pada literatur yang menyatakan bahwa indikator metil orange
memberikan warna merah saat berada pada titik akhir titrasi ( Lestasi, 2016).
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

KESIMPULAN

Topik pada praktikum kali ini adalah aside-alaklimetri tepatnya anlisis volumetri.
Pengertian Analisis volumetri sendiri adalah analisis dimana yang diukur adalah volume larutan
basa yang dipakai dengan volume tertentu larutan asam. Dalam analisis volumetri, perhitungan-
perhitungan yang digunakan didasarkan atas hubungan stoikiometri sederhana, dari reaksi kimia
antara komponen dalam larutan standarnya. Analisis volumetri bertujuan untuk mengetahui kadar
suatu zat dalam sampel dengan larutan yang telah diketahui konsentrasinya atau disebut larutan
standar. Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikkan memahami dan mengetahui
mengenai proses titrasi, membuat larutan standar HCl, membuat larutan standar primer NaOH,
menstandarisasi larutan NaOH dan HCl, dan menghitung kadar asam asetat pada cuka
perdagangan.
Pada praktikum kali ini dilakukan 5 kali percobaan. Percobaan pertama adalah membuat
larutan standar HCl dengan mencari terlebih dahulu molaritas dari HCl-nya lalu mencari volume
yang dibutuhkan dan didapatkan hasil 0.49 ml. Yang kedua adalah Standarisasi larutan HCl 0.1M
dengan larutan boraks dan diberi indicator metil jingga. Pada percobaan ketiga adalah membuat
larutan NaOH 0.1M dari padatannya. Yang mana dalam hal ini massa dari NaOH tidak diketahui,
untuk mencari massanya maka dihitung menggunakan rumus Molaritas. Percobaan keempat
adalah standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat. Namun sebelumnya, molaritas dari
NaOH yang telah terstandarisasi harus dicari terlebih dahulu. Percobaan terakhir adalah
penentuan kadar asam asetat pada cuka perdagangan dengan menggunakan NaOH yang telah
terstandarisasi.
Dalam praktikum ini ada juga ada faktor pengenceran yang artinya seberapa kali kita perlu
mengencerkan suatu larutan agar dapat direaksikan dengan senyawa atau larutan lain dan
mendapatkan hasil reaksi yang kita inginkan. Selain faktor pengenceran digunakan juga 2
indikator yaitu indicator PP dan metil jingga. Fungsi dari dua indicator ini adalah untuk
mengetahui titik akhir dari suatu titrasi. Titik akhir titrasi bisa diketahui lewat perubahan warna
yang terjadi akibat pemberian indicator yang ada
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, N. R.,Widya R., Eko, B. S., Harjito. 2019. Analisis Ketrampilan Dasar Laboratorium
dengan Pembelajaran Pogil pada Materi Titrasi Asam Basa. Artikel Ilmiah, Universitas
Negeri Semarang, Semarang.
Amanda, E., A’yunil, Hisbiyah & Khoirun, Nisyak. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik. Jawa
Timur: Qiara Media.
Harris, D.C. 2015. Quantitative Chemical Analysis. New York : W.H. Freeman.
Hudaya, Kamaludin Husna.2016. Desain Titrator Otomatis Untuk Pengukuran Dua Titrasi Secara
Simultan. Skripsi. Jember : Universitas Jember.
Irwanda,W., Alimuddin. A. H., & Rudiyansyah. 2017. Sintesis Asam Oksalat dari Getah Batang
Tanaman Sri Rejeki Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Fosfat. JKK. Vol.6, No.1 : 30-36.
Jennings, Patricia A., Christine A Mullen, Melinda Roy., 2011. Titration and pH Measurement.
University of California.
Nazali, Bani Hafidz. 2017. Pengembangan Ensiklopedia Alat Laboratorium Kimia Berbasis
Android Untuk Peserta Didik SMA/Ma. SKRIPSI. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga.
Permanasari, Anna. 2011. Modul Praktikum Kimia Titrasi Volumetri. Bandung : Fakultas MIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.
Samiha, Yulia Tri Dkk. 2016. Analisis Klorin Pada Beras Di Pasar Induk Jakabaring Dan
Sumbangsihnya Terhadap Mata Pelajaran Biologi Pada Materi Makanan Bergizi Dan Menu
Seimbang. Jurnal Biota. 2(1): 93-98.
Suryandari, E. T. 2011. Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saos Tomat yang Beredar di
Wilayah Kota Surabaya. Jurnal Phenomenon. 2(1): (7-17).
Ulfa, Maria Ade dkk. 2017. Determination Of The Free Fatty Acid Levels In Coconut Oul, Coconut
Oil and Olive Oil Packaging In Alkalimetry. Jurnal Analusus Farmasi. 2(4): 242-250.
Viana, Winda. 2014. Pembuatan Indikator Alami dari Ekstrak Bunga Asoka (Saraca Indica) Untuk
Titrasi Asam Basa. SKRIPSI. Fakultas Pendidikan Kimia. Riau : Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim.
Yurida, Mutia., Evi Afriani., dan Susila Arita R. 2013. Asidi-Alkalimetri.Jurnal Teknik Kimia.
19(2): 1-8.
NAMA Doni Rizqi Setiawan
NIM 215100200111013
KELAS B
KELOMPOK B2

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Lestari, R dkk. 2018. Penetapan Kadar Amilosa Dan Protein Pada Beras Solok Jenis Anak Daro
Dan Sokan Yang Ditanam Dengan Sistem Pertanian Organik Dan Sistem Pertanian
Konvensional. Journal of Pharmacy & Science. 1(2): 28-32.
Ngatijo dkk,. 2017. Analisis Kadar Uranium Dan Keasaman Untuk Menentukan Kebutuhan Sodium
Hidroksida Pada Penetralan Limbah Uranium Cair Di Laboratorium Kimia Instalasi Elemen
Bakar Eksperimental. Jurnal Batan.19(10) : 27-36.
Padmaningrum, R. T. dan Marwarti, S. 2013. Tester Kit untuk Uji Boraks dalam Makanan. Jurnal
Penelitian Saintek. 18(1) : 24-33.
Alauhdin, M. 2020. Kimia Analitik Dasar. Semarang : UNNES Press.
Widayani,Tatik.2018. Penerapan Strategi Quiz Team Untuk meningkatkan Prestasi Belajar
Larutan Mata Pelajaran Kimia Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Sangatta Selatan. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Eksakta. 4(4): 622-634.
Melati, R. R. 2012. Kamus Kimia. Surakarta: PT Aksarra Sinergi Media.
Saputro, Ilham Defri. 2015. Optimalisasi Penggunaan pH Meter Saku Hanna Untuk Titrasi
Berbasis Camera Webcam PC. Skripsi. Jember : Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai