Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DAN TEORI RALAT

Disusun Oleh :

Nama : Daffa Arif Wicaksono


NIM : 225100900111014
Jurusan/Fakultas : Teknik Biosistem / Fakultas Teknologi Pertanian
Kelompok : O1
Tanggal Praktikum : 30 September 2022
Nama Asisten : Athalita Salma

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir
semua aktivitas manusia berkaitan dengan pengukuran. Pengukuran adalah proses
membandingkan benda ukur dengan alat ukur menurut standar yang telah ditetapkan.
Pengukuran tidak terbatas pada pengukuran tinggi bangunan, panjang jalan, tetapi juga dapat
digunakan untuk mengukur ketebalan buku, diameter bola, dan bahkan kerapatan ikatan. Proses
pengukuran juga tidak lepas dari kesalahan atau ketidakakuratan pengukuran. Kesalahan ini
mungkin karena keterbatasan pengamat atau keterbatasan alat ukur yang digunakan.
Pengukuran dari satu orang ke orang lain dapat menghasilkan nilai yang berbeda walaupun
objek yang digunakan dalam proses pengukuran adalah sama. Oleh karena itu, nilai terukur
tidak terdefinisi atau konstan. Untuk mengatasi ketidakpastian ini digunakan perhitungan
ketidakpastian atau teori kesalahan. Menghitung ketidakpastian atau teori kesalahan dapat
melindungi kita dari risiko atau kerugian akibat kesalahan pengukuran.

1.2 Tujuan Praktikum


Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mampu menggunakan berbagai alat ukur yang tersedia di rumah masing-masing yang
digunakan untuk pengukuran panjang, massa, waktu, suhu, jumlah zat, serta unit lainnya.
2. Menerapkan teori ralat dalam menyatakan hasil pengukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Pengukuran Presisi dan Akurat
Akurasi atau biasa disebut seabagai keakuratan dalam pengukuran ialah nilai dari suatu
pengukuran di mana nilai tersebut hamper mendekati nilai yang sebenarnya. Nilai keakuratan
ini dipakai untuk menghindari adanya kesalahan atau ketidaktepatan dalam pengukuran.
Untuk memastikan keakuratan dalam pengukuran, dapat dilakukan dengan cara mengkalibrasi
alat ukur yang akan digunakan. Hal ini dapat mengatasi terjadinya ketidakepatan dalam
pengukuran (Fitrya et al., 2017)
Pengukuran presisi adalah pengukuran di mana pembacaannya berdekatan. Inti dari
pendekatan di sini adalah bahwa hasil atau nilai pengukuran memiliki nilai yang mendekati
atau hampir mirip satu sama lain. Jika banyak pengukuran yang dilakukan dan diperoleh
banyak nilai pengukuran dan nilai-nilai tersebut saling berdekatan, maka pengukuran tersebut
dapat dikatakan memiliki ketelitian yang baik. (Umar Santoso, Widiastuti Setyaningsih,
Andriati Ningrum, Aulia Ardhi, 2020)
2.1.2 Macam-Macam Ketidakpastian Teori Ralat
Ketidakpastian pengukuran merupakan range mengenai nilai benar dari benda yang
diukur berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan hal tersebut harus bersifat masuk
akal. Melalui ketidakpastian pengukuran, dapat diketahui kualitas dari nilai pengukuran.
Semakin kecil nilai ketidakpastian maka keakuratan dan presisi dari suatu pengukuran
semakin baik (Kristiantoro et al., 2016)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat, Bahan, dan Fungsi

No. Alat dan Bahan Gambar Fungsi


1. Tomat Berperan sebagai benda
yang akan diuji.

(dokumentasi pribadi)
2. Inner pot rice cooker Berperan sebagai benda
yang akan diuji.

(dokumentasi pribadi)
3. Penggaris Mengukur Panjang,
tinggi, serta diameter dari
suatu benda.
(dokumentasi pribadi)
4. Timbangan digital Berfungsi untuk
menimbang massa dari
benda uji.

(dokumentasi pribadi)
3.2 Cara Kerja (Diagram alir)

Siapkan alat dan bahan

Kajian Pustaka

Ambil panci, ukur diameter panci dengan meletakkan mistar


pada bagian bawah panci dan tingginya yaitu dari mulut hingga bawah panci.

Ukur massa panci dengan meletakkannya diatas timbangan/neraca badan manual

Lakukan pengukuran jeruk seperti tahap di atas.

Ukur massa jeruk dengan menggunakan timbangan digital

Lakukan pengukuran diatas sebanyak 3x dari sudut pandang dan sisi yang berbeda

Hitung volume dan massa jenis benda

Hitung rata-rata dari masing-masing volume dan massa jenis

Setelah itu mencari nilai ralat

Menghitung nilai relatif

Hasil
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Percobaan Satu Percobaan Dua Percobaan Tiga


Benda
Diameter Volu Diameter Volum Diameter
Uji
Mass & Tinggi me Massa & Tinggi e Massa & Tinggi Volume
a (g) (cm) (cm3) (g) (cm) (cm3) (g) (cm) (cm3)

Tomat 70 5,4 82,40 74 5,3 77,912 76 5,7 96,9176


61 2
Inner 182 D: 17, 8; 2536, 179 D: 2576,2 184 D: 17,9; 2578,098
pot rice T: 10,2 9378 17,85; 2222 T:10,25 96
cooker 8 T: 10,3
4.1 Data Hasil Percobaan

4.2 Perhitungan Data


4.2.1 Tentukan volume masing-masing benda

a. Volume tomat (bentuk bola)

Rumus: V = 4/3.π.r3
Percobaan 1: V = 4/3 . 3,14 . 2,73 = 82,4061 cm3
Percobaan 2: V = 4/3 . 3,14 . 2,653 = 77,9122 cm3
Percobaan 3: V = 4/3 . 3,14 . 2,853 = 96,9176 cm3
Rata-rata volume tomat = 82,4061 + 77,9122 + 96,9176/3 = 85,7453 cm3

Nilai ralat :
X = rata-rata ± Δx
Δx = √𝚺(𝑥𝑖−𝑥)2/𝑛(𝑛−1)
Δx= √(82,406 − 85,7453)2+(77,9122 − 85,7453)2+(96,9176 − 85,7453)2/3(3−1)
x= 5,7348 cm3

Volume rata-rata dengan ralat = (85,7453 ± 5,7348) cm3

b. Volume inner pot (bentuk tabung)

Rumus : V = π.r2.t
Percobaan 1 : V = 3,14 . 8,92. 10,2= 2536,93788 cm3
Percobaan 2 : V = 3,14. 8,9252. 10,3 = 2576,22222 cm3
Percobaan 3 : V = 3,14. 8,952. 10,25 = 2578,09896 cm3
Rata-rata volume inner pot = 2536,93788 + 2576,22222 + 2578,09896/3 = 2563,75302
cm3

Nilai ralat : X = rata-rata ± Δx


Δx = √𝚺(𝑥𝑖−𝑥)2/𝑛(𝑛−1)
Δx = √(2536,93788 − 2563,75302)2 +(2576,22222 − 2563,75302)2 +
(2578,09896 – 2563,75302)2/3(3−1)
Δx = 13,41851 cm3

Volume rata-rata dengan ralat = (2563,75302± 13,41851) cm3

4.2.2 Tentukan massa jenis masing-masing benda


a. Massa jenis tomat

Rumus ρ = m/v
Percobaan 1 : ρ = 70 / 82,4061 = 0,8494 g/cm³
Percobaan 2 : ρ = 74 / 77,9122 = 0,9497 g/cm³
Percobaan 3 : ρ = 76 / 96,9176 = 0,7841 g/cm³
Rata-rata massa jenis tomat = (0,8494 + 0,9497 + 0,7841) / 3 = 0,8610 g/cm³

Nilai ralat: X = rata-rata ± Δx


x = √(𝑥𝑖−𝑥)²/𝑛(𝑛−1)
Δx = √(0,8494 − 0,8610 )² + (0,9497 - 0,8610)² + (0,7841 − 0,8610 )² / 3(3−1)
Δx = 0,0481 g/cm3

Massa jenis rata-rata dengan ralat = (0,8610 ± 0,0481) g/cm3

b. Massa jenis inner pot

Rumus ρ = m/v
Percobaan 1 : ρ = 182 / 2536,93788 = 0,07174 g/cm³
Percobaan 2 : ρ = 179 / 2576,22222 = 0,0694816 g/cm³
Percobaan 3 : ρ = 184 / 2578,09896 = 0,0713704 g/cm³
Rata-rata masa jenis inner pot = 0,07174 +0,0694816 +0,0713704 / 3= 0,070864 g/cm3

Nilai ralat: X = rata-rata ± Δx


x = √(𝑥𝑖−𝑥)²/𝑛(𝑛−1)
Δx = √(0,07174 – 0,070864)²+( 0,0694816 -0,070864)²+( 0,0713704
−0,070864)²/ 3(3−1) Δx = 0,000699385 g/cm3

Massa jenis rata-rata dengan ralat = (0,070864 ± 0,000699385) g/cm3


BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisa Data Percobaan


Dalam 3 kali percobaan menggunakan 2 bahan yang berbeda, diperoleh hasil beberapa
aspek pengukuran, diantaranya diameter, massa, dan volume, sebagaimana yang tertulis pada
Tabel 4.1. Setiap pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Untuk pengukuran
diameter pertama didapatkan hasil tomat memiliki diameter 5,4 cm dan inner pot dengan
diameter 17,8 cm. Pengukuran kedua didapatkan hasil tomat dengan diameter 5,3 cm dan
inner pot dengan diameter 17,85 cm. Pengukuran ketiga menghasilkan tomat dengan diameter
5,7 cm dan inner pot dengan diameter 17,9 cm. Pengukuran massa pertama terhadap beberapa
objek, yaitu tomat menghasilkan massa 70 g dan inner pot dengan massa 182 g. Pengukuran
massa kedua menghasilkan data tomat dengan massa 74 g dan inner pot dengan massa 179 g.
Pengukuran ketiga didapatkan hasil tomat dengan massa 76 g dan inner pot dengan massa 184
g. Untuk pengukuran volume pertama didapatkan hasil tomat dengan volume 82,4061 cm3
dan inner pot dengan volume 2536,93788 cm3. Pengukuran volume kedua didapatkan hasil
tomat memiliki volume 77,912 2 cm3 dan inner pot dengan volume 2576,22222 cm3.
Pengukuran ketiga menghasilkan data tomat dengan volume 96,9176 cm 3 dan inner pot
dengan volume 2578,09896 cm3. Dalam hasil tersebut disertakan nilai ketidakpastian
pengukuran. Ketidakpastian pengukuran sangat penting dalam pengukuran. Ketidakpastian
menjadikan suatu pengukuran bisa dinyatakan lengkap. (Kristiantoro et al., 2016)

5.2 Analisa Perhitungan Data


 Setelah dilakukannya pengukuran dan perolehan data hasil percobaan, selanjutnya
dilakukanlah perhitungan data. Perhitungan data dalam praktikum ini meliputi volume dan
massa jenis kedua benda dengan disertai juga ralatnya. Untuk mencari volume, dilakukan
perhitungan volume masing-masing dari kedua benda sebanyak 3x percobaan. Dalam
melakukan perhitungan nilai ralat digunakanlah rumus ∆x = ∑(𝑥𝑖−𝑥) 2 𝑛(𝑛−1) yang akan
dihasilkan volume rata-rata tomat dengan ralat = (85,7453 ± 5,7348) 𝑐𝑚3 dan volume rata-rata
inner pot dengan ralat = (2563,75302± 13,41851) 𝑐𝑚3.
 Selanjutnya dalam perhitungan data massa jenis diperlukan rumus sebagai berikut : 𝜌
= 𝑚.𝑣, Dan diperoleh hasil tomat (0,8610 ± 0,0481) 𝑐𝑚3 dan inner pot (0,070864 ±
0,000699385) cm3. Jika hasil dari perhitungan data didapatkannya 0% dalam ketidakpastian
relatifnya, dapat dikatakan jika pengukuran tersebut telah akurat. (Faradiba, 2020)

5.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pengukuran


Ketidakpastian dalam pengukuran mempunyai 2 jenis kesalahan yaitu kesalahan
sistematis (systematic error) yang memiliki arti kesalahan tersebut terjadi dalam beberapa
periode, yang akan memberikan nilai konsisten dan yang kedua ialah kesalahan acak (random
error) yang berarti bahwa perubahan berlangsung dengan cepat yang dapat mengakibatkan
kondisi tidak stabil. (Kristiantoro et al., 2016) Kesalahan dalam pengukuran dapat muncul
dikarenakan tidaktepatnya dalam proses pengukuran. Kesalahan juga dapat terjadi
dikarenakan kondisi lingkungan. Kesalahan relatif ialah kesalahan pengukuran yang terbagi
dengan nilai aslinya dari pengukuran disebabkan karena tidak dapat ditentukan. Kesalahan
yang lain ialah kesalahan acak yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan, penilaian pengamat, serta ketidakstabilan yang ada dari alat ukur tersebut.
Selanjutnya kesalahan sistematis yang memiliki sebab ketidakmampuan dalam mendeteksi
suatu sistem pengukuran, kesalahan dalam nilai standar, serta alat yang digunakan. (Faradiba,
2020)
Terdapat 5 kesalahan yang menyebabkan ketidakpastian pada pengukuran, yaitu:
1. Kesalahan umum ialah kesalahan sebagai akibat dari kurangnya kemampuan
pengamat dalam menggunakan alat ukur.
2. Kesalahan acak ialah kesalahan yang berasal dari kondisi lingkungan yang kurang
memadai.
3. Kesalahan kalibrasi ialah kesalahan pada jarum angka yang tidak menunjukkan angka
nol pada awal sebelum pengukuran.
4. Kesalahan karena alat ialah kesalahan yang disebabkan oleh kondisi alat yang
terbatas (berkarat, usang).
5. Kesalahan arah pandangan ialah kesalahan yang terjadi karena posisi pengamat yang
tidak tegak lurus saat membaca hasil pengukuran. (Ainiyah, 2018)

5.4 Aplikasi Pengukuran dan Teori Ralat di Bidang Teknologi Pertanian


Salah satu contoh aplikasi pengukuran dalam bidang teknologi pertanian adalah
pengukuran pH tanah melalui Wireless Sensor Network, di mana data pengukuran tersebut
akan terdata dalam node sink. Pengukuran ini dilakukan untuk melakukan pengawasan
terhadap kualitas air dan tanah pertanian. Hasil data dari pengukuran tersebut dapat digunakan
untuk membantu para petani dalam mengambil langkah agar tercipta pertanian yang efisien,
cerdas, serta terampil. (Syafiqoh et al., 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, K. (2018). Bedah Fisika Dasar. Deepublish.


Faradiba. (2020). Buku Materi Pembelajaran Metode Pengukuran Fisika. Buku Materi
Pembelajaran Metode Pengukuran Fisika, 1–223.
Fitrya, N., Ginting, D., Retnawaty, S. F., Febriani, N., Fitri, Y., & Wirman, S. P. (2017). Pentingnya
Akurasi Dan Presisi Alat Ukur Dalam Rumah Tangga. Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI,
1(2), 60–63.
Kristiantoro, T., Idayanti, N., Sudrajat, N., Septiani, A., Mulyadi, D., & -, D. (2016). Ketidakpastian
Pengukuran pada Karakteristik Material Magnet Permanen dengan Alat Ukur Permagraph.
Jurnal Elektronika Dan Telekomunikasi, 16(1), 1.
Syafiqoh, U., Sunardi, S., & Yudhana, A. (2018). Pengembangan Wireless Sensor Network
Berbasis Internet of Things untuk Sistem Pemantauan Kualitas Air dan Tanah Pertanian.
Jurnal Informatika: Jurnal Pengembangan IT, 3(2), 285–289.
Umar Santoso, Widiastuti Setyaningsih, Andriati Ningrum, Aulia Ardhi, S. (2020). Analisis
Pangan (Dewi (Ed.)). Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai