BERWARNA
STUDI LABORATORIUM 3X4
NIM : 195100200111020
Kelompok : 17/PASCAL
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium TSAL beserta
fungsinya
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Turbidimeter
(Ahmed : 2009)
Prinsip atau cara kerja current meter ini adalah dimulai dengan membaca sinyal yang
dihasilkan oleh sensor yang dimasukan dalam air. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
current-meter mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi
menjadi angular, maka sensor pada current meter ini akan mengeluarkan sinyal kontinyu,
ratiometric dan linier dengan keluaran yang mempunyai noise rendah. Jika rotor berputar
makan akan menyebabkan ada dan tidaknya sinyal listrik yang muncul pada sensor.
(H. Myson : 2013, Suyitno : 2010)
2.4 Desikator
Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya berisi
silika gel atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup kaca
yang dilapisi oleh vaselin. Desikator sendiri berfungsi sebagai wadah mengeringkan suatu
spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara. Desikator ini ada 2 macam yaitu
desikator biasa dan desikator vacuum. Proses pengeringan pada desikator vacuum tentunya
lebih cepat dari yang model biasa karena dibantu dengan proses vacuum tersebut.
Cara kerja dari desikator ini yakni dimulai dengan membuka
tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping, menaruh silika gel di bawah
dan saringan yang terbuat dari porselin, lalu menaruh median di atas saringan, sebelum
menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup, dan terakhir menutup kembali
tutup desikator sama seperti saat membukanya
(Siti Humaidah : 2011, Joe Allan : 2010)
2.5 Theodolite
(UNSW : 2015)
Theodolite merupakan sebuah instrument alat survey / alat ukur yang dibuat untuk
pengukuran sebuah sudut baik itu sudut mendatar atau kata lainnya sudut horizontal dan
sudut tegak yang kata lainnya sudut vertical. Teodolit berfungsi sebagai alat untuk
menentukan sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat pengukuran. Dengan alat bantu
teodolit membantu dalam menentukan sistem koordinat dari suatu lahan dalam dimensi
horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi (engineer) dalam proses
penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat teodolit terdiri dari dua tipe
yaitu teodolit digital dan manual Berdasarkan fungsinya kedua alat tersebut mempunyai
tujuan yang sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam proses penggambaran peta
situasi pada lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses
centring (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordinat
Cara kerja alat ini ialah dimulai dari memasukkan baterai ke dalam tempatnya terlebih
dahulu kemudian melakukan centering optis ke atas, menghidupkan display dan atur sesuai
keperluan, untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki
kemudian membaca pada display dan untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan
secara vertikal dan kemudian dibaca pada display.
(Andryan Suhendra : 2011, Williams, DC : 2012)
2.6 Pengunting
(Basak : 2014)
Pengunting adalah salah satu alat pada lingkup survei dan pemetaan. Pengunting
berfungsi sebagai suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi
antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan
ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Cara kerjanya ialah menempatkan alat ukur penyipat datar pada salah satu titik.
Misalnya pesawat diletakkan di titik B. Tinggi A (garis bidik) atau titik tengah teropong di
atas titik B diukur dengan mistar.Dengan gelembung di tengah–tengah lingkaran,garis bidik
diarahkan ke mistar (bak) ukur yang diletakkan di titik A.
(P.W, Yudha : 2015, Basak : 2014 )
2.7 Total Station
D.O. Meter
Start
Ukur konsentrasi DO
Catat hasil
3.1.2 Theodolite
Theodolite
Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding
Start
Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan orientasi tanda garis
Pilih daerah secara manual atau otomatis dengan menekan tombol range
4.1 DO Meter
DO meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut
(Dissolve Oxygen) di dalam air atau larutan. Nilai oksigen terlarut di dalam air akan sangat
dipengaruhi oleh banyak factor, diantaranya adalah factor suhu dan juga kandungan zat-zat
organic yang ada di dalamnya. Kualitas air yang bagus biasanya akan memiliki nilai
Dissolve Oxygen yang tinggi, sebaliknya air yang sudah tercemar, kandungan oksigen
terlarutnya akan rendah.
Penggunaan DO meter banyak dibutuhkan untuk bidang perikanan, kualitas air bersih
dan segala hal yang menyangkut penggunaan air untuk kehidupan. Alat ini bekerja dengan
system digital sehingga cukup mudah dan simple untuk digunakan. Pengukuran oksigen
terlarut di dalam penelitian sebelum adanya alam DO meter tersebut biasanya dilakukan di
laboratorium dengan metode analisa yang biasanya membutuhkan waktu yang relative lebih
lama. Disamping itu bahan-bahan kimia yang dipakai juga lebih banyak sehingga lebih
mahal. Dengan adanya DO meter tersebut, semuanya menjadi lebih mudah. Dengan waktu
yang sangat singkat dan biaya yang lebih murah, kita bisa mendapatkan hasil pengukuran
oksigen terlarut dari suatu sampel. Cara penggunaan DO meter cukup mudah hanya
menyelupkannya kesampel yang ingin diukur (Alan, 2013).
4.2 Theodolite
Teodolit berfungsi sebagai alat untuk menentukan sudut yang dibentuk antara dua titik
pada saat pengukuran. Prinsip kerja dari teodolit adalah menentukan sistem koordinat dari
suatu lahan dalam dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi
(engineer) dalam proses penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat
teodolit terdiri dari dua tipe yaitu teodolit digital dan manual. Berdasarkan fungsinya kedua
alat tersebut mempunyai tujuan yang sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam
proses penggambaran peta situasi pada lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat
tersebut terletak pada proses centring (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordinat.
Untuk pengaplikasiannya, theodolite biasa digunakan dalam melakukan pekerjaan –
pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah. Contohnya ialah mengukur ketinggian dari
suatu tanah pertanian. Selain itu, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran
polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Tingkat ketelitian sudut yang
bisa diketahui menggunakan theodolit mencapai satuan detik. Dengan ini, hasil pengukuran
akan sangat detail dan akurat (Bhavikatti, S, 2013).
4.3 Turbidimeter
Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungi untuk mengukur tingkat
kekeruhan air. Turbidimeter merupakan alat yang memiliki sifat optik akibat dipersi sinar
dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya. yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Intesitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika
kondisi-kondisi lainnya konstan.
Ada 2 jenis Turbidimeter umum yang sering dipakai sekarang yaitu :
Bech top dan portabel digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas unit Bech
biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan tidak dimaksudkan
untuk menjadi portabel.
On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus-menerus menganalisa
aliran sampel tumpah off dari proses unit sampling.
Penggunaan alat turbidimetri ini yaitu menyimpan sampel atau standart pada botol
kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu diset, dimana angka yang
tertera harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian lakukan pengukuran dengan
menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang
tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standart.
Setelah itu sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada
turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar
dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan
menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat
atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.
Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang
ditranmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan
melalui suspensi maka sebagian dari energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan
penyerapan, pemantulan, dan sisanya akan ditranmisikan. Pada alat turbidimeter yang
dipraktikan aplikasinya ini cahaya masuk melalui sample air kemudian sebagian diserap
dan sebagian diteruskan, cahaya yang diserap itulah yang merupakan tingkat kekeruhan.
(Hendrizon, Y, Wildian, 2012).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari adanya studi laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan
ini, kita dapat mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium Teknik Sumber Daya
Alam dan Lingkungan ini beserta fungsinya dan tentunya dapat memahami prinsip dan cara
kerja alat-alat tersebut. Masing-masing alat memiliki nama, fungsi serta prinsip kerja yang
berbeda-beda. Sehingga, penggunaannya juga sedikit berbeda pula sesuai cara kerja alat
tersebut. Ada beberapa yang hampir sama seperti dalam pengukuran tanah, namun tetap
memiliki fungsi spesifik sendiri yang tidak dimiliki oleh alat-alat yang lain. Untuk itu, alat-
alat semua itu perlu untuk penunjang dalam menyelesaikan pekerjaan khusunya yang ada di
bidang Keteknikan Pertanian ini.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan untuk Laboratorium Teknik Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Salah
satunya adalah kualitas alat yang ada di dalam laboratorium. Saran yang bisa penulis
berikan adalah untuk merawat dan memperbarui alat yang berada di dalam laboratorium
karena masih banyaknya alat yang sudah tidak berfungsi lagi atau dalam kondisi yang tidak
terawatt. Saran yang kedua adalah untuk selalu merawat kondisi ruangan yang ada di
Laboratorium tersebut, karena banyaknya debu yang dapat mengganggu aktivitas
praktikum. Terakhir, untuk memperbarui alat yang lebih canggih lagi karena di dalam
praktikum juga perlu efisiensi dalam pengerjaannya.
Terlepas dari kekurangan dan saran yang telah diberikan, penulis merasa bahwa
Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan sudah memenuhi kelayakan
sebagai laboratorium dalam penelitian ataupun pembelajaran. Penulis berharap agar
laboratorium dapat membenahi segala kekurangannya. Selain itu, juga memperbarui alat-
alat yang ada dengan yang lebih canggih dan efisien. Dengan saran yang diberikan ini,
penulis berharap Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan bisa menjadi
laboratorium percontohan universitas-universitas lain yang ada di Indonesia maupun luar
negeri serta menjadi pusat pembelajaran dan penelitian yang berstandar Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Basak. 2014. Surveying and Leveling. McGraw Hill Education. New Delhi.
Cahyono, S. D. 2014. Modifikasi Rancang Bangun Simulator Hujan Guna Mencapai Distribusi
Curah Hujan Seragam dan Intensitas Hujan Tertentu. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Guretno, W,. 2015. Turbidimeter Berbasis Mikrokontroller dengan Penyimpanan Internal.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes. Surabaya.
Humaidah, S. 2011. Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob. Skripsi. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya
Keith, B., J. Hall. 2014. Applied Uncertainty Analysis For Flood Risk Management. World
Scientific. Singapore.
Lee, Mary. 2009. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data, Maryland, ASHP
Myson, H. 2013. Kajian Potensi Arus Sungai Lagan di Desa Lagan Tengah Kab. Tanjab Timur
Sebagai Pembangkit Listrik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi: 13(4): 3-4
.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
S, Rinto. 2018. Survey Rekayasa Konstruksi: Survey Rekayasa Konstruksi. UPT Percetakan dan
Penerbitan Polinema. Malang
Bhavikatti, S. 2013. Surveying and Levelling, Volume 1. I. K. International Pvt Ltd. New Delhi.
Prahutama,Alan. 2013.Estimasi kandungan DO (Dissolved Oxygen) di Kali Surabaya dengan
Metode Kriging.jurnal statistika.1(2):9-14
Hendrizon, Y, Wildian.2012. Rancang Bangun Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Zat Cair Berbasis
Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Fototransistor dan Penampil
LCD.jurnal fisika.1(1):2-3