Anda di halaman 1dari 16

FOTO

BERWARNA
STUDI LABORATORIUM 3X4

TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

COVER BIRU TUA


POLOS

Nama : Narahendra Galih Danniswara

NIM : 195100200111020

Kelompok : 17/PASCAL

Jurusan Keteknikan Pertanian


Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan (TSAL) adalah
Laboratorium yang berada di bawah Program studi Teknik Lingkungan, dimana Program
studi Teknik Lingkungan adalah bidang yang menekuni ilmu teknik dan
menggabungkannya dengan ilmu biologi, kimia dan fisika.
Keberadaan lingkungan hidup sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Apabila
terjadi kerusakan lingkungan hidup maka kehidupan manusia juga akan terganggu.
Globalisasi dan reformasi membawa pengaruh yang besar terhadap kebijakan terhadap
lingkungan. Adanya globalisasi dan reformasi merubah nilai dan pola pikir terhadap
pengambilan kebijakan tentang lingkungan. Mengingat pentingnya lingkungan hidup bagi
kehidupan manusia, maka dari itu diharapkan dengan adanya Laboratorium TSAL ini dapat
menumbuhkan individu yang akan mencoba untuk menstabilkan hubungan antara manusia
dan lingkungan sementara pada saat yang sama melestarikan dan menciptakan suatu
lingkungan dimana orang dapat hidup dengan aman dan nyaman bersama-sama dengan
makhluk hidup lainnya.
Di dalam kegiatan berlaboratorium terdapat yang namanya studi laboratorium. Studi
laboratorium sangat penting untuk mengetahui macam-macam laboratorium yang ada di
Fakultas tersebut. Selain itu, dapat mengetahui juga alat dan bahan yang disediakan pada
laboratorium tersebut. Dengan itu, kita bisa memahami fungsi-fungsi alat yang ada di
laboratorium tersebut dan tidak akan terjadi kesalahan dalam penggunaannya di kala
praktikum nanti.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium TSAL beserta
fungsinya
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbidimeter

(Mary Lee : 2009)


Turbidimeter merupakan alat untuk menganalisa hamburan cahaya. Hamburan cahaya
terjadi akibat adanya partikel yang terdapat dalam larutan. Partikel ini akan
menghamburkan cahaya ke segala arah yang mengenainya, dengan memanfaatkan
intensitas cahaya. Turbidimeter berfungsi untuk mengukur kekeruhan air, dimana
kekeruhan dalam air sering diabaikan karena dianggap sudah cukup diidentifikasi melalui
penglihatan apakah air tersebut jernih atau tidak. Hal ini terjadi dimungkinkan karena tidak
tersedianya alat untuk mendeteksi tingkat kekeruhan air. Padahal air yang terlihat jernih
belum tentu mutunya bagus, oleh sebab itu untuk mengendalikan mutu dilakukan uji
kekeruhan dengan alat turbidimeter (Wahyu Guretno : 2015)
Cara kerja turbidimeter yaitu mengukur hamburan cahaya yang mengenai partikel
yang terkandung dalam air dengan cara menyinarkan sumber cahaya yang berasal dari
lampu ke kuvet. Kemudian partikel tersebut akan menyerap energi cahaya dan akan
memantulkan cahaya ke segala arah.
(Mary Lee : 2009)

2.2 Rainfall Simulator


Rainfall simulator adalah alat untuk mempelajari parameter hidrologi seperti infiltrasi
dan runoff dibawah pemakaian hujan yang terkontrol. Rainfall simulator dapat digunakan
untuk penelitian yang berkaitan dengan gejala alam secara repeatability, seperti penelitian
gejala alam yang berkaitan dengan hujan antara lain erosi, infiltrasi dan aliran permukaan.
Rainfall simulator dapat mengendalikan hujan seperti yang diinginkan
(Beven Keith, Hall Jim : 2014)
Cara kerja alat ini adalah dengan dimulainya membuat hujan buatan dengan
bermacam-macam intensitas sesuai yang dikehendaki. Hujan buatan ini akan menyirami
suatu petak tanah dengan luasan tertentu yang sebanding dengan ukuran dari perangkat alat
ini. Hujan buatan dioperasikan dengan intensitas sesuai yang telah ditetapkan sebelumnya
dan sejak saat yang sama semua air yang keluar dari petak tanah dicatat. Pencatatan terus
dilakukan sampai debit yang keluar dari petak tanah tersebut mencapai nilai tetap. Bila
keadaan ini telah tercapai, maka hujan buatan dapat dihentikan. Pada keadaan demikian
berarti telah tercapai keseimbangan antara hujan, limpasan (aliran permukaan) dan infiltrasi
(sitasi : Sigit Dwi Cahyono : 2014, Beven Keith, Hall Jim : 2014)

2.3 Current Meter


Current meter merupakan sebuah alat yang ditenggelamkan ke dalam air bergerak
yang dilengkapi dengan rotor (komponen yang berputar) untuk mengetahui kecepatan
aliran. Current meter berfungsi untuk mengetahui besarnya debit suatu saluran dengan cara
melakukan pengukuran langsung. Debit aliran dapat diperoleh melalui pengukuran
kecepatan dan luas tampang aliran. Pengukuran debit aliran pada suatu saluran sangat
diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya air guna keperluan irigasi, rekayasa dan
rekreasi.

(Ahmed : 2009)
Prinsip atau cara kerja current meter ini adalah dimulai dengan membaca sinyal yang
dihasilkan oleh sensor yang dimasukan dalam air. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
current-meter mengukur kecepatan dengan melakukan pengubahan gerakan linear menjadi
menjadi angular, maka sensor pada current meter ini akan mengeluarkan sinyal kontinyu,
ratiometric dan linier dengan keluaran yang mempunyai noise rendah. Jika rotor berputar
makan akan menyebabkan ada dan tidaknya sinyal listrik yang muncul pada sensor.
(H. Myson : 2013, Suyitno : 2010)

2.4 Desikator
Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya berisi
silika gel atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator dilengkapi dengan penutup kaca
yang dilapisi oleh vaselin. Desikator sendiri berfungsi sebagai wadah mengeringkan suatu
spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara. Desikator ini ada 2 macam yaitu
desikator biasa dan desikator vacuum. Proses pengeringan pada desikator vacuum tentunya
lebih cepat dari yang model biasa karena dibantu dengan proses vacuum tersebut.
Cara kerja dari desikator ini yakni dimulai dengan membuka
tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya kesamping, menaruh silika gel di bawah
dan saringan yang terbuat dari porselin, lalu menaruh median di atas saringan, sebelum
menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup, dan terakhir menutup kembali
tutup desikator sama seperti saat membukanya
(Siti Humaidah : 2011, Joe Allan : 2010)

2.5 Theodolite

(UNSW : 2015)
Theodolite merupakan sebuah instrument alat survey / alat ukur yang dibuat untuk
pengukuran sebuah sudut baik itu sudut mendatar atau kata lainnya sudut horizontal dan
sudut tegak yang kata lainnya sudut vertical. Teodolit berfungsi sebagai alat untuk
menentukan sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat pengukuran. Dengan alat bantu
teodolit membantu dalam menentukan sistem koordinat dari suatu lahan dalam dimensi
horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi (engineer) dalam proses
penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat teodolit terdiri dari dua tipe
yaitu teodolit digital dan manual Berdasarkan fungsinya kedua alat tersebut mempunyai
tujuan yang sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam proses penggambaran peta
situasi pada lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses
centring (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordinat
Cara kerja alat ini ialah dimulai dari memasukkan baterai ke dalam tempatnya terlebih
dahulu kemudian melakukan centering optis ke atas, menghidupkan display dan atur sesuai
keperluan, untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki
kemudian membaca pada display dan untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan
secara vertikal dan kemudian dibaca pada display.
(Andryan Suhendra : 2011, Williams, DC : 2012)

2.6 Pengunting

(Basak : 2014)
Pengunting adalah salah satu alat pada lingkup survei dan pemetaan. Pengunting
berfungsi sebagai suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi
antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir
(sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tinggi suatu titik yang akan
ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Cara kerjanya ialah menempatkan alat ukur penyipat datar pada salah satu titik.
Misalnya pesawat diletakkan di titik B. Tinggi A (garis bidik) atau titik tengah teropong di
atas titik B diukur dengan mistar.Dengan gelembung di tengah–tengah lingkaran,garis bidik
diarahkan ke mistar (bak) ukur yang diletakkan di titik A.
(P.W, Yudha : 2015, Basak : 2014 )
2.7 Total Station

(P.W, Yudha : 2015)


Total Station merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan
dalam survei.Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu
dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
vertikal,sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.Teleskop tersebut juga
dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu
horisontal,sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca dan dihitung secara
otomatis oleh total station.Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi. Total station berfungsi untuk mengukur sudut horisontal dan vertikal selama
mensurvey dan proyek.
cara kerjanya yang pertama adalah sentring alat, lalu membuat nama job (untuk
menyimpan data hasil ukuran), masukkan parameter informasi titik tempat berdiri alat,
tentukan arah backsight (azimuth), ukur titik-titik target dengan dengan mode sudut &
jarak, dan atau koordinat (x,y,z), menampilkan data di alat download ke computer, terakhir
mengolah data lapangan di computer. (P.W, Yudha : 2015, Basak : 2014)
BAB II
METODOLOGI

3.1 Cara Kerja Alat

3.1.1 D.O. Meter

D.O. Meter

Start

Siapkan DO meter dan sampel

Lakukan kalibrasi DO meter

Celupkan batang probe hingga dasar wadah sampel

Ukur konsentrasi DO

Angkat dan keringkan probe

Catat hasil
3.1.2 Theodolite

Theodolite

Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan

Tinggikan setinggi dada

Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan

Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi

Injak pedal kaki statif

Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar

Letakkan theodolite di tribar plat

Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite

Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak

Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar

Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering

Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding

Periksa kembali ketepatan nilai index pada system


3.1.3 Turbidy Meter

Start

Masukkan sampel kedalam botol sampai mendekati garis tera

Botol sampel di bersihkan dengan lap

Tekan tombol I/O. instrument terbuka dan tempatkan ke permukaan datar

Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan orientasi tanda garis

Pilih daerah secara manual atau otomatis dengan menekan tombol range

Memilih mode sinyal rata-rata dengan tekan tombol signal average

Tekan read, monitor akan menunjukkan NTU atau data desimal


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 DO Meter

DO meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut
(Dissolve Oxygen) di dalam air atau larutan. Nilai oksigen terlarut di dalam air akan sangat
dipengaruhi oleh banyak factor, diantaranya adalah factor suhu dan juga kandungan zat-zat
organic yang ada di dalamnya. Kualitas air yang bagus biasanya akan memiliki nilai
Dissolve Oxygen yang tinggi, sebaliknya air yang sudah tercemar, kandungan oksigen
terlarutnya akan rendah.
Penggunaan DO meter banyak dibutuhkan untuk bidang perikanan, kualitas air bersih
dan segala hal yang menyangkut penggunaan air untuk kehidupan. Alat ini bekerja dengan
system digital sehingga cukup mudah dan simple untuk digunakan. Pengukuran oksigen
terlarut di dalam penelitian sebelum adanya alam DO meter tersebut biasanya dilakukan di
laboratorium dengan metode analisa yang biasanya membutuhkan waktu yang relative lebih
lama. Disamping itu bahan-bahan kimia yang dipakai juga lebih banyak sehingga lebih
mahal. Dengan adanya DO meter tersebut, semuanya menjadi lebih mudah. Dengan waktu
yang sangat singkat dan biaya yang lebih murah, kita bisa mendapatkan hasil pengukuran
oksigen terlarut dari suatu sampel. Cara penggunaan DO meter cukup mudah hanya
menyelupkannya kesampel yang ingin diukur (Alan, 2013).

4.2 Theodolite

Teodolit berfungsi sebagai alat untuk menentukan sudut yang dibentuk antara dua titik
pada saat pengukuran. Prinsip kerja dari teodolit adalah menentukan sistem koordinat dari
suatu lahan dalam dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi
(engineer) dalam proses penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat
teodolit terdiri dari dua tipe yaitu teodolit digital dan manual. Berdasarkan fungsinya kedua
alat tersebut mempunyai tujuan yang sama, salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam
proses penggambaran peta situasi pada lokasi tertentu. Akan tetapi perbedaan kedua alat
tersebut terletak pada proses centring (penyetelan) alat dan pembacaan sudut koordinat.
Untuk pengaplikasiannya, theodolite biasa digunakan dalam melakukan pekerjaan –
pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah. Contohnya ialah mengukur ketinggian dari
suatu tanah pertanian. Selain itu, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran
polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Tingkat ketelitian sudut yang
bisa diketahui menggunakan theodolit mencapai satuan detik. Dengan ini, hasil pengukuran
akan sangat detail dan akurat (Bhavikatti, S, 2013).

4.3 Turbidimeter

Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungi untuk mengukur tingkat
kekeruhan air. Turbidimeter merupakan alat yang memiliki sifat optik akibat dipersi sinar
dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya. yang dipantulkan terhadap cahaya yang
tiba. Intesitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika
kondisi-kondisi lainnya konstan.
Ada 2 jenis Turbidimeter umum yang sering dipakai sekarang yaitu :
 Bech top dan portabel digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas unit Bech
biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan tidak dimaksudkan
untuk menjadi portabel.
 On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus-menerus menganalisa
aliran sampel tumpah off dari proses unit sampling.
Penggunaan alat turbidimetri ini yaitu menyimpan sampel atau standart pada botol
kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu diset, dimana angka yang
tertera harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian lakukan pengukuran dengan
menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang
tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standart.
Setelah itu sampel dimasukkan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada
turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar
dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan
menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat
atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.
Dasar dari analisis turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang
ditranmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan
melalui suspensi maka sebagian dari energi radiasi yang jatuh dihamburkan dengan
penyerapan, pemantulan, dan sisanya akan ditranmisikan. Pada alat turbidimeter yang
dipraktikan aplikasinya ini cahaya masuk melalui sample air kemudian sebagian diserap
dan sebagian diteruskan, cahaya yang diserap itulah yang merupakan tingkat kekeruhan.
(Hendrizon, Y, Wildian, 2012).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tujuan dari adanya studi laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan
ini, kita dapat mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium Teknik Sumber Daya
Alam dan Lingkungan ini beserta fungsinya dan tentunya dapat memahami prinsip dan cara
kerja alat-alat tersebut. Masing-masing alat memiliki nama, fungsi serta prinsip kerja yang
berbeda-beda. Sehingga, penggunaannya juga sedikit berbeda pula sesuai cara kerja alat
tersebut. Ada beberapa yang hampir sama seperti dalam pengukuran tanah, namun tetap
memiliki fungsi spesifik sendiri yang tidak dimiliki oleh alat-alat yang lain. Untuk itu, alat-
alat semua itu perlu untuk penunjang dalam menyelesaikan pekerjaan khusunya yang ada di
bidang Keteknikan Pertanian ini.

5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat disampaikan untuk Laboratorium Teknik Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Salah
satunya adalah kualitas alat yang ada di dalam laboratorium. Saran yang bisa penulis
berikan adalah untuk merawat dan memperbarui alat yang berada di dalam laboratorium
karena masih banyaknya alat yang sudah tidak berfungsi lagi atau dalam kondisi yang tidak
terawatt. Saran yang kedua adalah untuk selalu merawat kondisi ruangan yang ada di
Laboratorium tersebut, karena banyaknya debu yang dapat mengganggu aktivitas
praktikum. Terakhir, untuk memperbarui alat yang lebih canggih lagi karena di dalam
praktikum juga perlu efisiensi dalam pengerjaannya.
Terlepas dari kekurangan dan saran yang telah diberikan, penulis merasa bahwa
Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan sudah memenuhi kelayakan
sebagai laboratorium dalam penelitian ataupun pembelajaran. Penulis berharap agar
laboratorium dapat membenahi segala kekurangannya. Selain itu, juga memperbarui alat-
alat yang ada dengan yang lebih canggih dan efisien. Dengan saran yang diberikan ini,
penulis berharap Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan bisa menjadi
laboratorium percontohan universitas-universitas lain yang ada di Indonesia maupun luar
negeri serta menjadi pusat pembelajaran dan penelitian yang berstandar Internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Basak. 2014. Surveying and Leveling. McGraw Hill Education. New Delhi.
Cahyono, S. D. 2014. Modifikasi Rancang Bangun Simulator Hujan Guna Mencapai Distribusi
Curah Hujan Seragam dan Intensitas Hujan Tertentu. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Guretno, W,. 2015. Turbidimeter Berbasis Mikrokontroller dengan Penyimpanan Internal.
Skripsi. Poltekkes Kemenkes. Surabaya.
Humaidah, S. 2011. Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob. Skripsi. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya
Keith, B., J. Hall. 2014. Applied Uncertainty Analysis For Flood Risk Management. World
Scientific. Singapore.
Lee, Mary. 2009. Basic Skills in Interpreting Laboratory Data, Maryland, ASHP
Myson, H. 2013. Kajian Potensi Arus Sungai Lagan di Desa Lagan Tengah Kab. Tanjab Timur
Sebagai Pembangkit Listrik. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi: 13(4): 3-4
.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

S, Rinto. 2018. Survey Rekayasa Konstruksi: Survey Rekayasa Konstruksi. UPT Percetakan dan
Penerbitan Polinema. Malang
Bhavikatti, S. 2013. Surveying and Levelling, Volume 1. I. K. International Pvt Ltd. New Delhi.
Prahutama,Alan. 2013.Estimasi kandungan DO (Dissolved Oxygen) di Kali Surabaya dengan
Metode Kriging.jurnal statistika.1(2):9-14
Hendrizon, Y, Wildian.2012. Rancang Bangun Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Zat Cair Berbasis
Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Fototransistor dan Penampil
LCD.jurnal fisika.1(1):2-3

Anda mungkin juga menyukai