Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Universitas Brawijaya
dikembangkan dari Minat Teknik Sumberdaya Alam dan Lingkungan, yang semula
bernama Teknik Tanah dan Air, di Jurusan Keteknikan Biosistem dan Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian. Minat ini telah ada sejak terbentuknya Program Studi
Keteknikan Pertanian Tahun 1984 sesuai Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud No.
118 DIKTI/Kep/84 dan dipertegas setelah terbentuk Fakultas Teknologi Pertanian sesuai
dengan Surat Keputusan Mendikbud RI N0. 012a/O/1998. Laboratorium Teknik
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (TSAL) bertempat di Gedung C Fakultas Teknologi
Pertanian (ex gedung POLTEK) Lantai 1 berada pada sisi sebelah timur gedung.
Ruangan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk Praktikum dan Penelitian baik bagi
dosen maupun mahasiswa.
Laboratorium Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan berada di bawah Program
studi Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan (TSAL), dimana Program studi
Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan (TSAL) adalah bidang multidisiplin ilmu
teknik yang menggabungkan ilmu biologi, kimia dan fisika dengan ilmu teknik. Di
bawah unit kerja Fakulas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, TSDAL berusaha
menumbuhkan individu yang akan mencoba untuk menstabilkan hubungan antara
manusia dan lingkungan sementara pada saat yang sama melestarikan dan menciptakan
suatu lingkungan dimana orang dapat hidup dengan aman dan nyaman bersama-sama
dengan makhluk hidup lainnya. Karena masalah lingkungan dan pengelolaan sumber
daya alam perlu manajemen yang komprehensif untuk menghindari degradasi
lingkungan. Pemecahan masalah lingkungan tidak hanya dalam tindakan kuratif (setelah
terjadi kerusakan lingkungan), tetapi juga membutuhkan perencanaan pengeloaan
sumber daya alam yang terbaik. Pertanian, perkotaan, dan sumber pertambangan
merupakan sumber pollutant yang menimbulkan dampak yang dapat menurunkan
kualitas air permukaan dan air tanah. Sistem informasi geografi berbasis pada model
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) akan sangat membantu untuk merancang
praktek konservasi tanah, pencegahan polusi kimia dari badan air sungai dan
perlindungan biota perairan.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat yang ada di laboratorium TSAL
beserta fungsinya.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbidimeter

(Kenneth, 2009)
Turbidimeter adalah alat pengujian kekeruhan dengan sifat optic akibat dispersi sinar
dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang
datang. Turbidimeter berfungsi sebagai alat untuk mengukur atau menganalisa kekeruhan
air atau larutan (Daniel, 2018).
Cara kerja turbidimeter ialah pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisikan
sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi. Bilamana cahaya dilewatkan melalui
suspense maka sebagian dari energy radiasi yang jatuh dihamburkan dengan penyerapan,
pemantulan, dan sisanya akan ditransmisikan (Kenneth, DKK.2009).

2.2 Rainfall Simulator

(Mahadi, 2015)
Rainfall simulator adalah alat untuk mempelajari parameter hidrologi seperti infiltrasi
dan runoff dibawah pemakaian hujan yang terkontrol. Rainfall simulator berfungsi untuk
mengukur curah hujandan menyimpan data dari hasil pengukuran (Tanti, 2012).
Cara kerja alat ini adalah dengan membuat hujan buatan dengan bermacam-macam
intensitas sesuai dikehendaki. Hujan buatan ini akan minyirami suatu petak tanah dengan
luasan tertentu yang sebanding dengan ukuran dari alat ini (Mahadi, 2015).

2.3 Current Meter

(Michael, 2009)
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran air. Alat ini berfungsi
sebagai alat ukur debit dan kecepatan arus serta menghitung debit dan kecepatan arus suatu
aliran air (Rachel, 2012).
Cara kerja alat ini adalah, propeller berputar dikarenakan partikel air yang
melewatinya. Jumlah putaran propeller per waktu pengukuran dapat memberikan kecepatan
arus yang diukur apabila dikaitkan dengan rumus kalibrasi propeller tersebut (Michael,
2009).

2.4 Desikator

(Endes, 2009)
Desikator adalah alat laboratorium terbuat dari bahan kaca yang digunakan untuk
menghilangkan kadar air suatu bahan. Alat ini berfungsi untuk mengeringkan suatu bahan.
Alat ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan bahan yang sudah dikeringkan untuk
mempertahankan kelembapan suatau bahan yang peka tgerhadap pengaruh udara yang
lembap (Edward, 2010).
Cara kerja desikator adalah dengan meletakkan bahan yang bisa menyerapka uap air
seperti silica gel dibagian bawah. Dan dibagian atas adalah tempat yang digunakan untuk
meletakkan bahan yang akan dikeringkan (Endes, 2005).

2.5 Theodolite

(Ferry, 2018)
Theodolite adalah alat ukur optis untuk mengukur sudut vertical dan horizontal,
merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja untuk mengukur tempat yang tak
dapat dijangkau dengan berjalan. Theodolite berfungsi untuk menentukan situasi,
pengamatan matahari, dan pengukuran polygon (Rinto, 2011).
Prinsip kerja alat ini adalah, cahaya masuk melalui lensa objekstif, lalu ke lensa
pembalik, dan terakhir ke lensa fokus. Setelah masuk ke lensa fokus, cahaya akan terlihat di
mata bersamaan dengan diafragma. Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah,
batas bawah untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari
theodolite (Ferry, 2018).

2.6 Pengunting

(Edward, 2002)
Pengunting adalah alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara
titik-titik saling berdekatan. Alat ini berfungsi sebagai penentu tinggi suatu titik yang akan
ditentukan ketinggiannya berdasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan (Edhie,
2012).
Prinsip kerja alat ini adalah dengan membidik objek yang ditentukan lalu kemudian
dapat ditentukan ketinggian dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Dengan
syarat 2 titik yang diukur tidak lebih dari 120 meter dan paling dekat (Edward, 2009).

2.7 Total Station

(Rinto, 2018)
Total station adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan.
Alat ini merupakan theodolite yang terintregasi dengan fungsi sebagai alat ukur jarak dan
kemiringan dari instrument ke titik tertentu (Rinto, 2018).
Prinsip kerja alat ini adalah, cahaya masuk melalui lensa objekstif, lalu ke lensa
pembalik, dan terakhir ke lensa focus. Setelah masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di
mata bersamaan dengan diafragma. Setelah itu baru bisa terbaca batas atas, batas tengah,
batas bawah untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari total
station (Edward, 2018).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Cara Kerja Alat (Diagam Alir)


3.1.1 Pengunting

3.1.2 Theodolite
3.1.3 Current Meter

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengunting
4.2 Theodolite
4.3 Current Meter
Note: Pembahasan berisi penjelasan masing–masing alat berisi gambar alat (digambar
tangan) dan diberi keterangan bagian–bagiannya, membandingkan fungsi alat, prinsip kerja,
beserta aplikasi alat pada bidang Keteknikan Pertanian dengan literatur. Masing-masing alat
minimal 1 literatur.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan (berisi tujuan, prinsip kerja alat, dan penjelasan singkat)
5.2 Saran (minimal 2 paragraf)
DAFTAR PUSTAKA

Edward, A. 2002. Dasar-dasar konstruksi bangunan. Jakarta. Erlangga.


Endes, N. 2005. Jurnal penelitian hasil hutan. Jurnal (23): 301
Ferry, S. 2018. Survei terrestris. Yogyakarta. POLIBAN PRESS
Kenneth, C. 2009. Monitek TSTC online turbidimeter. Ohio. Battelle.
Mahadi, L. 2015. Modeling of road surface pollution buildup and washaff using rainfall
simulator. Malaysia. University Teknology Malaysia.
Michael, J. 2009. Twort’s water supply. Amsterdam. Elsever.
Rinto, S. 2018. Survey rekayasa konstruksi. Malang. Polinema Press.

DAFTAR PUSTAKA
TAMBAHAN

Daftar pustaka tambahan minimal 3 literatur; 10 Tahun Terakhir (2009) dan hanya boleh
dari jurnal, buku, skripsi, tesis, dan disertasi; tidak boleh dari blog, wikipedia, website,
modul, dan buku sekolah. Daftar pustaka ditulis menggunakan format Harvard Style.

Anda mungkin juga menyukai