Ramadhila Sari1)*, Yona Afriani2), Rintan Permata Sari3), Fairuz Shafira4), Taufik Al azizz5)
1)
BP 1810421019, Kelompok IVA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
2)
BP 1810422015, Kelompok IVA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
3)
BP 1810422018, Kelompok IVA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
4)
BP 1810422030, Kelompok IVA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
5)
BP 1810422033, Kelompok IVA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
*Koresponden: ramadhilasari30@gmail.com
Abstrak
Praktikum Pengenalan Alat dan Pengukuran Faktor Lingkungan dilaksanakan pada Selasa, 11 Februari 2020 pukul 16.00
di Laboratorium Teaching I, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam ruang lingkup
ekologi hewan beserta fungsi dan cara kegunaannya. Alat yang digunakan untuk pengukuran suhu dan udara
yaitu termometer, sling psichrometer, luxmeter, anemometer, refraktometer, evaporimeter piche dan
termometer maksimum-minimum, alat yang digunakan untuk metode sampling hewan tanah yaitu termometer
tanah, bor tanah, tulgrin, dan pitfall trap. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengambilan sampel perairan
yaitu, surber net, keping sechi, current meter, tongkat skala, dan eckman grab. Untuk mengukur faktor kimia
air pencuplikan sampel digunakan BOD dan COD. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan yaitu, untuk pengukuran faktor lingkungan yang mempengaruhi suatu organisme digunakan alat
yang memiliki prinsip kerja yang berbeda- beda.
PENDAHULUAN
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik untuk mengukur factor-faktor abiotik. Untuk itu
atau interaksi antara makhluk hidup dengan penting bahwa kita harus mengenal dan mengetahui
lingkungannya, makhluk hidup dengan makhluk anam alat serta spesifikasi alat tersebut. Bukan
hidup lain, dan lingkungan dengan lingkungan lain. hanya itu saja kita pun harus memahami bagaimana
Unit utama ekologi adalah ekosistem. Ekosistem cara kerja alat tersebut dan bagaimana prinsip
merupakan bagian dari lingkungan, ekosistem kerjanya. Untuk pengamatan tersebut diperlukan
memiliki komponen - komponen tertentu yang alat-alat. Alat alat yang terdapat dilaboratorium
memiliki fungsi oleh karena itu disebut sebagai ekologi mempunyai fungsi dan cara kerja yang
suatu sistem. Komponen-komponen tersebut antara berbeda. Oleh karena itu perlu adanya pengenalan
lain abiotik, biotik, fisika, kimiawi, dan sebagainya. alat-alat yang meliputi fungsi dan kegunaan alat,
Contoh faktor biotik adalah makhluk hidup baik itu cara pemakaian dan prinsip kerja. Sehingga ketika
manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh faktor melakukan praktikum ekologi di lapangan
abiotik yaitu suhu, kelembaban, iklim, curah hujan mahasiswa mampu mengoperasikan alat alat
,dan sebagainya. Beberapa contoh faktor abiotik tersebut dengan benar dan tepat. Kesesuaian dan
tersebut adalah sesuatu yang harus diukur oleh cara pemakaian alat akan sangat berpengaruh
karena itu diperlukan alat-alat khusus yang tepat terhadap data yang diambil (Wirakusumah, 2003).
untuk mengukur faktor-faktor abiotik (Widhy, Faktor lingkungan biotik dianalisis secara
2009). kuantitatif dan kualitatif adalah faktor abiotik.
Faktor biotik adalah makhluk hidup baik itu Dalam mencari data kuantitatif dan kualitatif
manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Contoh faktor tersebut dibutuhkan alat khusus atau alat tertentu.
abiotik yaitu suhu, kelembaban, iklim, curah hujan, Faktor lingkungan tersterial maupun perairan sangat
dan sebagainya. Beberapa contoh faktor abiotik membutuhkan sebuah alat untuk mengukur
tersebut adalah sesuatu yang harus diukur oleh faktor-faktor abiotiknya secara kualilatif dan
karena itu diperlukan alat-alat khusus yang tepat kuantitatif. Hal tersebutlah yang melatar belakangi
diadakannya praktikum yaitu untuk mengetahui dan daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di
memahami alat-alat yang digunakan dalam ruang daerah yang sangat basah (Sutanto, 2005).
lingkup ekologi hewan beserta fungsi dan cara Pengenalan alat-alat laboratorium penting
kegunaannya (Hanum, 2009). dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
Menurut Anonim (2010) Organisme hidup di penelitian.Alat-alat laboratorium biasanya dapat
ekosistem perairan dibedakan menjadi beberapa rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
golongan, yaitu: Plankton, yaitu organisme yang tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya
berukuran sangat kecil (umumnya mikroskopis), dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
mempunyai gerakan yang ralatif kecil atau lemah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat
sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh tersebut dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan
gelombang, arus maupun gerakan air.Nekton, yaitu prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit
organisme yang berukuran besar dan mampu mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
berenang bebas dalam air.Bentos, yaitu organisme penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
yang hidup di dasar suatu perairan. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
Faktor abiotik meliputi iklim (klimatik), iklim penelitian seseorang. Secara umum, fungsi setiap
berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur alat telah diberikan, karena tidak mungkin semua
iklim sebagai tersebut adalah suhu, kondisi suhu fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di
udara sangat berpengaruh terhadap laboratorium. Untuk memudahkan dalam
tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis spesies memahami alat-alat laboratorium yang dapat
tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang digunakan dalam waktu relative lama dan dalam
ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya, serta keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan dan
batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto,
yang dinamakan tolerensi spesies terhadap suhu. 2004).
Penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan Adapun tujuan dalam pelaksanaan praktikum
nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, ini adalah untuk mengetahui serta memahami faktor
seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang lingkungan dan alat yang digunakan untuk
sedang, dan sebagainya. Kelembaban udara, mengukur faktor lingkungan baik terrestrial maupun
berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan. Ada perairan.
tumbuhan yang sangat cocok hidup di daerah kering,
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat tanah, tool grind dan pitfall trap. Bahan-bahan yang
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 11 Februari digunakan pada praktikum kali ini adalah
2020 di Laboratorium Teaching I, Jurusan Biologi, larutan-larutan kimia pada analisis kimia air seperti
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, NaOH, MnSO4, Na2SO3, larutan amilum, larutan PP
Universitas Andalas, Padang. dan air sampel.
a b c d
e f g h
i j
Gambar 1 (sumber kelompok VA). a. larutan MnSO4 b. Larutan H2SO4, c. Larutan KOHKI, d. Amilum, e. Larutan
Na2S2O3, f. Larutan NaOH, g. Larutan PP, h. Air dengan botol 250 ml, i. Botol Gelap, j. Erlenmeyer
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan kimia pada sampel air, dapat dihitung DO
didapatkan hasil sebagai berikut : (Oksigen Terlarut) dan kadar CO2 Air. Kadar
Dari gambar 1. Diperoleh hasil pencuplikan oksigen terlarut yang terdapat pada perairan dapat
sampel dengan menggunakan BOD dan COD. diukur dengan cara titrasi winkler. Bahan-bahan
Menurut Safitri (2007) Pada pengukuran faktor yang digunakan saat kita melakukan titrasi winkler
1 MnSo4, 1 ml KOHKI, 1 ml H2So4, ion sulsat secara umum banyak digunakan untuk
dan amilum. Sampel diambil 300 ml, ambil 1 ml menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya
MnSo4 masukkan kesampel, ditambahkan 1 ml dengan menggunakan titrasi iodometri. Penentuan
KOHKI sampai warna coklat dan terbentuk oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi
endapan, homogen, ditambahkan 1 ml H2So4 berdasarkan metoda winkler lebih analitis apabila
pekat, homogenkan sampai endapan hilang, dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang
ditambahkan ion sulfat dengan suntikan (5 m), perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri ialah
cuplikan 100 ml ke erlenmeyer, titrasi ion sulfat penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan
sampai kuning muda. Teteskan 5 tetes amilum tiosulfat dan pembuatan larutan standar kalium
titrasi sampai tepat bening, catat sisanya. bikromat yang tepat. Dengan mengikuti prosedur
Dilakukan 3 kali pengulangan dan dirata-ratakan penimbangan kalium bikromat dan standarisasi
kemudian dimasukkan kedalam rumus. tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk (Salmin, 2005).
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran Kadar CO2 yang terdapat pada perairan dapat
zat yang kemudian menghasilkan energi untuk diukur dengan cara titrasi NaOH. Cara pengecekan
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, kadar CO2 yaitu dimasukkan air
oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi sampel sebanyak 10 ml ke dalam labu Erlenmeyer
bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses dengan hati-hati untuk menghindari pengaruh
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu aerasi atau difusi CO2. Kemudian meneteskan 10
perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara tetes indikator PP dan putar Erlenmeyer dengan
bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup tenang serta teratur agar Indikator PP tersebar
dalam perairan tersebut (Salmin, 2000). merata. Apabila warnanya berubah menjadi bening
Pengukuran kadar oksigen terlarut (tidak berwarna), maka ditetesi NaOH, kemudian
menggunakan metoda titrasi winkler, fungsi dari lakukan pengulangan sebanyak 3 kali dan
titrasi winkler adalah melihat atau menganalisa dirata-ratakan dan dimasukkan kedalam rumus.
kimia air. Metoda titrasi dengan cara winkler
a b
a b
c d
e f
Gambar 3.a. sling psychometer, b. luxmeter, c. anemometer, d. termometer suhu, e. termometer
maximum-minimum, f. refraktometer.
Dari gambar 3. Diperoleh alat-alat yang dapat meningkatkan atau mengurangi angka kelahiran.
digunakan dalam menentukan faktor lingkungan Alat ini menggunakan 2 termometer dimana
untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup termometer pertama untuk mengukur suhu udara
ekologi hewan yang berupa sling psychometer untuk biasa dan kedua untuk mengukur suhu udara jenuh
mengukur kelembaban udara, luxmeter untuk karena bagian bawah tersebut dilengkapi kain basah.
mengukur intensitas cahaya, anemometer untuk Berdasarkan bacaan dari kedua termometer, nilai
mengukur kecepatan angin, refraktometer untuk kelembaban relatif dapat ditentukan dengan
mengukur salinitas pada suatu larutan, termometer menggunakan tabel konversi tertentu.
suhu dan termometer maximum- minimum untuk Luxmeter merupakan alat yang digunakan
mengukur suhu lingkungan. untuk mengukur intensitas cahaya. Luxmeter
Menurut Wihantoro (2013) Sling Psychometer memiliki dua komponen yaitu sensor cahaya dan
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur skala pengukuran. Cara kerja luxmeter adalah alat ini
kelembaban angin yang ada di udara. Sling memiliki tombol on dan off, kemudian di
psyhcrometer terdiri dari dua pengukuran skala kalibrasikan nilai yang tertera pada layar sensor
kelembaban, yaitu skala atas dan skala bawah. Skala cahaya pada skala nol atau normal. Sebaiknya
atas menunjukkan bahwa udara kering dan skala intensitas cahaya dibandingkan pada daerah yang
bawah menunjukkan udara basah atau lembab. Cara ternaungi, agar terlihat perbandingan data intensitas
penggunan alat ini adalah skala bawah biasanya cahaya. Luxmeter merupakan alat yang digunakan
dibalut dengan kapas yang basahi terlebih dahulu, untuk mengukur intensitas cahaya, kelebihan alat ini
kemudian sling psychometer diputar-putar adalah mampu mengkalibrasikan nilai sampai
masing-masing sebanyak 10 kali ke kanan dan kiri. dengan kelipatan 4, alat ini cukup efektif digunakan
Kemudian dibaca skala yang terbaca dan dicocokkan untuk pengamatan intensitas cahaya. Cahaya sangat
dengan tabel pada buku panduan dan dibandingkan penting untuk kehidupan organisme di lingkungan
skala tersebut dengan nilai relatif. Semakin kecil terestrial dan menjadi faktor utama dari lingkungan
nilai yang didapat maka semakin kering kelembaban tersebut (Irshady, 2011).
udara pada suatu tempat. Menurut Irshady (2011) Anemometer
Menurut Hanum (2009), udara yang lembab merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
memiliki nilai perbandingan relatif yang rendah. kecepatan angin. Alat ini berbentuk seperti kipas
Alat ini merupakan metode konvensional yang angin memiliki baling-baling sebagai pengukur
digunakan untuk mengukur kelembaban udara. kecepatan angin. Alat ini memiliki layar skala
Kelembaban udara sangat berpengaruh untuk kecepatan. Skala pada anemometer yaitu dalam
organisme terestrial atau daratan karena dapat satuan m/s. Kecepatan angin yang dapat diukur oleh
anemometer maksimum adalah sebesar 95 m/s. Cara pada refeaktor analog secara keseluruhan akan
kerja alat ini adalah ketika angin berhembus berwarna biru (Mulyono, 2015).
mengenai baling-baling anemometer, layar skala Termometer merupakan alat untuk mengukur
kecepatan alat ini akan menunjukkan angka berapa suhu lingkungan. Alat ini berbentuk batangan yang
kecepatan angin yang terukur. Alat ini biasanya memiliki skala pengukuran dalam satuan celcius.
diletakkan dalam keadaan tergantung ataupun Cara penggunaan termometer suhu adalah dengan
diletakkan di atas permukaan datar (sesuai kondisi cara menggantungkan termometer di udara,
lingkungan). Angin yang kuat berkisar antara 2-3 ditunggu beberapa saat lalu diamati hasil
m/s. Hal ini dapat dibuktikan dengan kecepatan pengukuran. Pengukuran temperatur dapat
baling-baling anemometer berputar dalam jangka 30 dilakukan secara kuantitaif dan kualitatif.
detik. Alat ini biasanya diletakkan dalam keadaan Pengukuran kauntitatif dinyatakan dalam satuan
tergantung. kalori, yaitu gram kalori atau kilogram kalori
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar sedangkan pengukuran kualitatif dinyatak dalam
atau konsentrasi bahan terlarut disebut dengan derajat celcius, fahrenheit, reamur, atau kelvin.
Refraktometer. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Pengukuran bisa dilakukan dengan termometer.
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan Prinsip kerjanya berdasarkan pemuaian dan
namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. penerutan suatu zat padat atau cair akibat pemanasan
prisma dalam kondisi yang kering, bidang pandang dan pendinginan (Wirakusumah, 2003).
a b
Gambar 4. a. Termometer tanah, b. bor tanah
Dari gambar 4. Diperoleh alat-alat yang dapat untuk mengukur suhu tanah.alat ini berguna pada
digunakan dalam menentukan faktor lingkungan perencanaan penamaan dan juga oleh para ilmuan
untuk melakukan penelitian dalam ruang lingkup iklim, petani, ilmuan tanah.suhu tanah banyak
ekologi hewan yang berupa termometer tanah untuk memberikan informasi yang bermanfaat terutama
mengukur suhu pada kedalaman tanah tertentu, dan pemetaan dari waktu ke waktu. Ciri-ciri termometer
bor tanah untuk mencuplik atau mengambil sampel tanah adalah pada bagian skala di lengkungkan,
tanah. namun ada juga yang tidak di lengkungkan.hal ini di
Kegunaan dari Termometer tanah ini adalah buat untuk memudahkan dalam pembacaan
untuk mengukur suhu tanah. Prinsip kerjanya sama termometer dan menghindari kesalahan paralaks.
dengan termometer pada umumnya hanya saja Bor tanah merupakan alat yang digunakan
bentuk dan panjangnya yang berbeda. Termometer untuk pencuplikan hewan-hewan vertical yang ada
tanah dimodifikasi sedemikian rupa untuk di dalam tanah. Hewan-hewan tanah contohnya
melindungi termometer bagian dalamnya. Alat ini seperti hewan micro, acropoda, dll. Cara kerja bor
bekerja dengan cara menacapkan ke dalam tanah tanah adalah sebelumnya daun dan ranting disekitar
sedalam 10 cm dan dibiarkan selama 5 menit lalu tanah yang akan di bor dibersihkan lalu bor ditekan
dilihat berapa suhunya. sampai kedalaman 10 cm (SI), seterusnya tanah
Menurut Cartono (2005), Termometer tanah dimasukkan ke dalam kantung dan dibawa ke
adalah sebuah termometer yang khusus di rancang laboratorium (Irshady, 2011).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat termometer suhu, termometer maksimum
diambil kesimpulan sebagai berikut: dan minimum dan refraktometer
1. Untuk pengukuran faktor kimia lingkungan 4. Untuk mengukur faktor lingkungan tanah
perairan digunakan metode pengukuran digunakan alat yaitu thermometer tanah dan
kadar CO2 dan DO. bor tanah.
2. Untuk mengukur faktor yang
mempengaruhi lingkungan perairan Saran
digunakan alat yaitu. Eickman grab, surber Adapun saran yang dapat diberikan adalah
net, saringan bertingkat, keping sachi. sebaiknya praktikan lebih memperhatikan
3. Untuk mengukur faktor lingkungan dan penjelasan tentang cara menggunakan alat dan
iklim digunakan alat yaitu, sling mempelajari materi praktikum sebelum
psychometer, luxmeter, anemometer, melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muhtadi Rangkuti dan Muhammad Reza .C. Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang
2014. Ekologi Perairan Suatu Panduan (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S.
Praktikum. Dicetak oleh Percetakan IPB. Hadi Riyono, eds.) P3O - LIPI hal 42 – 46
Anonim. 2010. Ekosistem Akuatik. Salmin.2005. Oksigen Terlarut (Do) dan
Cartono, 2005.Ekologi Tumbuhan. Bandung: Kebutuhan Oksigen Biologi (Bod) Sebagai
Prisma Press. Salah Satu Indikator Untuk Menentukan
Hanum, W. 2009.Ekologi. Jakarta: Erlangga. Kualitas Perairan.LIPI vol 30(3).
Irshady. 2011. Ekologi. Yogyakarta: UGM Press. Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep
Malaka, S.W. 2010. Karakteristik Hidrografi Teluk dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Jakarta. Oseanologi LIPI. Wihantoro.,Aziz, AbdullahN.,Efendi,Mukhtar.,
Mulyono. 2015. Kamus Pintar Kimia. Jakarta: Raharjo, Sukmaji A.2013. Kinerja Inkubator
Erlangga. Bayi dengan Pemanas Tanpa Listrik
2015, pada pukul 19:00 WIB. yang Dilengkapi Unit Pemantau Suhu dan
Safitri, Amalia. 2007. KIMIA Kelembaban Udara. Indonesian Journal of
DASARPrinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Applied Physics, Vol.3, No.1
Edisi kesembilan jilid ke 2. _______. Erlangga Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi.
Salmin.2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Jakarta: UI Press.
Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Wirjosoemarto, Koesmadji. 2004. Teknik
Teluk Banten.Dalam Foraminifera Sebagai Laboratorium. Universitas Pendidikan
Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di Indonesia. Bandung.
LAMPIRAN