Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN

Nada Julista. S1), Septiani2), Sahara3), Hamdi Ikhwal4), Putri Nadia Septiani5), Nikya Arum Humaira6)

1)
BP 1810422009, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
2)
BP 1810421001, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
3)
BP 1810422024, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
4)
BP 1810422026, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
5)
BP 1810422051, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
6)
BP 1810422069, Kelompok IIA, Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, UNAND
*Koresponden: nadotjulista@gmail.com

Abstrak

Praktikum Pengenalan Alat dan Pengukuran Faktor Lingkungan dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Februari 2020 di
Laboratorium Teaching I Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang. Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui dan memahami berbagai alat serta pengukuran faktor
lingkungan yang berguna pada studi Ekologi Hewan. Hasil yang didapat dari praktikum yaitu pada faktor lingkungan dan
iklim terdapat alat-alat yang dapat mengukur faktor lingkungan abiotik seperti sling psychometer, luxmeter, anemometer,
termometer suhu, termometer maximum-minimum dan refraktometer. Pada faktor lingkungan perairan terdapat alat-alat
untuk mengambil data sampel seperti larutan kimia, eickmen grab, surber net, saringan bertingkat, keping sachi dan cara
penghitungan kadar O2, CO2 dalam air yang bernilai DO 1= 6,2 Mg/L, DO 2= 6,4 Mg/L dan COB= 0,088 Mg/L. Pada
faktor lingkungan tanah terdapat alat-alat untuk mengambil data dari sampel tanah seperti termometer tanah dan bor tanah.

Kata Kunci: Alat, Lingkungan, Pengukuran,

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan praktikum Ekologi, pengumpulan penyimpanan yang memadai. (Wirjosoemarto,


data banyak melibatkan pengukuran. Pengukuran 2004).
cuplikan tersebut biasanya melibatkan alat-alat
tertentu. Supaya alat yang kita gunakan dapat Pengenalan alat-alat laboratorium penting
mengukur dengan benar, sehingga diperoleh data dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
yang representatif, maka alat yang digunakan harus penelitain. Alat-alat laboratorium biasanya dapat
dikenali dan diketahui prosedur operasinya. Alat - rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
alat yang digunakan dalam ekologi mempunyai tidak sesuai dengan prosedur. Sebab pentingnya
fungsi dan cara kerja yang berbeda. Oleh karena itu dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah
perlu adanya pengenalan alat-alat yang meliputi agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat
fungsi atau kegunaan alat, cara pemakaian dan tersebut dengan baik dan benar, sehingga
prinsip kerja. Sehingga ketika praktikum di kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
lapangan mahasiswa mampu menggunakan alat- diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting
alat dengan benar dan tepat. Kesesuaian dan cara supaya saat melakukan penelitian data yang
pemakaian alat akan sangat berpengaruh pada data diperoleh akan benar pula (Soetarto, 2008).
yang diambil (Wirakusumah, 2003). Pengenalan alat-alat praktikum penting
Secara umum, fungsi setiap alat telah dilakukan guna untuk keselamatan kerja dalam
diberikan, karena tidak mungkin semua fungsi melakukan proses penelitian. Selain itu juga,
diutarakan dalam melakukan kegiatan di pengenalan alat praktikum bertujuan untuk
laboratorium. Untuk memudahkan dalam mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-
memahami alat-alat laboratorium yang dapat alat tersebut. Alat-alat prktikum sangat dibutuhkan
digunakan dalam waktu relatif lama dan dalam dalam proses penelitian ataupun praktikum
keadaan baik, maka diperlukan pemeliharaan dan terutama dalam proses praktikum biologi. Ada
banyak sekali alat-alat yang digunakan dan Ekologi merupakan disiplin ilmu yang
mempunyai fungsi masing-masing didalam bidang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara
keilmuan ataupun proses penelitian tentu alat-alat organisme dengan lingkungannya. Ekologi
ini sangat dibutuhkan sekali (Soetarto, 2008). berhubungan erat dengan kondisi ekosistem
dimana terdapat komponen biotik dan komponen
Alat-alat laboratorium juga dapat abiotik, sehingga kehidupan organisme sangat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur ditentukan oleh faktor lingkungan. Faktor
pemakaiannya. Maka diadakannya pengenalan lingkungan antara ekosistem darat dan ekosistem
alat-alat laboratorium agar penggunaan alat perairan berbeda, begitu pula pengaruh faktor
tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan lingkungan terhadap organisme terkait karena ada
prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang saling berinterkasi dan berjalan sendiri.
yang terjadi dapat diminimalisir sedikit. Hal ini Secara umum, terdapat dua komponen yang
penting agar dapat mendapatkan hasil penelitian mempengaruhi faktor lingkungan yaitu komponen
yang baik dan benar. Data-data yang tepat akan abiotik dan biotik. Komponen biotik merupakan
meningkatkan kualitas penelitian seseorang. salah satu komponen atau faktor dalam lingkungan
Dalam praktikum pengenalan alat-alat yang mempengaruhi organisme. Komponen
laboratorium akan dijelaskan secara detail abiotik adalah komponen lingkungan yang terdiri
mengenai fungsi dan spesifikasi masing-masing atas makhluk tak hidup atau segala sesuatu yang
alat-alat tersebut. sterilisasi adalah usaha untuk tidak bernyawa seperti tanah, udara, iklim,
membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang kelembaban, cahaya, dan bunyi. Faktor lingkungan
tidak diinginkan (Soetarto, 2008). abiotik terdiri dari 3 yaitu faktor lingkungan iklim,
faktor lingkungan tanah dan faktor lingkungan
Pengenalan alat ini juga menambah
wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja perairan (Campbell et al, 2002).
alat tersebut beserta fungsinya. Tentu dari sini kita Lingkungan adalah suatu sistem yang
bisa belajar bagaimana penggunaannya agar dalam kompleks yang terdiri dari sejumlah faktor
penelitian kita nanti mendapatkan hasil yang akurat lingkungan yang dapat dikategorikan menjadi 2
dan dapat dipercaya. Hasil penelitian tergantung kelompok, yaitu lingkungan abiotik, seperti
dari proses penelitian, jika penelitian baik dan tanah/lahan, cahaya matahari, suhu udara, air,
penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan nutrien, hara, dan mineral; dan lingkungan biotik
kita baik pula. Alat-alat laboratorium juga tidak yaitu makhluk hidup di sekitarnya. Lingkungan
bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya. adalah sistem kompleks yang dapat berpengaruh
Maka dari itu kita harus teliti dan membutuhkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
pengetahuan bagaimana menggunakan alat makhluk hidup dan merupakan ruang tiga dimensi,
tersebut. Alat-alat laboratorium juga banyak yang dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan
berbahaya seperti alat yang harus seteril, maka salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis
sebelum menggunakan alat-alat tersebut kita harus berubah setiap saat. Perubahan yang terjadi dari
menseterilkan tangan kita. Jika tidak hal itu bisa faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk
mengganggu proses suatu penelitian dan tentunya hidup dan respon makhluk hidup terhadap faktor
akan berdampak pada hasil penelitian tersebut. tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala
Perhatian terhadap penggunaan alat laboratorium ruang dan waktu, serta kondisi makhluk hidup
harus diperhatikan guna keselamatan (Laila, 2006). (Somarwoto, 2001).
Ekologi merupakan ilmu yang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi
mempelajari tentang hubungan makhluk hidup yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
dengan lingkungannya. Dalam hal ini ruang makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara
lingkup pengamatan ekologi lebih banyak di komponen komponen tersebut terjadi pengambilan
lingkungan. Berbagai faktor lingkungan yang dan perpindahan energi, daur materi, dan
berpengaruh terhadap kehidupan suatu makhluk produktivitas (Sativani, 2010).
akan di amati.
Ekologi estuarin merupakan daerah atau interaksi yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang merupakan campuran antara air lingkungan. Lingkungan merupakan kompleks dari
sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama
daerah estuarin ini mempunyai air yang lainnya, tidak hanya antara faktor biotik dan
bersalinitas lebih rendah daripada lautan terbuka. abiotik, akan tetapi antara biotik itu sendiri dan
Sebagian besar jenis flora dan fauna yang hidup juga antara abiotik dengan abiotik (Campbell,
didaerah estuarin tersebut adalah organisme yang Reece and Mitchel, 2004). Tanah merupakan
telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas tempat hidup organisme. Jenis tanah yang berbeda
didaerah tersebut. Oleh karena itu, umumnya menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya
daerah ini dikatakan bahwa estuarin relative hanya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-
dapat dihuni oleh bebrapa spesies saja. Pada daerah unsur penting bagi pertumbuhan organisme.
estuarin ini selain dari turun naiknya salinitas yang Struktur fisik, pH, komposisi mineral didalam
disebabkan oleh air pasang juga terjadi penurusan tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan
salinitas yang bertahap ketika air dari mulut hewan yang memakannya, sehingga menjadi salah
estuarin (muara sungai) bergerak ke arah sumber satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada
mata air (hulu sungai) sehingga terdapat wilayah area tertentu yang acak pada ekosistem terestrial
dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini (Campbell et al., 2004).
(Somarwoto, 2001).
Untuk pengamatan tersebut diperlukan
Makhluk hidup tidak dapat lepas dari alat-alat. Alat - alat yang digunakan dalam ekologi
lingkungannya, baik itu biotik dan abiotik Pada mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda.
interaksi antara kedua komponen tersebut, Oleh karena itu perlu adanya pengenalan alat-alat
ekosistem akan selalu tumbuh berkembang yang meliputi fungsi atau kegunaan alat, cara
sehingga menimbulkan perubahan ekosistem. pemakaian dan prinsip kerja. Sehingga ketika
Faktor lingkungan tersebut merupakan faktor yang praktikum di lapangan mahasiswa mampu
berpengaruh terhadap organisme dalam proses menggunakan alat-alat dengan benar dan tepat.
perkembangannya. Lingkungan yang baik akan Kesesuaian dan cara pemakaian alat akan sangat
menjamin keberlangsungan hidup suatu individu. berpengaruh pada data yang diambil
Organisme tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa (Wirakusumah, 2003).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM Cara Kerja


Pada praktikum Pengenalan Alat dan Pengukuran
Waktu dan Tempat Faktor Lingkungan ini praktikan dibagi menjadi 4
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 kelompok untuk 4 pos yang mana tiap pos berisi
Februari 2020 di Laboratorium Teaching I Jurusan pengenalan tentang pengukuran faktor lingkungan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu secara kimia (mengukur kadar O2 dan CO2), alat
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. sampling hewan air, pengukuran faktor lingkungan
secara fisika, dan metode sampling hewan tanah. Setiap
Alat dan Bahan kelompok mendapat giliran pada masing-masing pos.
Pos yang pertama yaitu pos pengukuran faktor
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lingkungan secara kimia. Pada pengukuran kadar O2
Keping Secchi, saringan bertingkat, Surbernet,
pada air, pertama disiapkan air sebanyak 250 mL pada
Ecmann Grab/Dredge, botol sampel, ember, botol dan pastikan tidak menimbulkan gelembung. Lalu
Erlenmeyer, Thermometer, Thermometer ditambahkan MnSO4 sebanyak 1 mL dan KOHKI
maksimum-minimum, Anemometer, sebanyak 1 mL lalu dihomogenkan. Lalu
Refractometer, Luxmeter, Sling Psychrometer, dipindahkan ke Erlenmeyer sebanyak 100 mL, dan
Thermometer Tanah, dan Bor Tanah sedangkan ditambahkan dengan H2SO4. Kemudian dititrasi
bahan yang digunakan yaitu air, MnSO4, KOHKI, dengan NaS2O3 sebanyak 1,3 mL sampai warnanya
H2SO4, NaS2O3, Amilum, PP, dan NaOH. kuning muda. Kemudian ditambahkan 5 tetes
amilum. Lalu dititrasi lagi menggunakan NaS2O3
sehingga total penggunaan NaS2O3 adalah 3,2 mL. alat sampling hewan air. Diperkenalkan alat berupa
lalu pengamatan ini diulang untuk mendapatkan Keping Secchi, saringan bertingkat, Surbernet,
data yang akurat. Setelah itu dapat kita hitung Ecmann Grab/Dredge, botol sampel, dan ember.
dengan menggunakan rumus menghitung kadar O2. Lalu di pos selanjutnya yaitu pengukuran faktor
Pada pengukuran CO2, disediakan air sebanyak lingkungan secara fisika. Diperkenalkan alat berupa
100 mL. kemudian ditambahkan PP sebanyak 10 Thermometer, Thermometer maksimum-
tetes. Setelah itu, dititrasi menggunakan NaOH minimum, Anemometer, Refractometer, Luxmeter,
sampai berwarna merah muda. Kemudian tentukan dan Sling Psychrometer. Dan pada pos terakhir
volume NaOH yang terpakai. Setelah itu dapat kita yaitu metode sampling hewan tanah. Diperkenalkan
hitung dengan menggunakan rumus menghitung alat berupa Thermometer Tanah, dan Bor Tanah.
kadar CO2. Kemudian pada pos selanjutnya yaitu

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengenalan Alat dan Pengukuran Faktor Lingkungan

Gambar: (dari kiri ke kanan) Thermometer, Refractometer, Sling Psychrometer, Thermometer


maksimum-minimum, Anemometer dan Luxmeter.
Termometer adalah alat yang mengukur materi. Yaitu kalau suhu materi berubah maka
suhu atau gradien suhu menggunakan berbagai bentuk dan ukuran materi itu pun berubah.
prinsip yang berbeda. Termometer memiliki dua Termometer ini menggunakan prinsip kerja
elemen penting yaitu sensor suhu di mana beberapa pemuaian, dengan pemuaian tersebut kita bisa
perubahan fisik terjadi dengan suhu, ditambah melihat dan mengetahui berapa suhu yang telah
beberapa cara mengkonversi perubahan fisik ke kita ukur. Pengukuran suhu tanah lebih teliti
dalam nilai numerik. Termometer tanah adalah daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai
sebuah termometer yang khusus dirancang untuk dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar dari
mengukur suhu tanah. Alat ini berguna pada pada udara. Zat untuk termometer haruslah zat cair
perencanaan penanaman dan juga digunakan oleh dengan sifat termometrik artinya mengalami
para ilmuwan iklim, petani, dan ilmuwan tanah. perubahan fisis pada saat dipanaskan atau
Suhu tanah dapat memberikan banyak informasi didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. Ketika
yang bermanfaat, terutama pemetaan dari waktu ke suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang berada
waktu. Ciri-ciri dari termometer tanah adalah pada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang
bagian skala dilengkungkan, namun ada juga yang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah.
tidak dilengkungkan. Hal ini dibuat untuk Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom
memudahkan dalam pembacaan termometer dan alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada bagian
menghindari kesalahan paralaks. Termometer luar tabung kaca terdapat angka-angka yang
tanah hampir sama seperti termometer lainnya, merupakan skala termometer tersebut. Angka yang
hanya panjangnya yang berbeda. Terdapat banyak ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air
jenis termometer, tetapi semua memanfaatkan sifat raksa merupakan nilai suhu yang diukur. (Tim
Dosen Jurusan Tanah Universitas Brawijaya, Misalnya gula, garam, protein, dsb. Hal ini
2012). didukung oleh pendapat Mulyono (2000) bahwa
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan
Refraktometer adalah alat yang digunakan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya
untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut.
Sling Psychrometer. Alat ini menggunakan Anemometer adalah sebuah perangkat
2 termometer dimana termometer pertama untuk yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin,
mengukur suhu udara biasa dan kedua untuk dan merupakan salah satu alat yang banyak
mengukur suhu udara jenuh karena bagian bawah digunakan dalam bidang Meterorologi dan
tersebut dilengkapi kain basah. Berdasarkan Geofisika. Satuan meterologi dari kecepatan angin
bacaan dari kedua termometer, nilai kelembaban adalah Knots (Skala Beaufort) umumnya satuan
relatif dapat ditentukan dengan menggunakan tabel yang digunakan adalah meter per detik (m/s).
konversi tertentu. Selain sling psychometer Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin
kelembaban juga dapat diukur dengan hygrocheck adalah 0º - 360º. Anemometer harus ditempatkan
hanna HI 98601 yang dilengkapi sensor sehingga di daerah terbuka. Prinsip kerja anemometer adalah
penggunaan relatif lebih mudah (Hanum, 2009). memanfaatkan tenaga angin yaitu anemometer ini
mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari
Termometer maksimum mempunyai tekanan statis dan tekanan kecepatan Sehubungan
banyak persamaan dengan termometer biasa yang
dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari
sering kita jumpai selain di BMG karena dari sifat
berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi
pemakaiannya dan cara kerjanya itu sendiri, sama
pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan
dengan termometer yang kita gunakan di beberapa
tempat yang lain. Termometer maksimum ini dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang
mempunyai perbedaan yang sedikit dengan agroklimatologi dipasang dengan ketinggian
termometer biasa. Perbedaannya bisa kita lihat, sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah.
terdapat bagian yang sempit pada tabung dekat Untuk mengumpulkan data penunjang bagi
bola atau bulb termometer maksimum. Jenis pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang
termometer dengan bagian sempit ini adalah anemometer setinggi 0,5 m. Dilapangan terbang
terbaru di Indonesia. Jika temperatur naik dan pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang
pada bagian kolom air raksa. Maka air tak didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat.
terputus, maka air raksa akan terdesak melalui Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada
bagian yang sempit. Dan apabila temperatur atau jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya
suhu turun maka pada kolom air raksa terputus
bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer
pada bagian yang sempit, setelah air raksa dalam
ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan
bola temperatur menyusut, ujung yang lain dari
kolom air raksa ini tetap pada tempatnya (Badan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor
Meteorology dan Geofisika. 2003) gesekan apa awal putaran. (Sitompul, 2011).
Pengukuran temperatur dapat dilakukan Menurut Irshady (2011), angin yang kuat berkisar
secara kuantitaif dan kualitatif. Pengukuran antara 2-3 m/s. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kauntitatif dinyatakan dalam satuan kalori, yaitu kecepatan baling-baling anemometer berputar
gram kalori atau kilogram kalori sedangkan dalam jangka 30 detik. Alat ini biasanya diletakkan
pengukuran kualitatif dinyatak dalam derajat dalam keadaan tergantung.
celcius, fahrenheit, reamur, atau kelvin.
Menurut Irshady (2011) lux meter
Pengukuran bisa dilakukan dengan termometer.
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
Prinsip kerjanya berdasarkan pemuaian dan
intensitas cahaya, kelebihan alat ini adalah mampu
penerutan suatu zat padat atau cair akibat
mengkalibrasikan nilai sampai dengan kelipatan 4,
pemanasan dan pendinginan (Wirakusumah,
alat ini cukup efektif digunakan untuk pengamatan
2003).
intensitas cahaya. Cahaya sangat penting untuk
kehidupan organisme di lingkungan terestrial dan
menjadi faktor utama dari lingkungan tersebut.

b. Analisis Lingkungan Tanah


b. Analisis Lingkungan Tanah

Gambar: (dari kiri ke kanan) Thermometer tanah dan Bor tanah

Hanum (2009), menyatakan bahwa Soil Termometer model lapangan ini


Termometer pada prinsipnya hampir sama dengan dilengkapi dengan pembungkus dari logam yang
termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya tahan karat, mempunyai celah untuk keperluan
berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti membaca suhu, ujung pembungkusnya runcing
daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai guna memudahkan menancapkan ke dalam tanah.
dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar Mempunyai kapasitas ukur -5-65˚C. Kegunaan alat
daripada udara. Suhu tanah yang diukur umumnya ini untuk mengukur suhu lingkungan (Subroto,
pada kedalaman 3,5 cm, 6 cm, dan 10 cm. Macam 2000).
alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan
diukur. Termometer berada dalam tabung gelas Bor tanah adalah alat yang digunakan
yang berisi parafin, kemudian tabung diikat dengan untuk mengambil sampel tanah. Hal ini didukung
rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung oleh pendapat Lakiman (2001) bahwa Prinsip kerja
logam ke dalam tanah. Pembacaan dilakukan bor tanah ini yaitu dengan dikunci dan
dengan mengangkat termometer dari dalam tabung menancapkan bor ke tanah, akan terangkat ukuran
logam, kemudian dibaca. Adanya parafin tahan yang diinginkan. Pengambilan tanah yang
memperlambat perubahan suhu ketika termometer baik adalah tanah yang tidak terlalu padat dan tidak
terbaca di udara. pula terlalu kering, sesuai kebutuhan penelitian.

c. Analisis Lingkungan Perairan dan Alat Sampling

Gambar: (dari kiri ke kanan) Uji kadar O2, Surber Net, Eckman Grab, Keping Seechi, Ember dan
Saringan Bertingkat

Uji kadar O2 dan CO2 bertujuan untuk bergantung pada oksigen dengan ketentuan faktor
mengetahui jumlah O2 dan CO2 yang terlarut dalam kondisi lainnya adalah optimum.
perairan. Menurut Kordi (2004), ketersediaan
oksigen bagi organisme menentukan lingkaran Surber Net merupakan alat yang digunkan
aktivitasnya, demikian juga laju pertumbuhan ntuk mengambil sampel bentos didasar perairan
yang berarus atau berbatu. Cara kerja dari alat ini
yaitu jala Surber Net tersebut diletakkan dengan Kedalaman air dimana piringan tidak tampak dan
bagian mulut jala melawan arus aliran air, dan tampak oleh penglihatan adalah pembacaan dari
daerah yang dibatasi oleh alat ini dibersihkan alat ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan
sehingga jika ada bentos yang melekat pada jala oleh pembacaan piringan secchi adalah
Surber Net tersebut akan mudah tertangkap oleh penjumlahan kedalaman tampak dan kedalaman
jala. Fungsi alat yang berukuran 30cm x 430cm ini tidak tampak bayangan secchi dibagi dua.
merupakan alat untuk mengambil sampel benthos Meskipun, piringan secchi sebagai alat ukur
pada daerah yang berarus air kuat dan dasar kecerahan perairan dalam mengukur transparansi
perairan berpasir halus dan sedikit berlumpur air, perolehan datanya masih perkiraan, alat ini
(Hanum, 2009). sering digunakan karena bentuk dan
penggunaannya yang simpel. Meskipun saat itu ada
Ekman Grab merupakan alat yang untuk alat lain yang lebih akurat dalam mengukur tingkat
mengambil sampel bentos didasar perairan atau kecerahan perairan yaitu fotometer.
digunakan untuk mengambil sampel pada sedimen
yang lunak Pengambilan sampel sedimen dengan Ember adalah wadah plastik untuk tempat
alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan menampung sementara air maupun hewan
cara menurunkannya secara perlahan dari atas boat perairan.
agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu
sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat Saringan bertingkat adalah alat yang
penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus digunakan untuk mengukur ukuran tanah dengan
diperhitungkan supaya alat tetap konstan pada cara mengayak tanah. Prinsip kerja alat ini adalah
posisi titik sampling (Hanum, 2009). dengan memanfaatkan massa tanah atau berat
tanah itu sendiri. Tanah yang ukuran atau beratnya
Menurut Hanafiah, (2005). Secchi disk lebih kecil atau halus maka akan lolos/tersaring ke
digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak saringan yang ukurannya lebih kecil, sebaliknya
(kedalaman) penglihatan seseorang ketika melihat jika ukuran tanah besar, maka tanah tidak akan
ke dalam perairan. Caranya, piringan diturunkan ke tersaring. Setiap saringan memiliki ukuran yang
dalam air secara perlahan menggunakan berbeda – beda, yaitu 630 µm, 0,200 mm dan 0,063
pengikat/tali sampai pengamat tidak melihat mm. Ukuran itu yang menunjukkan bahwa tanah
bayangan secchi. Saat bayangan pringan sudah yang tersaring memiliki ukuran sesuai dengan
tidak tampak, tali ditahan/ berhenti diturunkan. masing-masing saringan. (Tim Dosen Jurusan
Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat Tanah Universitas Brawijaya, 2012).
kembali sampai bayangannya tampak kembali.

KESIMPULAN DAN SARAN layar skala akan menunjukkan kecepatan


angin.
Kesimpulan 4. Refraktometer digunakan untuk mengukur
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat kadar atau konsentrasi bahan terlarut.
diambil kesimpulan sebagai berikut: 5. Termometer suhu digunakan untuk mengukur
1. Sling psychometer digunakan untuk mengukur suhu udara dan prinsip pemakainannya adalah
kelembaban udara. Cara kerjanya adalah sling dengan diletakan pada suatu ruangan untuk
psychometer diputar-putar masing-masing dilihat suhu ruangan tersebut.
sebanyak 10 kali ke kanan dan kiri. 6. Termometer tanah digunakan untuk mengukur
2. Lux meter digunakan untuk mengukur suhu tanah. Cara kerjanya dengan
intensitas cahaya. Cara kerjanya adalag alat ini menancapkan ke dalam tanah.
akan mengkalibrasikan nilai yang tertera pada 7. Bor tanah merupakan alat yang digunakan
layar sensor cahaya pada skala nol atau normal. untuk pencuplikan hewan-hewan vertical yang
3. Anemometer digunakan untuk mengukur ada di dalam tanah.
kecepatan angin. Cara kerjanya saat angin
berhembus, baling-baling akan beputar dan
8. Pengukuran kadar CO2 pada perairan DAFTAR PUSTAKA
menggunakan metode titrasi winkler (ion
sulfat). Badan Meteorology dan Geofisika. 2003. Instruksi
9. Pengukuran kadar O2 pada perairan Met/101/Synop/2000.
menggunakan metode titrasi NaOH. Campbell, N. A. J. B Reece and L.G Mitchel. 2008.
10. Eickmen grab adalah alat yang digunakan Biologi. Erlangga. Jakarta
untuk pengambilan sampel perairan dalam
dengan substrat yang berlumpur dan berpasir. Hanum, W. 2009.Ekologi. Erlangga. Jakarta
11. Surber net digunakan untuk mengambil sampel Irshady.2011. Ekologi.UGM Press.Yogyakara
perairan yang berada di perairan dangkal dan Kordi, K.2004. Penanggulangan Hama dan
berbatuan. Penyakit Ikan. PT Rineka Cipta dan PT Bina
12. Saringan bertingkat untuk mengukur ukuran Aksara. Jakarta
sampel dengan cara mengayak sampel pada
saringan yang ukurannya bertingkat Sitompul, Rislima. 2011. Teknologi Energi
13. Keping secchi digunakan untuk mengukur Terbarukan Yang Tepat Untuk Aplikasi Di
penetrasi cahaya yang masuk ke dalam Masyarakat Pedesaan. PNPM Mandiri, Jakarta.
perairan.
Tim Dosen Jurusan Tanah Universitas Brawijaya,
2012. Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah.
Saran
Universitas Brawijaya Press, Malang.
Adapun saran yang perlu dilakukan untuk
praktikum kedepannya yaitu sebaiknya praktikan Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar - Dasar
lebih memperhatikan penjelasan tentang cara Ekologi. UI Press, Jakarta.
menggunakan alat dan mempelajari materi
praktikum sebelum melaksanakan praktikum. Wirjosoemarto, Koesmadji. 2004. Teknik
Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.

LAMPIRAN

𝑣𝑜𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑁 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 8000


Rumus DO (mg/L) =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (100 𝑚𝐿)

Pada percobaan 1 volume titran = 3,1 mL dengan N= 0,025 N


Jadi DO1= (3,1x0,025x8000) /100 = 6,2 Mg/L
Pada percobaan 2, volume titran = 3,2 mL dengan N= 0,025 N
Jadi DO2 = (3,2x0,025x8000) / 100 = 0,088 Mg/L

𝑚𝐿 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑁 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 44000


Rumus CO2 bebas =
𝑚𝐿 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑖𝑟

Pada percobaan 1 mL titran = 0,01 mL dengan N= 0,02 N


Jadi COB = (0,01x0,02x44000) / 100= 0,088 Mg/L

Anda mungkin juga menyukai