Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

DOSEN PENGAJAR : Jernita Sinaga, SKM,MPH

Risnawati Tanjung,SKM.M.Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK LABORATORIUM FISIK

LINGKUNGAN

NAMA ANGGOTA : Elisa Aruan (P00933218005)

Icha Putri Hutagaol (P00933218019)

Lely Mayanti Silitonga (P00933218023)

Yuni Kita Sembiring (P00933218039)

Yosefany Siagian (P00933218042)

TINGKAT / SEMESTER : II D-IV/III

JURUSAN SANITASI KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

KABANJAHE

2019
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

JUDUL PRAKTEK :

MENGENAL ALAT-ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM FISIKA


LINGKUNGAN

- Hari / tanggal : JUMAT 30 AGUSTUS 2019


- Tujuan : Mengenal dan mengetahui alat-alat yang ada di
laboratorium fisika lingkungan

OLEH KELOMPOK : LABORATORIUM FISIKA LINGKUNGAN

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab Dosen pembimbing praktek

Jernita Sinaga SKM,MPH Risnawati Tanjung SKM,M.Kes

NIP :197406082005012003 NIP: 197505042000122003


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha esa yang mana telah memberikan
kami kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Laboratorium Kesehatan
Lingkungan makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Jernita Sinaga,SKM,MPH dan Risnawati Tanjung,SKM.M.Kes selaku


dosen pembimbing mata kuliah mikrobiologi.
2. Teman-teman D-IV yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat diselesaikan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun,makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Makalah ini membahas tentang Alat-alat Laboratorium Parasitiologi.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca
dan bermanfaat untuk orang banyak.

Kabanjahe, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium Fisika lingkungan

2.2 Nama alat dan fungsi Laboratorium Fisika Lingkungan

2.3 Prinsip kerja alat Laboratorium Fisika Lingkungan............................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika lingkungan (environmental physys) adalah studi berkaitan dengan proses fisika
yang menentukan respon kehidupan organisme terhadap lingkungan fisik. Sedangkan
pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan organisme termasuk kehidupan manusia
berlangsung setiap saat sehingga diharapkan terekam sebagai pengalaman hidup yang
sangat mempengaruhi pola kehidupan sehari-hari. Beranjak dari pengertian tersebut di
atas manusia perlu mengkaji secara luas dan mendalami lingkungan fisik tempat
hidupnya agar memahami karakteristik dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

Fisika lingkungan berhubungan dengan gejala-gejala yang terjadi di lingkungan


kehidupan. Gejala itu selalu mengikui sekumpulan prinsip umum tertentu yang disebut
hukum/formula fisika. Dengan demikian sasaran yang ingin dicapai adalah menemukan
prinsip itu, sehingga berbagai gejala yang dihubungkan, dimengerti serta digunakan
untuk meramalkan terjadi perubahan suatu variable diikitu variable lain secara berantai,
sehingga gejala lingkungan fisik merupakan gejala yang ssangat kompleks.

Kompleknya masalah lingkungan, diperlukan pengukuran variable-variabel fisika yang


terlibat di dalam lingkungan dan menghubungkannya dengan tenggapan biologis yang
berada di lingkungan tersebut. Dari data yang kita kumpulkan dapat dianalisis dengan
menggunakan formula/prinsip fisika, dengan harapan dapat diramalkan bagaiamana
kelakuan system terhadap rangsangan beruapa perubahan lingkungan. Disamping itu kita
dapat memberkan alternative tertentu yang bertujuan mencapai suatu kehidupan yang
nyaman dan lestari.

Fisika lingkungan mempunyai tujuh komponen pokok yaitu :

· Lingkungan sebagai pengembangan sumber ilmu dan teknologi.

Sejak perkembangan fisika klasik hingga fisika modern pada dasarnya merupakan upaya
mengatasi lingkungan agar manusia hidup lebih nyaman. Dengan kondisi lingkungan
tertentu manusia berupaya mengembangkan ilmu dan teknologi agar mencapai tujuan
yang diharapkan. Keberhasilan sain untuk mengatasi kondisi lingkungan agar lebih
menguntungkan tercapai karena para ilmuan telah mengembangkan dan menggunakan
suatu metode yang sangat efektif dan kita kenal dengan metode ilmiah.

· Lingkungan sebagai sumber bahan-bahan kehidupan.


Lingkungan merupakan sumber air, nitrogen, oksigen, mineral dan bahan-bahan lain
yang diperlukan untuk kehidupan.

· Lingkungan sebagai sumber pencemar

Segala bentuk kegiatan kehidupan manusia yang menghasilkan sampah yang tanpa ada
pengendalian merupakan sumber pencemaran bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Pengembangan teknologi adatif dan protektif yang merupakan bentuk pengembangan
teknologi untuk memelihara dan melindungi tata lingkungan adalah pilihan yang tepat.

· Lingkungan sebagai sumber energi.

Energi kinetik maupun energi potensial yang ada di lingkungan telah banyak
dimanfaatkan oleh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Lebih lanjut dapat kita lihat
pemanfaatan air untuk menghasilkan sumber energi listrik merupakan bagian
pemanfaatan lingkungan untuk mensejahterakan kehidupan manusia. Energi radiasi yang
dipancarkan matahari dimanfaatkan hijau tumbuh-tumbuhan dalam proses fotosintesis
yang menghasilkan karbonhidrat, protein dan lemak . Bahan-bahan tersebut merupakan
sumber energi metabolisme semua bentuk kehidupan baik di daratan maupun di lautan.

· Lingkungan sebagai pengatur kehidupan

Kelembaban, suhu, tekanan udara, siklus siang maam, menentukan kehidupan dan
perkembangan organisme.

· Lingkungan sebagai pengatur kehidupan mikroorganisme

Lingkungan juga menentukan distribusi dan kelangsungan hidup mikroorganisme baik


yang pathogen maupun a pathogen.

· Lingkungan sebagai Perangsang kehidupan.

Medan gravitasi bumi ternyata merangsang daur tumbuh-tumbuhan untuk bergerak ke


bawah. Cahaya matahari merangsang tumbuhan da binatang kecil untuk menghadap kea
rah tertentuatau bergerak mendekati tempat cahaya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Laboratorium Fisika lingkungan?
2. Undang-undang yang mengatur tentang laboratorium?
3. Tata tertib yang ada di laboratorium?
4. Nama Alat dan Fungsi alat Laboratorium Fisika lingkungan?
5. Bagaimana ruang lab fisika lingkungan?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Laboratorium Fisika lingkungan
2. Untuk mengetahui undang-undang yang mengatur laboratorium
3. Untuk mengetahui tata tertib apa yang ada di laboratorium fisika lingkungan
4. Untuk mengetahui nama alat dan fungsi alat Laboratorium Fisika lingkungan
5. Dokumentasi alat – alat Laboratorium Fisika lingkungan
TATA TERTIB LABORATORUM FISIKA LINGKUNGAN

1. Hanya individu yang berkepentingan yang diperbolehkan untuk masuk ke


laboratorium.
2. Kenakan pakaian pribadi yang sesuai, termasuk pakaian untuk melindungi kulit.
Sepatu harus yang mencakup penuh bagian kaki.
3. Dilarang (membawa, menyimpan) makan atau minum dan peralatannya di
laboratorium. Air di laboratorium tidak boleh diminum.
4. Gunakan jas laboratorium dan alat pelindung diri yang sesuai ketika di laboratorium.
5. Setiap individu yang bekerja di laboratorium harus mengetahui lokasi kit untuk
pertolongan pertama, pemadam kebakaran, alarm bahaya, pintu/jalan keluar darurat.
6. Gunakan pelindung mata yang sesuai di laboratorium (kacamata keselamatan,
kacamata, pelindung wajah, kacamata untuk memblokir UV atau sinar dengan panjang
gelombang tertentu (untuk penggunaan laser)). Jika Anda memakai lensa kontak, dilarang
melakukan perawatan lensa kontak selama di laboratorium.
7. Gunakan sarung tangan, ruang asam bila bekerja dengan bahan kimia.
8. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan, dan sebelum meninggalkan laboratorium.
9. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko terbawanya zat radioaktif, biologi, atau
lainnya bahaya dari area kerja Anda ke daerah lain. Pemakaian sarung tangan tidak akan
menjamin bahwa tangan Anda tidak terkontaminasi.
10. Lepas sarung tangan dan jas laboratorium sebelum meninggalkan laboratorium.
ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI LABORATORIUM FISIKA
LINGKUNGAN

1.PERLINDUNGAN BADAN

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas
laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium: kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas
laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas laboratorium merupakan pelindung
badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas
laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.

Gambar  Jas Laboratorium

Jas laboratorium , Bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi
perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
lembab, dan radiasi.

2.PERLINDUNGAN TANGAN

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat penting apabila terpapar bahan
kimia yang korosif dan beracun. Tidak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya
bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas
yang pecah atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau
dingin.

Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang di pakai jika tidak
dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. Selain itu, kriteria yang
lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke
kulit tangan. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan
permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering dipakai di
laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk
temperatur tinggi. Jenis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet
butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis sarung tangan tersebut
dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. Sebagai contoh, sarung tangan yang
terbuat dari karet alam baik apabila bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila
bekerja dengan Dietil eter.

Kaca mata keselamatan. Mata merupakan bagian tubuh yang cukup vital dan sangat bergharga.
Jumlah kecelakaan yang menimpa mata cukup banyak. Akan tetapi fenomena di lapangan,
banyak pekerja yang tidak nyaman menggunakan kacamata. Sehingga disiplin terhadap aturan
untuk mengenakan APD di industri harus diperhatikan.

Di laboratorium fisika, kaca mata digunakan untuk menjaga mata dari percikan larutan kimia
atau panas yang dapat membahayakan. Kaca mata yang digunakan sebaiknya adalah kaca mata
yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Terdapat dua jenis kaca mata
keselamatan, yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles.
Clear safety glasses merupakan kaca mata keselamatan yang biasa digunakan untuk melindungi
mata dari percikan larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety googles digunakan untuk
melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya. Terdapat tiga tipe
peralatan pelindung mata, yaitu :
1. Direct vented googles. Umumnya digunakan untuk melindungi mata dari debu,
namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap bahan kimia
2. Indirect vented googles. Cocok digunakan untuk melindungi mata dari kilauan
cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan bahan
kimia
3. Non-vented googles. Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu, uap, dan
percikan bahan kimia. Selain itu, kaca mata ini juga digunakan untuk melindungi
mata dari gas berbahaya

Sepatu Pengaman.

 Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika bekerja di laboratorium karena tidak dapat
melindungi kaki ketika larutan atau bahan kimia terjatuh mengenai kaki. Sepatu biasa umumnya
sudah cukup untuk digunakan sebagai pelindung. Namun di laboratorium industri, sepatu yang
digunakan adalah sepatu keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu. Selain itu terkadang
disediakan juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan laboratorium apabila digunakan
untuk keluar dari laboratorium.

Masker. Masker digunakan untuk melindungi pekerja dari udara kotor yang diakibtakan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Debu-debu kasar dari pengindraan atau operasi-operasi sejenis


2. Racun dan debu-debu halus yang dihasilkan dari pengecetan atau asap
3. Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia
4. CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen di udara

Masker yang biasa digunakan terdapat beberapa jenis, yaitu :

1. Masker penyaring debu, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan
dari serbuk-serbuk logam dan serbuk kasar lainnya
2. Masker berhidung, yaitu masker yang digunakan untuk menyaring debu atau benda
lain sampai berukuran 0,5 mikron
3. Masker bertabung, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan dari
gas-gas berbahaya. Masker bertabung memiliki filter yang baik dari masker
berhidung.
STANDARISASI LABORATORIUM FISIKA LINGKUNGAN

Nama Alat Spesifikasi Alat Kegunaan Bahan

1.accumulator standart Menjaga tekanan Air


oil agar tetap stabil

2.neraca teknis Dua lengan dengan Pengukur berat Penampung Air


kepekaan 1 gram

3.Penggaris Kayu 1 m Pengukur Panjang Soket

4.Sound level meter Standart Pengukur Timah


kebisingan

5.Stop watch Standart Pencatat Waktu Venturi meter

6.Termometer Kaca dengan air Pengukur Baterai Kotak


Raksa Suhu/Panas

7.Vibriometer Standart Pengukur getaran Ethanol

8.Audiometer Analyzer Standart Mengukur Filter besar


Gangguan
pendengaran

9.Heat Street Monitor Standart Mengukur beban LCD


panas udara di
tempat kerja

10.High volume air Standart Untuk mengambil Methylred


sampler (HVS) sampel udara
kecepatan tinggi

11. Impinger Standart Mengukur polutan NH3SO3


udara tempat kerja
12.Lux Meter Standart Mengukur
Pencahayaan

13.Meteran 25m Standart Menentukan


panjang

14. Meteran 5 m Standart Menentukan


panjang
UNDANG-UNDANG TENTANG LABORATORIUM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 364/MENKES/SK/III/2003
TENTANG
LABORATORIUM KESEHATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
laboratorium kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan harus
diselenggarakan secara bermutu, merata dan terjangkau sangat diperlukan untuk
mendukung pelayanan laboratorium kesehatan yang baik; b. bahwa sehubungan
dengan butir a tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Laboratorium Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3495); 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3839); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3852); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4090); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4124); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262); 9. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1244/Menkes/SK/XII/1994 tentang Pedoman Keamanan Laboratorium
Mikrobiologi dan Biomedis; 10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 11. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan; 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta; 13. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 359/Menkes/SK/IV/2002 tentang Pedoman Perhitungan Tarif
Laboratorium Kesehatan; 14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
943/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
LABORATORIUM KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dalam keputusan ini dengan : 1.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat. 2. Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; 3. Laboratorium
kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau bidang lain yang berkaitan
dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama untuk
menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat.
BAB II
JENIS LABORATORIUM KESEHATAN Pasal 2 Jenis laboratorium kesehatan berdasarkan
pelayanan terdiri dari : a. Laboratorium klinik. b. Laboratorium kesehatan masyarakat
BAB III
PENYELENGGARAAN Pasal 3 (1) Laboratorium kesehatan dapat diselenggarakan oleh
Pemerintah atau Swasta. (2) Laboratorium kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa laboratorium yang mandiri atau terintegrasi di dalam sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Pasal 4 Penyelenggaraan laboratorium kesehatan pemerintah baik
sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat atau Unit Pelaksana Teknis Daerah, dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 5 (1)
Laboratorium kesehatan swasta dapat diselenggarakan oleh perorangan atau badan
hukum, dengan penanaman modal dalam negeri dan atau penanaman modal asing. (2)
Laboratorium kesehatan swasta dengan penanaman modal asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat didirikan terintegrasi dengan sarana pelayanan
kesehatannya.
BAB IV
PERIZINAN Pasal 6 Penyelenggaraan laboratorium kesehatan swasta hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pasal 7 Izin laboratorium kesehatan yang diselenggarakan
secara terintegrasi di sarana pelayanan kesehatan melekat pada izin pendirian
sarananya. Pasal 8 Tata cara memperoleh izin laboratorium swasta dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
P E R S Y A R A T A N Pasal 9 (1) Laboratorium kesehatan harus memenuhi persyaratan
meliputi lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan dan kemampuan
pemeriksaan laboratorium. (2) Persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan dan kemampuan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3)
Laboratorium kesehatan harus memiliki sarana pengelolaan limbah. (4) Dalam
melaksanakan pengelolaan limbah laboratorium sebagaimana dimaksud ayat (3) harus
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
P E L A Y A N A N Pasal 10 Dalam menyelenggarakan pelayanan, laboratorium kesehatan
berkewajiban untuk ; a. Menghormati hak pengguna jasa. b. Menyelenggarakan
pelayanan laboratorium sesuai dengan standar pelayanan dan pedoman yang berlaku. c.
Menyediakan pelayanan laboratorium secara professional dan menjaga mutu pelayanan
laboratorium. d. Menyelenggarakan pemantapan mutu internal dan mengikuti kegiatan
pemantapan mutu eksternal yang diakui oleh pemerintah bekerjasama dengan
organisasi profesi. e. Memasang papan nama yang minimal memuat nama dan nomor
izin laboratorium kesehatan. f. Memperhatikan fungsi social. g. Membantu program
pemerintah di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. h. Memberikan
informasi kepada pengguna jasa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
laboratorium yang akan dilaksanakan. i. Menjamin kerahasian identitas dan hasil
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. j.
Menyelenggarakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Pasal 11 (1) Laboratorium
kesehatan dilarang mengiklankan hal-hal yang bertentangan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat. (2) Materi iklan laboratorium kesehatan hanya
diperkenankan berkaitan dengan tempat dan produk layanan laboratorium. Pasal 12 (1)
Laboratorium kesehatan dalam melakukan pemeriksaan harus atas dasar permintaan
tertulis. (2) Permintaan tertulis yang dimaksud pada ayat(1) bagi laboratorium klinik
berasal dari : a. Dokter. b. Dokter spesialis. c. Dokter gigi/dokter gigi spesialis untuk
pemeriksaan keperluan kesehatan gigi dan mulut d. Bidan untuk pemeriksaan kehamilan
dan kesehatan ibu. e. Instansi pemerintahan untuk kepentingan penegakan hukum. (3)
Permintaan tertulis yang dimaksud pada ayat(1) bagi laboratorium kesehatan
masyarakat berasal dari : a. Masyarakat, b. Perorangan, c. Instansi pemerintah dan atau
swasta Pasal 13 (1) Setiap laboratorium kesehatan wajib melaksanakan pencatatan dan
pelaporan mengenai pelaksanaan kegiatan laboratorium. (2) Pencatatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Surat permintaan pemeriksaan. b. Hasil
pemeriksaan c. Hasil pemantapan mutu d. Hasil rujukan. (3) Pelaporan kegiatan
laboratorium meliputi pula laporan mengenai penyakit menular, kejadian luar biasa dan
hal lain sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang nerlaku (4) Pemusnahan
arsip pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-umdangan yang berlaku.
BAB VII
T A R I F Pasal 14 (1) Laboratorium kesehatan dalam menentukan besaran tarif
pelayanan harus memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat setempat. (2)
Besaran tariff pelayanan didasarkan pada perhitungan harga satuan setiap jenis
pemeriksaan ditambah jasa lain. (3) Harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dihitung dari biaya bahan, jasa pelayanan serta biaya sarana laboratorium kesehatan. (4)
Pelaksanaan perhitungan tariff sebagaimana dimaksud pada ayat (1),(2), dan (3) sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
BAB VIII
R U J U K A N Pasal 15 (1) Laboratorium kesehatan hanya dapat melaksanakan
pemeriksaan sesuai dengan kemampuannya, dan wajib merujuk pemeriksaan ke
laboratorium kesehatan yang lebih mampu. (2) Laboratorium kesehatan yang merujuk
pemeriksaan sebagimana dimaksud pada ayat (1) harus menyampaikan hasil
pemeriksaan rujukan yang asli kepada pengguna jasa laboratorium. (3) Laboratorium
kesehatan rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memberikan informasi
tentang metode pemeriksaan yang digunakan kepada laboratorium kesehatan yang
merujuk.
BAB IX
A K R E D I T A S I Pasal 16 Laboratorium kesehatan wajib mengikuti akreditasi
laboratorium yang diselenggarakan oleh instansi yang diakui secara nasional atau
internasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan laboratorium kesehatan dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara
berjenjang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam
rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagimana dimaksud ayat (1) dapat
dibentuk Tim dengan mengikutsertakan organisasi profesi terkait.
BAB XI
S A N K S I Pasal 18 Pelanggaran terhadap ketentuan Keputusan ini dapat dikenakan
sanksi administrative dari teguran lisan sampai dengan penghentian kegiatan dan atau
pencabutan izin oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada
tanggal 20 Maret 2003
MENTERI KESEHATAN,
Dr. ACHMAD SUJUDI

DAFTAR ALAT YANG ADA DI LABORATORIUM FISIKA


LINGKUNGAN

NO NAMA ALAT NOMOR SERI JUMLAH


1 ANEMOMETER 22944 1 BUAH
2 CARBON DIOXIDE METER AZ77535 1 BUAH
3 DISOLVED OXYGEN METER OXI 3205 2 BUAH
4 STOPWATCH SW01-X008 2 BUAH
5 NOISE DESIMETER 2G-4007-0 1 BUAH
6 REFRAKROMETER 8905 1 BUAH
7 LUX METER Q064323 3 BUAH
8 CALIBRATOR QIC080085 1 BUAH
9 PH SOIL METER 0 2 BUAH
10 SOUND LEVEL METER 1 BUAH
11 HYGROMETER 1 BUAH
12 TIMBANGAN 10 KG 96 2754 1 BUAH
13 TIMBANGAN 5 KG 1 BUAH
14 NERACA DUA LENGAN 1044 1 BUAH
15 PORTABLE WATERPROOF PH METERS AIR HI 9025 1 BUAH
16 SOUND CALIBRATOR IEC 60942 CLASS 2 1 BUAH
17 TERMOMETER AIR RAKSA
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium Fisika Lingkungan

Laboratorium merupakan tempat dilakukannya percobaan dan penelitian.

Tempat ini dapat berupa ruang tertutup, kamar atau ruang terbuka, atau kebun. Berdasarkan
Depdikbud dalam Supriatna (2008), laboratorium merupakan suatu  ruang tertutup dimana
percobaan/eksperimen dan penelitian yang dilakukan. Laboratorium dilengkapi sejumlah
peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan eksperimen  atau percobaan dalam sains,
melakukan pengujian dan analisis, melangsungkan  penelitian ilmiah, ataupun paraktek
pembelajaran dalam sains.

Fungsi Laboratorium Fisika adalah sebagai :

a. penyelenggaraan praktikum fisika,


b. Tempat penyelenggaraan penelitian, baik penelitian mahasiswa ataupun penelitian
dosen,
c. Sarana layanan umum, yaitu untuk masyarakat umum di luar universitas sendiri
baik untuk pendidikan maupun untuk keperluan uji mutu dan lain sebagainya

2.2 Nama Alat dan Fungsi Alat


a. Anemometer

Fungsi dan Kegunaan


Anemometer mempunyai fungsi untuk mengukur kecepatan angin, punya kegunaan lain
yang tidak kalah penting. Beberapa kegunaan lain yang perlu anda ketahui, antara lain :

 Mengukur kecepatan angin seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya

 Memperkirakan cuaca. Dengan mendeteksi kecepatan angin dan tekanan angin,


cuaca saat itu akan dapat diperkirakan.
 Memperkirakan tingginya gelombang laut. Angin sangat berhungan dengan
gelombang laut. Semakin tinggi kecepatan angin maka dapat diperkirakan bahwa
gelombang laut sedang tinggi.

Memperkirakan kecepatan dan arah arus. Seperti penjelasan kegunaan sebelumnya,


bahwa angin itu sangat berhubungan dengan keadaan laut. Jika anda mengetahui kondisi
angin dengan anemometer, anda juga bisa memperkirakan kecepat
Prinsip Kerja Anemometer

a.      Angin mengadakan tekanan yang kuat pada bagian tekanan yang kuat pada baling-baling
yang berbentuk cekung (mangkuk).
b.      Bagian yang cekung akan berputar ke satu arah.

c.       Poros yang berputar dihubungkan dengan dynamo kecil.

d.      Bila baling-baling berputar maka terjadi arus listrik yang besarnya sebanding dengan
kecepatan putaran.

e.      Besarnya arus listrik dihubungkan dengan galvanometer yang telah ditera dengan satuan
kecepatan dalam knots, m/s, km/jam dan beaufort.

Cara Pemakaian
Cara pemakaiannya juga cukup mudah, bisa memperhatikan langkah-langkah berikut ini:

 Tekanlah tombol ON atau OFF agar semua item dapat muncul pada layar

 Jika tombol ON sudah ditekan maka akan muncul bebrapa mode yang diperlukan.
 Apabila anda ingin melihat hasil ukurannya, tekan saja HOLD maka akan segera
tampil pada layar
 Jangan lupa catat hasil pengukuran agar tidak lupa

B. Termometer Air Raksa


Fungsi Termometer Air Raksa

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga disebut
sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya

masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien
muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau
penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga
mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan
mudah untuk dibaca.
Cara kerja Termometer Air Raksa

Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan air
raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa
sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke
arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan
skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

C. HYGROMETER
Fungsi Hygrometer :
Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH)
Proses Pengukuran :
Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu
menunjukkan temperatur.

Prinsip Kerja Hygrometer
Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua thermometer.
Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua
untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah thermometer diliputi
kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering
sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu
saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.

Cara Menggunakan Hygrometer:


Cara menggunakan Hygrometer itu sangat sederhana, tidak jauh berbeda dengan alat
ukur termometer. Caranya yaitu dengan meletakkan alat ini di tempat yang ingin diukur
kelembapannya. Lalu, Anda hanya perlu menunggu beberapa saat saja dan kemudian
baca skala yang ditunjukkan. Skala yang terlihat umumnya ditandai dengan tanda persen
(%) bersama dengan derajat Celsius.
Pada alat-alat atau produk elektronik ataupun barang tertentu, peletakan hygrometer adalah
untuk mencegah munculnya jamur. Keberadaan jamur tentu akan membuat barang tersebut
menjadi tidak awet dan cepat rusak.

D. Lux meter

Fungsi Lux Meter
Lux meter ini banyak digunakan atau diaplikasikan pada bidang-bidang tertentu seperti
pada bidang industri, arsitektur dan lain-lain. Tidak hanya itu, prinsip kerja pada lux
meter ini pun banyak diaplikasikan pada alat yang biasa digunakan dalam fotografi.
Contohnya, reflected lightmeter, available light, dan incident lightmeter.

Penggunanaan Alat
Hal yang penting dalam melakukan pengukuran dengan lux meter ini adalah dengan
memperhatikan sensor pada alat, karena sensor inilah yang akan mengukur kekuatan
penerangan suatu pencahaya. Karena sensor merupakan hal yang vital, maka sensor harus
ditempatkan pada lokasi atau area yang akan diukur tingkat pencahayaannya secara tepat
agar hasil yang didapatkan pun akurat.Inilah prosedur penggunaan alat lux meter :

 Nyalakan alat dengan menggeser tombol “off/on” kearah on.


 Pilihlah range yang akan diukur, apakah 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux pada
tombol range.
 Arahkan sensor cahaya yang terdapat pada lux meter ini dengan menggunakan tangan
pada area lokasi yang akan diukur kuat pencahayaannya.
 Untuk melihat hasil pengukuran, Anda bisa melihatnya pada layar panel.
Karena sensor pada alat merupakan komponen yang penting, jaga dan rawatlah sensor
tersebut. Simpan sensor pada tempat yang aman agar komponen tersebut dapat berfungsi
dengan baik saat akan digunakan kembali

E.Stopwatch
Stopwatchi digunakan untuk mengukur waktu. Biasanya lebih digunakan untuk
mengukur waktu tempuh sesuatu. Misalnya pada lomba lari 100 meter, balapan rally dan
waktu tempuh renang seseorang.

Untuk menggunakannya, Anda cukup menekan tombol start yang ada di alat. Untuk yang
stopwatch analog, tombol tersebut adalah tuas yang menonjol miring di atas. Jika sudah
ditekan, waktu akan berjalan, untuk menghentikannya tekan tombol stop atau dengan
menekan ulang tombol start. Waktu tempuh akan tertera dalam bentuk jarum analog
ataupun angka digital
E. Sound Level Meter

Sound Level Meter (SLM) diperlukan untuk mengetahui apa yang terjadi. Pengukuran
SLM juga dapat digunakan untuk memverifikasi persis berapa banyak tingkat suara telah
berubah.

Cara menggunakan sound level meter:

1. Aktifkan alat ukur sound level meter


2. Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan continue atau berkelanjutan
atau selektor pada posisi slow untuk jenis kebisingan impulsive atau yang terputus-putus
3. Pilih selektor range intensitas kebisingan
4. Tentukan area yang akan diukur
5. Lakukan pengamatan selama 1-2 menit, kurang lebih 6 kali pembacaan pada
setiap area pengukuran.
6. Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada monitor
7. Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingannya, maka akan diketahui
hasil pengukuran dari kebisingan tersebut

G. Dissolved Oxygen Meter


Dissolved oxygen meter atau yang sering disebut DO meter adalah alat untuk mengukur
kadar oksigen dalam air.Nilai DO dalam air itu tergantung jumlah zat dalam air dan
tergantung pada suhu air, jika suhu semakin tinggi makan semakin rendah pula nilai DO.

Cara penggunaan

 Dissolved oxygen meter cukup mudah hanya dengan mencelupkan


alat Dissolved oxygen meter kedalam.

H. REFRAKTOMATER

Fungsinya untuk kadar larutan seperti garam,madu dan lain-lain.


Cara penggunaan Salinity Refraktometer adalah :
 Sebelum dipakai, Refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke
bawah
 Pada bagian prisma Refraktometer ditetesi dengan tetes cairan, semisal
aquadest atau larutan NaCl 5%. Cairan dituangkan hingga melapisi
seluruh permukaan prisma. Gunakan pipet untuk mengambil cairan yang
ingin diukur.
 Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke
posisi awal. Prisma jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
 Untuk mendapat hasil salinitas, tengok ke dalam ujung bulat
refraktometer. Bakal terlihat satu angka skala atau lebih. Skala salinitas
biasanya bertanda 0/00 yang berarti "bagian per seribu", dari 0 di dasar
skala hingga 50 di ujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis
pertemuan bagian putih dan biru..
 Setelah dipakai, Refraktometer wajib dibersihkan hingga kering
menggunakan tisu atau kain lembut.
 Refraktometer sebaiknya disimpan di tempat kering. 
I. NOISE DOSIMETER

Noise Dosimeter adalah alat yang dipakai  untuk mengukur tingkat kebisingan yang
dialami pekerja selama shiftnya. Alat ini dapat mengukur selama 8, 10, 12 jam atau
berapa pun lamanya. Meter tingkat suara aka memberikan hasil berupa angka yang dapat
dibandingkan dengan aturan batas maksimum (85 dBA untuk shift selama 8 jam, 40 jam
per minggu, batasnya akan leboh rendah untuk waktu kerja yang lebih lama).
Cara Pemakaian :
            Prinsip kerja Noise Dosimeter adalah dengan cara Noise Dosimeter diarahkan ke
sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan. Cara pemakaiannya
adalah sebagai berikut:
1.    Sediakan noise dosimeter
2.    Hidupkan alat dengan menekan tombol yang berwarna hijau
3.    Ketika Noise Dosimeter dihidupkan, display menunjukkan dose criteria level
(LC), thresh level dan exchange rate secara  berurutan. Parameter ini merupakan
parameter perhitungan kebisingan
4.    Jika pengukur tidak hidup ketika tombol power ditekan. Periksa baterai apakah dalam
keadaan terpasang dan dalam kondisi yang baik.
5.    Untuk memastikan pengukur tekan tombol hijau hingga display menunjukkan
penurunan dari 3 dB hingga 0 dB dan mati secara otomatis
6.  Noise Dosimeter dapat digunakan sebagai Sound Level Meter

Sound Calibrator

Fungsi sound calibrator adalah untuk pengkalibrasi sound level meter/ noise desimeter
pada saat akan melakukan pengukuran. Modelnya seperti tabung memanjang.

 Timbangan 311
fungsi timbangan 311/nerasca ohaus: untuk mengukur masa benda atau logam
digunakan dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban maksimal yang bisa ditimbang
dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram merupakan alat pengukur kadar gas
CO₂ yang sangat mudah digunakan . Alat ini tidak hanya bisa mendeteksi kadar CO₂ saja,
namun alat ini juga bisa mendeteksi kadar kelembapan dan suhu

I. Carbon Dioxide Meter


Fungsi nya merupakan alat pengukur kadar gas CO₂ yang sangat mudah digunakan . Alat
ini tidak hanya bisa mendeteksi kadar CO₂ saja, namun alat ini juga bisa mendeteksi kadar
kelembapan dan suhu

Cara penggunaan

*Tombol menghidupkan atau menyalakan

Tekan tombol *SET*  untuk menghidupkan dan mematikan meteran.

Pada alat, mengeluarkansuara bip pendek dan melakukan 30 detik hitungan mundur (lihat
pada layar) untuk pemanasan pada CO₂ meter ini, dan CO₂ meter ini akan memasuki modus
normal dengan mendeteksi kadar CO₂ pada saat CO₂ meter tersebut dinyalakan, suhu dan
kelembaban juga akan terdeteksi (lihat pada layar).

*mengambil pengukuran

meteran memulai pengukuran, ketika CO₂  meter ini sudah menyala dan memperbarui
bacaan setiap detik. Dalam kondisi operasi perubahan lingkungan (Contoh : Dari temperatur
tinggi ke temperature rendah) dibutuhkan 30 detik untuk sensor merespon CO₂ dan 30 menit
untuk RH.

Catatan: tidak memegang meteran dekat dengan wajah, hembusan nafas mempengaruhi
tingkatan CO₂.

*UDARA (semua model), DP, WBT (7755/77535)

Tekan tombol *DP/WBT* untuk beralih ke tampilan suhu. Tampilan kiri bawah akan
menunnjukkan siklus udara, temperatur titik embun dan

dan basah bohlam temp

*Mengunci Data (HOLD)

Tekan tombol “HOLD” agak lama, untuk membekkan/mengunci pembacaan. Ikon


ditampilkan di sebelah kiri atas LCD.

Semua bacaan yang saat ini tetap tidak berubah, kecuali STEL dan TWA. Tekan tombol
“HOLD” lagi untuk membuka kunci.
j. Timbangan Meja 10 kg

Tibangan ini gunakan untuk mengukur alat alat berat atau yang sering digunakan untuk
mengukur berat tanah yang diambil pada saat melakukan praktek kesehatan lingkungan.

K. Timbangan 5 kg

Timbangan ini digunakan dalam alat fisika lingkungan dalam menimbang tanah
yang diambil.
Cara menggunakannya

1.Pastikan penunjuk angka di nol

2.Letakkan benda yang akan ditimbang diatas wadah .

3.lihat hasil pengukuran yang ditunjuk oleh jarum penunjuk angka


RUANGAN LABORATORIUM FISIKA LINGKUNGAN
JADWAL JAM MASUK LABORATORIUM FISIKA LINGKUNGAN

HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

WAKTU 08.00- 08.00- 08.00- 08.00- 08.00-


12.00 12.00 12.00 12.00 12.00

ISOMA ISOMA ISOMA ISOMA ISOMA

14.00- 14.00- 14.00- 14.00- 14.00-


17.00 17.00 17.00 17.00 17.00

PETUGAS:

HARI SENIN : ELISA ARUAN

HARI SELASA: LELY MAYANTI SILITONGA

HARI RABU : YOSEFANY SIAGIAN

HARI KAMIS : YUNI KITA BR SEMBIRING

HARI JUMAT : ICHA PUTRI HUTAGAOL


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN : Berdasarkan Depdikbud dalam Supriatna (2008), laboratorium merupakan


suatu  ruang tertutup dimana percobaan/eksperimen dan penelitian yang dilakukan.
Laboratorium dilengkapi sejumlah peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan
eksperimen  atau percobaan dalam sains, melakukan pengujian dan analisis,
melangsungkan  penelitian ilmiah, ataupun paraktek pembelajaran dalam sains.Jadi
laboratorium fisika lingkungan adalah suatu ruang tertutup atau terbuka dimana merupakan
tempat percobaan atau eksperimen sains yang berkaitan dengan lingkungan.

SARAN : Laboratorium merupakan tempat dimana kita melakukan pratikum dan banyak
alat dan bahan yang berbahaya.jadi kita harus berhati-hati dalam melakasanakan
pratikum di laboratorium dan tetap jaga kebersihan di laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

https://karyatulisilmiah.com/fisika-lingkungan/

http://komponenelektronika.biz/fungsi-anemometer.html

http://13candys.blogspot.com/2012/12/anemometer_23.html

https://www.isw.co.id/single-post/2017/01/20/Cara-Gunakan-Salinity-Refraktometer-Alat-
Pengukur-Kadar-Garam-Air

https://www.pengelasan.net/higrometer/

https://ngada.org/menkes411-2010.htm

https://STANDARISASI LABORATORIUM DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai