Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

INVENTARIS FLORA DAN FAUNA DI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN,


PESAWARAN LAMPUNG

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 06 : 1. GITA TRIANA (08041382126082)


2.HERNI ERNASARI (08041282126052)
3.IKA SEPTIA (08041282126034)
4.PUTRI NADILLA (08041182126002)
5.RAHMA JULIA NIRWANA (08041282126058)
6.RATRI PRAMUDITA (08041182126024)
7.SILVINA PUJI ARDIYANTI (08041282126054)
8.WAHYU AULIA RAHMAN (08041282126044)

NAMA ASISTEN : AI NAYAH FATIHAH

DOSEN PENGAMPU: 1. Prof. Dr. H. Zulkifli Dahlan, M. S., DEA


2. Prof. Dr. Hilda, M.Si., DEA
3. Dr. Salni, M.Si.
4. Drs. Juswardi, M.Si.

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
INVENTARIS FLORA DAN FAUNA DI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN,
PESAWARAN LAMPUNG
Oleh:
KELOMPOK 06
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah Praktikum Biologi Umum
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
Indralaya, November 2021
Asisten,

Ai Nayah Fatihah
NIM :08041181823110
Dosen Pengampu I Dosen Pengampu II

Prof. Dr. H. Zulkifli Dahlan, M. S., DEA Prof. Dr. Hilda, M.Si.DEA
NIP: 194801021978031001 NIP: 195304141979032001
Dosen Pengampu III Dosen Pengampu IV

Dr. Salni, M.Si. Drs. Juswardi, M.Si.


NIP: 196608231993031002 NIP: 196309241990021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Biologi
FMIPA UNSRI

Dr. Arum Setiawan, Si., M.Si.


NIP: 197211221998031001

i
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat serta
karunia-Nya, Laporan Praktikum Kuliah Lapangan Biologi Umum di TAHURA Wan
abdul Rachman, Pesawaran Lampung ini berjalan dengan baik dan tepat waktu. Tidak
lupa penulis haturkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW guna
selesainya laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
mata kuliah Praktikum Biologi Umum.
Dalam penulisan laporan ini, penulis mendapat bantuan serta dukungan dari berbagai
pihak sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Salni, M.Si. selaku dosen pembimbing selama kegiatan praktikum dan kuliah
lapangan biologi umum yang telah mendampingi dan mengarahkan dalam
kegiatan tersebut.
2. Prof. Dr. H. Zulkifli Dahlan, M. Si, DE A, Prof. Dr. Hilda, M.Si., DEA, Drs.
Juswardi, M.Si. sebagai dosen pengampu dan pembimbing dalam kegiatan
praktikum biologi umum.
3. Ai Nayah Fatihah sebagai asisten dosen yang telah banyak membantu serta
mengarahkan dalam seluruh kegiatan praktikum dan pembuatan laporan kuliah
lapangan biologi umum.
Penulis berharapan semoga lapran ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca
sehingga dapat menjadi salah satu referensi kegiatan pembelajaran. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan maupun penulisan laporan ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan laporan ini di masa
mendatang.

Indralaya, November 2021

Penulis,

ii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…….. iii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….……. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..……… 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………..……. 2
1.4 Manfaat ………………………………………….………………… 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………..……… 3
2.1 Flora……………………………………………………….………. 3
2.2 Inventarisasi Tumbuhan………………………………………..…… 3
2.3 Faktor Habitat………………………………………………….…... 4
2.4 Peran dan Manfaat Tumbuhan…………………………………… 4
2.5 Herbarium………………………………………………..………... 5
2.6 Pembagian Herbarium……………………………………………… 5
BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………..………... 7
3.1 Waktu dan Tempat………………………………………………… 7
3.2 Alat dan Bahan………………………………………………...…… 7
3.3 Cara Kerja…………………………………………………......…… 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..……. 8
4.1 Herbarium………………………………………………….………. 8
4.2 Mangrove…………………………………………………………... 15
4.3 Insecta………………………………………………………………. 17
BAB V PENUTUP………………………………………………….…………. 21
5.1 Kesimpulan………………………………………………….…...…. 21
5.2 Saran……………………………………………………….….……. 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………. 22
LAMPIRAN……………………………………………………………………. 24

iii
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai jenis kekayaan baik flora,
fauna, maupun biota laut nya. Bahkan, di tahun 2018 Indonesia menyebutkan bahwa
keberagaman flora dan fauna di Nusantara merupakan yang tertinggi di dunia. Setidak
nya sebanyak 10 persen atau lebih dari 25.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di
Indonesia. Fauna di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 jenis, meliputi mamalia,
hingga serangga. Indonesia memiliki banyak keanekaragaman biota laut yang nilainya
mencapai 1,7 Triluin, maka dari itu kita harus selalu menjaga kelestarian kekayaan alam
kita bersama-sama. Salah satu kelebihan Indonesia adalah mempunyai keragaman flora
dan fauna yang tersebar ke segala penjuru wilayah Indonesia (Kurnialensyah et al., 2014).
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, Salah satu keanekaragaman hayati pada
flora, fauna, dan mangrove juga banyak ditemui di provinsi Lampung. Mahasiswa
Universitas Sriwijaya jurusan Biologi mengikuti Kuliah Lapangan di Provinsi Lampung
dengan Mengamati berbagai jenis flora dan fauna,seperti pada fauna mengamati insecta
dan pada flora mengamati tunbuhan langsung serta pembuatan herbarium pada
daun,bunga,batang dan buah. Herbarium dilakukan untuk mengidentifikasi tanaman yang
telah didapat. Sedangkan pada flora dan fauna mengamati hutan mangrove dan biota laut.
Keanekaragaman hayati ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia ( Aristides et al., 2016)
Flora adalah segala jenis tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah tertentu yang
memiliki klasifikasi dan ciri. Flora yang ada di Indonesia sangat beraneka ragam sehingga
banyak ilmuwan yang melakukan koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan yang
disebut dengan Hebarium. Herbarium terdiri atas dua jenis yaitu herbarium kering dan
herbarium basah. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan
misalnya daun, batang, bunga, dan akar sedangkan herbarium basah digunakan untuk
spesimen yang berair dan lembek misalnya buah (Setyawan et al., 2005).
Fauna adalah segala jenis hewan yang hidup dibagian tertentu atau periode tertentu,
salah satu contoh fauna yaitu insecta. Insecta atau serangga merupakan spesies hewan
yang jumlah nya paling dominan diantara spesies hewan lainnya dalam filum Arthropoda.

1
Universitas Sriwijaya
Serangga mampu hidup dimanapun.bahkan ada serangga yang bisa hidup tanpa oksigen
sekalipun. Hal ini dikarenakan serangga mampu beradaptasi dengan segala kondisi yang
membuat variasi morfologi sesuai dengan cara adaptasi mereka dengan lingkungannnya.
Ada serangga yang mampu terbang, seranggayang hidup di air, dan banyak yang hidup
di terestrial atau di atas permukaan tanah (Mareoto, 1992)
Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna daerah
pantai, hidup sekaligus di habitat dataran dan air laut, antara batas air pasang dan surut.
Ekosistem mangrove berperan dalam melindungi garis pantai dari abrasi, gelombang lut
dan angin topan, serta berperan juga sebagai buffer (perisai alam) dan menstabilkan tanah
dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air
sungai yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus. Mangrove adalah vegetasi hutan
yang tumbuh diantara garis pasang surut (Steenes, 1978).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikaji dalam
kegiatan kuliah lapangan ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis flora fauna serta
mangrove yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman,
Pesawaran, Lampung.

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum kuliah lapangan ini adalah untuk mengetahui dan mengenal
berbagai jenis flora, fauna serta mangrove di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman,
Pesawaran, Lampung.

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui flora, fauna dan mangrove di
Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Pesawaran, Lampung.

2
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Flora
Flora dapat didefinisikan sebagai segala jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu
kawasan baik yang tumbuh secara alami ataupun ditanam dan dipelihara oleh manusia
dan sebagai kekayaan alam yang luar biasa. Flora merupakan jenis tumbuhan yang berada
pada suatu habitat atau daerah tertentu. Beberapa contoh flora yang terdapat di alam yaitu
tumbuhan kaktus, bunga teratai, kantung semar, bunga rafflesia, lidah buaya, ganggang
hijau, putri malu dan lain-lain (Sakethi et al., 2014).
Keragaman flora di Indonesia sangatlah banyak dengan posisi negara Indonesia yang
terletak di garis khatulistiwa memberikan keuntungan bahwa Indonesia merupakan
negara yang memiliki keragaman flora terbesar di dunia. Dalam dunia tumbuhan, flora di
wilayah Indonesia merupakan bagian dari flora Malesiana. Ditinjau dari wilayah
biogeografi, setidaknyaterdapat tujuh wilayah biogeografi utama Indonesia yang menjadi
wilayah penyebaran berbagai spesies tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa dan Bali,
Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya (Kusmana dan Agus., 2015).

2.2 Inventarisasi Tumbuhan


Inventarisasi merupakan suatu kegiatan menghimpun atau untuk mengoleksi jenis-
jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah. Sedangkan identifikasi tumbuhan berarti
mengungkapkan atau menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, dalam hal ini
tidak lain daripada “menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam
sistem klasifikasi”. Mempertimbangkan hal tersebut di atas tentang penyebaran, potensi
dan manfaat tumbuhan paku hingga belum lengkapnya data, hal tersebut berarti
inventarisasi terhadap tumbuhan paku belum selesai dilaksanakan bahkan masih banyak
yang belum terungkap. Oleh karena itu, perlu dilakukan inventarisasi tumbuhan paku
sebagai kekayaan alam yang dapat dikembangkan dan dilestarikan khususnya di
kawasan-kawasan wisata yang ada di Indonesia (Efendi et al., 2013).

3
Universitas Sriwijaya
2.3 Faktor Habitat
Habitat dapat didefinisikan sebagai tempat di mana spesies tertentu hidup dan
berkembang dengan kata lain habitat adalah rumah bagi suatu organisme, alamatnya.
Ikan, misalnya, hidup di air dan itulah sebabnya kita mengatakan bahwa habitat mereka
adalah perairan. Cacing tanah, di sisi lain, hidup di bawah tanah, yang merupakan habitat
mereka. Habitat sebagai faktor lingkungan tempat tinggal makhluk hidup dalam
melaksanakan kehidupannya akan memengaruhi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan
makhluk lainnya. Misalnya air, bahan-bahan mineral dan nutrien, serta cahaya matahari
adalah faktor abiotik yang berguna untuk proses sintesis. Hasil fotosintesis yang berupa
karbohidrat dapat dimanfaatkan pula oleh makhluk hidup lain sebagai sumber energi.
Hewan dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (Rahman dan Dewi, 2016).

2.3 Peran dan Manfaat Tumbuhan


Yang paling penting peran tanaman dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
pemasok oksigen untuk semua makhluk hidup di bumi. Tanaman juga merupakan
komponen penting ekosistem, terutama di hutan. Peran makanan di lapangan antara lain
yang direncanakan sebagai makanan atau makanan. Bagian tumbuhan yang dapat
digunakan untuk bahan makanan termasuk batang, daun, bunga, buah-buahan dan biji-
bijian. Kayu bakar merupakan sumber energi panas yang paling lama pernah digunakan
oleh manusia, yaitu untuk memenuhi kebutuhan energi panas untuk memasak, pemanasan
dan keperluan lainnnya (Rahayu dan Kazuhiro, 2014).
Peran tumbuhan dalam bidang obat-obatan misalnya Marchantia polymorpha
digunakan untuk mengobati radang hepatitis atau peradangan hati, Rane dapat digunakan
untuk mengobati luka, dapat diobati dengan Ginkgo Biloba pusing, jambu biji dapat
mengobati diare, dan sebagainya. Bahan obat. Tanaman yang digunakan untuk bahan obat
meliputi: daun sirih untuk obat Itch-Gatar, akar alang-alang untuk mengobati panas.
Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan meliputi, batang, kulit, daun, rimpang, getah dan
pucuk. Proses penggunaan bersifat tidak langsung dan langsung. Bersifat tidak langsung
yaitu sebelum digunakan tumbuhan tersebut terlebih dahulu melalui proses pengolahan
berupa perebusan, pemanasan dan penghancuran (Sutarno, 2010).

4
Universitas Sriwijaya
Peran industri, seperti berbagai jenis tanaman direndam dalam bahan baku industri
seperti biji kopi, coklat, daun teh, kelapa sawit, tebu dan kedelai. Kelapa sawit digunakan
untuk membuat minyak goreng. Peran dalam bidang tanaman hias dan spesies kerajaan
Plante dapat digunakan sebagai tanaman hias misalnya paku sarang burung, bunga
Kamboja, bunga tanduk rusa PKU, Anggrek terbuka dan sebagainya. Tumbuhan akuatik
saat ini sangat digemari masyarakat sebagai tanaman hias taman, karena keindahan
bentuk dan warna, baik pada daun maupun bunga (Irwanto et.al., 2015).
Dan tumbuhan juga memiliki manfaat yang banyak bagi keberlangsungan kehidupan
makhluk hidup seperti Keuntungan tanaman untuk makhluk hidup lainnya adalah seperti
paru dari dunia, tanaman sebagai elemen hijau, pada tanaman menghasilkan zat asam
(O2) yang sangat diperlukan untuk kehidupan makhluk untuk bernapas. Manfaat tanaman
untuk manusia juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan seperti kayu. Selain
manfaat yang dapat diambil dari batang tanaman adalah perabot rumah tangga seperti
Meja, kursi. Tumbuhan memiliki manfaat termasuk penyembuhan berbagai penyakit.
Ramuan obat-obatan tradisional hampir semua berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat
tumbuh diberbagai daerah (Jafar dan Andi, 2018)

2.5 Herbarium
2.5.1 Fungsi Herbarium
Herbarium merupakan metode pengoleksian spesimen-spesimen yang telah
diawetkan dan disimpan dalam kurun waktu tertentu. Herbarium dapat dimanfaatkan
sebagai bahan rujukan untuk mentakrifkan takson tumbuhan, herbarium juga dapat
digunakan sebagai bahan penelitian untuk para ahli bungan atau ahli taksonomi. Arti lain
dari herbarium adalah bukti autentik berupa spesimen tumbuhan yang berfungsi sebagai
acuan untuk mengidentifikasi tanaman (Esa et al., 2016).

2.6 Pembagian Herbarium


2.6.1 Herbarium Basah
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah
diidentifikasi. Spesimen tumvuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan
yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda. Herbarium

5
Universitas Sriwijaya
basah adalah bagian material herbarium (bunga atau buah lunak berdaging) yang
disimpan di dalam botol dengan menggunakan alkohol 70% (Girmansyah et al., 2018).
2.6.2 Herbarium Kering
Herbarium yang dapat dijadikan sebagai madia pembelajaran dan pengetahuan
adalah herbarium kering. Herbarium kering merupakan hasil pengawetan spesimen
tumbuhan dengan cara dikeringkan dan bisa disebut juga dengan spesimen herbarium
kering (Mertha et al., 2018)

6
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pada Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada hari Jum’at-Minggu,
tanggal 19-21 November 2021. Di mulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai.
Bertempat di kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, Pesawaran, Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang di perlukan dalam praktikum ini yaitu, gunting tanaman,
label, kantong kemplang ukuran 5kg, koran, buku gambar A3, tali rafia, kardus, bambu
karung, jarum, benang jahit, dan oven. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini antara lain metanol dan sampel tanaman.

3.3 Cara Kerja


Disiapkan alat dan bahan, pengambilan sampel dengan ukuran panjang 30cm dari
pangkal tumbuhan. Untuk habitus pohon 30cm dari pangkal ranting sedangkan untuk
perdu dan herba diambil beserta akarnya. Sampel yang telah diambil di semprot atau di
siram menggunakan metanol dan dibungkus menggunakan koran agar sampel tetap segar
saat di bawa ke laboratorium untuk dilakukan pengovenan. Lapisi sampel bagian atas dan
bawah menggunakan kardus dan jepit dengan bambu agar sampel aman dan tetap rapi.
Sesampai di laboratorium oven sampel dengan menggunakan suhu 50℃ dan kelembapan
100% hingga kering. Jahit sampel yang sudah mengering di atas buku gambar A3 yang
telah di potong, jahit sampel di bagian batangnya dengan rapi. Beri label nama pada setiap
sampel dan dimasukkan kedalam kantong kemplang.

7
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Herbarium
4.1.1. Coffea sp
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta Lindl.Ex De Will
Nama Umum : Kopi Robusta
Deskripsi
Coffea robusta Lindl.Ex De Will merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan
yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya
dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Salah satu kandungan senyawa
dalam kopi adalah kafein. Kafein merupakan suatu senyawa berbentuk kristal. Penyusun
utamanya adalah senyawa turunan protein yang disebut dengan purin xantin. Menurut
Rahardjo (2012), menyatakan bahwa jenis kopi arabika (Coffea arabica) dan kopi robusta
(Coffea robusta) adalah spesies yang paling banyak dibudidaya.
Coffea robusta Lindl.Ex De Will adalah tanaman yang termasuk dalam family
Rubiaceae dengan menunjukkan ciri umum berupa tumbuhan berkayu, memiliki daun
majemuk, terdapat daun penumpu yang terletak antara tangkai daun, bunganya berada di
ketiak, dan bunganya berkelamin dua. Menurut Zahrina et al. (2017), menyatakan bahwa
Rubiceae merupakan tumbuhan berupa pohon, perdu, atau herba kadang-kadang
memanjat. Rubiaceae memiliki ciri khas yaitu pada buahnya terdapat aroma yang
memiliki daya tarik.

8
Universitas Sriwijaya
4.1.2 Lonicera alpigena L
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dipsacales
Family : Caprifoliaceae
Genus : Lonicera
Spesies : Lonicera alpigena L
Nama Umum : Alpine Honeysuckle
Deskripsi
Lonicera alpigena dikenal sebagai alpine honeysuckle adalah spesies lonicera
yang berasal dari hutan dipegunungan Eropa Tengah dan Selatan. Kadang
dibudidayakan sebagai tanaman hias diluar daerah asalnya. Ini tanaman semak gugur
yang tingginya rendah dan diakhir musim panas menghasilkan buah-buahan merah
cemerlang yang tidak dapat dimakan dan menyerupai ceri. Menurut Rocha et al. (2014)
tumbuhan ini dapat bertahan dilingkungan yang sejuk seperti didaerah pegunungan.
Lonicera alpigena tersebar di Eropa dan timur Jauh dari Sakhalin hingga
Kepulauan Jepang. Meskipun populasi di Timur Jauh telah diberlakukan sebagai
spesies terpisah L.glehnii F. Schmidt, Hara (2006) memperlakukan populasi ini sebagai
subspecies L. alpigena karena perbedaan antara penduduk Eropa dan Timur Jauh tidak
begitu mencolok. Berdasarkan Japanase Ministry Of the Environment (2015) Lonicera
alpigena sub spesies glehnii terdaftar sebagai tanaman “terancam punah” dalam buku
data merah spesies tanaman Jepang dan merupakan perwakilan dari flora unik yang
terbentuk didekat gua angin.

9
Universitas Sriwijaya
4.1.3 Gnetum gnemon
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Gymnospermae
Kelas : Gnetinae
Ordo : Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Nama Umum : Melinjo
Deskripsi
Gnetum gnemon (Melinjo) merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka
berbentuk pohon yang berasal dari AsiaTtropik, Melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo
memiliki akar tunggang yang mampu menembus tanah sedalam 3-5 meter. Mempunyai
daun tunggal berbentuk lonjong (oval) yang terdiri dari helaian dan tangkai daun serta
memiliki tulang daun yang menyirip. Melinjo memiliki bunga tidak sempurna yang
berada di ketiak daun. Biji melinjo tidak terbungkus oleh daging melainkan terbungkus
kulit bagian luar. Menurut Lestari dan Muharfiza (2015) berpendapat bahwa daerah
tumbuh tanaman ini, dapat tumbuh pada daerah 0-1200 m dpl. Lahan yang ditanami
melinjo harus terkena matahari.
Melinjo dapat dijadikan komoditas industri dan juga pangan karena batangnya
sangat kokoh dan besar sehingga dapat di manfaatkan sebagai bahan bangunan rumah,
serta buah dan daunnya yang mengandung banyak manfaat, seperti menurunkan kadar
asam urat, mengelola kadar gula dalam darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan
menangkal radikal bebas. Menurut Kato et al. (2009) berpendapat bahwa biji melinjo
terbukti berkhasiat sebagai anti mikroba terhadap mikroorganisme makanan dan
enterobakteri.

10
Universitas Sriwijaya
4.1.4 Myristica fragrans
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans
Nama Umum : Pala
Deskrisi
Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda dan Maluku. Pohon pala memiliki tinggi 10 – 20 m, mahkota pohonnya
meruncing, berbentuk pyramida dengan percabangan relative teratur. Dedaunan yang
rapat dengan letak daun yang berselang seling,bentuk da terdiri dari bulat memanjang,
warna daun terdiri dari hijau dan hijau tua. Menurut Suyono et al. (2017) menyatakan
bahwa tanaman Pala termasuk golongan tanaman berjenis kelamin tunggal,meskipun
terdapat pula tanaman berjenis kelamin ganda.Tanaman pala betina ditandai dengan
pertumbuhan cabangnya secara horizontal.sedangkan tanaman Pala jantan di tandai
dengan cabang-cabangnya yang mengarah keatas membuat sudut lancip dengan
batangnya.

11
Universitas Sriwijaya
4.1.5 Dalbergia latifolia
4.1.5 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Dalbergia
Spesies : Dalbergia latifolia
Nama Umum : Sonokeling
Deskripsi
Dalbergia latifolia atau Sonokeling adalah jenis pohon penghasil kayu keras dari
suku Fabaceae. Pohonnya berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 20-40
meter. Batangnya bisa memiliki diameter hingga 1,5meter dengan warna kulit bagian
luarnya yaitu berwarna abu-abu kecoklatan dengan alur pecah-pecah membujur. Daunnya
majemuk menyirip gasal, bentuknya lebar dan berwarna hijau di bagian atas dan keabu-
abuan di sisi bawahnya. Menurut Sukhadiya et al. (2020) menyatakan bahwa Dalbergia
latifolia mempunyai daun yang panjangnya mencapai 10-3- cm dengan 5-7 daun yang
berbeda. Bunga sonokeling berwarna coklat dengan lanset memanjang serta meruncing.
Habitat alami pohon Sonokeling adalah hutan lembap dengan solum tanah yang
dalam. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhannya adalah 750 hingga 5000 mm per
tahun dengan drainase yang baik. Pohon ini sangat cocok tumbuh dilokasi yang terletak
pada ketinggian 500meter dpl. Menurut Sukhadiya et al. (2020) menyatakan bahwa
Dalbergia latifolia merupakan tumbuhan asli dari India, Indonesia, dan sering ditemui di
hutan musim. Di Indonesia sonokeling banyak tumbuh liar di hutan-hutan Jawa Tengah
dan Jawa Timur pada ketinggian 600 m dpl, terutama di tanah-tanah berbatu. Sedangkan
di india sebaran alami sonokeling di mulai dari kaki pegunungan himalaya hingga ujung
selatan semenajung, terutam di hitan-hutan monsonyang kering di wilayah Karnataka,
Kerala dan tamil Nadu, di Ghats barat.

12
Universitas Sriwijaya
4.1.6 Isotoma longiflora (L) C. presl
Klasifikasi
Kingdom : Plantea
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Campanulatae
Family : Campanulaceae
Genus : Isotoma
Spesies : Isotoma longiflora (L) C. presl
Nama Umum : Kitolod
Deskripsi
Kitolod (Isotoma longiflora) merupakan salah satu spesies tanaman obat yang
tumbuh liar, biasanya tumbuh dipinggiran selokan, di sela batu-batuan yang lembab.
Menurut Smith (2001) menyatakan bahwa Kitolod ini berkhasiat menyembuhkan sakit
mata, katarak, rabun, tumor mata, mata minus, dan plus. Hal ini dapat terlihat dari
kandungan kimia di dalamnya yaitu senyawa alkohol yakni lobelin, lobelamin, dan
isotomin. Titik getah tanaman mengandung racun tetapi bagian tanaman lain memiliki
efek anti radang atau anti inflamasi, anti kanker atau antineoplasma, menghilangkan nyeri
serta menghentikan pendarahan.
Tanaman Kitolod akan tumbuh baik jika di tanam di daerah yang lembab dan
penggunaan air kapasitas lapang akan memberi hasil yang tinggi dibanding dengan
pengurangan air. Menurut Aqil et al. (2013) menyatakan bahwa tanaman yang mengalami
kekurangan kebutuhan air pertumbuhan tingginya terhambat sehingga tanaman menjadi
kerdil. Namun tanaman yang kebutuhan air nya tercukupi maka pertumbuhan tingginya
akan meningkat.

13
Universitas Sriwijaya
4.1.7 Solanum diphyllum
Klasifikasi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanes
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum diphyllum
Nama Umum : Terong-terongan
Deskripsi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di Taman Hutan Raya Wan Abdul
Rachman dapat diketahui ciri morfologi dari tanaman Solanum diphyllum yaitu tanaman
perdu, tegak tinggi mencapai 1-2meter. Menurut Hariri dan irsyam (2017) menyatakan
bahwa tanaman ini meiliki bentuk batang membulat, padat, hijau-ungu kecoklatan,
berbulu baliq pendek, berlenti sel, ranting muda bersudut. Solanum diphyllum memiliki
daun berseling, soliter atau berpasangan pada ranting, daun duduk atau bertangkai
1sampai 1,5cm, helaiannya menjorong hingga membundar telur sungsang, pangkal
membaji. Perbungaan tandan, berhadapan dengan daun, panjangnya 5-25mm warna ungu
kecoklatan, lurus tidak bercabang. Daun kelopak berkuping 5, berlekatan menyerupai
kupula, warna hijau pucat, panjang 1-5mm.

14
Universitas Sriwijaya
4.2 Tumbuhan Mangrove
4.2.1 Rhizophora sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Spesies : Rhizophora sp.
Nama Umum : Bakau
Deskripsi
Bakau (Rhizophora sp.) adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga
Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri morfologi berupa akar
tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup dan penumpu yang meruncing.
Tinggi bakau bisa mencapai 4-30 m, dengan tinggi akar 0,5-2 m atau lebih di atas lumpur,
serta diameter batangnya yaitu 50 cm. Daunnya tunggal, terletak berhadapan, terkumpul
tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilang Menurut
Muharrahmi et al. (2016) berpendapat bahwa sebagian besar hutan mangrove tumbuh
baik di daerah yang memiliki radiasi sinar matahari dan suhu yang umumnya tinggi,
sehingga tumbuhan mangrove juga mengalami radiasi sinar matahari yang tinggi. Tempat
yang biasa di tumbuhi hutan mangrove yaitu daerah pantai tropis dan sub tropis.

15
Universitas Sriwijaya
4.2.2 Avicennia alba
Klasifikasi
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Family : Acanthaceae
Genus : Avicennia
Spesies : Avicennia alba
Nama Umum : Api Api Putih
Deskripsi
Avicennia alba adalah spesies dari mangrove tropis dari famili Acanthaceae.
Tumbuhan ini banyak hidup di daerah rawa mangrove di lokasi pantai yang masih
terlindungi habitatnya. Menurut Puspayanti et al. (2013) menyatakan bahwa Api Api
Putih (Avicennia alba) merupakan pohon yang memiliki akar naps, kulit berkayu luar
berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan. Biji dari tanaman ini seperti kerucut atau
cabe berwarna hijau muda kekuningan. Bunganya berbentuk seperti trisula dengan
gerombolan bunga berwarna kuning hampir di sepanjang ruas tandan dengan daun
mahkota berjumlah 4 berwarna kuning cerah. Tanaman mangrove ini dapat dimanfaatkan
sebagai kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getahnya juga dapat digunakan
untuk mencegah kehamilan serta buahnya dapat di konsumsi.

16
Universitas Sriwijaya
4.3 Insecta
4.3.1 Danaus plexippus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kela : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Danaidae
Genus : Danaus
Spesies : Danaus plexippus
Nama Umum : Kupu-Kupu Raja Jantan
Deskripsi
Kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga
kelestarian dan keberagamannya. Kupu-kupu memiliki nilai penting bagi manusia
maupun lingkungan antara lain, nilai ekonomi, ekologi, estetika, pendidikan, konservasi
dan budaya. Danaus plexippus adalah jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam family
Danaidae. Kupu-kupu ini memakan tanaman perdu tahunan. Menurut Glassberg (2001),
menyatakan bahwa sebagian besar jenis kupu-kupu, khususnya kupu-kupu jantan
berkumpul di pasir atau tanah lembab, untuk menghisap garam mineral dan air.
Makanan kupu-kupu berupa serbuk sari dan nektar. Kedua makanan ini
merupakan jenis makanan yang paling umum dan sering dikonsumsi oleh serangga jenis
ini. Nektar menjadi salah satu makanan kupu-kupu karena memiliki banyak nutrisi
penting dan kandungan gula yang memberikan energi pada kupu-kupu secara instan.
Menurut Lestari et al. (2018), menyatakan bahwa kupu-kupu memilih tumbuhan sebagai
pakan, hinggap maupun inang berdasarkan interaksi antara kupu-kupu pada tumbuhan
begitu pula sebaliknya. Kupu-kupu akan tertarik mendatangi bunga sebagai sumber
nektar atau makanannya berdasarkan tiga karakteristik yaitu bentuk bunga, warna, dan
aroma.

17
Universitas Sriwijaya
4.3.2 Valanga nigricornis
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kela : Insecta
Ordo : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis
Nama Umum : Belalang Kayu
Deskrpisi
Belalang kayu ini memiliki bentuk tubuh yang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu
kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang kayu juga memiliki 6 kaki yang
bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Menurut Prakoso (2017) menyatakan bahwa
belalang memiliki pendengaran yang tajam, meskipun tidak memiliki telinga. Alat
pendengar belalang ini disebut dengan nama tympanum dan terletak pada abdmon (perut)
dekat bagian sayap. Belalang kayu ini termasuk hewan serangga yang bernafas
menggunakan trakea, dan masuk kedalam kelompok hewan berkerangka luas
(eksoskeleton). Belalang kayu dewasa betina memiliki ukuran lebih besar dibandingkan
dengan belalang jantan dewasa yaitu berkisar 58-71 mm sedangkan belalang jantan
dewasa berkisar 49-63 mm dengan berat tubuh rata – rata mencapai 2-3 gram.

18
Universitas Sriwijaya
4.3.3 Araneus diadematus
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Family : Araneidae
Genus : Araneus
Spesies : Araneus diadematus
Nama Umum : Laba-laba

Deskripsi
Laba-laba adalah sejenis hewan berkuku-kuku (arthropoda) dengan dua segmen
tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tidak memilki mulut pengunyah. Laba-laba
bukan termasuk serangga tetapi kelas Arachnida, yaitu sekelompok dengan tungau,
caplak, dan kelajengking. Di lihat dari ciri-ciri morfologi nya laba- laba ini memiliki
tubuh berwarna putih kehitaman. Menurut Desmukh & Raut (2014) menyatakan bahwa
Laba-laba adalah predator polifag sehingga berpotensi untuk mengendalikan serangga
hama. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi
semuanya mampu menghasilkan benang sutra yakni helaian benang protein yang tipis
namun kuat dari kelenjar yang disebut spinneret yang terletak dibagian belakang
tubuhnya.

19
Universitas Sriwijaya
4.3.4 Lasius niger
Klasifikasi
Kingdom : Mamalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo ` : Hymenoptera
Family `: Formicidae
Genus : Lasius
Spesies : Lasius niger
Nama Umum : Semut Hitam Besar
Deskripsi
Semut adalah serangga yang memiliki keanekaragaman cukup tinggi. Seluruh
anggota semut masuk dalam anggota Famili Formicidae. Keberadaan serangga ini sangat
melimpah serta memiliki peranan penting dalam ekosistem , baik secara langsung
maupun tidak langsung .Menurut Supriati et al. (2019) menyatakan bahwa di alam semut
dapat memiliki peran positif maupun negatif. Peran negatif dari semut diantaranya
merupakan sebagai hama yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman sehingga dapat
merugikan. Sementara peranan positif dari semut diantaranya, predator terhadap hama.
Beberapa spesies semut beradaptasi sangat baik bahkan pada habitat yang
mengalami gangguan. Menurut Abdullah et al (2020) menyatakan bahwa Semut
merupakan salah satu kelompok hewan yang dikatakan sebagai indikator hayati, sebagai
alat monitoring perubahan kualitas lingkungan dan penentuan kawasan konservasi. Salah
satu jenis semut yang ditemukan yaitu, semut hitam besar (Lasius Niger). Tanda-tanda
semut tersebut Mandibula pendek, seperti segitiga. Kepala seperti segiempat. Torak
dengan pronotum pendek bulat, mesonotum besar, cembung, metanotum pendek. Pedicel
kecil, segiempat. Abdomen besar dan oval. Tersebar luas di daerah tropika dan sub-
tropika.

20
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pada kuliah lapangan yang telah dilakukan didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Pada kuliah lapangan kali ini didapatkan beberapa spesies tumbuhan TAHURA
Wan Abdul Rahman, Myristica fragrans ,Dalbergia latifolia,Isotoma longiflora,
Solanum dyphyllum,Gnetum gnemon,Lonicera alpigema,Coffea Robusta.
Kemudian ada beberapa serangga yang dapat ditemui yaitu Danaus plexippus,
Valanga nigricornis, Araneus diadematus dan Lasius niger.
2. Pada kuliah lapangan ini juga didapatkan beberapa tumbuhan mangrove di
mangrove petengoran yaitu, Rhizophora sp dan avicenia alba. Rhizophora sp.
termasuk dalam famili Rhizophorazceae. Ada tiga jenis yang tergolong dalam
marga ini yaitu R. mucronata, R. apiculata dan R. stylosa. R. stylosa tumbuh pada
habitat yang beragam di daerah pasang surut, lumpur, pasir dan batu, menyukai
pematang sungai pasang surut.
3. Herbarium sebagai suatu koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan dapat
digunakan untuk pusat referensi dan mengdentifkasi tumbuhan.
4. Fungsi herbarium untuk mengawetkan tumbuhan sebagai pusat referensi , sebagai
sumber utama salah satunya untuk mengdentifkasi tumbuhan.

5.2 Saran
Laporan praktikum ini dibuat untuk dapat menambah wawasan para pembaca terkait
inventaris flora dan fauna di Tahura Wan Abdul Rachman, Pesawaran, Lampung. Penulis
menyadari dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kesalahan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik untuk menjadi acuan dalam penulisan
laporan praktikum selanjutnya.

21
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,T.,Daud,D.I.,Kartini. 2020. Uji Pemangsaan Berbagai Spesies Semut. Jurnal


Biologi Makassar. 5(2):176-185.
Aristides,Y., Purnomo, A., & samekto, F. A. 2016. Perlindungan Satwa Langka Di
Indonesia Dari Perspektif Convention On International Trade In Endangered
Species Of Flora And Fauna (CITES). Diponegoro Law Journal. 5(4):1-7.
Aqil, M., Firmansyah, I.U., Akil, M. 2013. Pengelolaan Tanaman Kitolod. Balai
Penelitian Tanaman: Makassar.
Deshmukh & Raut. 2014. Seasonal Diversity And Status Of Spider(Arachinida: Araneae)
In Sulbardy Forest. Journal Of Entomology And Zoologi Studies. 2(1):278-281.
Efendi, Wawan W., Fitroh N.P., Hapsari, Zulaikhah, Nuraini. 2013. Studi Inventarisasi
an Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata Coban Rondo Kabupaten Malang. Jurnal
Penelitian.2(3):173-188.
Esa, Mutiara, N., Jumari, Murningsih & Arifiani, D. 2016. Sebaran dan Karakter
Morfologi Endiandra (Lauracea) dari Sumatra. Kpleksi Herbarium Bogoriense,
Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Jurnal Biologi. 5(4).
Girmansyah, D., Rugayah, Y. S., Rahajoe, J. S. 2018. Index Herbariorum Indonesianum.
Jakarta: LIPI Press.
Glassberg, J. 2001. Butterflies Through Binocular the West: A Field Guid to the
Butterflies of Western North America. Oxford University Press: New York.
Hariri, M. R., & Irsyam, A. S. D. 2007. Solanum diphyillum (solanaceae) Ternaturalisasi
di Pulau Jawa. Journal of Biology. 11(2): 25-32.
Kusmana, Cecep dan Hikmat, A. 2015. Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia.
Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. 5(2):187-198.
Kurnialensyah, T., & Prihatmoko, S. 2014. Sistem Informasi Geografis Populasi Flora
dan Fauna Indonesia Berbasis Google Maps Api (Aplication Programming
Interface), ELKOM. Jurnal Elektronika dan Komputer. 7(2).
Lestari, Catur V., Tatang S., Erawan, Melanie, Hikmat, K. dan Hermawan, W. 2018.
Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu Familia Nymphalidae dan Pieridae di
Kawasan Cirengganis dan Padang Rumput Cikamal Cagar Alam Pananjung
Pangandaran. Jurnal Agrikultura. 29(1):1-8.
Muharrahmi, N., Budihastuti, R. Hastuti, E.D. 2016. Pertumbuhan Semai Rhizophora sp
pada Komposisi Jenis Mangrove dan Lebar Saluran Outlet yang Berbeda di
Tambak Wahamina Kelurahan Mangunharjo Semarang. Jurnal Biologi. 5(1): 60-
71.
Puspayanti, Ni, M. H., Tellu, A. T., Suleman & Samsurizal, M. 2021. Jenis-Jenis
Tumbuhan Mangrove di Desa Lebo Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong
dan Pengembangannya sebagai Media Pembelajaran. E- Jipbiol. 1: 1-9.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Penebar Swadaya: Jakarta.

22
Universitas Sriwijaya
Rahman, Ridwan Arif. Dewi Tresnawati.2016. Pengembangan game edukasi
pengenalan nama hewan dan habitatnya dalam 3 bahasa sebagai media
pembelajaran berbasis multimedia. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi
Teknologi Garut.13(1):184-190.
Sakethi, Dwi. Irwan Adi Pribadidan Citra Marshella. 2014. Pengembangan Sistem
Pengajaran Flora dan Fauna Secara Bilingual Berbasis Web. Jurnal
Komputasi.2(2):103-107.
Steenes, C. G. G. J. 1978. Flora. Pradnya Paramita. Jakarta.
Zahrina, Hasanuddin, Wardiah. 2017. Studi Morfologi Serbuk Sari Enam Anggota
Familia Rubiaceae. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Unsyiah .1(2): 114-123.

23
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Coffea sp Lonicera alpigena L Gnetum gnemon

(Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2021)

Isotoma longiflora
Myristica fragrans Dalbergia latifolia

(Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2021)

24
Universitas Sriwijaya
Solanum diphyllum Rhizophora sp. Avicennia alba

(Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2021)

Danaus plexippus Valanga nigricornis Araneus diadematus


(Sumber: Dokumentasi
Pribadi, 2021)

25
Universitas Sriwijaya
Lasius niger

(Sumber: Dokumentasi Pribadi,


2021)

26
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai