Oleh:
RUNGU YOGA PAMUNGKAS
115040200111047
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN TANAH
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
Magang Kerja dengan topik studi pengujian beberapa Iisolat cyanobacteria
pada berbagai media tumbuh. Proposal ini merupakan syarat sebelum
pelaksanaan magang kerja dimulai.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan
proposal
2. Dekan Fakultas Pertanian Prof. Ir. Sumeru Ashari, M.Agr.Sc.,Ph.D yang
sudah menyediakan fasilitas untuk penelitian ini
3. Bapak Dr. Ir. Budi Prasetya, MP selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan proposal
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU selaku Ketua Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
5. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan motivasi, ide
serta doa dalam menyusun proposal
6. Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya proposal magang ini
termasuk teman-teman Minat Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga masukan dan kritik sangat dibutuhkan oleh penulis. Semoga proposal ini
dapat memberikan manfaat baik bagi rekan-rekan mahasiswa, instansi pemerintah,
pihak-pihak dilokasi penulis melaksanakan magang kerja, masyarakat umum dan
berbagai pihak lainnya sekedar sebagai bahan ilmu pengetahuan serta bermanfaat
bagi penulis khusunya.
Malang, Juni 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
I.
PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................1
1.2
1.3
Cyanobacteria........................................................................... 3
2.2
2.3
Isolasi Cyanobacteria.................................................................5
3.2
3.3
Prosedur Pelaksanaan................................................................8
3.4
Metode Pelaksanaan..................................................................9
3.4.1
iii
4.2.1 Visi........................................................................................ 24
4.2.2 Misi....................................................................................... 24
4.3 STRUKTUR ORGANISASI BALAI PENELITIAN TANAH
(BALITTANAH).................................................................................... 24
V. PEMBAHASAN.............................................................................................25
VI. KESIMPULAN...............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30
LAMPIRAN...........................................................................................................31
iv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1................................................................................................... 25
Tabel 2.................................................................................................... 25
Tabel 3................................................................................................... 26
Tabel 4.................................................................................................... 26
Tabel 5................................................................................................... 27
Tabel 6.................................................................................................... 27
Tabel 7.................................................................................................... 28
Tabel 8.................................................................................................... 28
Tabel 9.................................................................................................... 29
Tabel 10.................................................................................................. 29
Tabel 11.................................................................................................. 30
Tabel 12.................................................................................................. 30
DAFTAR GAMBARHal.
1. Citra foto Trichodesmium thiebautii dan Trichodesmium erythraeum....................4
2. Beberapa jenis Trichodesmium yang dijumpai: a) Trichodesmium erythraeum; b)
Trichodesmium contortum; c) Trichodesmium thiebautii; d) Trichodesmium
hildebrandtii.......................................................................................... 5
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
1. Jadwal Kegiatan Magang........................................................................10
2. Curriculum Vitae................................................................................... 11
I.
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1.5 Cyanobacteria
yang
dapat
dikenali
yakni
Trichodesmium
erytharaeum,
Gambar 1. Citra foto Trichodesmium thiebautii dan Trichodesmium erythraeum. (Anugerah, 2008)
Cyanobacteria dicirikan sebagai organisme yang tidak mempunyai inti sel yang
jelas. Jadi masih mempunyai kekerabatan yang dekat dengan bakteri. Namun sel-sel
Trichodesmium membentuk rantai berupa benang atau filamen yang panjang. Filamen
ini (disebut juga trichome) biasanya mengelompok dalam agregat koloni yang cukup
besar yang kasat mata, bisa berukuran 0,3 2 mm. Bentuk agregat koloninya ini sendiri
bervariasi
menurut
jenisnya.
Pada
Trichodesmium
erythraenum
filamennya
sebagai parasit. Firmicuta adalah bakteri yang umum memproduksi endspora (Purves
dan Sadava, 2003).
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan
asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang
murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan
prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena
mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan
bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen
dan laminar air flow. Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi
oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik
aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury,
2006).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai
spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran untuk ditumbuhkan ke medium, sehingga dapat
tumbuh menjadi koloni yang berasal dari bakteri tunggal.
Ada beberapa metode untuk menyimpan bakteri sesuai dengan jenis medium
tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose.
Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose.
Metode untuk isolasi dapat dilakukan melalui pengenceran dan ditumbuhkan, pada
medium dalam cawan petri dengan metode streak plate (metode gores), pour plate
(metode tuang) atau spread plate (metode sebar). Selanjutnya, dilakukan proses
inkubasi, yaitu menyimpannya pada alat atau kontainer pada temperatur tertentu dan
periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk
pertumbuhan bakteri. (Harley dan Presscot, 2002).
III.
METODE PELAKSANAAN
membantu peneliti
(pembimbing lapang) Ir. Jati Purwanti, M.Si berupa alat laboratorium pada
umummnya. Alat yang digunakan dibagi menjadi 2 macam yaitu alat waktu persiapan
pengembang biakkan sebelum inokulasi dan alat sesudah inokulasi sianobakteri (blue
green algae) atau alat untuk panen.
Alat yang digunakan waktu sebelum inokluasi berupa botol bekas selai yang
gunanya untuk tempat menaruh media dan tempat berkembangnya sianobakteri. Gelas
ukur dan tabung ukut ukuran 5 L dan 50 mL trempat menaruh aquades. Timbangan
digital untuk menimbang bahan kimia yang digunakan sebagai larutan stok media
BG11 dan Fogg serta menimbang berat sianobakteri yang akan dikembangkan waktu
prose inokulasi. Timbangan diigital ini juga digunakan untuk mengukur berat kertas,
timbangan digitla banyak digunkan unutk mengukur masaa jenis suatu benda yang
akan digunkan saat proses uji isolat sianobakteri. Serta bunsen, loyang plastik, gunting,
alat tulis, dan kamera. Mesin autoclave untuk proses strilisasi alat dan bahan.
Alat yang digunakan sesudaj inokulasi sianobakteri berupas kertas saring, botol
plastik kecil untuk menyimpan cairan media. Kertas lakumus untuk mengukur nilai pH.
Timbangan digital untuk mengukur semua massa jenis dalam proses kerja. Botol bekas
selai dan corong yang digunakan sebagai tempat cairan saat pemanenan, oven, lemari
es, alat tulis, dan kamera.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 2 isolat blue green algae yaitu
isolat C11 dan isolat KL2. Isolat C11 didapatkan dari . . . . . . . .. . . sedangkan isolat
KL2 didapatkan dari . . . . . . . .. . Media tumbuh untuk pengujian isolat C11 dan KL2
sebanyak 7 media yaitu media molase, ekstrak jerami, BG11, Fogg, esktrak kotoran
sapi, ekstrak kotoran ayam, dan kontrol. Lalu bahan kimia yang digunakan untuk
membuat larutan stok BG11 dan fogg serta aquades.
d) Studi ekologi Blue Green Algae kedelai pada botol Leonard di dalam rumah
kaca.
3.4 Metode Pelaksanaan
III.4.1 Persiapan Isolat
Isolat yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis isolat yaitu isolat
C11 dan isolat KL2. Pengujian isolat sianobakteri dilakuakan dengan 7 media
tumbuh, 2 media tumbuh asli yaitu Fogg dan BG11 sedangkan 5 lainnya
merupakan media percobaan yaitu molase, ekstrak jerami, ekstrak kotoran sapi
dan ayam, kontrol. Pengjuian di kelima media tersebut bertujuan untuk mencari
media tumbuh pengganti yang sebelumnya media asli dalam pembuatan media
dinilai mahal. Pengujian menumbuhkan sianobakteri diambil dari setiap isolat
sebanyak 10 gram untuk setiap media tumbuh.
Media tumbuh ditaruh di botol bekas selai yang sebelumnya diisi dengan
300 mL per jenis media tumbuh. Jadi terdapat 7 botol selai setiap 1 botol selai
menjadi tempat salah satu 7 media tumbuh. Diinokulasi pada suhu ruangan dan
diamati pertumbuhan dari sianobakteri tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan
2 perlakuan dan 3 kali ulangan.
Untuk peelaksanaan kegitan pengenceran dan perhitungan populasi
bakteri, sample tanah sebanyak 23 sample. Sample berasal dari tanah bekas
tambang di Kamlimantan Selatan. Menggunakan 5 media dalam proses
pengerjaan yaitu media NA, YMA, Rose Bengal, Azoto, dan Pikov, media yang
digunakna merupakan media padatan berupa agar. Proses pengenceran dilakuan
dari pengenceran -3, -4, -5, -6, -7 sedangkan dalam media NA dikerjakan sampai
-8. Dibuuthkan cawan petri untuk dijadikan tempat menaruh media, dan tempat
tumbuh bakteri.
III.4.2 Pemilihan Isolat Sianoakteri (Blue Green Algae)
Isolat dipilih karena belum pernah adanya uji coba tentang isolat
tersebut. Selanjutnya isolat-isolat tersebut diseleksi berdasarkan perkembangan
tumbuh disetiap media. Media manakah yang akan menumbuhkan sianobakteri
paling banyak. Lalu sianobakteri yang telah mengalami seleksi akan
10
dikembangkan
berdasarkan
kemampuan
menambatkan
nitrogen
dan
11
12
13
14
IV.
Kelompok Peneliti
Kelompok peneliti yang ada di Balittanah dibagi menjadi 3 kelompok
peneliti yang masing-masing memiliki kegiatan yang berbeda.
15
c. Keseimbangan hara N
Penggunaan pupuk N yang efisien merupakan kunci dalam upaya
meningkatkan pendapatan petani sayuran dataran tinggi. Penggunaan pupuk
urea dosis tinggi telah dilakukan oleh petani dalam upaya meningkatkan
produksi sayuran yang tinggi. Dengan pupuk Urea yang tinggi tanpa
diimbangi dengan hara lain menyebabkan tanaman rentan hama dan
penyakit, sehingga produksi sayuran dan pendapatan petani rendah.
Pemupukan N yang efisien diperoleh apabila jumlah pupuk yang
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan N tanaman. Untuk itu analisa N
input-output pada skala usaha tani menjadi sangat penting untuk
mendapatkan sistem usaha tani yang limintu dan menguntungkan.
d. Efektivitas Pupuk
Pupuk merupakan sarana produksi yang sangat penting bagi peningkatan
pertumbuhan dan hasil tanaman. Meningkatnya harga bahan bakar minyak
dan gas, menyebabkan harga pupuk meningkat cukup tinggi, sehingga
kemampuan petani membeli pupuk menurun dan beralih ke pupuk alternatif
yang harganya murah walaupun mutu dan efektivitasnya belum diketahui.
Dalam jangka panjang penggunaan pupuk alternatif dapat menurunkan
kesuburan tanah, produksi tanaman dan pendapatan petani. Sehingga pupukpupuk yang beredar di pasaran perlu pengawasan dan penertiban. Dalam
upaya pengawasan dan penertiban peredaran pupuk di pasaran, Departemen
Pertanian
telah
menerbitkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.
16
dengan
ternak.
Teknologi
tersebut
bertujuan
untuk
dan
prioritas
penelitian
biologi
tanah
adalah
untuk
pemacuan
tum buh
tanaman,
perombakan
bahan
organik,
17
18
19
20
21
22
Mikroba perombak merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat membantu
mempercepat proses pengomposan bahan organik menjadi pupuk organik
yang siap diberikan untuk tanaman. M-Dec merupakan inokulan perombak
bahan organik yang mengandung, Trichoderma, sp, Aspergillus sp, dan
Trametes
sp. Manfaat
M-DeC
adalah
untuk
mempercepat
proses
berfungsi
menyimpan
dan
melepaskan
hara
di
sekitar
23
BioNPK
(biological
nitrogen-phosphorus-potassium
fertilizer)
3)
4)
10.20. x
2,0. x
Keunggulan DS :
1) Mempunyai daya adaftas yang luas,
2) Dapat menghasilkan Zat Pemacu Tumbuh (ZPT),
3) Mampu menghambat/mengurangi penyebaran patogen tanah,
4) Waktu proses pengomposanya lebih cepat (selama 3 hari).
24
e. Tithoganic
Tithoganic merupakan pupuk kandang yang diperkaya dengan bahan mineral
dan bahan hijauan Tithonia diversifolia, yang mempunyai kadar hara N, P dan
K tinggi. Tithoganic mampu mengefisienkan dosis pupuk organik sampai
50% dengan efek yang sama, serta dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik 30%. Kegunaannya adalah Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Menyediakan unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg dan S dan unsur hara
mikro Cu, Zn, Mn dan Fe serta hormon tumbuh tanaman.
f. Biochar SP 50
Biochar SP 50 adalah formula pembenah tanah berbahan baku organik berupa
biochar atau lebih dikenal sebagai arang yang merupakan hasil konversi dari
limbah pertanian yang sulit didekomposisi melalui pembakaran. Keunggulan
biochar dapat mengurangi laju emisi CO 2, menciptakan habitat yang baik
untuk mikroorganisma simbiotik karena mampu menciptakan lingkungan
yang bersifat netral khususnya pada tanah-tanah masam serta, bentuknya
yang stabil dalam tanah sehingga mampu bertahan dalam waktu yang lama
dan berfungsi sebagai cadangan karbon. Kegunaan mampu mempercepat
proses pemulihan tanah terdegradasi terutama dalam peningkatan pH,
kemampuan memegang air (retensi air), meretensi hara, meningkatkan karbon
total tanah (karbon sink) dan KTK tanah.
g. Jerandi Super
Pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsu rhara diasumsikan
lebih efisien karena mengandung beberapa unsur hara seperti N, P, K, Ca, Mg
dan S dan unsur mikro yang memenuhi prinsip keseimbangan hara, kelarutan
haranya terkendali dan lebihe konomis. Lebih efektif dan efisien karena
komposisi hara disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan karakteristik
tanah. Dengan bentuk batangan maka aplikasinya lebih mudah dan lebih
praktis. Jerandi Super merupakan pupuk majemuk lengkap khusus
diformulasikan berdasarkan kebutuhan hara dan rekomendasi pemupukan
untuk tanaman jeruk, sifat-sifat tanah dan kandungan hara daun jeruk.
h. Pugam
25
Pugam adalah pupuk khusus untuk lahan gambut yang berbahan baku terak
baja. Pugam bisa menekan emisi GRK mencapai 47% dgn kematanagn hemik
59% pada gambut saprik, mampu menghemat pemupukan hanya 650kg/ha
untuk tanaman jagung, kacang dan padi. Kegunaannya adalah Untuk
memperbaiki media perakaran tanaman, memperkuat batang padi serealia,
tebu sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan lodging, serta mampu
menekan emisi GRK, Meningkatkan Unsur pH tanah, menyediakan unsur
hara slow release dan memiliki efek residu panjang.
i. Beta
Beta merupakan formula pembenah tanah berbahan dasar organik dan mineral
yang telah terbukti dapat mempercepat proses rehabilitasi (pemulihan) tanah
terdegradasi. Manfaat Beta adalah memperbaiki sifat-sifat tanah, terutama
struktur tanah, kemampuan tanah untuk memegang atau menjerap air, status
bahan organik tanah, KTK (kapasitas tukar kation) dan pH tanah. Perbaikan
sifat-sifat tanah tersebut akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas
tanah.
4.1.3.5 Perangkat Lunak
a. SPLaSH (Sistem Pengelolaan Lahan sesuai Harkat)
Kerusakan lahan pada kawasan DAS yang terus bertambah setiap tahunnya
telah menimbulkan banjir, kekeringan, serta menurunnya produktifitas
lahan. SPLaSh merupakan program perencanaan aplikasi teknik koneservasi
tanah dan air secara tepat dan cepat sesuai kondisi biofisik lahan dan mampu
memberikan
rekomendasi pegelolaan
sumberdaya
lahan
berdasarkan
eksisting data lahan. Manfaat: Merancang dan mengelola suatu kawasan DAS
berdasarkan erosi dan sedimentasi sehingga kerusakan lahan dapat
dihindarkan dan penggunaan lahannya dapat lestari.
Keunggulan :
1) Program ini dirancang untuk menduga erosi dan sedimentasi pada skala
DAS,
2) Pemilihan teknik konservasi tanah dan air yang direkomendasikan
Soil
Loss (TSL),
sedimentasi,
26
27
V.
PEMBAHASAN
Isolat
C11
Media
Ratarata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
4.956
4.956
5.923
5.278
C11
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
3.279
3.279
3.314
3.291
C11
Fogg
2.998
2.998
3.044
3.013
C11
Ekstrak Jerami
2.683
2.683
3.323
2.896
C11
Kontrol
2.993
2.993
2.781
2.922
C11
Molase
4.124
4.124
2.578
3.609
C11
3.88
3.88
2.771
2.771
Tabel 2. Berat Basah Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat C11 perlakuan 2
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
C11
Media
Ratarata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
4.276
2.896
3.321
3.498
C11
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
3.547
3.793
2.537
3.292
C11
Fogg
2.570
2.666
3.167
2.801
C11
Ekstrak Jerami
3.344
3.005
3.766
3.372
C11
Kontrol
2.783
2.744
2.342
2.623
C11
Molase
2.892
2.254
2.586
2.577
C11
3.991
5.326
3.838
4.385
28
Tabel 3. Berat Kering Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat C11 perlakuan 1
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
C11
Media
Ratarata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
1.300
1.211
1.576
1.362
C11
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
0.738
0.871
0.881
0.806
C11
Fogg
0.811
0.841
0.846
0.837
C11
Ekstrak Jerami
0.969
0.784
0.786
0.846
C11
Kontrol
0.780
0.694
0.836
0.770
C11
Molase
0.840
0.869
0.789
0.837
C11
1.070
1.056
2.771
1.105
Tabel 4. Berat Kering Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat C11 perlakuan 2
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
C11
Media
Ratarata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
1.343
0.944
1.063
1.203
C11
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
0.936
0.929
0.870
0.912
C11
Fogg
0.833
0.860
0.946
0.880
C11
Ekstrak Jerami
0.974
0.910
0.977
0.954
C11
Kontrol
0.874
0.827
0.830
0.834
C11
Molase
0.859
0.818
0.894
0.857
C11
1.246
1.609
1.213
1.356
Dari pengamtan berat basah dan berat kering perlakuan selama 1 bulan dan 2
bulan isolat C11dilihat dari rata-rata berat tiap media tumbuh. Media dari ekstrak
kotoran ayam lebih banyak menghasilkan sianobakteri dengan toal rata-rata 5.278 gram
pada bulan pertama dan bulan kedua sebesar 3.498 gram dalam berat basah. Dalam
berat kering beratnya menjadi 1.362 gram pada bulan pertama dan pada bulan kedua
sebesar 1.203 gram. Sedangkan untuk penghasil media terkecil adalah media kontrol
dengan berat basah rata-rata pda bulan pertama adalah 2.922 gram dan pada bulan
kedua sebesar 2.623 gram. Lalu rata-rata pada berat keringnya pada bulan 1 0.770 gram
dan pada bulan kedua sebesar 0.834 gram.
29
Tabel 5. Nilai pH Sianobakteri berdarkan jenis media tumbuh isolat C11 perlakuan 1 bulan ulangan 1,
2, dan 3
No.
Isolat
C11
Media
Nilai pH
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
6.7
6.8
6.4
C11
BG11
8.7
9.3
C11
Fogg
6.6
6.8
C11
Ekstrak Jerami
7.9
C11
Kontrol
7.9
C11
Molase
C11
7.8
8.1
8.4
Tabel 6. Nilai pH Sianobakteri berdarkan jenis media tumbuh isolat C11 perlakuan 2 bulan ulangan 1, 2,
dan 3
Ulangan 1
Nilai pH
Ulangan 2
Ulangan 3
C11
BG11
C11
Fogg
7.8
C11
Ekstrak Jerami
C11
Kontrol
7.8
C11
Molase
C11
No.
Isolat
C11
Media
Tabel 7. Berat Basah Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 1
bulan ulangan 1, 2, dan 3
30
Ratarata
Isolat
KL2
Media
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
3.121
2.762
3.550
3.144
KL2
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
1.949
1.722
2.127
1.933
KL2
Fogg
1.801
1.862
1.748
1.804
KL2
Ekstrak Jerami
2.088
1.882
2.345
2.105
KL2
Kontrol
1.412
1.686
1.616
1.571
KL2
Molase
0.973
1.237
1.968
1.603
KL2
2.836
3.207
2.751
2.931
Tabel 8. Berat Basah Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 2
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
KL2
Media
Ratarata
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
2.708
2.635
3.389
2.911
KL2
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
2.435
2.893
2.351
2.560
KL2
Fogg
2.282
2.395
2.660
2.446
KL2
Ekstrak Jerami
2.440
2.538
2.888
2.622
KL2
Kontrol
2.165
2.222
2.112
2.166
KL2
Molase
3.080
2.887
2.757
2.908
KL2
3.606
3.174
2.763
3.181
Tabel 9. Berat Kering Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 1
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
Media
Rata-
31
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
rata
1.300
1.211
1.576
1.362
0.738
0.871
0.881
0.830
KL2
KL2
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
KL2
Fogg
0.811
0.841
0.846
0.837
KL2
Ekstrak Jerami
0.969
0.784
0.786
0.846
KL2
Kontrol
0.780
0.694
0.856
0.777
KL2
Molase
0.840
0.869
0.789
0.837
KL2
1.070
1.056
1.105
1.077
Tabel 10. Berat Kering Sianobakteri+Berat Kertas berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 2
bulan ulangan 1, 2, dan 3
No.
Isolat
KL2
Media
Ratarata
1.049
0.963
1.214
1.132
KL2
Ekstrak Kotoran
Ayam
BG11
0.858
0.948
0.936
0.914
KL2
Fogg
0.827
0.874
0.954
0.885
KL2
Ekstrak Jerami
0.866
0.912
1.085
1.085
KL2
Kontrol
0.836
0.816
0.752
0.813
KL2
Molase
1.026
1.011
1.052
1.030
KL2
1.304
1.208
0.933
1.256
Dari pengamtan berat basah dan berat kering perlakuan selama 1 bulan dan 2
bulan isolat KL2 dilihat dari rata-rata berat tiap media tumbuh. Media dari ekstrak
kotoran sapi lebih banyak menghasilkan sianobakteri dengan toal rata-rata 2.931 gram
pada bulan pertama dan bulan kedua sebesar 3.181 gram dalam berat basah. Dalam
berat kering beratnya menjadi 1.077 gram pada bulan pertama dan pada bulan kedua
sebesar 1.256 gram. Sedangkan untuk penghasil media terkecil adalah media kontrol
dengan berat basah rata-rata pda bulan pertama adalah 1.571 gram dan pada bulan
kedua sebesar 2.166 gram. Lalu rata-rata pada berat keringnya pada bulan pertama
sebesar 0.777 gram dan pada bulan kedua sebesar 0.813 gram.
Tabel 11. Nilai pH Sianobakteri berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 1 bulan ulangan 1, 2,
dan 3
No.
Isolat
Media
Nilai pH
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
32
KL2
6.3
6.2
KL2
BG11
9.3
KL2
Fogg
7.8
7.9
7.8
KL2
Ekstrak Jerami
9.4
8.7
KL2
Kontrol
7.8
7.7
KL2
Molase
6.8
KL2
8.9
9.1
8.8
Tabel 12. Nilai pH Sianobakteri berdarkan jenis media tumbuh isolat KL2 perlakuan 2 bulan ulangan 1, 2,
dan 3
No.
Isolat
KL2
Media
Nilai pH
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
KL2
BG11
KL2
Fogg
KL2
Ekstrak Jerami
KL2
Kontrol
KL2
Molase
KL2
Dari pengamatan isolat C11 dan KL2 media ekstrak kotoran ayam dan kotoran
sapi menghasilkan sianobakeri paling banyak. Akan tetapi ada perbedaan nilai pH
dalam penegmbangan sianobakteri untuk isolat C11 media ekstrak kotoran ayam denagn
pH 6 menghasilkan paling banyak tapi pada isolat kotoran spai denagn pG 8
menghasilkan media paling banyak. Akan tetapi pada isolat KL2 meida jerami dengan
nilai pH 8 sama denagan media sapi tidak terlalu banyak menghasilkan sianobakteri dan
perkebangbiakan sianobakteri.
33
VI.
KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
Anugerah Notji, 2008. Plankton Laut. LIPI Press, Jakarta.
Bell, P. R., 1992. Green plants their origin and diversity, Sioscorides press, Portland.
Betsy and Keogh, 2005. Microbiology Demystifed. McGraw-Hill Publisher. USA.
Bold, H. C., M.J. Wynne, 1985. Introduction to the algae structure and reproduction, 2nd ed.,
Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs.
Graham, L. E., L.W. Wilcox, 2000. Algae, Prentice Hall, Upper Sadle River.
Harley dan Presscot, 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill Publisher.
USA.
Hoek, C. Van den, D.G. Mann, H.M. Jahns, 1995 Algae: An introduction to phycology,
Cambridge University Press, Melbourne.
Kumar, H. D. and H. N. Singh, 1979. A textbook of an Algae. The MacMillan Press Ltd.
Tokyo.
Oliver, R. L., C.G. Ganf, 2000. Freshwater bloom. in: Whitton, A. & M. Potts (Eds.), The
ecology of Cyanobacteria. Kluwer Academic Publisher, Hingham.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Terjemahan R.S. Hadioetomo
dkk. UI Press. Jakarta, hal 68.
Purves and Sadava, 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. Sinauer Associates Inc.
New York.
Sachlan, M., 1982. Planktonologi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Sarles W.B, W.C. Franzier, J.B. Wilson and S.G. Knight, 1956. Microbiology. Harper &
Brother. New York, pp. 65, hal 128 - 137.
Singleton and Sainsbury, 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3 rd
Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.
35
Vashishta, B. R., 1999. Botany for degree students: algae, 8 th ed., S. Chad & Company Ltd.,
New Delhi.
36
LAMPIRAN
37
Lampiran 1. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama Lengkap
Nama Panggilan
: Rungu
Alamat
No. Telepon
: 089694281179
: rungu.yoga@gmail.com
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Tinggi Badan
: 171 cm
Berat Badan
: 70 kg
38
Kuliah
Tempat
Tahun Ajaran
TK Aisyah Surabaya
1998 1999
1999 2005
2005 2008
2008 2011
2011 - sekarang
Universitas Brawijaya
Pendidikan Informal
Keterangan
Tahun
Organisasi
Himpuna Mahasiswa Ilmu
Biro Kewirausahaan
2014
Koordinator PDD
2014
HMIT (SLASH)
Kumpul Analisis Lahan dan
2014
Diskusi bersama
Masyarakat (KALDERA)
Prestasi