Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKROBIOLOGI PERAIRAN PERANAN

MIKROORGANISME PADA PERAIRAN

OLEH:
PUTRI CECYLIA NAIBAHO
2104111596

DOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. EDDIWAN, M.Sc

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat
dan lindunganNyalah sehingga praktikan dapat menyelesaikan makalah mikrobiologi
perairan yang berjudul “Peranan Mikroorganisme pada Perairan” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini praktikan juga mengucapkan terimakasih yang kepada dosen
mata kuliah mikrobiologi perairan yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan
maklah ini baik pada waktu kuliah maupun saat diluar jam kuliah, penulis juga
berterimakasih kepada asisten yang telah memberikan arahan dalam pembutan makalah ini
Semoga makalah yang penulis buat ini bisa berguna dan menambah wawasan bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.
Karena hingga saat ini praktikan masih dalam proses belajar. Oleh karena, itu penulis
mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan laporan ini.Terimakasih.

Pekanbaru, April 2023

Putri Cecylia Naibaho


DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL………………………….………………………….. iii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 rumusan masalah …………………………………………... 2
1.3 Tujuan ................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1 Pembahasan........................................................................... 3

III. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 4


3.1 Kesimpulan............................................................................ 5
3.2 Saran...................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran mikroskopis dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di mana saja yang
memungkinkan terjadinya kehidupan. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan perairan,
di udara, serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme secara alami dapat
masuk ke tubuh manusia.
Mikroorganisme memiliki banyak peran dan manfaat dalam kehidupan. Namun,
manfaat dari mikroorganisme sendiri masih belum banyak diketahui. Oleh karena itu,
dengan semakin majunya ilmu teknologi tentunya akan dapat diketahui manfaat setiap
spesies dari mikroorganisme baik dalam bidang kesehatan, pertanian, maupun lingkungan
air. Sehingga diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut yang membangun.
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau
lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat
rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu
atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro,
1990). Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di
lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer (Pelczar dan Chan,
1986). Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur tanah
yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang
tidak mudah larut dalam air (Hardjowigeno, 1992).

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme?
2. Apa peran dan manfaat dari mikroorganisme perairan?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang mikroorganisme.
2. Untuk mengetahui peran dan manfaat mikroorganisme perairan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran mikroskopis dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, untuk melihatnya harus menggunakan alat bantu
berupa mikroskop. Mikroorganisme dapat dibagi menjadi prokariotik dan eukariotik.
Prokariotik merupakan organisme yang tidak memiliki membran nukleus dan kelengkapan
organel selnya sederhana. Contoh dari organisme prokariotik yairu bakteri. Sedangkan
eukariotik adalah organisme yang memiliki inti sel yang mengandung DNA. Contoh dari
organisme eukariotik yaitu hewan dan tumbuhan.
Mikroalga merupakan salah satu contoh mikroorganisme yang tergolong dalam
eukariotik. Menurut Yanuhar, et al. (2019), mikroalga adalah keanekaragaman hayati yang
sangat besar dimana sekitar 40.000 telah dijelaskan atau dianalisis. Mikroalga dibagi
menjadi sepuluh divisi dan delapan di antaranya merupakan bentuk uniseluler. Dari delapan
divisi, enam di antaranya telah digunakan sebagai pakan alami untuk budidaya ikan.
Selain itu, ada plankton yang merupakan mikroorganisme yang juga berada di
perairan. Plankton merupakan kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang
hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit
dan tidak dapat melawan arus. Berdasarkan cara makan, plankton dapat dibedakan menjadi
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang bersifat autotrof atau
dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Sedangkan zooplankton
merupakan plankton yang bersifat heterotrof.

2.1 Peran dan Manfaat Mikroorganisme Perairan


Mikroorganisme di perairan memiliki banyak peran dan manfaat di antaranya yaitu:
1. Sebagai pakan alami untuk ikan
Sebagian besar mikroalga dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk ikan
budidaya. Hal itu disebabkan karena alga merupakan suplemen makanan yang
bergizi tinggi. Menurut Yanuhar, et al. (2019), Chlorella sp. banyak digunakan
sebagai suplemen karena mengandung asam lemak tak jenuh (omega 3, 6, dan 9),
serat, vitamin, dan mineral.
Selain itu, ada plankton yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan koi
(cyprinus carpio) yang terinfeksi Myxobolus sp. Menurut Yanuhar, et al. (2019),
Brachionus sp. merupakan sumber protein untuk kelangsungan hidup ikan koi yang
terinfeksi Myxobolus sp. Ikan koi yang terinfeksi Myxobolus sp. mengalami gejala
klinis seperti terbukanya operkulum yang tidak bisa ditutup sepenuhnya karena
pembengkakan nodul Myxobolus sp. dan berwarna putih kemerahan. Organisme
yang digunakan sebagai pakan alami tidak boleh membahayakan kehidupan larva,
tidak mencemari lingkungan, dan tidak bertindak sebagai rumah untuk parasit atau
patogen. Sebagai rotifera, Brachionus memiliki beberapa keuntungan sebagai pakan
alami bagi larva ikan yaitu (1) rotifera adalah hewan yang sangat toleran terhadap
alkali, asam, dan air yang terkontaminasi; (2) rotifera dapat hidup di air tawar
ataupun air laut dan hampir ditemukan pada kedalaman yang berbeda di perairan;
(3) rotifera sebagai pakan alami ekonomis alternatif.
2. Sebagai bahan bakar alternatif (biofuel)
Keberadaan sumber bahan bakar fosil mulai menipis sehingga dibutuhkan
bahan bakar alternatif yang sumbernya ramah lingkungan dan terjamin
ketersediaannya. Mikroalga merupakan salah satunya. Nannochloropsis oculata
merupakan mikroalga yang sangat berpotensi untuk dapat dimanfaatkan menjadi
biofuel.
Menurut Sukarni, et al. (2018), konten makromolekul dan mineralogi selama
dekomposisi termal biomassa N. oculata diperiksa menggunakan FTIR dan XRD,
masing-masing. Hasil penelitian FTIR dan TG menunjukkan bahwa dekomposisi
biomassa N. oculata secara efektif terjadi di bawah 800˚C. Selain itu, senyawa
mineral yang tersisa di abu akan terdegradasi di suhu lebih dari 800˚C. Analisis
mineralogi mengungkapkan bahwa senyawa mineral di biomassa terurai dan
membentuk senyawa baru selama pembakaran. Analisis morfologi menggunakan
SEM menunjukkan fragmentasi selama pemanasan, yang menciptakan partikel
residu lebih seragam pada 1200˚C. Permukaan residu bersinar setelah pemanasan
1200˚C juga menunjukkan pembentukan senyawa mineral baru, terutama melilite.
Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan N. oculata sebagai bahan bakar layak
dan bahan sisa yang diperoleh dari pembakarannya memiliki potensi sebagai bahan
baku untuk berbagai keperluan, seperti untuk kaca, elektronik, semen portland, batu
bata tahan api, dan bahkan pupuk. Karena itu, N. oculata tidak hanya sumber energi
potensial tapi pembakarannya juga bisa menghasilkan nilai tambah produk.
3. Obat untuk ikan yang terinfeksi virus
Menurut Yanuhar, et al. (2019), penyakit Virus Nervous Necrosis (VNN)
merupakan masalah serius pada budidaya ikan laut, terutama pada ikan kerapu yang
dapat menyebabkan 50-100% kematian pada larva umur 10-20 hari. Virus tersebut
umumnya menginfeksi tahap larva ke remaja dan menyerang mata dan sistem saraf
otak. Infeksi VVN dapat memicu peradangan pada jaringan ikan. Gejala-gejala yang
timbul yaitu biasanya ikan menunjukkan perilaku berenang secara abnormal, ikan
berputar-putar, tidur mati atau ikan berada di bawah seperti mati.
Berdasarkan penelitian Yanuhar, et al. (2019), Chlorella vulgaris dapat
dimanfaatkan sebagai bioaktif untuk mengontrol inflamasi yang disebabkan oleh
virus. Ekstrak kasar C. Vulgaris merupakan protein dan pigmen dalam bentuk RNA
atau enzim. Ekstrak kasar inilah yang dapat dikembangkan menjadi anti-inflamsi
pada ikan kerapu. Dikarenakan ekstrak kasar tersebut dapat menekan peradangan
yang terjadi pada jaringan ketika terjadi infeksi VNN.
4. Indikator kualitas perairan
Keberadaan plankton dapat digunakan sebagai indikator kualitas suatu
perairan. Dilihat dari jumlah spesies palnkton dan dominasi spesies plankton dalam
suatu perairan. Kelimpahan tinggi plankton di perairan, terutama fitoplankton dapat
mendukung kehidupan dari organisme. Namun sebaliknya, jika kelimpahannya
rendah dapat mengganggu kehidupan organisme dalam perairan. Akan tetapi,
peningkatan jumlah fitoplankton di perairan juga dapat menyebabkan eutrofikasi
sehingga dapat mengganggu ekosistem di dalamnya.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Yanuhar, et al. (2019) didapat bahwa
dominasi fitoplankton pada kolam ikan koi yang terinfeksi Myxobolus sp. yaitu
berasal dari jenis Microsystis. Penyebaran Myxobolus sp. dalam perairan tersebut
melalui fitoplankton. Hal tersebut dikarenakan spora Myxobolus keluar dari tubuh
ikan melalui insang yang disebabkan oleh patah nodul dan kotoran spora yang
kemudian mencemari perairan dan menyebar sampai terkena plankton.
Peningkatan jumlah plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton di
kolam ikan koi disebabkan oleh nutrisi, seperti nitrat dan fosfat. Aliran air tambak
yang merupakan aliran daerah pertanian dan pemukiman memungkinkan
penambahan nutrisi terlarut dalam air sehingga menimbulkan dampak langsung
pada plankton. Keberadaan kegiatan pertanian memiliki dampak pada input nutrisi
ke perairan, terutama fosfor yang merupakan sumber nutrisi untuk pertumbuhan
plankton.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan semua organisme yang berukuran mikroskopis dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, untuk melihatnya harus menggunakan alat bantu
berupa mikroskop. Keberadaan mikroorganisme sangat melimpah di perairan. Mikroalga
dan plankton merupakan contoh dari mikroorganisme perairan. Mikroorganisme memiliki
banyak peran dan manfaat dalam perairan yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai pakan alami untuk ikan
2. Sebagai bahan bakar alternatif (biofuel)
3. Obat untuk ikan yang terinfeksi virus
4. Indikator kualitas perairan

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada penulis untuk kedepannya lebih
mengembangkan lagi pokok bahasan di berbagai sumber. Selain itu semoga kedepannya
banyak dari pembaca dapat mengembangkan hasil dari kepenulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan


Hardjowigeno, Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: PT Melon Putra
Pelczar, Michael J. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta: UI Press

Sukarni, S., U. Yanuhar, I. N. G. Wardana, S. Sudjito, N. Hamidi, W. Wijayanti, Y.


Wibisono, S. Sumarli, I. M. Nauri, dan H. Suryanto. 2018. Combustion of
microalgae Nannochloropsis oculata biomass: cellular macromolecular and
mineralogical content changes during thermal decomposition. Sonklanakarin J. Sci.
Technol. 40(6): 1456-1463.
Yanuhar, U., I. Al-Hamidy, and N. R Caesar. 2019. Treatment of Chlorella sp. extract on
heat shock cluster (HSC) response from the tissue and bloodcells proliferation of
Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus infected by Viral Nervous Necrosis. IOP
Conf. Series: Earth and Environmental Science.
Yanuhar, U., M. Musa, N. S. Junirahmah, N. R. Caesar. F. Setiawan, and M. Sumsanto.
2019. The potential of Brachionus sp. for koi fish (Cyprinus carpio) cultivation
infected by Myxobolus sp. AIP Conference Proceedings.
Yanuhar, U., N. R Caesar, F. Setiawan, M. Sumsanto, M. Musa, and D. K. Wuragih. 2019.
The aquatic environmental quality of koi fish (Cyprinus carpio) pond infected by
Myxobolus sp. based on the biological status of the phytoplankton. IOP Conf.
Series: Journal of Physics.
Yanuhar, U., N. R. Caesar, dan M. Musa. 2019. Identification of local isolate of microalgae
Chlorella vulgaris using ribulose-1, 5-bisphosphate carboxylase/oxygenase large subunit
(rbcL) gene. IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering.

Anda mungkin juga menyukai