Proposal Penelitian
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
KARAKTERISASI HIDROKARBON DARI EKSTRAK MINYAK
Botryococcus braunii PERAIRAN TENGGARONG, KUTAI
KARTANEGARA
Proposal Penelitian
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atau segala karuniaNya, sehingga penulisan
dapat menyatakan dan menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam selalu
tercurahkan untuk baginda Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau yang
selalu istikomah hingga akhir jaman.
Selama proses penyusunan laporan resmi ini penulis mendapatkan hal yang
berharga dari penyusunan Proposal Penelitianini. Atas bantuan, bimbingan dan
motivasi yang telah diberikan dalam penyelesaian laporan resmi ini, maka
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada rekan-rekan
mahasiswa/i yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal
penelitian ini
Akhirnya penulis menyadari bila masih terdapat kekurangannya, namun
penulis telah berupaya semaksimal mungkin, dan semoga laporan resmi ini
bermanfaat bagi peneliti maupun penulis yang memerlukan, Amin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................2
1.4 Mamfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN......................................................................................3
2.1 Mikroalga....................................................................................................3
2.2 Botryococcus braunii..................................................................................3
2.3 Kandungan minyak Botryococcus braunii..................................................4
2.4 Potensi Botryococcus braunii sebagai bahan baku energi alternatif
biofeul.........................................................................................................5
BAB III
METODE PENELITIAN......................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................7
3.3 Prosedur kerja..............................................................................................7
3.3.1 Observasi lapangan dan pengambilan sampel...................................7
3.3.1.1 Pengambilan sampel dilapangan.............................................7
3.3.1.2 Penanganan sampel dilaboratorium........................................8
3.3.2 Persiapan dan pemeliharaan ampel di laboratorium.........................8
iii
3.3.2.1 Pembuatan media AF6............................................................8
3.3.2.2 Isolasi dan pengkulturan.........................................................8
3.3.2.3 Perbanyakan Botryococcus braunii.........................................8
3.3.2.4 Pemanenan dan Analisis biomassa..........................................9
3.3.2.5 Pengekstaksian biomassa........................................................9
3.3.2.6 Analisis hidrokarbon.............................................................10
3.3.2.7 Analisis data..........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 Mikroalga
Mikroalga pada umumnya merupakan tumbuhan renik berukuran
mikroskopik (diameter antara 3-30 μm) yang termasuk dalam kelas alga dan hidup
sebagai koloni maupun sel tunggal di seluruh perairan tawar maupun laut.
Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada
pembagian fungsi organ yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang
membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Romimuhtarto, 2004 dalam
Amini, 2010).
Menurut Amini 2019 menyatakan bahwa penyebaran habitat mikroalga
biasanya di air tawar (limpoplankton) dan air laut (haloplankton). Berdasarkan
distribusi vertikal di perairan, mikroalga dikelompokkan menjadi tiga yaitu hidup
di zona euphotik (ephiplankton), hidup di zona disphotik (mesoplankton), hidup di
zona aphotik (bathyplankton) dan yang hidup di dasar perairan/ bentik
(hypoplankton) 3dalam kondisi yang optimal (Metzger, 2005 dalam Cheng, 2013).
Keragaman mikroalga di dunia diperkirakan berada dalam kisaran jutaan
species,sebagian besar belum dikenali dan belum bisa dikultivasi (dibiakkan
sendiri). Diperkirakan 200,000-800,000 spesies hidup di alam, 35,000 spesies
dapat dikenali, dan 15,000 komponen kimia penyusun biomas nya telah diketahui
(Hadiyanto, et al. 2012).
Mikroalga memiliki efisiensi pertumbuhan yang lebih tinggi dengan
intensitas penerimaan cahaya yang normal tidak lebih dari sekitar 100 μE / (m2s),
sedangkan pada daerah tropis dengan intensitas cahaya yang lebih tinggi dapat
menunjukkan nilai hingga 2000 μE / (m2s). Bila dibandingkan dengan yang lain
tanaman yang lebih tinggi, mikroalga dapat menunjukkan nilai produktivitas
yang lebih tinggi (Hadiyanto, et al. 2012).
2.3
Botryococcus braunii mengandung hidrokarbon C17-C34 dalam jumlah yang
cukup dan berpotensi sebagai BBM yang terbarukan. Alga tersebut mempunyai
5
2.4
B. braunii adalah mikroalga planktonik berbentuk piriform berwarna hijau,
dengan koloni yang tumbuh membentuk suatu cluster dan dapat ditemukan di
danau dan muara sungai beriklim atau tropis serta tersebar luas di perairan tawar
dan danau payau, waduk ataupun kolam. Strain B. braunii dapat tumuh pada
semua iklim kecuali pada daerah Antartik (Tasic, 2016).
Botryococcus braunii akan membentuk koloni yang disatukan oleh lipid
dengan kandungan lipid dalam bentuk hidrokarbon yang dapat dikonversikan
sebagai bahan baku utama untuk biofuel (Berberoglu, 2009).
Di antara berbagai mikro dan spesies ganggang makro, B. braunii telah
diidentifikasi sebagai yang paling banyak menjanjikan untuk produksi biofuel,
6
karena lipidnya yang sangat baik kemampuan produksi (konten hingga 65% dari
berat kering), Meskipun B.braunii kenal dengann jumlah hidrokarbon yang tinggi
dan eter lipid, kandungan lipid jenuh dan tak jenuh tunggal yang tinggi
membuatnya cocok untuk dijadikan bahan baku untuk biodiesel (Tasic, 2016).
Sekresi lipid yang dilakukan oleh Botryococcus braunii pada membran
ekstraseluler dari membran sel dimulai pada plastid yang mulai memanjang
kedalam bagian retikulum endoplasma. Selanjutnya lipid akan ditransfer melalui
badan Golgi dan kemudian akan dikeluarkan ke permukaan sel. Lipid akan
terlihatdi bagian permukaan sel. Komposisi penyususn lipid dari Botryococcus
braunii sangat bervariasi sesuai dengan strain, kondisi pertumbuhan dan penuaan
sel yang ada (Tasic, 2016).
Selain itu Botryococcus memiliki profil asam lemak utama seperti asam oleat
(C18: 1, 54,9%), asam palmitat (C16: 0, 12.2%), asam linolenat (C18: 3, 5.5%),
asam stearat (C18: 0, 3,9%) dan asam linoleat (C18: 2, 5,5%), asam lemak ini
dapat digunakan untuk bahan baku biodiesel (Ermavitalini, 2017).
Botryococcus menghasilkan minyak yang memiliki struktur kimia yang
sangat berbeda dari minyak lainnya dan tidak memiliki atom oksigen bebas.
Miyak hasil ekstraksi dapatdigunakan sebagai bahan baku hydrocracking untuk
membuat minyak tanah, minyak biodiesel, dan oktan (bensin) (Sengul,, 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN
yang tealh dimasukkan media sebanyak 50 ml, 100 mL dan 250 mL.
Kemudian erlenmeyer yang telah diisi media di sterilkan kedalam autoclaf selam
30 menit (suhu 1210 C, tekanan 1 atm) kemudiam didinginkan, setelah media
dingin lau tambakan biakan koloni sebanyak 50 mL (erlenmeyr 100 mL), 100 mL
(erlenmeyer 200 mL) dan 250 mL biakan (untuk erlenmeyer 500 mL). selanjutnya
erlenmeyer ditutup dengan kain kasa lalu diinkubasi pada 25 ± 1º dengan
intensitas cahayadengan perbandingan 16: 8 jam cahaya dan siklus gelap.
3.3.2.4 Pemanenan dan Analisis biomassa
Menurut Amini (2010) Pemanenan biomassa dapat dilakukan dengan metode
flokulan yaitu metode suatu pengendapan dengan menggunakan bbahan kimia
NaOH dengan perbandigan 1:1 (1 liter mikroalga : 1 gram NaOH). poses
pengendapam mikroalga dilakukan selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan
pemisahan mikroalga dengan medianya, kemudian biomassa yang telah
dipisahkan dicuci dengan menggunakan air suling (aquadest). Kemudian
biomassa dikerinngkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 600 C.
Selanjutkan dilakukann analisa bimassa kering secara gravimetrik dengan
persaman
Biomassa =
(Sari.et.Al, 2013)
Kemudian pertumbuhan mikroalga dinyatakan dalam berat kering yang
didapatkan.
3.3.2.5 Pengekstaksian biomassa
Proses ekstraksi minyak Botryococcus braunii dapat dilakukan metode
maserasi menggunakan pelarut n-Heksana. dalam (Widyastuti, 2015)
menjelaaskan bahwa pada tahapan proses maserasi mikroalga kering sebanyak 40
gram ditempatkan pada erlenmeyer, kemudian ditambahkan pelarut n-Heksane
sebanyak 150 mL. Proses pengadukan dilakukan dengan orbital shaker selama
450 menit. Kemudian campuran disaring untuk memisahkan filtrat dan residu.
Untuk mengambil komponen minyak dari filtrat dilakukan dengan distilasi.
10