Disusun oleh :
Kelompok VIC
Mengetahui
Biokimia
ii
RINGKASAN
iii
Kata Kunci : Karbohidrat, Mikroskop, Fotosintesis, Spektrofotmeter.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum biokimia. Praktikum ini
bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui pengamatan sel, pengujian
karbohidrat secara kualitatif, fotosintesis, respiriasi, dan analisis aktivitas enzim
nitrat reductase dengan spektrofotometer.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Karno. M.Appl.Sc., Ph.D.
selaku coordinator praktikum biokimia, serta Muhammad Fathin Harits selaku
asisten pembimbing praktikum biokimia, yang telah membimbing penulis
selama praktikum berlangsung hingga penyusunan laporan praktikum biokimia
ini selesai. Penulis berharap dengan adanya laporan praktikum biokimia ini
dapat bermanfaat dalam menambah wawasan para pembaca.
Penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membuat
laporan praktikum biokimia ini memjadi lebih baik lagi untuk kedepannya. Akhir
kata, penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian dan koreksi dari berbagai
pihak serta mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
RINGKASAN.................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................viii
DAFTAR ILUSTRASI..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................x
v
ACARA II PENGUJIAN KARBOHIDRAT SECARA KUALITATIF..........15
2.1. Pendahuluan............................................................................................15
2.2. Tinjauan Pustaka.....................................................................................16
2.2.1. Karbohidrat......................................................................................16
2.2.2. Larutan Jodium Kalium Jodida (JKJ).............................................17
2.4. Materi dan Metode..................................................................................18
2.4.1. Materi...............................................................................................18
2.4.2. Metode.............................................................................................18
2.5. Hasil dan Pembahasan.............................................................................19
2.6. Simpulan dan Saran.................................................................................21
2.6.1. Simpulan..........................................................................................21
2.6.2. Saran.................................................................................................22
Daftar Pustaka................................................................................................................23
Lampiran........................................................................................................................26
vi
3.5.2 Saran.................................................................................................40
Daftar Pustaka................................................................................................................41
Lampiran........................................................................................................................44
ACARA IV RESPIRASI...........................................................................................48
4.1 Pendahuluan............................................................................................48
4.2 Tinjauan Pustaka ....................................................................................49
4.2.1 Kacang Hijau (Vigna Radiata L.)....................................................49
4.2.2 Kecambah...........................................................................................50
4.2.3 Respirasi...............................................................................................51
4.3 Materi dan Metode..................................................................................51
4.3.1 Materi.....................................................................................................51
4.3.2. Metode..................................................................................................52
4.4. Hasil dan Pembahasan.........................................................................53
4.5 Simpulan dan Saran...............................................................................54
4.5.1 Simpulan................................................................................................54
4.5.2 Saran......................................................................................................54
Daftar Pustaka................................................................................................................55
Lampiran........................................................................................................................57
vii
5.3.2. Saran.................................................................................................72
Daftar Pustaka................................................................................................................73
Lampiran........................................................................................................................75
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
viii
DAFTAR ILUSTRASI
Nomor Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
x
xi
1
ACARA I
PENGAMATAN SEL
1.1. Pendahuluan
Sel adalah bagian terkecil dari suatu tubuh makhluk hidup yang membentuk
struktur dan fungsi tertentu. Semua makhluk hidup tersusun oleh satu atau lebih
sel. Semua sel berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya. Semua fungsi vital
organisme berlangsung di dalam sel dan semua sel mengandung informasi genetik
yang diperlukan untuk menjalankan dan mengendalikan semua fungsi sel dan
untuk menurunkan informasi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sel terbagi menjadi dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik
antara dua sel tersebut adalah keberadaan membran yang menyelubungi nukleus
maupun organel lainnya yang memiliki fungsi spesifik, seperti mitokondria,
retikulum endoplasma, badan golgi dan lisosom. Sel eukariot memiliki
karakteristik tersebut, sedangkan pada sel prokariot tidak memiliki.
Sel terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian sel secara umum yaitu
membran sel, dinding sel, nukleus, sitoplasma, mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasma dan badan golgi. Dalam mempermudah untuk melihat bagian - bagian
sel tersebut, dapat dilakukan pengamatan sel dengan menggunakan alat bantu
yang mempunyai resolusi yang cukup besar karena ukuran sel tersebut sangat
kecil dan tidak dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Alat yang digunakan
untuk melihat sel adalah mikroskop. Penggunaan mikroskop dapat ditentukan
sesuai ukuran komponen bagian sel yang akan diamati agar dapat memperbesar
bayangan objek yang dilihat.
Tujuan dari praktikum biokimia acara Pengamatan Sel ini adalah untuk
mengetahui bagian - bagian dari akar tanaman bawang merah. Manfaat dari
praktikum biokimia acara Pengamatan Sel ini adalah dapat mengetahui bentuk sel,
struktur beserta fungsinya dari akar tanaman bawang merah.
2
Bawang merah adalah salah satu jenis tanaman hortikultura dengan banyak
sekali manfaatnya. Tanaman bawang merah termasuk dalam Genus Allium yang
sangat penting tanaman penting bagi manusia (Widians et al., 2019). Bawang
merah merupakan tanaman yang dibudidayakan di daerah subtropis dan daerah
tropis. Bawang merah termasuk dalam tanaman rempah-rempah yang banyak
dibudidayakan di daerah subtropis hingga daerah tropis (Aryanta, 2019).
Klasifikasi bawang merah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatofita
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Asparagales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L. (Fajjirayah, 2017)
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berubah bentuk menjadi
umbi berlapis. Bawang merah merupakan tanaman semusim dengan umbi berlapis
yang terbentuk dari pangkal daun kemudian membentuk batang yang berubah
bentuk membesar menjadi umbi berlapis (Permana et al., 2021). Bawang merah
memiliki akar serabut pendek serta memiliki batang yang tergolong dalam
kelompok batang sejati. Bawang merah memiliki akar serabut pendek yang
bercabang dan menyebar sekeliling tanaman, serta batangnya termasuk dalam
batang sejati (Hikmahwati et al., 2020).
Bawang merah sering ditemukan pada daerah dataran rendah dengan
kisaran kurang dari 300 meter. Bawang merah banyak kita temukan di berbagai
daerah dataran rendah yang biasanya ketinggian ideal tanaman bawang merah
berkisar 4 - 300 meter diatas permukaan laut (Aldila et al., 2015). Tanaman
bawang merah memiliki suhu yang ideal untuk budidaya bawang merah. Suhu
3
rata-rata untuk budidaya bawang merah 25-32, sedangkan suhu optimum adalah
22°C (Mahendra dan Saefurrohman 2022).
Sel merupakan unit terkecil dalam makhluk hidup. Sel merupakan unit
terkecil yang menjadi dasar kehidupan diaan secara fungsional dan struktural
sangat berpengaruh dalam kepribadian dan tingkah laku dari tiap-tiap makhluk
hidup (Harahap et al., 2021). Sel mempunyai fungsi dan struktur yang berbeda -
beda, baik itu sel pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Struktur sel tumbuhan
berbeda dengan struktur sel pada manusia dan hewan. Sel tumbuhan mempunyai
bentuk sel yang lebih besar dibandingkan sel hewan, mempunyai bentuk yang
tetap, berdinding sel dari selulosa, terdapat plastida, memiliki vakuola yang besar,
menyimpan tenaga dalam bentuk pati, tidak memiliki lisosom dan sentrosom,
serta memiliki nukleus (Ramdhini et al., 2021).
Ciri khas sel tumbuhan yaitu terdiri dari organel sel dan sitoplasma. Organel
sel tumbuhan terdiri atas nukleus, dinding sel, sitoplasma, epidermis dan
membran inti (Sidabutar et al., 2018). Bagian - bagian penyusun sel tumbuhan
yaitu sel tumbuhan meristematik dan masih hidup terdiri atas organel sel seperti
dinding sel dan protoplasma. Dinding sel terletak pada bagian terluar dari sel
tumbuhan. Bagian luar dari sel tumbuhan dilindungi oleh dinding sel (Koryati et
al., 2021). Dinding sel berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, melindungi
sel dan menghambat penyerapan air secara berlebihan. Dinding sel merupakan
4
1.2.1. Materi
1.2.2. Metode
1 2 3 2 1
3
7
berbentuk garis atau sekat dan memiliki ciri-ciri yang terdiri dari selulosa,
hemiselulosa, dan pektin. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugroho (2021) yang
menyatakan bahwa dinding sel merupakan lapisan organel sel terluar yang
melindungi inti sel yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan pektin.
1.4.1. Simpulan
1.4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Angreani, A., B. Supriatno, dan S. Anggraeni. 2020. Analisis, uji coba dan
rekontruksi kegiatan praktikum melalui lembar kerja peserta didik struktur
dan fungsi sel. J. Biodik, 6 (3) : 242 – 255.
Dafrita, I. E., dan M. Sari. 2020. Senduduk dan ubi jalar ungu sebagai pewarna
preparat squash akar bawang merah. J. Pendidikan Biologi, 5(1) : 46 – 55.
Febriani, H., dan R. Rahmadina. 2017. Buku Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun
Tubuh Makhluk Hidup.
Hikmahwati, H., Auliah, M. R., Ramlah, R., dan Fitrianti, F. 2020. Identifikasi
cendawan penyebab penyakit moler pada tanaman bawang merah (Allium
Ascolonicum L.) di Kabupaten Enrekang. J. Ilmu Pertanian, 5(2): 83 – 86.
Noviantari, A., dan Khariri. 2020. Pemanfaatan teknologi biologi sel dalam
bidang kedokteran modern. J. sinasis, 1(1) : 121 – 127.
Rafika, A. 2015. Identifikasi miskonsepsi siswa pada subtopik struktur dan fungsi
organel sel menggunakan instrumen cri dan wawancara diagnostik. J. Ilmiah
Pendidikan Biologi, 4(2): 908 - 912.
Rumanta, M., K. Iryani., dan A. Ratnaningsih. 2016. Makhluk Hidup: Asal mula,
ciri-ciri, dan organisasi kehidupan. Konsep Dasar IPA di SD, 1-1.
LAMPIRAN
Bawang Merah
2.
HCl 1 N
Aceto Orcein 2%
Lampiran 1. Lanjutan
4.
Pipet Tetes
5.
Sebagai tempat
meletakkan akar bawang
merah yang akan diamati
Cawan Petri
6.
Pinset
13
Lampiran 1. Lanjutan
7.
Sterilisasi pijar
Bunsen
8.
Gelas Objek
9.
Gunting
14
Lampiran 1. Lanjutan
10.
Mikroskop
15
ACARA II
1.1. Pendahuluan
2.2.1. Karbohidrat
1.2.1. Materi
1.2.2. Metode
JKJ (Jodium Kalium Jodida) kemudian diteteskan sebanyak 2-3 tetes pada masing
- masing bahan tanaman. Amati dan catat warna bahan sebelum dan sesudah
ditetesi larutan JKJ (Jodium Kalium Jodida). Untuk warna yang paling gelap
diberi peringkat dengan skor 1.
Tepung sagu setelah ditetesi larutan JKJ berubah warna menjadi hitam yang
semula berwarna putih. Hal ini sesuai dengan pendapat Missa et. al. (2020) yang
menyatakan bahwa tepung sagu mengandung karbohidrat sebesar 87,55%
Bahan makanan yang memiliki skor 2 yaitu tepung singkong, tepung
jagung, tepung terigu, tepung ketan yang berubah warna menjadi ungu pekat dan
hitam kecoklatan menunjukkan tingkat karbohidrat yang tinggi juga tetapi tidak
lebih tinggi dari kentang. Hal ini sesuai dengan pendapat Missa et al. (2020) yang
menyatakan bahwa bahan pangan yang ditetesi yodium berubah menjadi
kehitaman memiliki kandungan karbohidrat tinggi. Singkong setelah ditetesi JKJ
dapat berubah warna menjadi ungu pekat yang semula berwarna putih cerah yang
menunjukkan bahwa singkong mengandung karbohidrat yang tinggi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Harsita dan Amam (2019) yang menyatakan bahwa
kandungan karbohidrat pada singkong yaitu sebesar 38 gram per 100 gram atau
setara dengan 12%, sehingga singkong cocok dijadikan makanan pengganti beras.
Jagung setelah ditetesi larutan JKJ berubah warna menjadi ungu pekat yang
semula berwarna putih susu menunjukkan bahwa jagung mengandung karbohidrat
yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeka (2017) yang menyatakan
bahwa perubahan warna dari kuning menjadi hitam pekat yang berindikator
jagung merupakan sumber karbohidrat yang tinggi. Tepung jagung memiliki
kandungan karbohidrat yang berbeda antara jagung biasa dan jagung manis. Hal
ini sesuai dengan pendapat Auliah (2020) yang menyatakan bahwa kandungan
karbohidrat pada jagung biasa sebanyak 30,3 gram, sedangkan pada jagung manis
sebanyak 22,8 gram. Tepung terigu ditetesi larutan JKJ yang semula berwarna
putih tulang berubah warna menjadi hitam kecoklatan yang menunjukkan terigu
mengandung karbohidrat yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri (2014)
yang menyatakan bahwa kandungan karbohidrat dalam tepung terigu adalah
sebesar 73,52%. Tepung ketan ditetesi larutan JKJ yang semula berwarna putih
berubah menjadi hitam kecoklatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Khair (2018)
yang menyatakan bahwa pada tepung ketan memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi yaitu sebesar 76%. Tepung beras awalnya berwarna putih dan setelah
ditetesi JKJ warna berubah menjadi ungu pekat yang menunjukkan bahwa
21
kandungan karbohidratnya tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Refdi dan Fajri.
(2017) yang menyatakan bahwa kandungan karbohidrat tepung beras cukup tinggi
yaitu sekitar 75%.
Bahan makanan yang memiliki skor 4 mengandung karbohidrat yang rendah
seperti lada dan kunyit. Lada berwarna coklat keijoan setelah ditetesi JKJ berubah
menjadi hitam. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprihatin et al. (2021) yang
menyatakan bahwa merica yang telah diteteskan cairan glukol atau betadine
menghasilkan warna kehitaman. Kunyit setelah ditetesi JKJ yang semula
berwarna kuning keorenan berubah menjadi hitam ini menunjukkan karbohidrat
cukup rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusbiantoro (2018) yang
menyatakan bahwa karbohidrat pada kunyit sebanyak 3%. Bahan makanan
dengan karbohidrat paling rendah dengan skor 5 adalah ketumbar. Ketumbar
memiliki kandungan karbohidrat yang tidak begitu tinggi, hal ini dapat diketahui
karena perubahan warna ketumbar yang berasal dari coklat menjadi coklat tua.
Hal ini berdasarkan pendapat Pratiwi et al., (2017) yang menyatakan bahwa
kandungan karbohidrat pada ketumbar tidak terlalu tinggi karena perubahan
warnanya tidak menunjukan hitam pekat. Kandungan karbohidrat pada ketumbar
tidak tinggi. Hal ini berdasarkan pendapat Hasanah dan Dori (2019) yang
menyatakan bahwa kandungan karbohidrat pada ketumbar kurang dari 20%
1.4.1. Simpulan
adalah tepung kentang, dan tepung sagu. Bahan yang mengandung karbohidrat
sedang yaitu tepung singkong, tepung jagung, tepung terigu, tepung ketan, dan
tepung beras. Bahan yang mengandung karbohidrat paling rendah yaitu ketumbar.
1.4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Auliah, A. 2020. Formulasi kombinasi tepung sagu dan jagung pada pembuatan
mie. J. Ilmiah Kimia dan Pendidikan Kimia, 13 (2) : 33 - 38.
Hanafi, A., S. Purwantisari, dan B. Raharjo. 2017. Uji potensi bakteri endofit
kitinolitik tanaman padi (Oryza sativa L.) sebagai penghasil hormon IAA
(Indole Acetic Acid). J. Bioma, 19 (1) : 76 – 82.
Hapsari, A.P. 2018. Pengaruh proporsi bahan utama (puree kacang merah dan
tepung terigu) dengan puree ubi madu terhadap sifat organoleptic kue
lumpur. J. Tata Boga, 7 (2) : 1-10.
Harsita, P. A., & Amam, A. (2019). Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut
Produk Olahan Singkong. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian, 3(1) : 19-27.
Hasanah, U. 2014. Bakteri asam laktat dari daging ikan peda sebagai agen
probiotik dan enzim kolesterol reduktase. J. Keluarga Sehat Sejahtera, 12
(1) : 1 – 8.
Hasanah, N., dan R. S. Dori. 2019. Daya hambat ekstrak biji ketumbar
(Coriandrum Sativum L.) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
Dysenteriae metode cakram. J. Edu Masda, 3 (2) : 115 – 122.
Hernawan, E., & Meylani, V. 2016. Analisis karakteristik fisikokimia beras putih,
beras merah, dan beras hitam (Oryza sativa L., Oryza nivara dan Oryza
sativa L. indica). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu
Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 15 (1) : 79 – 91.
Islami, R. 2018. Pembuatan ragi tape dan tape. J. Penelitian dan Pengembangan
Agrokompleks, 2.
24
Khair, A. (2018). Pengaruh Rasio Tepung Ketan dan Tepung Ubi Jalar Ungu
Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Tingkat Kesukaan Gelamai (Doctoral
dissertation, Universitas Mercu Buana Yogyakarta).
Makmur, S. A. 2018. Penambahan tepung sagu dan tepung terigu pada pembuatan
roti manis. Gorontalo Agriculture Technology Journal, 1 (1) : 1 – 9.
Novianti, M., Tiwow, V. M., dan Mustapa, K. 2017. Analisis kadar glukosa pada
nasi putih dan nasi jagung dengan menggunakan metode spektronik 20. J.
Akademika Kimia, 6 (2) : 107 – 112.
Putri, M. F. 2014. Kandungan gizi dan sifat fisik tepung ampas kelapa sebagai
bahan pangan sumber serat. J. Teknologi Busana Dan Boga, 1 (1) : 32 – 43.
Refdi, C.W., dan Fajri, P.Y. 2017. Komposisi gizi dan pati tepung beras rendang
dari beberapa sentra produksi di Kota Payakmubuh Sumatra Barat. J.
Teknologi Pertanian Andalas, 21 (1) : 40 - 44.
25
Rohyani, I. S., E. Aryanti, dan Suripto. 2015. Potensi nilai gizi tumbuhan pangan
lokal Pulau Lombok sebagai basis penguatan ketahanan pangan nasional. J.
Sains Teknologi dan Lingkungan, 1 (1) : 43 – 47.
Silaban, S., dan P. Simamora. 2018. Isolasi dan karakterisasi bakteri penghasil
amilase dari sampel air tawar Danau Toba. J. Kimia dan Pendidikan. 3 (2) :
222 – 231.
Tianandari, F. dan R. Rasidah. 2017. Uji sitotoksik ekstrak etanol buah ketumbar
(coriandrum sativum linn) terhadap artemia salina leach dengan metode
brine shrimp lethality test (bslt). J. Aceh Nutrition, 2 (2) : 86 – 90.
26
LAMPIRAN
Pipet Tetes
2.
Larutan untuk
mengetahui kandungan
karbohidrat pada bahan
dengan mengamati
perubahan warnanya
Larutan JKJ
3.
2.
3.
Lampiran 3. (Lanjutan)
No. Bahan Sebelum Perlakuan Bahan Setelah Perlakuan
4.
5.
6.
Lampiran 3. (Lanjutan)
No. Bahan Sebelum Perlakuan Bahan Setelah Perlakuan
7.
Tepung Sagu
Tepung Sagu
8.
9.
Lampiran 3. (Lanjutan)
No. Bahan Sebelum Perlakuan Bahan Setelah Perlakuan
10.
ACARA III
FOTOSINTESIS
3.1. Pendahuluan
Jambu kristal merupakan salah satu jenis jambu biji yang berasal dari
Taiwan yang sudah banyak di temukan di indonesia dan sudah banyak di
konsumsi oleh masyarakat karena mengandung banyak nilai gizi yang tinggi.
Jambu biji merupakan buah nusantara yang unggul yang berpoensi bersaing di
pasar global dan memiliki banyak kandungan gizi yang tinggi (Romalasari et al.,
2017). Klasifikasi Jambu Kristal adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Devisi : Spermatophyta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Mirtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. (Nasaruddin et al., 2021)
Jambu kristal merupakan tanaman yang membutuhkan tanah yang gempur
sehingga membutuhkan air dengan curah hujan yang tinggi. Tanaman jambu
Kristal membutuhkan air tanah yang tinggi dan intensitas curah hujan antara
2.000-3.000 mm/tahun (Datundugon et al., 2020). Tanaman jambu kristal sangat
baik di budidaya di daerah Tropis. Tanaman jambu kristal cocok di tanam di
daerah Tropis dengan ketinggian 500 – 1.000 mdpl. (Masnang et al., 2022)
Jambu kristal memiliki daun yang berbentuk memanjang dengan tulang
daun yang kaku, memiliki daun yang tidak terlalu panjang dan lebar, dengan daun
yang berwarna hijau muda. Daun jambu kristal berwarna hijau muda dengan
panjang dan lebar daun sekitar 11,4 x 5,6 cm yang bebrbentuk memanjang dengan
tulang daun yang sedikit kaku (Wahyuni dan Suryanti, 2022). Jambu kristal dapat
34
tumbuh dengan baik pada suhu dan kelembaban optimal. Suhu optimal tanaman
jambu kristal agar bisa tumbuh dengan baik sekitar 200 – 300 derajat Celsius pasa
siang hari dengan kelembaban udara sekitar 30 – 50% (Datundugon et al., 2020).
Tanaman gamal merupakan sejenis pohon legume tropis yang berasal dari
amerika tengah dan selatan. Meskipun beberapa hidup di permukaan laut, spesies
ini dapat ditemukan pada ketinggian 1200 mdpl. Gamal berbentuk semak atau
pohon dengan daun yang tebal dan bertangkai tunggal. Selain itu, gamal juga
dapat beradaptasi dengan beberapa jenis tanah, termasuk jenis tanah yang kurang
subur, tahan kering, dan tahan asam. Gamal merupakan tanaman yang sesuai
untuk tumbuh di tanah yang asam dan marginal (Roni dan Lindawati, 2018).
Tanaman Gamal adalah tanaman yang tumbuh dengan cepat dan dapat bertahan
dari pemangkasan berulang. Setelah dipangkas, gamal dapat tumbuh kembali
dengan cepat dan memiliki produksi daun yang melimpah serta kadar protein
yang tinggi. Akar gamal memiliki banyak bintil dan kuat dalam menyerap
nitrogen bebas di udara (Roni dan Lindawati, 2018).
Klasifikasi tanaman gamal adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Gliricidia
Species : Gliricidia maculata Hbr (Arifin dan Rachman, 2020)
Batang dan daun tanaman gamal memiliki ciri ciri khusus sehingga mudah
diidentifikasi. Batang dan cabang gamal umumnya memiliki bercak-bercak putih
kecil. Daun gamal berbentuk menyirip ganjil dan sering kali berpasangan, dengan
Panjang sekitar 30 cm dan lebar 5-20 cm. Helai daun memiliki bentuk oval atau
elips, dengan Panjang sekitar 2-7 cm dan lebar 1-3 cm (Amin et al., 2023).
35
Tanaman gamal dapat hidup dengan baik pada berbagai jenis tanah, termasuk
tanah yang masam atau marginal. Selain itu, tanaman gamal juga dapat
beradaptasi dengan baik pada kondisi tanah yang berbeda-beda (Putra dan
Sandrawati, 2014). Tanaman gamal juga memiliki kemampuan untuk hidup
dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman gamal lebih
cocok untuk tumbuh pada ketinggian antara 0 hingga 1100 meter di atas
permukaan air laut, yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tanaman gamal
tumbuh. (Herawati, 2017).
3.2.3. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses biokimia pada tanaman yang terdiri dari dua
tahap yaitu reaksi terang dan siklus celvin. Proses fotosintesis adalah proses
biokimia tanaman yang mensintesis karbohidrat yang terdiri dari reaksi cahaya
dan siklus celvin (Wahidah et al., 2018). Reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi
cahaya menghasilkan ATP dan NADPH. Reaksi terang terjadi di membran
tilakoid yang dimana terdapat klorofil dan pada proses ini terjadi konversi energi
cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH (Yusdian et al.,
2019). Reaksi gelap merupakan tahapan dalam fotosintesis yang tidak
membutuhkan cahaya matahari yang terjadi di stroma. Reaksi gelap atau biasa
disebut siklus calvin merupakan proses fotosintesis yang tidak memerlukan
cahaya matahari untuk membentuk karbohidrat dari CO2, ATP, dan juga NADP
yang merupakan hasil dari reaksi terang (Sunaryo et al., 2015).
Reaksi terang adalah tahapan fotosintesis yang membutuhkan cahaya
matahari untuk menjalankan prosesnya yang terjadi di tilakoid, tepatnya pada
grana. Reaksi terang adalah tahapan fotosintesis dimana cahaya matahari yamg
akan di konversi menjadi energi kimia yang digunakan untuk memecah H2O
menjadi O2 dan O2 yang dihasilkan akan mengkonversi energi kimia menjadi ATP
dan NADP (Sunaryo et al., 2015). Fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi perbedaan antara
spesies, pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi fotosintat, sedangkan
36
3.2.5. Amilum
dalam organ penimbun cadangan makanan pada tumbuhan, seperti pada umbi,
batang dan biji (Kumalawati et al., 2018). Amilum mempunyai unsur penyusun
yang terdiri dua macam polisakarida. Amilum merupakan hasil cadangan
makanan pada sebagian sel tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin (Sari et al., 2017).
Amilum merupakan produk berupa karbohidrat terutama glukosa yang
berasal dari proses fotosintesis. Proses fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat
akan menghasilkan karbohidrat, terutama glukosa, diantara berbagai karbohidrat
yang penting dapat dibentuk oleh tumbuhan dari glukosa adalah selulosa, sukrosa
dan pati atau amilum (Nurcahyani et al., 2019). Amilum atau yang disebut dengan
pati adalah suatu karbohidrat yang mempunyai karakteristrik yang berberda-beda.
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar, dan tidak berbau (Fitriana dan Fitri, 2020). Amilum
dapat diuji dengan menggunakan iodium lugol atau JKJ cara meneteskan larutan
iodium lugol atau indikator JKJ ke daun. Iodine akan menunjukkan warna biru
apabila terdapat amilum amilase yang larut dalam air, sedangkan warna ungu
sampai merah apabila terdapat amilum amilopektin dan tidak larut dalam air
(Pramesti et al., 2015).
3.3.1 Materi
kalium jodida. Alat yang digunakan adalah kompor listrik digunakan untuk
memanaskan larutan alkohol 70% atau aquades, beaker glass digunakan
menampung larutan untuk diaduk dengan alkohol 70%, pinset digunakan untuk
menjepit daun ketela, pipet digunakan untuk meneteskan larutan JKJ ke daun
ketela, Alumunium foil digunakan untuk menutup bagian tengah daun jambu
kristal.
3.3.2 Metode
Dokumentasi Hasil
3.5.1 Simpulan
3.5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., Syahrir, dan Junaedi. 2023. Analsis potensi daun gamal (Gliricidia
sepium) sebagai pakan kambing pada penanaman intercropping lada dan
gamal. J. Nutrisi Ternak Tropis. 6(1) : 9-14
Arifin, dan Rachman, I. 2020. Identifikasi jenis pakan lebah madu hutan
(Apisdorsata) di Hutan Lindung Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung
(KPHL) Ampang Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa. J. Silva
Samalas, 3 (2) : 76-85.
Amin, M., Syahrir, dan Junaedi. 2023. Analsis potensi daun gamal (Gliricidia
sepium) sebagai pakan kambing pada penanaman intercropping lada dan
gamal. J. Nutrisi Ternak Tropis. 6(1) : 9-14
Azizah, N., Khoirunnisa, G. A., Nuzulia, N., Muhammad, R. S., dan Su'udi, M.
2020. Mekanisme miko-heterotrof tumbuhan monotropa. J. Riset Sains dan
Teknologi, 3(2), 49-53.
Fitriana, Y. A. N., dan A. S. Fitri. 2020. Analisis kadar vitamin c pada buah jeruk
menggunakan metode titrasi iodometri. J. Sainteks, 17(1): 27 – 32.
Gusfarendi dan W. Taurina, 2014. Amilum test waste of palm oil (Elaeis
guineensis jacq) as a binder on parasetamol tablests. J. Penelitian dan
pengembangan, 1(1) : 46 – 54.
Hasanah, U. 2014. Bakteri asam laktat dari daging ikan peda sebagai agen
probiotik dan enzim kolesterol reduktase. J. Keluarga Sehat Sejahtera, 12(1)
: 1 – 8.
Herawati, E., & M., R. 2017. Pengaruh penambahan molases terhadap nilai pH
dan kadar air pada fermentasi daun gamal J. Janus. 2 (1) : 26-31.
Kumalawati, H., M. Izzati, dan S. W. A. Suedy. 2018. Bentuk, tipe dan ukuran
amilum umbi gadung, gembili, uwi ungu, porang dan rimpang ganyong. J.
Buletin Anatomi dan Fisiologi, 3(1): 56 – 61.
Putra, I. G., & Sandrawati, A. 2014. Evaluasi keberhasilan reklamasi lahan bekas
tambang pasir (Galian C) dengan tanaman gamal (Gliricidia sepium (Jacq.)
Steud). J. Soilrens. 112(1), 21-26.
Romalasari, A., Susanto, S., Melati, M., dan Junaedi, A. 2017. Perbaikan kualitas
buah jambu biji (Psidium guajava L.) kultivar kristal dengan berbagai warna
dan bahan pemberongsong. J. Hortikultura Indonesia, 8(3) : 155 – 161.
Roni, N., & Lindawati, S. 2018. Respon Tanaman Gamal (Gliricidia Sepium) dan
Indigofera (Indigofera Zollingeriana) terhadap pemberian pupuk anorganik
dan organik. J. pastura.8(1): 33-38
Santrum, M. J., Tokan, M. K., dan Imakulata, M. M. 2021. Estimasi indeks luas
daun dan fotosintesis bersih kanopi hutan mangrove di Pantai Salupu
44
Sari, A. K., Indriyani, S., G. Ekowati, dan J. Batoro. 2017. Keragaman struktur
butir amilum, kadar tepung, dan clustering delapan taksa tanaman berumbi
di Desa Simo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. J. of Tropical Biology,
5(1): 14 – 21.
Tresnawati, C., Aryanti, F., dan Suhaerah, L. 2022. Flipped learning dalam
meningkatkan berpikir kritis mahasiswa pada materi fotosintesis dimasa
pandemik covid-19. Biosfer: J. Biologi Dan Pendidikan Biologi, 7(1), 41-
49.
Ulfa, A. M. 2015. Penetapan kadar klorin (Cl2) pada beras menggunakan metode
iodometri. J. Holistik Kesehatan, 9(4) : 197 – 200.
Ulqodry, T. Z., Suganda, A., Agussalim, A., Aryawati, R., dan Absori, A. 2020.
Estimasi serapan karbon mangrove melalui proses fotosintesis di taman
nasional berbak-sembilang. J. Kelautan Nasional, 15(2), 77-84.
Wahyuni, S., dan Suryanti, S. 2022. Studi morfologi organ vegetatif dan generatif
verientas jambu biji (Psidium guajava L.). Bio-Lectura: J. Pendidikan
Biologi, 9(1) : 103 – 113.
Yusdian, Y., E. Kantikowati, dan R. Yanto. 2019. Keragaan vegetative dan hasil
tanaman kentang varietas granola akibat aplikasi pupuk NPK (15:15:15). J.
Agrotatanen, 2 (1) : 27 – 35.
LAMPIRAN
1.
Kompor Listrik
2.
Bekker Glass
Pinset
Lampiran 4. (Lanjutan)
4.
Pipet Tetes
Kertas Timah
6.
Cawan Petri
Lampiran 4. (Lanjutan)
7.
JKJ
ACARA IV
RESPIRASI
4.1 Pendahuluan
kacang hijau berukuran kecil serta memiliki corak warna hijau (Refwallu et al.,
2020). Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik dan tumbuh subur dengan
memenuhi syarat tertentu. Syarat tumbuh kacang hijau yaitu memiliki curah hujan
optimal sekitar 50 – 200 mm/bulan dengan temperatur 25 – 27 ºC serta
kelembaban udara 50 – 80 % sehingga cukup untuk mendapat sinar matahari (Afif
et al., 2014)
4.2.2 Kecambah
4.2.3 Respirasi
Respirasi pada tingkat kecambah kacang hijau adalah suatu proses biokimia
yang terjadi pada tanaman saat tubuh memecah karbohidrat untuk menghasilkan
energi. Respirasi pada tingkat kecambah kacang hijau adalah suatu proses
biokimia yang terjadi pada tanaman saat akan tubuh dengan memecah karbohidrat
untuk dapat menghasilkan energi (Felania, 2017). Respirasi kacang hijau terjadi
tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus asam trisulfat (TCA), dan transport elektron.
Sehingga proses respirasi kacang hijau menghasilkan ATP, yaitu sumber energi
bagi sel-sel kacang hijau untuk proses metabolisme (Naomi et al., 2018).
Pengaruh lingkungan juga dapat mempengaruhi proses respirasi pada
tumbuhan. Suhu, kelembaban, cahaya, atau kelebihan karbondioksida dapat
mempengaruhi proses respirasi. (Hasanah, 2018). Respirasi pada tumbuhan
kacang hijau merupakan proses untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, reproduksi, dan menjaga keseimbangan kimia dalam
tubuhnya. Oksigen masuk melalui stomata di daun, lalu diangkut oleh mineral
tumbuhan ke seluruh tubuh tumbuhan (Nurhayati, 2021).
4.3.1 Materi
sebanyak 20 ml, BaCl2 5% , dan 0,1 N HCl. Alat yang digunakan pada praktikum
ini terdiri dari gelas piala yang berfungsi sebagai tempat memasukkan kecambah
dan larutan NaOH, timbangan analitik berfungsi sebagai alat untuk menimbang
kacang hijau, labu erlenmayer sebagai tempat larutan yang akan dititrasi,
micropipet untuk mengambil larutan, buret untuk mengetahui volume larutan, Hot
Plate Strirrer untuk memanasi larutan dan mencampurkan larutan, kain kasa yang
digunakan untuk membungkus kacang hijau, benang yang berfungsi untuk
mengikat kasa yang berisi kacang hijau dan menggantungkannya dalam gelas
piala, plastik berfungsi sebagai penutup gelas piala, dan karet berfungsi untuk
merekatkan atau menutup botol dengan plastik agar lebih rapat.
4.3.2. Metode
Tabel 2. Perhitungan Laju Respirasi Kecambah Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Parameter Nilai Kadar CO2
Waktu 24 jam
Titrasi HCl (Kontrol) 19,31 ml 6,072 mg
Titrasi HCl (Perlakuan) 15,94 ml 35,728 mg
Sumber: Data Primer Praktikum Biokimia Tanaman, 2023.
respirasi dapat dipengaruhi salah satu faktor penting, yaitu suhu. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sari dan Simbolon (2020) yang menyatakan bahwa selain suhu
yang tinggi akan mempercepat proses pada respirasi produk dan menyebabkan
makin cepatnya kehilangan dari kandungan air dan kandungan energi. Proses pada
respirasi dapat dipengaruhi oleh adanya unsur pada oksigen. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nurmaeli dan Taifur (2015) yang menyatakan bahwa jumlah oksigen
dari proses fotosintesis berpengaruh pada jumlah oksigen yang digunakan untuk
respirasi tumbuhan.
4.5.1 Simpulan
4.5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Afif, T., D. Kastono, dan P. Yudono. 2014. Pengaruh macam pupuk kandang terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kacang hijau (Vigna radiata L. Wilczek) di
lahan pasir pantai Bugel, Kulon Progo. J. Vegetalika, 3 (3) : 78 – 88.
Fatikhasari, Z., I. Q. Lailaty, D. Sartika, dan M. A. Ubaidi. 2022. Viabilitas dan vigor
benih kacang tanah (Arachis hypogaea L.), kacang hijau (Vigna radiata (L.) R.
Wilczek), dan Jagung (Zea mays L.) pada temperatur dan tekanan osmotik
berbeda. J. Ilmu Pertanian Indonesia, 27 (1) : 7 – 17.
Ferdiawan, N., Nurwantoro, dan B. Dwiloka. 2019. Pengaruh lama waktu germinasi
terhadap sifat fisik dan sifat kimia tepung kacang tolo (Vigna unguiculata L). J.
Teknologi Pangan, 3 (2) : 349 – 354.
Hartiwi, Y.W., G. Wijana, dan R. Dwiyani. 2017. Pertumbuhan dan hasil varietas kacang
hijau pada kadar air yang berbeda. J. Agrotop, 7 (2) : 117 – 129.
Hasanah, F., Sari, M. S., Legowo, S., Saefullah, A., dan Fatimah, S. 2018. Pengaruh
intensitas spektrum cahaya warna merah dan hijau terhadap perkecambahan dan
fotosintesis kacang hijau (Vigna Radiata L.). J. Ilmiah Penelitian dan
Pembelajaran Fisika, 4 (2) : 25 – 35.
Hastuti, D.P., Supriyono, dan S. Hartati. 2018. Pertumbuhan dan hasil kacang hijau pada
beberapa dosis pupuk organik dan kerapatan tanam. J. Pertanian, 33 (2) : 89 - 95.
Lubis, N. 2021. Pengaruh mikoriza dan mikroba pelarut fosfat terhadap serapan P dan
pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) pada bekas lahan
sawah. J. Institusi Politeknik Ganesha Medan, 4 (2) : 179 – 189.
Machshunah, A., dan Y. Yuliani. 2019. Profil miskonsepsi siswa pada materi fotosintesis
dan respirasi tumbuhan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic test. J.
BioEdu, 8(2): 201 – 207.
57
Naomi, A., P. Jeni, A. P. Putri, N. D. Shabrina, dan S. Asep. 2018. Keefektifan spekrum
cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata). J. Ilmiah
Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 4(2) : 93 – 102.
Novidiyanto, N., A. Farmawati, dan L.A. Lestari. 2016. Pengaruh pemberian kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap kadar malondealdehid (MDA)
olasmma dan jaringan hati tikus Sprague Dawley yang diberi pakan lemak tinggi.
J. Gizi Klinik Indonesia, 13 (2) : 82 – 89.
Nurhayati, D. R. 2021. Peran Pupuk Kandang terhadap Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata L.). Scopindo Media Pustaka, Surabaya.
Nurmaeli, R. E., dan M. Taifur. 2015. Analisis penentuan kandungan gas oksigen (O2)
fotosintesis tanaman gelombang cinta (Anthuriumsp) pada variasi daya lampu. J.
Taman Vokasi, 3(1): 490 – 499.
Rusydiana, E. 2016. Analisis butir tes pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. J.
BioEdu, 5(2): 96 – 103.
Sari, M., dan J. Simbolon. 2020. Prediksi laju respirasi terong dengan persamaan
arrhenius. J. Agroteknosains, 4(2): 21 – 27.
58
LAMPIRAN
= 2 mgrek
NaOH bereaksi dengan CO2 = NaOH awal – (0,1N HCl titrasi)
= 2 – (1,931 mgrek)
= 0,069 mgrek
CO2 terikat NaOH = 0,5 × NaOH reaksi dengan CO2 × 44 mg
= 0,5 × 0,069 mgrek × 44 mg
= 0,0345 mgrek × 44 mg
= 1, 518 mg
20
20 ml NaOH (kontrol) = ×1,518 mg
5
= 6,072 mg
Jadi, berdasarkan praktikum respirasi yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa
kecepatan atau laju respirasi sebesar 0,241 mg CO2/g/jam.
60
Indikator PP
Untuk bahan
3. mengendapkan CO2 yang
diserap NaOH (penyebab larutan
keruh).
BaCl2
61
Lampiran 6. Lanjutan
Benang
Botol
Plastik
63
Lampiran 6. Lanjutan
Karet
Labu Elenmeyer
Buret
65
Lampiran 6. Lanjutan
Digunakan untuk
10. mengambil larutan.
Pipet
DIgunakan untuk
11. menghomogenkan larutan.
Kain Kasa
66
Lampiran 6. Lanjutan
13.
Mengukur larutan NaOH 0,4 N
Gelas Ukur
67
ACARA V
SPEKTROFOTOMETER
5.1. Pendahuluan
Pohon gamal (Gliricidia sepium) merupakan salah satu jenis dari tanaman
yang memiliki banyak manfaat sering digunakan sebagai tanaman pelindung di
perkebunan dan memiliki adaptasi yang tinggi. Tanaman gamal (Gliricidia
sepium) adalah salah satu tanaman serbaguna yang cepat tumbuh juga mampu
meningkatkan kadar nitrogen, sebagai sumber kayu bakar, pakan ternak, dan
pohon penaung (Tedju et al., 2018). Pohon gamal berasal dari Amerika Tengah
dan Selatan yang mudah tumbuh. Gamal (Gliricidia sepium) merupakan
tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan yang sangat mudah
tumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi (Herawati dan Royani,
2017).
Gamal memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Faboideae
Genus : Gliricidia
Spesies : Gliricidia sepium (Juhaeti et al., 2017)
Daun gamal memiliki berbentuk elips (Oval) dengan pertulangan daun
menyirip dan ujung daun lancip. Morfologi daun gamal yaitu bentuk daun
elips (Oval) dengan pertulangan dauh menyirip, ujung daun lancip, dan pangkal
daun tumpul (Herawati dan Royani, 2017). Tanaman gamal tumbuh pada
daerah dengan iklim tropis sehingga memiliki daya adaptasinya yang tinggi
terhadap lingkungan, sehingga tanaman gamal dapat ditanam baik pada dataran
rendah maupun tinggi. Keunggulan tanaman gamal yaitu dapat tumbuh dengan
mudah, memiliki daya adaptasi pada lingkungan dataran tinggi maupun dataran
rendah dengan baik (Putra et al., 2014).
70
Enzim Nitrat dan Reduktase adalah enzim yang berperan penting dalam
siklus nitrogen pada tanah dan tumbuhan. Nitrat dan Reduktase merupakan dua
enzim yang bekerja secara bersama-sama untuk mengubah nitrogen dalam bahan
organik digunakan oleh tumbuhan (Qomariah, et al., 2019). Nitrat Merupakan
salah satu enzim dehidrogenase yang terlibat dalam sebuah proses respirasi
seluler. Enzim ini bekerja dengan mengubah nitrat menjadi nitrit, dengan hasil
akhirnya menjadi amonia. Nitrat pada umumnya disimpan dalam bentuk ion nitrat
(NO3-), yang bisa diambil oleh tumbuhan sebagai sumber nitrogen (Wangiyana,
et al., 2018).
Reduktase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk mengubah nitrogen
dari bentuk asam amino menjadi bentuk dalam amonia. Enzim ini juga mampu
memecah obi nitrogen di dalam sel amonima, hingga mengubahnya menjadi sel
molekul yang dapat digunakan oleh tumbuha (Siniwi et al., 2017). Kedua enzim
ini bekerja secara sangat efektif dalam proses siklus nitrogen pada tanah dan
tumbuhan. Nitrogen adalah zat yang sangat penting bagi keberlangsungan
kehidupan tumbuhan, dan ketersediaannya di tanah dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi Tanaman (Nasrudin dan Isnaeni 2022).
Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Enzim Nitrat dan Reduktase
yaitu terdapat pada faktor internal seperti pH, suhu, kelembaban tanah berperan
penting dalam aktivitas enzim, dan berbagai faktor luar seperti ketersediaan
nutrisi, jenis vegetasi, dan gangguan alami atau manusia (Putri dan Sopandi
2021). Peran Enzim Nitrat sangat penting dalam proses biologi karena mereka
memungkinkan mikroorganisme untuk mengambil nitrat dari tanah dan air dan
mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diambil oleh tubuh mereka. Nitrat
adalah nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme dalam proses pertumbuhan dan reproduksi. Enzim nitrat secara
khusus ditemukan dalam banyak jenis bakteri, termasuk bakteri yang terdapat
pada tanah dan air yang dibutuhkan oleh tumbuhan (Qomariah, et al., 2019).
Enzim redutase berperan penting dalam pembuatan amonium yang
71
5.2.1. Materi
cairan atau larutan dalam jumlah yang kecil namun dengan akurasi yang tepat.
Gunting berfungsi untuk memotong daun. Tabung gelap untuk menempatkan
rendaman sampel daun saat inkubasi. Timbangan analitik berfungsi untuk
mengukur massa berat daun mimba dan daun gamal. Pinset berfungsi untuk
memindahkan potongan daun ke dalam timbangan analitik.
5.2.2. Metode
mimba dan daun gamal. Hal ini sesuai dengan pendapat Siniwi et al., (2017) yang
menyatakan bahwa aktivitas nitrat reduktase cenderung lebih tinggi pada tanaman
yang memiliki jaringan lebih muda. Konsentrasi penambahan pupuk nitrat pada
tanaman memiliki pengaruh terhadap aktivitas enzim nitrat reduktase. Hal ini
sesuai dengan Qomariah (2019) yang menyatakan bahwa pupuk nitrat diberikan
pada tanaman untuk meningkatkan substrat enzim agar aktivitasnya bertambah.
Hasil pengamatan aktivitas enzim nitrat reduktase pada kedua sampel
menunjukkan bahwa daun mimba memiliki ketersediaan air yang lebih tinggi
daripada daun gamal.. Hal ini sesuai dengan pendapat Syakir (2015) yang
menyatakan bahwa ketersediaan air menentukan produktivitas dan aktivitas enzim
nitrat reduktase berkorelasi positif dengan produktivitas.
Kecepatan aktivitas enzim reduktase pada daun tanaman mimba dan gamal
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain intensitas cahaya, ketersediaan
nitrat, dan zat fitohormon. Hal ini sesuai dengan pendapat Qomariah (2019) yang
menyatakan bahwa ketersediaan nitrat, zat fitohormon, intensitas cahaya, dan
parameter lingkungan lain dapat memengaruhi aktivitas enzim nitrat reduktase.
Aktivitas nitrat reduktase berperan pada awal proses sintesis asam amino. Hal ini
sesuai dengan pendapat Zulaika (2014) yang menyatakan bahwa aktivitas nitrat
reduktase berperan pada proses asam amino yang tergantung dengan jumlah
karbohidrat ketika fotosintesis untuk digunakan saat proses respirasiAktivitas
enzim nitrat reduktase (ANR) juga dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Semakin
tinggi konsentrasi nitrat, maka aktivitas nitrat reduktase akan mengalami
peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sungkawa dan Sugito (2019) bahwa
enzim nitrat reduktase dalam melakukan aktivitasnya bergantung pada konsentrasi
substrat dan intensitas cahaya.
5.3.1. Simpulan
diketahui bahwa rata-rata aktivitas enzim nitrat reduktase pada daun mimba lebih
tinggi dibandingkan pada daun gamal. Tinggi atau rendahnya aktivitas enzim
nitrat reduktase sebagian bergantung pada beberapa faktor, antara lain spesies
tanaman, umur tanaman, dan kandungan nitrogen tanaman.
5.3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Banin, M. M., Y. Yahya, dan H. Nursyam. 2021. Pengolahan limbah cair industri
pembekuan ikan kaca piring (Sillago sihama) menggunakan kombinasi
bakteri Acinetobacter baumannii, Bacillus megaterium, Nitrococcus sp. dan
Pseudomonas putida secara aerob. J. Tropical AgriFood, 3(1) : 49 – 62.
Desiliani, A., dan R. Ratnawati. 2018. Produktivitas dan luas stomata tanaman
mentimun dipengaruhi variasi konsentrasi pupuk organik dengan pemaparan
suara. J. Biological Studies, 7(5) : 300 – 308.
Herawati, E., dan M. Royani. 2017. Pengaruh penambahan molases terhadap nilai
ph dan kadar air pada fermentasi daun gamal (the effect addition molases on
fermentation gliricidia sepium leaf to ph value and water content). J. Animal
Husbandry Science, 2(1) : 26 – 31.
Juhaeti, T., N. Hidayati, F. Syarif, dan S. Hidayat. 2017. Uji potensi tumbuhan
gamal untuk fitoremediasi lingkungan tercemar akibat kegiatan
penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kampung Leuwi Bolang, Desa
Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor. J. Biologi Indonesia, 6 (1) : 1 –
11.
Lestari, F., dan W. Darwiati. 2014. Uji efikasi ekstrak daun dan biji dari tanaman
suren, mimba dan sirsak terhadap mortalitas hama ulat gaharu. J. Penelitian
Hutan Tanaman, 11 (3) : 165 - 171.
Nasrudin, N., dan S. Isnaeni. 2022. Respons karakteristik agronomi, fisiologi, dan
biokimia padi (Oryza sativa L.) tercekam salinitas dengan umur bibit
berbeda. J. Agromix, 13(1) : 118 – 125.
Putri, S. A., dan T. Sopandi. 2021. Konsumsi nitrogen dan karbon oleh spirulina
platensis dari kotoran burung puyuh sebagai media kultivasi. J. Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unipa, 14(1) : 1 – 9.
Sungkawa, H.B. dan S. Sugito. 2019. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan
terhadap kadar nitrit pada rebusan bayam hijau. J. Kesehatan, 10(2) : 252 -
256.
Suryono, E. 2016. Analisis nitrat reduktase secara "In-vivo" pada tanaman jagung,
kacang hijau, tebu, uwi dan cabai. J. Integrated Lab, 4(1) : 11 – 18.
Syakir, M. 2015. Peran dan pengelolaan hara nitrogen pada tanaman tebu untuk
peningkatan produktivitas tebu. J. Agronomi, 14(2) : 73 - 86.
Tedju, J. B., Bukit, M., dan Johannes, A. Z. 2018. Kajian Awal Sifat Optik
Senyawa Hasil Ekstraksi Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Asal Kota
Kupang. Jurnal Fisika: Fisika Sains dan Aplikasinya, 3(2) : 142 – 146.
LAMPIRAN
ANR Daun = × × × ×
0,031 5 1000 1 1
ANR Daun Gamal 4 = × × × × =0,228
0,0226 0 ,1 300 1 1000
0,023 5 1000 1 1
ANR Daun Gamal 5 = × × × × =0,169
0,0226 0 ,1 300 1 1000
81
Daun Mimba
2.
Daun Gamal
3.
Untuk menghilangkan
senyawa inhibitor
Lampiran 9. Lanjutan
4.
Untuk menimbulkan
reaksi warna pada
nitrit agar dapat diukur
absorbansi
5.
Untuk menimbulkan
reaksi warna pada
nitrit agar dapat diukur
absorbansi
6.
Larutan NaNO2
83
Lampiran 9. Lanjutan
7.
Untuk menempatkan
rendaman sampel daun
saat inkubasi
Tabung gelap
8.
Mikropipet
9.
Untuk mengukur
absorbansi
Spektrofotometer
84
Lampiran 9. Lanjutan
10.
tabung reaksi
11.
Timbangan analitik