PEMANFAATAN ENZIM
Disusun oleh:
Kelompok 1
1 Aqif Syaiful M. 140101002
2 Dhessy Primasari 140101005
3 Ega Holiyan M.L 140101007
4 Rilla Kurnia Rosa 140101031
5 Rinta Ariyani 140101032
6 Vivi Winda Sari 140101036
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMANFAATAN ENZIM
Disusun oleh:
Kelompok 1
Nama NIM
1 Aqif Syaiful M. 140101002
2 Dhessy Primasari 140101005
3 Ega Holiyan M.L 140101007
4 Rilla Kurnia Rosa 140101031
5 Rinta Ariyani 140101032
6 Vivi Winda Sari 140101036
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan penilaian dalam
mengikuti Mata Kuliah Pemanfaatan Enzim pada program studi Teknologi Bahan
Kulit di Politeknik ATK Yogyakarta.
Dosen Pengampu
ii
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan praktikum mandiri dan
laporan ini.
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu persyaratan penilaian dalam
mengikuti mata kuliah Pemanfaatan Enzim semester gasal tahun ajaran
2016/2017.
Laporan dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu diucapkan terima kasih atas dukungan, bimbingan, dan bantuan
kepada :
1. Bapak Ragil Yuliatmo, S.Pt., M.Sc selaku dosen mata kuliah
Pemanfaatan Enzim di Politeknik ATK Yogyakarta
2. Teman-teman kelompok 1 TBK Reguler 2014
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini
Akhirnya disadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan laporan ini, maka dari itu mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif bagi para pembaca guna perbaikan di kemudian hari.
Diharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dan pembaca demi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
INTISARI............................................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
Manfaat Enzim................................................................................................3
Sumber-Sumber Enzim...................................................................................4
Materi ............................................................................................................11
Metode ..........................................................................................................13
iv
Pengukuran Aktivitas Enzim ........................................................................22
LAMPIRAN ..........................................................................................................42
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Fiksasi ..................................................................................................37
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sumber Enzim ............................................................................................5
vii
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMANFAATAN ENZIM
INTISARI
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kerja optimum reaksi enzim protease
yang berasal dari buah papaya, nanas, dan bakteri untuk melunakkan daging,
mendegradasi bulu ayam, dan untuk mengetahui nilai aktifitas enzim spesifik.
Untuk mencapai tujuan dilakukan penelitian di laboratorium dengan penahapan
sebagai berikut : penyediaan buah pepaya, nanas, dan bakteri (KM dan KT),
pembuatan media, produksi enzim protease dari bakteri dan tanaman, produksi
dan uji aktifitas enzim alkaline protease, pengujian aktifitas enzim protease, dan
pengujian protein terlarut dengan menggunakan metode Lowry, dengan
menggunakan alat UV-Vis Spectrophotometer. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif. Hasil yang diperoleh adalah. (1) ada perbedaan beberapa
parameter aktifitas enzim dari bakteri dan tanaman, (2) Untuk pengujian aktivitas
enzim protease, unit aktivitas enzim tertinggi yaitu sample KM 1 (bakteri) sebesar
0,0206 U/ml dan terendah yaitu PP 2 (pepaya) sebesar 0,0049 U/ml, (3) untuk
pengujian protein terlarut didapatkan hasil bahwa protein terlarut tertinggi yaitu
pada sample BR 2 (nanas) sebesar 1,3415 mg/ml dan terendah yaitu sample PP 2
(pepaya) sebesar 0,4925 mg/ml, (4) Dan untuk aktivitas enzim spesifik didapatkan
bahwa nilai tertinggi aktivitas enzim spesifik yaitu pada sample KM 2 (bakteri)
sebesar 0,0221 U/mg dan terendah yaitu pada sample PP 2 sebesar 0,0099 U/mg.
Hasil yang diperoleh memberikan indikasi pada pemanfaatan buah papaya, nanas,
dan bakteri (KM dan KT) untuk pelunakan daging dan mendegradasi bulu ayam.
Kata kunci : buah pepaya, nanas, bakteri (KM dan KT), aktifitas enzim, protein
terlarut spesifik, aktifitas enzim spesifik, tingkat pelunakan daging
dan degradasi pada bulu ayam.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manfaat Enzim
3
4
B. Sumber-Sumber Enzim
kulit, dan bonggol belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal telah diketahui
bahwa daging, batang, dan bonggol nanas mengandung enzim bromelin.
Papain merupakan enzim yang biasa terdapat dalam getah buah pepaya,
khususnya pada buah pepaya yang masih muda. Dalam getah pepaya
terkandung berbagai enzim protease (pengurai protein) yaitu papain dan
kimopapain. Kadar papain dan kimopapain dalam buah pepaya yang masih
muda masing masing 10% dan 45%. Papain merupakan satu dari enzim
paling kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya. Pada pepaya,
getah termasuk enzim proteolitik. Protein dasar itu memecah senyawa protein
menjadi pepton. Contoh enzim proteolitik lainnya adalah bromelin pada nanas,
renin pada sapi dan babi.
Materi
A. Sterilisasi
Pada praktikum pemanfaatan Enzim, sebelum melakukan praktikum
harus dilakukan sterilisasi alat yang digunakan adalah, gelas beker 250 ml,
erlenmeyer 250 ml, cawan petri, pipet ukur, tabung reaksi, dan tabung
sentrifuge.
Bahan-bahan yang digunakan pada proses sterilisasi alat diantaranya
alkohol, kapas, kertas perkamen, karet, dan akuades.
B. Media
Pada praktikum pemanfaatan Enzim, sebelum melakukan praktikum
harus dilakukan pembuatan media. Alat yang digunakan pada praktikum media
meliputi erlenmeyer 250 ml, cawan petri, kompor lisrik, autoklaf, pengaduk
kaca, neraca analitik, gelas beker 100 ml, bunsen, dan botol semprot.
Bahan-bahan yang dipakai yaitu pepton, meat/yeast extract, akuades,
NaCl, skim milk, dan juga agar .
11
12
D. Uji Protease
Pada praktikum uji protease ini alat yang digunakan adalah autoklaf,
pipet volume, neraca analitik, pengaduk kaca, cawan petri, jarum ose, gelas
beker 100 ml, dan bunsen.
Bahan-bahan yang dipakai antara lain stok nutrient agar, skim milk, dan
bakteri.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu enzim (KM dan KT), standar BSA,
reagen C, dan juga reagen E.
Metode
A. Sterilisasi
Metode yang dilakukan pertama-tama yaitu membersihkan meja yang
akan digunakan untuk praktikum dengan mengelapnya dengan alkohol
menggunakan kapas. Kemudian semua alat yang akan disterilkan dicuci dan
dibilas dengan alkohol. Selanjutnya tabung reaksi dan erlenmeyer di sumbat
dengan kapas lalu dibungkus dengan kertas perkamen. Untuk cawan petri juga
dibungkus dengan kertas perkamen. Setelah semua alat telah siap selanjutnya
adalah Mempersiapkan autoklaf yang akan dipakai dengan mengecek air pada
angsang (sudah mencapai angsang apa belum), kemudian memasukkan
peralatan yang akan disterilkan kedalam autoklaf dengan rapi dan menutup
autoklaf kuat-kuat secara merata. Setelah sudah siap membuka tutup pengaman
autoklaf lalu memanaskan autoklaf dan menunggu sampai katup pengaman
mengeluarkan uap, bila katup pengaman sudah mengeluarkan uap menutup
kembali katup pengaman (temperatur harus 121C dan tekanan 106 pka selama
15 menit),jika proses sterilisasi telah selesai autoklaf dimatikan dan ditunggu
hingga suhunya turun pada titik nol,membuka tutup pengaman perlahan-lahan
sehingga uap air keluar, tutup autoklaf dibuka, dan mengambil peralatan yang
sudah disterilkan.
B. Media
Metode yang dilakukan ada tiga yaitu pembuatan stok media nutrient,
dengan cara ditambah 1 gram pepton, 1 gram meat extract, dan 0,5 gram NaCl
dalam 100 ml aquadest lalu dihomogenkan dengan mengaduk sambil
dipanaskan sampai mendidih. Metode kedua yakni pembuatan media uji zona
14
bening, dengan cara menambahkan 10% stok media nutrient, 3 gram agar
dalam 100 ml aquadest, kemudian dihomogenkan dengan mengaduk sambil
dipanaskan sampai mendidih lalu dilakukan sterilisasi dengan autoklaf selama
20 menit. Setelah sterilisasi selesai media tadi ditambahkan 1,5% skim milk
dan homogenkan, ditunggu sampai hampir segar, tuangkan ke dalam cawan
petri dan media agar yang telah padat siap digunakan. Metode ketiga adalah
pembutan media produksi enzim, dengan langkah sebagai berikut:
Memanaskan media nutrien sampai mendidih. Selanjutnya ditambahkan 3%
subtrat (skim milk) dalam media nutrien hingga homogen ditunggu sampai
dingin dan media siap untuk digunakan.
D. Uji Protease
Praktikum uji protease ini dilakukan dengan cara Mengambil 50 ml stok
nutrient yang ditambahkan dengan 1 gram agar lalu disterilisasi dengan
autoklaf selama 20 menit. Setelah waktu tercapai kemudian ditambah dengan 1
gram skim milk dan homogenkan Lalu dituangkan dalam cawan petri,
Ditunggu sampai padat. Selanjutnya Menggores 1 ose bakteri ke agar pada
cawan petri.
15
Hasil
Pembahasan
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing praktikum pada
pemanfaatan enzim:
A. Produksi Enzim Bakterial
Pada praktikum produksi enzim bakterial ini yang digunakan yaitu
bakteri dengan kode KM dan KT (yang telah disediakan dan tidak diketahui
jenis bakteri yang digunakan). Menambahkan 1 gram peptone, 1 gram yeast
extract, dan 0,5 gram NaCl dalam 100 ml aquadest, lalu dipanaskan agar
media nutrient dapat homogen. Medium nutrient ini adalah media nutrient
agar. Nutrient agar adalah media selektif yang digunakan oleh mikroorganisme
yang berbentuk padat jika dalam keadaan dingin.
Media Nutrient agar ini mengandung banyak sumber nitrogen dengan
jumlah yang cukup. Media ini dapat digunakan sebagai uji air dan produk
dairy. Selain itu juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroba
yang tidak selektif, atau kata lain berupa mikroorganisme heterotrof serta
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sample pada
uji bakteri dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Di dalam
Nutrient Agar tidak mengandung sumber karbohidrat sehingga baik digunakan
untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang tidak dapat tumbuh dengan baik.
17
18
Pada praktikum produksi enzim tanaman ini yang digunakan adalah buah
pepaya dan nanas. Pepaya diambil enzim papainnya sedangkan nanas diambil
enzim bromelin nya. Langkah Kerja yang dilakukan dengan mengupas buah
yang masih mentah, dipotong kecil-kecil. Kemudian menimbang sebanyak 10
gr, lalu diblender dengan menambahkan 50 ml akuades dan 50 ml buffer
phosfat. Memblender sampai homogeny, kemudian menyaring dengan kain
saring. Mengambil cairannya dan disimpan dalam suhu dingin.
1. Enzim Bromelin
Enzim Bromelin adalah enzim yang secara alami terdapat pada buah,
batang nanas, ataupun kulit nanas. Bromelin termasuk enzim proteolitik
yang membantu mencerna protein. Nanas mengandung proteolytic enzyme
bromelin yang berfungsi mencernakan makanan dan melarutkan
protein. Protein bromelin memiliki potensi yang sama dengan papain yang
ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein sebesar 1000 kali
beratnya, sehingga nanas bermanfaat sebagai penghancur lemak. Bromelin
dapat membantu melarutkan pembentukan mukus dan juga mempercepat
pembuangan lemak melalui ginjal. Bromelin juga memiliki asam sitrat dan
malat yang penting dan diperlukan untuk memperbaiki proses
pembuangan lemak dan mangan, dan menjadi komponen penting enzim
tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein dan karbohidrat.
Buah nanas mengandung enzim bromelin, (enzim protease yang
dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat
digunakan untuk melunakkan daging. Enzim tersebut akan bekerja secara
optimal tergantung dari konsentrasi yang diberikan. Enzim bromelin
mampu menguraikan serat-serat daging, sehingga daging menjadi lebih
empuk.
Proses pengempukan terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi
protein daging oleh enzim. Proteolisis kolagen menjadi hidroksiprolin
mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga keempukan
daging meningkat. Proteolisis miofibril menghasilkan fragmen protein
20
2. Enzim Papain
Papain merupakan salah satu enzim proteolitik yang paling banyak
digunakan dalam industri. Enzim ini biasanya disintesis dari buah papaya.
Buah pepaya yang berumur 2,5~3 bulan disadap dan getahnya ditampung.
Pada 1 (satu) buah pepaya dapat dilakukan 5 kali sadapan. Tiap sadapan
menghasilkan + 20 gram getah. Getah dapat diambil setiap 4 hari dengan
cara menggoreskan buah tersebut dengan pisau.
21
diperam dengan enzim papain selama 2 jam pada suhu kamar adalah
daging yang paling empuk.
Proses pengempukan terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi
protein daging oleh enzim. Proteolisis kolagen menjadi hidroksiprolin
mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga keempukan
daging meningkat. Dalam hal pengempukan daging, enzim bromelin lebih
optimal melunakkan daging daripada enzim papain.
Suhu yang tinggi akan menaikkan aktivitas enzim namun sebaliknya
juaga akan mendenaturasi enzim. Peningkatan temperatur dapat
meningkatkan kecepatan reaksi karena molekul atom mempunyai energi
yang lebih rendah energi yang lebih besar dan mempunyai kecenderungan
untuk berpindah. Ketika temperatur meningkat, proses denaturasi juga
mulai berlangsung dan menghancurkan aktivitas molekul enzim. Hal ini
dikarenakan adanya rantai protein yang tidak terliopat setelah pemutusan
ikatan yang lemah sehingga secara keseluruhan kecepatan reaksi akan
menurun.
= 0,6671
Tabel 2. Hasil UV-Vis Spectrophotometer Pengujian Aktivitas Enzim
Ordinate
No Sample
(Absorbansi, y)
1 Blanko 1 0,000
2 Blanko 2 0,000
23
3 Standar 1 0,6655
4 Standar 2 0,6687
5 KT 1 0,0872
6 KT 2 0,1243
7 KM 1 0,1372
8 KM 2 0,1366
9 Bromelin 1 0,1040
10 Bromelin 2 0,1306
11 Papain 1 0,0356
12 Papain 2 0,0326
c. R2 = 0,814
3. UA BR 1 4. UA BR 2
( ) 1 ( ) 1
= =
() ()
5. UA KM 1 6. UA KM 2
( ) 1 ( ) 1
= =
() ()
7. UA PP 1 8. UA PP 2
( ) 1 ( ) 1
= =
() ()
0,00356 0,00326
= =
0,6671 0,6671
4. Protein Terlarut
Tabel 5. Perhitungan Protein Terlarut
Protein Terlarut
1. Protein terlarut KT 1 2. Protein terlarut KT 2
0,0604 0,0604
X = X =
0,2012 0,2012
0,2850,0604 0,2570,0604
= =
0,2012 0,2012
0,2246 0,1966
= 0,2012 = 0,2012
0,15170,0604 0,15950,0604
= =
0,2012 0,2012
0,0913 0,0991
= 0,2012 = 0,2012
0,0206
= 1,0994 0,0205 ( )
=
0,9284 ( )
= 0,0187 U/mg
= 0,0221 U/mg
3. KT 1 = 4. KT 2 =
( ) ( )
( ) ( )
0,0131 ( ) 0,0186 ( )
= =
1,1163 ( ) 0,9771 ( )
biasanya digunakan untuk penentuan protein , dapat bekerja pada suhu kamar,
10-20 kali lebih sensitif daripada detektor UV dan sampel yang digunakan
sedikit karena jumlahnya dalam satuan mikro. Kerugian metode Lowry, yaitu
isolat yang diperoleh tidak murni karena ada substansi lain yang ikut teruji;
reagen tembaga alkalin harus dibuat segar karena akan menghasilkan endapan
karbonat bila disimpan lama, sensitif terhadap cahaya, jadi pemendaran cahaya
pada pengerjaan harus tetap konsisten untuk semua sampel, intensitas warna
bervariasi untuk protein yang berbeda.
Metode Lowry terjadi dalam dua tahap reaksi yang berbeda. Pertama,
terjadi reaksi Biuret yang merupakan reaksi pembentukan senyawa kompleks
antara Cu2+ dengan gugus NH dari rantai peptida pada protein. Tahap kedua,
reduksi pereaksi Folin-Ciocalteu (fosfomolibdat dan fosfowolframat) oleh
asam amino tirosin dan triptofan. Reaksi Biuret sendiri tidak terlalu sensitif,
namun dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu membuat metode ini lebih
sensitif 1000 kali dibandingkan reaksi Biuret sendiri. Dengan adanya Cu2+
dalam suasana basa, biuret akan membentuk kompleks berwarna ungu.
Dalam praktikum ini penetapan protein terlarut dilakukan dengan
metode lowry. Protein standar yang digunakan adalah BSA (Bovine Serum
Albumin) atau albumin serum sapi. Albumin merupakan salah satu jenis
protein globuler yang larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas (Winarno,
1989). BSA dalam praktikum ini berfungsi untuk membuat kurva standar. BSA
digunakan karena stabilitas untuk meningkatkan sinyal dalam tes, kurangnya
efek dalam reaksi biokimia, dan biaya rendah, karena jumlah besar maka dapat
segera dimurnikan dari darah sapi, produk sampingan dari industri ternak.
Larutan standar yang digunakan untuk penetapan protein terlarut
sebanyak 24 larutan standar dan 8 sample. Penambahan Reagen C (campuran
larutan Na2CO3 2% (dalam NaOH 0,1 N) dan larutan CuSO4.5H2O 0,5%
(dalam Na/K-tartat 1%) yang selalu dalam keadaan segar. Larutan natrium
karbonat 2% dalam natrium hidroksida 0,1M yang berfungsi sebagai pemberi
suasana basa pada reaksi pembentukan senyawa kompleks antara Cu2+ dengan
gugusNH dari rantai peptida pada protein. Larutan tembaga (II) sulfat
32
U/ml. Hal ini Ini disebabkan pembelahan bakteri yang meningkat karena telah
beradaptasi dengan lingkungannya serta nutrisi yang terdapat di dalam medium
mencukupi bagi bakteri. Hal ini disebabkan pertumbuhan bakteri paling banyak
sehingga sekresi enzim pun semakin besar. Untuk PP 2 (papaya) unit aktivitas
enzim terendah, hal ini dikarenakan papain mudah tercemar oleh kotoran,
debu, serangga, cendawan dan bakteri sehingga akan merusak kualitas papain
yang dihasilkan, selain itu cahaya matahari dan udara menyebabkan getah
membeku dan papain menjadi teroksidasi sehingga daya enzimatis papain
menjadi rusak, akibatnya kualitas papain menjadi rendah (Kalie, 1999).Satu
unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang membebaskan 1
mol tirosin per menit pada suhu dan pH optimum.
Sedangkan untuk pengujian protein terlarut didapatkan hasil bahwa
protein terlarut tertinggi yaitu pada sample BR 2 (nanas) sebesar 1,3415 mg/ml
dan terendah yaitu sample PP 2 (pepaya) sebesar 0,4925 mg/ml. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena perbedaan tingkat kematangan dan jenis
nanas yang digunakan sebagai sumber enzim. Menurut Hartadi (1980) diacu
dalam Herdyastuti (2006) distribusi bromelin pada nanas tidak merata dan
tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin pada jaringan yang
umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit bahkan kadang-
kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan untuk papain, hal ini dikarenakan
penyadapan getah yang terlalu dalam (maksimal 1-2 mm), dikarenakan
penyadapan yang terlalu dalam akan merusak buah papaya.
Berdasarkan hasil perhitungan dari aktivitas enzim spesifik didapatkan
bahwa nilai tertinggi aktivitas enzim spesifik yaitu pada sample KM 2 (bakteri)
sebesar 0,0221 U/mg dan terendah yaitu pada sample PP 2 sebesar 0,0099
U/mg. Hal ini bahwa aktivitas enzim spesifik menunjukkan kemurnian suatu
enzim. Semakin tinggi aktivitas spesifik enzim, maka semakin tinggi pula tingkat
kemurnian enzim tersebut. Hal ini disebabkan kahilangan protein non-enzim pada
beberapa tahap pemisahan yang dilalui dalam pemurnian enzim (Wijaya, 2002).
Aktivitas spesifik juga mengindikasikan bahwa protein yang dihasilkan oleh
mikroba ke media tumbuh merupakan protein target yang diinginkan.
34
D. Pemanfaatan Enzim
1. Manfaat Papain.
Papain dapat digunakan dalam industri pengolahan daging. Daging
dari hewan tua pun dapat menjadi lunak kalau menggunakan papain.
Biasanya daging hewan tua bertekstur sangat keras (alot). Dengan
demikian hadirnya papain dapat menaikkan ekspor atau impor hewan tua
yang sebelumnya tidak laku di pasaran.
Papain sebagai pelunak daging (meat tenderizer) banyak
diperdagangkan dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan rumah tangga.
Papain ini sudah dicampur dengan bahan lain seperti gula dan garam agar
kandungan papainnya tidak terlalu kuat.
Papain dapat digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau
buangan hasil industry pengalengan ikan menjadi bubur ikan atau
35
2. Manfaat Bromelin
Bromelin dapat digunakan untuk melunakkan daging. bromelin
juga merupakan sumber protease pada isolasi DNA karena dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptide dengan cara merusak struktur
primer protein, yaitu ikatan antar asam amino pada rantai polimer asam
amino. Enzim bromelin merupakan suatu enzim endopeptidase yang
mempunyai gugus sulfhidril pada pusat aktifnya. Pada dasarnya enzim ini
diperoleh dari jaringan-jaringan tanaman nanas (Ananas sativus), family
Bromeliaceae (Supartono 2004). Penelitian bromelin telah banyak
dilakukan. Supartono (2004) menemukan bahwa enzim protease buah
nanas merupakan endopeptidase netral termostabil.
Ekstraksi enzim bromelin adalah suatu teknik memisahkan enzim
bromelin dari buah nanas yang dilakukan dengan menghancurkan jaringan
buah untuk mendapatkan cairan buahnya (Kuswanto 1988: 4). Pada
penelitian ini metode ekstraksi enzim yang digunakan adalah metode
sentrifugasi dengan dilakukan fraksinasi. Fraksinasi dilakukan untuk
mengetahui aktivitas spesifik enzim setelah beberapa hari.
37
Gambar 1. Fiksasi
Gambar 3. Dehidrasi
38
39
Gambar 4. Clearing
Gambar 5. Infiltrasi
Gambar 5. Embedding
BAB V
KESIMPULAN
40
DAFTAR PUSTAKA
Rao, M.B., A.M. Tanksal, M.S. Ghatge, and V.V. Deshpande. 1998.Molecular
and Biotechnological Aspects of Microbial Protease. Microbiology and
Molecular Biology Reviews. India.
Hui, Y.H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Jhon Wiley
and Sons Inc. New York
Whitaker, J.R. 1991. Principles of Enzymology for The Food Sciences. Marcel
Dekker Inc, New York.