Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN 1

REAKSI WARNA PROTEIN

DI SUSUN OLEH :

Dini Rahmawati

190106012

Dosen Pengampu :

Dr. Rahmad Rizki Fazli, S.Pd., M.Si

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG


2020
I. Landasan Teori
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar
antara ribuan hingga jutaan satuan (g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C, H,
O dan N ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu
membentuk unit-unit asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun
hubungan antara asam amino satu dengan yang lain menentukan sifat biologis
suatu protein (Girindra, 1986).
Uji biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada
senyawa-senyawa yang memiliki ikatan peptida. Pengujiannya dapat dilakukan
dengan cara larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian
diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer, terbentuknya warna ungu menunjukkan
hasil positif adanya protein (Almatsier, 2001).
Dalam uji ninhidrin, digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua
jenis asam amino. Ninhidrin (triketohidrinden hidrat) merupakan pengoksidasi
kuat, bereaksi dengan semua α-asam amino diantara pH 4-8 menghasilkan
senyawa berwarna ungu. Asam amino prolin danhidroksi prolin juga bereaksi
dengan ninhidrin, tetapi senyawa yangdihasilkan berwarna kuning (Adisendjaja
dkk, 2016).
Pada uji xantoprotein, pengujiannya memberikan hasil positif terhadap asam
amino yang mengandung cincin benzena seperti fenilanin, tirosin dan triptofan.
Cara pengujiannya yaitu kedalam protein ini ditambahkan asam nitrat pekat
sehingga terbentyk endapan berwarna putih karena terjadi proses nitrasi terhadap
cicin benzena. Jika dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning
(Almatsier, 2001).
Reaksi millon adalah larutan merkuro atau merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenomenal karena terbentuk senyawa
merkuri dengan gugus hidroksil fenil yang berwarna merah terang. Protein yang
mengandung tiroksin akan memberikan hasil positif. Pereaksi millon adalah
larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat apabila bereaksi ini
ditambahkan pada protein akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
oleh pemanasan titik pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenomenal karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.
Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif (Poedjiadi, 2007).
Uji sakaguchi bertujuan untuk mendeteksi adanya kandungan asam amino
arginin. Mengandung gugus guanidin diujungnya. Gugus guanidin merupakan
atom C yang mengikat N2 dengan ikatan tunggal dan mengikat dengan ikatan
ganda. Gugus guanidin akan bereaksi dalam uji sakaguchi dalam kondisi basa
Alfa-naftol akan bereaksi dengan gugus guanidin dalam arginin yang telah
teroksidasi sodium hipoklorit menghasilkan senyawa berwarna merah (Hala,
2011).
Uji sulfur bertujuan untuk menguji adanya sulfur yang terkandung dalam asam
amino. Sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung atom S
pada molekulnya. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna coklat atau
kuning karena terbentuk PbS (Hala, 2011).
Uji pauly, pada reaksinya ditandai dengan timbulnya warna merah atau jingga
setelah terjadi persenyawaan dengan asam sulfanilat yang mengalami reaksi diaso
dan dialkaliskan dengan NaOH atau NH4OH. Reaksi ini penting untuk
mengidentifikasi istidin dalam protein (Siddiqui, 2017).
Uji aldehid (uji Hopkins-Cole) dikanal sebagai reaksi asam glioksilik yang
merupakan uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya triptofan
dalam protein (Siddiqui, 2017).

II. Prosedur Kerja


1.1 Uji Biuret
Larutan protein sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 ml 5% NaOH dan ditambahkan 2-3 tetes 1% CuSO 4, kemudian
diamati perubahan warnanya.

1.2 Uji Ninhidrin


Larutan protein sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 10 tetes ninhidrin, kemudian dipanaskan sampai mendidih dan
diamati perubahan warnanya.

1.3 Uji Xantoprotein


Larutan protein sebanyak 2 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 ml HNO3, kemudian dipanaskan hingga satu menit dan diamati
perubahan warnanya. Selanjutnya larutan yang ada di tabung reaksi dibagi dua
bagian, lalu tabung yang satunya lagi ditambah 1 ml 40% NaOH sampai
warna larutan berubah menjadi basa, kemudian dicelupkan kertas lakmus
merah kedalam larutan tersebut dan diamati warnanya.

1.4 Uji Millon


Larutan protein sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 ml merkuri nitrat dalam larutan asam nitrat, kemudian
dididihkan secara perlahan hingga 30 detik, setelah itu ditambahkan 2 tetes 1%
natrium nitrit lalu diamati perubahan warnanya.

1.5 Uji Sakaguci


Larutan protein sebanyak 3 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 2 tetes 40% NaOH kedalamnya dan ditambhakna 4 tetes larutan
alfa naftol lalu ditambahkan 10 tetes air brom dan diamati warnanya.

1.6 Uji Sulfur


Larutan protein sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan 1 ml 40% NaOH, kemudian dipanaskan selama 3 menit. Setelah
itu dinginkan larutan dan ditambahkan 2-3 tetes larutan timbal asetat serta
diamati perubahan warnanya.
1.7 Uji Pauly
Larutan asam sulfonat sebanyak 0,5 ml dimasukan ke dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 0,5 ml 0,5% natrium nitrit, kemudian ditambahkan 1
ml larutan protein tunggu sekitar satu menit. Setelah itu ditambahkan 2 ml
10% natrium karbonat lalu diamati perubahan warnanya.

1.8 Uji Aldehid


Larutan protein sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan satu tetes formaldehid, kemudian ditambahkan satu tetes larutan
merkuri sulfat lalu dimiringkan tabung reaksi tersebut dan ditambahkan 1 ml
sulfat pekat serta diamati perubahan warnanya.

III. Pembahasan dan Reaksi-reaksi


Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai reaksi warna pada
protein dengan melakukan beberapa uji diantaranya uji biuret, uji ninhidrin, uji
xantoprotein, uji millon, uji sakaguci, uji sulfur, uji pauly, dan uji aldehid.
Percobaan pertama yaitu uji biuret, larutan protein ditambah dengan NaOH
lalu ditambah CuSO4, ketika larutan ditambah dengan CuSO4 awalnya terbentuk
endapan warna biru diatasnya akibat terbentuknya tembaga hidroksida, namun
setelah dikocok warna larutan berubah menjadi warna ungu. Uji ini menggunakan
reagen biuret yang mengandung NaOH dan CuSO4 encer. Reagen biuret akan
bereaksi dengan ikatan peptida protein pada sampel. Adanya protein sampel
ditunjukkan perubahan sampel menjadi warna ungu. Pembentukkan warna
disebabkan karena adanya kompleks ion Cu2+ dengan ikatan peptida protein. Uji
biuret digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan peptida dalam protein. Reaksi
yang terjadi yaitu;

Percobaan kedua yaitu uji ninhidrin, larutan protein yang ditambahkan dengan
pereaksi ninhidrin kemudian dipanaskan menghasilkan warna biru keunguan.
Perubahan warna ini terjadi karena adanya reaksi antara asam amino bebas dengan
pereaksi ninhidrin disertai pemanasan sehingga menghasilkan senyawa kompleks
berwarna biru keunguan. Reaksi ini sering digunakan dalam deteksi sidik jari.
Reaksi yang terjadi yaitu:
Percobaan ketiga yaitu uji xantoprotein, larutan protein yang ditambahkan
dengan HNO3 terbentuk endapan berwarna putih, kemudian dipanaskan berubah
warna menjadi kuning. Penambahan HNO3 pada uji ini berfungsi sebagai pereaksi
agar terjadi nitrasi pada inti benzena yang terdapat dalam molekul protein
sehingga terjadi endapan putih yang berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.
Reaksi yang terjadi yaitu:

Selanjutnya larutan yang ada dalam tabung reaksi dibagi dua bagian, lalu
pada tabung yang satunya lagi ditambahkan NaOH sampai larutan berubah
menjadi basa dan terjadi perubahan larutan menjadi warna jingga. Untuk
membuktikan larutan sudah menjadi basa digunakan lakmus merah lalu
dicelupkan ke dalam larutan tersebut dan hasilnya lakmus tersebut akan berubah
menjadi biru. Warna kuning yang terbentuk pada awalnya disebabkan oleh
pembentukan nitro turunan dari sistem cincin benzena yang mengandung asam
amino yaitu asam amino tirosin, aromatik dan triptofan serta warnanya berubah
menjadi jingga.
Percobaan keempat yaitu uji millon, larutan protein yang ditambahkan dengan
merkuri nitrat kemudian dipanaskan, lalu ditambah natrium nitrit menghasilkan
warna merah. Perekasi millon mengandung merkuri dan ion merkuro dalam asam
nitrit dan asam nitrat. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk
garam merkuri dengan pereaksi millon yang akan membentuk kompleks berwarna
merah. Uji milon digunakan untuk mendeteksi keberadaan tirosin, warna yang
terbentuk disebabkan oleh pembentukan besi fenolat merkuri nitrat. Reaksi yang
terjadi yaitu:
Percobaan kelima yaitu uji Sakaguci, larutan protein yang ditambahkan
dengan NaOH, larutan alfa naftol dan air brom menghasilkan warna merah.
Dalam kondisi basa, alfa naftol akan beraksi dengan gugus guanidine dalam
arginine yang teroksidasi natrium hipoklorit, menghasilkan senyawa berwarna
merah. Percobaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kandungan asam amino
arginin. Reaksi yang terjadi yaitu:

Percobaan keenam yaitu uji sulfur, larutan protein yang ditambahkan dengan
NaOH kemudian dipanaskan, lalu ditambah larutan timbal asetat menghasilkan
endapan berwarna coklat kehitaman. Penambahan NaOH dalam percobaaan ini
adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan
atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS berwarna coklat kehitaman.
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya gugus sulfur seperti sistin dan
metionin dalam asam amino. Reaksi yang terjadi yaitu:
Percobaan ketujuh yaitu uji pauly, asam sulfonat ditambahkan natrium nitrit,
lalu dimasukan larutan protein dan natrum karbonat menghasilkan warna merah
gelap. Asam sulfonat akan terdiazotisasi dengan penambahan natrium nitrit dan
natrum karbonat. Asam sulfonat yang telah terdiazotisasi akan membentuk
komponen diazonium. Komponen diazonium akan bereaksi dengan cincin
imidazole dari histidin dan gugus fenol dari tirosin membentuk senyawa berwarna
merah. Uji ini digunakan untuk mendeteksi asam amino histidin dan tirosin. Raksi
yang terjadi yaitu:

Percobaan kedelapan yaitu uji aldehid, larutan protein yang ditambahkan


dengan formaldehid, larutan merkuri sulfat dan sulfat pekat menghasilkan cincin
ungu yang berada diantara dua cairan. Cincin tetsebut merupakan hasil kondensasi
triptofan dengan gugus aldehida dari asam glioksilat dalam suasana asam pekat.
Uji ini dikenal sebagai uji Hopkins-Cole, reagen Hopkins-Cole mengandung asam
glioksilat diamana ketika reagen ditambahkan kedalam larutanasam sulfat pekat,
maka akan terbentuk cincin ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Uji ini
digunakan untuk mendeteksi asam amino triptofan. Reaksi yang terjadi yaitu:

IV. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa protein
mengandung asam amino yang dapat terlihat keberadannya melalui metode uji.
warna (kualitatif). Pada uji biuret ditunjukkan dengan warna ungu, uji ninhidrin
ditunjukkan dengan warna biru keunguan, uji xantoprotein ditunjukkan dengan
warna kuning, uji millon ditunjukkan dengan warna merah, uji sakaguchi
ditunjukkan dengan warna merah, uji sulfur ditunjukkan dengan warna coklat
kehitaman, uji pauly ditunjukkan dengan warna merah gelap, dan uji aldehid
ditunjukkan dengan adanya cincin ungu.

V. Daftar Pustaka
Adisendjaja, dkk. (2016). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia

Almatsier. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Girindra, A. (1986). Biokimia I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hala, Yusmina. (2012). Penuntun Praktikum Biokimia Umum. Jurusan biologi


FMIPA UNM : Makassar

Poedjiadi, A, (2007). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia

Siddiqui, J. (2017). A Review on General Methods of Analysis of Proteins. World


Jurnal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 597-619

Anda mungkin juga menyukai