Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL

Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(2), 195-206 PENELITIAN

Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum


sebagai
Lubrikan terhadap Profil Disolusi Tablet Ibuprofen
Effect of Combination of Magnesium Stearate and Talc as a Lubricant on
Dissolution Profile of Ibuprofen Tablets

Syofyan1, Tri Yanuarto2 & Maria Dona Octavia2


Keywords: ABSTRACT: A research has been conducted on the combination effect of
Magnesium magnesium stearate and talc as a lubricant to the dissolution profile of
stearat, Ibuprofen tablets. Of the three formulas made Ibuprofen tablets with wet
talcum, lubricant, granulation method. Evaluation of tablets include uniformity of size, weight
disolution. uniformity, tablet hardness, disintegration, friability of tablets, assay and
dissolution. Results of dissolution percentage was done up to 60 indicated that
the dissolution the average was 95,72%, 97,65% and 99,93% consecutively for
F I, F II and F III. In addition, result of the dissolution efficiency up to 60
minutes for each formula was 82,10%, 87,58%, and 90,76%. According to the
dissolution of the data, formula III which had the highest dissolution results
compared to formula I and formula II, which likely due to the ratio of the
combination of magnesium stearate and talc as a lubricant smaller levels of
magnesium stearate.
Kata kunci:
Magnesium ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi
stearat, magnesium stearat dan talkum sebagai lubrikan terhadap profil disolusi
tablet Ibuprofen. Dari ketiga formula dibuat tablet Ibuprofen dengan
Talcum,
metoda granulasi basah. Evaluasi tablet meliputi keseragaman ukuran,
lubrikan,
keseragaman bobot, kekerasan tablet, waktu hancur, kerapuhan tablet,
Disolusi.
penetapan kadar dan disolusi. Hasil persen terdisolusi menit ke 60
menunjukkan bahwa disolusi rata-rata berturut-turut adalah 95,7209%,
97,6474% dan 99,9373%. Dan untuk hasil efisiensi disolusi pada menit
ke 60 masing-masing formula adalah 82,1089%, 87,5888% dan
90,7635%. Dari data disolusi, formula III yang mempunyai hasil disolusi
yang tinggi dibandingkan formula I dan formula II yang disebabkan oleh
perbandingan kombinasi magnesium stearat dan talkum sebagai lubrikan
lebih kecil kadar magnesium stearatnya.

Fakultas
1
Farmasi Universitas Andalas
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang
2

Korespondensi:
Syofyan
(sdsyofyan@yahoo.com)

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
P
E
N
D

195
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
A Salah satu obat yang mempunyai
H kelarutan yang kecil adalah ibuprofen.
U
Ibuprofen, α-methyl-4-[2-methylpropyl]
L
benzene acetic acid, merupakan obat
U
A antiinflamasi non steroid yang
N mempunyai efek analgetik, antipiretik dan
memiliki kelarutan praktis tidak larut
Tablet adalah sediaan padat kompak, dalam air, 0,049 mg/mL (5).
dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk Berdasarkan prinsip formulasi
tabung pipih atau sirkuler, kedua pembuatan, sediaan tablet dapat
permukaannya rata atau cembung, digolongkan menjadi 3 yaitu, metode
mengandung satu jenis obat atau lebih granulasi basah, granulasi kering dan
dengan atau tanpa zat tambahan (1). cetak langsung. Granulasi Basah yaitu
Bentuk sediaan tablet terbukti sangat memproses campuran partikel zat aktif
menguntungkan, karena masanya dapat dan eksipien menjadi partikel yang
dibuat secara masinel dan harganya lebih besar dengan menambahkan
murah. Tablet takarannya tepat, dikemas cairan pengikat dalam jumlah yang
secara baik, praktis dalam penyimpanan tepat sehingga terjadi massa lembab
dan pengangkutan serta stabilitas yang dapat digranulasi. Metode ini
obatnya terjaga dalam sediaannya dan biasanya digunakan apabila zat aktif
mudah ditelan (2). Selain keuntungan tahan terhadap lembab dan panas.
tablet yang besar, terdapat juga Umumnya untuk zat aktif yang sulit
keterbatasan sediaan tablet diantaranya, dicetak langsung karena sifat aliran
beberapa zat aktif menahan atau dan kompresibilitasnya tidak baik (6).
menolak pengempaan menjadi kompak Komponen komponen dalam
padat karena sifat amorf yang memformulasi tablet kempa terdiri atas
kepadatannya rendah, zat aktif dengan zat aktif, bahan pengisi, bahan
pembasahan yang buruk, sifat disolusi pengikat, desintegran, dan lubrikan,
yang rendah, tingkat dosis yang besar, dapat juga mengandung bahan
atau kombinasi sifat-sifat tersebut pewarna, bahan pengaroma dan
mungkin sulit atau tidak mungkin bahan pemanis (7). Salah satu bahan
diformulasi dan dibuat sebagai sediaan pembantu yang perlu mendapat
tablet yang akan memberikan perhatian adalah lubrikan, yang
ketersediaan hayati yang memadai (3). berfungsi mengurangi gesekan selama
Secara umum pada sediaan-sediaan proses pengempaan tablet dan juga
obat yang penggunaanya melalui oral, untuk mencegah massa tablet melekat
bahan obatnya harus larut lebih dahulu pada cetakan (3).
dalam cairan pencernaan sebelum Lubrikan yang baik harus
diabsorpsi melalui dinding usus. mempunyai sifat pelumas, pelincir dan
Sehingga usaha mempertinggi laju antilekat. Salah satu bahan yang
disolusi akan merupakan langkah yang mempunyai sifat pelincir dan anti lekat
menentukan terhadap kecepatan proses yang sering digunakan adalah talk.
dan dapat mempertinggi absorpsi bahan Bahan ini murah dan mudah didapat,
obat terutama untuk bahan-bahan yang tetapi sifat pelumas dari talkum kurang
kelarutannya kecil (4). bagus. Untuk itu perlu ditambah bahan

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

yang mempunyai sifat pelumas yang kadar air (Infrared Moisture Balance),
baik, sehingga bila keduanya lumpang dan stamper, stopwatch,
digabungkan akan saling melengkapi. ayakan fibrator, kertas saring
Bahan yang dimaksud adalah garam- Whatman dan alat-alat gelas standar
garam stearat dan yang sering laboratorium lainnya.
digunakan adalah magnesium stearat, Bahan yang digunakan yaitu
tetapi magnesium stearat mempunyai ibuprofen, amilum solani, mucilago
sifat hidrofob sehingga akan amyli, avicel® pH 101, Mg-stearat,
menghambat pelepasan bahan talkum, kalium phospat monobasa
berkhasiat (4). (KH2PO4), aquadest, NaOH.
Berdasarkan hal di atas maka
peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh kombinasi magnesium
stearat dengan talkum sebagai
lubrikan terhadap profil disolusi
ibuprofen yang dibuat dengan
menggunakan metoda granulasi
basah.

METODE PENELITIAN

A
l
a
t

d
a
n

B
a
h
a
n
Alat yang digunakan yaitu
timbangan digital (SHIMADZU-AUX
220), mesin cetak tablet,
spektrofotometer UV-Vis (UV-1061
Shimadzu), alat uji disolusi (Pharma
Test PTDT7), lemari pengering,
pengukur kekerasan tablet
(Monsanto-Stokes), pengukur
kerapuhan tablet (Roche Friabilator),
tap volumeter (Bulk Density tester),
pH meter, corong Hirsch, jangka
sorong, oven, pipet ukur, pengukur
Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
C P
a e
r m
a e
r
K i
e k
r s
j a
a a
n
P
Z
e
a
m
t
e
r
T
i
a
k
m
s
b
a
a
a
h
n
a
n
B
a Pemeriksaan zat tambahan dilakukan
h menurut metode yang tercantum dalam
a Farmakope Indonesia edisi III, IV dan
n Handbook of Pharmaceutical Excipien
2th edition, meliputi: pemerian, kelarutan
B
a dan susut pengeringan.
k
u P
e
I m
b b
u u
p a
r t
o a
f n
e
n G
Pemeriksaan metronidazol dilakukan r
menurut metode yang tercantum dalam a
n
Farmakope Indonesia edisi IV, meliputi:
u
pemerian, kelarutan, identifikasi dan l
susut pengeringan.
Granul iburofen dibuat dengan
metoda granulasi basah dengan cara
pertamatama buat mucilago amyli 10 %

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

sebagai pengikat dengan cara timbang E


amylum solani 10 gram, encerkan v
a
dengan 10 mL air dingin lalu
l
ditambahkan air panas sampai volume u
100 mL. Panaskan di atas penangas air a
sampai terbentuk mucilago berwarna s
bening dan kental. Kemudian campurkan i
ibuprofen, avicel PH 101, amylum solani
G
ke dalam mortir dan digerus sampai r
homogen. Kemudian tambahkan a
mucilago amyli sedikit demi sedikit n
terbentuk masa yang basah dan dapat u
dikepal. Massa granul dilewatkan pada l
ayakan mesh 40, granul dikeringkan
pada suhu 60˚ C selama 4 jam. Granul B
u
kering diayak kembali dengan ayakan
l
mesh 40/60. k

Penenentuan bobot jenis nyata (2;8). D


Sebanyak 30 gram serbuk (Wo) e
n
dimasukkan kedalam gelas ukur 250 ml
s
dicatat volumenya (Vo) dan bobot jenis i
nyata (ρ nyata) dapat dihitung dengan t
persamaan: y
Wo Penentuan Bobot Jenis Mampat (2)
ρ nyata = Sebanyak 30 gram serbuk (W)
Vo dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml,
kemudian diberikan ketukan sebanyak
1250 kali, dicatat volumenya (Vt1),
kemudian diulangi ketukan sebanyak
1250 kali, dicatat volumenya (Vt2). Jika
Vt1 dan Vt2 tidak lebih dari 2 ml, maka
dipakai Vt1.
Bobot jenis mampat (ρ mampat)
dapat dihitung dengan persamaan:
W
ρ mampat =
V t1
Penentuan Bobot Jenis Benar (2)
Bobot jenis benar (ρ) dilakukan
dengan mengunakan piknometer.
Piknometer kosong yang telah
diketahui volumenya (a) ditimbang (b),
kemudian diisi dengan parafin dan di

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

timbang (c), bobot jenisnya dapat Pengukuran kecepatan aliran serbuk


(9; 8).
dihitung dengan persamaan: c-b
Percobaan dilakukan dengan
ρ=
menggunakan serbuk sebanyak 30
a
Selanjutnya sebanyak 1 gram gram yang dimasukkan kedalam
serbuk dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya ditutup
piknometer tersebut dan ditimbang dengan jari, buka tutup corong dan
beratnya (d), kemudian kedalamnya hidupkan stopwatch. Catat waktu
ditambahkan parafin sampai kira – kira yang diperlukan untuk mengalirkan
setengahnya, kemudian ditutup dan serbuk melalui corong dengan bebas.
biarkan selama 15 menit sambil Kecepatan aliran dihitung dengan
digoyang-goyang. Setelah itu perbandingan berat serbuk per satuan
ditambahkan parafin hingga waktu pengaliran (gram/detik) dengan
piknometer penuh, ditutup dan rumus:
timbang beratnya (e). Densiti ( ) berat serbuk (gram)
dihitung dengan persamaan: Kecepatan pengaliran = waktu
(detik)
d-b
ρ benar= xρ
(d-b) + (c-e) Penentuan Sudut Longsor (10 ; 9).
Percobaan dilakukan dengan
menggunakan corong dengan
Faktor Hausner (2 Voight, 1994)
diameter yang cukup besar diisi
Faktor Hausner (FH) merupakan
dengan bahan serbuk yang akan
perbandingan antara density mampat
diukur (sebelumnya corong ditutup
dan density nyata, dapat dihitung
dengan jari), kemudian jari dilepas
dengan persamaan:
dari mulut corong dan bahan
ρ dibiarkan mengalir bebas. Maka akan
mampat FH =
terjadi tumpukan serbuk seperti
ρ
kerucut dimana dapat diukur tinggi
nyata
tumpukan serbuk (h) dan diameter
dasar dapat diukur sehingga jari-jari
Kompresibilitas (2)
dapat diukur (r) maka sudut tumpukan
Kompresibilitas (Kp) dapat dihitung
(f) adalah sudut longsor yang
dengan persamaan:
dihitung. Sudut istirahat dihitung
ρ mampat x nyata dengan persamaan:
Kp= x 100%
ρ nyata tinggi puncak tumpukan
Tan α =
jari-jari tumpukan
Porositas (ε)
Porositas (ε) dapat dihitung dengan
persamaan :
ρ mampat x nyata
ε= 1 - x 100%
ρ nyata

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
P tablet 500 mg yang dibuat menggunakan
e mesin pencetak tablet.
m
b
u E
a v
t a
a l
n u
a
T s
a i
b
l T
e a
t b
l
Granul yang didapatkan
e
kemudian dilakukan penambahan t
magnesium stearat dan talkum sesuai
formula yang telah ditetapkan sebagai
K
lubricant. Lalu granul tersebut e
dilakukan evaluasi antara lain: s
Daya Serap Air dengan Alat Enslin (9) e
Granul yang telah tercampur dengan r
a
magnesium stearat dan talkum ditimbang
g
sebanyak 1 gram, diletakkan di atas a
corong Hirsch dan disebar merata. m
Kemudian dicatat jumlah air (mL) yang a
diserap tiap selang waktu tertentu dengan n
membaca skala pada alat. Amati sampai
B
60 menit. Kemudian dibuat kurva
o
hubungan antara jumlah air (mL) yang b
diserap terhadap waktu (menit). o
t
Analisis Scanning Electron Microscopy
T
/SEM (9) a
Sampel serbuk diletakkan pada b
sampel holder aluminium dan dilapisi l
dengan emas dengan ketebalan e
beberapa nanometer. Sampel kemudian t
diamati berbagai perbesaran alat SEM
(
(Jeol, Japan). Voltase diatur pada 20 kV 1
dan arus 12 mA. 1
)
Pencetakan Tablet Percobaan dilakukan terhadap 20
Selanjutnya dilakukan pencetakan tablet, timbang satu per satu tablet dan
tablet dengan bobot masing-masing hitung nilai rata-rata, maka nilai rata-rata

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

tersebut mewakili bobot tablet K


keseluruhan. Tentukan Standard Deviasi e
r
dan % penyimpangan.
a
p
K u
e h
s a
e n
r
a T
g a
a b
m l
a e
n t

U (
k 2
u )
r Percobaan dilakukan terhadap 20
a
tablet dan timbang (W1), kemudian
n
lakukan pemutaran selama 6 menit 30
( detik. Setelah itu timbang (W2). Hitung
1 nilai kerapuhan dengan menggunakan
) persamaan :
Percobaan dilakukan terhadap 20
tablet menggunakan alat jangka sorong
yang bersifat manual. Catat ukuran tablet
dan hitung nilai rata-rata untuk setiap
tablet yang memiliki waktu penggerusan
yang berbeda.

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
K W
e a
k k
e t
r u
a
s h
a a
n n
c
T u
a r
b
l (
e 8
t ;

( 1
2 0
; )
Pengujian dilakukan dengan
8
menggunakan alat Desintegration Tester
)
yang bekerja otomatis penuh. Alat terdiri
Uji ini dilakukan dengan
dari 6 tabung gelas sepanjang 3 inci yang
menggunakan metode Stokes-Monsanto,
terbuka dibagian atas, sedangkan
alat ini terdiri dari suatu barel ( pipa) yang
dibagian bawah keranjang ada saringan
mempunyai per yang dapat ditekan dan
ukuran 10 mesh. Untuk menguji waktu
terletak diantara dua katup pengisap.
hancur, tiap tabung diisi oleh satu tablet,
Katup dibawah diletakkan bersentuhan
kemudian keranjang diletakkn didalam
dengan tablet, dan keadaan ini dibaca
beaker berisi 1 liter air yang merupakan
pada skala 0. Kemudian katup atas
cairan lambung buatan pada suhu 37o C.
ditekan melawan per dengan memutar
Keranjang bergerak turun naik, dan
sekrup sampai tablet patah. Pada waktu
tablet harus tetap berada 2,5 cm dari
per ditekan, penunjuk bergerak
permukaan atas cairan dan 2,5 cm dari
menunjukkan tenaga yang diperlukan
dasar beaker. Gerakan turun naik
untuk mematahkan tablet.
keranjang berisi tablet diatur oleh sebuah
motor yang bergerak sepanjang 5 sampai
6 cm dan sebuah lempeng plastik yang
dilubangi dan diletakkan diatas tablet,
yang menimbulkan gaya abrasi pada
tablet. Lempengan ini sangat berguna
bagi tablet yang mengapung.

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
P takar 100 mL, dikocok sampai homogen,
e kemudian disaring. Filtrat pertama
n
dibuang, filterat selanjutnya ditampung.
e
t Lalu dipipet sebanyak 2 mL dan
a dimasukkan dalam labu ukur 10,0 mL,
p kemudian tambahkan NaOH 0,1 N
a sampai tanda batas, kocok homogen.
n
Absorbansinya diamati pada panjang
K gelombang maksimum 264,5 nm dengan
a menggunakan alat spektrofotometer UV-
d VIS.
a Penetapan Profil Disolusi
r

Pembuatan larutan dapar fosfat pH


7,2 (12).
Penentuan panjang gelombang
Masukkan 250 mL kalium fosfat
Larutan induk ibuprofen dibuat monobasa 0,2 M ke dalam labu ukur
dengan cara melarutkan 100 mg 1000 mL. Tambahkan volume tertentu
Ibuprofen dalam 100 mL NaOH 0,1 N NaOH 0,2 N sebanyak 173,5 mL, lalu
sehingga diperoleh konsentrasi 1000 tambahkan aquadest ad tanda batas.
µg/mL. Dari larutan induk diukur serapan
larutan ibuprofen dengan konsentrasi 200
Penentuan panjang gelombang
µg/mL pada panjang gelombang 200-400
maksimum Ibuprofen dengan dapar
nm dengan menggunakan
fosfat pH 7,2.
spektrofotometer UV-VIS. Kemudian
Larutan induk Ibuprofen dibuat
dibuat kurva serapan terhadap panjang
dengan cara melarutkan 100 mg
gelombang.
Ibuprofen dalam 100 mL dapar fosfat
pH 7,2 sehingga diperoleh
Pembuatan kurva kalibrasi Ibuprofen
konsentrasi 1000 µg/mL. Dari larutan
dalam NaOH 0,1 N.
induk diambil 5 mL lalu ditambah
Larutan standard ibuprofen dalam
dapar fosfat pH 7,2 dalam 25 mL.
NaOH 0,1 N dibuat dengan konsentrasi
Diukur serapan larutan Ibuprofen
120, 200, 280, 360, 440 µg/mL.
dengan konsentrasi 200 µg/ mL pada
Kemudian serapan ditentukan pada
panjang gelombang 200-400 nm
panjang gelombang maksimum.
dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS. Kemudian
Penetapan kadar Ibuprofen dalam tablet dibuat kurva serapan terhadap
(12)
panjang gelombang.
Diambil 10 tablet secara acak,
ditimbang dan tentukan bobot rata –
Pembuatan kurva kalibrasi Ibuprofen
ratanya. Kesepuluh tablet tersebut
dalam dapar fosfat pH 7,2.
digerus sampai menjadi serbuk,
Larutan standard Ibuprofen dalam
kemudian ditimbang seberat bobot satu
dapar fosfat pH 7,2 dibuat dengan
tablet yang setara 100 mg. Selanjutnya
konsentrasi 160, 200, 240, 280, 320,
dilarutkan dalam NaOH 0,1 N dalam labu
360 µg/mL. Kemudian serapan

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

ditentukan pada panjang gelombang pelepasan obat (% terdisolusi dan


maksimum. efisiensi disolusi) antara kadar ibuprofen
terhadap waktu.
Uji pelepasan obat (11; 13; 12).
Uji disolusi menggunakan model H
apparatus II USP. Tablet dimasukkan A
ke dalam labu yang berisi larutan S
I
dapar fosfat pH 7,2 sebagai medium
L
dengan suhu 370C. Jarak
pengadukan dayung dari dasar labu D
adalah 2,5 cm dan pengaduk dayung A
diputar dengan kecepatan 100 N
putaran per menit. Volume medium
yang digunakan adalah 900 mL dan D
volume yang telah diambil diganti I
S
dengan medium baru sebanyak
K
volume sampel yang diambil sehingga
U
volume medium selalu konstan. S
Pengambilan sampel dilakukan pada I
menit 5, 10, 15, 30, 45, 60 sebanyak
5 mL. Pada setiap pengambilan Penelitian ini bertujuan mengetahui
sampel segera ditambahkan dengan pengaruh kombinasi magnesium stearat
dapar fosfat pH 7,2. Larutan sampel dan talkum sebagai lubrikan terhadap
diukur serapannya dengan profil disolusi tablet ibuprofen yang dibuat
spektrofotometer UV pada panjang dengan metoda granulasi basah. Pada
gelombang 264,5 nm, dihitung jumlah pembuatan granul, menggunakan
zat terlarut pada setiap waktu kombinasi magnesium stearat dan talkum
pengambilan sampel dengan bantuan sebagai lubrikan pada masing-masing
kurva kalibrasi. formula I, II, dan III berturut-turut sebagai
berikut: 2% : 2%, 2% : 1%, dan 1% : 2%.
A Dari perbedaan kombinasi lubrikan
n magnesium stearat dan talkum ini
a
membandingkan formula manakah yang
l
memiliki % kadar yang tinggi dan yang
i
s berpengaruh terhadap profil disolusinya
i yang lebih besar.
s Dari data SEM dapat dilihat terjadinya
perbedaan bentuk partikel pada granul
D masing-masing formula dengan
a perbesaran 500x. Pada analisa SEM ini
t
digunakan wadah alumunium yang
a
dilapisi cat logam, kemudian dibilas
dengan etanol dan dilapisi dengan
Pengolahan data dapat disajikan
lapisan tipis perekat. Lalu sampel ditabur
dengan membuat tabel dan kurva laju

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

diatas wadah yang dilapisi selapis tipis untuk formula I adalah 9,7499 %, formula
logam mulia atau emas. II 7,1535 % dan formula III adalah 8,2561
Untuk evaluasi penetapan daya serap %. Jadi setiap formula yang dibuat
air dilakukan menggunakan alat Enslin mempunyai % kompresibilitas yang
dengan skala 0,05 mL. Dari hasil evaluasi memenuhi persyaratan. Pada evaluasi
daya serap air pada menit ke 60 pada porositas diperoleh nilai porositas yang
masingmasing formula adalah sebagai berkisar antara 62 % - 72 %. Sedangkan
berikut: untuk formula I 1,05 mL, formula menurut persyaratan porositas yang baik
II 0,90 mL, dan formula III 1,15 mL. dari suatu granul nilainya kecil dari 50%,
Penentuan distribusi ukuran granul karena semakin besar nilai porositas
menggunakan ayakan vibrasi dengan mengakibatkan menurunnya jumlah obat,
ukuran mesh dari ukuran yang terbesar sehingga akan mengurangi efektifitas dari
sampai ukuran ayakan mesh yang kerja obat.
terkecil. Tujuan dari penentuan distribusi Evaluasi pengukuran kecepatan
ukuran granul untuk melihat aliran granul formula III lebih cepat
keseragaman dari ukuran granul, melewati alat uji dengan kecepatan
diharapkan ukuran granul tidak terlalu 3,3983 gram/detik, sedangkan formula I
berbeda karena berhubungan dengan dan formula II melewati alat uji dengan
sifat alir granul. Jika ukuran granul kecepatan 2,8558 gram/ detik dan 3,0260
berdekatan sifat alir akan lebih baik, gram/detik. Pada formula I lebih cepat
selain itu juga dapat mempengaruhi melewati alat uji karena serbuk pada
kelarutan obat (8). Pada evaluasi ini granul lebih halus sehingga memiliki
memperlihatkan ukuran granul yang bentuk granul yang lebih kecil
terletak antara 125 – 1000 µm. Fraksi dibandingkan formula I dan formula II.
terbesar berada pada ukuran 1000 µm. Sedangkan uji lanjut penentuan sudut
Evaluasi granul meliputi penentuan longsor dari masing – masing formula
bobot jenis nyata, penentuan bobot jenis diperoleh sudut yang tidak jauh berbeda,
mampat dan penentuan bobot jenis dimana pada formula I 18,503ᴼ, formula II
benar. Dari data tersebut dapat 18,042ᴼ dan formula III 17,347ᴼ. Dari
ditentukan faktor Hausner, literatur semakin kecil sudut maka
kompresibilitas dan porositas. semakin baik sifat alirnya, sudut yang
Berdasarkan literatur apabila faktor besar dari 30ᴼ memiliki sifat alir yang
Hausner mendekati 1 atau lebih dari 1 kurang baik sedangkan sudut yang kecil
maka dapat disimpulkan bahwa serbuk dari 30ᴼ memiliki sifat alir yang baik.
mempunyai sifat yang baik untuk Granul kemudian dicampurkan
dijadikan tablet. dengan fase luar sebelum dicetak.
Pada pemeriksaan ini faktor Hausner Kemudian tablet dicetak dengan bobot
formula I adalah 1,1081 gram/mL, satu tablet adalah 500 mg. Evaluasi tablet
sedangkan formula II dan formula III meliputi keseragaman ukuran,
adalah 1,0770 gram/mL dan 1,0899 keseragaman bobot, kerapuhan,
gram/mL. dari data pemeriksaan tersebut kekerasan, waktu hancur, penetapan
granul yang dibuat mempunyai sifat yang kadar dan disolusi.
baik untuk dijadikan tablet. Sedangkan
untuk % kompresibilitas yang baik antara
5% – 15%, pada pemeriksaan granul

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.
Tabel 2. Hasil evaluasi tablet
Jenis pemeriksaan Formula
1
2 3
Bobot rata – rata (mg) 0,4983 0,4984 0,4986
SD 0,00059 0,00059 0,00058
Tebal rata- rata (mm) 3,002 3,001 3,001
SD 0,0004 0,0004 0,0003
Diameter rata – rata (mm) 13,004 13,004 13,004
SD 0,001 0,001 0,001
Kekerasan rata – rata 4,7 5 4,85
(kg/cm²)
SD 0,675 0,707 0,709
Waktu hancur 31,33” 19,167” 20,67”
SD 164,397 151,316 145,281
Friabilitas 0,1635% 0,1760% 0,2055%

Hasil evaluasi tablet yang dibuat dengan


Keterangan: ” = detik

granulasi basah mempunyai


keseragaman bobot yang lebih baik
karena pengaruh aliran masa cetak tablet
granulasi basah yang berbentuk granul
lebih besar dan lebih homogen. Dengan
menjadikan serbuk kedalam bentuk
granul, berarti memperkecil luas
permukaan partikel serbuk. Selain itu
proses granulasi dapat menghasilkan
granul dengan bentuk, ukuran, dan dan
bobot jenis yang hampir sama. Sehingga
hal ini dapat lebih menjamin aliran masa
cetak tablet yang homogen dalam
mengisi ruang cetak pada mesin.
Sedangkan uji kerapuhan yang dilakukan
memenuhi persyaratan pada literatur
dimana kehilangan berat <0,8 %
(8).
Tablet ibuprofen formula I yang
dibuat memiliki waktu hancur yang
lebih lama dibandingkan formula II
dan formula III. Hal ini dikarenakan
pengaruh kombinasi magnesium
stearat dan talkum sebagai lubrikan
lebih besar dari formula II dan III yaitu
2% : 2%. Uji yang dilakukan juga
memenuhi persyaratan pada literatur

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

dimana waktu yang diperlukan untuk mempunyai peningkatan laju disolusi


menghancurkan tablet tidak lebih dari pada setiap menitnya.
15 menit.
Penentuan panjang gelombang
serapan maksimum Ibuprofen dalam
NaOH 0,1 N diperoleh spektrum serapan
maksimum 264,5 nm dengan konsentrasi
200 µg, dan absorban yang diperoleh
adalah 0,339.
Kurva kalibrasi diperoleh dengan cara
membuat larutan serbuk Ibuprofen
dengan konsentrasi 3;5;7;9; dan 11 µg/
mL. dan diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum . persamaan garis
yang didapat adalah y = 0,01151 +
0,001667x dengan nilai regresi adalah r =
0,9997.
Hasil penetapan kadar zat aktif
diperoleh kadar ibuprofen dalam tablet
antara 91,1817 % - 96,7306 %. Dari
persyaratan yang tertera dalam
Farmakope Indonesia edisi IV, tablet
Ibuprofenl tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110%. Artinya kadar zat
aktif dalam tablet ibuprofen memenuhi
persyaratan.
Sedangkan pada penentuan
profil disolusi panjang gelombang
serapan maksimum ibuprofen
menggunakan larutan dapar fosfat pH 7,2
diperoleh spektrum serapan maksimum
264,5 nm dengan konsentrasi 1000 µg,
dan absorban yang diperoleh adalah
0,345.
Kurva kalibrasi diperoleh dengan cara
membuat larutan serbuk ibuprofen
dengan konsentrasi 4; 5; 6; 7; 8; dan 9
µg/ mL dan diukur serapannya pada
panjang gelombang maksimum.
Persamaan garis yang didapat adalah y =
0,0183 + 0,0016x dengan nilai regresi
adalah r = 0,9998.
Profil disolusi dari tablet ibuprofen
menunjukkan bahwa setiap formula

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

Uji disolusi merupakan evaluasi yang


dilakukan untuk mengetahui laju
pelepasan obat. Namun dari masing –
masing formula, dapat dilihat bahwa pada
formula III tablet ibuprofen lebih cepat
Tabel 3. Hasil persen terdisolusi dari tablet ibuprofen.
Waktu % Terdisolusi

Formula 1 Formula 2 Formula 3

5 55,0405 ± 5,1707 75,4312 ± 6,5627 76,9780 ± 3,5797


10 72,2213 ± 4,0061 80,2096 ± 7,9914 96,2494 ± 2,4063
15 84,7614 ± 7,1749 87,2622 ± 3,4615 96,9224 ± 4,1432
30 89,2430 ± 0,1646 95,6172 ± 1,4915 97,3148 ± 3,1919
45 92,4042 ± 1,9556 95,8596 ± 0,7037 99,8159 ± 9,1758
60 95,7209 ± 1,1711 97,6474 ± 5,2811 99,9373 ± 3,4593

Gambar 1. Kurva % zat terdisolusi dari tablet ibuprofen

terdisolusi dibandingkan

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

formula I dan formula II. Hal ini K


disebabkan kombinasi antara magnesium E
S
stearat dan talkum sebagai lubrikan
I
adalah 1% : 2%, dimana kadar
M
magnesium stearatnya lebih kecil P
dibanding formula I dan II, sedangkan U
kadar talkum tidak mempengaruhi laju L
disolusi. Hasil selengkapnya dapat dilihat A
pada tabel IV. N
Parameter yang lain dalam
menentukan laju disolusi adalah Berdasarkan penelitian yang
persen efisiensi disolusi (% ED) yaitu dilakukan dapat diambil kesimpulan
dengan mengurangi jumlah luasan sebagai berikut:
yang terbentuk antara sumbu x 1. Kombinasi magnesium stearat dan
(waktu) dan sumbu y (% zat terlarut) talkum sebagai lubrikan dapat
dengan daerah di bawah kurva. mempengaruhi profil disolusi tablet
Hasil perhitungan persen efisiensi ibuprofen.
disolusi menunjukkan bahwa 2. Dari data disolusi pada menit ke 60
formulasi tablet ibuprofen dengan bahwa tablet Formula III yang
menggunakan kombinasi magnesium mempunyai hasil disolusi yang lebih
stearat dan talkum sebagai lubrikan tinggi yaitu sebesar 99,9373%
berpengaruh dalam meningkatkan dibandingkan Formula I yaitu
laju disolusi tablet ibuprofen. 95,7209% dan Formula II 97,6474%.
Berdasarkan hasil perhitungan 4. Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi
efisiensi disolusi diperoleh data untuk disolusi (ED) diperoleh data untuk
formula I nilai ED = 82,1089%, nilai ED Formula III (90,7635%) lebih
formula II = 87,5888%, dan nilai ED tinggi daripada Formula I (82,1089%)
formula II = 90,7635%. dan Formula II (87,5888%).
D Indonesia (Edisi 3). Jakarta:
A KORPRI Sub Unit Direktorat
F Jenderal.
T
2. Voight, R. (1994). Buku pelajaran
A
teknologi farmasi (Edisi 5).
R
Penerjemah: S. Noerono.
P Yogyakarta: Penerbit Universitas
U Gajah Mada.
S 3. Siregar, C.J.P., & Wikarsa, S.
T (2010). Teknologi farmasi sediaan
A
tablet: Dasar-dasar praktis.
K
A Jakarta: EGC.
4. Giang, T.P. 1987. Pengaruh

1. Departemen Kesehatan Republik perbandingan talk dengan


Indonesia. (1979). Farmakope magnesium stearat sebagai
lubrikan terhadap profil disolusi

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan, dkk.

medikamen dari tablet


sulfasomidina (Skripsi). Surabaya:
Universitas Surabaya.
5. Bhattamishra, S.D & Padhy, R.K.
2009. Estimation of ibuprofen
solubilization in cationic and
anionic surfactant media:
application of micelle binding
model. Indian J. Chem Tech. 16,
426-430.
6. Ansel, H.C. (1989). Pengantar
bentuk sediaan farmasi (Edisi 4)
penerjemah F. Ibrahim. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
7. Syamsuni, H. 2006. Farmasetika
dasar dan hitungan farmasi.
Jakarta: EGC
8. Ben, E.S. 2008. Teknologi tablet.
Padang: Penerbit Universitas
Andalas.

Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015 197
Pengaruh Kombinasi Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan... | Syofyan,
dkk.

9. Halim, A. 2012. Farmasi fisika pulva


engginering. Padang: Penerbit
Universitas Andalas.
10. Lachman, L., Lieberman, H.A., &
Kanig, J.L. 1994. Teori dan praktek
farmasi industri I (Edisi II).
Penerjemah: S. Suyatmi. Jakarta:
Penerbit Universitas Andalas.
11. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia
(Edisi 4). Jakarta.
12. Hadisoewignyo, L., Hadi, E., &
Wibowo,
N. 2011. Tablet likuisolid ibuprofen.
Majalah Farmasi Indonesia 22(3),
197203.
13. Hadisoewignyo, L & Fudholi, A. (2007).
Studi pelepasan in vitro ibuprofen dari
matriks xanthan gum yang
dikombinasikan dengan suatu
crosslinking agent. Majalah Farmasi
Indonesia 18(3), 133-140.

196 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (e-ISSN: 2442-5435) | Vol. 01 No. 02 | Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai