Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

“FORMULASI DAN EVALUASI TABLET”

Dosen Pengampu :

Nur Anggreini Dwi Sasangka, M. Sc., Apt

Disusun oleh :

Kelompok 4-I
( 09 Oktober 2020)
1. Irdayanti Bustam (24185570A)
2. Juwita Paramesti S (24185622A)
3. Yosi Agustina Sintya P (24185642A)
4. Munika Cahyaningtiyas (24185643A)
5. Valencia Febri Cristianti (24185646A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2020
I. Judul
Formulasi dan Evaluasi Tablet

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui beberapa parameter-parameter uji sediaan
tablet untuk mengetahui karakteristiknya.

III. Dasar Teori


Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM, 1979).
Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi dari obat.
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran cerna,
maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan
(Ansel, 1989).Waktu hancur dipengaruhi oleh penghancur (jenis dan jumlahnya) dan
banyaknya pengikat.Selain itu, tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup serta
keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada, karena semakin kecil persentase
kehilangan bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang di berikan oleh
sediaan obat tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan, keregasan, dan waktu
hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh.
Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan,
ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada
penggunaan yang dimaksudkan dan metode pembuatannya. Tablet biasanya berbentuk
bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Tablet dapat dihasilkan dalam berbagai
bentuk, dengan membuat pons dan lubang kempa (lesung tablet) cetakan yang didesain
secara khusus (Siregar, 2010).
Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat
dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, fokulasi, atau rendahnya berat jenis.
Selain itu, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi,
absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat
diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk
tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang
rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka
terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan
sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 2008).
Komposisi tablet terdiri dari bahan pengisi, bahan pengikat, glidant, bahan
penghancur, bahan pelican, anti lekat, bahan pewarna, dan pengaroma dan pemanis
(Swarbrick, 2007). Dalam pembuatan tablet ada tiga metode yang dapat digunakan
yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Langkah dari granulasi
basah adalah penimbangan, pencampuaran, granulasi, pengayakan basah, pengeringan,
pengayakan kering, pelincir, dan pengempaan peralatan tergantung dari uraian atau
kualitas atas kandungan atau zat aktif, pengisi, dan penghancur (Gennaro, 1985).
Pada granulasi kering, saat proses (penekanan) ketidakmungkinan
mencampurkan beberapa bahan untuk tujuan kelembapan menyebabkan proses
pengembangan pengganti granulasi kering yang dikenal sebagai proses penekanan
(Jenkis, 1957). Sedangkan pada kempa langsung terdiri dari pengempaan tablet secara
langsung bahan serbuk tanpa modifikasi sifat fisik dari bahan itu sendiri. Dahulu
pengempaan langsung sebagai metode pembuatan tablet untuk jumlah kecil dan sifat
fisik kimia kristal (Gennaro, 1985).
Masalah-masalah yang sering timbul pada pembuatan tablet yaitu pitting,
capping, dan laminasi. Pitting mengacu pada terjadinya tanda lubang kecil pada
permukaan tablet atau punc yang dihubungkan denganpelicin yang tidak cukup atau
hambatan suatu permukaan yang keras. Sedangkan capping dan laminasi mengacu pada
kelewatan mekanik yang merusak tablet. Keretakan akibat laminasi bisa terjadi
sepanjang langkah produksi (Jones, 2008).
Sifat-sifat tablet yang ideal atau baik yaitu tablet harus memenuhi spesifikasi
keseragaman bobot dan kekerasan, diameter tablet tidak lebih dari 7/16 inci dan tablet
diharapkan memberikan penambahan yang baik (Parrot, 1970). Untuk evaluasi yang
dilakukan pada tablet yaitu berat tablet, ketebalan tablet, kekerasan tablet, daya hancur,
dan disolusi tablet (Howard, 1985).

IV. Alat & Bahan


 Alat
1. Timbangan analitik (Alsep EX-200 A)
2. Timbangan kasar , anak timbang
3. Sendok tanduk, mortir dan stamfer
4. Batang pengaduk, stopwatch, labu takar
5. Mesin tablet single punch, corong kaca besar
6. Jangka sorong, friability tester Eweka Gmb-H tipe TA)
7. Hardness tester (Stokes skala 1-15 kg), vacuum cleaner
8. Kertas saring, beaker glass, disintegration tester dan lain – lain.

 Bahan
Bahan yang digunakan adalah serbuk parasetamol, laktosa, avicel pH101, PVP K-
30, explotab, magnesium stearat, dan pelarut air.

V. Cara Kerja

A. Pengujian Keseragaman Bobot

Ambil sebanyak 20 tablet dibersihkan dari debu, kemudian


ditimbang satu per satu.

Kemudian dihitung bobot rata-rata dan standar


deviasinya. Kemudian pengujian keseragaman ditentukan
berdasarkan pada besar dan kecilnya penyimpangan
bobot tablet yang dihasilkan dibandingkan dengan rata-
rata tablet.

Persyaratan nya adalah tidak boleh lebih dari dua tablet


menyimpang lebih besar dari kolom A dan tidak satu
tablet pun yang menyimpang dari kolom B.

B. Pengujian Waktu Hancur

Pertama masukan air kedalam alat dan selanjutnya


panaskan air pada suhu 370C ± 20C

Masukan 6 tablet (tiap tabung 1 tablet) pada alat uji


waktu hancur, kemudian hidupkan alat dan stopwatch
secara bersamaan.
Setelah itu catat waktu hancur tiap masing – masing
tablet diatas.

C. Pengujian Kekerasan

Alat yang digunakan adalah hardness tester. Pertama


letakan tablet dengan posisi tegak pada landasan,
selanjutnya atur jarak landasan dan baut pegas yang ada
diatasnya sehingga tablet pada posisi berhimpit.

Atur skala kekerasan padaa posisi nol, kemudian tekan


pengungkit hingga tablet pecah. Dan catat angka yang
ditunjukan pada skala kekerasan (kg).

D. Pengujian Kerapuhan Tablet

Alat yang digunakan adalah friabilator tester dan menggunakan


20 tablet. Pertama bersihkan 20 tablet dari debu yang melekat
pada tablet.

Timbang 20 tablet dan masukan dalam alat friabilator. Dan


putar sebanyak 100 putaran atau putar selama 4 menit dengan
kecepatan 25 rpm.

Kemudian tablet tersebut dikeluarkan dari alat, bersihkan dari


debu dan ditimbang lagi. Kemudian angka kerapuhan tablet
dinyatakan dengan menggunakan rumus. Dan syarat nya angka
kerapuhan kurang dari atau sam dengan 0,8%.
VI. Hasil

Penyimpangan bobot rata -rata tablet


Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata2 dalam %
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg - 150 mg 10 20
151 mg - 300 mg 7,5 15
lebih dari 300 mg 5 10

1. Pengujian Keseragaman Bobot

Berat Tablet Beda/selisih


No % penyimpangan
(mg) bobot (mg)
1 488,8 34,355 6,57%
2 534,2 11,045 2,11%
3 521,5 1,655 0,32%
4 530,6 7,445 1,42%
5 526,9 3,745 0,72%
6 528,8 5,645 1,08%
7 535,4 12,245 2,34%
8 531 7,845 1,50%
9 521,2 1,955 0,37%
10 525,3 2,145 0,41%
11 521,6 1,555 0,30%
12 524,5 1,345 0,26%
13 526 2,845 0,54%
14 524,5 1,345 0,26%
15 531,6 8,445 1,61%
16 489,4 33,755 6,45%
17 526 2,845 0,54%
18 523,3 0,145 0,03%
19 524,3 1,145 0,22%
20 528,2 5,045 0,96%
Rata-rata 523,155 1,40%
12,324
SD

Semua tablet memenuhi persyaratan karena tidak satu


Kesimpulan
pun tablet menyimpang dari kolom A dan kolom B
2. Pengujian Waktu Hancur

Waktu
No Persyaratan
(menit)
1 6
2 9 15 menit
3 7
Memenuhi persyaratan karena waktu hancur tidak
Kesimpulan
lebih dari 15 menit

3. Pengujian Kekerasan

Kekerasan
No Persyaratan
(kg/cm2)
1 6,65
2 6,5
3 6,08
4 -10 kg/cm2
4 6,65
5 6,4
Rata2 6,456
SD 0,235
Memenuhi persyaratan karena
kekerasan tablet masuk range 4-10
kesimpulan
kg/cm2

4. Pengujian Kerapuhan

Berat Tablet Bobot akhir


No F (%) Rata2 (%) Syarat
awal (mg) (mg)
1 488,8 488,4 0,08
2 534,2 534,2 0
3 521,5 521,8 -0,06
4 530,6 524,5 1,15
5 526,9 526 0,17
6 528,8 524,5 0,81
7 535,4 531,6 0,71 1,12% < 1%
8 531 489,4 7,83
9 521,2 520,2 0,19
10 525,3 523,3 0,38
11 521,6 501,4 3,87
12 524,5 521,3 0,61
13 526 555,7 -5,65
14 524,5 520,7 0,72
15 531,6 528,5 0,58
16 489,4 488,8 0,12
17 526 521,2 0,91
18 523,3 520,8 0,48
19 524,3 512,5 2,25
20 528,2 489,4 7,34
Kesimpulan Tidak memenuhi persyaratan karena nilai F > 1%

VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan evaluasi Tablet. Evaluasi Tablet
dilakukan beberapa pengujian dari tablet, digunakan untuk mengetahui karakteristik
suatu tablet maka diperlukan serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan
tablet tersebut.
Pengujian pertama yaitu uji keseragaman bobot tablet, Keseragaman bobot
dilakukan berdasarkan atas banyaknya penyimpangan bobot tablet rata-rata yang masih
diperbolehkan memurut persyaratan yang ditentukan. Keseragaman bobot dipengaruhi
oleh mutu fisik granul. Bobot yang seragam akan menghasilkan kandungan zat aktif
yang seragam. Uji keseragaman bobot tablet dilakukan dengan cara mengambil
sebanyak 20 tablet untuk ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-rata
tablet,simpangan deviasi dan % penyimpangan bobot rata-rata. Sehingga didapatkan
hasil bobot rata-rata dari 20 tablet sebesar 523,155 mg, simpangan deviasi sebesar
12,324. Persyaratannya tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A
dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari
harga yang ditetapkan kolom B. Jika dilihat dari hasil perhitungan % penyimpangan
bobot rata-rata di simpulkan bahwa semua tablet memenuhi persyaratan karena tidak
menyimpang dari harga % penyimpangan bobot rata-rata pada kolom A yaitu 5% dan
kolom B yaitu 10%.
Pengujian yang kedua yaitu uji waktu hancur. Waktu hancur sediaan tablet sangat
berpengaruh dalam fase biofarmasi obat. Supaya zat aktif sepenuhnya diabsorpsi dalam
saluran cerna, maka tablet harus hancur ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan.Selain
itu, tablet juga dapat memberikan efek terapi seperti yang diharapkan. Waktu hancur
dapat dipengaruhi oleh bahan penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan
banyaknya pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran
merupakan bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau
cairan lambung. Uji ini menggunakan alat disintegration tester dengan cara masukan
air kedalam alat dan selanjutnya memanaskan air pada suhu 370C ± 20C dan
memasukkan 3 tablet ke dalam alat kemudian hidupkan alat dan stopwatch secara
bersamaan. Syarat waktu hancur dari tablet yaitu tidak lebih dari 15 menit. Dari
pengujian diatas didapat kan hasil pada tablet pertama didapatkan waktu hancur 6
menit,pada tablet kedua 9 menit dan pada tablet ketiga 7 menit. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tablet tersebut memenuhi syarat waktu hancur.
Pengujian ketiga yaitu uji kekerasan tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan atau
kekerasan yang tertentu agar dapat bertahan dalam berbagai guncangan mekanik pada
saat pembuatan, pengepakan, dan pendistribusian. Kekerasan yang cukup dari suatu
tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang
dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan.
Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan
tablet. Uji ini menggunakan alat Hardness tester dengan cara meletakan tablet dengan
posisi tegak pada landasan, selanjutnya atur jarak landasan dan baut pegas yang ada
diatasnya sehingga tablet pada posisi berhimpit. Kemudian mengatur skala kekerasan
padaa posisi nol, kemudian tekan pengungkit hingga tablet pecah dan mencatat angka
yang ditunjukan pada skala kekerasan (kg). Persyaratan dari uji kerapuhan tablet yaitu
4 -10 kg/cm2 dari percobaan diatas didapatkan hasil rata-rata sebesar 0,235 kg. artinya
tablet memenuhi persyaratan karena masuk kedalam range.
Pengujian keempat yaitu uji kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet merupakan salah
satu hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan tablet, maka diusahakan harus
memenuhi persyaratan mengenai kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik dan pengikisan. Kerapuhan
dihubungkan dengan kekuatan fisik dari permukaan tablet. Uji ini menggunakan alat
friabilitor dengan cara memasukkan tablet yang telah ditimbang sebelumnya dan
dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan(friabilator) kemudian alat diputar dengan
kecepatan konstan(25 rpm) sebanyak 100 kali putaran, setalah dilakukan 100 kali
putaran dilakukan penimbangan kembali pada semua tablet yang digunakan uji
kerapuhan tablet. Tablet dianggap baik bila kerapuhan tidak lebih dari 1%. Uji
kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi yang terjadi pada
permukaan tablet. Dari percobaan didapati hasil rata-rata % kerapuhan tablet sebesar
1,12 % yang berarti kerapuhan tablet tidak memenuhi persyaratan kerapuhan karena F
% melebihi dari persyaratan yang ada. Hal itu mungkin diakibatkan oleh tablet yang
rapuh atau tidak kuat karena daya ikat yang kurang. Daya ikat yang kurang
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan pengikat. Hasil pada pengujian kerapuhan
F >1%, maka dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan/menambah kekerasan tablet.
Semakin besar harga presentase kerapuhan maka semakin besar masa tablet yang
hilang. Kerapuhan yang tinggi akann mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang
ada pada tablet.

VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada parameter
pengujian sediaan tablet, yaitu pengujian keseragaman bobot, pengujian waktu hancur,
pengujian kekerasan tablet memenuhi persyaratan yang ada dan pengujian kerapuhan
tablet didapati hasil yang melebihi persyaratan.

IX. Daftar Pustaka


Ansel, Howard C., 1985, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Gennaro, Alfonso R., 1985, Remington’s Pharmaceutical Saence, Mack
Publishing, Amerika Serika.
Jenkins, Glenn L., Frackle Don E., Breacht E.A., Sperandio O.J., 1957, The Art
Of Compounding, Mc. Crow Well Book Company Inc, London.
Jones, David., 2008, Pharmaceutical Dosage From and Design, Pharmaceutical
Press, London.
Lachman, Leon, Herbert A.L., Joseph L.K., 2007, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Siregar, Charles J., 2010, Teknologi Farmasi Sediaaan Tabet, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Swarbrick, James., 2007, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology
Pharmaceutical Inc, USA.

Anda mungkin juga menyukai