Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

“EVALUASI TABLET”

DOSEN PENGAMPU : Nur Anggreini Dwi Sasangka, M. Sc., Apt.

Kelompok 2 :

1. Sukma Rahayu (24185620A)


2. Wiwin Winarti (24185621A)
3. Nilam Candra Sari (24185625A)
4. Luthfinisa Afifah Z (24185649A)
5. Anjar Putri Wijayanti (24185650A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2020
I. TUJUAN
- Mengetahui parameter yang dilakukan untuk evaluasi tablet
- Memperoleh granul yang dapat mengalir bebas untuk membuatan tablet
- Memperbaiki sifat aliran serbuk halus dengan mengglomerasikan partikel-partikel
kecil dari serbuk halus yang digunakan dalam suatu formulasi tablet

II. DASAR TEORI


Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet- tablet
dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya
hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tabet dan
metode pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat-obat
secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna atau
zat pemberi rasa (Ansel, 1989).
Evaluasi Tablet
A. Keseragaman Sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode yaitu :
− Keragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau
lebih atau merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan
− Keseragaman kandungan dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif
kurang dari 50 mg atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan (Ditjen POM.,
1995).
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah keseragaman isi tablet yaitu tidak
seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau granulasi, pemisahan
dari campuran bubuk atau selama berbagai proses pembuatan, dan penyimpangan
berat tablet (Lachman, dkk., 1994).
B. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur di bawah kondisi
yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan berukuran mesh-10.
Uji ini tidak memberi jaminan bahwa partikel-partikel itu akan melepas bahan obat
dalam larutan dengan kecepatan yang seharusnya (Lachman, dkk., 1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia dan
fisis dari granulat, kekerasan dan porositasnya. Tablet biasanya diformulasi dengan
bahan pengembang atau bahan penghancur yang menyebabkan tablet hancur di
dalam air atau cairan lambung. Hancurnya tablet tidak berarti sempurna larutnya
bahan obat dalam tablet. Kebanyakan bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin
yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga
yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat dari pada tablet
yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Soekemi, dkk., 1987).
C. Disolusi
Disolusi adalah proses melarutnya obat (Ansel, 1989). Dua sasaran dalam
mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu untuk menunjukkan pelepasan obat
dari tablet kalau dapat mendekati 100% dan laju pelepasan obat seragam pada
setiap batch dan harus sama dengan laju pelepasan dari batch yang telah
dibuktikan mempunyai bioavailabilitas dan efektif secara klinis (Lachman,
dkk.,1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi yaitu:
1. Faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat
- Sifat-sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi
kelarutan, bentuk kristal, bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi serta ukuran
partikel.
2. Faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan
- Formulasi sediaan berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan
cara pengolahan. Pengaruh bentuk sediaan pada laju disolusi tergantung pada
kecepatan pelepasan bahan aktif yang terkandung didalamnya. Penggunaan
bahan pembantu sebagai bahan pengisi, pengikat, penghancur dan pelicin
dalam proses formulasi mungkin akan menghambat atau mempercepat laju
disolusi tergantung pada bahan pembantu yang dipakai. Cara pengolahan dari
bahan baku, bahan pembantu dan prosedur yang dilaksanakan dalam
formulasi sediaan padat peroral juga akan berpengaruh pada laju disolusi.
3. Faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji
- Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang
meliputi kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metoda uji
yang dipakai (Syukri, 2002).
D. Pembagian Tablet
Berdasarkan pembuatannya tablet dibagi menjadi :
1. Tablet cetak (Compressed tablet) Tablet ini dibuat dengan cara mengempa dan
tidak mengandung penyalut yang khusus. Tablet cetak dibuat dari bahan-bahan
berupa serbuk atau kristal dengan atau tanpa penambahan bahan pengisi, pengikat,
pengembang, pelicin dan bahan-bahan tambahan lainnya.
2. Tablet bersalut (Coated tablet)
a. Tablet bersalut gula (Sugar Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan lapisan
yang terdiri dari gula dengan bahan-bahan yang sesuai dengan atau tanpa
pemberian warna.
b. Tablet bersalut selaput (Film coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan
lapisan tipis yang dibuat dari bahan-bahan sintetis atau bahan- bahan alam.
c. Tablet bersalut enterik (Enteric Coated tablet) yaitu tablet yang disalut dengan
bahan-bahan yang tahan terhadap cairan lambung tetapi hancur dalam cairan usus.
3. Mutiple Compressed tablet yaitu tablet yang dicetak lebih dari sekali dengan
menggunakan mesin pencetak tablet khusus.
a. Layered tablet yaitu tablet yang dibuat dengan mencetak granul-granul yang telah
dicetak terlebih dahulu. Pencetakan dapat dilakukan beberapa kali untuk
mendapatkan tablet dengan 2 atau 3 lapisan. b. Press Coated tablet (Dry Coated
tablet) dibuat dengan mengisikan tablet-tablet yang telah dicetak pada mesin
pencetak tablet yang khusus, kemudian dicetakkan granul-granul tambahan di
sekeliling tablet (Soekemi, dkk., 1987).

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
- Timbangan analitik
- Jangka sorong
- Oven
- Beaker glass
- Mesin pencetak tablet
- Disintegrator
- Alat ukur waktu hancur
B. Jangka Sorong
- Amprotab
- Avicel PH 102
- Ibuprofen
- Mg stearate
- Starch RX 1500
- Talkum
- Aquadest

IV. CARA KERJA


A. Metode Pembuatan
Siapkan semua bahan

Timbang masing-masing bahan sesuai bobot yang telah


ditentukan

Masukkan paracetamol, laktosa, amprotab, pvp aduk sampai


homogen

menambahkan etanol sedikit demi sedikit sampai campuan


menjadi kalis dan massa bisa di kepal

B. Pengujian Tablet
1. Uji Keragaman Bobot

Alat timbang dinyalakan dan ditara

menimbang 20 butir tablet satu per satu dan bobot masing-


masing tablet dicatat

menghitung bobot rata-rata kaplet.

2. Uji waktu hancur

Memasukan 500 ml aquadest dalam beaker glass dengan suhu


37oC.

memasukan tablet ke dalam cakram dan beaker glass


dimasukka ke dalam alat disintegrator.

menyalakan alat dan tombol start ditekan

mencatat waktu hancur obat

3. Uji kekerasan tablet


Menyiapkan tablet yang akan diuji

memasang Kaplet pada hardness tester dan alat dinyalakan


hingga kaplet pecah

Lalu tekanan yang tertera pada alat dicata

V. Hasil dan Perhitungan


Data pengujian Tablet

Penyimpangan bobot rata -rata tablet


Penyimpangan bobot rata-rata dalam
Bobot rata2 %
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg - 150 mg 10 20
151 mg - 300 mg 7,5 15
lebih dari 300 mg 5 10

Pengujian Keseragaman Bobot


No Berat Tablet Beda/selisih bobot % penyimpangan
1 488,8 34,355 6,567
2 534,2 11,045 2,111
3 521,5 1,655 0,316
4 530,6 7,445 1,423
5 526,9 3,745 0,716
6 528,8 5,645 1,079
7 535,4 12,245 2,341
8 531 7,845 1,5
9 521,2 1,955 0,374
10 525,3 2,145 0,41
11 521,6 1,555 0,297
12 524,5 1,345 0,257
13 526 2,845 0,544
14 524,5 1,345 0,257
15 531,6 8,445 1,614
16 489,4 33,755 6,452
17 526 2,845 0,544
18 523,3 0,145 0,028
19 524,3 1,145 0,219
20 528,2 5,045 0,964
Rata2 523,155 7,3275 1,40065
SD 12,32445045

Semua tablet memenuhi persyaratan karena tidak satu pun


Kesimpulan tablet menyimpang dari kolom A dan kolom B

Waktu hancur
No Waktu (menit) Persyaratan
1 6
2 9 15 menit
3 7
Kesimpulan Memenuhi persyaratan

Pengujian kekerasan (uk. Yang didapat per tablet minimal 4 kg/cm2,


maksimal 10 kg/cm2)
No Kekerasan Persyaratan
1 6,65
2 6,5
3 6,08 4 -10
4 6,65 kg/cm2
5 6,4
Rata2 6,456
SD 0,235435766
Memenuhi
kesimpulan persyaratan

Berat Tablet
No awal Bobot akhir F (%) Rata2 Syarat
1 488,8 488,4 488,8-488,4/488,8 x 100% 1,126485 < 1%
= 0,082
534,2-534,2/534,2 x 100%
2 534,2 534,2 =0
521,5-521,8/521,5 x 100%
3 521,5 521,8 = -0,058
530,6-524,5/530,6 x 100%
4 530,6 524,5 = 1,15
526,9-526/526,9 x 100% =
5 526,9 526 0,171
528,8-524,5/528,8 x 100%
6 528,8 524,5 = 0,813
535,4-531,6/535,4 x 100%
7 535,4 531,6 = 0,7097
531-489,4/531 x 100% =
8 531 489,4 7,834
521,2-520,2/521,5 x 100%
9 521,2 520,2 = 0,192
525,3-523,3/525,3 x 100%
10 525,3 523,3 = 0,381
521,6-501,4/521,6 x 100%
11 521,6 501,4 = 3,873
524,5-521,3/524,5 x 100%
12 524,5 521,3 = 0,61
526-555,7/526 x 100% = -
13 526 555,7 5,646
524,5-520,7/524,5 x 100%
14 524,5 520,7 = 0,724
531,6-528,5/531,6 x 100%
15 531,6 528,5 = 0,583
489,4-488,8/489,4 x 100%
16 489,4 488,8 = 0,123
526-521,2/526 x 100% =
17 526 521,2 0,913
523,3-520,8/523,3 x 100%
18 523,3 520,8 = 0,478
524,3-512,5/524,3 x 100%
19 524,3 512,5 = 2,251
528,2-489,4/528,2 x 100%
20 528,2 489,4 = 7,346
tidak
memenuhi
Kesimpulan persyaratan

VI. PEMBAHASAN
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang
selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
(granul) dari serbuk semula.
Pada Praktikum kali ini kami melakukan pengujian terhadap tablet yang telah
dibuat dengan metode granulasi kering. Pengujian tablet ini berfungsi sebagai
parameter dalam pembuatan tablet yang baik. Untuk itu pada praktikum kali ini
dilakukan beberapa uji yang biasa digunakan sebagai patokan untuk mengetahui sifat
tablet meliputi, uji keseragaman bobot , waktu hancur , pengujian kekerasan , dan
pengujian rata-rata bobot awal dan akhir.
Pengujian pertama yaitu uji keseragaman bobot. Pengujian ini dilakukan untuk
melihat bobot tablet dan Beda/selisih bobot kemudian di lihat % penyimpangannya .
pada rata-rata bobot tablet diperoleh hasil 523,155 , kemudian pada beda/ selisih
bobot diperoleh rata-rata 7,3275. Dan pada % penyimpangan diperoleh hasil rata-rata
1,40065, dan pada SD diperoleh hasil 12,32445045 . Dari data tersebut Semua tablet
memenuhi persyaratan karena tidak satu pun tablet menyimpang dari kolom A dan
kolom B pada table bobot penyimpangan rata-rata %. Variasi bobot tablet
dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi granul yang berbeda,sifat alir granul yang
tidak baik akan menyebabkan jumlah serbuk yang masuk dalam ruang kompresi tidak
seragam,se hingga menghasilkan bobot tablet yang berbeda.
Pengujian kedua yaitu pengujian waktu hancur, waktu hancur yaitu sebagai waktu
yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam medium yang sesuai, kecuali
dinyatakan lain untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15 menit. Waktu hancur di
ujikan pada 3 sampel tablet pada tablet 1 yaitu 6 menit , tablet 2 yaitu 9 menit , dan
tablet 3 yaitu 7 menit. Dari data tersebut waktu hancur tablet memenuhi persyaratan/
baik karena waktunya tidak lebih dari 15 menit.
Pengujian ketiga yaitu pengujian kekerasan. Kekerasan dinyatakan sebagai daya
tahan terhadap tekanan, tegangan, patahan, guliran, gosokan dan jatuhan. Dari hasil
uji granul diperoleh rata-rata yaitu 6,456 dan SD 0,235435766. Nilai ini menunjukan
bahawa kekerasan pada tablet memenuhi persyaratan/ baik. Karena syarat kekerasan
tablet umumnya yaitu 4-10kg/cm2.
Selanjutnya adalah pengujian rata-rata bobot awal dan bobot akhir, tujuan
pengujian ini adalah untuk melihat seragam tidaknya bobot akhir dari tablet. Dilihat
dari hasil percobaan hanya 5 dari 20 tablet yang memenuhi persyaratan, hal ini bisa
dilihat dari nilai F, . Nilai F dinyatakan baik jika <1%. Tablet yang memiliki nilai F
>1% dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan/menambah kekerasan tablet,
langkah kerjanya adalah tablet dibersihkan dari serbuk halus , timbang. Dimasukkan
ke dalam alat uji (Friabilator), diputar 100 putaran. Keluarkan tablet bersihkan dan
ditimbang kembali hitung F.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengujian keseragaman bobot, waktu hancur,
pengujian kekerasan, dan pengujian rata-rata bobot awal dan bobot akhir pada
beberapa tablet maka dapat disimpulkan bahwa tablet telah memenuhi persyaratan
untuk pengujian keseragaman bobot, waktu hancur, pengujian kekerasan, sedangkan
untuk pengujian rata-rata bobot awal dan bobot akhir ada beberapa tablet tidak
memenuhi persyaratan yang sesuai yang telah ditetapkan, solusinya tablet yang
memiliki nilai F >1% dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan/menambah
kekerasan tablet
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah. Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700. Jakarta : UI
Press.

Dirjen POM.(1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Lachman, L., & Lieberman, H. A., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi
Kedua, 1091-1098. UI Press : Jakarta.

Soekemi, R.A., dkk., 1987. Tablet. P.T. Mayang Kencana : Medan. Hal. 2-4, 39- 50.

Syukri. 2002. Biofarmasetika. UII Press : Yogyakarta. 36-37,65,71-73

Anda mungkin juga menyukai