Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN


CAIR & SEMI PADAT

“ SIRUP ”

DOSEN PENGAMPU:

Dra Suhartinah, M.Sc.,Apt

Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Juwita Paramesti Sunarta (24185622A)
2. Komang Rasti Ningsih (24185623A)
3. Nilam Candra Sari (24185625A)
4. Muannis Suryaningsih (24185626A)

FAKULTAS FARMASI

S1 FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

2020
A. Tujuan
- Menentukan angka kelarutan suatu bahan obat
- Memahami prinsip dasar dan evaluasi pembuatan sediaan sirup dan elixir
B. Dasar Teori
Larutan adalah suatu proses pembentukan termodinamika stabil, sistem homogen
dari dua atau lebih komponen itu dapat berupa gas,cair,padat. Larutan adalah campuran
homogen yang disiapkan dengan melarutkan zat padat,zat cair,gas dalam cairan lain
(Fatmawaty,2019). Bentuk sediaan larutan digolongkan menurut cara pemberiannya yaitu
larutan oral dan larutan topikal. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma,pemanis,atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air.
Larutan topikal adalah larutan yang biasa mengandung air tetapi seringkali mengandung
pelarut lain, seperti etanol dan poliol (Yamlean,2020).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula dengan kadar
tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup atau sirup simplek.
Keuntungan bentuk sediaan sirup adalah lebih mudah ditelan disbanding bentuk padat
sehingga dapat digunakan untuk bayi,anak-anak dan usia lanjut, segera diabsorbsi karena
sudah berada dalam bentuk larutan, obat secara homogeny terdistribusi ke seluruh
sediaan, mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan karena larutan akan
segera diencerkan oleh isi lambung (Yamlean,2020).
Kerugian bentuk sediaan sirup adalah larutan bersifat voluminous sehingga
kurang menyenangkan jika diangkut dan disimpan, stabilitas dalam bentuk larutan
biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul terutama jika bahan
mudah terhidrolisis, larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme
oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet, ketetapan dosis tergantung kepada
kemampuan pasien untuk menakar, rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih
terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat (Yamlean,2020).

Komponen sirup secara umum terdiri dari :

a) Pemanis
Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan.Dilihat dari kalori yang
dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori
rendah.Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa
sedangkan yang berkalori rendah seperti laktosa.
b) Pengawet
Antimikroba Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar
dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c) Perasa dan Pengaroma
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan- bahan yang
berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak.Karena sirup
adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup.Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak
dan wangi.Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan
sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.
d) Pewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan.Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Ada
beberapa alasan mengapa sirup itu berwarana, yaitu Lebih menarik dalam faktor
estetikanya dan untuk menutupi kestabilan fisik obat.
e) Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung
pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.( Ansel, 2008).

Kelarutan adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada suhu tertentu.
Kelarutan zat dalam bagian terbentuk pelarut adalah kelarutan pada suhu 20°C dan
kecuali dinyatakan lain merupakan bahan satu bagian bobot zat padat atau dua bagian
volume zat cair larut dalam bagian terlarut volume pelarut. Peryataan kelarutan yang
tidak disertai dengan keteranagan adalah kearutan pada suhu kamar. Pernyataan bagian
dalam kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam sejumlah ml pelarut
(Fatmawaty,2019).
C. Alat dan Bahan
D. Cara Kerja
E. Hasil
 Formulasi Berdasarkan Buku Petunjuk

Nama Bahan FI F2 F3
Paracetamol 3750 mg 3750 mg 3750 ml
Alkohol - 15 ml -
Propilenglikol - 15 ml 38 ml
Na benzoat 150 mg 150 mg 150 mg
Gula 30 mg 30 gram 30 gram
Aquadest ad 150 ml 150 ml 150 ml

 Perhitungan Kelarutan PCT 3750 mg = 3,75 gram


 F1
- Pelarut = air 150 ml
150 ml
- Kelarutan PCT = x 1 gram=2,14 gram
70 ml
- PCT tidak larut = 3,75 gram - 2,14 gram = 1,61 gram => (suspensi)
 F2
- Pelarut
Alkohol = 15 ml
Propilen glikol = 15 ml
- Kelarutan PCT
15 ml
Alkohol = x 1 gram=1,67 gram
9 ml
15 ml
Propilenglikol = x 1 gram=2,14 gram
9 ml
- PCT larut sempurna = 1,67 gram + 2,14 gram = 3,81 gram > 3,75 gram => (larutan)
 F3
- Pelarut = Propilen glikol 38 ml
38 ml
- Kelarutan PCT = x 1 gram=4,22 gram
9 ml
- PCT larut sempurna = 4,22 gram > 3,75 gram => (larutan)
 Formulasi Berdasarkan Jurnal

 Uji Organoleptis, pH, BJ, dan Viskositas Berdasarkan Jurnal

F. Pembahasan
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau
tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat. Sirup memiliki kadar
kekentalan yang cukup tinggi serta kadar gula dalam sirup antara 55 – 65 % yang
menyebabkan pengenceran sangat perlu dilakukan jika ingin mengkonsumsi sirup.
Pembuatan sirup dapat ditambahkan pewarna dan asam sitrat untuk menambah warna dan
cita rasa.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia, syarat mutu sirup diantaranya minimal
kadar gula sukrosa yaitu 65%, cemaran logam untuk timbal maksimal 1 mg/kg, logam
kadmium maksimal 0,2 mg/kg, logam timah maksimal 40 mg/kg, logam merkuri
maksimal 0,03 mg/kg, cemaran arsen maksimal 0,5 mg/kg, cemaran mikroba untuk
angka lempeng total (ALT) maksimal 5x102 koloni/mL, bakteri coliform maksimal 20
APM/mL, bakteri Escherichia coli maksimal <3 APM/mL, bakteri Salmonella sp
maksimal 25 mL, dan cemaran kapang dan khamir maksimal 1x102 koloni/mL.

G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
Ansel, Howard. 2008.Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi keempat .Jakrta: UI Press.
Fatmawaty A, Nisa M, Rezki Radhia.2019.Teknologi Sediaan
Farmasi.Yogyakarta:Deepublish Publisher.
Wikantyasning E.R, Nurwaini S, Sukmawati A.2021. Farmasetika
Dasar.Surakarta:Muhammadiyah University Press.
Yamlean P.V.Y.2020.Buku Ajar Farmasetika.Klaten:Lakeisha.

Anda mungkin juga menyukai