Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsisebagian
besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat
dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan,
bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Syamsuni,
(2007) menyatakan, Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau
gula lain dalam kadar tinggi. Menurut Mun’im dan Endang (2012),
menyatakan bahwa sirup mengandung paling sedikit 50% sukrosa dan biasanya
60-65%.
Sirup adalah cairan berkadar gula tinggi. Untuk rasa dan flavor, gula
sirupdilarutkan dengan sari buah atau larutan gula ditambah dengan sari buah.
Sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain kadar sakarosa tidak kurang dari 64 % dan tidak lebiih dari
65%. Secara umum sirup dibagi menjadi 2 macam yaitu non medicated syrup/
flavored vehicle syrup (seperti cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan
medicated syrup/ sirup obat (seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid).
Non medicated syrup adalah sediaan sirup yang tidak mengandung bahan obat,
melainkan hanya mengandung gula, perasa, pengawet dan pewarna sedangkan
sirup obat mengandung bahan obat/zat berkhasiat.

B. Tujuan
Memberikan pengalaman dalam membuat sediaan sirup dan melakukan
kontrol kualitas sediaan sirup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah
1. Beaker glass
2. Kompor listrik
3. pH meter
4. alat uji kejernihan
5. viskometer elektrik
6. alat-alat gelas lainnya
Bahan yang digunakan adalah
1. Paracetamol
2. Ammonium HCL
B. Formula Bahan
Formula sediaan sirup :
Tiap 5 ml mengandung :
R/ Paracetamol 125 mg
Ammonium HCL 125 mg
Na Citrat 50 mg
Menthol 1 mg
Corigen saporis qs
Corigen coloris qs
Metil paraben sodium 0,18%
Propil paraben sodium 0,02%
Gula (sukrosa) 65%
Gliserin 10%
Aquadest ad 5 ml
Formulasi sediaan sirup dibuat sebanyak 300 ml
Catatan : gula 65% b/v adalah 65 g/100 ml (195 g/300 ml)
C. Perhitungan
Paracetamol 300/5 x 125 mg = 7500 mg → 7,5 g
Ammonium HCL 300/5 x 125 mg = 7500 mg → 7,5 g
Na Citrat 300/5 x 50 mg = 3000 mg → 3 g
Menthol 300/5 x 1 mg = 60 mg → 0,06 g
Corigen saporis qs
Corigen coloris qs
Metil paraben sodium 0,18% b/v = 0,18/100 ml = 0,0018 g →
300 x 0,0018 g = 0,54 g
Propil paraben sodium 0,02% b/v = 0,02/100 ml = 0,0002 g →
300 x 0,0002 g = 0,66 g
Gula (sukrosa) 65% b/v = 10/100 ml = 0,65 g → 300 x 0,65 g = 197 g
Gliserin 10% b/v = 10/100 ml = 0,1 g → 300 x 0,1 g = 30 g

D. Cara kerja

Timbang semua bahan sesuai takaran pada ruang penimbangan sentral.

Buat sirup simpleks yakni (larutan gula 65 % b/v) dengan cara gula
dimasukkan ke dalam sebagian air kemudian dipanaskan diaduk-aduk
sampai larut semua, kemudian disaring hingga jernih.

Larutkan paracetamol & ammonium HCl ke dalam sebagian air.

Larutkan asam sitrat dengan sebagian air dan tambahkan sedikit larutan
gula.

Larutkan menthol, metil paraben sodium, propil paraben sodium ke dalam


sebagian air.

Campurkan bagian c, d dan e kemudian aduk sampai homogen.


Tambahkan bagian f dengan b aduk sampai homogen.

Tambahkan gliserin ke dalam campuran sirup dan aduk sampai homogen.

Terakhir tambahkan semua corigen dan aduk sampai homogen


homogen.
Tambahkan aquadest add 300 ml (bila keruh saring sirup)
homogen.
BAB IV
HASIL
A. Hasil
1. Organoleptis
- Warna : Baby pink
- Bau : Menthol
- Rasa : Manis
2. pH
pH yang diperoleh dari sirup sebesar 6,14

3. Viskositas
No. RPM Hasil
1. 15 920 mPa*s
2. 30 132,0 mPa*s
3. 60 196,0 mPa*s

4. Kerapatan zat
a = pikno kosong
b = pikno + zat (sirup)
𝑏−𝑎
ƿ= 𝑣
𝑏−𝑎 57,73−24,05 33,68
kerapatan = = = = 1,3472 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑙
𝑣 25 𝑚𝑙 25 𝑚𝑙

Gambar 4.1 Hasil Percobaan Pembuatan Sirup


Gambar 4.2 Hasil Percobaan Sebelum Penyaringan

Gambar 4.3 Hasil Percobaan Sesudah Penyaringan


BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan proses pembuatan sediaan farmasi berupa
sirup, dalam percobaan ini menggunakan zat aktif paracetamol obat tersebut
merupakan obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk
melegakan nyeri serta demam, digunakan dalam sebagian besar resep obat
analgesik, obat paracetamol memiliki efek yaitu tubuh menyerap paracetamol
dengan cepat, paracetamol dalam bentuk larutan lebih cepat diserap daripada
tablet padat. Kestabilan paracetamol ditentukan oleh beberapa hal diantaranya Ph,
kadar dari paracetamol, dan penggunaan bahan tambahan. Paracetamol mepunyai
half life tertinggi atau maksimal adalah pada PH 6 hal ini tentunya menyatakan
bahwa pada PH 6 paracetamol berada pada kondisi paling stabil dengan half life
mencapai 21,8 tahun. Efek paracetamol biasanya akan mencapai puncaknya antara
setengah jam sampai dua jam setelah dikonsumsi dengan efek analgesik
berlangsung selama sekitar empat jam dan setelah itu obat paracetamol akan
dikeluarkan dari tubuh. Selain paracetamol bahan yang digunakan dalam
pembuatan sirup kali ini yaitu sirup simplex yang berfungsi sebagai larutan gula
yang sebelumnya telah dibuat dengan cara pemanasan, natrium sitrat berfungsi
sebagai pengawet agar sirup tidak mudah ditumbuhi oleh mikroba, metil dan
propil paraben berfungsi sebagai pengawet sehingga sebaiknya tidak diberikan
lagi dikarenakan memiliki fungsi yang sama dengan asam nitrat, gliserin untuk
pembuatan sirup juga berfungsi sebagai caplocking agent, menthol digunakan
dalam pembuatan sirup ini berfungsi sebagai corigen odoris yaitu menghilangkan
bau pahit pada obat paracetamol, corigen saporis sebagai perasa dan corigen
coloris sebagai pewarna, pewarna yang digunakan yaitu carmin yang berfungsi
untuk menarik perhatian khususnya untuk pasien anak-anak.
Pada percobaan ini dalam pembuatan sirup paracetamol dilakukan beberapa
evaluasi yaitu organoleptis, pengukuran PH, mengukur viskositas sirup,
mengitung kerapatan pada sirup dan melihat suatu kejernihan pada sirup pada
pengujian organoleptis yaitu menguji sediaan dari warna, bau, dan rasa telah
terlihat pada sirup yang yang telah praktikan buat mempunyai warna baby pink
(merah muda), memiliki bau khas dari menthol dan mempunyai rasa manis.
Warna merah muda dihasilkan dari penambahan pewarna merah dari carmin dan
untuk rasa manis didapatkan dari formulas pemanis sirup simplex, setelah itu
evaluasi terhadap PH pada sediaan sirup yang praktikan buat dengan
menggunakan alat PH-,meter menunjukan hasil 6,14 menurut literatur yang
praktikan dapatkan bahwa pH 6 untuk obat paracetamol memiliki keadaan yang
paling stabil sehingga hasil percobaan untuk pengukuran PH pada sirup yang telah
praktikan buat sesuai dengan literatur.
Evaluasi untuk viskositas dilakukan dengan cara melihat suatu kekentalan sirup
yang telah praktikan lakukan yaitu dengan menggunakan tiga data yang berbeda
yaitu 15 rpm, 30 rpm, dan 60 rpm hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
kental suatu sediaan sirup jika dilakukan dengan kecepatan pengadukan yang
berbeda pada 15 rpm didapatkan hasil 920 mPa*s, 30 rpm didapatkan 132,0 mPa*s
dan 60 rpm didapatkan hasil 196,0 mPa*s dapat terlihat pada pengujian viskositas
yang telah praktikan lakukan menyatakan bahwa semakin besar rpm atau semakin
lama waktu pengadukan hasil data viskositas sirup tersebut mengalami
ketidakstabilan sedangkan menurut literatur suatu sediaan sirup jika mengalami
pengadukan yang lama maka viskositas sediaan semakin kecil sehingga evaluasi
viskositas pada sediaan sirup yang praktikan lakukan tidak sesuai dengan literatur
yang disebabkan beberapa faktor yaitu ukuran partikel pada suatu zat aktif dan zat
tambahan yang tidak tercampur homogen secara sempurna.
Evaluasi selanjutnya untuk melihat suatu kerapatan atau pengujian bobot jenis
pada sediaan sirup dengan menggunakan piknometer 25 ml Uji bobot jenis
dilakukan dengan cara menimbang bobot piknometer kosong, kemudian
piknometer diisi air dan ditimbang kembali. Setelah itu dilakukan penimbangan
piknometer yang telah diisi sediaan. yang dimasukkan kedalam air es dengan suhu
2̊C selama 15 menit setelah itu dikeluarkan dari air es dan diamkan kembali pada
suhu ruang sekitar 15 menit kemudian ditimbang dan didapatkan hasil setelah
dilakukan perhitungan didapatkan hasil 1,3472 gram/ ml. menurut literature yang
praktikan dapatkan untuk bobot jenis suatu sediaan obat paracetamol sebesar
271,4 gram/ml, perbedaan ini kemungkinan disebabkan beberap hal yaitu adanya
kontaminan yang menempel pada piknometer yang membuat hasil bobot jenis dari
sediaan lebih kecil dari hasil pada literatur yang praktikan dapatkan dan
Selanjutnya dilakukan uji kejernihan sirup. Uji dilakukan secara visual oleh
praktikan dengan mengamati sediaan. Hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih,
dan tidak mengandung pengotor didalamnya. Berdasarkan pengamatan didapatkan
hasil sesuai dengan yang diharapkan yaitu sediaan jernih dan tidak mengandung
pengotor didalamnya dengan melakukan pengamatan sirup diletakan pada tempat
putih untuk mengetahui adanya partikel yang berwarna hitam dan juga diletakan
ditempat berwarna hitam untuk mengetahui adanya partikel berwarna putih, hasil
dari pengamatan praktikan sirup yang dihasilkan kejernihanny tinggi yaitu tidak
ada sama sekali terdapat suatu partikel didalam sediaan sirup tersebut.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sediaan sirup yang
dibuat telah stabil pada uji organoleptik (rasa, bau dan warna), PH,
Viskositas, kerapatan obat , dan uji kejernihan. Pada uji viskositas dan uji
kerapatan tidak sesuai dengan literatur karena didapatkan hasil semakin
besar nilai rpm atau semakin lama waktu maka viskositas yang dihasilkan
tidak stabil yang seharusnya viskositas semakin kecil dan untuk uji
kerapatan didapatkan hasil terlalu kecil sebesar 1,3472 gram/ml dikarenakan
adanya kontaminan yang menempel pada piknometer.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Formularium Nasional. Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik


Indonesia.

Ansel, Howard. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi keempat.Jakrta: UI


Press

Marriot, J.F., Wilson, K.A., Langley, C.A., Belcher, D.2010. Pharmaceutical


Compounding and Dispensing.Pharmaceutical Press.

Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu resep. Jakarta: EGC Press


JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan sirup (larutan)
Jawab:
a. Keuntungan:
- Lebih mudah ditelan daripada sediaan yang lain, sehingga dapat lebih
mudah digunakan bayi, anak-anak, dewasa, maupun usia lanjut
- Segera diabsorpsi karena telah berbentuk sediaan cair (tidak mengalami
proses disintegrasi maupun pelarutan seperti pada tablet/pil dsb
- Obat secara homogen terdistribusi keseluruh bagian sediaan
- Mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan
(Aspirin, KCl) karena larutan langsung diencerkan dalam lambung
- Lebih mudah untuk menutupi rasa dan bau tidak enak pada obat dengan
cara penambahan pemanis dan pengaroma.

b. Kerugian :
- Bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa
atau diangkut dan disimpan, lebih berat.
- Stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk
sediaan tablet, kapsul, pil, terutama apabila zat aktif/bahan mudah
terhidrolisis.
- Larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembang-
biak sehingga diperlukan penambahan pengawet yang lebih banyak
dibanding sediaan tablet, pil, krim, dll
- Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat
- Rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak
apabila dalam bentuk larutan, terutama jika tidak dibantu dengan
pemanis dan pengaroma
2. Jelaskan fungsi dari pewangi (flavour)?
Jawab:
Pewangi (flavour) adalah kualitas dari sesuatu yang memengaruhi rasa dan
aroma yang biasanya ditambahkan pada sirup sehingga menimbulkan rasa dan
aroma yang enak.

Anda mungkin juga menyukai