Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN FORMULASI SEDIAAN LARUTAN UNTUK

OBAT ANALGETIK

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Disusun oleh :

Mohammad Salahudin Alayubi

Dyajeng Nurindirasari

Intan Zuraida

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Touch Your Future

Jln. Barito No.5 Malang


A. Latar Belakang
Acetaminophen atau paracetamol merupakan obat yang paling laku dan
paling banyak dikonsumsi orang selain Amoxicillin. Setiap kali menderita
demam, paracetamol sudah pasti akan menjadi obat yang paling dicari untuk
menurunkan panas badan. Obat yang mempunyai nama generik
acetaminophen ini, dijual di pasaran dengan ratusan nama dagang. Beberapa
diantaranya adalah Sanmol, Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.
Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang
disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu,
paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan
intensitas ringan sampai sedang. Jika tidak ada masalah di organ hati, dosis
maksimum paracetamol untuk orang dewasa adalah 4 gram (4000mg) per
hari atau 8 tablet paracetamol 500mg.
Bila karena suatu sebab yang tidak jelas pasien yang tidak patuh minum
obat ini melebihi dosis maksimum tadi maka dapat terjadi kerusakan hati
yang fatal. Gejala kerusakan hati yang perlu mendapatkan perhatian dan
harus segera ke dokter antara lain, mual sampai muntah, kulit dan mata
berwarna kekuningan, warna air seni yang pekat seperti teh, nyeri di perut
kanan atas, dan rasa lelah dan lemas. Beberapa reaksi alergi yang dilaporkan
sering muncul antara lain, kemerahan pada kulit, gatal, bengkak, dan
kesulitan bernafas/sesak. Seperti biasa, bila mengalami tanda tanda diatas
setelah minum paracetamol, segera ke dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Parasetamol dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam sirup drop.
Kelarutan parasetamol yang paling baik dalam Farmakope Indonesia III
adalah pada alcohol, yaitu 1:6. Sedangkan sirup drop parasetamol untuk
anak – anak harus bebas alcohol. Jalan lain untuk melarutkannya adalah
dengan menggunakan pelarut lainnya. Walaupun pelarut lainnya tidak dapat
melarutkan sebesar alcohol.Karena itu, propilen glikol menjadi pilihan kami
dalam melarutkan sediaan ini. Parasetamol memiliki rasa yang sangat pahit.
Agar drop dapat disukai oleh anak - anak, maka parasetamol ditambahkan
pemanis untuk menutupi rasanya. Pemanis yang digunakan dipilih yang
tidak menimbulkan cap locking yaitu kombinasi antara gliserin dan sorbitol.
B. Formulasi

60 mg
Paracetamol
0 , 6 ml
Propilen glikol 15%
Syr. simplex 25%
Na benzoat 0,5%
Acid red qs
Aqua ad 30ml

C. Perhitungan Bahan
30
1. Paracetamol × 60=3000 mg 3 gram
0,6
15
2. Propilen glikol ×30=4 ,5 gram
100
25
3. Syr. simplex x 30=7 , 5 ml
100
0,5
4. Na benzoat ×30=0 , 15 gram 150 mg
100
5. Aqua 30ml−(3+4 ,5+7 ,5+ 0 ,15)
= 30−¿ 15,15
=14,85ml
D. Karakteristik Bahan
a. Paracetamol
1. Alasan : Sebagai bahan aktif atau yang memberi reaksi pada
sediaan larutan
2. Pemerian : Hablur, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
pahit
3. Khasiat : Analgetikum, antipiretikum.
4. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol,
dalam 13 bagian aseton dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9
bagian propilenglikol, larut dalam larutan alkali hidroksida.
b. Propilen glikol
1. Alasan : Sebagai pelarut bahan aktif dengan konsentrasi 10-
15%
2. Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
rasa agak manis, higroskopis.
3. Kelarutan : Dapat campur denga air, dengan etanol (95%) dan
dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak campur denga
eter minyak tanah dan dengan minyak lemak.
4. Khasiat : Zat tambahan, pelarut.
c. Syr simplex
1. Alasan : Sebagai pemanis atau penghilang rasa pahit dari
bahan aktif paracetamol dengan konsentrasi (20%)
2. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam air mendidih sukar
larut dalam eter.
3. Khasiat : sebagai pemanis

d. Natrium benzoate
1. Alasan : Sebagai antimikroba yang dapat menghambat
pertumbhan jamur dan bakteri
2. Pemerian : granul / kristal putih, higoskopis, tidak berbau / bau
lemah benzoin, memiliki rasa tidak enak, rasa asin.
3. Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 90% P.
e. Aquadest
1. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
2. Alasan : Sebagai pelarut utama.
f. Pewarna (FED Red)
Alasan : untuk mendukung warna dari perasa strawberry.
E.

Alat Bahan
Anak timbangan set Paracetamol
Mortir Na benzoate
Stamper Gliserin
Beaker glass Sorbitol
Batang pengaduk Pewarna merah
Cawan porselin Aquadest
Kertas perkamen
Botol coklat
Pipet tetes
Gelas ukur 100ml
Piknometer
F. Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan setarakan timbangan
2. Kalibrasi botol 30ml, beri tanda
3. Ukur aquadest 13,47ml, sisihkan
4. Timbang pct 3gram masukkan kedalam mortir larutkan dengan
sebagian aquadet
5. Timbang Na. benzoate 30mg masukkan kedalam beaker glas larutkan
dengan sebagian aquadet aduk ad larut + no. 4
6. Timbang sorbitol 7,5gram larutkan dengan sebagian aquadet aduk ad
larut, + no.5
7. Tara cawan, timbang gliserol 6gram masukkan kedalam mortir aduk
8. Tambahkan 2 tetes perasa strawberry, aduk
9. Masukkan sisa aquades, aduk
10. Masukkan ke dalam botol lalu kocok
G. Uji evaluasi
a. Viskositas
1. Posisikan piknometer dengan tegak pada tiang penyangga dan
dijepit dengan penjepit
2. Pipet cairan (sediaan) 3ml dan masukkan pada pipa lengan
3. Hisap cairan didalam viscometer dengan karet penghisap
sehingga melewati batas atas pada pipa kapiler
4. Nyalakan stopwatch pada saat meniscus menyinggung batas atas
dan matikan pada saat meniscus menyinggung batas bawah pipa
kapiler
5. Mencatat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk melewati dua
batas tersebut
6. Menentukan massa jenis cairan, kemudian hitung viskositas dari
cairan tersebut
b. Volume terpindahkan
1. Tuang dalam gelas ukur (15ml)
2. Lihat volume (15ml)
c. Organoleptis
Uji organoleptis merupakan uji langsung pada sediaan meliputi rasa,
bentuk, warna dan bau.
SUSPENSI COTRIMOXAZOLE
A. Latar belakang
Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa dan
merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase Fase kontinu atau fase luar
umumnya merupakan cairan atau semipadat, dan fase terdispers atau fase dalam
terbuat dari partake partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi
seluruhnya dalam fase kontinu (Priyambodo, 2007). Suspensi oral lebih disukai
daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama) karena mudahnya
menelan cairan (Aulton, 2003), absorbsinya lebih cepat, dan bioavailabilitasnya lebih
baik (Joenoes, 2001).
Suspending agent digunakan untuk meningkatkan viskositas dan
memperlambat sedimentasi sehingga dapat menghasilkan suatu suspensi yang stabil
(Lieberman et al, 1996). Suspensi yang stabil harus tetap homogen, partikel benar-
benar terdispersi dengan baik dalam cairan, zat yang terdispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap, jika dikocok endapan harus cepat terdispersi kembali
(Priyambodo, 2007). Dalam sediaan cotrimoxazole digunakan bahan tambahan
seperti sorbitol, dan propylene glikol masing-masing sebagai pembasah dan pelarut,
nipagin sebagai pengawet, sukrosa sebagai pemanis, stawbery red sebagai
pewarna,frambose essence sebagai aroma, dan air sebagai pelarut. Sulfametoxazole
yang bersifat praktis tidak larut dalam air beserta dengan timetropim yang bersifat
sangat sukar larut dalam air perlu dibasahi dengan sorbitol dalam proses
pembuatannya. Sebagai suspending agen digunakan CMC Na sebanyak 1% yang
ditaburkan diatas air panas sampai mengembang.
B. Formulasi

240 mg
Cotrimoxazole
5 ml
Syr simplex 10%
Gliserin 10%
Na benzoate 1%
CMC Na 1%
Pewarna red qs
Aqua ad 60ml
C. Perhitungan Bahan
Cotrimoxazole terdiri atas sulfametoxazole 200mg dan trimethoprim
40mg
60
1. Sulfametoxazole × 200 mg=2400 mg 2, 4 gram
5 ml
60
2. Trimethoprim × 40 mg=480 mg 0 , 48 gram
5 ml
1o
3. Syr simplex ×60 ml=6 ml
100
10
4. Gliserin ×60 ml=6 ml
100
1
5. Na benzoate ×60 ml=0 ,6 gram
100
1
6. CMC Na ×60 ml=0 ,6 gram
100
Air untuk cmc na 0,6×7=4 , 2 ml
7. Aqua ad 60ml−(2 , 4+0 , 48 +6+6+ 0 ,6 +0 , 6)
60ml−¿ 16,08 ¿ 43,92ml
D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan setarakan timbangan
2. Kalibrasi botol 60ml, beri tanda
3. Timbang cmc na 600mg dimasukkan ke mortir sedikit demi sedikit
sambil diaduk
4. Ukur aqua 43,92ml, sisihkan
5. Timbang sulfametoxazole 2,4gram larutkan dengan sebagian
aquades aduk, dimasukkan ke morit aduk
6. Timbang trimethoprim 480mg larutkan dengan sebagian aquadest
aduk ad larut, dimasukkan ke mortir aduk
7. Ukur syr simplex 6ml dimasukkan ke mortir, aduk
8. Ukur gliserin 6ml dimasukkan ke mortir, aduk
9. Timbang na benzoate 600mg larutkan dengan sebagian aquadest
aduk ad larut, dimasukkan ke mortir aduk
10. Masukkan sisa aquadest ke dalam mortir dengan cara aduk tuang
11. Masukkan ke dalam botol sampai batas kalibrasi, kocok
Olium Ricini
A.Latar Belakang
menurut Farmakope Indonesia, emulsi adalah sediaan yang mengandung
bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Sedangkan
menurut Formularium Nasional, emulsi adalah sediaan berupa campuran
terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi fase cairan yang satu
terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
dimantapkan oleh zat pengemulsi. Emulsi adalah jenis khusus dari dispersi
koloid, yang memiliki setidaknya Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 1
134 satu dimensi antara sekitar 1 dan 1000 nm. Fase terdispersi kadang-
kadang disebut sebagai fase internal, dan kontinu sebagai fase eksternal.
Emulsi juga membentuk jenis sistem koloid yang agak istimewa karena
tetesan sering melebihi ukuran terbatas 1000 nm (Schramm, 1992). Emulsi
dapat sebagai produk akhir atau selama pemrosesan produk dalam berbagai
bidang termasuk industri makanan, industri pertanian, farmasi, kosmetik,
dan dalam bentuk makanan.
Minyak jarak adalah miyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin
biji Ricinus communis, L yang telah dikupas. Di era modern ini minyak
jarak ( Oleu ricini ) banyak digunakan untuk industri otomotif, industri
farmasi dan kosmetik. Kandungan asam lemak pada minyak jarak 90%
terdiri dari asam risinoleat, hanya sedikit mengandung asam dihidroksi
stearat, linoleat, oleat dan stearat. Klasifikasi tipe emulsi berdasarkan fase
terdispersinya digolongkan menjadi dua tipe yaitu tipe O/W (Oil On Water)
atau M/A (Minyak dalam Air) dan emulsi tipe W/O (Water On Oil) atau
A/M (Air dalam Minyak). Emulsi tipe O/W atau M/A adalah emulsi yang
terdiri atas butiran minyak yeng tersebar atau terdispersi dalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal. Untuk emulsi tipe W/O
atau A/M adalah emulsi yang terdiri atas butiran air yang terdispersi ke
dalam minyak

B.Formulasi
C.Perhitungan Bahan
1. Minyak Jarak
2. CMC Na
3.Nipagin
4.Gliserol
5.Sorbitol
6.Aquadest

D.Karakteristik Bahan

E.Alat dan Bahan

Alat Bahan
Anak timbangan
Mortir
Stemper
Beaker glass
Cawan porselen
Kertas perkamen
Botol coklat
Pipet tetes
Gelas ukur 100 ml
Piknometer
F.Cara Kerja

Anda mungkin juga menyukai