Anda di halaman 1dari 16

III.

DATA PREFORMULASI
a) Zat aktif
1. Ampisilin (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.103, DI halm.227
Rumus Molekul :C
16
H
19
N
3
O
4
S.3H
2
O
Rumus Bangun :

BM bentuk trihidrat : 403,45
Pemerian : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform
Dosis : 1. Ampisilin dewasa untuk pengobatan infeksi saluran nafas atau kulit
adalah 250-500 mg setiap 8 jam.
2. Untuk pengobatan infeksi saluran kemih , dosis dewasa biasanya 500
mg setiap 6 jam.
3. Untuk septikemia atau radang selaput otak karena bakteri adalah 8-
14 g atau 150-250 mg/kg setiap hari diberikan secara parentral.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat : Antibiotik terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif

b) Zat tambahan
1. CMC Na/ Natrium Carboxy Metil Cellulose (Handbook of Excipients Ed.VI hal.78)

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk berwarna putih, tidak berasa, bergranul.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;
tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Berat Jenis : 0,52 g/ml
pH : antara 6,5 dan 8,5
Kegunaan : Suspending agent
Konsentrasi : 0,1 1,0 %
Stabilitas : Stabil dan higroskopis, dibawah kondisi Kelembapan tinggi
dapat mengabsorpsi (>50%) air.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan asam berkonsentrasi
tinggi dan larut dengan garam besi juga beberapa logam seperti aluminium,
merkuri, dan zink.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

2. Sorbitol (Handbook of Pharmaceutical of Excipient hal. 679)

Rumus Molekul : C
6
H
14
O
6

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 182,17
Pemerian : Serbuk, butiran atau kepingan; putih ; rasa manis ;
higroskopis.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol,
dalam metanol dan dalam asam asetat.
Berat Jenis : 1,49 g/ml
pH : 4,5-7,0
Kegunaan : Bahan pembasah
Konsentrasi : 70%
Stabilitas : Relatif inert dan kompatibel dengan sebagian besar bahan
tambahan; stabil di udara.
OTT : Tidak bercampur dengan larutan asam berkonsentrasi tinggi
dan larut dengan garam besi juga beberapa logam seperti aluminium, merkuri, dan zink.
Wadah & penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

3. PVP / Povidone (Handbook of Excipients Ed.VI hal.581)
Rumus Molekul : (C
3
H
4
O
2
)
n

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk putih, agak putih atau tidak berbau, serbuk
higroskopis.
Kelarutan : Mudah larut dalam suasana asam, sukar larut dalam etanol
95%, metanol dan asam asetat.
Berat Jenis : 0,29-0,39 g/ml
pH : 3,0 7,0
Kegunaan : bahan pengikat
Konsentrasi : 0,5 - 5%
Stabilitas : Stabil pada pemanasan 110 180
0
C
OTT : Tidak bercampur dalam larutan garam anorganik, resin alam
dan sintetis, sulfatiazole, sodium salisilat, asam salisilat, fenobarbital;, tanin
Wadah dan Penyimpanan: Di wadah yang tertutup rapat dan disimpan di tempat yang
sejuk dan kering.

4. Natrium Benzoat (FI IV Hal. 584, Handbook of Excipient Hal. 627)
Rumus Molekul : C
7
H
5
NaO
2

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 144,11
Pemerian : Granul atau serbuk hablur putih, tidak berbau, atau praktis
tidak berbau, stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%.
Berat Jenis : 1,497-1,527 g/ml
pH : 8,0
Kegunaan : pengawet
Konsentrasi : 0,02 0,5%
Stabilitas : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf dan filtrasi.
OTT : Incompatibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam feri,
garam kalsium. Aktifitas pengawet biasanya berkurang karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan
nonionik.
Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan di tempat sejuk dan
kering.


5. Aerosil (Handbook of Excipients halm.185 dan Ed.IV halm.424)
Rumus Molekul : SiO
2

Rumus Bangun :

Pemerian : Serbuk koloid silikon dioksida dengan ukuran partikel
sekitar 15 nm, ringan, warna putih-kebiruan, tidak berbau, tidak berasa, dan serbuk amorf. amorf,
berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam organik solven, air dan asam
kecuali hydrofluoric acid, larut dalam larutan alkali hydroxide panas membentuk dispersi koloidal
dengan air
Berat Jenis : 0,029-0,042 g/ml
pH : 3,5 4,0
Stabilitas : bersifat higroskopis dan mengadsorbsi sebagian besar
air tanpa mencair.
OTT : inkompatibel dengan diethylstilbestrol preparations.
Wadah dan Penyimpanan: wadah yang tertutup rapat
Kegunaan : memperbaiki sifat alir, glidant, suspending agent, peningkat
viskositas, absorben
Konsentrasi : Glidant 0,1 0,5%
Suspending dan thickening agent 2,0 10,0%
6. Etanol (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.63)
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
Kegunaan : Pembentuk massa granul yang kompak
Bobot jenis : 0,8119 - 0,8139 g/cm
3

OTT : Dengan aluminium
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;
di tempat sejuk, jauh dari nyala api
7. Sunset Yellow ( Handbook of Pharmaceutical of Excipient edisi VI halm.193 )
Rumu Molekul : C H N Na O S
Pemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutan
memberikan warna orange terang
Kelarutan : Mudah larut di gliserin dan air, agak sukar larut dalma
aseton dan propilen glikol, sukar larut dalam etanol 75%
Kegunaan : Pewarna
Konsentrasi :
OTT : Asam askorbat, gelatin, dan glukosa
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat, dan tempat yang
sejuk dan kering
8. Essence Orange ( Martindale halm.680 )
Pemerian : Terbuat dari kulit jeruk yang masih segar yang
diproses secara mekanik dan terkandung kurang lebih 90% lemon
Kelarutan : Mudah larut dalam alkohol 90%
Kegunaan : pewarna dan pewangi
Wadah dan Penyimpanan : Dalm wadah yang tertutup dan tempat yang sejuk
dan kering, dan terhindar dari cahaya matahari

9. Aquadest (Farmakope Indonesia Ed.IV hal.1124)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar.
Titik leleh : 17,8C
Bobot jenis : 1,2636 g/cm
3
pada 20C
pH : 5,0 7,0
Stabilitas : Secara kimiawi stabil pada semua suasana (es, cair,
uap air)
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Pelarut
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Mortir + stampler
Stirer
Lumpang + alu
Beaker glass
Pipet tetes
Viskometer Brookfield
Botol cokelat
Batang pengaduk
Timbangan
Gelas ukur
Pengayak no. 12 dan no. 14
Seperangkat ayakan ( pada pengujian ukuran partikel )
Vial
Tabung sedimentasi
Alat uji sifat alir
Stopwatch
Milimeter blok
Kertas coklat
Sudip
Spatula
Sendok tanduk
Pipet tetes
Plastik, lap. Tissue


Bahan :
Ampisilin Trihidrat
Na. CMC
Sorbitol
PVP
Ethanol
Sunset Yellow
Orange essens
Natrium Benzoat
Aqua destilata
Oleum Menthae piperitae

V. FORMULA
Bahan
Formula 1 (dengan granulasi)
(%)
Formula 2 (tanpa granulasi) (%)
Ampisilin 125 mg/ 5ml 125 mg/ 5ml
CMC Na 1,5 % 1,5 %
Sorbitol 5 % 5 %
PVP 1 % -
Ethanol Qs -
Natrium Benzoat 0,1 % 0,1 %
Sunset Yellow 0,025 % 0,025 %
Orange Essens 0,025 % 0,025 %
Aquadest Ad 400 ml Ad 400 ml


VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
Perhitungan
a. Tanpa granulasi (formula 1)
Ampisilin = 125mg/5ml x 400 ml = 20000mg = 20g
= BM Amphisilin Trihidrat x 20 g
BM Amphisilin
= 403,45 x 20 g
349,40
Ampisilin trihidrat = 11,5469 g
CMC Na =1,5/100 x 400ml = 6g
Sorbitol =15/100 x 400 ml = 60g
Larutan PVP = PVP = 1/100 x 400 ml = 4g
Etanol 95% = 1/100 x 400ml = 4 ml
Na.Benzoat = 0,1/100 x 400 ml = 0,4 g
Sunset Yellow = 0,125/100 x 400ml = 0,5ml10 tetes
Orange essense = 0,1875/100 x 400ml = 0,75ml15 tetes
Total berat serbuk =(11,5469+6+60+4+0,4+0,5+0,75)= g


Air Untuk Rekonstitusi :
Bobot teoritis = 83,20 gram
Bobot praktek = 80,25 gram
Faktor koreksi air = bobot praktek x 400 ml
bobot teoritis
= 80,25 x 400 ml = 385,82 ml ~ 386 ml
83,20
Bobot yang diserahkan = 60 ml x bobot yang didapat
Faktor koreksi air
= 60 ml 80,25 gram = 12,51 gram
386 ml
Bobot untuk rekonstitusi = Faktor koreksi air - 60 ml x bobot praktek
Faktor koreksi air
= 386 ml 60 ml 80,25 gram = 67,74 gram
388 ml
Air Untuk Rekonstitusi = Faktor koreksi air 60 ml
= 386ml 60 ml = 326 ml

b. Granulasi (formula 2)
Ampisilin = 125mg/5ml x 400 ml = 20000mg = 20g
= BM Amphisilin Trihidrat x 20 g
BM Amphisilin
= 403,45 x 20 g
349,40
Ampisilin trihidrat = 11,5469 g
CMC Na = 1,5/100 x 400ml = 6g
Sorbitol = 15/100 x 400 ml = 60g
Na. Benzoat =0,1/100 x 400 ml = 0,4g
Sunset Yellow = 0,125/100 x 400ml = 0,5ml10 tetes
Orange essense = 0,1875/100 x 400ml = 0,75ml15 tetes
Total berat serbuk =(11,5469+6+60+0,4+0,5+0,75)= 79,1969 g

Air Untuk Rekonstitusi :
Bobot teoritis = 79,1969 gram
Bobot praktek = 76,95 gram
Faktor koreksi air = bobot praktek x 400 ml
bobot teoritis
= 76,95 x 400 ml = 388 ml
79,1969
Bobot yang diserahkan = 60 ml x bobot yang didapat
Faktor koreksi air
= 60 ml 76,95 gram = 11,90 gram
388 ml
Bobot untuk rekonstitusi = Faktor koreksi air - 60 ml x bobot praktek
Faktor koreksi air
= 388 ml 60 ml 76,95 gram = 65,05 gram
388 ml
Air Untuk Rekonstitusi = Faktor koreksi air 60 ml
= 388 ml 60 ml = 328 ml

Penimbangan

Bahan
Formula 1 (dengan
granulasi)
Formula 2 (tanpa
granulasi)
Ampisilin trihidrat 11,5469 g 11,5469 g
CMC Na 6 g 6 g
Sorbitol 60 g 60 g
PVP 4 g -
Ethanol Qs -
Natrium Benzoat 0,4 g 0,4 g
Sunset Yellow 10 tetes 10 tetes
Orange Essens 15 tetes 15 tetes


VII. PEMBUATAN
Formula 1 (non granulasi)
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Bahan-bahan obat yang diperlukan ditimbang , botol 60 ml dikalibrasi
3. Ampisilin Trihidrat dimasukkan kedalam lumpang digerus ad halus
4. Ditambahkan CMC Na , digerus ad homogen
5. Ditambahkan Natrium Benzoat digerus ad homogen
6. PVP dilarutkan dengan 4 ml Etanol 95%, kemudian ditambahkan setetes demi setetes
kedalam campuran serbuk. Ditambahkan Sunsset Yellow dan Orange Essens kedalam campuran serbuk,
digerus ad homogen. Ditambahkan Aerosil, digerus ad homogen. Ditambahkan Sorbitol, digerus ad
homogen. Dicampur ad terbentuk massa yang kompak yang dapat digranulasi
7. Diayak dengan pengayak nomor 12, dikeringkan diudara terbuka, kemudian ayak dengan
pengayak nomor 14
8. Ditimbang granul yang didapat
9. Dihitung dan dipisahkan granul yang akan dimasukkan kedalam botol 60 ml
10. Sisa granul untuk uji evaluasi kecepatan alir, ukuran partikel (Metode Pengayakan), waktu
rekonstitusi, viskositas dan sifat alir serta volume sedimentasi
11. Dibuat kurva aliran dan ditentukan sifat alirnya

Formula 2 (granulasi)
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Bahan-bahan obat yang diperlukan ditimbang , botol 60 ml dikalibrasi
3. Ampisilin Trihidrat dimasukkan kedalam lumpang digerus ad halus
4. Ditambahkan CMC Na , digerus ad homogen
5. Ditambahkan Natrium Benzoat digerus ad homogen
6. Ditambahkan Sunsset Yellow dan Orange Essens kedalam campuran serbuk, digerus ad homogen.
Ditambahkan Aerosil, digerus ad homogen. Ditambahkan Sorbitol, digerus ad homogen. Dicampur ad
terbentuk massa yang kompak yang dapat digranulasi
7. Ditimbang granul yang didapat
8. Dihitung dan dipisahkan granul yang akan dimasukkan kedalam botol 60 ml
9. Sisa granul untuk uji evaluasi kecepatan alir, ukuran partikel (Metode Pengayakan), waktu
rekonstitusi, viskositas dan sifat alir serta volume sedimentasi
10. Dibuat kurva aliran dan ditentukan sifat alirnya

VIII. EVALUASI
i. Sifat Alir
a) Secara Langsung
25 gram granul ditimbang, tempatkan pada corong alat uji sifat alir dalam keadaan tertutup.
Penutupnya dibuka, serbuk dibiarkan mengalir, catat waktunya dengan menggunakan stopwatch.
Syarat : Waktu alir 100 gram serbuk/granul > 10g /detik (Aulton hal.612)
Rumus Kecepatan Alir = Bobot (g)
Waktu (t)

Kecepatan mengalir
(gram/s)
Aliran
>10
4 10
1,6 4
<1,6
Free flowing
Easy flowing
Cohesive
Very cohesive

b) Secara Tidak Langsung
Pada cara (a), serbuk ditampung pada kertas grafik millimeter, catat tinggi (h) dan diameter unggukan
serbuk. Hitung ( sudut istirahat ) menggunakan persamaan :
Tg = h/r
Syarat : (Aulton hal.248)

Tan = h/r
= inv tan
keterangan :
r : jari-jari bidang datar kerucut
h : tinggi kerucut
: sudut baring
Sudut diam Keterangan
<25
25 30
30 40
>40
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang

Data Evaluasi Sifat Alir Formula I
Massa
(g)
t
(detik)
r
(cm)
H
(cm)

(
0
)
Kecepatan alir
(g/dtk)
25
25
25
06.07
05.15
05.09
4.25
4.50
4.35
2.05
2.15
2.10
25.75
25.53
25.76
4.1186
4.8544
4.9116

Data Evaluasi Sifat Alir Formula II
Massa
(g)
t
(detik)
r
(cm)
H
(cm)

(
0
)
Kecepatan alir
(g/dtk)
25
25
25
5.71
3.53
3.47
4
3.5
3.7
1.4
1.6
1.6
19.30
24.57
23.38
4.38
7.08
7.20

ii. Volume sedimentasi
Cara :
Suspensi rekonstitusi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi 25 ml dan diamati kestabilannya
Perhitungan : F = Vu / Vo
dimana, F = Derajat sedimentasi
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal

Pengamatan

Formula 1
(tanpa granulasi)
Formula 2
(dengan
granulasi)

15 menit

Vo
Vu
25,5
25,5
25,5
25,5
F 1 1

30 menit

Vo
Vu
F
25,5
25,5
1
25,5
25,5
1
45 menit

Vo
Vu
F
25,5
25,5
1
25,5
25,5
1

60 menit

Vo
Vu
F
25,5
25,5
1
25,5
25,5
1

1 hari

Vo
Vu
F
25,5
25,5 + endapan
1
25,5
25,5 + endapan
1

2 hari

Vo
Vu
F
25,5
24 + endapan
1
25,5
24 + endapan
1

3 hari

Vo
Vu
F
25,5
24 + endapan
1
25,5
23 + endapan
1
4 hari Vo
Vu
F
25,5
22,5 + endapan
1
25,5
20,75 + endapan
1


Waktu Endapan formula I Endapan formula II
1 hari 2,5 1,5
2 hari 2,25 1,75
3 hari 2,25 1,75
4 hari 2,25 2


iii. Waktu Rekonstitusi

Waktu untuk
Rekonstitusi
Formula 1 (non granulasi) Formula 2 (granulasi)
01.31 menit 01.58 menit

iv. Ukuran Partikel
Metode : Pengayakan bertingkat
Cara :
Serbuk dimasukkan ke pengayak bertingkat. Alat dinyalakan selama 15 menit. Setelah selesai, bobot
serbuk yang terdapat pada masing-masing mess ditimbang.
Perhitungan metode pengayakan :
Rata-rata diameter mesh (m) =

% Bobot yang tertinggal =

Dav =

Tabel ukuran diameter mesh menurut USP 26-NF 21
No. Mesh Diameter Mesh (m)
20 850,00
40 425,00
60 250,00
80 180,00
100 150,00
120 125,00


Formula I

Mesh Rata-rata
diameter mesh
(mm)
x
Bobot yang
tertinggal (g)
% Bobot yang
tertinggal
y
% Bobot yang
tertinggal x Rata-
rata diameter
mesh (mm)
20 0,85 3,0 6,122 5,2037
20/40 0,6375 26,3 53,673 34,2165
40/80 0,3025 17,9 36,531 11,0506
80/100 0,165 1,4 2,857 0,4714
100/120 0,1375 0,3 0,612 0,0842
120 0,125 0,1 0,204 0,0255
Total 49 99.999 51,0519






Formula II
Mesh Rata-rata
diameter mesh
(mm)
Bobot yang
tertinggal (g)
% Bobot yang
tertinggal
% Bobot yang
tertinggal x Rata-
rata diameter
mesh (mm)
20 0,85 0,1 0,212 0,1802
20/40 0,6375 0,5 1,059 0,6751
40/80 0,3025 19,7 41,737 12,6254
80/100 0,165 5,7 12,076 1,9925
100/120 0,1375 3,3 6,992 0,9614
120 0,125 17,9 37,924 4,7405
Total 47,2 100 21,1751





v. Penentuan Viskositas dan Sifat Alir

o Metode : Viskometer Brookfield
Alat : Viskometer Brookfield tipe LV
Menggunakan alat viscometer Brookfield sesuai petunjuk penggunaan alat. Dicatat
RPM, skala, dan faktor dari alat yang digunakan. Gunakan spindle yang sesuai.

Perhitungan : Viskositas () = faktor x skala
Gaya (F) = skala x konstanta alat (kv)
* kv = 673,7 dyne/cm
2

















Pembahasan
1. Pada Suspensi Tanpa Granulasi
Rata rata sifat alir yang didapat adalah 1.96 g/detik. Bila dibanding kan dengan hasil dari suspensi
dengan granulasi, sifat alir ini lebih lambat. Hal ini dikarenakan karena tanpa adanya granulasi ukuran
partikel pada suspensi ini tidak terlalu besar sehingga sifat alir yang didapat kecil. Selain itu dengan
metode tanpa granulasi ini serbuk suspensi rekonstitusi mempunyai luas permukaan yang lebih besar.
2. Pada Suspensi dengan Granulasi
Rata rata sifat alir yang didapat adalah 5.84 g/detik. Bila dibandingkan dengan hasil dari suspense
tanpa granulasi, sifat alir ini tergolong cepat. Hal ini disebabkan karena dengan adanya granulasi ukuran
partikelnya menjadi lebih bsar shingga sifat alir yg didapat lebih besar. Selain itu dengan metode ini
serbuk suspensi mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga mempermudah serbuk ini untuk
mengalir.
1. Ukuran partikel pada suspensi tanpa granulasi
Diameter rata rata yang didapat dari formula ini adalah 0,1596 mm. hal ini disebabkan karena metode
yang digunakan adalah metode tanpa granulasi. Metode ini menyebabkan ukuran partikel dari formula
ini menjadi lebih kecil dan tidak adanya pengikat juga menyebabkan ukuran partikel ini menjadi lebih
kecil
2. Ukuran partikel pada suspensi dengan granulasi
diameter rata rata yang didapat dari formula ini adalah 0,18334 mm. hal ini disebabkan karena
metode yang digunakan adalah metode dengan granulasi. Metode ini menyebabkan ukuran partikel dari
formula ini menjadi lebih besar dan adanya pengikat yang digunakan dalam formula ini juga menjadi
factor besarnya diameter dari serbuk ini.
3. Uji volume sedimentasi berguna untuk mengetahui kemampuan mendispersi kembali dari
pembasah yang digunakan dan endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali
setelah dengan pengocokan sedang agar menghasilkan suatu sistem homogen. Pada hasil percobaan di
dapat hasil volume sedimentasi pada formula II yakni dengan metode granulasi didapatkan nilai F
konstan bernilai 1 sampai hari terakhir pengamatan, sedangkan formula I tanpa granulasi didapatkan
ketidakstabilan volume sedimentasi.
Formula Spindel RPM Faktor Skala Viskositas (cPs)
Faktor x skala
Gaya (dyne/cm
2
)
Skala x kv

I
1
1
1
1
6
12
30
6
10
5
2
10
10
18
43,5
12
100
90
87
120
6737
12126,6
29305,95
8084,4

II
1
1
1
1
6
12
30
6
10
5
2
10
14,25
28
61
14,50
142,5
140
122
145
9600,225
18863
41095,7
9768,65
4. Ketidakstabilan suspensi ampisilin tanpa granulasi tersebut disebabkan formula yang dibuat tidak
ditambahkan zat pengikat granul sehingga granul tersebut tidak membuat ikatan yang kuat antar
granulnya dan suspensi yang dibuat menjadi tidak stabil. Sedangkan formula suspensi dengan metode
granulasi yakni ditambahkan zat pengikat didapat kestabilan suspensi karena antar ikatan granul satu
dengan yang lain kuat karena adanya zat pengikat.
5. Pada formula II dengan granulasi didapat waktu rekonstitusi 1:28 menit, serbuk granul tersebut
mudah terdispers ketika ditambahkan air untuk menjadi bentuk sediaan suspensi dikarenakan juga
kecepatan alir yang baik pada formula dengan granulasi. Sedangkan formula I tanpa granulasi didapat
waktu rekonstitusi 2 menit, serbuk granul agak lama terdispers dalam air hal ini dapat dilihat dari
kecepatan alir yang kurang baik seperti formula II karena ukuran partikel granul tidak sama atau kurang
homogen.
6. Pada uji viskositas, formula I & formula II menggunakan viskometer stormer karena hasil sediaan
suspensinya agak cair atau kurang kental sehingga tidak dapat diuji menggunakan viskometer
brookfield.
7. Pada formula I didapatkan hasil rheologinya yakni rheopeksi, karena pada grafik terlihat arah panah
dimulai dari kanan, kemudian turun ke arah kiri. Rheopeksi atau antithiksotropik disebabkan oleh
meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-partikel terdispers, atau molekul-molekul polimer dalam
suspensi. Pada formula I mungkin granul tidak terdispers secara baik, sehingga dalam keadaan diam,
gumpalan-gumpalannya pecah dan lama-lama kembali ke keadaan semula dimana terdiri dari
gumpalan-gumpalan kecil dan partikel-pertikel tersendiri.
8. Pada formula II didapatkan hasil rheologinya yakni thiksotropik, grafik menunjukkan arah panah
yang dimulai dari kiri kemudian turun ke arah kanan. Suspensi formula II dapat dikatakan baik karena
hasil rheologinya thiksotropik yang mana tidak akan mengendap dengan segera dalam wadahnya, akan
menjadi cair apabila dikocok. Pada akhirnya suspensi tersebut akan memperoleh kembali konsistensinya
dengan cepat sehingga partikel-partikel tetap berada dalam keadaan tersuspensi.

I. KESIMPULAN DAN SARAN
Pada formulasi sediaan suspensi sulfur presipitasi diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Organoleptik
Parameter Formula I (dengan granulasi) Formula II (tanpa granulasi)
Warna Merah muda Merah muda
Bau Strawberry Strawberry


2. Uji Viskositas dan Sifat Aliran
Formula I sifat alir = rheopeksi
Formula II sifat alir = tiksotropik

3. Uji Volume Sedimentasi
Formula I (tanpa granulasi) F = 0,96
Formula II (dengan granulasi) F = 1
4. Kecepatan alir
Formula I (tanpa granulasi) : 1,96 g/detik cohesive
Formula II (dengan granulasi) : 5,84 g/detik free flowing

5. Ukuran Partikel
Formula I (tanpa granulasi) : 0,1596 nm
Formula II (dengan granulasi) : 0,1833 nm
Berdasarkan data diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa formula suspensi rekonstitusi yang baik
adalah formula II yakni dengan metode granulasi.

SARAN
Dalam pembuatan, disarankan untuk membuat suspensi rekonstitusi dengan menggunakan metode
granulasi agar didapatkan sediaan baik dan stabil.

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : 1979.
Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : 1995.
Lachman Leon, Penerjemah: Siti Suyatmi, Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi ketiga vol 2,
Jakarta:UI Press,1994.
Wade Ainley dan Paul J Weller, Handbook Of Pharmaceutikal Excipients.Edisi VI.2009.
Mc. Evory, Gerald K, American Hospital Formulary Service, Drug Information. America Society of
Hospital Pharmacist.
Martindale 36, 2009. London: Pharmaceutical Press.
Lampiran Kemasan, Brosur dan Etiket:



















HAPPYCILLIN


Ampicillin



Komposisi:
Ampicillin trihydrate setara dengan Ampicillin 250 mg/ 5mlsirup
kering

Indikasi :
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif atau gramnegatif
yang peka terhadap ampicillin. Infeksi saluran
pernafasanbronkopneumonia, otitis media. Infeksi saluran kemih
seperti pielonefritisakut, kronik, sistisis. Gonore yang tak
terkomplikasi. Infeksi alat kelaminwanita, seperti aborsiseptis,
adniksitis. Endometritis, parameritis,pelviperitonitis, demam
puerperal. Infeksi saluran pencernaan sepertishigellosis,
salmonellosis.

Kontraindikasi:
Hipersensitivitas, pasien dengan riwayat alergi terhadappenicillin

Efeksamping :
Rekasi kepekaan seperti erythemathosus macopapular
rashes,urtikaria serum sickness. Gastrointestinal, glositis,
stomasitis, mual,muntah, diare, pseudomembran colitis. System
hematopoetik dan limfotik,anemia, trombositopenia, eosinofillia,
leukopenia, dan agranulositosis

Dosis :
3-4 kali sehari 250 500mg per hari, diminum 1 jam
sebelummakan


KOCOKDAHULU SEBELUM DIGUNAKAN


No. Reg :DKL 9505014838A1
No. batch :4209083
Exp Date :Mei 2014

Diproduksi oleh
PT Happy Pharma
Jakarta - Indonesia

Anda mungkin juga menyukai