PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
FENTY DESNIANA
NIM. 1548201115
JAMBI
2019
FORMULASI PASTA GIGI FRAKSI AKTIF DAUN PUDING
NIM :1548201115
BAB I. PENDAHULUAN
plak pada gigi. Mikroorganisme yang hidup pada plak akan menghasilkan
& Juliatri, 2016). Salah satu mikroba patogen penyebab periodontitis yang
banyak ditemukan dalam plak gigi adalah Streptococcus mutans (Fajriani &
Andriani, 2014).
Plak gigi dapat dicegah dengan menggunakan pasta gigi, baik dari
bahan alami maupun sintetik. Saat ini telah dikembangkan pasta gigi herbal
gigi non herbal (Oroh, Posangi, & Wowor, 2015). Pasta gigi herbal biasanya
berasal dari bahan-bahan alami yang telah diekstrak, minyak esensial, enzim
*) Sari proposal ini akan diseminarkan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu
Jambi pada:
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
Pembimbing : 1. Desi Sagita, M.Si., Apt
2. Barmi Hartesi, M. Farm., Apt
1
Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan yaitu tumbuhan Puding
biasa tumbuh liar atau ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman hias
sebagai antijamur, antiinflamasi, obat luka dan bisul (Elmitra & Rikomah,
inovasi dari pemanfaatan tanaman hias dan tanaman liar yang dapat
adalah:
a. Manakah diantara fraksi n-heksan, etil asetat dan butanol dari daun
Streptococcus mutans?
b. Apakah fraksi aktif daun puding bisa diformulasikan menjadi pasta gigi
antibakteri?
1.4 Hipotesis
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk
Pasta gigi dikatakan produk kosmetik jika fungsi yang ditonjolkan adalah
plak. Pasta gigi dapat dikatakan sebagai obat jika fungsi yang ditonjolkan
toraihy, 2014).
menjadi komponen aktif yang bekerja pada pasta gigi dan komponen aditif.
Komponen dalam pasta gigi menurut (Ma’ruf, Supriadi, & Nuryanti, 2016)
terdiri dari :
a. Bahan abrasif. Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi berfungsi
stain. Bentuk dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu
untuk menambah kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif ini antara
lain silica atau silica hydrat, sodium bikarbonat, aluminium oxide,
b. Air.
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan
mempertahankan konsistensi.
(AHA) dan asam laktat. Bahan ini digunakan untuk menjaga pasta gigi
tetap lembab.
dalam pasta gigi di pasaran adalah Sodium Lauryl Sulfat (SLS) yang
gigi.
rasa pada pasta gigi adalah untuk menutup rasa bahan-bahan lain yang
5
bahan pengawet yang ditambahkan dalam pasta gigi adalah Natrium
Evaluasi pada pasta gigi terdiri atas beberapa karakteristik yang ideal
a. Uji Organoleptis
b. Uji Homogenitas
Semakin lama waktu penyimpanan daya sebar semakin besar, hal ini
daya sebar. Hal ini disebabkan karena daya sebar berhubungan dengan
kandungan air, semakin banyak kandungan air maka semakin luas daya
d. Uji pH
udara dapat masuk (Afni et al., 2015). Rentang atau Range pH menurut
e. Uji Stabilitas
bentuk, bau, warna, dan homogenitas dari pasta gigi berarti konsistensi
2016)
7
f. Uji Hedonik
disukai oleh konsumen dan tidak ada standar tertentu untuk melakukan
Evaluasi pada pasta gigi terdiri atas beberapa karakteristik yang ideal
g. Uji Organoleptis
h. Uji Homogenitas
Semakin lama waktu penyimpanan daya sebar semakin besar, hal ini
daya sebar. Hal ini disebabkan karena daya sebar berhubungan dengan
kandungan air, semakin banyak kandungan air maka semakin luas daya
j. Uji pH
udara dapat masuk (Afni et al., 2015). Rentang atau Range pH menurut
k. Uji Stabilitas
9
kecepatan 3800 rpm selama 5 jam. Jika tidak terlihat perubahan
bentuk, bau, warna, dan homogenitas dari pasta gigi berarti konsistensi
l. Uji Hedonik
disukai oleh konsumen dan tidak ada standar tertentu untuk melakukan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magniliopsida
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Graptophyllum
tumbuh liar di pedesaan dan sering ditanam sebagai tanaman hias, atau
Balittro, 2008)
lebar 5 - 11 cm, ungu, ungu tua, atau ungu kehijauan (Kristina et al., 2008)
Madura : Handeuleum
Bali : Temen
Maluku : kadi-kadi.
11
2.3.4 Kandungan
dikenal dengan baik sebagai antijamur, antiinflamasi, obat luka dan bisul
13
Uji Daya Hambat 120 μg/mL 11.5 mm Pseudomonas
Ekstrak Etanol Daun (kuat) aeruginosa
Puding Hitam
(Graptophylum pictum L. 230 μg/mL 14.6 mm
Giff) pada Pertumbuhan (kuat)
Bakteri Pseudomonas 470 μg/mL 18.7 mm
aeruginosa (kuat)
(Jurnal Sains dan 940 μg/mL 15.3 mm
Teknologi Farmasi Vol. (kuat)
19 No. 01 (Maret 2017)
The Graptophyllum 10% denture
pictum extract effect on plaque
acrylic resin complete 20%
denture plaque growth 40%
(Maj. Ked. Gigi. (Dent.
J.), Vol. 38. No. 4)
Aktivitas Antibakteri 25 mg/ml KHM S.aureus
Ekstrak Daun Ungu
(Graptophyllum pictum 50 mg/ml KHM P.aeruginosa
L.) Terhadap
Staphylococcus aureus
dan Pseudomonas
aeruginosa
(NASKAH PUBLIKASI,
Dayin Fauzi)
Aktivitas antibakteri 1,56% KHM Streptococcus
ekstrak etanol daun ungu mutans
terhadap Streptococcus 3,15 % KBM
mutans sebagai bakteri
penyebaba utama karies
(Proceeding forcilla II ,
2015)
2.5 Ekstraksi
polaritas yang sama (Tiwari, Kumar, Mandeep, Kaur, & Kaur, 2011).
a. Sokletasi
b. Maserasi
c. Dekok
dalam air dan tahan terhadap pemanasan dimana dengan cara merebus
d. Infusa
15
e. Perkolasi
et al., 2011).
2.6 Fraksinasi
berdasarkan tingkat kepolaran yang berbeda dalam dua pelarut yang memiliki
jenis antara dua fraksi (L. Pratiwi, Fudholi, Martien, & Pramono, 2016).
positif (+), bersifat non motil (tidak bergerak), berdiameter 1-2 µm, bakteri
anaerob fakultatif. Memiliki bentuk bulat atau bulat telur, tersusun seperti
rantai dan tidak membentuk spora, tumbuh secara optimal pada suhu sekitar
diikuti oleh karies setelah 6-24 bulan (Sandi, Bachtiar, & Hidayati, 2015).
konsentrasi tertentu
b. E-test
17
(Konsentrasi Hambat Minimal) atau MIC (Minimum Inhibitory
c. Ditch-plate technique
sampel uji yaitu agen antimikroba pada parit yang dibuat dengan cara
memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara
d. Cup-plate technique
pada sumur tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji (S.
Pratiwi, 2008).
e. Gradient-plate technique
dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair/ broth dilution test (serial
19
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN
pembuatan sediaan pasta gigi dan evaluasi sediaan yang telah dibuat.
Evaluasi meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji stabilitas, uji
daya sebar, uji foaming power, uji hedonik dan uji antibakteri.
3.3.1 Bahan
3.3.2 Alat
alat gelas, tanur, autoklaf, Rotary, Laminar air flow, incubator, oven,
lumping, alu, sudip, cawan petri, dan alat-alat umum yang digunakan di
laboratorium.
Mikrobiologi ITB.
a. Organoleptik
2010).
21
b. Susut Pengeringan.
selama 30 menit dan telah ditara. Zat diratakan dalam botol timbang
1050C hingga bobot tetap. Botol harus segera ditutup jika lemari
(DepkesRI, 2000).
Keterangan:
konstan. Kadar dalam persen senyawa yang larut dalam air dihitung
𝑊2 − 𝑊0 100
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑎𝑖𝑟 = 𝑋 100%
𝑊1 − 𝑊0 20
Keterangan:
𝑊2 − 𝑊0 100
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 𝑋 100%
𝑊1 − 𝑊0 20
Keterangan:
23
W1 = Berat cawan + simplisia
e. Kadar abu
timbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air
panas, saring dengan kertas saring bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas
saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat kedalam krus, uapkan,
pijarkan hingga bobot tetap, timbang, hitung kadar abu terhadap bahan
(𝑊2 − 𝑊0)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 = 𝑋 100%
(𝑊1 − 𝑊0)
Keterangan:
simplisia daun puding direndam dengan pelarut etanol 70% dalam botol
dibiarkan sehingga terbentuk fraksi n-heksan dan ekstrak etanol air, fraksi
kemudian dikocok dan dibiarkan sehingga terbentuk fraksi etil asetat dan
ekstrak etanol air, fraksi etil asetat dipisahkan dari ekstrak etanol air.
fraksi kental etil asetat. Kemudian ditimbang dan didapatkan berat fraksi
ekstrak etanol air, fraksi butanol dipisahkan dari ekstrak etanol air. Fraksi
butanol. Fraksi kental ini kemudian ditimbang dan didapatkan berat fraksi
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
%𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
25
3.4.5 Karakterisasi Ekstrak
a. Organoleptis
bentuk, warna dan bau (Najib et al., 2017). Ekstrak kental daun
turut tidak lebih dari 0,25% (DepkesRI, 2000; Najib et al., 2017).
berat abu (A1). Kadar abu dihitung dalam persen terhadap berat
d. Skrining Fitokimia
1. Uji Saponin.
2. Uji Tanin.
3. Uji Alkaloid.
4. Uji flavonoid
27
magnesium P dan 10 tetes asam klorida P, jika terjadi warna kuning
al., 2017)
buku standar. Untuk bahan kalsium karbonat, gliserin, gom arab, dan
mentol dilihat pada Farmakope V dan untuk bahan Natrium lauril sulfat,
a. Kalsium karbonat
Masa seperti krim, berwarna putih atau kuning pucat, bau lemah dan
khas. Mudah larut dalam air (Rowe, Sheskey, & Quinn, 2009)
c. Gliserin
d. Gom Arab
Berbentuk butiran, bulat seperti ginjal atau bulat telur, warna putih
merah muda, buram atau berwarna agak putih atau tidak berbau.
Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol (DepkesRI,
2014).
e. Sakarin
aromatic, sangat manis. Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50
f. Metil Paraben
larut dalam air, mudah larut dalam etanol (Rowe et al., 2009).
g. Mentol
bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatik diikuti rasa
dingin. Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%)
P (DepkesRI, 2014).
Pembuatan pasta gigi fraksi aktif daun puding diawali dengan Gom
panas (massa 1). Sakarin ditempat lain dengan air panas sebanyak 5 mL
(massa 2). Ditempat terpisah lain dilarutkan mentol dan metil paraben
dengan 20 tetes alkohol (massa 3), fraksi daun puding dilarutkan dalam 2
lain dilarutkan natrium lauril sulfat sebanyak sisa air (massa 5). Campur
29
lumpang gerus hingga homogen. Setelah homogen sediaan pasta
a. Uji Organoleptis
b. Uji Homogenitas
pasta gigi sebanyak 1 gr yang akan diuji pada sekeping kaca atau
terdapat kertas garfik, kemudian ditutup dengan plastik lain yang telah
31
air. Kemudian dimasukan kedalam gelas ukur berpenutup, lalu
f. Uji Stabilitas
pasta gigi selama penyimpanan pada dua suhu yang berbeda yaitu
pada suhu 4°C, suhu ruangan, dan suhu 45°C selama 28 hari. Setiap 7
g. Uji Hedonik
tahun. Aspek yang dinilai meliputi parameter rasa, tekstur, aroma, dan
gigi antara lain: sangat suka, suka, tidak suka. Bobot parameter
2017).
a. Sterilisasi
hrus disterilkan terlebih dahulu. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas
kering disterilkan dalam autoklaf selama 1 jam pada suhu suhu 1210C.
Alat-alat yang tahan panas disterilkan dalam oven pada suhu 160 oC -
170oC selama 1-2 jam. Untuk kawat ose dan pinset disterilkan dengan
cara dipijarkan pada nyala api bunsen sampai merah pijar (Kharisma
2016).
33
d. Identifikasi Bakteri Uji
sebagai berikut :
lalu diberi label. Biakan bakteri pada media agar miring diambil
(jangan digosok)
kertas tisu
dengan warna kontras akan berubah sesuai dengan zat warna kontras
Hinton Agar yang telah steril dituang kedalam beberapa cawan petri.
35
Masing-masing cawan petri dimasukkan media ± 20 mL dan dibiarkan
pasta gigi. Inkubasi cawan petri selama 24 jam pada suhu 370C.
fraksi daun puding dan pasta gigi antibakteri fraksi aktif daun puding.
sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke rata-rata sampel. Pada
daya sebar, daya hambat dan evaluasi lainnya yang dilakukan sebanyak 3
kali pengulangan.
3.6 Jadwal Pelaksanaan
Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan/pelaksanaan
penelitian
2. Pengolahan Data
3. Penulisan skripsi/makalah
seminar
4. Persiapan seminar hasil
5. Penyempurnaan skripsi
dan persiapan ujian akhir
6. Ujian akhir
37
DAFTAR PUSTAKA
Afni, N., Said, N., & Yuliet. (2015). Uji Aktifitas Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak
Biji Pinang (Areca catechu L . ) Terhadap Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus. Galenika Journal of Pharmacy ISSN : 2442-8744,
1(1), 48–58. https://doi.org/10.1081/JDI-200037149
Andiyani, R., Yuniarni, U., & Mulyanti, D. (2015). Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka. In
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan dan Farmasi)
(pp. 11–12). Bandung.
Angelina, M., Amelia, P., Irsyad, M., Meilawati, L., & Hanafi, M. (2015).
Karakterisasi Ekstrak Etanol Herba Katumpangan Air (Peperomia pellucida
L . Kunth). Jurnal Biopropal Industri, 6(2), 53–61.
Daud, N. S., Desi, S. A., & Ifaya, M. (2016). Formulating Toothpaste From Infuse
Of Guava Leaves (Psidium guajava Linn .) With Variation Concentration Of
Na . Cmc As A Binder. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 42–49.
Elmitra, & Rikomah, S. E. (2018). Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun
Puding Hitam (Graptophyllum Pictum (L.) Griff). Jurnal Katalisator, 3(1),
43–52.
Enti, S., Rikomah, Yuska, N. yanti, & Wahyu, J. (2017). Uji Daya Hambat
Ekstrak Etanol Daun Puding Hitam (Graptophylum pictum L . Giff ) pada
Perpada Pertumbuhan Bakteri. Jurnal Sains Dan Teknoligi Farmasi, 19(01),
22–26. https://doi.org/0.4103/0973-1482.148700
Ismail, I., Ningsi, S., & Tahar, N. (2014). Pengaruh Jenis Pengikat Terhadap Sifat
Fsiska Sediaan Serbuk Masker Wajah Kulit Buah Semangka (Citrullus
vulgaris Schrad). Jurnal Farmasi Fik Uinam, 2(2), 80–86.
Kharisma, A., & Manan, A. (2012). Kelimpahan Bakteri Vibrio Sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini
Serangan Penyakit Vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 4(2),
129–134.
Kurian, M., & Geetha, R. V. (2015). Effect Of Herbal And Fluoride Toothpaste
On Streptococcus Mutans- A Comparative Study. Journal of Pharmaceutical
Sciences and Research, 7(10), 864–865.
Ma’ruf, A., Supriadi, & Nuryanti, S. (2016). Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa
oleifera L.) Sebagai Pasta Gigi. Jurnal Akademika Kimia, 5(May), 61–66.
Mahdalin, A., Widarsih, E., & Harismah, K. (2017). Pengujian Sifat Fisika dan
Sifat Kimia Formulasi Pasta Gigi Gambir dengan Pemanis Alami Daun
Stevia. In urecol (University Research Colloquium) (Vol. 6, pp. 135–138).
Magelang.
Muhtar, R., Fatimawali, & Bodhi, W. (2017). Identifikasi dan uji sensitivitas
bakteri pada plak gigi pasien di puskesmas ranotana weru manado terhadap
antibiotik golongan penisilin dan kuinolon. Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(3), 37–
45.
39
Najib, A., Malik, A., Ahmad, A. R., Handayani, V., Syarif, R. A., & Waris, R.
(2017). Standarisasi Ekstrak Air Daun Jati Belanda Dan Teh Hijau. Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, 4(2), 241–245.
Pratiwi, L., Fudholi, A., Martien, R., & Pramono, S. (2016). Ethanol Extract ,
Ethyl Acetate Extract , Ethyl Acetate Fraction , and n-Heksan Fraction
Mangosteen Peels (Garcinia mangostana L.) As Source of Bioactive
Substance Free-Radical Scavengers. Journal of Pharmaceutical Sciences and
Clinical Research, (01), 71–82.
Sandi, I. M., Bachtiar, H., & Hidayati. (2015). Perbandingan Efektivitas Daya
Hambat Dadih Dengan Yogurt Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus
mutan. Jurna B-Dent, 2(2), 89–93.
Sari, D. P., Pangemanan, D. H. C., & Juliatri. (2016). Uji daya hambat ekstrak
alga coklat (Padina australis Hauck ) terhadap pertumbuhan bakteri
Porphyromonas gingivalis secara in vitro. Jurnal E-GiGi (EG), 4(2), 140–
144.
Tiwari, P., Kumar, B., Mandeep, K., Kaur, G., & Kaur, H. (2011). Phytochemical
Phscreening and Extraction: A Review. Internationale Pharmaceutica
Sciencia Journal, 1(1), 98–106. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-
0-12-800018-2.00009-1
Utami, Y. P., Taebe, B., & Fatmawati. (2016). Standardisasi Parameter Spesifik
Dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L .) Asal
Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of Pharmaceutical
and Medidinal Science, 1(2), 48–52.
Verawati, Nofiandi, D., & Petmawati. (2017). Kadar Fenolat Total Dan Aktivitas
Antioksidan Daun Salam (Syzygium polyanthum ( Wight ) Walp .). Jurnal
Katalisator, 2(2), 53–60.
Zulfa, E., & Andriani, R. (2017). Uji Tanggap Rasa Pasta Gigi Kombinasi
Triklosan- Ekstrak Etanol Daun Suji (Pleomele angustifolia N . E Bron )
dengan Bahan Pengikat CMC-Na. Jurnal Pharmascience, 04(02), 142–146.
41
LAMPIRAN
Karakterisasi Simplisia
Karakterisasi ekstrak
Skrining Fitokimia
1. Uji Organoleptis
2. Uji pH
3. Uji Homogenitas
4. Uji Daya Sebar
5. Uji Stabilitas
6. Uji Foaming power
7. Uji Hedonik
8. Uji Antibakteri
Simplisia
Maserat/Ekstrak cair
Ekstrak kental
+ etil asetat
+ butanol
43