Kempa Langsung
I. Preformulasi
1. Parasetamol/Acetaminophen
NH C=O
OH
CH3 Bobot molekul : 151,16
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan :
Sangat sedikit larut dalam air dingin,
Lebih mudah larut dalam air panas.
Larut dalam metanol, etanol, dimetilformamid, etilen diklorid, aseton, etil
asetat, sedikit larut dalam eter.
Praktis tidak larut dalam petroleum eter, pentana, benzen.
Titik leleh : 169–170,5° C.
pH : 5,3.
Dosis :
Untuk anak–anak = 1,5 gram/m² luas permukaan tubuh per hari untuk dosis
terbagi.
Untuk dewasa = 325–500 mg setiap 3 jam, 325–650 mg setiap 4 jam atau
650 mg–1 g setiap 6 jam.
Mekanisme kerja :
Analgesik yaitu menginhibisi sintesis prostsglandin di sistem saraf pusat.
Antipiretik yaitu bekerja sentral di pusat pengatur panas hipotalamus untuk
memproduksi vasodilator perifer dengan meningkatkan aliran darah di kulit,
melalui keringat dan penghilangan panas.
Efek samping : Agranulositosis, anemia, dermatitis, alergi, hepatitis, kolik
ginjal, gagal ginjal, trombositopenia.
2. Amylum
Pemerian : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul
kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda
untuk setiap varietas tanaman.
Kegunaan : glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.
pH : 5,5 – 6,5
Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban
yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah
kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara
fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga
menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik,
3. Lactose
Pemerian : serbuk atau hablur berwarna putih, tidak berbau, berasa agak manis :
α-lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan β-lactose lebih manis
daripada bentuk α-nya.
Kelarutan :
Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
Higroskopisitas : laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada
pengeringannya, dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami
konversi menjadi monohidrat.
C36H70MgO4 BM = 591,27
Kelarutan :
praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
Stabilitas : stabil.
5. Talc
Pemerian : serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kegunaan : anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan
kapsul.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan
air.
Kekerasan : 1 - 1,5
Higroskopisitas : talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan
kelembaban relatif naik hingga 90%.
Stabilitas : stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama tidak
lebih dari 1 jam.
6. Povidon (PVP)
1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir
tidak berbau, higroskopik.
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air. Praktis
tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110
-130˚C.
6. Aethanolum
Etil Alkohol
C2H6O
BM 46.07
Pemerian: Mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78o C. Mudah terbakar.
V. Prosedur
1. CTM dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan formula yang dibuat
2. Semua bahan, kecuali MG-stearat dan talk, dicampur dengan menggunakan
alat pencampur hingga homogen, sekitar 20 menit
3. Mg-stearat dan talk ditambahkan dan diaduk kembali sekitar 5 menit
4. Hasil campuran dikempa langsung menjadi tablet
5. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak
Tablet CTM
Kempa Langsung
LEMBAR DISTRIBUSI
NO KEGIATAN PIC
1 perhitungan bahan Sri Sulung
2 penimbangan bahan Rosita, lena dan wini
3 pencampuran fasa dalam Rosita
4 pencampuran fasa luar Rosita
5 evaluasi BJ sejati Lena Herlena
6 evaluasi BJ mampat Sri Sulung
7 evaluasi BJ nyata Sri Sulung
8 evaluasi laju alir Wini
9 evaluasi sudut istirahat Sri Sulung
10 Tabletasi Ikhwan isnen
11 uji keragaman bobot Ikhwan isnen
12 uji keseragaman ukuran Ikhwan isnen
13 uji kekerasan Ikhwan isnen
14 friksibilitas Sri Sulung
15 friabilitas Sri Sulung
16 uji waktu hancur Ikhwan isnen
Tablet CTM
Kempa Langsung
B
BJ mampat = Vmampat g/ml
V0 Vmampat
Kadar Pemampatan = 100 0 0
V0
(1 BJ mampat )
Porositas= 100 0 0
BJsejati
3. Kecepatan aliran
1. timbang beker glass kosong (Wo)
2. set skala pada posisi 0
3. masukkan granul ke corong
4. alat dihidupkan
5. catat waktu alir (t)
6. timbang beker glass berisi granul (Wt)
Wt Wo
7. hitung aliran granul :
t
4. Sudut istirahat
1. Dengan melakukan prosedur yang sama dengan prosedur kecepatan alir
2. Ukur tinggi puncak taburan granul (h)
3. Ukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r)
Tablet CTM
Kempa Langsung
4. Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul : tan a = h/r
B. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda
atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung
bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
5. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk
halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.
Wo Wt
f 100%
Wo
6. Friksibilitas
Tablet CTM
Kempa Langsung
HASIL EVALUASI
A. Granul
No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Laju alir granul Berat beker kosong (Wo) : 95,4 gram
Waktu alir (t) : 2,02 detik
Berat total (Wt) : 115,4 gram
115,4 95,4
Laju Alir : 2,02
g/detik
: 9,9 g/detik
2. Laju alir massa siap cetak Berat beker kosong (Wo) : 95,4 gram
Waktu alir (t) : 2,02 detik
Berat total (Wt) : 115,4 gram
115,4 95,4
Laju Alir : 2,02
g/detik
Tablet CTM
Kempa Langsung
: 9,9 g/detik
3. Bobot Jenis Sejati Bobot Piknometer kosong (Wo) : 21,95 g
Bobot Pikno + Propylenglikol (W1) =
51,86 g
Bobot granul (W2) = 0,1 g
Bobot Pikno + Propylenglikol + Granul
(W3) = 51,88 g
Volume piknometer = 25 ml
Bobot propilenglikol(W4) = W1 – Wo =
51,86 – 21,95 = 29,91 g
Bobot jenis propilenglikol = M
V
= 29,91 g= 1,196 g/ml
25 ml
V granul = W3 – W2 – W4
BJ Pelarut
= 51,88-0,1-29,91
1,1964
= 18,28 ml
Bobot jenis sejati granul : 51,86 g
18,28 ml
: 2,837 g/ml
4. BJ Nyata, BJ Mampat, Bobot (B) : 20 gram
Kadar Pemampatan, Vol awal : 35 ml
Porositas Vol mampat : 25 ml
20
BJ mampat : 0,8 g/ml
25
20
BJ nyata : 0,57 g/ml
35
Kadar pemampatan :
35 25
100% 28,57%
35
5. Sudut istirahat Tinggi puncak taburan = 1,5 cm
Diameter lingkaran taburan = 9 cm, maka
r = 4,5 cm
Tablet CTM
Kempa Langsung
Sudut istirahat :
Tan a = 1,5 / 4,5
Tan a = 0,333
A = 18
Maka sudut istirahat = 18
2. Keragaman Ukuran
Diameter Tebal
Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi
Tablet CTM
Kempa Langsung
VII. PEMBAHASAN
Penentuan bobot jenis sejati partikel
Bobot jenis sejati, ρ, adalah bobot jenis bahan padat sebenarnya. Bobot jenis
ditentukan secara piknometris.
Bobot jenis sejati tidak dapat ditentukan dengan membandingkan antara bobot dan
volume sample secara langsung,tetapi harus menggunakan piknometer.
Untuk sample yang berupa serbuk/padat harus menggunakan pelarut dalam metoda
piknometris ini. Dalam percobaan dengan sample berupa granul
serbuk ini digunakan propilenglikol sebagai pelarutnya.
V sample = berat pelarut yang tergantikan oleh sample
Tablet CTM
Kempa Langsung
BJ pelarut (ρ)
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa berat sample yang digunakan untuk
menghitung volume tidak dapat langsung didapat dengan cara menimbang sample
secara langsung tetapi harus dikonfersikan dahulu ke dalam berat pelarut yang
tergantikan oleh sample dengan tujuan untuk mendapat volume sample sesungguhnya.
Penentuan kecepatan alir dan sudut istirahat
Sifat alir/fluiditas serbuk tidak dapat dinilai atas karakter individu partikel.
Paramer fluiditas serbuk bersifat empiris dan tidak merupakan harga yang pasti
yang dapat dihitung dengan persamaan matematis yang dijabarkan dari sifat
individual serbuk. Fakor-faktor yang berpengaruh pada fluiditas serbuk :
Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (particle size and size
distribution)
Bentuk partikel (particle shape) dan tekstur (texture)
Kerapatan jenis (bulk density)
Porositas (porosity)
Kandungan lembab (MC)
Kondisi percobaan (handling and processing conditions)
Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (particle size and size
distribution)
Kecepatan alir serbuk ditentukan dengan cara mengukur waktu jatuh yang diperlukan
oleh sejumlah serbuk yang ditaruh di dalam suatu corong sampai seluruh serbuk itu
turun. Cara pengukuran tersebut di samping menentukan kecepatan alir serbuk juga
dapat menetapkan sudut istirahat yaitu sudut yang dibentuk antara lereng timbunan
serbuk dengan bidang datar.
Dari percobaan ini didapat kecepatan alir serbuk 20 gram/2.02 detik atau 9,9
gram/detik, suatu kecepatan alir yang cukup cepat. Hal ini dapat dijabarkan
berdasarkan 7 faktor yang mempengaruhi kecepatan alir yang telah disebutkan di atas.
Ukuran partikel dari granul yang cukup besar,kerapatan jenis yang cukup
besar,porositas (sudut istirahat) yang kecil, menyebabkan acetosal memiliki kecepatan
alir yang tinggi.
Dengan diameter rata-rata tumpukan curah 9 cm dan tinggi tumpukan curah 1,5 cm
dapat ditentukan bahwa sudut istirahatnya adalah 18°
Tablet CTM
Kempa Langsung
Hubungan antara sudut istirahat serbuk dengan sifat alirannya dapat dilihat dalam
tabel berikut :
sudut istirahat acetosal hasil perhitungan adalah 18° yaitu <25° maka sifat aliran dari
sample acetosal adalah sangat baik.
Indeks Carr adlah indikasi dari kompresabilitas dari serbuk, formulanya adalah :
Volume mampat
kompresibilitas yang dihasilkan dari perbandingan antara volume curah dan volume
mampat granul adalah 28,57%.
Tablet CTM
Kempa Langsung
indeks Carr berhubungan dengan Rasio Hausner, indikasi sifat aliran lainnya.
Formula dari Rasio Hausner adalah :
<1.5 Baik
>1.5 Buruk
Tablet CTM
Kempa Langsung
Rasio hausner yang dihasilkan dari perbandingan antara ρ curah dan ρ mampat
adalah 0.714 yaitu <1.5 maka dapat disimpulkan bahwa sample granul memiliki
sifat aliran yang baik.
VIII. KESIMPULAN
IX. DAPUS
1. Voigt, R., (1994), “Buku Pelajaran teknologi Farmasi”, edisi V, Cetakan I,
2. Martin, A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023,
1036-1038.
5. Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Jakarta, 591, 635.
X. LAMPIRAN