Anda di halaman 1dari 21

Tablet CTM

Kempa Langsung

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL


SEMESTER V – 2011 / 2012

Kelompok : 4 Hari : Rabu Gelombang I


Ketua kelompok :
Asisten :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tugas : Tablet Parasetamol – Granulasi Basah
Variasi : Penghancur dalam - Amprotab

I. Preformulasi

1. Parasetamol/Acetaminophen

NH C=O
OH
CH3 Bobot molekul : 151,16

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan :
Sangat sedikit larut dalam air dingin,
 Lebih mudah larut dalam air panas.
 Larut dalam metanol, etanol, dimetilformamid, etilen diklorid, aseton, etil
asetat, sedikit larut dalam eter.
 Praktis tidak larut dalam petroleum eter, pentana, benzen.
Titik leleh : 169–170,5° C.
pH : 5,3.

pKa : 9,5 (25°C).

Penggunaan terapi : Analgesik, antipiretik.


Absorpsi oral : Hampir sempurna; kemungkinan berkurang jika asetaminofen
dimakan setelah makan dengan karbohidrat tinggi.
Biotransformasi : Sekitar 90 – 95 % dimetabolisme di dalam hati terutama
dengan cara konjugasi dengan asam glukuronat, asam sulfida dan sistein.

Waktu paruh : 1–4 jam


Tablet CTM
Kempa Langsung

Eliminasi : Melalui ginjal sebagai metabolit, 3% dari dosis kemungkinan


diekskresi dalam bentuk utuh.

Dosis :
 Untuk anak–anak = 1,5 gram/m² luas permukaan tubuh per hari untuk dosis
terbagi.
 Untuk dewasa = 325–500 mg setiap 3 jam, 325–650 mg setiap 4 jam atau
650 mg–1 g setiap 6 jam.
Mekanisme kerja :
 Analgesik yaitu menginhibisi sintesis prostsglandin di sistem saraf pusat.
 Antipiretik yaitu bekerja sentral di pusat pengatur panas hipotalamus untuk
memproduksi vasodilator perifer dengan meningkatkan aliran darah di kulit,
melalui keringat dan penghilangan panas.
Efek samping : Agranulositosis, anemia, dermatitis, alergi, hepatitis, kolik
ginjal, gagal ginjal, trombositopenia.

Penyimpanan : Di bawah 40°C (15°C dan 30°C), disimpan di tempat yang


tertutup rapat.
Stabilitas : Relatif stabil terhadap oksidasi, dengan kelembaban diatas 90 %
menjadi higroskopis.

2. Amylum

(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000

Pemerian : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-granul
kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda
untuk setiap varietas tanaman.

Kegunaan : glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin. Amilum
mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: sebagai bahan tambahan


untuk sediaan oral padat denan kegunaannya sebagai pengikat, pengisi,
dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar dengan
Tablet CTM
Kempa Langsung

konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai pengikat.


Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15% b/b.

pH : 5,5 – 6,5

Densitas : 1,478 g/cm30

Suhu gelatinasi : 73º C untuk pati jagung.

Aliran : 10,8-11,7 g/det

Kelembaban : 11% untuk pati jagung.

Distribusi ukuran partikel : 2-32 μm untuk pati jagung.

Suhu pengembangan: 65˚ untuk pati jagung.

Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban
yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah
kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara
fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga
menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik,

Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487

3. Lactose

C12H22O11 (anhidrat) BM = 342,30

C12H22O11.H2O (monohidrat) BM = 360,31

Pemerian : serbuk atau hablur berwarna putih, tidak berbau, berasa agak manis :
α-lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan β-lactose lebih manis
daripada bentuk α-nya.

Kegunaan : pengisi tablet dan kapsul.

Kelarutan :

 Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.

 Larut dalam 4,63 bagian air (40˚C)

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : sebagai pengisi pada


tablet dan kapsul.
Tablet CTM
Kempa Langsung

Higroskopisitas : laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada
pengeringannya, dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami
konversi menjadi monohidrat.

Titik leleh : 201-202˚C untuk α-lactose monohidrat

223˚C untuk α-lactose anhidrat

252,2˚C untuk β-lactose anhidrat

Densitas : 1,540 untuk α-lactose monohidrat

1,589 untuk β-lactose anhidrat

Kelembaban : laktosa anhidrat secara normal mengandung air 1% b/b. Laktosa


monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.

Stabilitas : pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi coklat.

Inkompatibilitas : reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin primer


dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat
dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.

Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.252-257.

4. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat)

C36H70MgO4 BM = 591,27

Pemerian : hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa.

Kegunaan : lubrikan untuk tablet dan kapsul.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan untuk


kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai
lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 –
5,0 %.

Kelarutan :

 praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.

 Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.


Tablet CTM
Kempa Langsung

Densitas : 1,03 – 1,08 g/cm3.

Sifat aliran : sulit mengalir, bubuk kohesif.

Polimorfisme : trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar

Titik leleh : 88,5˚ C.

Stabilitas : stabil.

Inkompatibilitas : dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.

Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282

5. Talc

Pemerian : serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.

Kegunaan : anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan
kapsul.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan pada sediaan


oral padat sebagai lubrikan dan pengisi. Pemakaian :

 Glidan dan lubrikan tablet : 1-10%

 Pengisi tablet dan kapsul : 5-30%

Kelarutan : praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan
air.

pH : 6,5 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v

Kekerasan : 1 - 1,5

Higroskopisitas : talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan
kelembaban relatif naik hingga 90%.

Distribusi ukuran partikel : bervariasi

Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59

Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8


Tablet CTM
Kempa Langsung

Stabilitas : stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama tidak
lebih dari 1 jam.

Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.

6. Povidon (PVP)

1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer.

(C6H9NO)n BM = 2500 – 3 juta.

Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir
tidak berbau, higroskopik.

Kegunaan : pensuspensi, pengikat tablet.

Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan pada


sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :

 Pembawa obat : 10 – 25 %

 Pendispersi : sampai 5%

 Suspending agent : sampai 5%

 Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5%

pH : 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v

Densitas : 1,17-1,18 g/cm3

Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada


kelembaban relatif yang rendah.

Titik leleh : melembut pada 150˚C.

Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59

Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol, keton, metanol, dan air. Praktis
tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.

Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar 110
-130˚C.

Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.


Tablet CTM
Kempa Langsung

Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner.

Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.

6. Aethanolum

Etil Alkohol

C2H6O

BM 46.07

Pemerian: Mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 78o C. Mudah terbakar.

Kelarutan : bercampur dengan kloroform, eter, gliserin, dan air


Titik didih : 78,15 0C
Tablet CTM
Kempa Langsung

II. Formula dan Kesimpulan Metode


a. Formula yang akan dibuat :
R/ CTM 4 mg
Avicel : Starch 50 : 50
Mg-Stearat 2 %
Talk 2%

b. Metoda / teknik pembuatan :


metoda Kempa Langsung

c. Alasan pemilihan metode :


Zat aktif CTM memiliki daya alir baik sehingga memungkinkan untuk dibuat
dengan metode kempa langsung, selain itu kadar zat aktif CTM dalam formula ini
sangat kecil yaitu hanya 4 mg sehingga dikhawatirkan akan berkurang dalam
proses granulasi.
III. Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet CTM mengandung CTM 4 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 400 mg
Jumlah tablet Vitamin C yang akan dibuat : 300 tablet
Untuk tiap tablet :
a. fase luar (4%)
 Mg-stearat : 0,02 x 400 mg = 8 mg
 Talk : 0,02 x 400 mg = 8 mg
b. Fase dalam : 100% - 4% = 96%
=0,96 x 384 mg
Bahan-bahan untuk fase dalam (tanpa zat aktif/CTM) = 384 mg – 4 mg = 380
mg
Maka : Avicel :50% x 380 mg = 190 mg
Starch 1500 :50% x 380 mg = 190 mg

Untuk 300 tablet


Bobot serbuk teoritis:
Tablet CTM
Kempa Langsung

 CTM : 4 mg x 300 = 1,2 g


 Avicel : 190 mg x 300 = 57 g
 Starch 1500 : 190 mg x 300 = 57 g
 Mg-stearat : 8 mg x 300 = 2,4 g
 Talk : 8 mg x 300 = 2,4 g
IV. Penimbangan
 CTM : 1,2 g
 Avicel : 57 g
 Starch 1500 : 57 g
 Mg-stearat : 2,4 g
 Talk : 2,4 g

V. Prosedur
1. CTM dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan formula yang dibuat
2. Semua bahan, kecuali MG-stearat dan talk, dicampur dengan menggunakan
alat pencampur hingga homogen, sekitar 20 menit
3. Mg-stearat dan talk ditambahkan dan diaduk kembali sekitar 5 menit
4. Hasil campuran dikempa langsung menjadi tablet
5. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak
Tablet CTM
Kempa Langsung

LEMBAR DISTRIBUSI

NO KEGIATAN PIC
1 perhitungan bahan Sri Sulung
2 penimbangan bahan Rosita, lena dan wini
3 pencampuran fasa dalam Rosita
4 pencampuran fasa luar Rosita
5 evaluasi BJ sejati Lena Herlena
6 evaluasi BJ mampat Sri Sulung
7 evaluasi BJ nyata Sri Sulung
8 evaluasi laju alir Wini
9 evaluasi sudut istirahat Sri Sulung
10 Tabletasi Ikhwan isnen
11 uji keragaman bobot Ikhwan isnen
12 uji keseragaman ukuran Ikhwan isnen
13 uji kekerasan Ikhwan isnen
14 friksibilitas Sri Sulung
15 friabilitas Sri Sulung
16 uji waktu hancur Ikhwan isnen
Tablet CTM
Kempa Langsung

VI. Evaluasi dan Hasil Evaluasi


A. Granul
1. Penetapan Bobot Jenis Sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 25 mL dengan menambahkan
cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul atau serbuk.
2. Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat,
Kadar Pemampatan, dan Porositas
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur
250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan
alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
B
BJ nyata = V0 g/mL

B
BJ mampat = Vmampat g/ml

V0  Vmampat
Kadar Pemampatan =  100 0 0
V0

(1  BJ mampat )
Porositas=  100 0 0
BJsejati

3. Kecepatan aliran
1. timbang beker glass kosong (Wo)
2. set skala pada posisi 0
3. masukkan granul ke corong
4. alat dihidupkan
5. catat waktu alir (t)
6. timbang beker glass berisi granul (Wt)
Wt  Wo
7. hitung aliran granul :
t
4. Sudut istirahat
1. Dengan melakukan prosedur yang sama dengan prosedur kecepatan alir
2. Ukur tinggi puncak taburan granul (h)
3. Ukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r)
Tablet CTM
Kempa Langsung

4. Hitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang
datar dengan tinggi granul : tan a = h/r
B. Tablet
1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna
atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda
atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan
jangka sorong.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung
bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah
kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
5. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlelu banyak serbuk
halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.
Wo  Wt
f   100%
Wo
6. Friksibilitas
Tablet CTM
Kempa Langsung

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang


diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Wo  Wt
f   100%
Wo
7. Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, masukkan
1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 37° + 2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam
masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera
pada monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet
harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang diuji harus hancur sempurna.

HASIL EVALUASI
A. Granul
No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Laju alir granul Berat beker kosong (Wo) : 95,4 gram
Waktu alir (t) : 2,02 detik
Berat total (Wt) : 115,4 gram
115,4  95,4
Laju Alir : 2,02
g/detik

: 9,9 g/detik

2. Laju alir massa siap cetak Berat beker kosong (Wo) : 95,4 gram
Waktu alir (t) : 2,02 detik
Berat total (Wt) : 115,4 gram
115,4  95,4
Laju Alir : 2,02
g/detik
Tablet CTM
Kempa Langsung

: 9,9 g/detik
3. Bobot Jenis Sejati Bobot Piknometer kosong (Wo) : 21,95 g
Bobot Pikno + Propylenglikol (W1) =
51,86 g
Bobot granul (W2) = 0,1 g
Bobot Pikno + Propylenglikol + Granul
(W3) = 51,88 g
Volume piknometer = 25 ml
Bobot propilenglikol(W4) = W1 – Wo =
51,86 – 21,95 = 29,91 g
Bobot jenis propilenglikol = M
V
= 29,91 g= 1,196 g/ml
25 ml
V granul = W3 – W2 – W4
BJ Pelarut
= 51,88-0,1-29,91
1,1964
= 18,28 ml
Bobot jenis sejati granul : 51,86 g
18,28 ml
: 2,837 g/ml
4. BJ Nyata, BJ Mampat, Bobot (B) : 20 gram
Kadar Pemampatan, Vol awal : 35 ml
Porositas Vol mampat : 25 ml
20
BJ mampat :  0,8 g/ml
25
20
BJ nyata :  0,57 g/ml
35
Kadar pemampatan :

35  25
 100%  28,57%
35
5. Sudut istirahat Tinggi puncak taburan = 1,5 cm
Diameter lingkaran taburan = 9 cm, maka
r = 4,5 cm
Tablet CTM
Kempa Langsung

Sudut istirahat :
Tan a = 1,5 / 4,5
Tan a = 0,333
A = 18
Maka sudut istirahat = 18

B. Tablet / Hasil Jadi


No. Jenis Evaluasi Hasil evaluasi
1. Keragaman Bobot (mg)
Rata – rata : mg
Standar Deviasi :

2. Keragaman Ukuran

Diameter Tebal

Keterangan
Rata-rata (cm)
Standar Deviasi
Tablet CTM
Kempa Langsung

3. Kekerasan (kg / cm2)


Rata – rata : kg / cm2
Standar Deviasi :

4. Friksibilitas Bobot tablet awal (Wo) : 10,32gram


Bobot tablet akhir (Wt) : 9,81 gram
Wo  Wt
f   100%
Wo
= 10,32 – 9,81 x 100% = 4,94 %
10,32
5. Friabilitas Bobot tablet awal (Wo) :10,02 gram
Bobot tablet akhir (Wt) : 9,825gram
Wo  Wt
f   100%
Wo
= 10,02 – 9,825 x 100% = 1,946 %
10,02
6. Waktu Hancur Waktu tablet ke - 1 hancur : 102 detik
Waktu tablet ke - 6 hancur : 113 detik
Selisih waktu : 11 detik

VII. PEMBAHASAN
 Penentuan bobot jenis sejati partikel
Bobot jenis sejati, ρ, adalah bobot jenis bahan padat sebenarnya. Bobot jenis
ditentukan secara piknometris.
Bobot jenis sejati tidak dapat ditentukan dengan membandingkan antara bobot dan
volume sample secara langsung,tetapi harus menggunakan piknometer.
Untuk sample yang berupa serbuk/padat harus menggunakan pelarut dalam metoda
piknometris ini. Dalam percobaan dengan sample berupa granul
serbuk ini digunakan propilenglikol sebagai pelarutnya.
V sample = berat pelarut yang tergantikan oleh sample
Tablet CTM
Kempa Langsung

BJ pelarut (ρ)
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa berat sample yang digunakan untuk
menghitung volume tidak dapat langsung didapat dengan cara menimbang sample
secara langsung tetapi harus dikonfersikan dahulu ke dalam berat pelarut yang
tergantikan oleh sample dengan tujuan untuk mendapat volume sample sesungguhnya.
 Penentuan kecepatan alir dan sudut istirahat

Sifat alir/fluiditas serbuk tidak dapat dinilai atas karakter individu partikel.
Paramer fluiditas serbuk bersifat empiris dan tidak merupakan harga yang pasti
yang dapat dihitung dengan persamaan matematis yang dijabarkan dari sifat
individual serbuk. Fakor-faktor yang berpengaruh pada fluiditas serbuk :
 Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (particle size and size
distribution)
 Bentuk partikel (particle shape) dan tekstur (texture)
 Kerapatan jenis (bulk density)
 Porositas (porosity)
 Kandungan lembab (MC)
 Kondisi percobaan (handling and processing conditions)
 Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel (particle size and size
distribution)

Kecepatan alir serbuk ditentukan dengan cara mengukur waktu jatuh yang diperlukan
oleh sejumlah serbuk yang ditaruh di dalam suatu corong sampai seluruh serbuk itu
turun. Cara pengukuran tersebut di samping menentukan kecepatan alir serbuk juga
dapat menetapkan sudut istirahat yaitu sudut yang dibentuk antara lereng timbunan
serbuk dengan bidang datar.
Dari percobaan ini didapat kecepatan alir serbuk 20 gram/2.02 detik atau 9,9
gram/detik, suatu kecepatan alir yang cukup cepat. Hal ini dapat dijabarkan
berdasarkan 7 faktor yang mempengaruhi kecepatan alir yang telah disebutkan di atas.
Ukuran partikel dari granul yang cukup besar,kerapatan jenis yang cukup
besar,porositas (sudut istirahat) yang kecil, menyebabkan acetosal memiliki kecepatan
alir yang tinggi.
Dengan diameter rata-rata tumpukan curah 9 cm dan tinggi tumpukan curah 1,5 cm
dapat ditentukan bahwa sudut istirahatnya adalah 18°
Tablet CTM
Kempa Langsung

Hubungan antara sudut istirahat serbuk dengan sifat alirannya dapat dilihat dalam
tabel berikut :

Sudut istirahat Sifat aliran


<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Buruk

sudut istirahat acetosal hasil perhitungan adalah 18° yaitu <25° maka sifat aliran dari
sample acetosal adalah sangat baik.

Indeks Carr adlah indikasi dari kompresabilitas dari serbuk, formulanya adalah :

Volume curah-volume mampat x100%


Tablet CTM
Kempa Langsung

Volume mampat

dimana ρB adalah bulk density dan ρT adalah tapped density. Indeks Carr sering


digunakan dalam ilmu farmasi sebagai indikasi dari sifat aliran. Jika Indeks
Carr lebih dari 25% dianggap sifat alirannya buruk, dan jika dibawah 15%
maka sifat alirannya baik.
Kompresibilitas (%) = (volume curah – volume mampat) x 100%
Volume curah
= (35 ml – 25 ml ) x 100%
35 ml
= 28,57 %
Penafsiran nilai kompresibilitas terhadap sifat aliran serbuk :
Indeks konsolidasi carr Sifat aliran
(nilai kompresibilitas) %
5-12 Sangat baik
13-16 Baik
17-21 Cukup
22-23 Buruk
34-38 Sangat buruk
>38 Sangat buruk sekali

kompresibilitas yang dihasilkan dari perbandingan antara volume curah dan volume
mampat granul adalah 28,57%.
Tablet CTM
Kempa Langsung

indeks Carr berhubungan dengan Rasio Hausner, indikasi sifat aliran lainnya.
Formula dari Rasio Hausner adalah :

dimana ρB adalah bulk density dan ρT adalah tapped density.


Sifat alir/fluiditas serbuk tidak dapat dinilai atas karakter individu partikel.
Paramer fluiditas serbuk bersifat empiris dan tidak merupakan harga yang pasti
yang dapat dihitung dengan persamaan matematis yang dijabarkan dari sifat
individual serbuk. 
Rasio hausner = ρ curah
Ρ mampat

Ρ curah = berat sample


Volume curah
= 20 gram
35 ml
= 0.571 gram/ml
Ρ mampat = berat sample
Volume mampat
= 20 gram
25 ml
= 0.8 gram/ml
Rasio hausner = 0.571 gram/ml
0.8 gram/ml
=0.714

Penafsiran nilai rasio hausner terhadap sifat aliran serbuk :

Rasio hausner Sifat aliran

<1.5 Baik

>1.5 Buruk
Tablet CTM
Kempa Langsung

Rasio hausner yang dihasilkan dari perbandingan antara ρ curah dan ρ mampat
adalah 0.714 yaitu <1.5 maka dapat disimpulkan bahwa sample granul memiliki
sifat aliran yang baik.

VIII. KESIMPULAN
IX. DAPUS
1. Voigt, R., (1994), “Buku Pelajaran teknologi Farmasi”, edisi V, Cetakan I,

UGM Press, Yogyakarta, 45, 47, 51.

2. Martin, A., (1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023,

1036-1038.

3. Moechtar., (1990), “Farmasi Fisika”, UGM Press, Yogyakarta, 169.

4. Parrot, L,E., (1970), “Pharmaceutical Technologi”, Burgess Publishing

Company, Mineapolish, 11, 12

5. Ditjen POM., (1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Jakarta, 591, 635.

X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai