Anda di halaman 1dari 115

FARMASETIKA DASAR

PERTEMUAN KE-1 KELAS B1-21


AKADEMI FARMASI SURABAYA
Jurnal perkuliahan

No Tanggal Materi
1 13/09 Perkembangan Ilmu Farmasi, Penggolongan Obat, dan Resep
2 20/09 Neraca dan Perhitungan Dosis
3 27/09 Peracikan Sediaan Solid dan Semisolid
4 4/10 Peracikan Sediaan Likuid
5 11/10 UTS UAS
Perkembangan Ilmu
Farmasi
Pendahuluan :
 Manusia suku primitif :
- secara naluriah akan “berbuat sesuatu” untuk mengatasi rasa sakit
atau gangguan yang mereka derita
contohnya :
1. merendam bagian tubuh yang sakit ke dalam air
2. menempelkan daun segar pada luka

# Profesi pengobatan pada jaman primitif : sangat dihargai


# Awal mula farmasi dari bahasa Pharmacon ( Yunani) :
guna guna atau suatu obat untuk maksud baik atau maksud
jahat (obat bisa jadi menyembuhkan atau justru mematikan/
racun)
 Asal kata farmasi adalah “PHARMACON” (Yunani)
 Arti : obat atau racun ?
 Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di bidang :
 Penemuan,
 Pengembangan
 Produksi
 Pengolahan
 Peracikan
 Informasi obat
 dan distribusi obat.
 Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina,
Yunani, Timur-Tengah dan wilayah Asia
 Dimiliki turun temurun dalam keluarga
 Cina dikenal dengan sebutan tabib
 Yunani = pendeta
 Asclepius (Dewa Pengobatan) menugaskan Hygieia
untuk meracik campuran obat yang dia buat.
 Hygieia menurut arti : apoteker (Inggris : apothecary)
Zaman Prasejarah Farmasi

Contoh :
1. Suku bangsa primitif : memakan tanah
“Ternyata kebiasaan ini akan mencegah mereka dari anemia karena tanah
mengandung unsur Fe ( zat besi)”
2. Papyrus Ebers : catatan berisi formula formula obat dengan lebih dari 800
formula atau resep dan 700 obat obatan yang berbeda berasal dari tumbuhan,
mineral dan hewan
3. Hippocrates ( 460- 370 SM) : dokter Yunani , memperkenalkan farmasi dan
kedokteran secara ilmiah, “ Bapak dari ilmu kedokteran.
4. Dioscorides (Abad ke 1 Setelah Masehi): ahli botani : ilmu tumbuh- tumbuhan
sebagai ilmu farmasi terapan “De Materia Medica”
5. Galen (130-200 setelah masehi) : mengarahkan terciptanya sistem yang
sempurna dari fisiologi, patologi dan pengobatan serta merumuskan doktrin
 Secara resmi farmasi terpisah dari kedokteran ( 1240
setelah masehi)

 Farmasi membutuhkan ilmu, keterampilan, inisiatif dan


tanggung jawab khusus
 Terikat sumpah : untuk menyediakan obat yang bisa
diandalkan dan punya kualitas yang seragam “
terstandar”
Penelitian Pendahuluan Farmasi

Karl Wilhelm ( 1742- 1786) :


menemukan asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat dan asam arsenat.

 Friedrick Seturner ( 1783- 1841) :


isolasi morfin dan opium

 Joseph Caventou ( 1795- 1477) dan Joseph Pelletier (1788-1841) :


isolasi kina dan sinkonin dari sinkona

 Joseph Pelletier (1788-1841) dan Robiquet (1780- 1840 ) :


memisahkan kodeina dari opium
FARMAKOPE INDONESIA

TIM PENGAJAR FARMASETIKA DASAR


AKADEMI FARMASI SURABAYA
PENGERTIAN FARMAKOPE
 Farmakope didefinisikan sebagai suatu buku standar
farmasi yang dimaksudkan untuk menjamin keseragaman
dalam jenis, kualitas, komposisi, dan kekuatan obat yang
telah diakui atau telah diizinkan oleh pemegang
kewenangan dan diwajibkan bagi apoteker (Urdang, G.,
1951).

 Farmakope bersifat mandatori, yang ditetapkan oleh pihak


yang mempunyai kewenangan pada suatu negara.
SEJARAH FARMAKOPE INDONESIA

Farmakope
Indonesia II th Farmakope
Farmakope
1972 dan Indonesia III th
Indonesia I th 1962
Farmakope II 1979
Ekstra th 1974

Suplemen I th
Farmakope Farmakope
2009, Suplemen II
Indonesia V th Indonesia IV th
th 2010, Suplemen
2014 1995
III th 2011
INFORMASI UTAMA DALAM FI

Ketentuan • Petunjuk Dasar


• Tidak Berlaku apabila terdapat
Umum keterangan “Kecuali dinyatakan Lain”

• Umum

Monografi Bahan Obat



• Obat
• Lain-lain

• Larutan Pereaksi

Lampiran •

Larutan Dapar dan penetapan pH
Dosis Lazim dan Dosis Maksimum
• Informasi Lain
Contoh Aplikasi Ketentuan Umum
Contoh : Jika kelarutan suatu zat tidak diketahui dengan
pasti, kelarutannya dapat ditunjukkan dengan istilah
sebagai berikut
 Kelarutan Pct dalam etanol 7 bagian.
 1 g Pct dapat larut dalam 7 bagian etanol.
 1 g Pct larut 7 ml etanol.
Contoh Aplikasi Ketentuan Umum
Contoh Aplikasi Ketentuan Umum
Ketentuan Umum
• Memuat azas, batasan, dan penjelasan yang dapat dijadikan petunjuk dasar untuk
menafsirkan persyaratan prosedur pembakuan, cara pengujian, dan persyaratan
lain yang sering dijumpai dalam paparan terutama paparan monografi.
 Azas yang dimuat antara lain :
 Ketentuan penulisan tatanama
 Rumus Kimia
 Bobot Atom, Bobot Molekul
 Pemerian, Kelarutan
 Penetapan Blanko
 Penimbangan dan pengukuran, Timbangan obat
 Wadah, Penyimpanan, Penandaan
 Dosis, Khasiat, dll.
 Untuk Dosis : Dosis Lazim dewasa, bayi, dan anak hanya merupakan petunjuk
dan tidak mengikat  Informasi mengenai dosis dapat dirujuk di pustaka lain,
misal : Hasil penelitian.
Contoh Aplikasi Ketentuan Umum
Contoh Aplikasi Ketentuan Umum
Monografi Umum
 Memuat deskripsi umum dari sediaan-sediaan farmasi beserta cara
pembuatannya, prosedur pengujian, penandaan dan cara penyimpanan
Monografi Umum
Monografi
 Monografi lain yang dimuat dalam FI V :
 monografi eksipien (bahan tambahan)
 monografi alat kesehatan
 monografi sediaan biologi
 dan monografi radiofarmasi.
Lampiran
 Daftar Larutan Pereaksi : termasuk cara pembuatan air bebas
amoniak, air bebas karbondioksida, dll
 Cara pembuatan larutan dapar (Bukan untuk sediaan Injeksi)
dan penetapan pH
 Cara penetapan bobot jenis dan bobot per mililiter
 Cara penetapan viskositas atau kekentalan
 Titrasi
 Uji Disolusi
 Prosedur penetapan batas residu : arsen, klorida, sulfat, dll
 Dosis lazim dan Dosis Maksimum untuk dewasa dan Anak
 Serta Informasi lain.
PUSTAKA ACUAN LAIN
 Hand Book of Pharmaceutical Excipient (HPE)
Formularium bahan tambahan obat  Segala Informasi
tentang bahan tambahan: sifat fisik, kimia, penggunaan,
kadar dan jumlah, dll

 Martindale The Complete Drug References Memuat


monografi dan inkompatibilitas kimia (Sifat Kimia)
BATASAN DAN PENGGOLONGAN OBAT

Akademi Farmasi Surabaya


Definisi obat
Menurut UU Kesehatan no. 36 tahun 2009

OBAT adalah Bahan atau paduan bahan, termasuk produk


biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi , dalam rangka :
a. penetapan diagnosis
b. pencegahan
c. penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
d. kontrasepsi untuk manusia
Definisi Bahan Obat
 Bahan obat berupa substansi yang
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
oleh Farmakope Indonesia atau buku resmi
lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
 Obat baku dalam substansi selanjutnya akan
disebut ‘Bahan Obat’ yaitu berupa serbuk
atau cairan dan belum berupa sediaaan
Definisi Obat Tradisional
 Obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan tersebut
yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Definisi Kosmetika
 Substansi atau preparat yang diperlukan untuk ditempatkan
atau kontak dengan bagian luar/ tertentu dari tubuh manusia
( epidermis, sistem rambut, kuku, bibir atau organ luar genital)
atau dengan gigi dan membran mukosa dari mulut dengan
tujuan utama

 Untuk membersihkan, merubah tampilan dan mengkoreksi


bau tubuh dan atau melindungi bagian bagian tubuh
tersebut dalam kondisi baik (beautifying)

Pustaka :
European Union Cosmetics Directive ,
ASEAN Cosmetic Directive (ACD) 2007,
Permenkes No 1176 /Menkes /Per/ VIII /2010.
PENGGOLONGAN OBAT
Obat menurut undang-undang dan
peraturan pemerintah digolongkan
menjadi :
1. Obat Bebas (daftar W)
2. Obat Bebas Terbatas (Daftar W)
3. Obat Keras (Daftar G)
4. Obat golongan Psikotropika (Daftar G)
5. Obat golongan Narkotika (Daftar O)
Obat Daftar W
Obat daftar W dapat diperoleh tanpa resep
dokter, asal memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut :
 Obat-obat dalam Daftar W hanya boleh dijual
dalam bungkusan asli pabrik pembuatnya.
 Pada waktu penyerahan obat maka pada
wadahnya harus tercantum tanda peringatan
berupa etiket khusus yang tercatat sesuai
dengan ketentuan Kementrian Kesehatan
(tanda P), terdapat pada obat bebas terbatas.
Yang termasuk dalam obat Daftar W : obat
bebas dan bebas terbatas.
1. Obat Bebas

 Obat bebas adalah : obat yang dapat diperoleh


secara bebas –tanpa resep dokter- dan dapat dibeli
di apotek, toko obat atau toko biasa.
 Logo obat bebas :
2. Obat Bebas Terbatas

 Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat dibeli tanpa


resep dokter di apotek dan toko obat.
 Perlu dicantumkan tanda peringatan  terdapat bahan2
yang relatif toksik dalam komposisinya.
 Logo obat bebas terbatas :
Tanda Peringatan Pada
Obat bebas terbatas
 Warna dasar hitam dengan tulisan putih
 ukuran p = 5 cm dan l = 2 cm
3. Obat Daftar G (Obat Keras)
 Obat keras : obat beracun yang mempunyai khasiat
mengobati, menguatkan, mendisfeksikan tubuh
manusia, baik berada dalam substansi maupun
tidak.
(ordonansi obat keras St no. 419)
 Hanya BOLEH diserahkan dengan resep dokter
 Resep dengan obat daftar G, TIDAK BOLEH
DIULANG
 Logo obat keras :
4. Obat Golongan Psikotropika

 Psikotropika : zat/obat, alamiah/sintesis bukan


Narkotika,yang bersifat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yg menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku

 Logo obat gol. Psikotropika :

 Contoh ???
UU Psikotropika no. 5 tahun 1997
 Penggolongan psikotropika :
 Psikotropika golongan I

(Hanya u/ ilmu pengetahuan), Co : LSD-25, Ecstasy, Psilosin


 Psikotropika golongan II

(Boleh diresepkan, tingkat ketergantungan ↑↑↑, apalagi bila


diberikan jangka lama), Co : Amphetamin
 Psikotropika golongan III

(boleh diresepkan, juga menimbulkan ketergantungan pada


penggunaan jangka lama), Co : Amobarbital, Pentobarbital
 Psikotropika golongan IV

sering diberikan dalam resep, sebagian besar depresan SSP,


Co : Diazepam, Allobarbital, Alprazolam
5. Obat Golongan Narkotika

 Narkotika : golongan obat yang mmpngaruhi


susunan saraf pusat, berefek depresi (opium,
morphine, heroin) atau stimulasi SSP (cocaine)
 Logo obat golongan narkotika :

 Apotek yg menerima/ membuat resep yg mengandung


Narkotika  melaporkan ke dinkes/bln
(jumlah, macam obat, pemakaian)
 Contoh ??
Penggolongan Obat Narkotika

Berdasar UU narkotika no 35 thn 2009, narkotika digolongkan menjadi :


3 golongan :
• Narkotika Golongan I
 Narkotika golongan ini boleh digunakan dalam jumlah terbatas untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun penggunaannya harus dengan
persetujuan menteri dan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Contoh :tanaman koka, tanaman ganja, kokaina, dan sebagainya.
• Narkotika Golongan II
 Narkotika golongan II dapat dipakai untuk kepentingan pengobatan. Dengan berpegang
pada indikasi medis, dokter bisa memberikan narkotika golongan II atau III dalam jumlah
terbatas pada pasien. Contohnya, fentanil, morfina, dan sebagainya.
• Narkotika Golongan III
 Sama seperti narkotika golongan II, golongan III juga boleh dipakai sebagai pengobatan
medis dan diberikan oleh dokter. Contoh narkotika golongan ini meliputi kodeina,
propiram, dan sebagainya
Penggolongan Obat

 Berdasar

1. Bentuk sediaan
2. Rute pemberian
3. Efek farmakologi obat
Bentuk Sediaan Obat

1. Padat 2.Cair 3. Semi padat 4. Sediaan steril

- Pulvis - Larutan - Salep - Tetes mata


- Pulveres - Suspensi - Krim - Salep mata
- Tablet - Emulsi - Gel - Sediaan infus
- Kapsul - Magma - Sediaan injeksi
- Pil - Suppositoria
Penggolongan Obat Berdasar
Cara/ Rute Pemberian

 Obat Oral
 Obat Buccal dan Sublingual
 Obat per rektal
 Obat Inhalasi
 Obat lokal dan transdermal
 Obat parenteral
Cara Pemberian Obat
# Pemilihan jenis obat berdasar cara pemberian obat, dipengaruhi oleh tiga hal sebagai
berikut :
A. Tujuan terapi :
 Indikasi penyakit
 Onset dan durasi obat
B. Kondisi Pasien
 Kenyamanan dari pasien
 Keamanan
 Dapat menelan atau tidak
 Sadar/tidak
C. Sifat fisika-kimia obat
 Stabilitas
 Iritatif
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL

 OBAT  MULUT  KERONGKONGAN 


GASTROINTESTINAL (LAMBUNG)

 Efek : sistemik dan lokal


Pemberian obat secara parenteral
 I.V (intravena)
 I.P (intraperitonial)
 I.M (intramuskular)
 Subkutan
 I.C (intrakutan)
 INTRATHECAL
 INTRA ARTERIAL
 INTRAKARDIAK
Obat diberikan secara parenteral bila :
 Tidak/sedikit diabsorpsi melalui membran mukosa
 Rusak/inaktif dilambung
 Menyebabkan muntah
 Respon/efek cepat atau teratur
 Kondisi pasien muntah,tidak sadar, gangguan mental/jiwa.

Efek pemberian parenteral bersifat :


 Sistemik
 lokal
Pemberian obat secara inhalasi

Melalui endotel alveoli/pulmo dihirup melalui :


1. Mulut
2. Hidung

Bentuk sediaannya :
3. padat/cair mudah menguap
4. Gas
Pemberian obat secara inhalasi
Efek yang dihasilkan :
 Lokal
 Sistemik

Masalah :
 Perlu alat khusus
 Dosis sukar diatur
 Iritasi
 Faktor sifat obat
 Koefisien partisi
 Ukuran partikel
 Faktor aliran darah paru
Pemberian obat melalui membran mukosa

Absorpsi melalui membran mukosa di :


 Mulut :
 Sublingual
 Bukal
 Hisap
 Mata :
 Konjungtiva, kornea
 Hidung :
 Uap, cairan (tetes, semprot)
Pemberian obat melalui membran mukosa

Absorpsi melalui membran mukosa di :


 Telinga :
 Tetes
 Cairan pencuci
 Vagina :
 Aksinya lokal
 Antiinfeksi, spermisidal
Rektum
 Efek nya :
 Lokal
 sistemik
 Efek cepat
 Cocok untuk penderita :
 Tidak sadar, muntah
 Tidak dapat menelan
Rektum
 Masalah :
 Absorpsi obat tidak menentu :
 Tercampur dengan feses
 Luas permukaan terbatas
 Kepatuhan penderita
 Tidak bisa untuk semua obat
 Beberapa obat yang dapat diberikan dengan suppositoria : Spasmolitik,
hipnotik, antiinflamasi
Penggolongan Obat
Berdasarkan Efek Farmakologi
 Tempat Kerja Dalam Tubuh
 Obat yg bekerja pada susunan saraf pusat
 Obat yg bekerja pada jantung
 Obat yg bekerja pada ginjal, dll
 Aktivitas Terapeutik atau penerapannya
 Analgesik
 Antipiretik
 Antiinflamasi
 Antibiotik, dll
 Mekanisme Kerja Farmakologi
 Sumber asal
 Sifat Obat
Penggolongan berdasarkan Efek Farmakologi
 Mekanisme Kerja Farmakologi
 Depresi susunan sarafpusat
 Perangsang susunan saraf pusat
 Anti histamin, dll
 Sumber asal
 Buatan
 alami
 Sifat Obat
 Asam
 Basa
Penggolongan obat
Berdasar Cara Kerja Obat

 Lokal :obat bekerjanya pada jaringan setempat.


 Sistemis : obat yang didistribusikan keseluruh tubuh.
REFERENSI OBAT
Untuk mendapatkan informasi/keterangan obat berdasar :
 Index nama Generik
1.Farmakope Indonesia , milik negara Indonesia .
2.United state pharmakope (USP) , milik Amerika .
3.British pharmakope (BP),milik Inggris )
4.Nederland pharmakope milik Belanda.
5.Martindale
6.BNF
7.DIH
 Index nama Paten
1. ISO
2. MIMS
Resep, Salinan Resep, Etiket dan
Label
TIM PENGAJAR FARMASETIKA DASAR
AKADEMI FARMASI
APA ITU RESEP???


RESEP : permintaan tertulis dari dokter
yang memiliki ijin (SIP : surat ijin praktik)

APOTEK : untuk diserahkan kepada Apoteker Pengelola Apotek/ Apoteker pendamping

OBAT JADI :- agar memberikan obat jadi atau meracik obat


atau - dalam bentuk tertentu sesuai resep yang diminta (takaran dan jumlah
RACIKAN sesuai )

PASIEN : diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien


- diseratai informasi pengunaan obat : lisan dan tertulis
Resep harus rasional menurut WHO :
 Obat yang diminta dalam R/ sesuai dengan keperluan
klinik (diagnosa yang ditegakkan dokter)
 Dosis sesuai dengan kebutuhan pasien
 Jangka waktu pemberian obat sesuai dengan penyakit
 Dengan biaya yang paling terjangkau oleh pasien
SKRINNING FARMAKOLOGIS

- Tidak berbahaya dalam penggunaan bagi organ tubuh


Aman - Waspada terhadap efek samping dan kontraindikasi

Kriteria
penulisan

Rasional

- Sesuai dengan keperluan


klinik, -Tepat indikasi
- Dosis sesuai dengan -Tepat obat
kebutuhan pasien, -Tepat pasien
-Tepat dosis dan perhitungan
- Diberikan dalam jangka waktu
Tepat -Tepat interval waktu dan lama
yang sesuai dengan penyakit, pemberian obat
- Dengan biaya termurah
menurut pasien
Bagian-bagian Resep
Ada 6 bagian:
 Inscriptio  nama dokter penulis resep, no.sip. dokter, alamat/tlp/hp/kota/tempat, tanggal
menulis resep.

 Invocatio  permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe” artinya berikanlah

 Prescriptio/ ordonantio yaitu  nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan

 Signatura  tanda cara pakai, dosis pemberian, interval waktu pemberian, sebagai keamanan
penggunaan obat dan keberhasilan terapi

 Subcriptio  tandatangan/ paraf dokter penulis resep sebagai legalitas resep tersebut

 Pro  bagian ini terdiri dari nama pasien, umur dan alamat bila perlu
Inscriptio

Invocatio

Prescriptio/ ordonantio

Signatura

Subcriptio

Pro
APAKAH BIDAN BOLEH MENULIS RESEP?
Menurut Kepmenkes No.900 th 2000 (Registrasi dan
praktik bidan) :

bidan boleh menuliskan permintaan kepada apoteker


tentang kebutuhan obat tertentu untuk pasien

dengan menggunakan lembaran permintaan obat.


Kelengkapan Resep  ciri-ciri Resep
Asli :

1. Nama dokter penulis Resep


2. No. SIP (Surat ijin Praktek), alamat praktek & no telp
dokter penulis Resep
3. Tempat & tanggal ditulisnya resep
4. Nama obat, Cara membuat, signatura / aturan pakai
5. Paraf atau tanda tangan dokter penulis resep
6. Nama, umur & alamat pasien
KETENTUAN RESEP (1)
 Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap.

 Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, asisten apoteker

wajib menyarankan apoteker untuk menanyakan kepada penulis resep.

 Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab sepenuhnya

dipikul oleh dokter yang bersangkutan (dokter wajib menyatakannya secara tertulis

atau membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep).


KETENTUAN RESEP (2)
 Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
 Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat dengan cara parenteral
(injeksi) atau cara-cara pemakaian lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan
mulut.
 Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberikan
tanda ” cito/statim/urgent (segera), P I M/periculum in mora (berbahaya bila
ditunda)” pada bagian kanan resep, dan harus didahulukan dalam pelayanannya.
 Resep p.p /pro paupere (resep untuk orang miskin), dimaksud agar apotek dapat
meringankan harga obat atau bila dapat diberi gratis.
 Pada resep asli yang diberi tanda ”n.i”/ne iteratur (tidak boleh diulang), maka apotek
tidak boleh mengulangi penyerahan obat atas resep yang sama
KETENTUAN RESEP (3)
 Resep yang mengandung narkotika :
 tidak boleh ada iterasi (ulangan)
 dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus
propius (untuk pemakaian sendiri)
 alamat pasien ditulis dengan jelas, jika perlu tanyakan no yang
dapat di hubungi.
 aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis
s.u.c /signa usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)
 Resep Luar kota tidak boleh di layani
Siapa saja yang berhak membaca Resep ??? :
1. Dokter penulis Resep
2. Apoteker
3. Asisten Apoteker
4. Perawat
5. Pasien
6. Keluarga pasien
 Siapa saja yang boleh meracik resep dokter ???
 Siapa saja yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
di apotek ???

1. APA (Apoteker Pengelola Apotek)


2. Apoteker Pendamping
3. TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian)
Pelayanan apotek terhadap resep
 Apotek wajib melayani resep dari dokter, dokter gigi, dan dokter
hewan.
 Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab APA.
 Apoteker dibantu dengan Asisten Apoteker wajib melayani resep
sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi
pada kepentingan masyarakat.
 Tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep
dengan obat dagang kecuali atas permintaan pasien dan atau
dokter/penulis resep.
Pelayanan apotek
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan
obat dan bahan obat untuk pelayanan resep dokter, dokter gigi dan
dokter hewan.
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan
obat dan bahan obat untuk pelayanan langsung tanpa resep khusus
untuk obat bebas dan bebas terbatas.
 Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan
obat dan bahan obat untuk pelayanan lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Contoh : Sediaan Steril???
Bahasa latin dalam resep

 Berkaitan dengan aturan pakai


 Berkaitan dengan takaran/jumlah/satuan
 Berkaitan dengan perintah pembuatan
 Berkaitan dengan keterangan waktu
 Berkaitan dengan keterangan tempat penggunaan obat
 Berkaitan dengan istilah bahan obat/bentuk sediaan
 Istilah lainnya

 Rujuk Pustaka : ISO atau Ars Praescribendi Jilid 1

80
Bahasa Latin (berkaitan dg aturan pakai)
Istilah bahasa latin Arti
ad 2 vic/ ad duas vices/ dalam dua kali
in 2 vc in duabus vicibus
ad libit ad libitum sesukanya
applic applicator/applicandum untuk digunakan
b bis dua kali
bid/ bis in die dua kali sehari
b in d
haust haustus diminum sekaligus
lit or litus oris tutul mulut
loc aeg/ locus aeger/ pada tempat yang sakit (luka)
loc dol/ locus dolens/
part dol/ parte dolente/
pa parte affectae
si necess sit/ si necesse sit/ jika perlu
si op sit / si opus sit/
prn pro renata
ter in d / ter in die/ tiga kali sehari
tdd ter de die
qdd quattuor de die/ 4 kali sehari/
quinque de die 5 kali sehari
u c/ usus cognitus/ pemakaian tahu
u n usus notus
u e usus externus dipakai untuk luar
u i usus internus dipakai untuk dalam
81 u v usus veterinarus dipakai untuk kehewanan
Bahasa Latin (berkaitan dg takaran/jumlah/satuan)

Istilah bahasa latin Arti


a/aa ana tiap-tiap
C/cochl cochlear sendok makan, 15 ml
cp cochlear pultis sendok bubur, 8 ml
cth cochlear theae sendok I, 5 ml
cc centimetrum cubicum sentimeter kubik
d i d/d in dim da in dimidio berilah separonya
d in 2plo da in duplo berilah dua kalinya
dtd da tales doses berikan sekian takaran
g/grm gramma gram
gr granum ± 65 mg
gtt guttae tetes
mg,mgr,mg milligramma miligram
ad sampai
no nomero jumlah
part vic partitus vicibus dalam dosis bagi
q l/ quantum libet/ banyaknya
q pl/ quantum placet/ sesukanya/secukupnya
qs quantum sufficit (satis)

82
Bahasa Latin (berkaitan dengan perintah pembuatan)

Istilah bahasa latin Arti


R/Rp/Rcp recipe ambillah
add adde tambahkan
agit agitation gojog
decanth decantha tuangkan
div in p aeq divide in partes aequales bagilah dalam bagian
yang sama
evap evaporetur, evapora diuapkan, uapkan
f fac, fiat, fiant buat, dibuat
filtr flitra, filtretur saring, disaring
guttat guttatim tetes demi tetes
la/sa lege artis/ secundum menurut aturan seni
artem
mf misce fac campur buat
cito disp cito dispensatur Hendaknya dibuat segera

83
Bahasa Latin (berkaitan dengan keterangan
waktu)

Istilah bahasa latin Arti


a ante sebelum
ac ante cibos/ sebelum makan
ante coenam
dc durante coenam selagi makan
dur dol durante dolor selagi sakit
feb dur febri durante selagi demam
pc post coenam setelah makan
alt hor/ alternis horis/ tiap jam
oh omni hora
dd de die sehari
h hora jam
hm hora matutina pagi-pagi
hd hora decubitus pada waktu tidur
hs hora somni pada waktu hendak tidur
m et v mane et vespere pagi dan malam
om omni mane tiap pagi
on omni nocte tiap malam
vesp vespere malam

84
Bahasa Latin (berkaitan dengan keterangan tempat
penggunaan obat)

Istilah bahasa latin Arti


dext dexter kanan
a/aur auris telinga
ad auris dextra telinga kanan
al auris laeva telinga kiri
od oculuc dexter mata kanan
os oculuc sinister mata kiri
ocul utro oculo utro tiap mata

85
Bahasa Latin (berkaitan dengan istilah bahan obat/bentuk sediaan)

Istilah bahasa latin Arti


aq aqua air
aq bisdest aqua bisdestillata air suling dua kali
aq bull aqua bulliens air mendidih
aq coct aqua cocta air direbus
aq comm aqua communis air biasa
aq dest aqua destillata air suling
aq ferv aqua fervida air panas, 85° – 95° C
aq glycer aqua glycerinate air gliserin
aq sacch aqua saccharata Air gula
bol boli pil yang besar
cer cera malam, lilin
clysm clysma lavemen
collut collutorium cuci mulut
collyr collyrium cuci mata
dil dilutus, dilutio encer, diencerkan
emuls emulsum emulsi
enem enema lavemen
epith epithema kompres
extr fl/ extractum fluidum/ ekstrak cair
Extr liq extractum liquidum

86
Sinonim Nama Obat
 Padanan nama resmi – nama lain
memuat nama resmi dan padanannya dengan nama
lain (nama lain : nama generik tidak resmi meliputi
nama lazim, singkatan dan nama dagang).

 Indeks nama lain – nama dagang


memuat nama lain (meliputi nama generik, nama lazim,
dan singkatan) dengan nama dagang.

87
Sinonim nama obat (padanan nama resmi – nama lain)

Nama resmi – Nama lain


Aminofilin : teofilinetilendiamin
Amoksisilin : alfa amino p-hidroksibenzilpenisilin
Ampisilin : ampisilin Na
Antifungi DOEN : salep benzoat-salisil
Asam asetil salisilat : asetosal, aspirin
Asam askorbat : vitamin C
Asam retinoat : isotretinoin, tretinoin
Asam salisilat : asam hidroksibenzoat
Asetaminofen : parasetamol
Benzil penisilin : penisilin G
Boraks gliserin : gliserinboraks
Coal tar : ter arang
Daktinomisin : aktinomisin
Dapson : DDS, sulfonildianilin
Deksametason : heksadekadrol
Dekstrometorfan : demorfan
Diazepam : metildiazepin
Digoxin : digoxidum
Dihidroergotamin : dehidrogen-ergotamin mesilat
Dimenhidrinat : difenhidramin, difenilhidantoin

88
Sinonim nama obat (padanan nama resmi – nama lain)

Nama resmi – Nama lain


Epinefrin : adrenalin
Estradiol : beta estradiol, dihidrofolikulin
Etakridin : rivanol
Etanol 70% : alkohol 70%, etilalkohol 70%,
spiritus 70%
Fenobarbital : feniletil malonil urea, fenobarbiton,
luminal
Fenoksimetil penisilin : penisilin V
Fenol cair : liq. Fenol
Fitomenadion : vitamin K
Flufenazin : triflumetazin
Framisetin : neomisin B
Furosemid : frusemid
Gameksan : gamabenzenheksaklorida
Gentamisin : garamisin
Gentian Violet : Cl 42555, metilviolet
Glibenklamid : glibensiklamid, gliburida
Glipizid : glidiazinamid
Gliseril Guaiakolat : gliserilguaiakol, guaiafenesin,
guaiakoran
Hidrokortison : hidroksikortisteron, kortikol, kortison
89
Sinonim nama obat (padanan nama resmi – nama lain)
Nama resmi – Nama lain
Idoksuridin : IDU
Iodin : yodium
Isoniazida : asam nicotinathidrazid, INH,
isonikotinilhidrazida
Isoprenalin : isoproterenol
Isosorbid dinitrat : sorbid nitrat
Kalsium folinat : leukoforin Ca
Kalsium hipoklorid : kaporit
Kalsium laktat : kalk
Karboadsorben : activated charcoal, arang aktif
Klomifen sitrat : kloramifen sitrat
Klonidin : dikloro fenilamin imidazolin
Klorfeniramin : CTM, Klorfeniramin maleat
Klorpromazin : aminazin
Metampiron : metamizol, antalgin
Piridoksina : vitamin B6
Tiamina :vitamin B1
Riboflavina : viatmin B2
Sianokobalamina : viatmin B12
Tokoferol : vitamin E
Menadion : vitamin K

90
Sinonim nama obat (indeks nama lain – nama dagang)
Nama lain Nama dagang
Ampisilin Na Amcillin (dumex)
Arcocillin (armoxindo)
Parpicillin (prafa)
Sanpicillin (sanbe)
Viccillin (meiji)
Analgin, antalgin, dipiron, metamizol, metil Duralgin (durafarma)
melubrin, natrium noramidopirina, Emmer (inti jaya)
metansulfonat, noraminofenazon, sulpirin Hufanal (gratia)
Mepron (meprofarm)
Panstop (armoxindo)
Sohogin (soho)
Tonagin (emba megafarma)
Asetosal, aspirin Aspilet (medifarma)
Aspirin (bayer)
Cafenol (sterling)
Naspro (Nicholas)
Solusol (konimex)
CTM, klorfeniramin maleat, klorfeniramin Alleron (mega esa)
hidrogen maleat Chlorophen (darya varia)
Chlorphenon (soho)
Phehachlor (phapros)
Piriton (glaxo)

91
Sinonim nama obat (indeks nama lain – nama dagang)
Nama lain Nama dagang
Digoxin; digoxinum; digoxosidum Digoxin sandoz (novartis)
Fargoxin (fahrenheit)
Lanoxin (Glaxo)
Furosemid Afrosic (heroic)
Arsiret (meprofarm)
Farsiretic (ifars)
Lasix (aventis)
Uresic (sanbe farma)
Heksadekadrol; deksamet; deksametason Benoson (bernofarm)
Betason (kimia farma)
Celestone (schering)
Cortidex (sanbe)
Dexa-M (dexa)
Indexon (interbat)
Kalmethason (kalbe farma)
Scandexon (Tempo)
Kotrimoksazol Abatrim (met galenika) Bactoprim (combiphar)
Bactricid (soho) Bactrim (Roche)
Kaftrim (kimia farma) Kaltrim (kalbe)
Mepotrim (meprofarm) Ottoprim (otto)
Primadex (dexa) Sanprima (sanbe)
Septrin (Glaxo) Trimoxul (interbat)

92
Sinonim nama obat (indeks nama lain – nama
dagang)
Nama lain Nama dagang
Oralit Aqualyte (prafa)
Bioralit (indofarma)
Corsalit (corsa)
Parasetamol Alphagesic (apex pharma) Biogesic (biomedis)
Citomol (ciubros) Dumin (alpharma)
Farmadol (fahrenheit) Itramol (itrasal)
Ottopan (otto) Pamol (interbat)
Panadol (winthrop) Sanmol (sanbe)
Sumagesic (UAP) Tempra (meadjohnson)
Rifalzadin; rifampin, rifamycin Ipirif (tempo) Kalrifam (kalbe farma)
Rifabiotic (bernofarm) Rifampin (pharos)
Rifamtibi (sanbe) Rimactane (novartis)
Vitamin C Abriscor (tunggal idaman abadi) Ascorbin (kimia farma)
Cebion (merck) Extrace (ethica)
Redoxon (roche) Vicee (prafa)
Vitacimin (takeda) Xon-ce (kalbe)

93
Sediaan Lazim dan khasiat Obat
Nama obat Sedíaan lazim Khasiat obat
Kodein fosfat tablet 10 mg, 30 mg. analgetik narkotik,
anti tusif
Asam asetilsalisilat tablet 100mg, 500 mg analgetik non-narkotik
Asetaminofen tablet 100 mg, 500 mg; sirop antipiretik
120 mg/5 ml
Metampiron tablet 500 mg/tablet; injeksi analgetik non-narkotik
250 mg/ml
Alopurinol tablet 100mg anti gout

Fenilbutazon tablet 200 mg anti inflamasi

Ibuprofen tablet 200 mg; 400 mg analgetik-antipiretik

Diazepam tablet 2 mg dan 5 mg; injeksi anti epilepsi dan


5mg/ml; larutan rektum anti konvulsan
4mg/ml
Fenobarbital tablet 30mg, 100mg; injeksi anti epilepsi dan
50mg/ml anti konvulsan
Furosemid injeksi iv/im 10mg/ml; tablet diuretik
40mg
Spironolakton tablet 25mg, 100mg diuretik

Digoksin injeksi 0,25mg/ml; tablet obat kardiovaskulus


0,0625mg, 0,25mg
Kaptopril tablet 12,5mg; 25mg obat kardiovaskulus
Isosorbid dinitrat tablet sublingual 5mg anti angina

Propanolol tablet 10mg, 40mg anti angina/


94 anti eritmia
Sediaan Lazim dan khasiat Obat
Nama obat Sedíaan lazim Khasiat obat
Asam asetil salisilat: tablet 80mg anti trombotik

Amoksisilin anhidrat; kapsul/tablet 250mg, 500mg; antibakteri


amoksisilin sirop kering 125mg/ml

Doksisiklin kapsul 100mg antibakteri

Tetrasiklin kapsul 250mg, 500mg antibakteri

Kloramfenikol kapsul 250mg; suspensi antibakteri


125mg/5ml; serbuk injeksi
100mg/ml
Kotrimoksazol DOEN tablet 120mg, 240mg,480mg, antibakteri
960mg
Eritromisin kapsul 250mg (stearat); sirop antibakteri
kering 200mg/5ml
Metronidazol tablet 250mg, 500mg; anti protozoa
supositoria 500mg; infus
5mg/ml
Rifampisin tablet 300mg, 450mg, 600mg anti TBC
Etambutol tablet 250mg; 500mg anti TBC

Isoniazida; INH tablet 100mg; 300mg anti TBC

Pirazinamid tablet 500mg anti TBC

Griseofulvin tablet micronized 250mg anti fungi


Ketokonazol tablet 200mg anti fungi

Asiklovir tablet 200mg, 400mg anti virus

95
Sediaan Lazim dan khasiat Obat
Nama obat Sedíaan lazim Khasiat obat
Asam folat tablet 1mg, 5mg Obat sistem darah
Besi (II) Sulfat tablet 300mg Obat sistem darah

Sianokobalamin; vitamin B12 tablet 150mcg, injeksi Suplemen vitamin


500mcg/ml
Fitomenadion; vitamin K tablet 10mg; injeksi 10mg/ml Obat sistem darah

Warfarin tablet 5mg Obat sistem darah

Kalsium laktat; kalk tablet 500mg Suplemen vitamin


Piridoksin; vit B6 tablet 10mg, 25mg Suplemen vitamin

Retinol; vit A; akseroftol; injeksi 100.000 UI; 100.000UI Suplemen vitamin


antiseroftalmik dalam minyak; kapsul lunak
200.000 UI; tablet 50.000 UI
Tiamin; vitamin B1; aneurin tablet 50mg; injeksi 100mg/ml Suplemen vitamin

Antasida DOEN I tiap tablet Al(OH)3 200mg, Antasida dan anti ulkus
Mg(OH)2200mg
Antasida DOEN II tiap 5ml suspensi: Al(OH) 3 Antasida dan anti ulkus
200mg
Ranitidin tablet 150mg Anti ulkus

Metoklopramid tablet 10mg; injeksi 5mg/ml Anti emetik

Bisakodil supositoria 5mg; 10mg; tablet Katartik


96 mg
Sediaan Lazim dan khasiat Obat
Nama obat Sedíaan lazim Khasiat obat
Aminofilin teofilinetilendiamin: tablet Anti asma
150mg; injeksi 24mg/ml
Deksametason tablet 0,5mg, 0,75mg; injeksi Anti inflamasi
5mg/ml (natrium fosfat)
Efedrin (HCl) tablet 25mg Anti asma

Salbutamol tablet 2mg, 4mg; aerosol Anti asma


100µg/dosis; larutan inhalasi
0,5%; larutan respirator-
nebulizer 2,5mg/2,5ml; injeksi
50µg/ml
Dekstrometorfan sirop 10mg/5ml; tablet 15mg Anti tusif

Gliseril guaikolat tablet 100mg Ekspektoran

Hidrogenperoksida cairan 30%; larutan 3% Obat topikal (telinga)

Klorfeniramin tablet 4mg; injeksi 5mg/ml Anti histamin

Glibenklamid tablet 5mg Anti diabetik oral

Metformin: tablet 500mg Anti diabetik oral

Prednison tablet 4mg Kortikosteroid

Gentian violet: larutan 1%, 2% Anti fungi

Hidrokortison: krim hidrokortison asetat 1%, Anti inflamasi


2,5%
97 Povidon iodine larutan 10% Anti septik
Resep standar (Formula standar sediaan obat)

Bedak Purol (Loco) Bedak Salicyl 2% 3%


R/ Acid. salicyl. 2 (Salicyl talk)
Bals. peruvian 2 R/ Acid. salicyl. 2 3
Adip. Lanae 4 Talc. venet. ad.100 100
Magn. oxyd. 10
Zinc. oxyd. 10
Talc. venet. ad. 100

Cleansing cream Suncream


R/ Acid. stearin. 145 R/ Chinin. sulfat. 1
Triaethanolamin. 15 Acid. hydrochl. dil. q.s.
Adip. Lanae 30 Cerae alb. 1
Paraf. liq. 250 Spermaceti 2,5
Aq. dest. 550 Ad. Lanae 15
Nipagin q.s. Aq. Rosar. 5

98
Resep standar (Formula standar sediaan obat)

Unguentum Whitfield Pasta Zinci Oleosa


R/ Acid. salicylic 5 (Zinkolie)
Acid. benzoic 5 R/ Zinci oxyd. 60
Lanolin 45 Ol. Sesami 40
Vaselin ad 100
Lotio Kummerfeldi Potio Nigra Contra Tussim
(Aqua cosmetica Kummerfeldi) (Obat Batuk Hitam)
(Obat – kukul) R/ Succi Liquir. 10
R/ Sulf. praec. 20 Ammon. Chlorid. 6
Camph. 3 S.a.s.a. 6
Mucil. Gumm. arab. 10 Aq. dest. ad 300
Sol. Calc. hydrat. 134
Aq. Rosar. 133

99
Resep standar (Formula standar sediaan obat)

Unguentum 2 - 4 Unguentum Acidi Borici


R/ Acid. salicyl. 2 (Boorzalf)
Sulf.praecip. 4 R/ Acid. boric. 10
Vaselin flav. ad 100 Vasel. alb. ad 100

Unguentum Ichtyoli Unguentum Leniens


(Salep Ichtyol) (Cold cream)
R/ Ichtyol. 10 R/ Malam putih 5
Vas. flav. ad 100 Cetaceum 10
Lilin domba 10
Ol.Sesami 50
Air 20
Tinct.Benzoes 5

100
1. SALINAN RESEP
2. ETIKET
3. LABEL
SALINAN RESEP

 Salinan resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek.

 Istilah lain dari salinan resep : kopi resep, apograph, Exemplum, Afschrift.

 Tujuan dibuat copy Resep :


1. Sebagai salinan resep yg diberikan pada pasien

2. Untuk mengambil ulang obat, jika obat tidak diambil penuh

3. Permintaan dokter : kalau ada tanda iter pada kertas resep.

Yang boleh membuat copy Resep : APA, APING & AA


Ketentuan Salinan resep

 Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada


dilakukan oleh apoteker pendamping, asisten apoteker kepala,
apoteker supervisor atau apoteker pengganti dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan).
 Salinan resep harus dirahasiakan.
Ketentuan Salinan resep

 Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep


atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

 di dalam format copy resep ada tulisan :

pcc = pro copy conform , yang merupakan pernyataan : “disalin sesuai


dengan aslinya”.
Tentang “det” pada salinan resep
 Jika resep baru ditebus sebagian obatnya karena beberapa
alasan (stok di apotek tinggal sedikit, uang pasien tidak
cukup), maka pada salinan resep ditulis
“det ….” (jumlah obat yg sudah diambil)
 Jika ada beberapa R/ dalam satu lembar resep dan salah satu
obat tidak diambil, maka dalam salinan resep ditulis “nde”
atau “ndet” untuk obat yg belum diambil.
 Resep yang tertulis “iter n x”  pasien berhak menebus
obatnya (n+1)x, yakni dengan resep aslinya dan dengan n x
pengulangan menggunakan salinan resep. Jadi untuk resep
yang iter 3x  bisa ditebus 4x.
Tentang “det” pada salinan resep

 Jika dalam resep tertulis iter 2x, maka:


– Setelah pengambilan I dengan resep asli, pada salinan resep
tertulis “det orig” (detur originale);,
– Setelah pengambilan kedua dengan salinan resep pertama,
pada salinan resep kedua tertulis “det iter 1x”,
– Setelah pengambilan ketiga (terakhir)  salinan resep
ditulis “det iter 2x” atau cukup “det” saja.
Salinan Resep Narkotika dan Psikotropika
 Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika dan psikotropika,
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayanai sama sekali
(untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan blanko-blanko salinan resep).
 Untuk resep narkotika dan psikotropika yang baru dilayani sebagian atau belum
dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya.
 Salinan resep dari resep narkotika dan psikotropika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali (dokter tidak boleh menuliskan iter untuk resep yang mengandung
narkotika dan psikotropika).
 Resep dari luar propinsi harus mendapat persetujuan dari dokter setempat.
Kelengkapan Copy Resep / Apograph :
1. Nama & alamat serta no telp apotek
2. No. SIA (Surat Ijin Apotek)
3. Nama & No. SIPA APA
4. Nama dokter penulis Resep
5. Tanggal di tulisnya Resep
6. Tanggal dibuatnya resep& copy resep
7. No. Resep
8. Nama & umur pasien
9. Tanda-tanda copy Resep (nde/nedet, det, did)
10. Pcc & stempel Apotek
11. Paraf / tanda tangan APA (Apoteker Pengelola Apotek)
Apotek : “ Masa Depan”
Jl. Kunir 31 Surabaya
SIA : 534/A
Apoteker Pengelola : Dra. Siti Nurjazila, Apt.
SIPA: 1234/B
----------------------------------------------------------
Salinan Resep
Dari Dokter : Abimanyu Tanggal : 25-3-2013
Dibuat Tanggal: 25-3-2013 No. Resep : 00234
Nama pasien : Ny. Ratih Umur : 26 th
Alamat : Jl. Ketintang 25 Surabaya

R/ Amoxycillin capl 500 mg No. XV


S. 3 d.d. I
det

pcc,

Apotek
Masa Depan
Penyimpanan resep dan salinan resep

 Resep yang telah dikerjakan diatur menurut tanggal


dan nomor urut penerimaan resep dan harus disimpan
minimal lima tahun.
 Resep yang mengandung narkotika, psikotropika
harus dipisahkan dari resep lainnya.
 Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan
oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep dan selanjutnya
dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
Permasalahan terkait dengan resep di apotek
(Resep palsu)

 Sering dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, terutama para pengguna
narkotika dan psikotropika.
 Beberapa ciri resep berisi narkotika/psikotropika palsu :
• Pasien/pembawa resep terlihat ragu-ragu/tidak percaya diri ketika menyerahkan resep
• Perilaku pasien/pembawa resep menunjukkan ciri pengguna narkotika/psikotropika (ex.
dari mulut pasien keluar aroma alkohol, mata merah dan pandangan tidak fokus).
• Penyakit yang diderita tidak jelas atau tidak sesuai dengan indikasi obat.
• Dokter penulis resep bukan dokter yang terutama menangani penyakit yang disebutkan
• Isi/obat dalam resep tidak rasional (ex. untuk psikotropika tertentu ditulis dalam jumlah
sangat banyak)
• Resep yang dibawa berupa salinan resep, sedangkan resep aslinya tidak disimpan oleh
apotek yang bersangkutan.
 Perlu diwaspadai juga jenis obat lain yang sering disalahgunakan, ex. CTM, DMP.
Contoh :
Cari Perbedaan nya?????
ETIKET
Etiket

Definisi :
- penandaan yang menunjukkan cara penggunaan obat
- sesuai dengan diagnosa pasien yang tertera pada
resep.
Macam-macam Etiket
1. Untuk Obat Luar : warna biru
2. Untuk Obat Dalam
(Pemberian obat oral/mulut yang melalui GIT) : warna
putih

Ukuran disesuaikan dengan wadah.


Contoh Etiket

1. Etiket untuk Obat dalam melalui oral/mulut


Apotek “JANNAH”
Jl. Gunungsari Indah BB No. 34, Surabaya; Telp. 031-867235
Apoteker : Damaranie Dipahayu, S.Farm., Apt.
No. SIPA :
No. Tgl : / /

(nama pasien)
......X Sehari ... tablet/ kapsul/ puyer

2. Etiket untuk Obat Luar

Apotek “JANNAH”
Jl. Gunungsari Indah BB No. 34, Surabaya; Telp. 031-867235
Apoteker : Damaranie Dipahayu, S.Farm., Apt.
No. SIPA :
No. Tgl : / /

( nama pasien)
(Untuk pemakaian luar)
OBAT LUAR
Bagian- bagian Etiket :
1. Pada sebelah atas : nama Apotek, alamat apotek, nama apoteker, Nomor
SIPA (Surat Ijin Praktek Apoteker), atau Nomor SIA (Surat Ijin Apotek).
2. Sebelah kiri atas : nomor resep.
3. Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuatan resep.
4. Ditengah simetris : nama pasien.
5. Dibawah nama pasien : cara pemakaian (tidak boleh disingkat dan
ditulis dengan huruf)
6. Pada etiket (obat luar warna biru) perlu dituliskan dibawahnya ”Obat
Luar”
Label
1. KOCOK DAHULU
2. N.I. (Pemberian obat ini tidak boleh diulangi kecuali
dengan resep baru)

Dalam hal tertentu pada sediaan label KOCOK DAHULU


dan N.I. perlu disertakan.

Label N.I. perlu dicantumkan pada sediaan yang mengandung :


3. Bahan obat golongan narkotika.
4. Bahan obat golongan obat keras, termasuk obat yang mempunyai dosis
maksimum (DM)
Label
Label KOCOK DAHULU perlu dicantumkan pada sediaan :
1. Emulsi
2. Suspensi
3. Larutan dengan :
a) Minyak atsiri
b) Cairan kental (sirup, gliserin dll)
Contoh Label

1. Label Kocok Dahulu


KOCOK DAHULU

2. Label N.I.
TIDAK BOLEH DIULANG
Tanpa Resep Baru Dari Dokter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai