Farmakologi
Farmasetika
(Dasar,1,2)
Farmasi Fisik
Kimia Dasar
Kimia Dasar :
Struktur Atom & Sistem Periodik
mengalami Perkembangan
Atom Model Atom
Kelemahan :
•Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi unsur maupun senyawa
PERKEMBANGAN MODEL ATOM
Penemuan Elektron
William Crookes menemukan tabung sinar katode, berupa tabung hampa
yang terbuat dari kaca, dan dialiri arus listrik searah dari kutub negatif
(katode) menuju kutub positif (anode)
2. Nomor Massa
Nomor massa = jumlah proton + jumlah netron
kulit
5. Isobar
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai nomor massa sama
6. Isoton
Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai jumlah netron sama
PERKEMBANGAN MODEL ATOM
Mekanika Kuantum
• Posisi elektron dalam atom tidak
dapat ditentukan dengan pasti (prinsip
ketidakpastian heisenberg)
• Tahun 1927, Erwin Schrodinger
mengembangkan suatu persamaan
untuk menggambarkan perilaku dan
energi elektron dalam atom.
• Atom mempunyai kulit elektron
• Setiap kulit elektron memiliki subkulit
elektron
• Setiap subkulit elektron memiliki
satu/beberapa orbital
• Tiap orbital memiliki paling banyak 2
elektron
Bilangan Kuantum
• Bilangan kuantum menyatakan keadaan elektron dalam atom
Ground State
Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Menunjukkan subkulit.
l = 0, …, sampai (n – 1)
Bilangan Kuantum Magnetik
Menunjukkan orbital
m = – l, …, sampai + l
Hubungan Bilangan Kuantum Azimut dan
Magnetik
Bilangan Kuantum Spin (s)
Menunjukkan arah putar pada porosnya (spin)
s = + ½ atau = ↑
s = – ½ atau = ↓
Konfigurasi Elektron
1. Aturan Aufbau
1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f,
5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, …
Konfigurasi Elektron
2. Aturan Hund
8O = 1s 2
, 2s 2
, 2p4
↑↓ ↑↓
1s 2s 2p
↑↓ ↑↓
1s 2s 2p
(Salah)
Konfigurasi Elektron
3. Aturan Larangan Pauli
Bilangan Kuantum 8 elektron O :
e1 : n = 1, l = 0, m = 0, s=+½
e2 : n = 1, l = 0, m = 0, s=–½
e3 : n = 2, l = 0, m = 0, s=+½
e4 : n = 2, l = 0, m = 0, s=–½
e5 : n = 2, l = 1, m = –1, s=+½
e6 : n = 2, l = 1, m = 0, s=+½
e7 : n = 2, l = 1, m = +1, s=+½
e8 : n = 2, l = 1, m = –1, s=–½
Konfigurasi Elektron
LANGMUIR
Elektron mengisi kulit baru setelah yg lebih dalam
penuh. Maksimal e tiap kulit :
2, 8, 8, 18, 18, 32
BURY
Elektron terluar tidak lebih dari 8. Kulit tidak
berisi lebih dari 8 e, kecuali kulit yg lebih luar telah
terisi. Maksimal e tiap kulit :
2, 8, 18, dan 32
Kimia Dasar :
Sistem Periodik
Konfigurasi Elektron dan Tabel Periodik
Dari konfigurasi elektron suatu atom dapat diperkirakan letak unsur dalam
Tabel Periodik.
Unsur yang jumlah kulitnya sama ditempatkan pada periode (baris) yang
sama
Unsur yang memiliki struktur elektron valensi yang sama ditempatkan pada
golongan (kolom) yang sama
Tuliskan konfigurasi elektron untuk:
13Al: 1s 2
2s 2
2p6
3s 2
3p 1
26Fe: [Ar] 4s 2
3d 6
[Ar]
4s 3d
Tuliskan konfigurasi elektron untuk:
13Al: 1s 2
2s 2
2p6
3s 2
3p 1
Unsur yang segolongan, memiliki jumlah kulit atom yang semakin banyak dari atas
ke bawah, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom. Oleh karena itu, jari – jari
atom semakin ke bawah semakin besar pada unsur yang segolongan.
Sifat Periodik Unsur
Jari – Jari Atom
Unsur – unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit sama. Akan tetapi, proton dan
elektron yang dimiliki semakin banyak, sehingga tarik tarik menarik inti atom dengan
elektron semakin kuat. Akibatnya elektron – elektron terluar tertarik lebih dekat ke
inti. Jadi, unsur yang seperiode, jari – jari atom makin ke kanan makin kecil.
Sifat Periodik Unsur
Energi Ionisasi
Energi ionisasi : Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu
atom.
Unsur yang segolongan energi ionisasi makin ke bawah semakin kecil karena
elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti semakin lemah), sehingga
elektron mudah dilepaskan.
Unsur yang seperiode energi ionisasi makin ke kanan makin besar karena gaya
tarik inti makin ke kanan makin kuat
Sifat Periodik Unsur
Energi Ionisasi
Ada beberapa perkecualian. Golongan IIA, VA, dan VIII A mempunyai energi ionisasi
yang lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah kanannya, yaitu IIIA dan
VIA. Hal ini disebabkan unsur – unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron yang
relatif stabil, yaitu konfigurasi elektron stengah penuh dalam orbital p terluarnya,
dan konfigurasi elektron penuh (golongan VIIIA), sehingga elektron sukar dilepaskan.
Sifat Periodik Unsur
Afinitas Elektron
Banyaknya energi yang dilepaskan atau dibebaskan apabila atom suatu unsur
menangkap elektron dari luar.
Semakin negatif nilai afinitas elektron, maka semakin besar kecenderungan unsur
tersebut dalam menyerap elektron.
Sifat Periodik Unsur
Elektronegativitas
Kecenderungan suatu unsur untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain
untuk digunakan secara bersama.
• Terdapat atom unsur dgn potensial ionisasi rendah (yg akan menjadi ion
positif) dan atom unsur dgn afinitas elektron tinggi (yg akan menjadi ion
negatif).
• Terjadi tarik-menarik antara ion-ion tersebut melalui gaya elektrostatik
(gaya coulomb)
Contoh:
Na (2s2 2p6 3s1) Na+ (2s2 2p6) + e-
F (2s2 2p6) + e- Fe- (2s2 2p6)
Na + F Na+F-
Pembentukan Ion
• Pembentukan Ion Positif • Pembentukan Ion Negatif
Na Na+ + e- F + e- F-
Atom Na Ion Na Atom F Ion F
Konfigurasi Konfigurasi
Atom Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 Atom F : 1s2 2s2 2p5
Ion Na+ : 1s2 2s2 2p6 Ion F- : 1s2 2s2 2p6
Konfigurasi Na+ = Konfigurasi Ne Konfigurasi F- = Konfigurasi Ne
Senyawa ion dapat terbentuk antara logam golongan IA, IIA, dan sebagian IIIA
dan beberapa golongan transisi yang biloksnya rendah, dengan unsur
nonlogam golongan VII, VIA, dan nitrogen.
Pembentukan Ion
Ikatan Ionik dapat Terjadi pada Unsur Golongan:
PEI (Pasangan Elektron Ikatan) Pasangan elektron yang dipakai bersama – sama
PEB (Pasangan elektron Bebas) Pasangan elektron yang tidak dipakai dalam
ikatan
Contoh Molekul F2
2s 2p
Kedua orbital setengah penuh
F
2s 2p
Menjadi satu orbital penuh
Polarisasi Ikatan Kovalen
Daya tarik elektron yang berbeda – beda mengakibatkan terjadinya
polarisasi pada ikatan kovalen
A- B+
Momen Dwikutub (Moment Dipole)
Kemampuan suatu dwikutub untuk berorientasi dalam
medan listrik dikenal sebagai momen dwikutub (dipole
moment ato momen dipole)
µ=zxd
µ = momen dwikutub dengan satuan debye
z = muatan dalam satuan elektrostatik (Statcoulomb)
d = jarak dalam cm
Momen Dwikutub dan Kepolaran
Senyawa Triatomik atau Lebih
Momen dwikutub merupakan besaran vektor.
Untuk molekul2 triatomik atau lebih, momen dwikutub total
merupakan resultan dwikutub2 yg berasal dari tiap2 ikatan
yg ada.
Bila resultan momen2 dwikutub tersebut = 0 maka molekul
tersebut bersifat nonpolar
Bila resultan momen2 dwikutub tersebut ≠ 0 maka molekul
tersebut bersifat polar.
Momen Dwikutub dan Kepolaran
Senyawa Triatomik atau Lebih
Momen Dwikutub dan Kepolaran
Senyawa Triatomik atau Lebih
Ikatan kovalen koordinasi
ikatan kovalen yang pasangan elektronnya yg dipakai bersama berasal dari
satu atom saja
• Suatu zat cair akan mendidih bila gaya tarik antar molekul zat cair dapat diatasi
oleh energi panas yang diberikan pada zat cair tersebut.
• HF dan H2O memiliki gaya tarik antar molekul yang terkuat dibandingkan senyawa
hidrogen lainnya
• Kekuatan ikatan hidrogen secara berurutan :