Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BLOK TEKNOLOGI FARMASI 1


FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN
SIRUP DEXTROMETHORPHAN

Dosen Pengampu:
apt. Ginanjar Putri N., M.Farm.
apt. Wisang Seta Geni, S.Farm.
apt. Mayu Rahmayanti, M.Sc.
Dr. apt. Rahmi Annisa, M.Farm.
Dr. Begum Fauziyah, S.Si., M.Farm.

Oleh:

Nama : Faridatul Afifah


NIM : 210703110050
Kelompok : G1
Kelas :A
Asisten Laboratorium : Carrisa Syahfitri Yenfah

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu melakukan formulasi dan evaluasi sediaan sirup

II. DASAR TEORI


II.1. Pengertian Sirup
Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sakrosa,
kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa, C12H22O11 tidak kurang dari
64% dan tidak lebih dari 66,0%. (Depkes RI, 1979). Sirup terdiri dari
dari zat aktif, pelarut, pemanis, zat penstabil, pengawet, pengental,
pewarna, pewangi, perasa, dan pengisotonis. Berdasarkan fungsinya,
terdapat dua golongan sirup yaitu, medicated syrup (sirup obat) dan
flavoured syrup (sirup pembawa). Sirup obat didefinisikan sebagai sirup
yang mengandung satu atau lebih bahan obat. Sirup obat berupa obat
tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang berupa preparat
yang sudah distandarisasi. Contohnya sirup paracetamol. Sedangkan
sirup pembawa biasanya mengandung berbagai bahan aromatis atau
rasa enak yang digunakan sebagai larutan pembawa atau pemberi rasa.
Salah satu contohnya adalah sirupus simplex. Terdapat dua macam
proses pembuatan sirup yaitu cara pemanasan dan cara agitasi. Cara
pemanasan, memiliki kelebihan cepat dalam pembuatan sirup. Cara
agitasi dimaksudkan untuk memberikan ruang kepada bahan-bahan
pada proses agitasi (pengocokan), kelebihan cara ini adalah tercapainya
stabilitas maksimum dan digunakan untuk bahan yang tidak stabil
pemanasanya.
II.2. Tinjauan Bahan
II.2.1. Tinjauan Bahan Aktif
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgesik dan
antipiretik yang paling sering digunakan untuk menangani nyeri
derajat ringan-sedang (Ramlan et al., 2020). Parasetamol adalah
paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin. Hal ini
disebabkan Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat
peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang
melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak
bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai
sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan
dan keadaan lain (Ambari, 2018).
Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non
narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin
terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol bekerja
pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat
inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga
efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna
untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, malaria,
nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol
(asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik,
tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan
iritasi serta peradangan lambung. Aksi/kerja utama paracetamol
adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat
otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga
tidak mempunyai efek sebagai anti inflamasi. Paracetamol
diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan
secara per oral, untuk memudahkan pemberian obat dan
mempercepat absorbsi maka obat dibuat dalam bentuk sediaan
sirup.
Paracetamol disebut juga acetaminophen dengan rumus
kimia C8H9NO2 dan memiliki BM sebesar 151,16. Paracetamol
memiliki pemerian hablur atau sebuk hablur putih, tidak berbau
dan rasa pahit. Paracetamol larut dalam 70 bagian air, 7 bagian
etanol (95%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol p, dan larut dalam
larutan alkali hidroksida. Titik leleh paracetamol berkisar antara
169-171. Dalam paracetamol tidak boleh mengandung lebih ari
10bpj Pb (timbal) (Depkes RI, 1979).
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
II.2.2. Tinjauan Bahan Eksipien
1. Propilen glikol
- Sinonim : Propylenglycolum
- Rumus molekul : C3H8O2
- Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan
dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa minyak
esensial tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
- Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas,
praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.
- Stabilitas dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Depkes RI, 1995)
2. Gliserin
- Sinonim: Croderol; E422; glicerol; glycerine; glycerolum;
Glycon G100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-
propanetriol; trihydroxypropane glycerol
- Rumus molekul: C3H8O3
- Titik lebur: 17,88 ℃
- Pemerian: Zat bening tidak berwarna, kental, tidak berbau,
cairan higroskopis, memiliki rasa manis, sekitar 0,6 kali
memiliki rasa manis seperti sukrosa.
- Kelarutan: Benzen : praktis tidak larut Kloroform : praktis
tidak larut Etanol 95% : larut Eter : 1:5000 Etil asetat : 1:11
Metanol : larut Oils : praktis tidak larut
- Stabilitas: Gliserin higroskopis dapat teroksidasi pada suhu
dibawah penyimpanan. Gliserin tercampur dengan air, etanol
95% dan PEG merupakan reaksi kimia stabil.
- Inkompibilitas: Dapat melekat dengan pengoksidasi kuat
seperti prioxsid, potassium klorat dan potasium permanganate.
- Penyimpanan: Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni
tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dibawah kondisi
penyimpanan biasa
(Depkes RI, 1995)
3. Sakarin
- Sinonim: saccharinum
- Rumus molekul: C7H5NO3S
- Titik lebur: 228 derajat C
- Berat molekul: 183,18
- Pemerian: serbuk atau hablur putih, tidak berbau aromatic
lemah, larutan encer sangat manis, larutab bereaksi asam
terhadap lakmus
- Kelarutan: mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol, mudah larut dalam etanol 90%
- Stabilitas: terjadi dekomposisi hanya pada suhu 125 derajat C
dan dalam pH yang terendah.
- Inkompibilitas: sakarin dapat bereaksi dengan molekul besar,
yang dapat memicu atau menyebabkan reaksi tersebut
terbentuk.
- Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
- Alas an penambahan: sakarin mempunyai sifat yang stabil,
nonkarsinogenik, nilai kalori rendah dan harga relatif murah.
Selaij itu, intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup
tinggi, yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10%.
4. Aqua destillata
- Sinonim: air murni
- Rumus molekul: H2O
- Berat molekul: 18,02
- Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
- Stabilitas: lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
- Inkompibilotas: bahan yang mudah terhidrolisis, bereaksi
dengan garam-garam anhidrat menjadi bentuk hidrat,
material-material organic dan kalsium koloidal.
- Penyimpanan: disimpan dalam wadah tertutup rapat
- Kegunaan: sebagai pelarut dan pembawa
III. RANCANGAN FORMULASI
III.1. Nama Sirup
Sirup Paracetamol
Sediaan yang akan dibuat 60 ml
R/ Paracetamol 120 mg/5 ml
Propilen glikol 10%
Sirup simpleks 35%
Gliserin 20%
Aquadest ad 100%
III.2. Tabel Bahan sediaan 60 ml
No Bahan Fungsi Rentang Kadar Formula
kadar pilihan
1 Paracetamol Zat aktif
2 Propilen Co-solvent 10%
glikol
3 Sirup Pemanis 35%
simpleks
4 Gliserin Pengawet 20%
5 Aquadest Pewarna Ad
100%

3.3 tabel bahan sediaan 100 ml


No Bahan Fungsi Rentang Kadar Formula
kadar pilihan
1 Deksametorfan Zat aktif 300 mg
HBr
2 Propilenglikol Co- 5% 5 ml
solvent
3 Larutan Pemanis 25% 25 ml
sorbitol
4 Metil paraben Pengawet 0,1% 0,1 ml
5 Orange falvor Pewarna 0,005% 0,005 ml
6 Sunset yellow Perasa 0,005% 0,005 ml
7 Purified water Pelarut Ad
100%

IV. PERHITUNGAN FORMULA


Sediaan 60 ml

Dekstrometorfan HBr : 15 mg/5 mL x 60 mL = 180 mg

Propilenglikol : 5 % x 60 mL = 3 mL

Larutan Sorbitol 85% : 25 % x 60 mL          = 15 mL

Metil Paraben : 0,1 % x 60 mL          = 0,06


mL

Orange flavor : 0,005 % x 60 mL = 0,003 mL

Sunset yellow : 0,005 % x 60 mL = 0,003 mL

Sediaan 100 ml

Dekstrometorfan HBr : 15 mg/5 mL x 100 mL = 300 mg

Propilenglikol : 5 % x 100 mL             = 5 mL

Larutan Sorbitol 85% : 25 % x 100 mL = 25 mL

Metil Paraben : 0,1 % x 100 mL = 0,1 mL

Orange flavor : 0,005 % x 100 mL = 0,005 mL

Sunset yellow : 0,005 % x 100 mL = 0,005 mL

V. METODE PEMBUATAN
V.1. Alat dan Bahan
V.1.1. Alat
No Alat Jumlah
1 Gelas ukur 100 ml 1
2 Beaker glass 250 ml 1
3 Batang pengaduk 1
4 Corong 1
5 Bunsen 1
6 Kaki tiga 1
7 Mortir dan stemper 1
8 Pipet 3 ml 2
9 Beaker glass 100 ml 3

V.1.2. Bahan
No Bahan Sediaan 60 ml Sediaan 100 ml
1 Dexametihorfan 180 mg 300 mg
HBr
2 0ropilen glikol 3 ml 5 ml
3 Larutan sorbitol 15 ml 25 ml
4 Metil paraben 0,06 ml 0,1 ml
5 Orange flavor 0,003 ml 0,005 ml
6 Susnset yellow 0,003 ml 0,005 ml
7 Purified water

V.2. Langkah Kerja

Instrumen
1. Disiapkan alat dan bahan, dikalibrasi botol 100 mL

2. Ditimbang masing-masing bahan


3. Dilarutkan Dekstrometorfan HBr dalam propilenglikol (A)

4. Dibuat larutan sorbitol 85% yang ditambahkan metil


paraben (B)

5. Dimasukkan larutan B dalam larutan B

6. Ditambahkan orange flavor dan sunset yellow

7. Setelah semua bahan homogeny masukkan dalam botol

8. Di ad 100 mL dengan air murni

9. Diberi etiket

Hasil

VI. EVALUASI SEDIAAN


a. Organoleptis
Meliputi warna, rasa dan bau dari sediaan suspensi parasetamol, sehingga
diketahui tampilan dari sediaan tersebut dalam keadaan baik. Hal tersebut
dilakukan dengan cara melihat warna, mencium bau, dan merasakan rasa
dari sirup parasetamol. 
b. Viskositas
Alat yang digunakan ialah viscometer Brookfield RVF 100. Langkah kerja
yang dilakukan yaitu diambil 500 ml sirup ditempatkan pada wadah (gelas
beaker), ke dalamnya dicelupkan spindel 61 yang sesuai garis tanda, atur
kecepatan yang sesuai (pertama diatur kecepatan 100 rpm, bila nilai
viskositas tidak terbaca, dapat diturunkan kecepatannya menjadi 50 rpm,
20 rpm, atau 10 rpm). Alat mulai bekerja dan kekentalannya dapat
diketahui dengan membaca angka yang ditunjukkan pada layar. 
c. pH
Pemeriksaan menggunakan kertas pH indikator. Evaluasi sediaan
dilakukan dengan mencelupkan kertas pH universal ke dalam sirup selama
1 menit. Perubahan warna pada kertas pH dicocokkan dengan warna
standar dan ditentukan pH sediaan. 
d. Bobot jenis
Alat yang digunakan ialah piknometer. Langkah kerja yang dilakukan
yaitu piknometer kosong ditimbang, kemudian piknometer kosong diisi
dengan air dan didinginkan hingga suhu di bawah 20o C. Setelah suhu
berada di bawah 20o C, piknometer diangkat dari tempat pendinginan,
bagian luar piknometer dilap hingga kering. Setelah suhu mencapai 20o C
segera ditutup ujung kapiler dengan tutupnya, dan diamkan hingga
mencapai suhu 25o C, lalu piknometer ditimbang kembali. Dapat dihitung
bobot air dengan cara mengurangi hasil penimbangan piknometer berisi
air dengan bobot piknometer kosong. Sirup yang akan diukur berat
jenisnya dimasukkan dalam piknometer, kemudian didinginkan hingga
suhu di bawah 20o C. Setelah suhu berada di bawah 20o C, piknometer
diangkat dari tempat pendinginan, bagian luar piknometer dilap hingga
kering. Setelah suhu mencapai 20o C segera ditutup ujung kapiler dengan
tutupnya, dan diamkan hingga mencapai suhu 25o C, lalu piknometer
ditimbang kembali. Bobot sirup dapat diketahui dengan cara mengurangi
bobot hasil penimbangan piknometer berisi sirup dengan bobot
piknometer kosong. Bobot jenis dapat dihitung dengan cara membagi
berat sirup dengan volume piknometer. 

Anda mungkin juga menyukai