DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 :
RISKA SELVIANA(F.19.043 )
YULIANA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia
yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal untuk memenuhi
tugas Praktikum teknik sediaan liquid dan semi solid.Sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh nilai mata kuliah Praktikum teknik sediaan liquid dan semi solid.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
kritikdan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.Akhir kata
penulis berharap semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat dan pengembangan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..
B. Tujuan………………………………………………………………….
B. Formulasi ……………………………………………………………..
2.Spesifikasi bahan……………………………………………………
1.Zat aktif……………………………………………………………...
2.Zat tambahan………………………………………………………..
1.Zat aktif……………………………………………………………..
2.Zat tambahan……………………………………………………….
A. Alat……………………………...……………………………………
B. Bahan………………………………………………………………...
C. Perhitungan bahan…………………………………………………...
D. Prosedur pembuatan…………………………………………………
E. Prosedur evaluasi……………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara
peracikan dan penggunaannya tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya
(Ansel, 1989).
Salah satu bentuk sediaan larutan adalah elixir. Eliksir adalah larutan oral yang
mengandung etanol 90 % yang berfungi sebagai kosolven (M.Anief, 2007).Eliksir
adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan
vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang
digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat
yang dikandungnya (Ansel, 1989).
Salah satu obat yang di buat dalam bentuk sediaan elixir adalah Paracetamol.
Parasetamol adalah paraaminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah
digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Hal ini disebabkan Parasetamol bekerja
pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat
lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna.
Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia,
nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011)
Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan
asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Tidak seperti Asetosal, Parasetamol
tidak mempunyai daya kerja antiradang, dan tidak menimbulkan iritasi dan
pendarahan lambung.Sebagai obat antipiretika, dapat digunakan baik Asetosal,
Salsilamid maupun Parasetamol. Diantara ketiga obat tersebut, Parasetamol
mempunyai efek samping yang paling ringan dan aman untuk anak-anak.Untuk anak-
anak di bawah umur dua tahun sebaiknya digunakan Parasetamol, kecuali ada
pertimbangan khusus lainnya dari dokter.Dari penelitian pada anak-anak dapat
diketahui bahawa kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja lebih efektif
terhadap demam daripada jika diberikan sendiri-sendiri (Sartono, 1996).
Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan
siklooksigenase. Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam
arakhidonat menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat
siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat
lebih kuat dari pada aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat
antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat pengaturan panas.Parasetamol hanya
mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer.Inilah yang menyebabkan
Parasetamol hanya menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamol tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung
prostaglandin, ini menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa
prostaglandin dan bukan blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat
pirogen endogen dengan menghambat sintesa prostaglandin, tetapi demam yang
ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula
peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan fisik. (Aris 2009).
Reaksi alergi terhadap derivate para-aminofenol jarang terjadi. Manifestasinya
berupa eritem atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada
mukosa.Fenasetin dapat menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian
kronik. Anemia hemolitik dapat terjadi berdasarkan mekanisme autoimmune,
defisiensi enzim G6PD dan adanya metabolit yang abnormal. (Aris 2009).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu :
1. Mengetahui dan mampu membuat formulasi elixir paracetamol yang baik serta
teknik pembuatannya
2. Mengetahui dan mampu melakukan evaluasi sediaan elixir
2 . Spesifikasi Bahan
No Nama Bahan Kegunaan Range Konsentrasi
1 Paracetamol Zat aktif 120 mg – 240 mg
2 Nipagin Pengawet 0.015 - 0.2 %
3 Propilen Glikol Pembasah 10 - 25 %
4 Oleum Citri Pengaroma -
5 Tatrazin Pewarna -
6 Gliserol Pemanis ≤ 30 %
7 Aquadest Pelarut -
RM/BM : H2O/18.02
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas; rasa pedas
dan agak pahit
Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari
cahaya; ditempat sejuk
DL :2-4mg
B. Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:
1. paracetamol,
2. aquadest,
3. nipagin,
4. oleum citri,
5. tatrazin, dan
6. gliserol.
7. Propilen glikol
C. Perhitungan Bahan
Tiap 1 sendok teh ( 5 ml) mengandung paracetamol 120 mg, untuk 60 ml :
60 𝑚𝑙
Paracetamol = 𝑥 120 𝑚𝑔 = 1,440 mg
5𝑚𝑙
0.1
Nipagin = 𝑥 60 𝑚𝑙 = 0.06 𝑚𝑙
100
10
Propilen Glikol = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 6 𝑚𝑙
10
Gliserol = 100 𝑥 60 𝑚𝑙 = 6 𝑚𝑙
=60 – 13,5
= 46,5 ml
D. Prosedur pembuatan
3. Paracetamol digerus dan dilarutkan dalam air dan dihomogenkan hingga larut
4. Nipagin dilarutkan dalam air panas, kemudian ditambahkan kedalam campuran tadi.
10. Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah serta dimasukkan brosur obat
E. Prosedur Evaluasi
1. Organoleptik , diamati dengan cara panca indera, apakah sediaan elixir tersebut sudah
sesuai dengan ketentuan sediaan elixir yang benar, yaitu baud an rasa yang sedap, tidak
2. Uji kejernihan dengan cara melihat langsung sediaan tersebut, apakah masih ada tidak
• Letakkan kaca arloji dan isi dengan elixir yang akan diuji
• Masukkan pikno yang berisi sampel kedalam beaker gelas dengan 200 ml air es
• Segera ambil teteskan cairan yang berada diluar kapiler dengan kertas saring
dengan menggunakan pipet. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai
melewati 2 batas. Disiapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu