Sedangkan yang
dimaksud dengan ion adalah atom atau gugus (kumpulan) atom yang bermuatan listrik. Ion yang
bermuatan positif disebut kation sedangkan yang bermuatan negative disebut anion. Ion dapat
terbentuk pada reaksi kimia ketika elektron berubah menjadi ion positif, sedang atom yang
menerima elektron berubah menjadi ion negatif.
Anion adalah ion bermuatan negatif, misalnya ion yang tertarik ke anoda (elektroda
positif) dalam elektrolisis. Tabung hampa elektronik, anoda menarik elektron dari katoda, dalam
alat elektronik vakum, elektron dipancarkan anoda dan mengalir ke katoda. Kation adalah ion
yang bermuatan positif, yaitu ion yang tertarik ke katoda selama elektolisis. Dalam alat
elektronik vakum, elektron dipancarkan oleh katoda atau mengalir ke anoda.
Pemisahan anion dan kation dalam suatu larutan dapat dilakukan dengan reaksi
pengendapan yaitu dengan prinsip analisa kualitatif. Analisa tersebut kation mula-mula
dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Pemisahan dan pengkajian lebih lanjut
dilakukan dalam tiap golongan.
Ada tidaknya kation dan anion dalam suatu larutan, maka kita dapat menggunakan suatu
analisa, yaitu analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif mengacu pada seperangkat prosedur
laboratorium yang dapat digunakan untuk memindahkan dan menguji adanya ion dalam larutan.
Analisa ini dikatakan kuantitatif karena adanya penentuan jenis ion yang ada dalam campuran.
Analisa tak harus selalu menyatakan senyawa yang menghasilkan ion atau banyak ion
(kuantitatif). Dibandingkan dengan seperangkat prosedur laboratorium lainnya, analisa
kuantitatif menggambarkan keseluruhan konsep pertimbangan.
Dua kation yang larut membentuk endapan serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan
dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif, yang dilakukan dengan pemilihan seksama dari
konsentrasi anion yang diperlukan, yang seringkali dapat dikendalikan dengan memanfaatkan
pengaruh ion sekutu. Tetapan keseluruhan untuk menambah sederet ligan disebut tetapan
kestabilan.
1. Tujuan Praktikum
Praktikum acara Identifikasi Kation dan Anion ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui larutan untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-.
b. Mengetahui perbedaan dari larutan pekat dan larutan encer untuk identifikasi ion Al3+ dan SO42-
.
2. Waktu dan Tempat
Praktikum kimia dasar acara ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 November
2011 pukul 10.00 – 12.30 WIB bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak,
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan satu atom yang memberikan satu atau lebih dari
elektron terluar ke atom lain yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) atom yang
mendapatkan elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan terjadi tarikan antara ion yang
berlawanan
(Petrucci, 1990).
Ion adalah atom atau gugus (kumpulan) atom yang bermuatan listrik. Ion yang bermuatan
positif disebut kation sedangkan yang bermuatan negative disebut anion. Ion dapat terbentuk
pada reaksi kimia ketika elektron berubah menjadi ion positif, sedang atom yang menerima
elektron berubah menjadi ion negatif (Syariffudin,1997).
Anion adalah ion bermuatan negatif, misalnya ion yang tertarik ke anoda (elektroda
positif) dalam elektrolisis. Dalam tabung hampa elektronik, anoda menarik elektron dari katoda,
dalam alat elektronik vakum, elektron dipancarkan anoda dan mengalir ke katoda. Kation adalah
ion yang bermuatan positif, yaitu ion yang tertarik ke katoda selama elektolisis. Dalam alat
elektronik vakum, elektron dipancarkan oleh katoda atau mengalir ke anoda (Anonim, 2007).
Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Atom yang
mempunyai energi ionisasi rendah memberikan ikatan ion dengan atom yang mempunyai afinitas
elektron tinggi atau antara atom-atom yang mempunyai kelektronegatifan yang tinggi. Jika
struktur ion stabil dan muatan ion kecil mengakibatkan atom dengan mudah membentuk suatu
ion (Brady, 1990).
Pemurnian endapan melalui pencucian, kadang-kadang digunakan larutan pencuci yang
banyak mengandung ion senama, bukan sekedar air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kelarutan dari endapan tersebut. Teknnik lain yang dapat lebih dipahami melalui prinsip-prinsip
kesetimbangan dengan 2 atau lebih ion dalam larutan, yang masing-masing dapat diendapkan
oleh pereaksi yang sama, dan dipisahkan oleh reaksi tersebut. Jelasnya salah satu ion
mengendap, sedangkan ion yang lain tetap dalam larutan. Syarat utama untuk keberhasilan
pengendapan reaksi adalah adanya perbedaan nyata dalam kelarutan senyawa - senyawa yang
dipisahkan (Petrucci, 1996).
Anion terbentuk jika anion memperoleh satu atau lebih elektron. Ion yang terbentuk
mempunyai lebih banyak elektron daripada protonnya, sedangkan atom yang melepaskan satu
atau beberapa electron membentuk ion yang bermuatan positif yang disebut
kation.(Stanley,1988).
1. Alat
a. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Larutan Al2(SO4)3
b. Larutan NaOH
c. Larutan NH3
d. Larutan BaCl2
e. Larutan H2SO4 pekat
f. Larutan HCl encer
g. Larutan HCl pekat
h. Larutan HNO3 encer
i. Larutan HNO3 pekat
j. Aquadest
3. Cara Kerja
a. Ion Al3+
1. Menyiapkan 2 tabung reaksi yang telah diberi label dan mengisi 5 ml larutan Alumunium Sulfat
pada masing-masing tabung reaksi
2. Menambahkan tetes demi tetes larutan NaOH ke dalam tabung pertama sebanyak 8 tetes.
3. Menambahakan larutan NaOH berlebih (5 tetes)
4. Mengamati perubahan yang terjadi, lalu mengulangi percobaan 2 dan 3 pada tabung ke-2 dengan
mengganti larutan NaOH menjadi larutan NH3.
5. Membandingkan perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung.
b. Ion SO42-
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi yang telah diberi label dan mengisi masing-masimng tabung reaksi
dengan larutan alumunium sulfat sebanyak 3 ml.
2. Menambahkan 3 ml larutan barium klorida ke dalam masing-masing tabung tersebut.
3. Menambahkan larutan HCl encer pada tabung 1
4. Menambahkan larutan HNO3 encer pada tabung 2
5. Menambahkan larutan HCl pekat pada tabung 3
6. Menambahkan larutan HNO3 pekat pada tabung 4
D. Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 6.1 Data Pengamatan Identifikasi Ion Al3+
Tabung Larutan Endapan Warna Keterangan
1 NaOH Tepung Putih pekat 20 tetes
Tepung Putih pekat 40 tetes
2 NH3 Tepung Putih pekat 5 tetes
Tepung Putih pekat 10 tetes
Sumber : Laporan sementara
Tabel 6.2 Data Pengamatan Identifikasi Ion SO42-
Tabung Larutan Endapan Warna Keterangan
1 HCl encer Tepung Putih pekat 12 tetes
2 HNO3 encer Tepung Putih pekat 13 tetes
3 HCl pekat Tepung Putih pekat 5 tetes
4 HNO3 pekat Tepung Putih pekat 2 tetes
Sumber: Laporan sementara
E. Pembahasan
Hasil percobaan identifikasi ion Al3+ dengan menggunakan larutan NaOH dan larutan
NH3 diperoleh endapan. Endapan terbanyak diperoleh pada saat penambahan dengan larutan
NaOH dan NH3 encer. Pada penambahan larutan NaOH dan NH3 pekat diperoleh endapan yang
lebih sedikit. Hal ini disebabkan bila suatu larutan semakin pekat maka kemampuannya dalam
mengikat dan bereaksi dengan ion semakin besar. Sehingga endapan semakin sedikit. Bila suatu
larutan semakin encer maka kemampuannya dalam mengikat ion semakin kecil. Sehingga
endapan semakin banyak. Bila koefisisn semakin besar, maka jumlah senyawa tersebut juga
semakin besar. Sehingga terbukti bahwa larutan encer menghasilkan lebih banyak endapan
daripada larutan pekat. Pekat dan encer dilihat dari besar konsentrasi larutan.
Pada identifikasi ion SO42-, ditambahkan larutan HCl encer dan pekat serta HNO3 encer
dan pekat. Penambahan masing-masing larutan dihasilkan endapan yang jumlahnya berbeda
antara tabung yang satu dengan tabung yang lain. Penambahan HCl, tabung yang ditetesi HCl
pekat jumlah endapannya lebih banyak dibandingkan dengan tabung yang ditetesi HCl encer. Ini
disebabkan karena HCl pekat mempunyai konsentrasi lebih tinggi pada saat bereaksi lebih kuat
dengan barium, sehingga jumlah endapan barium klorida yang dihasilkan akan lebih banyak.
Sedangkan pada HCl encer, konsentrasinya lebih rendah sehingga jumlah endapan yang
berbentuk sedikit. Selain terbentuk endapan juga terbentuk banyak uap. Pada penambahan
HNO3, jumlah endapan yang terbentuk HNO3 encer lebih banyak dibandingkan pada
penambahan HNO3 pekat. Ini disebabkan karena kemampuan melarutkan HNO3 pekat lebih kuat
dibandingkan HNO3 encer, sehingga jumlah larutan pada tabung dengan penambahan HNO3
encer lebih banyak jika dibandingkan dengan tabung pada penambahan HNO3 pekat. Dari
penambahan ini hanya terbentuk sedikit uap.
F. Kesimpulan
http://www.ilmuternak.com/2014/11/laporan-kimia-identifikasi-anion-dan.html
Laporan Praktikum Kation Anion
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat yang terkandung di
dalamnya, serta cara-cara pengolahannya. Jadi sangatlah perlu bagi seorang farmasis, untuk
mengetahui tentang seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu
sampel. Untuk itu pengetahuan tentang analisis kualitatif sangat esensial untuk dijadikan salah
satu keahlian bagi seorang farmasist. Inilah yang menjadi sebab praktikum ini dilaksanakan
Faktor pendorongnya praktikum analisis kualitatif ini dilakukan karena praktikan harus
mengetahui dan mengenal cara-cara analisis kualitatif. Praktikum diperlukan untuk mendukung
pengetahuan farmasis tentang analisa kualitatif, selain pengetahuan teori. Perlunya diadakan
pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan analisa pada kegiatan-kegiatan
praktikum di farmasi. Kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara analisanya dengan
bantuan praktikum.
Perlunya diadakan pengenalan terhadap anion sebagai dasar dalam malakukan analisa pada
kegiatan-kegiatan praktikum di farmasi. Kita dapat lebih mengenal sifat-sifatnya dan cara-cara
analisanya dengan bantuan praktikum.
Dalam hal ini pemeriksaan atau pemisahan anion merupakan salah satu cara analisis kualitatif.
Dengan memakai reagensia golongan secara sistematik, dapat ditetapkan keberadaan suatu
anion.
Pengetahuan tentang analisa ini akan memberi manfaat ke depan untuk mengetahui seberapa
aman sebuah produk digunakan, apakah mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Hal inilah yang mendasari dilakukannya percobaan analisa kualitatif anion.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami analisis kation dan amnion serta karakteristik satu sampel
2. Tujuan Percobaan
Menentukasn sifat dan karakteristik dari satu sampel
Menentukan golongan dan spesifik kation dari sampel
Menentukan golongan dan spesifik anion dari sampel
C. Prinsip Percobaan
1. Penentuan sifat dan karakteristik dari satu sampel
2. Penentuan golongan kation dari sampel
3. Penentuan spesifik kation dari sampel
4. Penentuan golongan kation dari sampel
5. Penentuan spesifik anion dari sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu
dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang
memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi,
misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla :
1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu.
Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat
merah bata (Ismail Besari : 1982).
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya
(CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam
lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium
permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari :
1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa
apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang
terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri
dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang
terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi
kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan,
yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari
masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan
anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam
kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi
indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema
yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah
larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-
logam berat sukar larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar
larut atau memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian
dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering
ialah sejumlah uji ynag berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan
contoh. Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G.
Svehla : 1985).
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh
(Underwood,1986).
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai
cara visual yang berdasarkan kelarutan. Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan
mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokan dilakukan dalam
bentuk pengendapan di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok
ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi
pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan
sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI) (Anonim,2010).
Dalam metode analisis kualitatif ini, kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation (Wiro, 2009).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja
yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat
padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logam pada golongan-golongan
diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar
dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan
tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto,1977).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda.
Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut
jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah
sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai
kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan
dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua
pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya
dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium
sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar
pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I)
dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan
tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan
konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan
ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu
yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi
yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan
efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan
kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut (Masterton,1990).
B. Uraian Bahan
1. Aquades (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, air murni
Berat molekul : 18,02
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna , tidak berasa dan
tidak berbau
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
A. Tabel Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan identifikasi kation
1. Golongan I, Ag+
AgNO3+HCl→AgCl+HNO3 Endapan putih
AgNO3+NaOH→AgOH+NaNO3 Endapan cokelat
AgNO3+NH3→Ag(NH3)+NO3 Endapan putih
2AgNO3+K2Cr2O7→Ag2Cr2O7+2KNO3 Endapan merah cokelat
AgNO3+KI→ AgI+KNO2 Endapan kuning
2. Golongan II, Cu2+
CuSO4+2NaOH→Cu(OH)2+Na2SO4 Endapan biru
CuSO4+NH3→ Cu(NH3)+SO4 Endapan hijau
CuSO4+2KI→CuI2+K2SO4 Endapan putih
3.
Golongan III, Fe3+
FeCl3+3NaOH→Fe(OH)3+3NaCl Endapan cokelat
FeCl3+K3Fe(CN)6→[Fe(Fe(CN)6)]+3KCl Endapan hijau
4.
Golongan IV, Ca2+
CaCl2+(K3(Fe(CN)6)→Ca3(Fe(CN)6)2 Warna kuning
CaCl2+K2Cr2O7→CaCr2O7+2KCl Warna kuning
5.
Golongan V, Mg2+
MgCl2+NaOH→Mg(OH)2+NaCl Warna bening
2. Pengamatan identifikasi anion
No. Prosedur Hasil Pengamatan
A. Kesimpulan
1. Adapun reaksi-reaksi yang terjadi terhadap kation dan anion yaitu:
a) Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.
b) Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
c) Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal.
d) Golongan IV: Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam.
e) Golongan V: Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan
sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.
2. Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya
anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion tidak
begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah
pemisahan anion berdasarka kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan
seng.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Agar alat-alat yang ada akan digunakan bisa terjaga mutu dan kualitasnya agar dapat
dilakukan oleh para praktikan.
2. Untuk Asisten
Janganlah bosan dalam mengawasi jalannya praktikum yang dilakukan praktikan dalam
laboratorium diharapkan agar dapat lebih baik untuk mengurangi faktor kesalahan pada
praktikum.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan : Agar dapat memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag+, Ba2+, Co2+, Cu2+, Fe3+,
Mn2+, Ni2+, dan Pb2+) dalam sampel.
Hari, tanggal : jumat, 10 Desember 2010
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Analisis kualtatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakan untuk
memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisis ini berlaku untuk kation dan anion, analisis
ini dinamakan analisis kualitatif karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Dalam
melakukan analisis kualitatif menggunakan seperangkat prosedur yang dinamakan bagan analisis
kualitatif. Pendekatan ya ng digunakan untuk memisahkan kation ke dalam goongannya adalah melalui
pengendapan. Hasil akhir dari suatu analisa suatu sampel adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-
masing ion dalam bagan analisis kualitatif (Petrucci, 1992: 352).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas.
Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus
memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan pada golongan-golongan diendapakan satu persatu,
endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan
dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada
harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto, 1977 : 14).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan
tersebut dapat berbentuk kristal atu koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan
dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi
bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti
penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa
endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.
Perbedaan kelarutan karena uhu ini dapat digunaan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya,
pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam
klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan
memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedngkan kedua kation lainnya tidak.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu.
Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelauran endapan berkurang
dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan
konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa
memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya
pembentukan kompleks yang dapat larut denga ion sekutu tersebut (Masterton, 1990: 13-14).
Untuk analisa anion kation Al dan Fe dipisahkan dari yang lain. Pemisahan ini menuntut pengaturan PH
yang cermat, dan diusahakan PH antara 6,0 dan 6,5. Kalau PH kurang, maka Al dan Fe sukar atau tidak
mengendap. Kalau PH terlalu tinggi mungkin akan mengendap, pemisahan ini disebut pemisahan asetat
(Harjadi, 1986).
Analisi kation memerl bukan pendekatan yang ssitematis. Umumnya ini dilakukan dengan dua cara yaitu
pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok katio dari
larutannya. Kelompok kation yang mengendapkan dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan
menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation
kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang
terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga akhirnya daapt dilakukan uji spesifik
untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi preaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk
memisahkan kation menjadi beberapa kelompok (Skoog, 1999: 253).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagnesia. Dengan memakai apa yangdisebut
reagnesia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan
dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagnesia golongan yang
dapat dipakai untuk klasifikasi kation yang palin umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide,
ammonium sulfide dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagnesia-reagnesia ini dnegan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaa kelarutan dari klorida, sulfide, dan
karbonat dari kation tersebut (Svehla, 1985 : 2003).
. Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada analisis tersebut, kation
mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa. Kation yang larut terbentuk endapan
serupa dengan kelarutan yang cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif yang
dilakukan dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan.
Identifikasi kation dan anion dilakukan agar kita dapat mengetahui jenis-jenis kation dan anion yang
menyusun suatu senyawa. Dalam percobaan ini kita melakukan identifikasi ion SO42- dan Al3+ serta
membedakan larutan encer dan larutan pekat.
Analisis kuantitatif adalah suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya unusr kation atau anion dalam
suatu larutan. Contoh kation yaitu ion Al3+, H+, K+, sedangkan contoh anion yaitu SO4-2, NH4-, Cl-
(Azhari, 2010).
Anonim. (2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Besari, Ismail, dkk. (1982), Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I, Armico Bandung, Bandung.
Direktorat jendral POM. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
L. Underwood, A., (1993), Analisis Kimia Kualitatif , Edisi IV, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Svehla, G. (1985). VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro , Bagian
1, Edisi V, PT. Kalma Media Pustaka, Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Melakukan identifikasi anion dan kation dalam suatu larutan dengan melihat pengamatan pada
yang terbentuk, apakah terjadi atau tidak.
BAB II
DASAR TEORI
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen -
k o m p o n e n s u a t u s e n ya w a . L a n g k a h i d e n t i f i k a s i d i k e n a l s e b a g a i a n a l i s i s
k u a l i t a t i f , sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis
kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan ana lisis kuantitatif agak lebih
rumit. Analisiskualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-
campuranzat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara
yangs a t u d e n g a n ya n g l a i n . S e d a n g k a n a n a l i s i s k u a n t i t a t i f b e r t u j u a n u n t u k
m e n e n t u k a n banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan. B i a s a n y a
identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang
s u s u n a n n ya t e l a h d i k e t a h u i , s e h i n g g a t e r j a d i p e r u b a h a n ( r e a k s i k i m i a ) .
Z a t ya n g susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi
disebut pereaksi(reagen).
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi
keringdan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara
basahd i g u n a k a n p a d a z a t c a i r ( l a r u t a n ) ya n g k e b a n ya k a n m e n g g u n a k a n
p e l a r u t a i r . C a r a kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan
informasi tersebut bersifat j a n g k a p e n d e k . S e d a n g k a n c a r a b a s a h d a p a t
digunakan untuk analisis m a k r o , semimakro, dan mikro sehingga
b a n ya k k e u n t u n g a n ya n g d i d a p a t , m i s a l n ya r e a k s i terjadi dengan cepat dan
mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan,
perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.P e n a m b a h a n s u a t u e l e k t r o l i t ya n g
m e n g a n d u n g i o n s e j e n i s k e d a l a m l a r u t a n jenuh suatu garam akan menurunkan
kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser
ke arah pembentukan garamnya.Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation -
anion, maka digunakanmetode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan
pengklasifikasian kation-kation ke dalam 5 golongan.
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan ini adalah sebagai berikut :
a. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.ion-ion
golongan ini adalah Timbel, Merkurium (I)(raksa), dan perak.
b. Golongan II, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida,tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asm mineral encer.ion-ion golongan ini adalah
merkurium (II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V),
timah (II), dan timah (III) (IV).
c. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana encer. Namun, kation ini membentuk endapan denag amonium
sulfida dalam suasana netral atau amonikal. Kation –kation golngan ini adalah kobal (II), nikel
(II),besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink dan mangan (II).
d. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.kation –
kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonuim klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam.Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, stronsium,
dan barium.
e. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia – reagensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesiun,
natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.
Pereaksi yang paling umum dipakai untuk klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen
sulfida dan amonium karbonat.klasifikasi ini atas apakah suatu kation bereaksi dengan pereaksi-
pereaksi ini dengan membentuk endapan atau tidak.jadi bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation
yang paling umum, atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut(Vogel anorganik I ; 203-204 ) .Sedangkan anion dibagi dalam 3 golongan yang
berdasarkan pada kelarutannya (Vogel anorganik II ; 316).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Tabung reaksi beserta raknya
Pipet tetes
Pembakar (spiritus)
3.2 Bahan
a. Bahan sampel kation
- Hg2+ - Ca2+
- Cu2+ - Ba2+
- Fe2+ - Mg2+
- Fe3+ - NH4+
- Zn2+ - Ag+
- Al3+ - Pb2+
b. Bahan pereaksi kation
- NaOH - K2CrO4
- KI - K.ferosianida
- NH4OH - Kromat encer
- KCNS - HCl
- K.ferisianida - HgCl2
- Asam asetat - Nesler
- Natrium Fosfat - KOH
- Amonium oksalat - Asam sulfat encer
- Kalium Kromat
a. Bahan sampel anion
- Cl- - CO32-
- Br- - PO43-
- I- - BO33-
- SO42- - CNS
- NO3- - S2O32-
b. Bahan pereaksi anion
- AgNO3 - Asam nitrat
- K.Peramangat - Klorofom
- Barium Klorida - Pb asetat
- Serbuk Ferrosulfat - Asam sulfat pekat
- Larutan difenilamin - perak nitrat
- Magnesium ulfat - Klorida encer
- HgCl2 - Amonium molidat
- Amonium klorida - Amonium hidriksida
- Metanol - HCl pekat
- FeCl3 - Cuprisulfat
- Iodium - barium klorida encer
B. Identifikasi Anion
No Sampel Pereaksi Hasil Secara Teoritis Pengamatan
1 Cl- 1. Ditambah larutan Membentuk endapan putih
AgNO3 yang tidak larut dalam asam
nitrat tapi larut dalam amonia
Gas klor yang terbentuk tidak
2. Ditambah Larutan asam member warna pada lapisan
nitrat, KMnO4 dan kloroform
kloroform
2 I- 1. Ditambah larutan Membentuk endapan warna
AgNO3 kuning muda yang tidak larut
dalam amonia
2. Ditambah Larutan asam Iodium yang terbentuk dalam
nitrat, KMnO4 dan kloroform dikocok, lapisan
kloroform kloroform berwarna merah
muda-ungu
3 SO42- 1. Ditambah larutan Membentuk endapan putih
barium klorida yang tidak larut dalam HCl
2. Ditambah magnesium
sulfat
Membentuk
endapan putih
7 S2O32- 1. Ditambah larutan perak Terbentuk endapan putih yang
nitrat encer segera berubah menjadi
kehitaman
Identifikasi Anion
No Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
1 Cl- 1. Ditambah larutan AgNO3 Sesuai dengan hasil teoritis bahwa membentuk endapan putih
yang tidak larut dalam asam nitrat tapi larut dalam amonia
2. Ditambah Larutan asam Endapan yang terbentuk berwarna ungu tetapi tidak memberi
nitrat, KMnO4 dan warna pada lapisan kloroform
kloroform
2 I- 1. Ditambah larutan AgNO3 Membentuk endapan warna kuning muda yang tidak larut
2. Ditambah Larutan asam dalam ammonia, sesuai dengan hasil teoritis.
nitrat, KMnO4 dan Tidak sesuai dengan hasil teoritis, lapisan kloroform berwarna
kloroform coklat kekuningan bukan merah muda-ungu
3 SO42- 1. Ditambah larutan barium Sesuai dengan hasil teoritis bahwa membentuk endapan putih
klorida yang tidak larut dalam HCl
4 NO3- 1. Ditambah sedikit serbuk Sesuai dengan hasil teoritis bahwa pada bidang atas akan
ferrosulfat kemudian hati- terbentuk cincin warna coklat
hati ditambah asam sulfat
pekat
5 CO32- 1. Ditambah larutan perak Terbentuk endapan putih yang akan berubah menjadi coklat
nitrat Sesuai dengan hasil teoritis bahwa membentuk endapan putih
2. Ditambah larutan Larutan yang terbentuk berwarna putih, tidak mengetahui
magnesium sulfat apakah terbentuk gas CO2 atau tidak
3. Ditambah asam klorida
encer
6 PO43- 1. Ditambah larutan perak Membentuk endapan berwarna kuning yang larut dalam asam
nitrat nitrat dan dalam ammonia
2. Ditambah magnesium Sesuai dengan hasil teoritis bahwa membentuk endapan putih
sulfat
7 S2O32- 1. Ditambah larutan perak Sesuai dengan hasil teoritis terbentuk endapan putih yang
nitrat encer segera berubah menjadi kehitaman
2. Ditambah larutan iodium Warna iodium hilang
3. Dengan larutan barium
klorida encer Terbentuk endapan putih (barium tiosulfat) yang mudah larut
4. Ditambah larutan asam dalam HCl encer
klorida
Tidak sesuai dengan hasil teoritis, Larutan berubah menjadi
keruh keputihan bukan kekuningan
Identifikasi anion
1. - Cl- + AgNO3 AgCl + NO3-
-
2. - I- + AgNO3 AgI + NO3-
-
3. - SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
4. -
5. - CO32- + AgNO3 Ag2CO3 + 2NO3-
- CO32- + MgSO4 MgCO3 + SO4-
- CO32- + HCl H2CO3 + 2Cl-
6. - PO43- + AgNO3 Ag3PO4 + 3NO3-
- PO43- + MgSO4 MgPO4 + SO43-
7. - S2O32- + AgNO3 Ag2SO3 + NO3-
-
- S2O32- + BaCl2 Ba2S2O3 + 2Cl-
- S2O32- + HCl H2S2O3 + 2Cl-
4.3 Pembahasan
Identifikasi Kation
1. Merkuri (Hg2+)
Menurut teori, setelah direaksikan d e n ga n larutan alkali karbonat
( N a 2CO3) , a k a n terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat
larutan berubahmenjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi adalah :
Hg2(NO3)2 + Na2CO3 Hg2CO3 + 2NaNO3
J i k a l a r u t a n H g 2(NO3)2 d i r e a k s i k a n d e n g a n l a r u t a n N a O H , a k a n t e r b e n t u k
e n d a p a n hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan
tetap jernihs e r t a t i d a k a d a e n d a p a n ya n g t e r b e n t u k . H a l i n i d i m u n gk i n k a n
k a r e n a p e n a m b a h a n NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Hg2+2 + 2OH- Hg2O + H2O
2. Kupri (Cu2+)
Jika ion Cu 2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru
Cu(OH) 2 ya n g j i k a d i p a n a s i b e r u b a h m e n j a d i h i t a m ( C u O ) . D a r i h a s i l
p e r c o b a a n , d i d a p a t i endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang
terjadi adalah :
CuSO4 + 2KOH Cu(OH)2 + K2SO4
Cu(OH)2 dipanaskan CuO + H2O
Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI2
denganwarna larutan agak kuning dikarenakan ada I 2 yang dibebaskan. Dari hasil
percobaandidapati warna larutan berubah d ari biru muda menjadi kuning pucat
dengan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 + 2KI CuI2 + K2SO4
2CuI2 2CuI + I2
atau 2CuSO4 + 4KI 2CuI + 2 K2SO4 + I2
3. Seng (Zn2+)
Jika ion Zn 2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Zn(OH)2
yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah
dari b e n i n g m e n j a d i a g a k k e r u h d e n g a n s e d i k i t e n d a p a n . H a l i n i m u n g k i n
d i k a r e n a k a n konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna agak keruh
yangmengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp -nya
atau r e a ge n ya n g b e r l e b i h s e h i n gga e n d a p a n ya n g t e r b e n t u k l a r u t k e m b a l i .
R e a k s i ya n g mungkin terjadi :
Zn2+ + 2OH Zn(OH)2
Dalam reagen berlebih terjadi reaksi :
Zn(OH)2 + 2OH- [ Zn(OH)4 ]2-
Jika ion Zn 2+ direaksikan dengan larutan Na 2SO4, akan terbentuk endapan tersier
zink sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan didapati larutan
tetap bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini mungkin dikarenakan
kurangnyakonsentrasi reagen atau kesalahan dalam percobaan.
4. Alumunium (Al3+)
J i k a i o n A l 3+ direaksikan dengan larutan NH 3, akan terbentuk Al(OH) 3 yang
berupakoloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal ini
mungkindikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang mendukung.
Larutantetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
A l 3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH) 3 + 3NH4+
5. Kalsium (Ca2+)
J i k a i o n C a 2+ direaksikan dengan larutan (NH 4)2CO3, akan terbentuk endapan
CaCO 3 yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan didapati endapan
putih.Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini mungkin dikarenakan pemanasan
yang dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi :
C a 2+ + SO32- CaCO3
6. Barium (Ba2+)
J i k a i o n B a 2+ direaksikan dengan larutan H 2SO4 encer, akan terbentuk endapan
putih BaSO4 . Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
B a 2+ + SO42- BaSO4
7. Magnesium (Mg2+)
2+
Jika i on M g direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk
e n d a p a n p u t i h Mg(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi
adalah :
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
8. Timbal (Pb2+)
Jika ion Pb 2+ direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang
berwarna putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan larutan yang
tidak b e r w a r n a / b e n i n g. E n d a p a n i n i d a p a t t e r b e n t u k k a r e n a l a r u t a n s u d a h
l e w a t j e n u h , konsentrasi ion-ion PbCl 2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp PbCl 2 =
2 , 4 x 1 0 -9).
Identifikasi anion
1. Klorida (Cl-)
J i k a i o n C l - direaksikan dengan larutan AgNO 3, akan terbentuk endapan putih
AgCl yang larut dalam NH 3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah
ditambah NH3, endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah :
Ag+ + Cl- AgCl
2. Iodida (I-)
Jika ion I- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning AgI. Ksp A g I
= 0,9 x 1 0 -16. Dari hasil percobaan didapati endapan putih -kuning. Reaksi
yangterjadi adalah :
I- + AgNO3 AgI + NO3-
3. Sulfat (SO42-)
Jika ion SO 42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaSO 4.
Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :
SO42- + BaCl2 BaSO4 + 2Cl-
4. Tiosulfat (S2O32-)
Jika ion S 2O32- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
yang b e r u b a h menjadi kuning-coklat dan a k h i r n ya hitam. Dari hasil
p e r c o b a a n d i d a p a t i endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam.
Reaksinya :
S2O32- + AgNO3 Ag2SO3 + NO3-
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk identifikasi kation pada percobaan yang dilakukan terdapat 4 percobaan dari pengamatan
yang tidak sesuai dengan hasil teoritis yang telah tersedia yaitu reaksi antara merkuri dengan
natrium hidroksida,merkuri dengan KI,besi dengan natrium hidroksida dan perak dengan natrium
hidroksida.
2. Untuk identifikasi anion pada percobaan yang dilakukan terdapat 2 percobaan dari pengamatan
yang tidak sesuai dengan hasil teoritis yang telah tersedia yaitu reaksi antara iodida dengan asam
nitrat dan tiosulfat dengan asam klorida.
http://anaistianah.blogspot.co.id/2013/03/laporan-praktikum-analitikidentifikasi_3.html