Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIK

PENENTUAN ENERGI INTERAKSI DENGAN KOMPUTASI


DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
Aisyah Yuliani 24030117120048
Fadjrin Nur Rahmayani 24030117130050
Lufthansyah Daniswara 24030117130051
Nurul Aisyah Putri 24030117130052
Ade Arkhamuddin 24030117130054
Layla Syafira Ningrum 24030117130055

Asisten :
Farikhatul Maftukhah 24030115140109

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ABSTRAK

Percobaan II yang berjudul “Penentuan Energi Interaksi Dengan


Komputasi” telah dilakukan. Percobaan II bertujuan untuk mampu memahami
dan memprediksi interaksi antar molekul dan sifat-sifatnya, mampu
memprediksikan energi interaksi antar molekul dimer H2O…H2O dan mampu
menjelaskan pengaruhnya pada struktur molekul H2O, serta mampu
menjelaskan sifat-sifat air berdasarkan sifat interaksi antar molekul H 2O…
H2O. Metode yang dipakai pada percobaan II adalah DFT (Density Functional
Theory) yang mana, metode mekanika kuantum yang digunakan dalam fisika
dan kimia untuk mengamati keadaan dasar dari sistem banyak partikel.
Didasarkan pada teorema Hohenberg dan Kohn yang menunjukkan bahwa
energi keadaan dasar (ground state) dan sifat lain dari sistem yang spesifik
ditentukan oleh kerapatan elektron sistem yang bersangkutan. Teori ini dapat
menghitung semua sifat elektron dalam sistem dengan kerapatan elektron
sehingga menghitung fungsi kerapatan sebagai fungsi gelombang. Prinsip
pada percobaan II adalah perhitungan optimasi molekul tunggal H2O dan
H2O---H2O. Hasil yang didapat dari percobaan II adalah jenis interaksi
molekul yaitu adanya ikatan hidrogen, pengaruh interaksi dari ikatan hidrogen
yaitu menaikan titik didih H2O, serta energi potensial DFT molekul H2O dari
interaksi antar molekul.

Kata Kunci : DFT, Komputasi, Energi Interaksi


PERCOBAAN II

PENENTUAN ENERGI INTERAKSI DENGAN KOMPUTASI

I. Tujuan
I.1 Mampu memahami dan memprediksi interaksi antar molekul dan sifat-
sifatnya.
I.2 Mampu memprediksikan energi interaksi antar molekul dimer H2O…
H2O dan mampu menjelaskan pengaruhnya pada struktur molekul H2O.
I.3 Mampu menjelaskan sifat-sifat air berdasarkan sifat interaksi antar
molekul H2O…H2O.
II. Tinjauan Pustaka
II.1 Kimia Komputasi
Kimia komputasi adalah metode dengan menggunakan teknik
komputasi dalam kimia, yaitu mekanika kuantum molekul hingga
dinamika agregat molekul. (Arneli, dkk., 2019)
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil
kimia teori yang diterjemahkan kedalam program komputer untuk
menghitung sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan
simulasi terhadap sistem – sistem besar (makromolekul seperti protein
atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan dan kristal cair)
dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata (Prianto,2010).
Kimia komputasi menggunakan teori mekanika kuantum. Dalam
kimia kuantum, sistem digambarkan sebagai fungsi gelombang yang dapat
diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Schrödinger :
Ĥψ = Eψ (Prianto, 2010)
 Metode – Metode Dalam Kimia Komputasi
Metode komputasi molekul secara sistematis dapat
digolongkan dalam berbagai pendekatan berikut :
 Metode mekanika molekul, metode ini menggunakan dasar hukum-
hukum fisika klasik dalam perhitungannya.
 Metode mekanika kuantum, metode ini didasarkan pada prostulat
mekanika kuantum. Berdasarkan pendekatannya, metode ini dibagi
menjadi :
Pendekatan teori struktur elektron :
- Metode semi empiris
- Metode ab initio
Pendekatan teori fungsional kerapatan (DFT = Density
Functional Theory) (Foresman dkk. 1993)

II.2 Density Functional Theory (DFT)

Density Functional Theory (DFT) atau Teori Fungsional Kerapatan


adalah metode pencarian energy menggunakan kerapatan muatan. DFT
menggunakan persamaan Kohn-Sham yang merupakan persamaan
numeric dari persamaan Schrodinger. (Alfianto, 2015)

II.3 Interaksi Antar Molekul

II.3.1 Gaya Van der Waals

Merupakan gaya yang timbul dari polarisasi molekul dipol-dipol.


Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap, dipol rotasi atau
bebas, serta distribusi electron (gaya London). Gaya Tarik menarik
antar molekul yang berdekatan disebut gaya Van der Waals
(Sukardjo,1985)

Contoh : CH4, dengan perbedaan keelektronegatifan C(2,5) dan


H(2,1) sehingga memiliki keelektronegatifan yang kecil yaitu 0,4.

Gambar 1. Molekul CH4

II.3.2 Ikatan Hidrogen

Merupakan ikatan kuat dalam interaksi antar molekul. Hydrogen


yang terikat pada atom yang mempunyai keelektronegativan yang
besar (N,O,F) menjadi sangat elektronegatif. Ikatan ini memiliki
energi disosiasi 1,9 kkal.mol-1 dan mempunyai kestabilan yang lebih
besar daripada interaksi dipol sederhana (Riswiyanto,2009)

Contoh: yaitu interaksi antara atom O pada H2O (1) dengan


atom H pada H2O (2)

II.4 Energi Interaksi

Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab


dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomikatau poliatomik menjadi stabil.
Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan
oleh elektrodinamika kuantum. Dalam praktiknya, para kimiawan biasanya
bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang
kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan
kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer
elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia
menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap
bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat
(Sukardjo,1985)

Ikatan hidrogen bisa dikatakan sebagai dipol permanen yang sangat


kuat seperti yang dijelaskan di atas. Namun, pada ikatan hidrogen, proton
hidrogen berada sangat dekat dengan atom penderma elektron dan mirip
dengan ikatan tiga-pusat dua-elektron seperti pada diborana. Ikatan
hidrogen menjelaskan titik didih zat cair yang relatif tinggi seperti air,
ammonia, dan hidrogen fluorida jika dibandingkan dengan senyawa-
senyawa yang lebih berat lainnya pada kolom tabel periodik yang sama.
(Sukardjo,1985)

II.5 Molekul Air


Atom oksigen dalam molekul air dilukiskan membentuk orbital
sp3, dengan dua pasang electron non ikatan. Teori VSEPR
,emglasifikasikan air sebagai molekul tipe AB2E2, oleh karena itu bangun
molekul air berbentuk V dengan sudut ikatan H-O-H = 104,4 o lebih kecil
daripada sudut tetrahedron regular yaitu 109,5o seperti pada molekul
metana. Hal ini disebabkan oleh karena tolakan yang lebih kuat dari dua
pasang electron non ikatan pada molekul air tersebut. Bentuk molekul
dengan dua pasangan electron mandiri/electron sunyi/elektrin bebas yang
demikian ini mengakibatkan air bersifat polar yang sangat kuat dimana µ =
1,85 D hingga menghasilkan gaya dipol-dipol yang sangat kuat pula
(Ritonga,2008)

Gambar 2. Molekul Air

II.6 Potensial Lennard Jones

Potensial Lennard Jones adalah model matematis sederhana ang


menggambarkan interaksi dua atom yang tidak terikat dan tidak bermuatan
(dikenal sebagai interaksi Van der Waals)

σ σ
V(r) = 4ɛ [ ( )12 - ( )6 ]
r r

Keterangan :

V = Potensial antar molekul antara dua atom atau molekul

ɛ = Kedalaman sumu dan ukuran seberapa kuat kedua partikel saling


tarik menraik
σ = Jarak dimana potensial antar molekul antara kedua partikel adalah
nol

r = Jarak pemisahan antara pusat-pusat kedua partikel.

(Atkins,1994)

Gambar. 1 Potensial Lennard Jones

II.7 Software Komputasi

II.7.1 Notepad ++

Notepad++ adalah source code editor gratis dan Notepad++ mendukung


beberapa bahasa pemrograman. Berjalan di lingkungan MS Windows,
penggunaannya diatur oleh GPL License. Berdasarkan pada komponen editor
yang kuat Scintilla, Notepad++ ditulis dalam C++ dan murni menggunakan
Win32 API dan STL yang menjamin kecepatan eksekusi lebih tinggi dan
ukuran program yang lebih kecil. Dengan mengoptimalkan sebagai rutinitas
sebanyak mungkin tanpa kehilangan keramahan pengguna, Notepad++
berusaha untuk mengurangi emisi karbon dioksida dunia. Bila menggunakan
daya CPU yang sedikit, PC dapat bekerja lebih ringan dan mengurangi
konsumsi daya, sehingga menghasilkan lingkungan yang lebih hijau.
(http://notepadplus-plus.org/).

II.7.2 Gaussview

Gaussian adalah Program Kimia Komputasi yang dibuat pertama kali


oleh Sir John A. Pople. Nama Gaussian diambil dari penggunaan orbital
Gaussian yang digunakan sebagai basis perhitungan komputer. Aplikasi ini
dapat digunakan untuk menghitung energi, berbagai sifat molekular, optimasi
geometri mole kular dan memprediksi sifat spektroskopis suatu sistem
(misalnya UV-Vis, NMR, IR, EPR, Mossbauer, CD dan lain lain)
menggunakan berbagai metode kimia komputasi seperti DFT. (Denslydani,
2011)

Untuk suatu kompleks kecil logam transisi dapat digunakan interface


gambar yang dikembangkan disebut GaussView.
(http://kimia.unnes.ac.id/komputasi/software_gaussian.html)

II.7.3 NWChem

NWChem adalah perangkat lunak kimia komputasi untuk perhitungan ab


initio baik dengan metode mekanika kuantum atau dinamika molekul.
Perangkat lunak ini dapat dijalankan pada mesin komputer konvensional atau
kinerja tinggi dan dapat diinstalasi secara paralel. Perangkat lunak ini
dikembangkan oleh Environmental Molecular Sciences Laboratory (EMSL),
salah satu laboratoium di Pacific Northwest National Laboratory (PNNL)
(Valiev dkk, 2010).

Perangkat lunak ini dapat digunakan untuk melakukan perhitungan:

1. Mekanika molekul

2. Dinamika molekul

3. Metode Hartree–Fock (Self-Consistent Field method)

4. Teori fungsi rapatan (Density Functional Theory)

5. Teori fungsi rapatan tak-gayut waktu]] (Time-dependent Density


Functional Theory)

6. Pasca-Hartree–Fock

7. QM/MM

1. ONIOM

(Kendall dkk, 2000)

II.7.4 Chemcraft
Chemcraft merupakan salah satu software aplikasi kimia yang
penggunaannya lebih diutamakan untuk kepentingan visualisasi molekul.
Chemcraft dapat digunakan untuk membuat koordinat kartesian yang
dibutuhkan pada perhitungan nwchem. Chemcraft menyediakan visualisasi
yang sangat rinci dari Gamess-AS file output (Pranowo,2011).

II.8 Manfaat Komputasi

Kimia komputasi sangat membantu dan bermanfat dalam berbagai


bidang. Dibawah ini akan disebutkan beberapa manfaat kimia komputasi.
Adapun manfaat kimia komputasi dalam penelitian diantaranya :

1. Untuk memahami sifat dan perubahan pada sistem makroskopis


melalui simulasi yang berlandaskan hukum-hukum interaksi yang ada
dalam sistem.
2. Untuk menjelajahi mekanisme reaksi dan menjelaskan pengamatan
pada reaksi di laboratorium.
3. Untuk menemukan titik awal untuk sintesis dalam laboratorium.

Manfaat kimia komputasi dalam pembelajaran :

1. Simulasi terhadap makromolekul (seperti protein dan asam nukleat)


dan sistem besar bisa mencakup kajian konformasi molekul dan
perubahannya (mis. proses denaturasi protein), perubahan fasa, serta
peramalan sifat-sifat makroskopik (seperti kalor jenis) berdasarkan
perilaku di tingkat atom dan molekul.
2. Menghitung sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan
simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul seperti protein
atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal
cair), dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata.
3. Dapat menghitung sifat molekul yang kompleks dan hasil
perhitungannya berkorelasi secara signifikan dengan eksperimen.
4. Dapat sebagai alat hitung –seperti halnya kalkulator- untuk membantu
penyelesaian secara numerik dari persamaan matematika yang
menggambarkan sifat sistem, misalnya dalam penyelesaian
perhitungan stokiometri, termasuk juga otomatisasi alat ukur yang
dapat mengkonversi signal elektronik menjadi data numerik.
5. Dapat sebagai alat visualisasi dan animasi.
6. Membantu kita mengeksplorasi sifat senyawa dan pada umumnya
program tersebut telah dilengkapi dengan visualisasi dan animasi,
seperti program HyperChem, Gaussian, Turbomol, Rasmol dll.
7. Simulasi terhadap makromolekul (seperti protein dan asam nukleat)
dan sistem besar bisa mencakup kajian konformasi molekul dan
perubahannya (mis. Proses denaturasi protein), perubahan fasa, serta
peramalan sifat-sifat makroskopik (seperti kalor jenis) berdasarkan
perilaku di tingkat atom (Pranowo, 2011)

Selain dalam penelitian, kimia komputasi juga bermanfaat dalam


bidang kesehatan atau kedokteran. Salah satu contoh penggunaan
komputasi adalah dalam bidang kedokteran, yaitu dalam pencarian obat.
Untuk meramalkan aktivitas sejumlah besar calon obat, seorang praktisi
komputasi meniru suasana pengujian aktivitasnya di laboratorium basah
dengan model-model Kimia (seperti: struktur 3 dimensi calon obat)
sebagai pengganti bahan-bahan laboratorium tersebut. Model-model ini
kemudian dinyatakan di dalam persamaan-persamaan Matematika yang
kemudian diselesaikan oleh komputer dengan kapasitas dan kelajuan yang
melebihi kapasitas dan kelajuan manusia. Hasilnya berupa suatu bilangan
bagi tiap calon obat yang dapat dibandingkan satu dengan yang lainnya.
Perbandingan ini merupakan ramalan tingkat aktivitas suatu calon obat
relatif terhadap calon obat lainnya. Demikianlah cara meramalkan aktivitas
calon obat dengan metode komputasi. Dengan demikian, calon-calon obat
yang diramalkan akan memberikan aktivitas yang rendah dapat dihindari.
(Pranowo,2011)
III. Metodelogi
III.1 Alat
- Komputer Personal
- Aplikasi Notepad++
- Aplikasi Gaussview
- Aplikasi FileZilla
- Aplikasi Gputty
- Aplikasi Chemcraft
III.2 Skema Kerja
III.2.1. Pembuatan File Input

Matriks Z
 Membuat file input dalam format gjf
 Mengecek file input dengan software Gaussview
 Membuat file input dalam format nw
 Menyimpan file input nw

Hasil
III.2.2. Perhitungan File Input

File Input

 Memindahkan file input nw dari komputer personal ke


server dengan File Zilla
 Membuka terminal dengan software Gputty
 Mencari file input yang telah dipindahkan dengan perintah
“cd” untuk membuka folder dan “ls” untuk melihat isi
folder
 Melakukan perhitungan ‘running’ dengan perintah “nw
chem file input.nw>& filr input.out &”
 Melakukan pengecekkan dengan perintah “ps”

Hasil
IV. Data Pengamatan

IV.1 Molekul H2O

Simbol Panjang Ikatan (A) Simbol Sudut Ikatan


r(O1-H2) 0,96532 a(H3-O1-H2) 103,73927o
r(O1-H3) 0,96532    

IV.2 Interaksi Antar Molekul H2O---H2O

Simbol Panjang Ikatan (A) Simbol Panjan Ikatan (A)


r(O1-H2) 0,964 r(O5-H4) 0,972
r(O1-H3) 0,964 r(O5-H6) 0,964

Simbol Sudut Ikatan Simbol Sudut Dihedral


a(H3-O1-H2) 105,47o d(H4-O1-H2-H3) 180o
a(H6-O5-H4) 103,67o d(O1-H4-H6-O5) 180o
V. Pembahasan

Percobaan II yang berjudul “Penentuan Energi Interaksi Dengan


Komputasi”. Percobaan II bertujuan agar Praktikan dapat memahami dan
memprediksi interaksi antar molekul dan sifat-sifatnya, mampu
memprediksikan energi interaksi antar molekul dimer H2O---H2O dan
mampu menjelaskan pengaruhnya pada struktur molekul H 2O, mampu
menjelaskan sifat-sifat air berdasarkan sifat interaksi antar molekul H2O---
H2O. Prinsip percobaan II adalah perhitungan optimasi molekuk tunggal
H2O dan H2O---H2O. Metode pada percobaan II adalah DFT (Density
Functional Theory) yang mana merupakan metode mekanika kuantum
yang digunakan dalam fisika dan kimia untuk mengamati keadaan dasar
dari banyak partikel.

Air memiliki struktur kimia H2O, satu atom oksigen berikatan


kovalen dengan dua atom hidrogen. Ikatan tersebut terjadi melalui
penggunaan elektron terluar atom oksigen dengan satu elektron pada tiap
atom hidrogen. Ikatan tersebut memiliki panjang ikatan sebesar 0,96532
A. pada struktur air, dua atom hidrogen dikedua ujung membentuk huruf
V tersebut 103,73927o , dengan energi ikatan sebesar -76,419737397165
Hartree atau -200639,9441 Kj.mol-1, dengan momen dipolnya adalah
2,0429537469 Debye. Menurut Zainul R (2015), pada kondisi optimum,
sudut ikatan H-O-H adalah 104o. Perbedaan hasil dari percobaan
disebabkan oleh pembulatan sehingga dapat dikatakan hasil yang
didapatkan sesuai dengan literatur. Dan pada kondisi optimum, molekul
H2O yang stabil memiliki jarak atom H dan atom O sejauh 0.942 A, nilai
ini mendekati nilai yang didapatkan dari percobaan yaitu 0,96532 A.
Energi ikatan sebesar -76,0236 Hartree atau -199,60.103kJ/mol (Atkins,
2006).

Gambar 3. Molekul Air


Kemudian untuk yang molekul dimer H2O---H2O dengan panjang
ikatannya adalah 0,964 A dan dengan panjang ikatan interaksi antara H
pada H2O (1) dengan H2O (2) yaitu sebesar 0,972 A. Hal ini dikarenakan
adanya interaksi antar molekul yang merupakan ikatan hidrogen sehingga
hidrogen pada H2O (1) tertarik oleh O yang berada pada H2O (2). Hal ini
sesusai dengan literatur yang mana ikatan hidrogen terjadi ketika atom H
pada suatu molekul akan berinteraksi dengan molekul yang lebih
elektronegative seperti; N,O,F (Riswiyanto ,2009). Lalu, sudut ikatan yang
dihasilkan pada H2O (1) sebesar 103,67o dan pada H2O (2) sebesar 105,57o
hal ini berbeda dikarenakan adanya interaksi antar molekul yaitu adanya
ikatan hidrogen yang mengakibatkan perubahan sudut ikatan. Sudut
dihedral yang dihasilkan antar interaksi molekul adalah masing-masing
180o yang mana pada penggambaran proyeksi Newman posisinya saling
berjauhan.

O 180o

Gambar.2 Proyeksi Newman Interaksi H2O---H2O

Dengan menghasilkan energi optimasi sebesar -152,848939712017


Hartree atau -401304,7384 Kj.mol-1. Pada hal ini menyatakan nilai energi
bernilai minus (-) menunjukan bahwa suatu molekul dapat berinteraksi
dengan molekul lain dengan nilai minimal yang dicapai untuk berinteraksi.
Menurut Siahaan dan Rahmani (2010), energi optimasi molekul dimer
H2O…H2O adalah sebesar -152,0560 Hartree atau sebesar -399,2.103
kJ/mol. Hasil dari percobaan mendekati literature. Terdapat sedikit
perbedaan yang disebabkan oleh pembulatan.
Gambar 4. Interaksi antara molekul H2O

Ikatan dimer pada H2O (H2O---H2O) dapat terjadinya interaksi


antar molekul dan menyebabkan terjadinya ikatan hidrogen. Hal ini
menyebabkan molekul H2O memiliki titik didih yang sangat tinggi.

Interaksi antar molekul antara H2O dengan H2O dapat terjadi pada
berbagai konfigurasi. Berdasarkan sifat-sifat molekul H2O, dapat diduga
bahwa hanya ada satu konfigurasi yang stabil.

Energi DFT molekul H2O yaitu sebesar Energi potensial H2O---


H2O sebesar -76,419737397165 Hartree dan Energi DFT interaksi antar
molekul H2O sebesar -152,848939712017 Hartree, dengan jarak interaksi
1,940A antar molekulnya. Menurut perhitungan, Energi Potensial Interaksi
H2O sebesar -0,009464917687 Hartree atau -24,85013192 Kj.mol-1. Energi
ini merupakan energi terendah dari berbagai kemungkinan konfigurasi
interaksi H2O---H2O. Bia energi dihitung sebagai variasi jarak interaksi,
energi interaksi akan semakin menurun pada jarak interaksi yang lebih
besar (jauh) atau lebih kecil dari 1,940 A.
VI. Penutup
VII.1 Kesimpulan
 Dari percobaan II dapat disimpulkan bahwa energi interaksi H2O
adalah -0,009464917687 Hartree atau -24,85013192 Kj.mol-1.
 Interaksi yang terjadi adalah ikatan hidrogen, dengan pengaruh dari
ikatan hidrogen yaitu kenaikan titik didih,
 Pengaruh interaksi (ikatan hidrogen) menyebabkan titik didih air
tinggi.

VII.2 Saran

VII.2.1 Memvariasikan pengaruh energi interaksi antar molekul.


Sebagai contoh ; Li---OH.
VII.2.2 Menyiapkan software sebaik mungkin agar perhitungan energi
DFT sempurna
VII.2.3 Sebaiknya kondisi internet diperoleh dengan baik agar tidak
terputus dari server komputasi
Daftar Pustaka
Alfianto, E. 2015. Implementasi Metode Teori Fungsional Kerapatan
Pada Bahasa C Untuk Menghitung Energi Keadaan Dasar Berbagai
Atom. Intitut Teknologi Adhitama : Surabaya
Arnelli, dkk. 2019. Petunjuk Praktikum. Semarang : UNDIP Press
Denslydani (2011, 15 Desember). Kimia Komputasi. Dikutip 3 Juni 2019 dari
Kimia Komputasi: https://denslydani.wordpress.com/2011/12/15/kimia-
komputasi/amp/

Foresman dkk. 1993.“Exploring Chemistry with Electronic Structure


Method 2nd edition” : 61-69
http://imc.kimia.fsm.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-supramolekul/bab1/
http://kimia.unnes.ac.id/komputasi/software_gaussian.html

Kendall, dkk. 2000. "High performance computational chemistry: an


overview of NWChem a distributed parallel application".
Computer Physics Communications. 128 (1–2): 260–283.

Don Ho (2019). Software Notepad++. Dikutip 3 Juni 2019 dari


Notepad++: http://notepadplus-plus.org/

Pranowo, Harno Dwi. 2011. Pengantar Kimia Komputasi. Lubuk


Agung : Bandung

Prianto, B. 2010. Pemodelan Kimia Komputasi. Jakarta : Lapan


Ritonga, P.S. 2011. Air Sebagai Sarana Peningkatan Imtaq (Integrasi
Kimia dan Agama). Riau : UIN SuKa Riau
Riswiyanto. 2019. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Sukardjo. 1985. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Valiev, M. dkk. 2010. "NWChem: A comprehensive and scalable open-source
solution for large scale molecular simulations". Computer Physics
Communications. 181 (9): 1477–1489.

Zainul R, Alif A, Aziz H, Yasthopi A, Arief S, Syukri. 2015.


Photoelectrosplitting water for hydrogen production using
Illumination of indoor lights. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research 7(11):57-67
Lampiran Perhitungan
1. Mencari Energi Potensial Interaksi Antar H2O

Rumus : E = EAB – (EA+EB)

Diketahui :

EAB = E (H2O----H2O) = -152,848939712017 Hartree

EA=EB=E(H2O) = -76,419737397165 Hartree

E = -152,848939712017-[-76,419737397165+(-76,419737397165)]

E = -152,848939712017+152,8394748 = -0,009464917687 Hartree

E = -0,009464917687 x 2.625,499 Kj.mol-1 = -24,85013192 Kj.mol-1

Anda mungkin juga menyukai