Anda di halaman 1dari 114

PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET

DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA


KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

SKRIPSI

Oleh:
FATIMAH PARINDURI
NIM: 060824015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET
DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai


Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

Oleh:
FATIMAH PARINDURI
NIM: 060824015

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET


DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Oleh:
FATIMAH PARINDURI
NIM: 060824015

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal:................................................

Pembimbing I, Panitia Penguji,

(Prof. Dr .rer. nat. E. D. Putra, SU., Apt.) (Prof. Dr. M. T. Simanjuntak, MSc., Apt.)
NIP. 195306191983031001 NIP. 130 535 838

Pembimbing II,
(Prof. Dr .rer .nat. E. D. Putra, SU., Apt.)
NIP. 195306191983031001
(Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt.)
NIP. 130 807 700
(Drs. Chairul Azhar D., M.Sc., Apt.)
NIP. 130 809 701

(Dra. Sudarmi, M.Si., Apt.)


NIP. 130 872 281

Medan, Agustus 2009

Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.)


NIP. 195311281983031002

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Mulia yang telah

melimpahkan rahmat, karunia, dan ridhoNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang diajukan sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada ayahanda Rusli Parinduri dan Ibunda Syamriah Lubis tercinta,

Abang Ali, Efin, Ical, Ipank, Budi, Kakak Ermi, Elmi, Juli, Lisni, Butet dan

keponakan yang lucu-lucu serta seluruh keluarga tersayang, atas doa, kasih

sayang, dorongan, semangat dan pengorbanan baik moril maupun materil yang

tidak terkira harganya.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra, SU., Apt., dan Bapak

Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt., yang telah membimbing dengan penuh kesabaran,

tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.

Tak lupa pula penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi,

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Drs. Syahrial Yoenoes, SU., Apt., selaku penasehat akademik yang telah

memperhatikan dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

3. Bapak Prof. Dr. M. T. Simanjuntak, MSc., Apt., Drs. Chairul Azhar D., M.Sc.,

Apt., dan Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
memberikan masukan dan saran kepada penulis hingga selesainya penulisan

skripsi ini.

4. Bapak/Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi yang telah membina dan mendidik

penulis selama perkuliahan.

5. Sahabat-sahabat terbaik di Fakultas Farmasi, khususnya Farmasi Ekstensi

angkatan 2006, Zaina, Leni, Rini dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terima kasih atas semua dukungannya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala

kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik

dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan

berguna bagi pengetahuan umum dan ilmu farmasi khususnya.

Medan, Agustus 2009

Penulis,

(Fatimah Parinduri)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET
DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

ABSTRAK
Kaptopril merupakan obat antihipertensi yang efektif meniadakan
pembentukan Angiotensin Converting Enzym (ACE) II. Kaptopril bekerja
menghambat ACE yaitu vasodilatasi dan berkurangnya retensi garam dan air.
Kadarnya dapat ditentukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).

Dalam penelitian ini dilakukan penetapan kadar kaptopril secara


kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) metode fase balik menggunakan kolom
VP-ODS (4,6 mm x 25 mm), fase gerak yang digunakan metanol : campuran air -
asam fosfat (75 : 25), laju alir 1,0 ml/menit, dan deteksi pada panjang gelombang
220 nm dan dengan tekanan kolom 102 kgf/cm2.
Hasil uji identifikasi yang dilakukan terhadap Kaptopril BPFI dan tablet
kaptopril memberikan puncak dengan waktu tambat yang sama 3,49 menit.
Penentuan linieritas kurva kalibrasi kaptopril dihitung berdasarkan luas puncak,
diperoleh hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi pada rentang
konsentrasi 200 sampai 600 mcg/ml dengan koefisien korelasi (r) = 0,9997 dan
persamaan regresi Y = 20151,71 X + 347515,71
Hasil penetapan kadar tablet Kaptopril (PT. Dexa Medica) 101,44% ± 0,49;
tablet Kaptopril (PT. Hexpharm Jaya) 105,80% ± 0,64; tablet Kaptopril (PT.
Indofarma) 92,75% ± 0,14; tablet Acepress (PT. Bernofarm) 95,62% ± 2,09;
tablet Captensin (PT. Kalbe Farma) 107,16% ± 2,10; tablet Dexacap (PT. Dexa
Medica) 93,53% ± 0,90; tablet Farmoten (PT. Fahrenheit) 97,74% ± 0,69; tablet
Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific) 94,17% ± 0,23; tablet Tenofax (PT. Prima
AS) 97,97% ± 0,16; tablet Tensicap (PT. Sanbe Bandung) 100,49% ± 1,30.

Semua sediaan tablet memenuhi persyaratan kadar yang tercantum dalam


United State Pharmacopeia XXX (2007), yaitu mengandung tidak kurang 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Kata kunci : KCKT, Kaptopril.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
THE DETERMINATION OF CAPTOPRIL IN TABLET BY
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY
ABSTRACT
Captopril is an antihypertency medicine which effectively avoid formation
of Angiotensin Converting Enzym (ACE) II. Captopril is ACE inhibitor, namely
vasodilatation and decrease of salt and water retention. These level can be
determinated by High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
In this research is determination of captopril in tablet with HPLC reserve
phase method by using VP-ODS coulomn (4,6 mm x 25 cm), mobile phase used
methanol : mixture of water-phospat acid (75 : 25), flow rate 1,0 ml/minute and
detection of wavelength 220 nm and pressure of coulomn 102 kgf/cm2.
The identification of captopril BPFI and captopril tablet is showed the
peak with the same retention time 3,49 minute. Determination of calibration curva
linearity give a linear correlation between peak area versus concentration from
200 to 600 mcg/ml with the correlation coefficient (r) = 0,9997 and the equation
of regression line is y = 20151,71X + 347515,71.
The result of quantification of tablet Kaptopril (PT. Dexa Medica)
101,44% ± 0,49; tablet Kaptopril (PT. Hexpharm Jaya) 105,80% ± 0,64; tablet
Kaptopril (PT. Indofarma) 92,75% ± 0,14; tablet Acepress (PT. Bernofarm)
95,62% ± 2,09; tablet Captensin (PT. Kalbe Farma) 107,16% ± 2,10; tablet
Dexacap (PT. Dexa Medica) 93,53% ± 0,90; tablet Farmoten (PT. Fahrenheit)
97,74% ± 0,69; tablet Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific) 94,17% ± 0,23; tablet
Tenofax (PT. Prima AS) 97,97% ± 0,16; tablet Tensicap (PT. Sanbe Bandung)
100,49% ± 1,30.
All sample which substance is determinate by calculation method area of
peak fullfil requirement of substance as registered in United State Pharmacopeia
XXX (2007), namely content not less than 90,0% and not more than 110,0% from
value which is showed in label.
Keyword : HPLC, Captopril.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 3
1.3 Hipotesis ........................................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5
2.1 Alopurinol ...................................................................................... 5
2.1.1 Sifat Fisikokimia.................................................................... 5
2.1.2 Farmakokinetik ...................................................................... 5
2.1.3 Efek Samping ........................................................................ 6
2.1.4 Kegunaan............................................................................... 6
2.1.5 Bentuk Sediaan ...................................................................... 6
2.2 Teori Kromatografi......................................................................... 7
2.2.1 Pembagian Kromatografi ....................................................... 8
2.2.2 Migrasi dan Retensi Solut ...................................................... 11
2.2.3 Proses Sorpsi ......................................................................... 11
2.2.4 Profil Puncak dan Puncak Asimetri ........................................ 11
2.2.5 Pemakaian Kromatografi ....................................................... 12

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.2.6 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif........................................... 13
2.3 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)..................................... 17
2.3.1 Cara Kerja KCKT .................................................................. 18
2.3.2 Komponen KCKT .................................................................. 19
2.3.2.1 Wadah Fase Gerak ..................................................... 19
2.3.2.2 Pompa ........................................................................ 19
2.3.2.3 Injektor ...................................................................... 20
2.3.2.4 Kolom ........................................................................ 21
2.3.2.5 Detektor ..................................................................... 21
2.3.2.6 Pengolahan Data ........................................................ 22
2.3.2.7 Fase Gerak ................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 27
3.2 Alat-alat ......................................................................................... 27
3.3 Bahan-bahan................................................................................... 27
3.4 Pola Penelitian................................................................................ 28
3.4.1 Pembuatan Pereaksi ............................................................... 28
3.4.1.1 Pembuatan Pelarut NaOH 0,1 N ................................. 28
3.4.1.2 Pembuatan Larutan NaOH 0,2 M................................ 28
3.4.1.3 Pembuatan Larutan KH2PO4 0,2 M ............................ 28
3.4.2 Pembuatan Fase Gerak Dapar Fosfat pH 8 ............................ 28
3.4.3 Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ................. 28
3.4.4 Penentuan Garis Alas ............................................................. 29
3.4.5 Penentuan Kualitatif .............................................................. 29
3.4.6 Penentuan Kuantitatif............................................................. 29
3.4.6.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Alopurinol ................ 29
3.4.6.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Baku Alopurinol (Baku
Eksternal) ................................................................... 29
3.4.6.3 Penetapan Kadar Sampel ............................................ 30
3.4.6.4 Analisa Data Secara Statistik ...................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 37

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 37
5.2 Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38
LAMPIRAN ................................................................................................ 39

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perkembangan kromatografi ......................................................... 8
Tabel 2. Data kadar alopurinol dalam sediaan tablet yang ditentukan
berdasarkan luas puncak ............................................................... 36

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Eksperimen Tswett terhadap pigmen daun ................................... 7
Gambar 2. Profil-profil puncak ..................................................................... 12
Gambar 3. Pengukuran tinggi puncak ................................................... 14
Gambar 4. Bagan alat KCKT ........................................................................ 19
Gambar 5. Tipe injektor katup putaran .......................................................... 21
Gambar 6. Kromatogram .............................................................................. 22
Gambar 7. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase normal............ 25
Gambar 8. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase terbalik ........... 26
Gambar 9. Kromatogram hasil penyuntikan larutan baku alopurinol pada
konsentrasi 8 mcg/ml, yang dianalisa secara KCKT pada λ
254 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
larutan dapar fosfat pH 8, laju alir 2,0 ml/menit ........................... 34

Gambar 10. Kurva kalibrasi baku alopurinol konsentrasi versus luas


puncak pada rentang konsentrasi 4-12 mcg/ml yang dianalisa
secara KCKT pada λ 254 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25
cm), fase gerak larutan dapar fosfat pH 8, laju alir 2,0
ml/menit ...................................................................................... 35

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kromatogram dari larutan baku alopurinol konsentrasi
4 mcg/ml................................................................................ 40
Lampiran 2. Kromatogram dari larutan baku alopurinol konsentrasi
6 mcg/ml ................................................................................ 42
Lampiran 3. Kromatogram dari larutan baku alopurinol konsentrasi
8 mcg/ml ................................................................................ 44
Lampiran 4. Kromatogram dari larutan baku alopurinol konsentrasi
10 mcg/ml............................................................................... 46
Lampiran 5. Kromatogram dari larutan baku alopurinol konsentrasi
12 mcg/ml............................................................................... 48
Lampiran 6. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi baku
alopurinol yang diperoleh secara KCKT pada λ 254 nm.......... 50
Lampiran 7. Kromatogram dari larutan Tablet A ......................................... 52
Lampiran 8. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tablet A secara KCKT ........................... 54
Lampiran 9. Kromatogram dari larutan Tablet B ......................................... 56
Lampiran 10. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tablet B secara KCKT ........................... 58
Lampiran 11. Kromatogram dari larutan Tablet C ....................................... 59
Lampiran 12. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tablet C secara KCKT ........................... 61
Lampiran 13. Kromatogram dari larutan Tablet D ....................................... 63
Lampiran 14. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tablet D secara KCKT ........................... 65
Lampiran 15. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel ............................ 67
Lampiran 16. Contoh Perhitungan Untuk Mencari Kadar Alopurinol .......... 68
Lampiran 17. Daftar spesifikasi sampel ....................................................... 69
Lampiran 18. Gambar alat-alat .................................................................... 70
Lampiran 20. Surat Informasi Persediaan Alopurinol BPFI ......................... 72
Lampiran 21. Sertifikat Pengujian Baku Alopurinol (PT. Indofarma) .......... 73

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada

mekanisme regulasi tekanan darah. Kaptopril merupakan turunan prolin yang

efektif meniadakan pembentukan Angiotensin Converting Enzym (ACE) II yaitu

vasodilatasi dan berkurangnya retensi garam dan air. Kaptopril merupakan obat

antihipertensi yang menghambat ACE. Zat ini tidak menimbulkan udema dan

digunakan pada hipertensi ringan sampai berat (Katzung, 1998).

Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992 pasal 40 ayat 1 tentang

kesehatan bahwa obat dan bahan obat harus memenuhi standar farmakope dan

buku standar lain. Salah satu parameter obat tersebut dikatakan memenuhi standar

apabila kadar zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya memenuhi persyaratan

Farmakope Indonesia.

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) kaptopril dapat ditetapkan

kadarnya secara kuantitatif dengan cara titrasi menggunakan titran kalium iodat

0,1 N. Selain itu menurut Clarke’s dan USP XXX (2007) kaptopril dapat

ditentukan kadarnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Metode yang digunakan dalam penetapan kadar kaptopril adalah menurut

USP XXX (2007) menggunakan fase gerak campuran 550 ml methanol dengan

0,5 ml asam fosfat dalam 450 ml air, laju alir 1,0 ml/menit, deteksi pada λ 220

nm, volume penyuntikan 20 μl dan kolom L1-Oktadesil Silana (4,6 mm x 25 cm).

Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan metode yang

sangat populer untuk menetapkan kadar senyawa obat baik dalam bentuk sediaan

maupun dalam sampel hayati. Hal ini disebabkan karena KCKT merupakan
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
metode yang memberikan sensitifitas yang tinggi. Selain itu, KCKT memiliki

banyak keuntungan antara lain cepat, resolusinya baik, mudah melaksanannya,

detektor yang sensitif dan beragam sehingga mampu menganalisa berbagai

cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, kolom dapat digunakan kembali,

mudah memperoleh kembali cuplikan, ideal untuk molekul besar dan ion

(Rohman, 2007).

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik menggunakan metode

KCKT untuk menetapkan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dengan nama

dagang dan generik yang beredar di pasaran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah penetapan kadar tablet kaptopril dapat dilakukan secara

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), menggunakan kolom VP-ODS

(4,6 mm x 25 cm) dan fase gerak campuran metanol, air dan asam fosfat.

2. Apakah kaptopril dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan kadar yang

ditetapkan pada United State Pharmacopeia XXX tahun 2007.

1.3 Hipotesis

1. Diduga penetapan kadar kaptopril dapat dilakukan secara kromatografi

cair kinerja tinggi (KCKT).

2. Diduga kadar kaptopril dalam sediaan tablet memenuhi persyaratan kadar

yang ditetapkan United State Pharmacopeia XXX tahun 2007.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Melakukan penetapan kadar tablet kaptopril secara kromatografi cair

kinerja tinggi (KCKT).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2. Melakukan pengujian hasil yang diperoleh dengan persyaratan kadar yang

ditetapkan United State Pharmacopeia XXX tahun 2007.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Pengembangan ilmu bahwa penetapan kadar kaptopril dalam sediaan

tablet dapat juga dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT) menggunakan kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm) dan fase gerak

campuran metanol, air dan asam fosfat.

2. Aplikasi di lapangan untuk industri farmasi dan Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kaptopril

2.1.1 Sifat Fisikokimia

Rumus struktur :

Nama Kimia : 1-[2(S)-3-mercapto-2-methyl-1-oxopropyl]-L-proline

Rumus Molekul : C9H15NO3S

Berat Molekul : 217,28

Pemerian : serbuk hablur putih atau hampir putih; bau khas seperti

sulfida. Melebur pada suhu 104o sampai 110o.

Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam metanol, dalam etanol dan

dalam kloroform (Ditjen POM, 1995).

2.1.2 Farmakokinetik

Resorpsinya dari usus cepat untuk ca (75%), efeknya sudah maksimal

setelah 1,5 jam dan bertahan 12-24 jam tergantung pada dosis. PP-nya 25-30%,

plasma-t½-nya 2-3 jam. Ekskresinya lewat kemih, sparuhnya sebagai metaboli

inaktif dan separuh utuh (Tjay &Raharja, 2002).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.1.3 Efek Samping

Efek samping yang sering terjadi ialah hilangnya rasa(kadang-kadang juga

pencium, batuk kering, dan exanthema. Efeknya dapat ditiadakan oleh

indometasin dan NSAID lainnya (Tjay &Raharja, 2002).

2.1.4 Bentuk Sediaan

Kaptopril tersedia dalam bentuk tablet 12,5 mg dan 25 mg, dan 50 mg

(Wilmana, 1995).

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) kaptopril dapat ditetapkan

kadarnya secara kuantitatif dengan cara titrasi menggunakan titran kalium iodat

0,1 N. Selain itu menurut Clarke’s dan USP XXX (2007) kaptopril dapat

ditentukan kadarnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

2.1.5 Kegunaan

Kaptopril merupakan turunan prolin yang efektif meniadakan

pembentukan Angiotensin Converting Enzym (ACE) II yaitu vasodilatasi dan

berkurangnya retensi garam dan air. Kaptopril merupakan obat antihipertensi yang

menghambat ACE. Zat ini tidak menimbulkan udema dan digunakan pada

hipertensi ringan sampai berat (Katzung, 1998).

2.2. Pemakaian Kromatografi

1. Pemakaian untuk tujuan kualitatif mengungkapkan ada atau tidak adanya

senyawa tertentu dalam cuplikan

2. Pemakaian untuk tujuan kuantitatif menunjukkan banyaknya masing-masing

komponen campuran

3. Pemakaian untuk tujuan preparatif untuk memperoleh komponen campuran

dalam jumlah memadai dalam keadaan murni (Gritter, dkk., 1991).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

a. Analisis Kualitatif

Ada 3 pendekatan untuk analisa kualitatif yakni:

1. Perbandingan antara retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi

baku yang sesuai (senyawa yang diketahui) pada kondisi yang sama.

Untuk kromatografi yang menggunakan kolom (seperti KCKT dan KG),

waktu retensi (tR) atau volume retensi (VR) senyawa baku dan senyawa yang

tidak diketahui dibandingkan dengan cara kromatografi secara berurutan

dalam kondisi alat yang stabil dengan perbedaan waktu pengoperasian antar

keduanya sekecil mungkin.

2. Dengan cara spiking.

Untuk kromatografi yang melibatkan kolom, spiking dilakukan dengan

menambah sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan diselidiki

dengan senyawa baku pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dilakukan

dengan cara: pertama, dilakukan proses kromatografi sampel yang tidak di

spiking. Kedua, sampel yang telah di-spiking dengan senyawa baku dilakukan

proses kromatografi. Jika pada puncak tertentu yang diduga mengandung

senyawa yang diselidiki terjadi peningkatan tinggi puncak/luas puncak setelah

di-spiking dibandingkan dengan tinggi puncak/luas puncak yang tidak

dilakukan spiking maka dapat diidentifikasi bahwa sampel mengandung

senyawa yang kita selidiki.

3. Menggabungkan alat kromatografi dengan spektrometer massa.

Pada pemisahan dengan menggunakan kolom kromatografi, cara ini akan

memberikan informasi data spektra massa solut dengan waktu retensi tertentu.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Spektra solut yang tidak diketahui dapat dibandingkan dengan spektra yang

ada di data base komputer yang diinterpretasi sendiri. Cara ini dapat dilakukan

untuk solut yang belum ada baku murninya.

b. Analisis Kuantitatif

Untuk menjamin kondisi yang digunakan dalam analisis kuantitatif stabil

dan reprodusibel, baik pada penyiapan sampel atau proses kromatografi, berikut

beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam analisis kuantitatif:

a. Analit (solut) harus telah diketahui dan terpisah sempurna dari kompomen-

komponen lain dalam kromatogram

b. Baku dengan kemurnian yang tinggi dan telah diketahui harus tersedia

c. Prosedur kalibrasi yang sudah diketahui harus digunakan.

Untuk kromatografi yang melibatkan kolom, kuantifikasi dapat dilakukan

dengan luas puncak atau tinggi puncak. Tinggi puncak atau luas puncak

berbanding langsung dengan banyaknya solut yang dikromatografi, jika dilakukan

pada kisaran detektor yang linier.

1. Metode tinggi puncak

Metode yang paling sederhana untuk pengukuran kuantitatif adalah

dengan tinggi puncak. Tinggi puncak diukur sebagai jarak dari garis dasar ke

puncak maksimum seperti puncak 1, 2, dan 3 pada gambar 3. Penyimpangan garis

dasar diimbangi dengan interpolasi garis dasar antara awal dan akhir puncak.

Gambar 1. Pengukuran tinggi puncak


Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Metode tinggi puncak hanya digunakan jika perubahan tinggi puncak linier

dengan konsentrasi analit. Kesalahan akan terjadi jika metode ini digunakan pada

puncak yang mengalami penyimpangan (asimetris) atau jika kolom mengalami

kelebihan muatan.

2. Metode luas puncak

Prosedur penentuan luas puncak serupa dengan tinggi puncak. Suatu

teknik untuk mengukur luas puncak adalah dengan mengukur luas puncak sebagai

hasil kali tinggi puncak dan lebar pada setengah tinggi (W1/2). Teknik ini hanya

dapat digunakan untuk kromatografi yang simetris atau yang mempunyai bentuk

serupa (Johnson & Stevenson, 1991).

Saat ini integrator elektronik telah banyak digunakan untuk mengukur luas

puncak pada kromatografi cair kinerja tinggi dan pada kromatografi gas.

Integrator digital mengukur luas puncak dan mengubahnya dalam bentuk angka

(Rohman, 2007).

Baik tinggi puncak maupun luasnya dapat dihubungkan dengan

konsentrasi. Tinggi puncak mudah diukur, akan tetapi sangat dipengaruhi

perubahan waktu retensi yang disebabkan oleh variasi suhu dan komposisi pelarut.

Oleh karena itu, luas puncak dianggap merupakan parameter yang lebih akurat

untuk pengukuran kuantitatif (Ditjen POM, 1995).

2.3 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan

dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh

kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang

sangat sensitif dan beragam. KCKT mampu menganalisa berbagai cuplikan secara

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran

(Ditjen POM, 1995).

KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk

analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah

bidang antara lain; farmasi, lingkungan dan industri-industri makanan.

Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa

organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian

(impurities) dan analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap

(nonvolatil). KCKT paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawa-

senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein-

protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat

dan lain-lain.

Kelebihan KCKT antara lain:

− Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran

− Resolusinya baik

− Mudah melaksanakannya

− Kecepatan analisis dan kepekaannya tinggi

− Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang dianalisis

− Dapat digunakan bermacam-macam detektor

− Kolom dapat digunakan kembali

− Mudah melakukan rekoveri cuplikan

− Tekniknya tidak begitu tergantung pada keahlian operator dan

reprodusibilitasnya lebih baik

− Instrumennya memungkinan untuk bekerja secara automatis dan kuantitatif

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
− Waktu analisis umumnya singkat

− Kromatografi cair preparatif memungkinkan dalam skala besar

− Ideal untuk molekul besar dan ion.

Keterbatasan metode KCKT adalah untuk identifikasi senyawa, kecuali

jika KCKT dihubungkan dengan spektrometer massa (MS). Keterbatasan lainnya

adalah jika sampelnya sangat kompleks, maka resolusi yang baik sulit diperoleh

(Munson, 1991).

2.3.1 Cara Kerja KCKT

Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut

terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati

suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi dalam

fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan

penggabungan secara tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis

kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu

kolom, dan ukuran sampel (Rohman, 2007).

2.3.2 Komponen KCKT

detektor

kolom
injektor
pompa oven

Wadah
solven
Data processor

Gambar 2. Bagan alat KCKT

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.3.2.1 Wadah Fase Gerak

Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan

yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung wadah

harus lebih besar dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk

kecepatan alir yang umumnya 1-2 ml/menit.

2.3.2.2 Pompa

Untuk mengerakkan fase gerak melalui kolom diperlukan pompa. Pompa

harus mampu menghasilkan tekanan 6000 psi pada kecepatan alir 0,1–10

ml/menit. Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa tekanan

konstan. Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua pelarut. Bahan yang

umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan teflon. Aliran pelarut dari pompa

harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada detektor.

2.3.2.3 Injektor

Cuplikan harus dimasukkan kedalam pangkal kolom (kepala kolom),

diusahakan agas sesedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom.

Ada tiga jenis dasar injektor, yaitu:

a. Hentikan aliran/stop flow: aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja

atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa

digunakan karena difusi di dalam aliran kecil dan resolusi tidak dipengaruhi.

b. Septum: injektor-injektor langsung ke aliran fase gerak umumnya sama

dengan yang digunakan pada kromatografi gas. Injektor ini dapat digunakan

pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan

semua pelarut-pelarut kromatografi cair. Disamping itu, partikel kecil dari

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan

penyumbatan.

c. Katup putaran (loop valve): ditunjukkan secara skematik dalam Gambar 5,

tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar

daripada 10 µl dan sekarang digunakan dengan cara otomatis (dengan adaptor

khusus, volume-volume lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual). Pada

posisi LOAD, sampel loop (cuplikan dalam putaran) diisi pada tekanan

atmosfir. Bila katup difungsikan, maka cuplikan di dalam putaran akan

bergerak ke dalam kolom.

Gambar 3. Tipe injektor katup putaran

2.3.2.4 Kolom

Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis

tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom

dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Kolom analitik: diameter khas adalah 2-6 mm. Panjang kolom tergantung

pada jenis kemasan. Untuk kemasan pelikel biasanya panjang kolom 50-100

cm. Untuk kemasan mikropartikel berpori, umumnya 10-30 cm. Dewasa ini

ada yang 5 cm.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan

panjang kolom 25-100 cm.

Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya dioperasikan

pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi,

terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Kemasan

kolom tergantung pada mode KCKT yang digunakan.

2.3.2.5 Detektor

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikan

dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor-detektor yang baik memiliki

sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang

luas, dan memberi tanggapan/respon untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan

yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi

tidak selalu dapat diperoleh.

Detektor yang paling banyak digunakan dalam kromatografi cair modern

kecepatan tinggi adalah detektor spektrofotometer UV 254 nm. Bermacam-macam

detektor dengan variasi panjang gelombang UV-Vis sekarang menjadi populer

karena mereka dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa-senyawa dalam

rentang yang luas. Detektor indeks refraksi juga secara luas digunakan, terutama

dalam kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif dari pada detektor

spektrofotometer UV. Detektor lainnya, antara lain: detektor fluometer, detektor

ionisasi nyala, detektor elektrokimia dan lain-lain juga telah digunakan.

2.3.2.6 Pengolahan Data

Komponen yang terelusi mengalir ke detektor dan dicatat sebagai puncak-

puncak yang secara keseluruhan disebut sebagai kromatogram.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Rt

Area

H
W1/2
H1/2
W

Gambar 4. Kromatogram

Guna kromatogram:

1. Kualitatif

Waktu retensi selalu konstan dalam setiap kondisi kromatografi yang sama

dapat digunakan untuk identifikasi.

2. Kuantitatif

Luas puncak proporsional dengan jumlah sampel yang diinjeksikan dan

dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi.

3. Kromatogram dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi pemisahan

dan kinerja kolom (kapasitas ‘k’, selektifitas ‘α’, jumlah pelat teoritis

‘N’, jarak setara dengan pelat teoritis ‘HETP’ dan resolusi ‘R’).

2.3.2.7 Fase Gerak

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat

bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya

elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase

diam, dan sifat komponen-komponen sampel (Johnson & Stevenson, 1991).

Dalam kromatografi cair komposisi pelarut atau fase gerak adalah satu

variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat keragaman yang luas dari fase

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
gerak yang digunakan dalam semua mode KCKT, tetapi ada beberapa sifat-sifat

yang diinginkan yang mana umumnya harus dipenuhi oleh semua fase gerak.

Fase gerak harus:

• Murni; tidak ada pencemar/kontaminan

• Tidak bereaksi dengan pengemas

• Sesuai dengan detektor

• Melarutkan cuplikan

• Mempunyai viskositas rendah

• Mudah rekoveri cuplikan, bila diinginkan

• Tersedia diperdagangan dengan harga yang pantas

Umumnya, pelarut-pelarut dibuang setelah digunakan karena prosedur

pemurnian kembali membosankan dan mahal. Dari semua persyaratan di atas, 4

persyaratan pertama adalah yang paling penting.

Gelembung udara (degassing) yang ada harus dihilangkan dari pelarut,

karena udara yang terlarut keluar melewati detektor dapat menghasilkan banyak

noise sehingga data tidak dapat digunakan (Putra, 2007).

Elusi Gradien dan Isokratik

Elusi pada KCKT dapat dibagi menjadi dua sistem yaitu:

1. Sistem elusi isokratik. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan satu macam

atau lebih fase gerak dengan perbandingan tetap (komposisi fase gerak tetap

selama elusi).

2. Sistem elusi gradien. Pada sistem ini, elusi dilakukan dengan campuran fase

gerak yang perbandingannya berubah-ubah dalam waktu tertentu (komposisi

fase gerak berubah-ubah selama elusi).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Elusi gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fase gerak

selama suatu analisis kromatografi berlangsung. Digunakan untuk meningkatkan

resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran

polaritas yang luas. Pengaruh yang menguntungkan dari elusi gradien adalah

memperpendek waktu analisis senyawa-senyawa yang secara kuat ditahan di

dalam kolom (Putra, 2007).

Tipe kromatografi

a. Kromatografi fase normal

Kromatografi fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak),

kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase

gerak ini biasanya tidak polar. Dietil eter, benzen, hidrokarbon lurus seperti

pentana, heksana, heptana maupun iso-oktana sering digunakan. Halida

alifatis seperti dikloro metana, dikloroetana, butilklorida dan kloroform juga

digunakan. Umumnya gas terlarut tidak menimbulkan masalah pada fase

normal. Tekanan rendah diperlukan untuk menjaga kecepatan aliran yang

memadai, karena pelarut ini kebanyakan kurang kental (Munson, 1991).

Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase normal

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
b. Kromatografi fase terbalik

Kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak),

kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.

Kandungan utama fase gerak fase terbalik adalah air. Pelarut yang dapat

campur dengan air seperti metanol, etanol, asetonitril, dioksan, tetrahirofuran

dan dimetilformamida ditambahkan untuk mengatur kepolaran fase gerak.

Dapat ditambahkan pula asam, basa, dapar dan/atau surfaktan. Mutu air harus

tinggi baik air destilasi maupun awamineral.

Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 6. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase terbalik

Adsorpsi solut oleh fase diam atau adsorben sangat tergantung pada:

1. Struktur kimia solut atau adanya gugus aktif tertentu yang berinteraksi dengan

adsorben.

2. Ukuran partikel adsorben. Semakin kecil ukuran partikel adsorben, maka luas

permukaannya semakin luas sehingga interaksinya dengan solut juga semakin

luas.

3. Kelarutan solut dalam fase gerak. Solut yang makin mudah larut dalam fase

gerak akan semakin mudah lepas dari fase diam (Munson, 1991).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan pada bulan Juni tahun 2009.

2.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT

(Shimadzu) yang terdiri dari vacum desagger, pompa, CBM, UV/Vis detektor

(dilengkapi dengan komputer dan printer) , kolom Shimpac VP-ODS (4,6 mm x

25 cm), wadah fase gerak, penyuntik mikroliter (100 µl), neraca listrik (baeco

Germany), membran filter PTFE 0,5 µm, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm

dan 0,2 µm dan alat gelas lainnya.

2.3 Bahan-bahan

Bahan – bahan yang digunakan adalah asam posfat p.a (Merck), metanol

p.a (Merck), aquabidestilata (PT. Ikapharmindo Putramas), kaptopril BPFI, tablet

Kaptopril 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Hexpharm

Jaya), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Indofarma), tablet Acepress 25 mg (PT.

Bernofarm), tablet Captensin 25 mg (PT. Kalbe Farma), tablet Dexacap 25 mg

(PT. Dexa Medica), tablet Farmoten 25 mg (PT. Fahrenheit), tablet Scantensin 25

mg (PT. Tempo Scan Pasific), tablet Tenofax 25 mg (PT. Prima AS), tablet

Tensicap 25 mg (PT. Sanbe Bandung).

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
2.4 Prosedur penelitian

2.4.1 Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Probability sampling dimana setiap

anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan

penggabungannya diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama. Dari

hasil sampling tersebut diproleh tablet Kaptopril 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet

Kaptopril 25 mg (PT. Hexpharm Jaya), tablet Kaptopril 25 mg (PT. Indofarma),

tablet Acepress 25 mg (PT. Bernofarm), tablet Captensin 25 mg (PT. Kalbe

Farma), tablet Dexacap 25 mg (PT. Dexa Medica), tablet Farmoten 25 mg (PT.

Fahrenheit), tablet Scantensin 25 mg (PT. Tempo Scan Pasific), tablet Tenofax 25

mg (PT. Prima AS), tablet Tensicap 25 mg (PT. Sanbe Bandung), merupakan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

2.4.2 Pembuatan fase gerak

Sebanyak 550 ml metanol di saring menggunakan membran filter PTFE

0,45 µm. sebanyak 0,5 ml asam fosfat dilarutkan ke dalam air ebanyak 50 ml,

kocok. Kemudian diencerkan hingga volume 450 ml lalu disaring dengan

cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, masing-masing diawaudarakan selama 30

menit.

2.4.3 Penyiapan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Masing - masing unit diatur, menggunakan kolom shimpac VP-ODS (4,6

mm x 25 cm). Sensitivitas 1,000 AUFS dan pengukuran menggunakan detektor

UV/Vis pada panjang gelombang 220 nm. Pada pompa dipilih mode aliran tetap

dengan laju aliran 1,0 ml/menit, dan diatur perbandingan fase gerak methanol :

campuran asam fosfat dengan air (75 : 25). Setelah diperoleh kondisi yang sesuai

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
maka pompa dijalankan, Fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit diperoleh

garis alas yang cukup lurus yang menandakan sistem tersebut telah stabil.

2.4.4 Identifikasi

2.4.4.1 Penentuan kualitatif

Kaptopril BPFI dan kaptopril dalam sedian tablet dengan nama dagang

dan generik dengan konsentrasi 1,0 mg/ml masing-masing disuntikkan ke sistem

KCKT dengan volume penyuntikan 20 μl. Puncak yang ditunjukkan diperhatikan

dan dicatat waktu tambatnya kemudian waktu tambat masing-masing tablet

dibandingkan dengan waktu tambat kaptopril BPFI.

2.4.4.2 Penentuan kuantitatif

2.4.4.2.1 Pembuatan larutan induk baku kaptopril BPFI

Ditimbang seksama sejumlah 50,0 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan air hingga garis

tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcg/ml dan digunakan

sebagai larutan baku.

2.4.4.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi kaptopril BPFI

Dipipet larutan induk baku kaptopril sebanyak 5; 10; 12,5; 15 ml, masing-

masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, diencerkan dengan air hingga

garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 200, 400, 500, 600, mcg/ml, kemudian

masing-masing konsentrasi diinjeksikan sebanyak 6 kali ke sistem KCKT dengan

volume penyuntikan 20 μl. diukur pada panjang gelombang 220 nm dengan laju

alir 1,0 ml/menit, lalu dicatat luas dan tinggi puncaknya yang ditunjukkan pada

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
kromatogram dan dibuat kurva kalibrasi serta dihitung persamaan garis

regresinya.

2.4.4.2.3 Penetapan kadar sampel

Ditimbang 20 tablet untuk masing-masing jenis tablet, kemudian digerus

sejumlah serbuk dan ditimbang seksama sejumlah tablet setara dengan lebih

kurang 50 mg kaptopril BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml

dilarutkan dengan air kocok selama 10 menit, dan diencerkan dengan air hingga

garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 mcg/ml, disaring,

10ml filtrat pertama dibuang dan filtrat selanjutnya ditampung. Filtrat yang jernih

digunakan sebagai larutan uji. Kemudian larutan ini dipipet 10 ml dan

ditambahkan dengan air hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 400 mcg/ml. Larutan tersebut diawaudarakan. Diinjeksikan sebanyak

20 μl ke sistem KCKT dideteksi pada panjang gelombang 220 nm, laju alir 1,0

ml/menit kemudian dihitung kadarnya. Dilakukan sebanyak 6 kali.

2.4.5 Penentuan Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ)

Batas deteksi atau Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit

dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation

(LOQ) merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel.

Batas deteksi dapat dihitung berdasarkan pada Standar Deviasi (SD) dari

kurva antara respon dan kemiringan (slope) dengan rumus :

SD =
∑ ( X − Xi) 2

n −1

3 x SD
LOD =
slope
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Sedangkan untuk penentuan batas kuantitasi dapat digunakan rumus :

10 x SD
LOQ =
slope

(Harmita, 2004)

2.4.6 Analisis Statistik

2.4.6.1 Penolakan Hasil Pengamatan

Kadar Kaptopril sebenarnya dalam sampel dapat diketahui dengan

menggunakan uji Q test. Cara untuk melakukan analisis terhadap data yang

menyimpang adalah dengan Dixon’s Q-test yang dirumuskan sebagai berikut:

Qhitung nilai yang dicurigai-nilai terdekat

(nilai tertinggi- nilai terendah)

Jika nilai Qhitung lebih kecil dari nilai Qkritis maka hipotesis nol diterima

berarti tidak ada perbedaan antara nilai yang dicurigai dengan nilai-nilai yang lain

(Rohman, 2007).

Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga

Q pada Tabel 1, apabila Q>Q0,99 maka data tersebut ditolak.

Tabel 1 Nilai Qkritis pada Taraf Kepercayaan 99%

Banyak data Nilai Qkritis

4 0,926

5 0,821

6 0,740

7 0,680

8 0,634

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kaptopril mudah larut dalam air, metanol, etanol dan kloroform.

Penetapan kadar kaptopril dapat dilakukan dengan cara titrimetrik,

spektrofotometri uv/vis, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Dalam

penelitian ini penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dilakukan dengan

metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menggunakan kolom 4,6 mm x

25 cm berisi bahan pengisi L1 (Oktadesil Silana), fase gerak metanol : campuran

air - asam fosfat (75 : 25), laju alir 1,0 ml/menit, panjang gelombang 220 nm dan

volume penyuntikan lebih kurang 20 µl.

Sebelum dilakukan penetapan kadar dengan menggunakan metode

kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), dilakukan orientasi untuk dengan cara

menyuntikkan larutan kaptopril BPFI dengan konsentrasi 1000 mcg/ml

perbandingan fase gerak metanol : campuran air dengan asam fosfat (55 : 45; 45 :

55; 65 : 35; 75 : 25; 85 : 15),

Gambar 1. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (55 : 45), waktu tambat 4,84 menit.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 2. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (45 : 55), waktu tambat 6,58 menit.

Gambar 3. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (65 : 35), waktu tambat 3,96 menit.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 4. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat 3,51 menit.

Gambar 5. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (85 : 15), waktu tambat 3,22 menit.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Dalam penelitian ini digunakan kolom VP-ODS (Oktadesil Silana 4.6 mm

x 25 cm), fase gerak metanol : campuran air - asam fosfat (75 : 25), laju alir 1,0

ml/menit, dan volume penyuntikan 20 µl, konsentrasi 400 mcg/ml. Diperoleh

kromatogram tunggal dari kaptopril BPFI dengan waktu tambat 3,49 menit.

Gambar 6. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril BPFI dengan fase gerak

metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat 3,49 menit

dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Hasil pengujian sampel diperoleh waktu tambat yang hampir sama dengan

waktu tambat kaptopril BPFI pada konsentrasi 400 mcg/ml. Waktu tambat rata-

rata tablet Kaptopril (PT. Dexa Medica) 3,47 menit, tablet Kaptopril (PT.

Hexpharm Jaya) 3,48 menit, tablet Kaptopril (PT. Indofarma) 3,47 menit, tablet

Acepress (PT. Bernofarm) 3,47 menit, tablet Captensin (PT. Kalbe Farma) 3,47

menit, tablet Dexacap (PT. Dexa Medica) 3,48 menit, tablet Farmoten (PT.

Fahrenheit) 3,49 menit, tablet Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific) 3,48 menit,

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
tablet Tenofax (PT. Prima AS) 3,48 menit, tablet Tensicap (PT. Sanbe Bandung)

3,48 menit.

Gambar 7. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril (PT. Dexa Medica)


dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu
tambat 3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Gambar 8. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril (PT. Hexpharm Jaya)


dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu
tambat 3,48 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 9. Kromatogram hasil penyuntikan larutan kaptopril (PT. Indofarma) dengan
fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat 3,47
menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Gambar 10 . Kromatogram hasil penyuntikan larutan Acepress (PT. Bernofarm) dengan


fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat
3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 11. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Captensin (PT. Kalbe Farma)
dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu
tambat 3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Gambar 12. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Dexacap (PT. Dexa Medica)
dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu
tambat 3,48 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 13. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Farmoten (PT. Fahrenheit) dengan
fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat
3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Gambar 14. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Scantensin (PT. Tempo Scan
Pasific) dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25),
waktu tambat 3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Gambar 15. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Tenofax (PT. Prima AS) dengan
fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu tambat
3,48 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Gambar 16 . Kromatogram hasil penyuntikan larutan Tensicap (PT. Sanbe Bandung)


dengan fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25), waktu
tambat 3,47 menit dengan konsentrasi 400 mcg/ml.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Penentuan linieritas kurva kalibrasi kaptopril BPFI ditentukan berdasarkan

luas puncak pada rentang konsentrasi 200 sampai 600 mcg/ml, diperoleh

hubungan yang linier dengan koefisien korelasi (r) = 0,9997 dan persamaan

regresi Y = 20151,71 X + 347515,71 dengan data penyuntikan larutan kaptopril

BPFI. Kurva kalibrasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 17. Kurva kalibrasi kaptopril BPFI konsentrasi versus luas puncak

Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Snyder dan Kirkland (1979) yaitu

pengukuran kadar lebih baik dengan cara pengukuran luas puncak dibandingkan dengan

pengukuran tinggi puncak. Kadar sampel dapat dihitung menggunakan persamaan regresi

Y = 20151,71 X + 347515,71 yaitu dengan mensubsitusikan Y dengan harga luas puncak.

Hasil perhitungan diketahui harga X (kadar sampel) disajikan pada tabel 1 di bawah.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Tabel 1. Hasil pengolahan data dari sediaan tablet Kaptopril Generik

Kadar
No Nama Sampel Perlakuan Luas puncak
(%)
1 8562526 101,04
2 8593670 101,42
Tablet Kaptopril 25 mg 3 8601237 101,51
1
(PT. Dexa Medica) 4 8585102 101,32
5 8575394 101,95
6 8591808 101,39
1 8920788 105,45
2 8922267 105,46
Tablet Kaptopril 25 mg 3 8939203 105,67
2
(PT. Hexpharm Jaya) 4 8952203 105,83
5 8957803 105,89
6 9006875 106,50
1 7888707 92,75
2 7900964 92,89
Tablet Kaptopril 25 mg 3 7904234 92,94
3
(PT. Indofarma) 4 7895002 92,83
5 7906480 92,97
6 7903966 92,94

Tabel 2. Hasil pengolahan data dari sediaan tablet Kaptopril dengan nama
Dagang

Luas Kadar
No Nama Sampel Perlakuan
puncak (%)
1 8119406 95,59
2 7920048 93,14
Tablet Acepress 25 mg
3 8166538 96,14
1 (PT. Bernofarm)
4 8194793 95,62
5 8197938 96,55
6 8133493 95,76
1 9035232 106,85
2 9058571 107,14
Tablet Captensin 25 mg
3 9111998 107,79
2 (PT. Kalbe Farma)
4 8881198 104,96
5 9194848 108,82
6 9077468 107,37
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Tabel 2 (lanjutan)

1 7941829 94,19
2 8005787 94,15
Tablet Dexacap 25 mg
3 8002188 93,50
3 (PT. Dexa Medica)
4 7950050 92,89
5 7899775 93,03
6 7910868 93,40
1 8228793 96,93
2 8312708 97,97
Tablet Farmoten 25 mg
3 8291376 97,70
4 (PT. Fahrenheit)
4 8307778 97,90
5 8300674 97,82
6 8323806 98,10
1 8004567 94,18
2 8018655 94,35
Tablet Scantensin 25 mg 3 8002431 94,14
5
(PT. Tempo Scan Pasific) 4 7991000 94,01
5 7993026 94,03
6 8015855 94,31
1 8311540 97,95
2 8318040 98,03
Tablet Tenofax 25 mg
3 8320740 98,06
6 (PT. Prima AS)
4 8319877 98,05
5 8306540 97,89
6 8301627 97,83
1 8391601 98,94
2 8515735 100,46
Tablet Tensicap 25 mg 3 8569121 101,12
7
(PT. Sanbe Bandung) 4 8540315 100,77
5 8535206 100,70
6 8553768 100,93

Berdasarkan data pada tabel 1 dan perhitungan statistik diperoleh kadar

kaptopril dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik seperti

ditampilkan pada tabel 3 di bawah ini.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Tabel 3. Data kadar kaptopril dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan
generik yang ditentukan berdasarkan luas puncak

No Nama Sediaan Kadar Kaptopril

1. Tablet Kaptopril 25 mg (PT. Dexa Medica) 101,44% ± 0,49

2. Tablet Kaptopril 25 mg (PT. Hexpharm Jaya) 105,80% ± 0,64

3. Tablet Kaptopril 25 mg (PT. Indofarma) 92,75% ± 0,14

4. Tablet Acepress 25 mg (PT. Bernofarm) 95,62% ± 2,09

5. Tablet Captensin 25 mg (PT. Kalbe Farma) 107,16% ± 2,10

6. Tablet Dexacap 25 mg (PT. Dexa Medica) 93,53% ± 0,90

7. Tablet Farmoten 25 mg (PT. Fahrenheit) 97,74% ± 0,69

8. Tablet Scantensin 25 mg (PT. Tempo Scan Pasific) 94,17% ± 0,23

9. Tablet Tenofax 25 mg (PT. Prima AS) 97,97% ± 0,16

10. Tablet Tensicap 25 mg (PT. Sanbe Bandung) 100,49% ± 1,30

Sediaan tablet kaptopril dengan nama dagang dan generik yang ditentukan

kadarnya berdasarkan luas puncak keseluruhannya sesuai dengan persyaratan United

State Pharmacopeia XXX (2007) yaitu mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak

lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.Hal. 748.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.Hal. 74.

Gritter, R.J, Bobbit, J.M, and Schwarting, A.E. (1985). Introduction of


Chromatography. Penerjemah Kosasih Padmawinata. Pengantar
Kromatografi. Edisi III. Penerbit ITB. Bandung. Hal. 186-239.

Johnson, E.L., and Stevenson, R (1991). Basic Liquid Chromatography.


Penerjemah Kosasih Padmawinata. Dasar Kromatografi Cair. Penerbit
ITB. Bandung. Hal. 1– 40.

Moffat, C.A. (2004). Clarke’s Isolation and Identification of Drugs. Third


Edition. Pharmaceutical Press. London. Page. 327.

Munson, J.W. (1991). Pharmaceutical Analysis Modern Methods. Part B.


Penerjemah Harjana. Analisis Farmasi Metode Modern. Parwa B.,
Penerbit Airlangga University Press. Surabaya. Hal. 14 – 96

Pharmacopeia USP, (2007). The National Formulary. Edition 30 . The United


States Pharmacopeial Convention. Page.1321-1322.

Putra, E.D.L. (2007). Dasar-dasar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas


Farmasi USU. Medan. Hal. 40-123.

Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar.


Yogyakarta. Hal. 378-388.

Snyder, L.R., and Kirkland, J.J. (1979). Introduction to Modern Liquid


Chromatography. 2nd edition, By Jhon Wiley and Son. London. Page. 554.

Sudjana, (2002). Metoda Statistika. Edisi Keenam. Penerbit Tarsito. Bandung.


Hal. 165, 229, 491.

Tjay & Rahardja. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi Kelima. Cetakan Kedua.
Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Hal. 322.
Wilmana, P.F. (1995). Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid
dan Obat Pirai. Dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi keempat. Bagian
Farmakologi FKUI. Penerbit Universitas Indonesia. Press. Jakarta. Hal.
220-221.

Windholz, M,. (1976). The Merck Index. Edition 2. Merck & CO., Inc. USA.
Page. 279.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kesimpulan

Penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dapat dilakukan dengan

metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menggunakan kolom VP-ODS

(Oktadesil Silana 4,6 mm x 25 cm), fase gerak metanol : campuran air - asam

fosfat (75 : 25), laju alir 1,0 ml/menit, volume penyuntikan 20 µl, dan deteksi

dilakukan pada λ 220 nm.

Sediaan tablet kaptopril dengan nama dagang dan generik yang ditentukan

kadarnya berdasarkan luas puncak. keseluruhannya sesuai dengan persyaratan

United State Pharmacopeia XXX (2007) yaitu mengandung tidak kurang dari

90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

4.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti kadar kaptopril

dengan metode KCKT dengan kondisi yang lain.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Alat KCKT

syringe 100 µl

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 2. Gambar alat ultrasonic cleaner dan penyaring

Alat Ultrasonic Cleaner

Penyaring

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 3. Perbandingan fase gerak pada orientasi yang dianalisa secara KCKT
pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm) dengan laju alir
1,0 ml/menit pada konsentarasi 1000 mcg/ml.

Perbandingan fase gerak Waktu tambat


(Metanol : air fosfat) (menit)

55 : 45 4,84

45 : 55 6,57

65 : 35 3,96

75 : 25 3,51

85 : 15 3,22

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 4. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Kaptopril BPFI pada
konsentrasi 200 sampai 600 mcg/ml, yang dianalisa secara KCKT pada λ 220 nm,
kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak metanol : campuran air-asam fosfat
(75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit.

a. Konsentrasi 200 mcg/ml

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
b. Konsentrasi 400 mcg/ml

c. Konsentrasi 500 mcg/ml

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
d. Konsentrasi 600 mcg/ml

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 5. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Kaptopril BPFI
yang diperoleh secara KCKT.

Konsentrasi Luas
No
(mcg/ml) Puncak XY X2 Y2
X Y
1 200 4442854 888570800 40000 19738951670000

2 400 8277987 3311194800 160000 68525068770000

3 500 10423805 5211902500 250000 108653710700000

4 600 12503319 7501991400 360000 156332986000000

∑ 1700 35647965 16913659500 810000 353250717100000

Y=aX+b

n(∑ xy ) − (∑ x )(∑ y )
( )
a=
n ∑ x 2 − (∑ x )
2

4 (16913659500 ) − (1700 ) (35647965)


a=
4 (810000 ) − (1700 )
2

67654638000 − 60601540500
a=
3240000 − 2890000

7053097500
a=
350000

a = 20151,71

b=Y-aX

b = 8911992,46 – 20151,71 (425)

b = 8911992,46 – 8564476,75

b = 347515,71

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Y=aX+b

Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 20151,71 X + 347515,71. Untuk

mencari hubungan kadar (X) dengan luas puncak (Y) digunakan pengujian

koefisien kolerasi (r)

n(∑ xy ) − (∑ x )(∑ y )
[n(∑ x ) − (∑ x ) ][n(∑ y ) − (∑ y ) ]
r=
2 2 2

4 (16913659500 ) − (1700 ) (35647965)


[(4 (810000) − (1700) )][4(353250717100000) − (3564765) ]
r=
2 2

67654638000 − 60601540500
r=
(3240000 − 2890000) (1413002868000000 − 1270777409000000)

7053097500
r=
49778910650000000000

7053097500
r=
7055417114

r = 0,9997

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 6. Contoh perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ)

Persamaan garis regresi: Y = 20151,71 X + 347515,71

Konsentrasi (mcg/ml)
No X - Xi (X – Xi)2
X
1 200 -225 50625
2 400 -25 625
3 500 75 5625
4 600 175 30625
∑ 1700 87500

∑( X − X ) 2
SD =
n −1

87500
=
4 −1

= 170,78

3 × SD
LOD =
Slope

3 x 209,17
=
20151,71

= 0,0312 mcg/ml

10 × SD
LOQ =
Slope

10 × 209,17
=
20151,71

= 0,1038 mcg/ml

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 7. Kromatogram dari larutan tablet Kaptopril (PT. Dexa Medica)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Kaptopril (PT. Dexa Medica) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 8. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Kaptopril (PT.Dexa Medica) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 101,04 0,40 0,1600
2 101,42 -0,02 0,0004
3 101,51 0,07 0,0049
4 101,32 -0,12 0,0144
5 101,95 051 0,2601
6 101,39 -0,05 0,0025
∑ X = 608,63 ( )
2
∑ X − X = 0,4423
X =101,44

Data yang paling menyimpang adalah 101,95%

∑( X − X ) 2 0,4423
SD = = = 0,2974
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

101,95 − 101,51
Q hitung = = 0,4835
101,95 − 101,04

(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,2974
= 101,44 ± 4,0321X
6

= 101,44 ± 0,49

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 9. Kromatogram dari larutan tablet Kaptopril (PT. Hexpharm Jaya)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan


tablet Kaptopril (PT. Hexpharm Jaya) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang
dianalisa secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase
gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit,
kromatogram diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 10. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Kaptopril (PT. Hexpharm Jaya) secara
KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 105,45 -0,35 0,1225
2 105,46 -0,34 0,1156
3 105,67 0,13 0,0169
4 105,83 0,03 0,0009
5 105,89 0,09 0,0081
6 106,50 0,70 0,4900
∑ X = 634,80 ( )
2
∑ X − X = 0,7540
X =105,80

Data yang paling menyimpang adalah 105,80%

∑( X − X ) 2 0,7540
SD = = = 0,3883
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

106,50 − 105,89
Q hitung = = 0,5810
106,50 − 105,45
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,5810
= 105,80 ± 4,0321X
6

= 105,80 ± 0,64

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 11. Kromatogram dari larutan tablet Kaptopril (PT. Indofarma)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Kaptopril (PT. Indofarma) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 12. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Kaptopril (PT. Indofarma) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 92,75 -0,14 0,0196
2 92,89 0,00 0,0000
3 92,94 0,05 0,0025
4 92,83 -0,06 0,0036
5 92,97 0,08 0,0064
6 92,94 0,05 0,0025
∑ X = 557,32 ( )
2
∑ X − X = 0,0346
X =92,89

Data yang paling menyimpang adalah 92,75%

∑( X − X ) 2 0,0346
SD = = = 0,0831
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

92,75 − 92,83
Q hitung = = 0,4211
92,94 − 92,75
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,0831
= 92,89 ± 4,0321X
6

= 92,89 ± 0,14

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 13. Kromatogram dari larutan tablet Acepress (PT. Bernofarm)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Acepress (PT. Bernofarm) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 14. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Acepress (PT. Bernofarm) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 95,59 -0,03 0,0009
2 93,14 -2,48 6,1504
3 96,14 0,52 0,2704
4 96,52 0,90 0,8100
5 96,55 0,93 0,8649
6 95,76 0,14 0,0196
∑ X = 573,70 ( )
2
∑ X − X = 8,1162
X =95,62

Data yang paling menyimpang adalah 93,14%

∑( X − X ) 2 8,1162
SD = = = 1,2741
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

93,14 − 95,59
Q hitung = = 0,7185
96,55 − 93,14
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

1,2741
= 95,62 ± 4,0321X
6

= 95,62 ± 2,09

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 15. Kromatogram dari larutan tablet Captensin (PT. Kalbe Farma)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
b

d
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Captensin (PT. Kalbe Farma) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 16. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Captensin (PT. Kalbe Farma) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 106,85 -0,31 0,0961
2 107,14 -0,02 0,0004
3 107,79 0,63 0,3969
4 104,96 -2,20 4,8400
5 108,82 1,66 2,7556
6 107,37 0,21 0,0441
∑ X = 642,93 ( )2
∑ X − X = 8,1331
X =107,16

Data yang paling menyimpang adalah 104,96%

∑( X − X ) 2 8,1331
SD = = = 1,2754
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

104,96 − 106,85
Q hitung = = 0,4896
108,82 − 104,96
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

1,2754
= 107,16 ± 4,0321X
6

= 107,16 ± 2,10

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 17. Kromatogram dari larutan tablet Dexacap (PT. Dexa Medica)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
E

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Dexacap (PT. Dexa Medica) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 18. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Dexacap (PT. Dexa Medica) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 94,19 0,66 0,4356
2 94,15 0,62 0,3844
3 93,50 -0,03 0,0009
4 92,89 -0,64 0,4096
5 93,03 -0,50 0,2500
6 93,40 -0,13 0,0196
∑ X = 561,16 ( )
2
∑ X − X = 1,5001
X =93,53

Data yang paling menyimpang adalah 94,19%

∑( X − X ) 2 1,5001
SD = = = 0,5477
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

94,19 − 94,15
Q hitung = = 0,0345
94,19 − 93,03
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,5477
= 93,53 ± 4,0321X
6

= 93,53 ± 0,90

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 19. Kromatogram dari larutan tablet Farmoten (PT. Fahrenheit)

b
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Farmoten (PT. Fahrenheit) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 20. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Farmoten (PT. Fahrenheit) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 96,93 -0,81 0,6561
2 97,97 0,23 0,0529
3 97,70 -0,04 0,0016
4 97,90 0,16 0,0256
5 97,82 0,08 0,1296
6 98,10 0,36
∑ X = 586,42 ( )2
∑ X − X = 0,8722
X = 97,74

Data yang paling menyimpang adalah 96,92%

∑( X − X ) 2 0,8722
SD = = = 0,4177
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

96,93 − 97,70
Q hitung = = 0,6581
98,10 − 96,93
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,4177
= 97,74 ± 4,0321X
6

= 97,74 ± 0,69

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 21. Kromatogram dari larutan tablet Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang
dianalisa secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase
gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit,
kromatogram diperkecil 50%.
Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 22. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikanlarutan Scantensin (PT. Tempo Scan Pasific) secara
KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 94,18 0,01 0,0001
2 94,35 0,18 0,0324
3 94,14 -0,03 0,0009
4 94,01 -0,16 0,0256
5 94,03 -0,14 0,0196
6 94,31 0,14 0,0196
∑ X = 565,02 ( )
2
∑ X − X = 0,0982
X = 94,17

Data yang paling menyimpang adalah 94,35%

∑( X − X ) 2 0,0982
SD = = = 0,1401
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

94,35 − 94,31
Q hitung = = 0,1176
94,35 − 94,01
(data diterima)

Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:


Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,1401
= 94,17± 4,0321X
6

= 94,17 ± 0,23

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 23. Kromatogram dari larutan tablet Tenofax (PT. Prima AS)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Tenofax (PT. Prima AS) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang dianalisa
secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase gerak
metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit, kromatogram
diperkecil 50%.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 24. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tenofax (PT. Prima AS) secara KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 97,95 -0,02 0,0004
2 98,03 0,06 0,0036
3 98,06 0,09 0,0081
4 98,05 0,08 0,0064
5 97,89 -0,08 0,0064
6 97,83 -0,14 0,0196
∑ X = 587,81 ( )
2
∑ X − X = 0,0445
X = 97,97

Data yang paling menyimpang adalah 97,83%

∑( X − X ) 2 0,0445
SD = = = 0,0943
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

97,83 − 97,89
Q hitung = = 0,2609
98,06 − 97,83
(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,0943
= 97,97 ± 4,0321X
6

= 97,97 ± 0,16

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 25. Kromatogram dari larutan tablet Tensicap (PT. Sanbe Bandung)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
c

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
e

f
A, b, c, d, e, dan f berturut-turut kromatogram hasil penyuntikan 6 kali dari larutan
tablet Tensicap (PT. Sanbe Bandung) pada konsentrasi 400 mcg/ml, yang
dianalisa secara KCKT pada λ 220 nm, kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase
gerak metanol : campuran air-asam fosfat (75 : 25) laju alir 1,0 ml/menit,
kromatogram diperkecil 50%.

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 26. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan Tensicap (PT. Sanbe Bandung) secara
KCKT

Kadar (%) (X – X) (X – X)2


No
X
1 98,94 -1,55 2,4025
2 100,46 -0,03 0,0009
3 101,12 0,63 0,3969
4 100,77 0,28 0,0784
5 100,70 0,21 0,0441
6 100,93 0,44 0,1936
∑ X = 602,92 ( )
2
∑ X − X = 3,1146
X = 100,49

Data yang paling menyimpang adalah 96,94%

∑( X − X ) 2 3,1156
SD = = = 0,7895
n −1 5

Pada interval kepercayaan 99 % dengan nilai α = 0,01, dk = n -1 = 6 – 1 = 5

diperoleh t tabel = 4,0321, Qkritis = 0,740

Dasar penolakan data apabila Q hitung > Q tabel

Xq − Xn
Q hitung =
X max − X min

Xq = kadar paling menyimpang


Xn = kadar yang mendekati Xq

98,94 − 100,46
Q hitung = = 0,6972
101,12 − 98,94

(data diterima)

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Jadi, kadar sebenarnya terletak antara:

SD
μ = X ± t (1−1 / 2α ).dk X
n

0,7895
= 100,49 ± 4,0321X
6

= 100,49 ± 2,09

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 27. Contoh perhitungan penimbangan sampel

Diketahui:

Berat 20 tablet = 2,5134 g

Kandungan kaptopril pada etiket = 25 mg

Ditanya:

Dibuat larutan uji dengan kadar lebih kurang 1000 mcg/ml.

Ditimbang serbuk setara dengan 50 mg kaptopril, maka berat sampel yang

ditimbang adalah:

2513,4 mg
Berat penimbangan sampel = X 50 mg
20 × 25 mg

= 2513 mg

Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, lalu dilarutkan

dalam pelarut dan cukupkan sampai garis tanda dengan air.

50 mg
Kadar larutan uji = X 1000 = 1000 mcg/ml
50 ml

Kemudian dipipet 10 ml larutan uji, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml

dan dicukupkan dengan fase gerak hingga garis tanda.

10 ml × 1000 mcg / ml
Kadar larutan uji = = 400 mcg/ml
25 ml

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 28. Contoh perhitungan kadar perolehan kaptopril

Perhitungan kadar perolehan sampel

Y = 20151,71 X + 347515,71

Luas puncak = 8312708

8312708 − 347515,71
X=
20151,71

7965192,29
X=
20151,71

X = 395,26

395,26
Kadar = X 99,14%
400

= 97,97%

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 29. Daftar spesifikasi sampel

1. Tablet Kaptopril 25 mg
No. Batch : 806020
Produsen : PT. Dexa Medica
No. Pendaftaran : GKL9705023010 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Nov 2010

2. Tablet Kaptopril 25 mg
No. Batch : 3909091
Produsen : PT. Hexapharm Jaya
No. Pendaftaran : GKL . 0408511304A1
Tgl. Kadaluwarsa : Nov 2013

3. Tablet Kaptopril 25 mg
No. Batch : 0807123
Produsen : PT. Indofarma
No. Pendaftaran : GKL 9320916010 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Agus 2013

4. Tablet Acepress 25 mg
No. Batch : TPH 29237
Produsen : PT. Bernofarm
No. Pendaftaran : DKL 8502310410 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Sept 2013

5. Tablet Dexacap 25 mg
No. Batch : 562595
Produsen : PT. Dexa Medica
No. Pendaftaran : DKL 9105005310 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Nov 2010

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 29. (lanjutan)

6. Tablet Captensin 25 mg
No. Batch : 926319
Produsen : PT. Kalbe Farma
No. Pendaftaran : DKL 8511602910 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Nov 2013

7. Tablet Farmoten 25 mg
No. Batch : MF 1591
Produsen : PT. Fahrenheit
No. Pendaftaran : DKL 9131501810 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Agus 2013

8. Tablet Scantensin 25 mg
No. Batch : 070018
Produsen : PT. Tempo Scan Pasific
No. Pendaftaran : DKL 9522712810 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Sept 2013

9. Tablet Tenofax 25 mg
No. Batch : MH 0151
Produsen : PT. Prima AS
No. Pendaftaran : DKL 9931616310 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Agus 2013

10. Tablet Tensicap 25 mg


No. Batch : HM 1276
Produsen : PT. Tempo Scan Pasific
No. Pendaftaran : DKL 9122208310 A1
Tgl. Kadaluwarsa : Sept 2013

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.
Lampiran 30. Sertifikat pengujian Kaptopril BPFI

Fatimah Parinduri : Penetapan Kadar Kaptopril Dalam Sediaan Tablet Dengan Nama Dagang Dan Generik
Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, 2009.

Anda mungkin juga menyukai