ABSTRAK. Lada hitam asal Provinsi Lampung dikenal sejak zaman penjajahan Belanda karena
kepedasannya. Zat aktif pemberi rasa pedas tersebut adalah piperin. Salah satu metoda analisa piperin
adalah menggunakan spektrofotometri UV Vis. Upaya modifikasi terhadap metode analisa standar
dilaksanakan dengan mengefektifkan jumlah penggunaan bahan kimia namun tetap menghasilkan data
pengujian yang valid dan tak terbantahkan. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode pengujian
piperin yang dimodifikasi dari metoda standar melalui penilaian parameter presisi, akurasi,linieritas, serta
penetapan nilai LOD dan LOQ. Hasil penelitian menunjukkan seluruh parameter validasi memenuhi
persyaratan keberterimaan validasi. Diperoleh nilai simpangan baku relatif (%RSD) sebesar 0,10123
dengan nilai CV Horwitz 3.05145, nilai perolehan kembali 98,88-101,87% dan koefisien determinasi kurva
linieritas sebesar 0,999. Nilai LOD dan LOQ masing-masing sebesar 0,002116 dan 0,007054 ppm
Kata Kunci : lada hitam, piperin dan validasi.
ABSTRAC. Black pepper from Lampung Province is known since the Dutch colonial era because of its
spiciness. The spicy flavor active substance is piperine. One method of piperine analysis is using UV Vis
spectrophotometer. Modification efforts on standard analysis methods are carried out by streamlining the
amount of chemical use but still producing valid and undisputable test data. This study aims to validate the
modified piperine testing methods from standard methods through the assessment of parameters of precision,
accuracy, linearity, and determination of LOD and LOQ values. The results of the study show that all
parameters meet the requirements for accepting validation. Obtained relative standard deviation value (%
RSD) is 0.10123 with the value of CV Horwitz 3.05145, recovery value 98.88-101.87% and the coefficient of
determination of the linearity curve 0.999. The LOD and LOQ values are 0.002116 and 0.007054 ppm,
respectively.
Key words : black pepper, pipperin and validation.
53
Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi)
Volume 10 No. 2 Desember 2018
literatur tersebut maka piperin memiliki serapan 2014). Uji presisi dapat dilakukan dengan uji
maksimum pada daerah ultraviolet, sehingga repeatabilitas dimana pengujian dilakukan
pengukuan piperin dapat menggunakan berulang dengan peralatan, personil dan kondisi
spektrofotometer UV VIS. yang sama dan serta reproducibility, yaitu
pengujian berulang dengan kondisi yang berbeda,
Dalam metoda ini setelah ekstraksi misal alat, analis dan waktu yang berbeda.
termal, dilakukan 3 (tiga) tahap pengenceran. Linieritas merupakan rasio kenaikan respon
Pengenceran pertama dilakukan dengan pengujian untuk setiap kenaikan konsentrasi
menambahkan larutan hasil ekstraksi termal analit. Evaluasi nilai linieritas dilakukan dengan
hingga volume 100 ml. Pengenceran pertama ini menghitung nilai koefisien determinasidari kurva
menggunakan± 50 ml pelarut yaitu etanol pa. linieritas. Batas deteksi (LOD) merupakan jumlah
Pengenceran kedua dilakukan dengan memipet 5 terkecil dari analit yang dapat dideteksi sedangkan
ml larutan hasil pengenceran pertama dan batas kuantitasi (LOQ) merupakan konsentrasi
menepatkannya hingga volume 50 ml. terendah dari analit yang dapat diterima dan dapat
Pengenceran ketiga dilakukan dengan memipet 5 dipertanggungjawabkan secara kuantitatif (Nining
ml larutan hasil pengenceran kedua kedalam labu Sugihartini, 2014). Tujuan dari penelitian ini
takar 25 ml dan ditepatkan hingga tanda tera. adalah memvalidasi metode analisa piperin SNI
Pengenceran tahap ketiga membutuhkan ± 20 ml 005:2013 yang dimodifikasi.
pelarut yaitu etanol pa. Jika digabungkan tahap 2
dan tahap 3 pengenceran yang dilakukan 50 kali 2. METODE PENELITIAN
dengan jumlah pemakaian pelarut ±60 ml. Bahan yang digunakan antara lain kertas
Penelitian ini memodifikasi cara lada hitam, aluminium foil, etanol pa, dan piperin
pengenceran pada tahap kedua dan ketiga. Setelah murni 99% merk Aldrin. Alat yang dipakai dalam
pengenceran tahap pertama, 0,5 ml sampel hasil pengujian adalah penggiling biji lada, saringan 2
pengenceran tahap pertama ditempatkan dalam m, neraca analitik, gelas kimia, heating mantel,
labu ukur 25 ml lalu ditepatkan dengan etanol pa kondensor, labu takar, corong, kertas saring
hingga tanda tera, sehingga tetap melakukan Whatman 0,45m, spektrofotometer UV VIS
pengenceran 50 kali, namun jumlah bahan kimia (Jenway).
yang digunakan ±20 ml.ISO 17025:2017
mensyaratkan untuk metode analisis yang Uji Presisi
dimodifikasi dari metode standar, laboratorium Sampel lada hitam yang telah digiling
wajib melakukan validasi metode pengujian. sebanyak ± 0,5 gram diekstraksi menggunakan
Validasi adalah konfimasi melalui pengujian dan pelarut etanol pa secara termal selama 3 jam.
pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan Hasil ekstraksi disaring kedalam labu takar 100
tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi ml lalu ditepatkan menggunakan etanol pa hingga
(Anwar Hadi, 2017). Menurut AOAC dalam How tanda tera. Larutan tersebut sebanyak 0,5 ml
to Meet ISO 17025 Requirements for Method diencerkan dalam labu 25 ml kemudian dicek
Verification, 2008, parameter validasi metode absorbansinya menggunakan spektrofotometer
pengujian antara lain presisi, akurasi, linieritas, UV Vis pada panjang gelombang 343nm. Kadar
selektifitas, batas deteksi (LOD), batas piperin dihitung menggunakan rumus :
kuantitatasi (LOQ). Pemilihan parameter yang
diuji tergantung pada jenis dan metode analisis A 25 100 100 ............(1)
x x x
yang akan divalidasi. A1cm1% 0,5 M 100 − Ka
Akurasi merupakan ukuran yang
menunjukkan kedekatan hasil uji dengan nilai A = absorbansi terukur
sebenarnya. Akurasi dapat diketahui dengan M = berat sampel lada hitam (g)
melakukan uji perolehan kembali (recovery) Ka = Kadar air (%)
dengan menambahkan bahan standar yang telah A1cm1% = absorbansi pada 343nm dari 1%
diketahui nilai benarnya. Presisi merupakan
pengukuran kesalahan acak, yaitu kesalahan yang larutan piperin dan cel 1cm yaitu 1238.
terjadi secara kebetulan dan sulit untuk dihindari
misalnya faktor keterampilan analis, kondisi Pengujian presisi dilaksanakan melalui
analis, fluktuasi listrik dan lain-lain (Riyanto, pengulangan sebanyak 7 kali terhadap sampel
54
Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi)
Volume 10 No. 2 Desember 2018
yang sama. Evaluasi uji presisi dilakukan dengan linieritas dilakukan dengan membuat larutan
menghitung RSD dan nilai CV Horwitz (Riyanto, piperin 1, 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm dari larutan
2014). standar 100 ppm. Masing-masing diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer
RSD = Simpangan Baku UV Vis pada panjang gelombang 343 nm.
Rata - rata
.................................(2) Evaluasi uji linieritas dilakukan dengan
CV hitung = RSD X 100% ...........................(3) menghitung koefisien determinasi (r) yang
diperoleh dari analisis regresi linier (Cipac, 2003)
CV Horwitz (%)= 2(1−0,5log C ) .........................(4)
dengan rumus :
C = konsentrasi analit
y = ax +b.....................(6)
Keberterimaan nilai RSD untuk senyawa- a = slope
senyawa aktif menurut Ridho Asra, 2017 dan b = intercept
Riyanto, 2014, adalah kurang dari 2%. Nilai CV x = konsentrasi larutan piperin (ppm)
Horwitz dibandingkan dengan CV hitung , y = absorbansi
repeatabilitas dapat diterima jika CV hitung lebih
kecil atau sama dengan 2/3 CV Horwitz Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi
(Ambarwati, 2013). (LOQ)
Menurut Riyanto, 2014, untuk analisis
Uji Akurasi. yang menggunakan instrumen, batas deteksi
Uji akurasi dilaksanakan dengan dapat dihitung secara statistik menggunakan
menambahkan piperin murni ke dalam sampel. kurva kalibrasi. LOD dan LOQ dapat dinyatakan
Timbang 4 buah sampel lada dengan berat ± 0,5 sebagai :
gram. Kedalam 3 buah sampel tadi ditambahkan 3xSb
piperin masing-masing sebesar 0,0063, 0,0085 LOD =
Si ................(7)
dan 0,0101 gram. Sampel tanpa penambahan
10xSb
piperin serta ketiga sampel yang ditambahkan LOQ =
Si .......................(8)
piperin tadi diekstraksi dalam labu didih
menggunakan etanol pa sebagai pelarut dan
pemanasan dilakukan selama 3 jam. Masing- Sb = simpangan baku
masing hasil ekstraksi disaring dalam labu takar Si = slope kurva kalibrasi
100 ml dan ditepatkan menggunakan pelarut
etanol pa hingga tanda tera. Pipet 0,5 ml larutan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari labu takar tadi, encerkan dalam labu takar 50 Penelitian ini memvalidasi metode pengujian
ml tepatkan hingga tanda tera.Cek absorbansi piperin dalam lada hitam SNI 005:2013 yang
larutan pada panjang gelombang 343nm. Kadar dimodifikasi. Modifikasi yang dilaksanakan
piperin dihitung menggunakan rumus (1). Nilai adalah dengan meringkas tahap pengenceran
perolehan kembali dihitung dengan rumus menjadi satu tahap pengenceran.
(Ambarwati, 2013) :
Uji Presisi
Akurasi(%)= Nilai benar - nilai hitung x100% Presisi merupakan ukuran yang
Nilai benar ........(5) menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
A-B individual yang diukur melalui penyebaran hasil
Akurasi(%) = x100% individual dari rata-rata (Riyanto, 2014).
C
Penentuan presisi pada penelitian ini adalah
A = Jumlah piperin terukur (g)
mengukur repeatabilitas yaitu kedekatan hasil
B = Jumlah piperin pada sampel tanpa
pengukuran dengan nilai sebenarnya melalui
penambahan analit (g)
pengulangan pengujian sebanyak 7 kali,
C= Jumlah Piperin yang ditambahkan (g)
menggunakan alat, lokasi, kondisi serta personil
yang sama dan dilaksanakan dalam interval waktu
Uji Linieritas
yang pendek. Hasil uji presisi tercantum pada
Larutan standar 100 ppm dibuat dengan
Tabel 1.
menimbang piperin murni sebanyak 0,01 g
Hasil pengujian didapat nilai persen
kemudian piperin dilarutkan menggunakan etanol
simpangan baku relatif (% RSD) dan CV Horwitz
pa hingga volume larutan tepat 100 ml. Uji
55
Majalah Teknologi Agro Industri (Tegi)
Volume 10 No. 2 Desember 2018
Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah R.A Day Jr, A.L. Underwood, Analisa Kimia
Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet. Kuantitatif, Penebit Erlangga, Cetakan kedua,
1988.
58