Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN VII
PENENTUAN BERAT MOLEKUL KITOSAN DAN GUM ARAB
DENGAN METODE VISKOSITAS
Disusun oleh: Kelompok 8
Arif Roy H.Sitanggang : 24030117130084

Sherllyn Meida Christa : 24030117130085

Diana Nurul Farihah : 24030116130087

Muhammad Haqian Nazili : 24030117130089

Ayu Octa Damayanti : 24030117130091

FaizatunNimah : 24030117130092

Asisten :
Reni Nuryati
Naili Izzatul K
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 23 Mei 2019

Praktikan,

Arif Roy H.Sitanggang Sherllyn Meida Christa Diana Nurul Farihah

24030117130084 24030117130085 24030117130087

Muhammad Haqian Nazili Ayu Octa Damayanti Faizatun Nimah

24030117130089 24030117130091 24030117130092

Mengetahui,

Asisten I Asisten II

Reni Nuryati Naili Izzatul K

NIM. 24030115120024 NIM. 24030115120002


ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Penentuan Berat Molekul Kitosan


dan Gum Arab dengan Metode Viskositas” yang bertujuan untuk menentukan berat
molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip dari percobaan ini
adalah pengukuran waktu yang diperlukan sampel untuk mengalir di antara dua tanda
x dan y dalam viskosimeter. Metode yang digunakan adalah viskositas yang
merupakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan
sebesar 1 cm/s antara dua lapisan zat sejajar dan berjarak 1 cm. Hasil yang diperoleh
yaitu waktu rata-rata larutan standar untuk kitosan adalah 2,12 s, larutan kitosan
0,025% adalah 2,31 s; larutan kitosan 0,05% adalah 2,65 s; larutan kitosan 0,075%
adalah 2,68 s; larutan kitosan 0,1% adalah 2,72 s dan rata rata blanko untuk gum arab
adalah 2,35 s., larutan gum arab 0,025% adalah 2,38 s; larutan gum arab 0,05%
adalah 2,42 s; larutan gum arab 0,075% adalah 2,55 s; dan larutan gum arab 0,1%
adalah 2,56 s. Hasil menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi maka waktu alir
yang dibutuhkan makin lama, artinya makin tinggi konsentrasi maka viskositas
larutan makin besar. Berat molekul kitosan adalah sekitar 291,991 g/mol dan
diperoleh persamaan garis: y = 6,738x + 0,36305. Sedangkan untuk larutan gum arab
diperoleh berat molekul sebesar 1661,850 g/mol dan diperoleh persamaan garis : y =
-14,9624x + 4,6689

Kata kunci: kitosan, gum arab, viskositas, berat molekul


PERCOBAAN VIII

PENENTUAN BERAT MOLEKUL KITOSAN DAN GUM ARAB DENGAN


METODE VISKOSITAS

I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Menentukan berat molekul kitosan dan gum arab dengan
menggunakan metode viskositas
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kitin
Keberadaan kitin di alam umumnya tidak berdiri sendiri tetapi
bergabung dengan senyawa lain seperti protein, mineral dan
pigmen. Kitin adalah kelompok karbohidrat yang tergolong
structural homoglycans yang tersusun atas monomer-monomer N-
asetilglukosamin (2-asetamida-2-deoksi-D Glukosa) (Horton,
2002). Monomer-monomer kitin ini terikat oleh ikatan glikosida
pada posisi β (1-4). Struktur molekul kitin berupa rantai lurus
panjang yang mirip dengan selulosa dan hanya berbeda pada gugus
yang terikat di posisi atom karbon nomor 2. Pada selulosa, gugus
yang terikat pada atom karbon nomor2 adalah gugus hidroksil
(OH), sedangkan pada kitin adalah gugus asetamida (NHOCH3)
sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N – asetil
glukosamin. Adanya kitin dapat dibuktikan dengan reaksi warna
Van Wesslink yaitu dengan mereaksikan kitin dengan I2–KI yang
memberikan warna coklat, yang akan berubah menjadi violet
apabila ditambahkan dengan asam sulfat. Perubahan warna dari
coklat menjadi violet menunjukkan reaksi positif adanya kitin
(Rahayu and Purnavita, 2007)
Struktur molekul kitin:
(Horton, 2002)
II.2 Kitosan
Kitosan adalah salah satu senyawa turunan dari kitin. Kitosan
yang mempunyai rumus umum (C6H11NO4)n adalah suatu
biopolimer yang tersusun dari kopolimer glukosamin dan N.
Asetilglukosamin dan mempunyai rantai tidak linier. Kitosan
dapat dibuat dengan cara menghidrolisis kitin dengan
menggunakan basa kuat sehingga terjadi deasetilasi dari gugus
asetamida (NH-COCH3) menjadi gugus amino (NH2) (Savitri,
Soeseno, & Adiarto, 2010). Proses tersebut sering disebut sebagai
deasetilasi kitin. Sedangkan kitosan mudah larut dalam asam
organik seperti asam formiat, asam asetat dan asam sitrat
(Istiqomah, 2011).
Struktur Kitosan:
(Dan, 2006)
II.3 Gum Arab
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam macam pohon
acasia sp. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan
satuan D-glukosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat, L-rumnosa.
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan
viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang
menggunakan panas, namun lebih baik panasnya dikontrol
mengingat gun arab dapat terdegradasi secara perlahandan
kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas (Stephen, A.M,
1995)
Struktur Gum Arab
(Hegenbart, 1990)
II.4 Viskositas
Viskositas adalah kekentalan suatu larutan polimer.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap pelarut
murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi
polimer. Keuntungan dari metode ini adalah cepat, lebih sederhana
dan perhitungan tidak rumit. Alat yang digunakan adalah

viscometer Oswald. Jika viskositas larutan polimer (  ) dan

viskositas pelarut murni (  sp), sehingga :

Persamaan yang menggambarkan peningkatan viskositas


disebabkanoleh polimer. Harga Ksp disebut viskositas tereduksi dan

[  ] untuk pelarut terbatas. Secara matematis ditulis :

Karena massa jenis pelarut hamper sama, maka diandaikan


viskositas larutan hasil pengenceran berbanding lurus dengan waktu
alir, maka :

Dimana t2 : waktu aliran larutan dan t1 : waktu aliran pelarut


(Hwang, 1997)
II.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi viskositas
II.5.1 Tekanan, viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan,
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
II.5.2 Temperatur, viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik degan kenaikan suhu.
II.5.3 Kehadiran zat lain, penambahan gula tebu meningkatkan
viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan
suspensi menaikkan viskositas air.
II.5.4 Ukuran dan berat molekul, viskositas naik dengan naiknya
berat molekul
II.5.5 Viskostas naik jika ikatan rangkap semakin banyak
II.5.6 Kekuatan antar molekul, viskositas air naik dengan adanya
ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada
trigliseridanya naik pada keadaan yang sama
(Bird, 1987)
II.6 Bentuk Aliran zat

Viskositas (  ) berhubungan dengan besarnya gaya gesekan antar


lapis zat cair dengan dinding pipanya. Fluida cair yang mengalir
dalam pipa, jenis alirannya dapat berupa aliran laminar atau aliran

turbulen. Kedua jenis aliran itu terkait dengan nilai  yang


dinyatakan dalam bilangan Reynald (Re) (Jati dkk, 2006)
II.7 Derajat Deasetilasi
Proses deasetilasi kitin menggunakan larutan NaOH pekat
bertujuan untuk mengubah gugus asetil dari kitin menjadi gugus
amina pada kitosan. Perubahan ini dapat di deteksi dengan melihat
perubahan spectrum IR kitin dengan hasil deasetilasinya pada
panjang gelombang tertentu yang karakteristik (Gyliene, Razmute,
Tarozaite, & Nivinskiene, 2003).
Derajat deasetilasi menunjukkan berkurangnya gugus asetil
dari kitin menjadi gugus amino pada kitosan. Penentuan DD dapat
dilakukan dengan beberapa metode, seperti titrimetri, spektroskopi
IR, FDUV – spektrofotometri, x-ray diffraction, dan spektroskopi
NMR. Penentuan DD dengan spektroskopi IR dilakukan dengan
metode base line. Ada dua base line yang biasa digunakan dalam
penentuan DD, yaitu base line (a) yang diusulkan oleh Domszy dan
Robert untuk base line (b).

Keterangan :
DD : derajat deasetilasi
A1655 : Adsorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm-1
yang menunjukkan serapan karbonil dari amida
A3450 : Adsorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm -1 yang
menunjukkan serapan hidroksil dan digunakan sebagai standar
internal

Faktor 1,33 : nilai perbandinagan untuk kitosan yang


teradeasetilasi 100%
Rumus perhitungan base line (b) :

(Khan, 2002)

II.8 Persamaan Huggins


Ketika viskositas spesifik, viskositas pelarut karena adanya zat
terlarut, diketahui persamaan :
Karena viskositas intrinsic spesifik merupakan fungsi dan
konsentrasi, maka viskositas tereduksi dapat dinyatakan dengan

Pada pelarut encer, viskositas spesifik dapat dinyatakan dalam


persamaan huggins, yaitu :

(Hwang, 1987)

II.9 Pengukuran Viskositas Larutan

Jika viskositas larutan polimer (  ) dan viskositas pelarut murni ( 


), sehingga :
sp

Persamaan yang menggambarkan peningkatan viskositas


disebabkanoleh polimer. Harga Ksp disebut viskositas tereduksi dan

[  ] untuk pelarut terbatas. Secara matematis ditulis :

Karena massa jenis pelarut hamper sama, maka diandaikan


viskositas larutan hasil pengenceran berbanding lurus dengan waktu
alir, maka :

Dimana t2 : waktu aliran larutan


t1 : waktu aliran pelarut
(Hwang, 1997)
II.10 Penentuan Berat Molekul Polimer
Teori awal penentuan berat molekul (distribusi) sebagai berikut
: Andaikan berat molekul (MB) spesi polimer B berkaitan dengan
(MA) spesi polimer A yang terelusi bervolume elusi sama :
(MB)© = s(MA)ti …………….. (a)
Dengan s dan t tetapan. Ambil A polistirena (standar) untuk

membuat kurva kalibrasi dan B dianalisis. Anggap w dan n

polimer B yang berdistribusi BM lebar diketahui, ntrinsidiukur


secara hamburan cahaya dan osmometri. Khomatogramberpuncak hi

merupakan fungsi volume elusi. Berat molekul w dan n

polimer B (standar sekunder) dapat dihitung dari hi polimer dan


kalibrasi standar ps :

………. (b)

………. (c)

(Hartono, 1995)

II.11 Analisa Bahan


II.11.1 Kitosan
Sifat fisik :larut dalam asam, berat molekul tinggi,
Sifat kimia :mudah mengalami degradasi secara biologis,
tidak beracun. (Mulyono,1997).
II.11.2 Asam Asetat
Sifat fisik :berat molekul 60 gram per mo, Td : 118,10C,
Tb :16,60C
Sifat kimia :memeiliki ikatan hydrogen, sepasang
molekul membentuk ikatan hydrogen.
(Mulyono, 1997).
II.11.3 Sodium Klorida
Sifat fisik :Kristal putih, BM : 58,44 gram/mol, Td :
14,30C
Sifat Kimia :Larut dalam air, larut dalam gliserol, sedikit
larutan pada Alcohol, tidak larut dalam HCl
(Mulyono, 1997)
II.11.4 Gum Arab
Sifat fisik : berupa cairan cukup kental
Sifat kimia :dapat larut dalam air,bersifat iritan.
(Mulyono, 1997)
II.11.5 Aquades
Sifat fisika :berebtuk cair, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa
Sifat kimia :sebagai pelarut universal (Daintith, 1994)
III. METODE PERCOBAAN
III.1 Alat

Labu Takar

Gelas Ukur

Pipet Tetes
Gelas Beker

III.2 Bahan
Kitosan
NaCl
CH3COOH
Gum arab
Aquades
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Pembuatan Larutan Standar
12,5 mL larutan NaCl + 37,5 mL larutan CH3COOH
Gelas beker

Hasil

3.3.2 Pengenceran Kitosan


a. Kitosan 0,025%
0,25 ml kitosan 1%
Labu ukur 10 mL

Penambahan pelarut hingga batas


penggojogan

Hasil
b. Kitosan 0,05%

0,5 ml kitosan 1%
Labu ukur 10 mL

Penambahan pelarut hingga batas


penggojogan

Hasil

c. Kitosan 0,075%

0,75 ml kitosan 1%
Labu ukur 10 mL

Penambahan pelarut hingga batas


penggojogan

Hasil

d. Kitosan 0,1%
1 ml kitosan 1%
Labu ukur 100 mL

Penambahan pelarut hingga batas


Penggojogan

Hasil

3.3.3 Pengukuran Waktu


a. Pelarut
Larutan standar
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil
b. Kitosan 0,025%
Larutan kitosan 0,025%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

c. Kitosan 0,05%

Larutan kitosan 0,05%


viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

d. Kitosan 0,075%
Larutan kitosan 0,075%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil
e. Kitosan 0,1%
Larutan kitosan 0,1%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

3.2.4 Pengenceran Gum Arab


a. Gum arab 0,025%
0,25 ml Gum arab 1%
Labu ukur 10 mL

Penambahan aquades hingga batas


penggojogan

Hasil

b. Gum arab 0,05%

0,5 ml Gum arab 1%


Labu ukur 10 mL

Penambahan aquades hingga batas


penggojogan

Hasil

c. Gum arab 0,075%

0,75 ml Gum arab 1%


Labu ukur 10 mL

Penambahan aquades hingga batas


penggojogan

Hasil
d. Gum arab 0,1%
1 ml Gum arab 1%
Labu ukur 10 mL

Penambahan aquades hingga batas


Penggojogan

Hasil

3.2.5Pengukuran Waktu Gum arab


a. Pelarut
Larutan standar
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

b. Gum arab 0,025%


Larutan Gum arab 0,025%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil
c. Gum arab 0,05%

Larutan Gum arab 0,05%


viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

d. Gum arab 0,075%


Larutan Gum arab 0,075%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil

e. Gum arab 0,1%


Larutan Gum arab 0,1%
viskometer

Pengukuran waktu alir dari batas x ke y


Pencatatan waktu
Pengulangan sebanyak 3 kali

Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No
Konsentrasi t1 (s) t2 (s) t3(s) t rata-rata (s)
.
Kitosan
1. Larutan Standar 2.15 2.20 2.00 2.12
2. 0.025% 2.30 2.29 2.35 2.31
3. 0.050% 2.74 2.62 2.59 2.65
4. 0.075% 2.55 2.81 2.70 2.68
5. 0.1% 2.79 2.72 2.65 2.72
Gum Arab
1. Larutan Standar 2.43 2.21 2.44 2.35
2. 0.025% 2.41 2.31 2.42 2.38
3. 0.050% 2.37 2.40 2.49 2.42
4. 0.075% 2.42 2.61 2.62 2.55
5. 0.1% 2.58 2.54 2.56 2.56

V. HIPOTESIS
Percobaan yang berjudul “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan Gum
Arab dengan Metode Viskositas bertujuan untuk menentukan berat
molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip
percobaan ini adalah pengukuran waktu yang digunakan pelarut dan
larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y. Metode yang
digunakan adalah viskositas yang merupakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/s diantara
dua lapisan zat sejajar dan berjarak 1 cm. Hasil yang akan diperoleh
adalah bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir larutan menjadi
lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA

Bird,T., M.A. Nur dan M. Syahri. 1983. Kimia Fisik. Bogor : IPB.

Bohidar, H.B., 2015.Fundamentals of Polymer Physics and Molecular Biophysics.


Cambridge University Press : New York

Daintith. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta : Erlangga

Hartono. 1995. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature
Istiqomah, Nurul. 2011. Pembuatan Hidrogen Kiotsan Gutraldehid Untuk Aplikasi
Penutup luka Secara In Vivo. Skripsi: 7-29.
Khan, TA Peli dan Chang. 2002.”Repoting Degree of Deacetylation Valves of
Chitosan : The Influence of Analytical Method”. Journal Pharmation Science, 5
(3) : 202 -205
Mulyono. 1997. Kamus Istilah Analitik. Jakarta : Publishing Depdikbud
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Younes, I et al. 2015. Chitin and chitosan preparation from marine sources.
Structure, properties and applications. Marine drugs. Vol 13(3): 1133-1174.
Arif Roy Sitanggang

VI. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan
Gum Arab Dengan Metode Viskositas” yang bertujuan untuk menentukan
berat molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip
yang digunakan pada percobaan ini adalah pengukuran pelarut dan larutan
polimer yang mengalir diantara 2 tanda yaitu x dan y, sedangkan metode
yang digunakan dalam percobaan ini adalah viskositas atau ukuran
kekentalan suatu larutan polimer (Hwang, 1997) menggunakan viscometer
oswald.Prinsip kerja dari alat ini ialah dengan mengukur waktu alir suatu
fluida (cairan) dari batas-batas tertentu yang telah ditetapkan, yaitu batas
garis y (garis atas) hingga batas garis x (bawah) terhadap waktu alir
pelarutnya yang juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Percobaan ini
menggunakan sampel berupa larutan kitosan 1% dan larutan gum arab 1%,
sedangkan pelarut yang digunakan adalah larutan NaCl: CH 3COOH;dan
aquades.
VI.1 Pembuatan larutan standar CH3COOH : NaCl
Bertujuan untuk membuat larutan yang akan digunakan untuk
melarutkan kitosan. Perbandingan larutan CH3COOH dan NaCl dalam
komposisi pelarut yang akan dibuat adalah 3: 1 sehingga dapat
dipastikan pelarut akan bersifat asam. Pembuatan pelarut yang bersifat
asam dari asam asetatsebab kitosan sangat larut dalam asam encer, hal
itu dikarenakan gugus karboksil dari asam asetat mempermudah
pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan hydrogen antara
gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina dari kitosan, selain
itu juga karena asam asetat akan berperan sebagai donor proton bagi
kitosan sehingga saat proses pelarutan akan terjadi reaksi protonasi
yang akan menghasilkan garam amina pada gugus kitosan. (Santoso.
K, 2006) Penambahan NaCl pada komposisi pelarut bertujuan untuk
lebih menstabilkan kitosan dalam keadaan asam karena ion-ion Cl-
dari NaCl akan menggantikan gugus asetat pada kitosan sedangkan ion
ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam kitosan sehingga kitosan
dapat terikat kuat dalam larutan asam asetat.Kitosan sangat mudah
larut pada asam organic dan asam mineral dengan pH < 6.5 seperti
asam formiat, asam sinamat, dan asam asetat. (Savitri, 2010)
Reaksi yang terjadi adalah :
CH3COOH(aq) + NaCl(aq)→ CH3COONa(aq) + HCl(aq)
(Hwang, 1997)
Digunakan perbandingan larutan CH3COOH dan larutan NaCl
3:1, dengan demikian diperlukan volume larutan NaCl sebesar 37,5 ml
dan larurtan CH3COOH sebanyak 12,5 ml.
VI.2 Pelarutan Kitosan
Bertujuan untuk melarutkan kitosan pada pelarut yang sudah
dibuat sebelumnya ( pelarut dengan komposisi CH3COOH:NaCl
sebanyak 3:1).Sampel yang digunakan adalah larutan kitosan 1%.
Pada percobaan ini dilakukan variasi terhadap konsentrasi kitosan
yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi volume
kitosan yang digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ; dan
1 ml yang bertujuan untuk memperoleh data pengaruh berat molekul
larutan terhadap waktu alir (sesuai dengan metode viskositas
menggunakan viscometer oswald). Proses pelarutan/pengenceran
kitosan dengan pelarut asam yang telah dibuat dilakukan
menggunakan labu ukur sambil dilakukan penggojogan yang bertujuan
agar kitosan larut sempurna dalam pelarut asam. Kitosan dapat larut
sempurna dalam pelarut asam dikarenakan gugus karboksil dari asam
asetat mempermudah pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan
hydrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina
dari kitosan yang dihasilkan dari reaksi protonasi.(Santoso, 2006)
Selain itu kitosan lebih terikat pada asam asetat karena adanya
penambahan NaCl dimana ion Cl- akan menggantikan gugus asetat
dalam kitosan dan ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam kitosan.
Reaksi kitosan dengan asam asetat (CH3COOH) adalah :
R-NH2 + CH3COOH → R-NH3 + CH3COO- (Noralia dan
Dina, 2013)

VI.3 Pengukuran Berat Molekul Kitosan dan Grafik


Bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada larutan kitosan dari
sumbu x ke y. Prinsip yang digunakan adalah pengukuran pelarut dan
larutan polimer yang mengalir diantara 2 tanda yaitu x dan y,
sedangkan metode yang digunakan adalah viskositas.Menggunakan
viscometer Oswald untuk mengukur lama waktu alir larutan pada pipa
kapiler yang dipengaruhi oleh berat molekul larutan. Prinsip kerja dari
alat ini ialah dengan mengukur waktu alir suatu fluida (cairan) dari
batas-batas tertentu yang telah ditetapkan, yaitu batas garis y (garis
atas) hingga batas garis x (bawah) terhadap waktu alir pelarutnya yang
juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Dalam hal ini pelarut yang
digunakan ialah asam asetat : Nacl dengan perbandingan 3:1. Di
samping Viskometer Ostwald yang umum digunakan untuk
Untuk menentukan viskositas suatu cairan, terdapat pula
viskositas jenis lain, yaitu Viskositas Hoppler, Viskositas Cup dan
Bob, Viskositas Cone dan Plate. Masing-masing viscometer memiliki
prinsip kerja yang berbeda dengan Viskometer Ostwald. Viskometer
Hoppler atau disebut pula viscometer bola jatuh, di mana suatu bola
gelas dijatuhkan ke bawah dalam suatu gelas yang hampir vertikal,
yang di dalamnya terdapat cairan yang hendak diuji pada suhu
konstan. Viskometer Cup dan Bob, prinsip kerjanya di mana suatu
sampel diletakkan dalam ruang antara dinding luar (bob/ rotor) dan
dinding dalam (mangkuk/cup). Tarikan kental pada rotor yang
disebabkan oleh sampel akan menyebabkan mangkuk/ bagian cup
berputar, di mana putarannya sebanding dengan viskositas dari
sampel. Sedangkan viscometer Cone dan Plate atau viscometer
kerucut-lempeng, di mana sampel diletakkan di tengah lempeng,
kemudian posisi dinaikkan sampai di bawah kerucut. Kerucut
kemudian dikendalikan oleh motor dengan kecepatan yang dapat
diubah-ubah.Jika dibandingkan dengan jenis viskometer yang lain
yang telah di uraikan di atas, keuntungan penggunaan viskometer
Ostwald ialah penggunaannya lebih praktis, tidak membutuhkan waktu
yang lama, murah, dan perhitungannya yang lebih sederhana. Akan
tetapi, alat ini juga memiliki kekurangan, yaitu pengukuran viskositas
yang tepat sulit untuk dicapai hal ini disebabkan diperlukan ketelitian
untuk menentukan ketepatan aliran cairan saat melewati garis batas y
(garis atas) dan garis batas x(garis bawah) yang terdapat pada
viskometer Ostwald tersebut. Di samping itu berdasarkan persamaan
atau hokum stokes, di mana gaya hambatan atau gaya gesek suatu
fluida yang dinotasikan sebagai F dalam persamaan :
F=6πv r
di mana v adalah kecepatan relative benda terhadap fluida dan r
adalah jari-jari. Kesukaran dalam menentukan jari-jarii pada kapiler ini
juga merupakan suatu kekurangan dalam penggunaan viskometer
ostwaldtersebut. Akan tetapi, penggunaan viskometer ostwald masih
umum digunakan.
Percobaan ini menggunakan variasi konsentrasi kitosan
sebanyak 4 variasi yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% dan 1
larutan standar berupa pelarut CH3COOH:NaCl dengan pengukuran
lama waktu alir sebanyak 3 kali (triplo). Tujuan dari dilakukannya
variasi konsentrasi kitosan adalah untuk memperoleh data pengaruh
berat molekul larutan kitosan terhadap waktu alir pada pipa
kapiler.Tujuan penggunaan larutan standar adalah untuk mengetahui
kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya sehingga dapat
diketahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan aliran.Pengukuran
sebanyak 3 kali (triplo) bertujuan untuk memperoleh data yang akurat.
Alat viscometer oswald terlebih dulu dibilas dengan pelarut yang sama
dengan larutan standar yaitu CH3COOH:NaCl (dengan perbandingan
3:1) agar alat benar-benar steril dan bersih dari zat atau larutan lain
yang menempel pada tabung yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan. Pengukuran lama waktu alir kitosan dimulai dari larutan
standar diikuti kitosan dengan konsentrasi terkecil yaitu 0,025%
seterusnya sampai konsentrasi terbesar yaitu 0,1% yang bertujuan
untuk meminimalisasi pengaruh faktor kesalahan terhadap hasil
percobaan dimana bila masih terdapat larutan kitosan dengan
konsentrasi kecil yang tertinggal tidak akan terlalu mempengaruhi
hasil dari pengukuran waktu alir kitosan dengan konsentrasi yang
lebih besar.
Pengukuran dilakukan dengan penyedotan larutan yang akan
diukur sampai ke batas x atau sedikit melebihi setelah itu dibiarkan
turun, pengamatan dan mulai pengukuran waktu alir menggunakan
stopwatch dilakukan saat larutan turun tepat pada miniskus x hingga
ke garis y dimana saat mencapai garis y pengukuran waktu dihentikan.
Hasil pengukuran waktu alir dari larutan standar : kitosan 0,025% ;
kitosan 0,05% ; kitosan 0,075% ; dan kitosan 0,1% berturut turut
adalah 2,35 ; 2,38 ; 2,42 ; 2,55 ; dan 2,56 detik. Hasil menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar viskositasnya
dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin lama.
Berdasarkan perhitungan manual diperoleh persamaan garis
dari hubungan antara konsentrasi (x) dengan viskositas reduksi (y)
sebesar y = 6,738x + 0,36305 dan berat molekul kitosan sebesar
291,991 g/mol, sedangkan berdasarkan perhitungan excel diperoleh
persamaan garis sebesar y = 6,7388x + 0,363 dengan R2 sebesar
0,5806. Dimana R2 bernilai 1 menunjukkan hubungan linear/lurus dari
variable x dan variable y, nilai yang diperoleh sebesar 0,5806 agak
jauh mendekati nilai 1 yang berarti ada hubungan linear antara
konsentrasi dan viskositas reduksi, namun kurang terlalu berpengaruh
spesifik pada percobaan ini.Alasannya mungkin data waktu yang
diperoleh pada percobaan ini ada selisih dari waktu aslinya hal ini
disebabkan karena pengukuran waktu menggunakan stopwatch tetapi
waktu yg diukur begitu singkat.Hal ini juga yang mempengaruhi data
numeric lainnya yang mempengaruhi grafik.
Berikut adalah grafik hubungan antara konsentrasi kitosan
dengan viskositas reduksi :

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs


VISKOSITAS REDUKSI PADA KITOSAN
1,2

1
Viskositas Reduksi

0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4

0,2

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)

Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka


semakin tinggi viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin
lama waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan
polimer untuk melewati 2 tanda yaitu x dan y)
VI.4 Pelarutan Gum Arab
Bertujuan untuk melarutkan gum arab pada pelarut aquades.
Sampel yang digunakan adalah larutan gum arab 1%. Pada percobaan
ini dilakukan variasi terhadap konsentrasi gum arab yaitu 0,025% ;
0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi volume gum arab yang
digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ; dan 1 ml yang
bertujuan untuk memperoleh data pengaruh berat molekul larutan
terhadap waktu alir (sesuai dengan metode viskositas menggunakan
viscometer oswald). Proses pelarutan/pengenceran gum arab dengan
pelarut aquades karena memiliki sifat polar sama dengan air dilakukan
menggunakan labu ukur sambil dilakukan penggojogan yang bertujuan
agar gum arab larut sempurna dalam aquades. Gum arabyang berasal
dari serangkaian D-galaktosa, L-arabinosa, asm D-galaktonat, dan
ramnosa dapat terikat kuat dalam aquadeskarena memiliki struktur
kompleks yang bersifat polar dan memiliki gugus aldehid yang
mampu membentuk ikatan hydrogen dengan aquades.(Prabandari,
2011). Gum arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding
hidrokoloid lainnya. Namun Menurut Imeson (1999), gum arab stabil
dalam larutan asam.
VI.5 Pengukuran Berat Molekul Gum Arab dan Grafi
Bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada larutan gum
arab dari sumbu x ke y. Prinsip yang digunakan adalah
pengukuran pelarut dan larutan polimer yang mengalir diantara 2 tanda
yaitu x dan y, sedangkan metode yang digunakan adalah viskositas.
Menggunakan viscometer Oswald untuk mengukur lama waktu alir
larutan pada pipa kapiler yang dipengaruhi oleh berat molekul larutan.
Percobaan ini menggunakan variasi konsentrasi gum arab sebanyak 4
variasi yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% dan 1 larutan
standar berupa pelarut aquades dengan pengukuran lama waktu alir
sebanyak 3 kali (triplo). Tujuan dari dilakukannya variasi konsentrasi
gum arab adalah untuk memperoleh data pengaruh berat molekul
larutan gum arab terhadap waktu alir pada pipa kapiler. Tujuan
penggunaan larutan standar adalah untuk mengetahui kecepatan aliran
suatu larutan dengan pelarutnya sehingga dapat diketahui pengaruh
konsentrasi terhadap kecepatan aliran.Pengukuran sebanyak 3 kali
(triplo) bertujuan untuk memperoleh data yang akurat. Alat viscometer
oswald terlebih dulu dibilas dengan pelarut yang sama dengan larutan
standar yaitu aquades agar alat benar-benar steril dan bersih dari zat
atau larutan lain yang menempel pada tabung yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Pengukuran lama waktu alir kitosan
dimulai dari larutan standar diikuti gum arab dengan konsentrasi
terkecil yaitu 0,025% seterusnya sampai konsentrasi terbesar yaitu
0,1% yang bertujuan untuk meminimalisasi pengaruh faktor kesalahan
terhadap hasil percobaan dimana bila masih terdapat larutan gum arab
dengan konsentrasi kecil yang tertinggal tidak akan terlalu
mempengaruhi hasil dari pengukuran waktu alir gum arab dengan
konsentrasi yang lebih besar.
Pengukuran dilakukan dengan penyedotan larutan yang akan
diukur sampai ke batas x atau sedikit melebihi setelah itu dibiarkan
turun, pengamatan dan mulai pengukuran waktu alir menggunakan
stopwatch dilakukan saat larutan turun tepat pada miniskus x hingga
ke garis y dimana saat mencapai garis y pengukuran waktu dihentikan.
Hasil pengukuran waktu alir dari larutan standar : gum arab 0,025% ;
gum arab 0,05% ; gum arab 0,075% ; dan gum arab 0,1% berturut
turut adalah 2,12 ; 2,31 ; 2,65 ; 2,68 ; dan 2,72 detik. Hasil
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar
viskositasnya dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin lama.Gum
arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas
Berdasarkan perhitungan manual diperoleh persamaan garis
dari hubungan antara konsentrasi (x) dengan viskositas reduksi (y)
sebesar y = -14,9624x + 4,6689 dan berat molekul gum arab sebesar
1661,850 g/mol, sedangkan berdasarkan perhitungan excel diperoleh
persamaan garis sebesar y = -14,964x + 4,669 dengan R2 sebesar
0,2813.
Berikut adalah grafik hubungan antara konsentrasi gum arab
dengan viskositas reduksi :

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs


VISKOSITAS REDUKSI PADA GUM
ARAB
6
5
Viskositas Reduksi

4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)

Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi justru semakin


turun viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin lama waktu
alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan polimer untuk
melewati 2 tanda yaitu x dan y).nilai R yang diperoleh terlalu kecil jauh
mendekati 1 menunjukkan bahwa kelinearitasan hubungan sumbu x dan y
pada grafik tidak terlalu linear,dimana hubungan konsentrasi (x) dan
viskositas reduksi (y) kurang menunjukkan data numeric spesifik yang
sesuai literature,semakin tinggi konsentrasi justru semakin turun viskositas
reduksinya.menurut saya terjadi kesalahan kecil dalam pencatatan waktu
sehingga data numeric lain ikut berpengaruh pada grafik.
VII. PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
Berdasarkan metode viskositas diperoleh berat molekul kitosan
sebesar 291,991 g/mol dengan persamaany = 6,7388x + 0,363 dan R2
sebesar 0,5806, dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol
dengan persamaan y = -14,964x + 4,669 dan R2 sebesar 0,2813.
VII.2 Saran
VII.2.1 Pada saat pengukuran waktu alir masing masing variasi
konsentrasi larutan kitosan dilakukan pembilasan pada alat
viscometer Oswald sehingga diperoleh data yang lebih
akurat.
VII.2.2 Lebih teliti saat mengamati laju aliran larutan pada alat
viscometer sehingga tidak terjadi kesalahan pada
pengukuran waktu
DAFTAR PUSTAKA

Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature

Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya

Prabandari, W. 2011.Pengaruh Berbagai Jenis Baham Penstabil Terhadap


Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Yoghurt Jagung.[Skripsi].
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Santoso, K. 2006. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya


Untuk Pemisahan Deterjen Dalam Limbah.Tesis : FMIPA ITS

Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Sherllyn Meida Christa

VI. PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan


Gum Arab Dengan Metode Viskositas” yang bertujuan untuk menentukan
berat molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip yang
digunakan pada percobaan ini adalah pengukuran pelarut dan larutan polimer
yang mengalir diantara 2 tanda yaitu x dan y, sedangkan metode yang
digunakan dalam percobaan ini adalah viskositas atau ukuran kekentalan suatu
larutan polimer (Hwang, 1997) menggunakan viscometer oswald. Percobaan
ini menggunakan sampel berupa larutan kitosan 1% dan larutan gum arab 1%,
sedangkan larutan yang digunakan adalah larutan NaCl, CH 3COOH, dan
aquades.

VI.1 Pembuatan larutan standar CH3COOH : NaCl

Bertujuan untuk membuat larutan yang akan digunakan untuk


melarutkan kitosan. Perbandingan larutan CH3COOH dan NaCl dalam
komposisi pelarut yang akan dibuat adalah 3 (37,5 ml) : 1 (12,5 ml)
sehingga dapat dipastikan pelarut akan bersifat asam. Pembuatan
pelarut yang bersifat asam dari asam asetat sebab kitosan sangat larut
dalam asam encer, hal itu dikarenakan gugus karboksil dari asam
asetat mempermudah pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan
hydrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina
dari kitosan, selain itu juga karena asam asetat akan berperan sebagai
donor proton bagi kitosan sehingga saat proses pelarutan akan terjadi
reaksi protonasi yang akan menghasilkan garam amina pada gugus
kitosan. (Santoso, 2006) Penambahan NaCl pada komposisi pelarut
bertujuan untuk lebih menstabilkan kitosan dalam keadaan asam
karena ion-ion Cl- dari NaCl akan menggantikan gugus asetat pada
kitosan sedangkan ion ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam
kitosan sehingga kitosan dapat terikat kuat dalam larutan asam
asetat.Kitosan sangat mudah larut pada asam organic dan asam
mineral dengan pH < 6.5 seperti asam formiat, asam sinamat, dan
asam asetat. (Savitri, 2010)

Reaksi yang terjadi adalah :

CH3COOH(aq) + NaCl(aq)→ CH3COONa(aq) + HCl(aq) (Hwang, 1997)

VI.2 Pelarutan Kitosan

Bertujuan untuk melarutkan kitosan pada pelarut yang sudah


dibuat sebelumnya ( pelarut dengan komposisi CH3COOH:NaCl
sebanyak 3:1).Sampel yang digunakan adalah larutan kitosan 1%.
Pada percobaan ini dilakukan variasi terhadap konsentrasi kitosan
yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi volume
kitosan yang digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ; dan
1 ml yang bertujuan untuk memperoleh data pengaruh berat molekul
larutan terhadap waktu alir (sesuai dengan metode viskositas
menggunakan viscometer oswald). Proses pelarutan/pengenceran
kitosan dengan pelarut asam yang telah dibuat dilakukan
menggunakan labu ukur sambil dilakukan penggojogan yang bertujuan
agar kitosan larut sempurna dalam pelarut asam. Kitosan dapat larut
sempurna dalam pelarut asam dikarenakan gugus karboksil dari asam
asetat mempermudah pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan
hydrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina
dari kitosan yang dihasilkan dari reaksi protonasi.(Santoso, 2006)
Selain itu kitosan lebih terikat pada asam asetat karena adanya
penambahan NaCl dimana ion Cl- akan menggantikan gugus asetat
dalam kitosan dan ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam kitosan.
Reaksi kitosan dengan asam asetat (CH3COOH) adalah :

R-NH2 + CH3COOH → R-NH3 + CH3COO-

(Noralia dan Dina, 2013)

VI.3 Pengukuran Berat Molekul Kitosan dan Grafik

Bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada larutan


kitosan dari sumbu x ke y. Prinsip yang digunakan adalah
pengukuran pelarut dan larutan polimer yang mengalir diantara 2 tanda
yaitu x dan y, sedangkan metode yang digunakan adalah
viskositas.Menggunakan viscometer Oswald untuk mengukur lama
waktu alir larutan pada pipa kapiler yang dipengaruhi oleh berat
molekul larutan. Percobaan ini menggunakan variasi konsentrasi
kitosan sebanyak 4 variasi yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1%
dan 1 larutan standar berupa pelarut CH3COOH:NaCl dengan
pengukuran lama waktu alir sebanyak 3 kali (triplo). Tujuan dari
dilakukannya variasi konsentrasi kitosan adalah untuk memperoleh
data pengaruh berat molekul larutan kitosan terhadap waktu alir pada
pipa kapiler.Tujuan penggunaan larutan standar adalah untuk
mengetahui kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya sehingga
dapat diketahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan
aliran.Pengukuran sebanyak 3 kali (triplo) bertujuan untuk
memperoleh data yang akurat. Alat viscometer oswald terlebih dulu
dibilas dengan pelarut yang sama dengan larutan standar yaitu
CH3COOH:NaCl (dengan perbandingan 3:1) agar alat benar-benar
steril dan bersih dari zat atau larutan lain yang menempel pada tabung
yang dapat mempengaruhi hasil percobaan. Pengukuran lama waktu
alir kitosan dimulai dari larutan standar diikuti kitosan dengan
konsentrasi terkecil yaitu 0,025% seterusnya sampai konsentrasi
terbesar yaitu 0,1% yang bertujuan untuk meminimalisasi pengaruh
faktor kesalahan terhadap hasil percobaan dimana bila masih terdapat
larutan kitosan dengan konsentrasi kecil yang tertinggal tidak akan
terlalu mempengaruhi hasil dari pengukuran waktu alir kitosan dengan
konsentrasi yang lebih besar.

Pengukuran dilakukan dengan penyedotan larutan yang akan


diukur sampai ke batas x atau sedikit melebihi setelah itu dibiarkan
turun, pengamatan dan mulai pengukuran waktu alir menggunakan
stopwatch dilakukan saat larutan turun tepat pada miniskus x hingga
ke garis y dimana saat mencapai garis y pengukuran waktu dihentikan.
Hasil pengukuran waktu alir dari larutan standar : kitosan 0,025% ;
kitosan 0,05% ; kitosan 0,075% ; dan kitosan 0,1% berturut turut
adalah 2,35 ; 2,38 ; 2,42 ; 2,55 ; dan 2,56 detik. Hasil menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar viskositasnya
dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin lama.

Berdasarkan perhitungan manual diperoleh persamaan garis


dari hubungan antara konsentrasi (x) dengan viskositas reduksi (y)
sebesar y = 6,738x + 0,36305 dan berat molekul kitosan sebesar
291,991 g/mol, sedangkan berdasarkan perhitungan excel diperoleh
persamaan garis sebesar y = 6,7388x + 0,363 dengan R2 sebesar
0,5806. Dimana R2 bernilai 1 menunjukkan hubungan linear/lurus dari
variable x dan variable y, nilai yang diperoleh sebesar 0,5806 agak
mendekati nilai 1 yang berarti ada hubungan linear antara konsentrasi
dan viskositas reduksi.

Berikut adalah grafik hubungan antara konsentrasi kitosan


dengan viskositas reduksi :
GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs
VISKOSITAS REDUKSI PADA KITOSAN
1,2

1
Viskositas Reduksi

0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4

0,2

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin
lama waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan
polimer untuk melewati 2 tanda yaitu x dan y)

VI.4 Pelarutan Gum Arab

Bertujuan untuk melarutkan gum arab pada pelarut


aquades. Sampel yang digunakan adalah larutan gum arab 1%. Pada
percobaan ini dilakukan variasi terhadap konsentrasi gum arab yaitu
0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi volume gum
arab yang digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ; dan 1
ml yang bertujuan untuk memperoleh data pengaruh berat molekul
larutan terhadap waktu alir (sesuai dengan metode viskositas
menggunakan viscometer oswald). Proses pelarutan/pengenceran gum
arab dengan pelarut aquades dilakukan menggunakan labu ukur sambil
dilakukan penggojogan yang bertujuan agar gum arab larut sempurna
dalam aquades. Gum arabyang berasal dari serangkaian D-galaktosa,
L-arabinosa, asm D-galaktonat, dan ramnosa dapat terikat kuat dalam
aquadeskarena memiliki struktur kompleks yang bersifat polar dan
memiliki gugus aldehid yang mampu membentuk ikatan hydrogen
dengan aquades.(Prabandari, 2011)

VI.5 Pengukuran Berat Molekul Gum Arab dan Grafik

Bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada larutan gum


arab dari sumbu x ke y. Prinsip yang digunakan adalah
pengukuran pelarut dan larutan polim;er yang mengalir diantara 2
tanda yaitu x dan y, sedangkan metode yang digunakan adalah
viskositas. Menggunakan viscometer Oswald untuk mengukur lama
waktu alir larutan pada pipa kapiler yang dipengaruhi oleh berat
molekul larutan. Percobaan ini menggunakan variasi konsentrasi gum
arab sebanyak 4 variasi yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1%
dan 1 larutan standar berupa pelarut aquades dengan pengukuran lama
waktu alir sebanyak 3 kali (triplo). Tujuan dari dilakukannya variasi
konsentrasi gum arab adalah untuk memperoleh data pengaruh berat
molekul larutan gum arab terhadap waktu alir pada pipa kapiler.
Tujuan penggunaan larutan standar adalah untuk mengetahui
kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya sehingga dapat
diketahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan aliran.Pengukuran
sebanyak 3 kali (triplo) bertujuan untuk memperoleh data yang akurat.
Alat viscometer oswald terlebih dulu dibilas dengan pelarut yang sama
dengan larutan standar yaitu aquades agar alat benar-benar steril dan
bersih dari zat atau larutan lain yang menempel pada tabung yang
dapat mempengaruhi hasil percobaan. Pengukuran lama waktu alir
kitosan dimulai dari larutan standar diikuti gum arab dengan
konsentrasi terkecil yaitu 0,025% seterusnya sampai konsentrasi
terbesar yaitu 0,1% yang bertujuan untuk meminimalisasi pengaruh
faktor kesalahan terhadap hasil percobaan dimana bila masih terdapat
larutan gum arab dengan konsentrasi kecil yang tertinggal tidak akan
terlalu mempengaruhi hasil dari pengukuran waktu alir gum arab
dengan konsentrasi yang lebih besar.

Pengukuran dilakukan dengan penyedotan larutan yang akan


diukur sampai ke batas x atau sedikit melebihi setelah itu dibiarkan
turun, pengamatan dan mulai pengukuran waktu alir menggunakan
stopwatch dilakukan saat larutan turun tepat pada miniskus x hingga
ke garis y dimana saat mencapai garis y pengukuran waktu dihentikan.
Hasil pengukuran waktu alir dari larutan standar : gum arab 0,025% ;
gum arab 0,05% ; gum arab 0,075% ; dan gum arab 0,1% berturut
turut adalah 2,12 ; 2,31 ; 2,65 ; 2,68 ; dan 2,72 detik. Hasil
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar
viskositasnya dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin lama.

Berdasarkan perhitungan manual diperoleh persamaan garis


dari hubungan antara konsentrasi (x) dengan viskositas reduksi (y)
sebesar y = -14,9624x + 4,6689 dan berat molekul gum arab sebesar
1661,850 g/mol, sedangkan berdasarkan perhitungan excel diperoleh
persamaan garis sebesar y = -14,964x + 4,669 dengan R2 sebesar
0,2813.

Berikut adalah grafik hubungan antara konsentrasi gum arab


dengan viskositas reduksi :

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs


VISKOSITAS REDUKSI PADA GUM
ARAB
6
5
Viskositas Reduksi

4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)

Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi justru


semakin turun viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin
lama waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan
polimer untuk melewati 2 tanda yaitu x dan y).
VII. PENUTUP

VII.1 Kesimpulan

Berdasarkan metode viskositas diperoleh berat molekul kitosan


sebesar 291,991 g/mol dengan persamaany = 6,7388x + 0,363 dan R2
sebesar 0,5806, dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol
dengan persamaan y = -14,964x + 4,669 dan R2 sebesar 0,2813.

VII.2 Saran

- Pada saat pengukuran waktu alir masing masing variasi


konsentrasi larutan kitosan dilakukan pembilasan pada alat
viscometer Oswald sehingga diperoleh data yang lebih akurat.
- Lebih teliti saat mengamati laju aliran larutan pada alat viscometer
sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature

Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya

Prabandari, W. 2011.Pengaruh Berbagai Jenis Baham Penstabil Terhadap


Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Yoghurt Jagung.[Skripsi].
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Santoso, K. 2006. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya


Untuk Pemisahan Deterjen Dalam Limbah.Tesis : FMIPA ITS

Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Diana Nurul Farihah

VI. Pembahasan

Percobaan “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan Gum Arab dengan Metode
Viskositas” bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan dan gum arab dengan
menggunakan metode viskositas. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah
pengukuran waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir dari x
ke y. Sedangkan metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah viskositas atau
ukuran kekentalan suatu larutan polimer (Hwang, 1997) menggunakan viskometer
ostwald. Berat molekul merupakan variable yang sangat penting karena berhubungan
langsung dengan sifat fisik dan kimia polimer. Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah kitosan 1% dan Gum arab 1%.
6.1 Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar dibuat dengan mencampurkan larutan CH3COOH dan


larutan NaOH dengan perbandingan 3:1. Digunakan pelarut asam asetat dan
NaCl dimana kelarutan kitosan paling baik pada larutan asam asetat, karena
Kitosan sangat larut dalamkeadaan asam encer, hal itu disebabkan karena gugus
karboksil dari asam asetat mempermudah pelarutan kitosan dalam air karena
terjadi interaksi hidrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dengan gugus
amina kitosan (Santoso, 2006) serta kitosan mudah mengalami degradasi secara
biologis yaitu mengalami penurunan berat molekul kitosan. Kitosan tidak larut
dalam air, pelarut organik alkali atau asam mineral pada pH diatas 6,5. Kitosan
dapat dengan cepat larut dalam asam organik seperti, asam formiat, asam
sinamat, dan asam asetat (Mar B, 1995). Fungsi penambahan NaCl adalah untuk
menstabilkan kitosan dalam keadaan asam. Hal ini dikarenakan ion-ion Cl - dalam
NaCl akan menggantikan gugus asetat di dalam kitosan, dan Na + akan mengikat
gugus asetat dalam kitosan. Fungsi lain dari penambahan NaCl yaitu sebagai
pelarut kitosan dan larutan standar untuk kitosan. Fungsi penambahan asam
asetat adalah untuk melarutkan kitosan dan untuk donor proton pada kitosan
sehingga saat dilarutkan dalam CH3COOH akan terjadi reaksi protonasi yang
menghasilkan garam amina pada gugus kitosan (Santoso, 2006) Reaksi yang
terjadi :

Reaksi kitosan dengan Asam asetat (CH3COOH)

R-NH2+ CH3COOHR-NH3+CH3COO-
(Noralia dan Dina, 2013)
Digunakan perbandingan larutan CH3COOH dan larutan NaCl 3:1, dengan
demikian diperlukan volume larutan NaCl sebesar 37,5 ml dan larurtan
CH3COOH sebanyak 12,5 ml.

6.2. Pelarutan Kitosan

Pelarutan kitosan bertujuan untuk melarutkan larutan kitosan. Pelarut yang


digunakan adalah campuran larutan CH3COOH dan larutan NaOH dengan
perbandingan 3:1. Digunakan pelarut asam asetat dan NaCl dimana kelarutan
kitosan paling baik pada larutan asam asetat, karena Kitosan sangat larut dalam
keadaan asam encer, hal itu disebabkan karena gugus karboksil dari asam asetat
mempermudah pelarutan kitosan dalam air karena terjadi interaksi hidrogen
antara gugus karboksil dari asam asetat dengan gugus amina kitosan (Santoso,
2006). Kitosan yang digunakan yaitu konsentrasi 0,1% kemudian diencerkan
dengan menambahkan pelarut menjadi konsentrasi 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan
0,1%. Tujuan variasi konsentrasi adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
pada lamanya waktu alir dari x ke y, dimana semakin besar konsentrasi maka
pergerakan molekul akan semakin lambat.

6.3 Pengukuran Berat Molekul Kitosan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada sampel
kitosan dari sumbu x ke y. Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan
pelarut atau larutan polimer untuk mengalir di dua tanda x dan y. Metode yang
digunakan yaitu viskositas dengan menggunakan viscometer oswald. Pada
viscometer oswald, yang diukur adalah waktu yang diperlukan larutan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri. Konsentrasi kitosan yang diukur yaitu 0,025%; 0,05%;
0,075%; dan 0,01%. Pengukuran waktu dilakukan triplo tatau 3 kali pengulangan
dengan tujuan agar diperoleh hasil yang konstan, sehingga memperkecil faktor
kesalahan. Sebelumnya alat viscometer oswald harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan larutan standart, yaitu larutan hasil dari reaksi NaCl
dengan CH3COOH dengan perbandingan 1:3 hal ini agar larutan standrat yang
terbentuk hasilnya baik, agar alat yang digunakan benar-benar steril dan bersih
dari zat-zat lain yang menempel pada tabung karena dikhawatirkan terjadinya
interferensi dari zat lain. *Jika perbandingannya dibalik maka kitosan akan sulit
larut karena fungsi NaCl hanya sebagai penstabil kitosan, karena ion-ion Cl- dari
NaCl akan menggantikan gugus asetat pada kitosan sedangkan ion-ion Na + akan
mengikat gugus asetat dalam kitosan sehingga kitosan dapat terikat kuat dalam
larutan asam asetat. Pengukuran dilakukan pada terkecil terlebih dahulu, hal ini
bertujuan agar mengurangi faktor kesalahan. Apabila dihitung dari konsentrasi
yang besar, kemungkinan pada saat pembilasan dengan larutan kurang bersih,
sehingga masih ada larutan kitosan yang tertinggal yang menyebabkan saat
pengukuran konsentrasi lainnya yang lebih kecil menjadi tidak akurat. Jika
perlaukan dilakukan dari konsentrasi yang paling kecil, faktor keslahannya akan
kecil, karena jika masih ada larutan kitosan yang tertinggal, tidak akan terlalu
mempengaruhi konsentrasi, karena larutan selanjutnya memiliki konsentrasi yang
lebih besar.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan larutan
standart, untuk diukur waktu alirnya. Persiapkan stopwatch kemudian larutan
standart di tarik dengan disedot sampai larutan standart naik melebihi batas x,
dan dilakukan pengamatan serta mulai pengukuran waktu alir ketika larutan
standar tepat pada titik miniskus x hingga ke garis y pengukuran waktu
dihentikan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan larutan
yang sama. Begitu juga dilanjutkan dengan larutan kitosan dengan berbagai
variasi konsentrasi. Setiap selesai pengukuran larutan kitosan dengan konsentrasi
tertentu, dilakukan pencucian alat dengan larutan standart dan pastikan tidak ada
sisa larutan sampel yang tertinggal karena akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Reaksi yang berlangsung pada proses ini sebagai berikut:
NaCl(aq)+CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + HCl(aq)

CH3COONa(l) + HCl(l) +

Hasil pengukuran waktu alir yang diperoleh dari larutan kitosan dengan
konsentrasi 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan 0,01% berturut-turut adalah 2,31; 2,65;
2,68; 2,72 dengan larutan standart sebesar 2,12. Hasil ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang dibutuhkan juga semakin lama.
Artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan semakin besar. Dari
hasil perhitungan, viskositas spesifik larutan kitosan dari konsentrasi terkecil
yaitu 0,0128; 0,0298; 0,0851; 0,0894. Viskositas spesifik digunakan untuk
mencari viskositas intrinsic dengan persamaan garis y=mx+c. dari hasil
perhitungan didapatkan y=6,738x + 0,36305 yang berarti viskositas intrinsic
kitosan adalah 0,36305, dan berat molekul kitosan yang didapatkan dari
perhitungan yaitu sebesar 291,991 g/mol.
Dari perhitungan, juga dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi
dengan viskositas reduksi dari kitosan, sebagai berikut:

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs VISKOSITAS REDUKSI


PADA KITOSAN
1.2
1
Viskositas Reduksi

f(x) = 6.74 x + 0.36


0.8 R² = 0.58
0.6
0.4
0.2
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Hasil grafik diatas diperoleh grafik persamaan linear. Konsentrasi
berbanding lurus dengan viskositas spesifik/konsentrasi. Semakin besar
konsentrasi maka viskositas spesifiknya semakin besar pula dan sebalikknya.
Persamaan grafik yang diperoleh adalah y=6,738x + 0,363 dengan nilai R 2
sebesar 0.5806. Nilai R2 yang bernailai mendekati 1 menunjukkan adanya
hubungan linier dari variabel x dan y, sedangkan pada grafik di atas nilanya jauh
dari 1. Hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur dikarenakan alat ukur
viskometer oswald ketika akan digunakan tidak dibilas terlebih dahulu dengan
larutan standar yang berupa campuran larutan CH3COOH dan NaCl sehingga alat
ukur viskometer oswald tidak benar-benar steril dari zat lain yang masih
menempel dalam tabung. Dari persamaan dapat diperoleh nilai viskositas
intrinsik yaitu sebesar 0,363.
Dari literatur didapatkan berat molekul kitosan adalah 300.0 kDa (Chang,
2017) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka berat molekulnya adalah 300,0
x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan berat
molekul kitosan yaitu 291,991 g/mol. Hal ini menunjukkan bahwa berat molekul
kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil dari literature.
6.4 Pelarutan Gum Arab

Tujuan pelarutan yaitu untuk melarutkan gum arab. Pelarut yang digunakan
yaitu aquades yang bersifat polar karena gum arab mudah larut dalam air
(Várum & Smidsrød, 2010). *Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve like,
dimana zat terlarut dengan polaritas yang sama dengan pelarut akan larut
didalamnya. Gum arab yang digunakan yaitu konsentrasi 0,1% kemudian
diencerkan dengan aquades menjadi konsentrasi 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan
0,1%. Tujuan variasi konsentrasi adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
pada lamanya waktu alir dari x ke y, dimana semakin besar konsentrasi maka
pergerakan molekul akan semakin lambat. Gum arab yang berasal dari
serangkaian D-galaktosa, L-arabinosa, asm D-galaktonat, dan ramnosa dapat
terikat kuat dalam aquades karena memiliki struktur kompleks yang bersifat
polar dan memiliki gugus aldehid yang mampu membentuk ikatan hydrogen
dengan aquades (Prabandari, 2011).

6.5 Pengukuran Berat Molekul Gum Arab

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir kitosan dari x ke
y. Caranya sama seperti pengukuran berat molekul kitosan. Hal ini karena gum
arab mudah larut dalam air.

Hasil akhir alir rata-rata dari larutan standardan gum arab konsentrasi
0,025%, 0,05%, 0,075%, dan 0,1% berturut-turut adalah 2,38; 2,42; 2,55; 2,56
dengan larutan standar 2,35. Hasil ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
maka waktu alir yang dibutuhkan semakin lama karena viskositas larutan
semakin meningkat. Dari hasil perhitungan, viskositas spesifik larutan gum arab
dari konsentrasi terkecil yaitu 0,0896; 0,25; 0,2641; 0,283. Viskositas spesifik
digunakan untuk mencari viskositas intrinsic dengan persamaan garis y=mx+c.
dari hasil perhitungan didapatkan y=-14,9624x + 4,6689 yang berarti viskositas
intrinsic gum arab adalah 4,6689, dan berat molekul yang didapatkan dari
perhitungan yaitu sebesar 1661,850 g/mol.

Dari perhitungan, juga dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi


dengan viskositas reduksi dari kitosan, sebagai berikut:

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs VISKOSITAS REDUKSI


PADA GUM ARAB
6
5
Viskositas Reduksi

4 f(x) = − 14.96 x + 4.67


3 R² = 0.28

2
1
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Hasil grafik diatas diperoleh grafik persamaan linear. Konsentrasi
berbanding lurus dengan viskositas spesifik/konsentrasi. Semakin besar
konsentrasi maka viskositas spesifiknya semakin besar pula dan sebalikknya.
Persamaan grafik yang diperoleh adalah y=-14,9624x + 4,6689 dengan nilai R2
sebesar 0.2813. Nilai R2 yang bernailai mendekati 1 menunjukkan adanya
hubungan linier dari variabel x dan y, sedangkan pada grafik di atas nilainya jauh
dari 1. Artinya percobaan tidak sesuai dengan literatur dikarenakan alat ukur
viskometer oswald ketik akan digunakan tidak dibilas terlebih dahulu dengan
larutan standar yang berupa aquadest sehingga alat ukur viskometer oswald tidak
benar-benar steril dari zat lain yang masih menempel dalam tabung. Dari
persamaan dapat diperoleh nilai viskositas intrinsik yaitu sebesar 4,6689.
Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat
molekul maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul gum arab
adalah 250,0 kDa (Trenggono, 1991) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka
berat molekulnya adalah 250,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan
diperoleh hasil perhitungan berat molekul gum arab yaitu 1661,850 g/mol. Hal
ini menunjukkan bahwa berat molekul kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil
dari literature.
VII. Penutup
VII.1 Kesimpulan
Berat molekul kitosan yang diperoleh dari percobaan sebesar 291,991
g/mol dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol.
VII.2 Saran
7.2.1 Sebaiknya penentuan berat molekul kitosan dan gum arab ditentukan
dengan variasi lain, misalnya temperature.
7.2.2 Dalam penghitungan waktu alir larutan dengan viskometer harus
dilakukan dengan cermat.
DAFTAR PUSTAKA

Chang. (2017). Kimia Dasar I. Jilid 10. Jakarta: Erlangga.

Hwang, J. d. (1997). Effect of Molecular Weight and Wace Concenrtation on Dilute Solution
Properties of Chitosan. Jurnal of Food Science Nature.

Santoso, K. (2006). Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya untuk
Pemisahan Deterjen dalam Limbah. FMIPA ITS.

Trenggono, S. H. (1991). Bahan Tmbahan Makanan (Food Additive). Yogyakarta: PAU


Pangan dan Gizi UGM.

Gyliene, O., Razmute, I., Tarozaite, R., & Nivinskiene, O. (2003). Chemical
composition nd sorption properties of chitosan produced from fly larva shells.
Chemija (Vilnius), 14(3), 121–127.
Journal, U., & Vol, C. (2013). FILTRASI ION LOGAM Cr 6 + DENGAN
MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN SILIKA FILTRATION METAL ION Cr
6 + WITH COMPOSITE CHITOSAN SILICA MEMBRANE Erma Noralia *
dan Dina Kartika Maharani Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Negeri
Surabaya Koresponden : e-mail * : e _ nora, 2(1), 24–28.
Prabandari, W. (2011). Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Pati Terhadap
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Yoghurt Jagung.
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Várum, K., & Smidsrød, O. (2010). Chitosans. Food Polysaccharides and Their
Applications. https://doi.org/10.1201/9781420015164.ch14
Ayu Octa Damayanti

VI. PEMBAHASAN

Percobaan berjudul “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan Gum Arab


dengan Metode Viskositas” bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan
dan gum arab dengan menggunakan metode viskositas. Prinsip yang digunakan
pada percobaan ini adalah pegukuran waktu yang digunakan pelarut untuk
mengalir diantara 2 tanda X dan Y. Metode yang digunakan yaitu viskositas,
yakni pengukuran yang menyatakan kekentalan suatu larutan polimer (Hwang,
1997). Sampel yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan kitosan 1% dan
larutan gum arab 1% yang diencerkan menggunakan NaCl dan CH3COOH untuk
kitosan dan aquades untuk gum arab

6.1 Pembuatan Larutan Standar

Percobaan ini bertujuan untuk membuat pelarut yang digunakan untuk


pengenceran kitosan 1%. Pelarut yang digunakan yaitu CH 3COOH dan NaCl
dengan perbandingan 3:1, sehingga akan didapatkan volume CH3COOH
yang digunakan sebanyak 37,5 ml dan volume NaCl sebanyak 12,5 ml.
Digunakan perbandingan 3:1 karena kitosan sangat larut dalam CH3COOH
yang merupakan asam encer. gugus karboksil dari asam asetat
mempermudah pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan hydrogen
antara gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina dari kitosan, selain
itu juga karena asam asetat akan berperan sebagai donor proton bagi kitosan
sehingga saat proses pelarutan akan terjadi reaksi protonasi yang akan
menghasilkan garam amina pada gugus kitosan (Santoso, 2006). Jika
perbandingannya dibalik maka kitosan akan sulit larut karena fungsi NaCl
hanya sebagai penstabil kitosan, karena ion-ion Cl- dari NaCl akan
menggantikan gugus asetat pada kitosan sedangkan ion-ion Na+ akan
mengikat gugus asetat dalam kitosan sehingga kitosan dapat terikat kuat
dalam larutan asam asetat. Reaksi:
CH3COOH(aq) + NaCl(aq)→ CH3COONa(aq) + HCl(aq)

(Hwang, 1997)

6.2 Pelarutan Kitosan

Percobaan ini bertujuan untuk melarutkan kitosan ke dalam variasi


konsentrasi tertentu. Larutan standar yang digunakan untuk melarutkan
kitosan yaitu campuran CH3COOH dan NaCl dengan perbandingan 3:1.
Pada percobaan ini variasi konsentrasi kitosan yang digunakan yaitu
0,025%; 0,05%; 0,075%; dan 0,1% sehingga dari perhitungan variasi volume
kitosan yaitu 0,25 ml; 0,5 ml; 0,75 ml; dan 1 ml. Adanya variasi konsentrasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan waktu
yang dibutuhkan untuk mengalir dari X ke Y, sehingga akan didapatkan
grafik hubungan konsentrasi vs viskositas spesifik/ konsentrasi. Proses
pengenceran kitosan dilakukan menggunakan labu ukur 10 ml. Pada saat
pengenceran dilakukan penggojokan agar larutan menjadi homogen dan
kitosan larut sempurna pada pelarut asam. Kitosan dapat larut sempurna
dalam asam karena gugus karboksil dari asam asetat mempermudah
pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan hydrogen antara gugus
karboksil dari asam asetat dan gugus amina dari kitosan yang dihasilkan dari
reaksi protonasi.(Santoso, 2006) Selain itu kitosan lebih terikat pada asam
asetat karena adanya penambahan NaCl dimana ion Cl- akan menggantikan
gugus asetat dalam kitosan dan ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam
kitosan.

Reaksi kitosan dengan Asam asetat ( CH3COOH) :

R-NH2 + CH3COOH  R-NH3 + CH3COO-


(Noralia dan Dina, 2013)

6.3 Pengukuran Berat Molekul Kitosan


Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui berat molekul kitosan.
Prinsip yang digunakan adalah dengan mengukur waktu alir larutan dari
batas X ke Y. Metode pada percobaan ini adalah viskositas dengan alat
viskometer oswald. Pada viskometer oswald yang dihitung adalah waktu
yang diperlukan larutan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat molekul larutan itu sendiri.

Percobaan ini menggunakan 4 vriasi konsentrasi kitosan yaitu 0,025%;


0,05%; 0,075%; dan 0,1% serta larutan standar CH 3COOH:NaCl dengan
penentuan lama waktu dilakukan secara triplo. Pengukuran dilakukanan
secara triplo agar diperoleh hasil yang konstan dan lebih akurat sehingga
mengurangi faktor kesalahan Digunakan larutan standar berupa
CH3COOH:NaCl bertujuan untuk mengetahui kecepatan aliran larutan
dengan pelarutnya sehingga dapat diketahui pengaruh konsentrasi terhadap
kecepatan aliran.(Hwang, 1997). Pengukuran dilkaukan secara triplo
bertujuan agar diperoleh hasil yang konstan, sehingga memperkecil faktor
kesalahan Adanya variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara konsentrasi dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
dari X ke Y, sehingga akan didapatkan grafik hubungan konsentrasi vs
viskositas spesifik/ konsentrasi.

Pada percobaan ini, pengukuran lama waktu dilakukan dengan larutan


standar terlebih dahulu dan diikuti oleh variasi konsentrasi dari yang paling
kecil. Tujuannya yaitu untuk meminimalisir pengaruh faktor kesalahan
terhadap hasil percobaan karena bila terdapat larutan kitosan dengan
konsentrasi kecil yang tertinggal maka tidak akan terlalu berpengaruh
terhadap hasil dari pengukuran waktu alir kitosan dengan konsentrasi yang
lebih besar. Hasil dari pengukuran waktu dari larutan standar dan larutan
kitosan 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan 0,1% yaitu sebesar 2,35 detik ; 2,38
detik ; 2,42 detik; 2,55 detik; dan 2,56 detik. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka viskositas akan semakin besar dan waktu
alir yang dibutuhkan juga semakin lama.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara manual diperoleh


persamaan garis dari hubungan antara konsentrasi (x) dengan viskositas
reduksi (y) sebesar y = 6,738x + 0,36305 dengan berat molekul kitosan
291,991 g/mol. Untuk perhitungan yang dilakukan menggunakan excel
diperoleh garis persamaan sebesar y = 6,7388x + 0,363.

Grafik hubungan antara konsentrasi kitosan dengan viskositas reduksi:

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs


VISKOSITAS REDUKSI PADA KITOSAN
1,2

1
Viskositas Reduksi

0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4

0,2

0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)

Dari grafik diatas dapat diketahui nilai R2 sebesar 0,5806. Nilai R2


yang bernailai mendekati 1 menunjukkan adanya hubungan linier dari
variabel x dan y, sedangkan pada grafik di atas nilanya jauh dari 1. Hasil
percobaan tidak sesuai dengan literatur dikarenakan alat ukur viskometer
oswald ketik akan digunakan tidak dibilas terlebih dahulu dengan larutan
standar yang berupa campuran larutan CH3COOH dan NaCl sehingga alat
ukur viskometer oswald tidak benar-benar steril dari zat lain yang masih
menempel dalam tabung. Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi maka semakin tinggi viskositas reduksinya yang
diakibatkan dari semakin lama waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut
dan larutan polimer untuk melewati 2 tanda yaitu x dan y).
6.4 Pelarutan Gum Arab

Percobaan ini bertujuan untuk melarutkan gum arab menjadi


konsentrasi tertentu. Larutan standar yang digunakan untuk malrutkan gum
arab adalah aquadest. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
pengukuran waktu yang diperlukan larutan polimer untuk mengalir dari X ke
Y. Digunakan aquadest karena gum arab mudah larut dalam air dibanding
hidrokoloid lainnya (Stephen, 1995). Fungsi penambahan aquadest adalah
untuk menurunkan konsentrasi gum arab. Variasi konsentrasi gum arab yang
digunakan yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi
volume gum arab yang digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ;
dan 1 ml. Tujuan adanya variasi konsentrasi yaitu untuk mengetahui
hubungan antara konsentrasi dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
dari X ke Y, sehingga akan didapatkan grafik hubungan konsentrasi vs
viskositas spesifik/ konsentrasi. Proses pelarutan/pengenceran gum arab
dengan pelarut aquades dilakukan menggunakan labu ukur sambil dilakukan
penggojogan yang bertujuan agar gum arab larut sempurna dalam aquades.
Gum arabyang berasal dari serangkaian D-galaktosa, L-arabinosa, asm D-
galaktonat, dan ramnosa dapat terikat kuat dalam aquadeskarena memiliki
struktur kompleks yang bersifat polar dan memiliki gugus aldehid yang
mampu membentuk ikatan hydrogen dengan aquades (Prabandari, 2011).

6.5 Pengukuran Berat Molekul Gum Arab

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui berat molekul gum arab.


Prinsip pada percobaan ini adalah dengan mengukur waktu alir larutan dari
bats x ke y. Metode yang digunakan adalah viskositas dengan alat
viskometer oswald. Pada viskometer oswald yang diukur adalah waktu yang
diperlukan larutan mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat molekul larutan itu sendiri. Pada percobaan ini
dilakukan pengukuran lama alir secara triplo. Pengukuran dilakukan secara
triplo karena hasul yang diperoleh kadang tidak sesuai sehingga dengan
dilakukan pengukuran secara triplo dapat mengurangi faktor kesalahan. Hal
ini bertujuan agar diperoleh hasil yang konstan, sehingga memperkecil
faktor kesalahan. Pengukuran lama waktu alir gum arab dimulai dari larutan
standar diikuti gum arab dengan konsentrasi terkecil yaitu 0,025%
seterusnya sampai konsentrasi terbesar yaitu 0,1% yang bertujuan untuk
meminimalisasi pengaruh faktor kesalahan terhadap hasil percobaan dimana
bila masih terdapat larutan gum arab dengan konsentrasi kecil yang
tertinggal tidak akan terlalu mempengaruhi hasil dari pengukuran waktu alir
gum arab dengan konsentrasi yang lebih besar.

Hasil yang diperoleh dari pengukuran waktu alir dari larutan standar
dan larutan gum arab dengan konsentrasi 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan
0,1% berturut turut adalah 2,12 detik; 2,31 detik ; 2,65 detik; 2,68 detik; dan
2,72 detik. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin besar viskositasnya dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin
lama.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan secara manual diperoleh


persamaan garis dari hubungan antara konsentrasi gum arab (x) dengan
viskositas reduksi (y) sebesar sebesar y = -14,9624x + 4,6689 dengan berat
molekul gum arab 1661,850 g/mol. Untuk perhitungan yang dilakukan
menggunakan excel diperoleh garis persamaan sebesar y = -14,964x + 4,669.

Grafik Hubungan konsentrasi gum arab dengan viskositas reduksi:


GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs
VISKOSITAS REDUKSI PADA GUM
ARAB
6
5

Viskositas Reduksi
4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)

Dari grafik diatas dapat diketahui nilai R2 sebesar 0,2813. Nilai R2


yang bernailai mendekati 1 menunjukkan adanya hubungan linier dari
variabel x dan y, sedangkan pada grafik di atas nilanya jauh dari 1. Grafik
pada grafik di atas bernilai dari 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat data yang tidak sesuai yang menghasilkan grafik yang tidak linear.
Hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur dikarenakan alat ukur
viskometer oswald ketik akan digunakan tidak dibilas terlebih dahulu dengan
larutan standar yang berupa aquadest sehingga alat ukur viskometer oswald
tidak benar-benar steril dari zat lain yang masih menempel dalam tabung.
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin lama
waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan polimer untuk
melewati 2 tanda yaitu x dan y).
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Berat molekul kitosan yang diperoleh sebesar 291,991 g/mol gram
dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol

7.2 Saran

7.2.1 Sebelum praktikum, bersihkan viskometer oswald samapai benar-


benar bersih supaya tidak ada larutan yang tertinggal sehingga dapat
mengurangi faktor kesalahan dan kegagalan pada pengukuran
selanjutnya

7.2.2 Dalam percobaan, pengukuran waktu alir sebaiknya dilakukan dari


konsentrasi rendah ke tinggi untuk mengurangi faktor kesalahan.

7.2.3 Untuk praktikum selanjutnya, pengukuran dapat dilakukan dengan


pengulangan yang lebih banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih
konstan dan mengurangi kesalahan
DAFTAR PUSTAKA

Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature

Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya

Prabandari, W. 2011.Pengaruh Berbagai Jenis Baham Penstabil Terhadap


Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Yoghurt Jagung.[Skripsi].
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Santoso, K. 2006. Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya


Untuk Pemisahan Deterjen Dalam Limbah.Tesis : FMIPA ITS

Stephen, A.M. 1995. Food Polysaccarides and Their Applications. New York:
Marcell Dekker Inc
Faizatun Nimah

VI. Pembahasan

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Penentuan Berat Molekul Kitosan


dan Gum Arab dengan Metode Viskositas” dengan tujuan untuk menentukan berat
molekul kitosan dengan metode viskositas. Prinsip percobaan ini adalah pengukuran
waktu yang digunakan pelarut dan larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x
dan y. Metode yang digunakan yaitu viskositas, yakni pengukuran yang menyatakan
kekentalan suatu larutan polimer (Hwang, 1997). Sampel yang digunakan pada
percobaan ini yaitu larutan kitosan 1% dan larutan gum arab 1% yang diencerkan
menggunakan NaCl dan CH3COOH untuk kitosan dan aquades untuk gum arab .

6.1 Pembuatan Larutan Standar

Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan yang dapat digunakan untuk
melarutkan dan mengencerkan kitosan. Larutan standar dalam percobaan ini dibuat
dari campuran asam asetat dan natrium klorida. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya telah diketahui ketepatannya dari unsur atau zat. Alasan menggunakan
asam asetat pada pelarutan kitosan karena kelarutan kitosan dalam asam organik
lemah ini sangat baik, bila menggunakan asam kuat mengakibatkan molekul kitosan
terhidrolisis pada rantai eter atau ester kitosan. Kelarutan kitosan paling baik pada
asam asetat dikarenakan sifat kepolaran yang sama, yaitu bersifat non polar. Hal ini
sesuai dengan prinsip like dissolve like, dimana zat terlarut dengan polaritas yang
sama dengan pelarut akan larut di dalamnya(Brady,1999). Kelarutan kitosan juga
dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi (Kartini,1997). Selain
memiliki gugus non polar,kitosan juga memiliki gugus polar seperti gugus amino,
hidroksil primer dan hidroksi sekunder yang dapat larut dalam pelarut polar
(Tokura,1995). Penambahan NaCl berfungsi untuk menstabilkan kitosan dalam
larutan asam. Hal tersebut disebabkan ion-ion Cl- dalam NaCl dapat berperan sebagai
larutan buffer dimana berperan sebagai penjaga/penstabil pH larutan kitosan. Namun,
jumlah volume NaCl harus dibatasi dan tidak boleh berlebihan, karena bila berlebihan
larutan yang terbentuk tidak bersifat penyangga dan justru membuat kitosan tidak
dapat larut.(Kartini,1997)

Pembuatan larutan standar menggunakan perbandingan asam asetat: natrium


klorida dengan perbandingan 3:1, yaitu 37,5ml asam asetat dan 12,5ml NaCl. Dengan
perbandingan tersebut dapat terbentuk larutan penyangga. . Larutan penyangga adalah
suatu sistem larutan yang dapat mempertahankan nilai pH larutan agar tidak terjadi
perubahan pH yang berarti oleh karena penambahan asam atau basa maupun
pengenceran (Mulyono,1997). Jika perbandingannya dibalik,maka kitosan tidak
larut,atau larut namun sebagian kecil saja. Jika asam asetat melebihi jumlah maka
konsentrasi H+ semakin melimpah dan semakin asam sehingga kitosan tidak dapat
larut dengan baik. Kelarutan kitosan paling baik dalam asetat 1%.

Reaksi yang terjadi:

CH3COOH (aq) + NaCl (aq) CH 3COONa (aq) + HCl (aq) (Noralia dan
Dina,2013)

Larutan standar asam asetat dan natrium klorida dapat diganti dengan
menggunakan asam organik encer yang ditambahkan garam yang dapat membentuk
larutan penyangga dan dapat mempertahankan pH sekitar 6,5. Larutan pengganti
yang dapat digunakan adalah asam formiat dan asam sinamat karena kitosan dapat
larut dalam kedua asam tersebut, untuk natrium klorida dapat diganti dengan KNO3
karena keduanya merupakan garam dari asam kuat dan basa kuat.

6.2 Pelarutan Kitosan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melarutkan kitosan. Hal pertama yang
dilakukan adalah mengencerkan larutan kitosan konsentrasi 1% menjadi 0,025% ;
0,05% ; 0,075% ; 0,1%. Tujuan variasi pengenceran adalah untuk mengetahui
perbedaan waktu alir larutan kitosan terhadap konsentrasinya. Semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka jumlah molekul akan semakin banyak dan makin
sesak sehingga viskositasnya sulit diketahui dan mengakibatkan waktu alir larutan
tersebut untuk mengalir menjadi lebih lama. (Hwang,1997)
Untuk mendapatkan konsentrasi larutan sebesar 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ;
0,1% maka diperlukan larutan kitosan 1% sebanyak (berturut-turut): 0,25 ml; 0,5 ml;
0,75 ml; 1 ml diencerkan sampai 10 ml dengan larutan standar. Pada prcobaan ini
dilakukan pnggojogan dngan tujuan untuk menghomogenkan larutan.

Reaksi yang terjadi:

R-NH2(aq) + CH3COOH(aq)  R-NH3(aq) + CH3COO- (aq) (Noralia dan Dina,


2013)

6.3 Penentuan Berat Molekul Kitosan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui lama waktu alir yang
dibutuhkan larutan kitosan untuk mengalir melalui kapiler viskometer dari x ke y .
Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk
mengalir di dua tanda x dan y. metode yang digunakan yaitu viskositas dengan
menggunakan viscometer oswald.Pengukuran ini menggunakan viskometer oswald,
dimana yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan larutan
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri (Atkins, 1950).

Hal yang pertama kali dilakukan adalah membersihkan alat viskometer


oswald sebelum digunakan dengan larutan standar agar viskometer steril dari zat
kontaminan yang menempel yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Pengukuran waktu alir dilakukan dari konsentrasi paling kecil,yaitu larutan standar
yang tidak ditambah kitosan, ke konsentrasi lebih tinggi. Jika dibalik,yaitu dari
konsentrasi tinggi ke rendah akan mengakibatkan terjadinya kesalahan pengukuran
pada konsentrasi setelahnya karena pembilasan kurang bersih sehingga
mempengaruhi pengukuran waktu alirnya.

Sampel dimasukkan dalam viskometer oswald yang telah dibilas. Siapkan


stopwatch, tandai x dan y pada pipa kapiler, kemudian dihisap, saat larutan telah
melewati tanda x dilepaskan. Stopwatch dinyalakan saat minikus larutan tersebut
tepat melewati x dan dihentikan ketika tepat melewati y kemudian dicatat dan
diulangi tiga kali atau triplo pada tiap-tiap sampel. Tujuannya adalah agar dihasilkan
data yang lebih akurat. Hasil yang diperoleh (rata-rata) pada konsentrasi 0,025% ;
0,05% ; 0,075% ; 0,1% berturut-turut adalah 2,35 s ; 2,38 s ;2,2 s ; 2,55 s ; 2,56 s .

Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama, artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan
makin besar. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi yang tinggi jumlah spesies
atau molekul dalam larutan semakin banyak, sehingga strukturnya akan semakin rapat
atau padat dengan demikian kekentalannya(viskositasnya) akan semakin tinggi.

Nilai viskositas spesifik diperoleh dari persamaan Huggins:

Untuk memperoleh berat molekul kitosan maka digunakan persamaan Mark-


Houwinke untuk memperoleh nilai viskositas intrinsik. Persamaan Mark-Houwinke:

(Hwang, 1997)

GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs


VISKOSITAS REDUKSI PADA KITOSAN
1.2

1 f(x) = 6.74 x + 0.36


R² = 0.58
Viskositas Reduksi

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi
larutan maka viskositas relatif dari larutan tersebut akan semakin besar. Hal trsbut
tidak sesuai literatur, seharusnya viskositasnya semakin turun. Dari grafik diatas
diperoleh juga persamaan garis y = 6,738x + 0,363 , sedangkan dari perhitungan
diperoleh persamaan garis y = 6,738x+ 0,36305 dengan nilai regresi 0,5806 dan dari
perhitungan manual maka diperoleh berat molekul kitosan adalah 291,991 g/mol.
Adanya perbedaan nilai desimal dari perhitungan grafik dan perhitungan manual
adalah akibat dari ketidaktepatan pembulatan angka antara angka perhitungan manual
dengan angka yang ada dalam perhitungan grafik (excel).

Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat molekul
maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang dibutuhkan
semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul kitosan adalah 300.0 kDa
(Chang,2017) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka berat molekulnya adalah
300,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan berat
molekul kitosan yaitu 291,243 gram/mol. Hal ini menunjukkan bahwa berat molekul
kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil dari literature.

6. 4 Pelarutan Gum Arab


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melarutkan gum arab dengan air. Hal
ini sesuai dengan prinsip like dissolve like, dimana zat terlarut dengan polaritas yang
sama dengan pelarut akan larut di dalamnya(Brady,1999). Hal pertama yang
dilakukan adalah mengencerkan larutan gum arab konsentrasi 1% menjadi 0,025% ;
0,05% ; 0,075% ; 0,1%. Tujuan variasi pengenceran adalah untuk mengetahui
perbedaan waktu alir larutan gum arab terhadap konsentrasinya. Semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka jumlah molekul akan semakin banyak dan makin
sesak sehingga viskositasnya sulit diketahui dan mengakibatkan waktu alir larutan
tersebut untuk mengalir menjadi lebih lama. (Hwang,1997)

Untuk mendapatkan konsentrasi larutan sebesar 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ;


0,1% maka diperlukan larutan gum arab 1% sebanyak (berturut-turut): 0,25 ml; 0,5
ml; 0,75 ml; 1 ml diencerkan sampai 10 ml dengan larutan standar. Pada prcobaan ini
dilakukan pnggojogan dngan tujuan untuk menghomogenkan larutan.

Reaksi yang terjadi :

R-OH(aq) + H2O(aq) R-O-(aq) + H3O+ (aq) (Tranggono


dkk,1991)

6.5 Penentuan Berat Molekul Gum Arab

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui lama waktu alir yang
dibutuhkan larutan gum arab untuk mengalir melalui kapiler viskometer dari x ke y .
Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk
mengalir di dua tanda x dan y. metode yang digunakan yaitu viskositas dengan
menggunakan viscometer oswald.Pengukuran ini menggunakan viskometer ostwarld,
dimana yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan larutan
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri (Atkins, 1950).

Hal yang pertama kali dilakukan adalah membersihkan alat viskometer


oswald sebelum digunakan dengan larutan standar agar viskometer steril dari zat
kontaminan yang menempel yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Pengukuran waktu alir dilakukan dari konsentrasi paling kecil,yaitu larutan standar
yang tidak ditambah gum arab, ke konsentrasi lebih tinggi. Jika dibalik,yaitu dari
konsentrasi tinggi ke rendah akan mengakibatkan terjadinya kesalahan pengukuran
pada konsentrasi setelahnya karena pembilasan kurang bersih sehingga
mempengaruhi pengukuran waktu alirnya.

Sampel dimasukkan dalam viskometer oswald yang telah dibilas. Siapkan


stopwatch, tandai x dan y pada pipa kapiler, kemudian dihisap, saat larutan telah
melewati tanda x dilepaskan. Stopwatch dinyalakan saat minikus larutan tersebut
tepat melewati tanda x dan dihentikan ketika tepat melewati tanda y kemudian
dicatat dan diulangi tiga kali atau triplo pada tiap-tiap sampel. Tujuannya adalah agar
dihasilkan data yang lebih akurat. Hasil yang diperoleh (rata-rata) pada konsentrasi
0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; 0,1% berturut-turut adalah 2,12 s ; 2,31 s ; 2, 65 s ; 2,68
s ; 2,72 s .

Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama, artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan
makin besar. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi yang tinggi jumlah spesies
atau molekul dalam larutan semakin banyak, sehingga strukturnya akan semakin rapat
atau padat dengan demikian kekentalannya(viskositasnya) akan semakin tinggi.

Nilai viskositas spesifik diperoleh dari persamaan Huggins:

Untuk memperoleh berat molekul gum arab maka digunakan persamaan Mark-
Houwinke untuk memperoleh nilai viskositas intrinsik. Persamaan Mark-Houwinke:

(Hwang, 1997)
GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs
VISKOSITAS REDUKSI PADA GUM ARAB
6

4 f(x) = − 14.96 x + 4.67


Viskositas Reduksi

R² = 0.28
3

0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi


larutan maka viskositas relatif dari larutan tersebut akan semakin besar. Hal tersebut
sesuai literatur. Dari grafik diatas diperoleh juga persamaan garis y = -14,96x +4,669
dengan nilai regresi 02813, sedangkan dari perhitungan diperoleh persamaan garis y
= -14,9624x+,6689 dan dari perhitungan manual maka diperoleh berat molekul
kitosan adalah 1661,850 g/mol. Adanya perbedaan nilai desimal dari perhitungan
grafik dan perhitungan manual adalah akibat dari ketidaktepatan pembulatan angka
antara angka perhitungan manual dengan angka yang ada dalam perhitungan grafik
(excel).

Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat molekul
maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang dibutuhkan
semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul gum arab adalah 250,0 kDa
(Tranggono dkk,1991) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka berat molekulnya
adalah 250,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan
berat molekul gum arab yaitu 1661,850 gram/mol. Hal ini menunjukkan bahwa berat
molekul kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil dari literature.
VII Penutup
7.1 Kesimpulan
Berat molekul kitosan dan gum arab dapat ditentukan dengan metode
viskositas. Berat molekul kitosan yang didapat dari percobaan ini adalah
291,243 gram/mol berat molekul gum arab sebesar 1661,850 gram/mol.

7.2 Saran

7.2.1 Sebaiknya penentuan berat molekul kitosan dan gum arab


ditentukan dengan variasi lain, misalnya temperature.

7.2.2 Dalam penghitungan waktu alir larutan dengan viskometer harus


dilakukan dengan cermat.
.

DAFTAR PUSTAKA

Brady J. E.(1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur.Bandung : Binarupa Aksara.

Chang. (2017). Kimia Dasar I. Jilid 10. Jakarta: Erlangga.

Hwang, J. d. (1997). Effect of Molecular Weight and Wace Concenrtation on Dilute Solution
Properties of Chitosan. Jurnal of Food Science Nature.

Kartini, (1997). Repoting Degree of Deacetylation Valves of Chitosan : The Influence


of Analytical Method. Journal Pharmation Science , 5 (3): 202-205.

Mulyono.(1997). Kamus Istilah Analitik. Jakarta : Publishing Depdikbud.

Noralia dan Dina.(2013) . Application of Chitosan Based Filtration Technique for Removal of
Heavy Metals from Surface Water. International Reasearch of Environtment Sci. Vol
3 (3), 5-10 , March (2013)

Santoso, K. (2006). Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya untuk
Pemisahan Deterjen dalam Limbah. FMIPA ITS.

Tokura Fuji. (1995). Preparation , Characterization and Evolution of Chitosan Macroporus for
Potential Application in Skin Tissues Engineering. Internat. Journ of Biological Macr.
51 992-997.

Trenggono, S. H. (1991). Bahan Tmbahan Makanan (Food Additive). Yogyakarta: PAU


Pangan dan Gizi UGM.
LAMPIRAN

PENGENCERAN KITOSAN

a. Kitosan 0,025 % c. Kitosan 0,075 %

b. Kitosan 0,05 % d. Kitosan 0,1 %

PENGENCERAN GUM ARAB

a. Gum Arab 0,025 % c. Gum Arab 0,075 %

b. Gum Arab 0,05 % d. Gum Arab 0,1 %


VISKOSITAS SPESIFIK KITOSAN

a. Kitosan 0,025 % c. Kitosan 0,75 %

b. Kitosan 0,05 % d. Kitosan 0,1 %

VISKOSITAS SPESIFIK GUM ARAB

a. Gum Arab 0,025 % c. Gum Arab 0,75 %

b. Gum Arab 0,05 % d. Gum Arab 0,1 %

VISKOSITAS REDUKSI KITOSAN

a. Kitosan 0,025 %

c. Kitosan 0,075 %
b. Kitosan 0,05 %
d. Kitosan 0,1 %

VISKOSITAS REDUKSI GUM ARAB

a. Gum Arab 0,025 %

b. Gum Arab 0,05 %

c. Gum Arab 0,075 %

d. Gum Arab 0,1 %


PERSAMAAN KITOSAN

No. Konsentrasi % Viskositas XY X2


(X) Reduksi (Y)
1 0,025 0,512 0,0128 0,00063
2 0,05 0,596 0,0298 0,0025
3 0,075 1,1347 0,0851 0,00563
4 0,1 0,894 0,0894 0,01
∑ 0,25 3,1367 0,2171 0,01875
Rat
0,0625 0,784175 0,054276 0,004688
a

a. Mencari gradien

b. Mencari c
y = mx + c
0,784175 = (6,738)(0,0625) + c
c = 0,36305

Persamaannya : y = 6,738x + 0,36305


c. Menghitung berat molekul kitosan

0,36305 = (1,85 x10-3) M0.93


M0.93 = 0,36305/ (1,85 x10-3)
= 196,243
M = 291,991 g/mol

PERSAMAAN GUM ARAB


No. Konsentrasi % Viskositas XY X2
(X) Reduksi (Y)
1 0,025 3,584 0,0896 0,00063
2 0,05 5 0,25 0,0025
3 0,075 3,521 0,26408 0,00563
4 0,1 2,83 0,283 0,01
∑ 0,25 14,935 0,88668 0,01875
Rat
0,0625 3,73375 0,22167 0,00469
a

a. Mencari gradien

b. Mencari c
y = mx + c

3,73375 =( ) (0,0625) + c
c = 4,6689

Persamaannya : y = -14,9624x + 4,6689

c. Menghitung berat molekul gum arab

4,6689 = (0,2628) M0.388


M0.388 = 4,6689 / (0,2628)
= 17,766
M = 1661,850 g/mol
LAMPIRAN

Viskometer Oswald

Anda mungkin juga menyukai