PERCOBAAN VII
PENENTUAN BERAT MOLEKUL KITOSAN DAN GUM ARAB
DENGAN METODE VISKOSITAS
Disusun oleh: Kelompok 8
Arif Roy H.Sitanggang : 24030117130084
FaizatunNimah : 24030117130092
Asisten :
Reni Nuryati
Naili Izzatul K
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan,
Mengetahui,
Asisten I Asisten II
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Menentukan berat molekul kitosan dan gum arab dengan
menggunakan metode viskositas
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kitin
Keberadaan kitin di alam umumnya tidak berdiri sendiri tetapi
bergabung dengan senyawa lain seperti protein, mineral dan
pigmen. Kitin adalah kelompok karbohidrat yang tergolong
structural homoglycans yang tersusun atas monomer-monomer N-
asetilglukosamin (2-asetamida-2-deoksi-D Glukosa) (Horton,
2002). Monomer-monomer kitin ini terikat oleh ikatan glikosida
pada posisi β (1-4). Struktur molekul kitin berupa rantai lurus
panjang yang mirip dengan selulosa dan hanya berbeda pada gugus
yang terikat di posisi atom karbon nomor 2. Pada selulosa, gugus
yang terikat pada atom karbon nomor2 adalah gugus hidroksil
(OH), sedangkan pada kitin adalah gugus asetamida (NHOCH3)
sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N – asetil
glukosamin. Adanya kitin dapat dibuktikan dengan reaksi warna
Van Wesslink yaitu dengan mereaksikan kitin dengan I2–KI yang
memberikan warna coklat, yang akan berubah menjadi violet
apabila ditambahkan dengan asam sulfat. Perubahan warna dari
coklat menjadi violet menunjukkan reaksi positif adanya kitin
(Rahayu and Purnavita, 2007)
Struktur molekul kitin:
(Horton, 2002)
II.2 Kitosan
Kitosan adalah salah satu senyawa turunan dari kitin. Kitosan
yang mempunyai rumus umum (C6H11NO4)n adalah suatu
biopolimer yang tersusun dari kopolimer glukosamin dan N.
Asetilglukosamin dan mempunyai rantai tidak linier. Kitosan
dapat dibuat dengan cara menghidrolisis kitin dengan
menggunakan basa kuat sehingga terjadi deasetilasi dari gugus
asetamida (NH-COCH3) menjadi gugus amino (NH2) (Savitri,
Soeseno, & Adiarto, 2010). Proses tersebut sering disebut sebagai
deasetilasi kitin. Sedangkan kitosan mudah larut dalam asam
organik seperti asam formiat, asam asetat dan asam sitrat
(Istiqomah, 2011).
Struktur Kitosan:
(Dan, 2006)
II.3 Gum Arab
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam macam pohon
acasia sp. Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan
satuan D-glukosa, L-arabinosa, asam D-galakturonat, L-rumnosa.
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan
viskositas. Jenis pengental ini juga tahan panas pada proses yang
menggunakan panas, namun lebih baik panasnya dikontrol
mengingat gun arab dapat terdegradasi secara perlahandan
kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas (Stephen, A.M,
1995)
Struktur Gum Arab
(Hegenbart, 1990)
II.4 Viskositas
Viskositas adalah kekentalan suatu larutan polimer.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap pelarut
murni dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi
polimer. Keuntungan dari metode ini adalah cepat, lebih sederhana
dan perhitungan tidak rumit. Alat yang digunakan adalah
Keterangan :
DD : derajat deasetilasi
A1655 : Adsorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm-1
yang menunjukkan serapan karbonil dari amida
A3450 : Adsorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm -1 yang
menunjukkan serapan hidroksil dan digunakan sebagai standar
internal
(Khan, 2002)
(Hwang, 1987)
………. (b)
………. (c)
(Hartono, 1995)
Labu Takar
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Gelas Beker
III.2 Bahan
Kitosan
NaCl
CH3COOH
Gum arab
Aquades
III.3 Skema Kerja
III.3.1 Pembuatan Larutan Standar
12,5 mL larutan NaCl + 37,5 mL larutan CH3COOH
Gelas beker
Hasil
Hasil
b. Kitosan 0,05%
0,5 ml kitosan 1%
Labu ukur 10 mL
Hasil
c. Kitosan 0,075%
0,75 ml kitosan 1%
Labu ukur 10 mL
Hasil
d. Kitosan 0,1%
1 ml kitosan 1%
Labu ukur 100 mL
Hasil
Hasil
b. Kitosan 0,025%
Larutan kitosan 0,025%
viskometer
Hasil
c. Kitosan 0,05%
Hasil
d. Kitosan 0,075%
Larutan kitosan 0,075%
viskometer
Hasil
e. Kitosan 0,1%
Larutan kitosan 0,1%
viskometer
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
d. Gum arab 0,1%
1 ml Gum arab 1%
Labu ukur 10 mL
Hasil
Hasil
Hasil
c. Gum arab 0,05%
Hasil
Hasil
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No
Konsentrasi t1 (s) t2 (s) t3(s) t rata-rata (s)
.
Kitosan
1. Larutan Standar 2.15 2.20 2.00 2.12
2. 0.025% 2.30 2.29 2.35 2.31
3. 0.050% 2.74 2.62 2.59 2.65
4. 0.075% 2.55 2.81 2.70 2.68
5. 0.1% 2.79 2.72 2.65 2.72
Gum Arab
1. Larutan Standar 2.43 2.21 2.44 2.35
2. 0.025% 2.41 2.31 2.42 2.38
3. 0.050% 2.37 2.40 2.49 2.42
4. 0.075% 2.42 2.61 2.62 2.55
5. 0.1% 2.58 2.54 2.56 2.56
V. HIPOTESIS
Percobaan yang berjudul “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan Gum
Arab dengan Metode Viskositas bertujuan untuk menentukan berat
molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip
percobaan ini adalah pengukuran waktu yang digunakan pelarut dan
larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y. Metode yang
digunakan adalah viskositas yang merupakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/s diantara
dua lapisan zat sejajar dan berjarak 1 cm. Hasil yang akan diperoleh
adalah bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir larutan menjadi
lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Bird,T., M.A. Nur dan M. Syahri. 1983. Kimia Fisik. Bogor : IPB.
Hartono. 1995. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature
Istiqomah, Nurul. 2011. Pembuatan Hidrogen Kiotsan Gutraldehid Untuk Aplikasi
Penutup luka Secara In Vivo. Skripsi: 7-29.
Khan, TA Peli dan Chang. 2002.”Repoting Degree of Deacetylation Valves of
Chitosan : The Influence of Analytical Method”. Journal Pharmation Science, 5
(3) : 202 -205
Mulyono. 1997. Kamus Istilah Analitik. Jakarta : Publishing Depdikbud
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Younes, I et al. 2015. Chitin and chitosan preparation from marine sources.
Structure, properties and applications. Marine drugs. Vol 13(3): 1133-1174.
Arif Roy Sitanggang
VI. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan
Gum Arab Dengan Metode Viskositas” yang bertujuan untuk menentukan
berat molekul kitosan dan gum arab dengan metode viskositas. Prinsip
yang digunakan pada percobaan ini adalah pengukuran pelarut dan larutan
polimer yang mengalir diantara 2 tanda yaitu x dan y, sedangkan metode
yang digunakan dalam percobaan ini adalah viskositas atau ukuran
kekentalan suatu larutan polimer (Hwang, 1997) menggunakan viscometer
oswald.Prinsip kerja dari alat ini ialah dengan mengukur waktu alir suatu
fluida (cairan) dari batas-batas tertentu yang telah ditetapkan, yaitu batas
garis y (garis atas) hingga batas garis x (bawah) terhadap waktu alir
pelarutnya yang juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Percobaan ini
menggunakan sampel berupa larutan kitosan 1% dan larutan gum arab 1%,
sedangkan pelarut yang digunakan adalah larutan NaCl: CH 3COOH;dan
aquades.
VI.1 Pembuatan larutan standar CH3COOH : NaCl
Bertujuan untuk membuat larutan yang akan digunakan untuk
melarutkan kitosan. Perbandingan larutan CH3COOH dan NaCl dalam
komposisi pelarut yang akan dibuat adalah 3: 1 sehingga dapat
dipastikan pelarut akan bersifat asam. Pembuatan pelarut yang bersifat
asam dari asam asetatsebab kitosan sangat larut dalam asam encer, hal
itu dikarenakan gugus karboksil dari asam asetat mempermudah
pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan hydrogen antara
gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina dari kitosan, selain
itu juga karena asam asetat akan berperan sebagai donor proton bagi
kitosan sehingga saat proses pelarutan akan terjadi reaksi protonasi
yang akan menghasilkan garam amina pada gugus kitosan. (Santoso.
K, 2006) Penambahan NaCl pada komposisi pelarut bertujuan untuk
lebih menstabilkan kitosan dalam keadaan asam karena ion-ion Cl-
dari NaCl akan menggantikan gugus asetat pada kitosan sedangkan ion
ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam kitosan sehingga kitosan
dapat terikat kuat dalam larutan asam asetat.Kitosan sangat mudah
larut pada asam organic dan asam mineral dengan pH < 6.5 seperti
asam formiat, asam sinamat, dan asam asetat. (Savitri, 2010)
Reaksi yang terjadi adalah :
CH3COOH(aq) + NaCl(aq)→ CH3COONa(aq) + HCl(aq)
(Hwang, 1997)
Digunakan perbandingan larutan CH3COOH dan larutan NaCl
3:1, dengan demikian diperlukan volume larutan NaCl sebesar 37,5 ml
dan larurtan CH3COOH sebanyak 12,5 ml.
VI.2 Pelarutan Kitosan
Bertujuan untuk melarutkan kitosan pada pelarut yang sudah
dibuat sebelumnya ( pelarut dengan komposisi CH3COOH:NaCl
sebanyak 3:1).Sampel yang digunakan adalah larutan kitosan 1%.
Pada percobaan ini dilakukan variasi terhadap konsentrasi kitosan
yaitu 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan 0,1% sehingga variasi volume
kitosan yang digunakan berturut-turut 0,25 ml ; 0,5 ml ; 0,75 ml ; dan
1 ml yang bertujuan untuk memperoleh data pengaruh berat molekul
larutan terhadap waktu alir (sesuai dengan metode viskositas
menggunakan viscometer oswald). Proses pelarutan/pengenceran
kitosan dengan pelarut asam yang telah dibuat dilakukan
menggunakan labu ukur sambil dilakukan penggojogan yang bertujuan
agar kitosan larut sempurna dalam pelarut asam. Kitosan dapat larut
sempurna dalam pelarut asam dikarenakan gugus karboksil dari asam
asetat mempermudah pelarutan kitosan dalam air akibat adanya ikatan
hydrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dan gugus amina
dari kitosan yang dihasilkan dari reaksi protonasi.(Santoso, 2006)
Selain itu kitosan lebih terikat pada asam asetat karena adanya
penambahan NaCl dimana ion Cl- akan menggantikan gugus asetat
dalam kitosan dan ion Na+ akan mengikat gugus asetat dalam kitosan.
Reaksi kitosan dengan asam asetat (CH3COOH) adalah :
R-NH2 + CH3COOH → R-NH3 + CH3COO- (Noralia dan
Dina, 2013)
1
Viskositas Reduksi
0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4
0,2
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature
Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Sherllyn Meida Christa
VI. PEMBAHASAN
1
Viskositas Reduksi
0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4
0,2
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
Dari grafik terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin tinggi viskositas reduksinya yang diakibatkan dari semakin
lama waktu alirnya (waktu yang diperlukan pelarut dan larutan
polimer untuk melewati 2 tanda yaitu x dan y)
4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
VII.1 Kesimpulan
VII.2 Saran
Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature
Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Diana Nurul Farihah
VI. Pembahasan
Percobaan “Penentuan Berat Molekul Kitosan dan Gum Arab dengan Metode
Viskositas” bertujuan untuk menentukan berat molekul kitosan dan gum arab dengan
menggunakan metode viskositas. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah
pengukuran waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk mengalir dari x
ke y. Sedangkan metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah viskositas atau
ukuran kekentalan suatu larutan polimer (Hwang, 1997) menggunakan viskometer
ostwald. Berat molekul merupakan variable yang sangat penting karena berhubungan
langsung dengan sifat fisik dan kimia polimer. Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah kitosan 1% dan Gum arab 1%.
6.1 Pembuatan Larutan Standar
R-NH2+ CH3COOHR-NH3+CH3COO-
(Noralia dan Dina, 2013)
Digunakan perbandingan larutan CH3COOH dan larutan NaCl 3:1, dengan
demikian diperlukan volume larutan NaCl sebesar 37,5 ml dan larurtan
CH3COOH sebanyak 12,5 ml.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir pada sampel
kitosan dari sumbu x ke y. Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan
pelarut atau larutan polimer untuk mengalir di dua tanda x dan y. Metode yang
digunakan yaitu viskositas dengan menggunakan viscometer oswald. Pada
viscometer oswald, yang diukur adalah waktu yang diperlukan larutan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri. Konsentrasi kitosan yang diukur yaitu 0,025%; 0,05%;
0,075%; dan 0,01%. Pengukuran waktu dilakukan triplo tatau 3 kali pengulangan
dengan tujuan agar diperoleh hasil yang konstan, sehingga memperkecil faktor
kesalahan. Sebelumnya alat viscometer oswald harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan larutan standart, yaitu larutan hasil dari reaksi NaCl
dengan CH3COOH dengan perbandingan 1:3 hal ini agar larutan standrat yang
terbentuk hasilnya baik, agar alat yang digunakan benar-benar steril dan bersih
dari zat-zat lain yang menempel pada tabung karena dikhawatirkan terjadinya
interferensi dari zat lain. *Jika perbandingannya dibalik maka kitosan akan sulit
larut karena fungsi NaCl hanya sebagai penstabil kitosan, karena ion-ion Cl- dari
NaCl akan menggantikan gugus asetat pada kitosan sedangkan ion-ion Na + akan
mengikat gugus asetat dalam kitosan sehingga kitosan dapat terikat kuat dalam
larutan asam asetat. Pengukuran dilakukan pada terkecil terlebih dahulu, hal ini
bertujuan agar mengurangi faktor kesalahan. Apabila dihitung dari konsentrasi
yang besar, kemungkinan pada saat pembilasan dengan larutan kurang bersih,
sehingga masih ada larutan kitosan yang tertinggal yang menyebabkan saat
pengukuran konsentrasi lainnya yang lebih kecil menjadi tidak akurat. Jika
perlaukan dilakukan dari konsentrasi yang paling kecil, faktor keslahannya akan
kecil, karena jika masih ada larutan kitosan yang tertinggal, tidak akan terlalu
mempengaruhi konsentrasi, karena larutan selanjutnya memiliki konsentrasi yang
lebih besar.
Perlakuan pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan larutan
standart, untuk diukur waktu alirnya. Persiapkan stopwatch kemudian larutan
standart di tarik dengan disedot sampai larutan standart naik melebihi batas x,
dan dilakukan pengamatan serta mulai pengukuran waktu alir ketika larutan
standar tepat pada titik miniskus x hingga ke garis y pengukuran waktu
dihentikan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan larutan
yang sama. Begitu juga dilanjutkan dengan larutan kitosan dengan berbagai
variasi konsentrasi. Setiap selesai pengukuran larutan kitosan dengan konsentrasi
tertentu, dilakukan pencucian alat dengan larutan standart dan pastikan tidak ada
sisa larutan sampel yang tertinggal karena akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Reaksi yang berlangsung pada proses ini sebagai berikut:
NaCl(aq)+CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + HCl(aq)
CH3COONa(l) + HCl(l) +
Hasil pengukuran waktu alir yang diperoleh dari larutan kitosan dengan
konsentrasi 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan 0,01% berturut-turut adalah 2,31; 2,65;
2,68; 2,72 dengan larutan standart sebesar 2,12. Hasil ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang dibutuhkan juga semakin lama.
Artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan semakin besar. Dari
hasil perhitungan, viskositas spesifik larutan kitosan dari konsentrasi terkecil
yaitu 0,0128; 0,0298; 0,0851; 0,0894. Viskositas spesifik digunakan untuk
mencari viskositas intrinsic dengan persamaan garis y=mx+c. dari hasil
perhitungan didapatkan y=6,738x + 0,36305 yang berarti viskositas intrinsic
kitosan adalah 0,36305, dan berat molekul kitosan yang didapatkan dari
perhitungan yaitu sebesar 291,991 g/mol.
Dari perhitungan, juga dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi
dengan viskositas reduksi dari kitosan, sebagai berikut:
Tujuan pelarutan yaitu untuk melarutkan gum arab. Pelarut yang digunakan
yaitu aquades yang bersifat polar karena gum arab mudah larut dalam air
(Várum & Smidsrød, 2010). *Hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve like,
dimana zat terlarut dengan polaritas yang sama dengan pelarut akan larut
didalamnya. Gum arab yang digunakan yaitu konsentrasi 0,1% kemudian
diencerkan dengan aquades menjadi konsentrasi 0,025%; 0,05%; 0,075%; dan
0,1%. Tujuan variasi konsentrasi adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
pada lamanya waktu alir dari x ke y, dimana semakin besar konsentrasi maka
pergerakan molekul akan semakin lambat. Gum arab yang berasal dari
serangkaian D-galaktosa, L-arabinosa, asm D-galaktonat, dan ramnosa dapat
terikat kuat dalam aquades karena memiliki struktur kompleks yang bersifat
polar dan memiliki gugus aldehid yang mampu membentuk ikatan hydrogen
dengan aquades (Prabandari, 2011).
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu alir kitosan dari x ke
y. Caranya sama seperti pengukuran berat molekul kitosan. Hal ini karena gum
arab mudah larut dalam air.
Hasil akhir alir rata-rata dari larutan standardan gum arab konsentrasi
0,025%, 0,05%, 0,075%, dan 0,1% berturut-turut adalah 2,38; 2,42; 2,55; 2,56
dengan larutan standar 2,35. Hasil ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
maka waktu alir yang dibutuhkan semakin lama karena viskositas larutan
semakin meningkat. Dari hasil perhitungan, viskositas spesifik larutan gum arab
dari konsentrasi terkecil yaitu 0,0896; 0,25; 0,2641; 0,283. Viskositas spesifik
digunakan untuk mencari viskositas intrinsic dengan persamaan garis y=mx+c.
dari hasil perhitungan didapatkan y=-14,9624x + 4,6689 yang berarti viskositas
intrinsic gum arab adalah 4,6689, dan berat molekul yang didapatkan dari
perhitungan yaitu sebesar 1661,850 g/mol.
2
1
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Hasil grafik diatas diperoleh grafik persamaan linear. Konsentrasi
berbanding lurus dengan viskositas spesifik/konsentrasi. Semakin besar
konsentrasi maka viskositas spesifiknya semakin besar pula dan sebalikknya.
Persamaan grafik yang diperoleh adalah y=-14,9624x + 4,6689 dengan nilai R2
sebesar 0.2813. Nilai R2 yang bernailai mendekati 1 menunjukkan adanya
hubungan linier dari variabel x dan y, sedangkan pada grafik di atas nilainya jauh
dari 1. Artinya percobaan tidak sesuai dengan literatur dikarenakan alat ukur
viskometer oswald ketik akan digunakan tidak dibilas terlebih dahulu dengan
larutan standar yang berupa aquadest sehingga alat ukur viskometer oswald tidak
benar-benar steril dari zat lain yang masih menempel dalam tabung. Dari
persamaan dapat diperoleh nilai viskositas intrinsik yaitu sebesar 4,6689.
Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat
molekul maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul gum arab
adalah 250,0 kDa (Trenggono, 1991) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka
berat molekulnya adalah 250,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan
diperoleh hasil perhitungan berat molekul gum arab yaitu 1661,850 g/mol. Hal
ini menunjukkan bahwa berat molekul kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil
dari literature.
VII. Penutup
VII.1 Kesimpulan
Berat molekul kitosan yang diperoleh dari percobaan sebesar 291,991
g/mol dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol.
VII.2 Saran
7.2.1 Sebaiknya penentuan berat molekul kitosan dan gum arab ditentukan
dengan variasi lain, misalnya temperature.
7.2.2 Dalam penghitungan waktu alir larutan dengan viskometer harus
dilakukan dengan cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Hwang, J. d. (1997). Effect of Molecular Weight and Wace Concenrtation on Dilute Solution
Properties of Chitosan. Jurnal of Food Science Nature.
Santoso, K. (2006). Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya untuk
Pemisahan Deterjen dalam Limbah. FMIPA ITS.
Gyliene, O., Razmute, I., Tarozaite, R., & Nivinskiene, O. (2003). Chemical
composition nd sorption properties of chitosan produced from fly larva shells.
Chemija (Vilnius), 14(3), 121–127.
Journal, U., & Vol, C. (2013). FILTRASI ION LOGAM Cr 6 + DENGAN
MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN SILIKA FILTRATION METAL ION Cr
6 + WITH COMPOSITE CHITOSAN SILICA MEMBRANE Erma Noralia *
dan Dina Kartika Maharani Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Negeri
Surabaya Koresponden : e-mail * : e _ nora, 2(1), 24–28.
Prabandari, W. (2011). Pengaruh Penggunaan Beberapa Jenis Pati Terhadap
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Yoghurt Jagung.
Savitri, E., Soeseno, N., & Adiarto, T. (2010). Sintesis Kitosan , Poli ( 2-amino-2-
deoksi-D-Glukosa ), Skala Pilot Project dari Limbah Kulit Udang sebagai
Bahan Baku Alternatif Pembuatan Biopolimer, 1–10.
Várum, K., & Smidsrød, O. (2010). Chitosans. Food Polysaccharides and Their
Applications. https://doi.org/10.1201/9781420015164.ch14
Ayu Octa Damayanti
VI. PEMBAHASAN
(Hwang, 1997)
1
Viskositas Reduksi
0,8
y = 6,7388x + 0,363
0,6
R² = 0,5806
0,4
0,2
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
Hasil yang diperoleh dari pengukuran waktu alir dari larutan standar
dan larutan gum arab dengan konsentrasi 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ; dan
0,1% berturut turut adalah 2,12 detik; 2,31 detik ; 2,65 detik; 2,68 detik; dan
2,72 detik. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin besar viskositasnya dan waktu alir yang dibutuhkan pun semakin
lama.
Viskositas Reduksi
4
3
y = -14,964x + 4,669
2
R² = 0,2813
1
0
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12
Konsentrasi (%)
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Berat molekul kitosan yang diperoleh sebesar 291,991 g/mol gram
dan berat molekul gum arab sebesar 1661,850 g/mol
7.2 Saran
Hwang, J.S, dan E.Kim. 1997. ”Effect of Molecular Weight and Wace Concentration
on Dilute Solution Properties of Chitosan”. Journal of Food Science Nature
Noralia, Ema, dan Dina Kartika Maharani. 2013. Filtrasi Ion Logam Cr2+Dengan
Membran Komposit Kitosan Silika. Journal of Chemistry Vol 2. No 1:
Universitas Negeri Surabaya
Stephen, A.M. 1995. Food Polysaccarides and Their Applications. New York:
Marcell Dekker Inc
Faizatun Nimah
VI. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan yang dapat digunakan untuk
melarutkan dan mengencerkan kitosan. Larutan standar dalam percobaan ini dibuat
dari campuran asam asetat dan natrium klorida. Larutan standar adalah larutan yang
konsentrasinya telah diketahui ketepatannya dari unsur atau zat. Alasan menggunakan
asam asetat pada pelarutan kitosan karena kelarutan kitosan dalam asam organik
lemah ini sangat baik, bila menggunakan asam kuat mengakibatkan molekul kitosan
terhidrolisis pada rantai eter atau ester kitosan. Kelarutan kitosan paling baik pada
asam asetat dikarenakan sifat kepolaran yang sama, yaitu bersifat non polar. Hal ini
sesuai dengan prinsip like dissolve like, dimana zat terlarut dengan polaritas yang
sama dengan pelarut akan larut di dalamnya(Brady,1999). Kelarutan kitosan juga
dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi (Kartini,1997). Selain
memiliki gugus non polar,kitosan juga memiliki gugus polar seperti gugus amino,
hidroksil primer dan hidroksi sekunder yang dapat larut dalam pelarut polar
(Tokura,1995). Penambahan NaCl berfungsi untuk menstabilkan kitosan dalam
larutan asam. Hal tersebut disebabkan ion-ion Cl- dalam NaCl dapat berperan sebagai
larutan buffer dimana berperan sebagai penjaga/penstabil pH larutan kitosan. Namun,
jumlah volume NaCl harus dibatasi dan tidak boleh berlebihan, karena bila berlebihan
larutan yang terbentuk tidak bersifat penyangga dan justru membuat kitosan tidak
dapat larut.(Kartini,1997)
CH3COOH (aq) + NaCl (aq) CH 3COONa (aq) + HCl (aq) (Noralia dan
Dina,2013)
Larutan standar asam asetat dan natrium klorida dapat diganti dengan
menggunakan asam organik encer yang ditambahkan garam yang dapat membentuk
larutan penyangga dan dapat mempertahankan pH sekitar 6,5. Larutan pengganti
yang dapat digunakan adalah asam formiat dan asam sinamat karena kitosan dapat
larut dalam kedua asam tersebut, untuk natrium klorida dapat diganti dengan KNO3
karena keduanya merupakan garam dari asam kuat dan basa kuat.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melarutkan kitosan. Hal pertama yang
dilakukan adalah mengencerkan larutan kitosan konsentrasi 1% menjadi 0,025% ;
0,05% ; 0,075% ; 0,1%. Tujuan variasi pengenceran adalah untuk mengetahui
perbedaan waktu alir larutan kitosan terhadap konsentrasinya. Semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka jumlah molekul akan semakin banyak dan makin
sesak sehingga viskositasnya sulit diketahui dan mengakibatkan waktu alir larutan
tersebut untuk mengalir menjadi lebih lama. (Hwang,1997)
Untuk mendapatkan konsentrasi larutan sebesar 0,025% ; 0,05% ; 0,075% ;
0,1% maka diperlukan larutan kitosan 1% sebanyak (berturut-turut): 0,25 ml; 0,5 ml;
0,75 ml; 1 ml diencerkan sampai 10 ml dengan larutan standar. Pada prcobaan ini
dilakukan pnggojogan dngan tujuan untuk menghomogenkan larutan.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui lama waktu alir yang
dibutuhkan larutan kitosan untuk mengalir melalui kapiler viskometer dari x ke y .
Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk
mengalir di dua tanda x dan y. metode yang digunakan yaitu viskositas dengan
menggunakan viscometer oswald.Pengukuran ini menggunakan viskometer oswald,
dimana yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan larutan
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri (Atkins, 1950).
Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama, artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan
makin besar. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi yang tinggi jumlah spesies
atau molekul dalam larutan semakin banyak, sehingga strukturnya akan semakin rapat
atau padat dengan demikian kekentalannya(viskositasnya) akan semakin tinggi.
(Hwang, 1997)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi
larutan maka viskositas relatif dari larutan tersebut akan semakin besar. Hal trsbut
tidak sesuai literatur, seharusnya viskositasnya semakin turun. Dari grafik diatas
diperoleh juga persamaan garis y = 6,738x + 0,363 , sedangkan dari perhitungan
diperoleh persamaan garis y = 6,738x+ 0,36305 dengan nilai regresi 0,5806 dan dari
perhitungan manual maka diperoleh berat molekul kitosan adalah 291,991 g/mol.
Adanya perbedaan nilai desimal dari perhitungan grafik dan perhitungan manual
adalah akibat dari ketidaktepatan pembulatan angka antara angka perhitungan manual
dengan angka yang ada dalam perhitungan grafik (excel).
Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat molekul
maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang dibutuhkan
semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul kitosan adalah 300.0 kDa
(Chang,2017) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka berat molekulnya adalah
300,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan berat
molekul kitosan yaitu 291,243 gram/mol. Hal ini menunjukkan bahwa berat molekul
kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil dari literature.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui lama waktu alir yang
dibutuhkan larutan gum arab untuk mengalir melalui kapiler viskometer dari x ke y .
Prinsip dari viskositas yaitu waktu yang diperlukan pelarut atau larutan polimer untuk
mengalir di dua tanda x dan y. metode yang digunakan yaitu viskositas dengan
menggunakan viscometer oswald.Pengukuran ini menggunakan viskometer ostwarld,
dimana yang diukur dalam percobaan ini adalah waktu yang diperlukan larutan
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat molekul
larutan itu sendiri (Atkins, 1950).
Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi maka waktu alir yang
dibutuhkan semakin lama, artinya semakin tinggi konsentrasi maka viskositas larutan
makin besar. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi yang tinggi jumlah spesies
atau molekul dalam larutan semakin banyak, sehingga strukturnya akan semakin rapat
atau padat dengan demikian kekentalannya(viskositasnya) akan semakin tinggi.
Untuk memperoleh berat molekul gum arab maka digunakan persamaan Mark-
Houwinke untuk memperoleh nilai viskositas intrinsik. Persamaan Mark-Houwinke:
(Hwang, 1997)
GRAFIK HUBUNGAN KONSENTRASI vs
VISKOSITAS REDUKSI PADA GUM ARAB
6
R² = 0.28
3
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Konsentrasi (%)
Hubungan berat molekul dengan viskositas yaitu semakin besar berat molekul
maka viskositas juga akan semakin besar. Sehingga waktu alir yang dibutuhkan
semakin lama. Dari literatur didapatkan berat molekul gum arab adalah 250,0 kDa
(Tranggono dkk,1991) dimana 1 Da setara dengan 1 g/mol, maka berat molekulnya
adalah 250,0 x 103g/mol. Sedangkan dari hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan
berat molekul gum arab yaitu 1661,850 gram/mol. Hal ini menunjukkan bahwa berat
molekul kitosan dari hasil perhitungan lebih kecil dari literature.
VII Penutup
7.1 Kesimpulan
Berat molekul kitosan dan gum arab dapat ditentukan dengan metode
viskositas. Berat molekul kitosan yang didapat dari percobaan ini adalah
291,243 gram/mol berat molekul gum arab sebesar 1661,850 gram/mol.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hwang, J. d. (1997). Effect of Molecular Weight and Wace Concenrtation on Dilute Solution
Properties of Chitosan. Jurnal of Food Science Nature.
Noralia dan Dina.(2013) . Application of Chitosan Based Filtration Technique for Removal of
Heavy Metals from Surface Water. International Reasearch of Environtment Sci. Vol
3 (3), 5-10 , March (2013)
Santoso, K. (2006). Pembuatan dan Karakterisasi Membran Kitosan serta Aplikasinya untuk
Pemisahan Deterjen dalam Limbah. FMIPA ITS.
Tokura Fuji. (1995). Preparation , Characterization and Evolution of Chitosan Macroporus for
Potential Application in Skin Tissues Engineering. Internat. Journ of Biological Macr.
51 992-997.
PENGENCERAN KITOSAN
a. Kitosan 0,025 %
c. Kitosan 0,075 %
b. Kitosan 0,05 %
d. Kitosan 0,1 %
a. Mencari gradien
b. Mencari c
y = mx + c
0,784175 = (6,738)(0,0625) + c
c = 0,36305
a. Mencari gradien
b. Mencari c
y = mx + c
3,73375 =( ) (0,0625) + c
c = 4,6689
Viskometer Oswald