Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. DONI PRANATA
2. HASNA SALSABILA
3. INDAH RIANI

DOSEN PEMBIMBING : MEILIANTI, S.T., M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

TEKNIK KIMIA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai ’’Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Meilianti, S.T., M.T


selaku dosen mata kuliah kimia fisika yang telah memberikan tugas
ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, saran serta kritik yang dapat membangun dari
pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya.

Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu menambah


wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik. Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN          

1.1  Latar Belakang.................................................................................. 3

1.2  Rumusan Masalah............................................................................. 4

1.3  Tujuan............................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Kelarutan.......................................................................................... 5

2.2. Hasil Kali Kelarutan......................................................................... 6

2.3. Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali kelarutan (Ksp)................. 8

2.4. Hubungan Ksp dengan pH............................................................... 11

2.5. Reaksi Pengendapan........................................................................ 13

2.6. Faktor yang mempengaruhi kelarutan.............................................. 15

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang


mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang sukar
larut dalam air seperti perak klorida (AgCl). Apabila natrium klorida
dilarutkan ke dalam air, mula-mula akan larut. Semakin banyak natrium
klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh.
Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat
lagi melarutkan natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi
dari hasil percobaan ternyata jika perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh
kelarutan sebanyak  mol dalam setiap liter larutan.

Berdasarkan contoh diatas dapat diketahui bahwa selalu ada sejumlah


garam yang dapat larut didalam air. Bagi garam yang sukar larut dalam air,
larutan akan jenuh walau hanya sedikit zat terlarut dimasukkan, sebaliknya
bagi garam yang mudah larut dalam air, larutan akan jenuh setelah banyak zat
terlarut dilarutkan. Ada sejumlah maksimum garam sebagai zat terlarut yang
selalu dapat dilarutkan kedalam air.  Jumlah maksimum zat terlarut dalam
pelarut disebut kelarutan.

Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh
garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.Garam-garam
yang sukar larut seperti, AgCl, HgF2. Jika dimasukkan dalam air murni lalu
diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya sedikit sekali. Karena garam-garam
ini adalah elektrolit, maka garam yang terlarut akan terionisasi, sehingga
dalam larutan akan terbentuk suatu kesetimbangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan mengenai Kelarutan (s) suatu larutan?
2. Bagaimana penjelasan mengenai Hasil Kali Kelarutan(Ksp) ?

C. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan mengenai Kelarutan (s) suatu larutan,
2. Mengetahui penjelasan mengenai Hasil Kali Kelarutan(Ksp).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelarutan (s)

Kemampuan garam larut dalam air berbeda-beda. Natrium klorida (NaCI)


termasuk salah satu contoh garam yang mudah larut dalam air. Apabila NaCI
dilarutkan dalam air, mula-mula akan larut. Namun, jika semakin banyak
NaCI yang ditambahkan ke dalam air, NaCI menjadi tidak larut karena
terbentuk endapan. Kondisi ketika NaCI tidak dapat larut lagi dalam air
disebut larutan jenuh.

Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat


terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Istilah
kelarutan diberi simbol s (solubility).  Satuan Kelarutan dinyatakan dalam
mol/liter atau mol L-1.

Jadi, kelarutan (s) sama dengan molaritas (M). Hubungan kelarutan,


volume dan jumlah mol dan massa (gram) adalah sebagai berikut :

s = n/v
Di mana :
s = kelarutan (mol/L)
v = volume (L)
n = jumlah mol

Contoh soal :

1. Sebanyak 4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan


kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol/L . (Ar O = 16; Cr = 52; Ag = 108)

Jawab :

Mol Ag2CrO4 = Massa Ag2CrO4 / Mr Ag2CrO4

= 4,35 x 10-3 gram / 332 gram/mol

= 1,31 x 10-5 mol

Kelarutan (s) = mol / volume

= 1,31 x 10-5 mol / 1 x 10-1 L

= 1,31 x 10-4 mol/L
B. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam


larutan jenuh dipangkatkan koefisien masing-masing. Dalam suatu larutan
jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat
padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. Karena zat padat tidak
mempunyai molaritas, maka tetapan kesetimbangan reaksi di atas hanya
melibatkan ion-ionnya saja, dan tetapan kesetimbangannya disebut tetapan
hasil kali kelarutan (Ksp)  (James E. Brady, 1990).

Perak kromat Ag2CrO4 merupakan contoh garam yang sangat sukar larut


dalam air. Jika dimasukkan sedikit  kristal garam itu ke dalam segelas air lalu
diaduk, kita akan melihat bahwa sebagian besar dari garam itu tidak larut
(mengendap didasar gelas) atau mudah sekali jenuh. Apakah setelah mencapai
keadaan jenuh proses melarut berhenti? Ternyata tidak.

Melalui percobaan telah diketahui bahwa dalam larutan jenuh tetap terjadi
proses melarut, tetapi pada saat yang sama terjadi pula proses pengkristalan
dengan laju yang sama. Dengan kata lain, dalam keadaan jenuh terdapat
kesetimbagan antara zat padat tak larut dengan larutannya. Harga K[AxBy]
sangat kecil karena merupakan senyawa ion yang sukar larut. Oleh karena itu,
harga K[AxBy] dianggap tetap konstan sehingga disebut tetapan hasil kali
kelarutan.

Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak kromat (Ag2CrO4) adalah :

Ag2CrO4(s)  ⇄ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

Dari reaksi tersebut dapat ditentukan persamaan tetapan keseimbangan


Ag2CrO4 yaitu :

Kc = [Ag+]2[ CrO42-]

Tetapan keseimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa


yang sedikit larut disebut tetapan hasil kali kelarutan (solubility product
constant) yang dinyatakan dengan lambang Ksp. Karena [Ag2CrO4] konstan,
maka kita dapat menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk
Ag2CrO4, yaitu :

Ksp = [Ag+]2[ CrO42-]

Secara umum, persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan


kelarutan s adalah :
AxBy(s) ⇄ XAy+(aq) + YBx-(aq)

Maka Ksp = [Ay+]x [Bx-]y karena [AxBy] konstan

Keterangan :

X dan Y adalah koefisien


x-
 dan y+ adalah muatan dari ion A dan B

Ksp atau konstanta hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-
ion dalam larutan jenuh, dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.

Contoh soal menuliskan persamaan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) :

      Tulislah persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari senyawa:

•      AgCl

•      Al(OH)3

Jawab :

•       AgCl(s) ⇄ Ag+(aq) + Cl-(aq)

Ksp = [Ag+] [Cl-]

•        Al(OH)3(s) ⇄ Al3+(aq) + 3OH-(aq)

Ksp = [Al3+] [OH-]3

C. Hubungan Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Perhatikanlah kembali kesetimbangan yang terjadi dalam larutan


jenuh Ag2CrO4  :

Ag2CrO4(s) ⇄ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh


dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2CrO4, yaitu sesuai dengan stoikiometri
reaksi perbandingan koefisien reaksinya.

Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat


dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s), sebagai berikut :
Jika kelarutan Ag2CrO4 dinyatakan dengan s maka konsenterasi ion Ag+
dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi ion CrO42- sama dengan s

Ag2CrO4(s) ⇄ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)

s 2s s

Ksp = [Ag+]2[CrO42-]

= ( 2s )2 (s)

= 4s3

Contoh:

Pada suhu tertentu, kelarutan AgIO3 adalah 2 × 10–6 mol/L, tentukan harga


tetapan hasil kali kelarutannya!

Jawab:

AgIO3 ⇄ Ag+ + IO3-

s s s

Konsentrasi ion Ag+ = konsentrasi ion IO3- = s = kelarutan AgIO3 = 2x10-6


mol/L

Ksp = [Ag+ ] [IO3- ]

= (s)(s)

= (2x10-6) (2x10-6)

= 4 x 10-12

D. Hubungan Ksp dengan pH

Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar


larut. Sebaliknya, harga Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH
larutan (James E. Brady, 1990).

Apa yang akan terjadi bila konsentrasi ion H+ dan ion OH- pelarut air
mengalami perubahan? Jika konsentrasi ion H+ atau OH- berubah, maka pH
juga akan berubah. Selain itu, pH mempengaruhi tingkat larutnya berbagai zat.
Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, dan
sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa.
* Pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larut

Pada umumnya basa mudah larut dalam larutan asam, tetapi sebaliknya
akan sukar larut dalam larutan basa.

1. Jika ke dalam larutan basa ditambahkan asam, maka konsentrasi ion H +


akan bertambah dan konsentrasi ion OH- akan berkurang. Jika ion OH-
berkurang maka kelarutannya juga akan berkurang.
2. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan bertambah
sehingga kelarutannya juga akan bertambah.

* Pengaruh pH terhadap garam yang sukar larut

Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu endapan yang sukar larut
dalam air, tetapi jika ditambahkan asam klorida (HCl) kepada larutan yang
mengandung endapan BaCO3, maka keseimbangan berikut ini akan terjadi
dalam larutan:

Mula-mula BaCO3 terurai menjadi ion-ionnya :

BaCO3(s) ⇄ Ba2+(aq) + CO32-(aq)

Ketika ditambahkan asam klorida, maka akan terjadi reaksi antara ion H+ dari
HCl dengan ion CO3- dari BaCO3.

H+(aq) + CO32-(aq) ⇄ HCO3-(aq)

HCO3- yang terbentuk secara berkelanjutan bereaksi dengan ion H+ lagi


sehingga terbentuk H2CO3 yang tidak stabil dan terurai menjadi H2O dan CO2.

H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq) ⇄ H2O(g) + CO2(g)

Keseimbangan-keseimbangan pada reaksi di atas dapat dinyatakan dengan


hasil kali kelarutan.

Ksp = [Ba2+][CO32-] = 8,1.10-9

Harga tetapan ion asam karbonat ada 2 yang diturunkan dari reaksi ion :

H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)

HCO3-(aq) ⇄ H+(aq) + CO32-(aq)
Sehingga :

K1 = [H+][CO32-] = 5,61. 10-11 dan K2 = [H+][HCO3-] = 4,31. 10-7

[HCO3-] [H2CO3]

Oleh karena harga K yang rendah dari kedua tetapan ion asam karbonat,
maka ion hydrogen akan segera bergabung dengan ion karbonat yang terdapat
dalam larutan (hasil peruraian BaCO3) dengan mula-mula terbentuk ion
hydrogen karbonat kemudian membentuk asam karbonat yang pada akhirnya
akan terurai menjadi air dan gas karbondioksida yang biasanya keluar dari
system. Jika ion H+ yang ditambahkan cukup banyak, maka keseimbangan
akan bergeser kearah kanan dan akhirnya BaCO3 terurai dan melarut.

Contoh soal :

Jika larutan MgCl2 0,3 M ditetesi larutan NaOH, pada pH berapakah endapan


Mg(OH)2 mulai terbentuk? (Ksp Mg(OH)2 = 3 × 10–11)

Jawab:

Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH-]2

2 x 10-11 = 3 x 10-1 [OH-]2

[OH-]2 = 10-10

[OH-] = 10-5

pOH =5

pH = 14 – pOH

pH = 14 – 5

pH                      =9

E. Reaksi Pengendapan

Harga Ksp suatu elektrolit dapat dipergunakan untuk memisahkan dua atau


lebih larutan yang bercampur dengan cara pengendapan. Proses pemisahan ini
dengan menambahkan suatu larutan elektrolit lain yang dapat berikatan
dengan ion-ion dalam campuran larutan yang akan dipisahkan. Karena setiap
larutan mempunyai kelarutan yang berbeda-beda, maka secara otomatis ada
larutan yang mengendap lebih dulu dan ada yang mengendap kemudian,
sehingga masing-masing larutan dapat dipisahkan dalam bentuk endapannya.

Syarat terjadinya pengendapan dalam larutan jenuh :

 Jika [Ay+]x [Bx-]y < Ksp AxBy , larutan belum jenuh.


Qsp < Ksp
 y+ x x- y
Jika [A ]  [B ]  = Ksp AxBy , larutan tepat jenuh atau mulai
mengendap.
Qsp = Ksp
 y+ x x- y
Jika [A ]  [B ]  > Ksp AxBy , larutan lewat jenuh atau sudah
mengendap.
Qsp > Ksp

Contoh soal :

1. Ion CrO42- ditambahkan dalam larutan yang mengandung ion Sr2+ dengan


konsentrasi 1.10-3 M. Jika konsentrasi ion Sr2+ dianggap konstan:
Apakah akan terbentuk endapan jika konsentrasi ion CrO42- yang
ditambahkan adalah 5.10-2 M (Ksp SrCrO4 = 4.10-5) dan itung konsentrasi
ion CrO42- pada saat mulai membentuk endapan SrCO4.

Jawab :

Hasil kali konsentrasi ion Sr2+ dengan ion CrO42- adalah

(Sr2+)(CrO42-) = (1.10-3)(5.10-2)

= 5.10-5

5.10-5 > 4.10-5

Qsp   >  Ksp = maka terbentuk endapan SrCrO4

Endapan mulai terbentuk saat konsentrasi ion :

Ksp = [Sr2+] [CrO42-]

[CrO42-]  = Ksp / [Sr]2+

= 4.10-5 / 1.10-3

= 4.10-2 M
F.  Faktor yang mempengaruhi Kelarutan

Adapun hal-hal yang mempengaruhi kelarutan dari suatu larutan, sebagai


berikut.

1. Jenis pelarut

Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah,


pasti kalian telah mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat
bercampur. Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar, sedangkan
air merupakan senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut
dalam senyawa polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan
bahwa kedua zat bisa bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang
sama.

2.      Suhu

Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air
panas daripada dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud
padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya  suhu
larutan, jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini
menyebabkan ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik
molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah larut.

3.      Pengadukan

Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut
dalam air jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula
dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam
air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemampuan garam larut dalam air berbeda-beda. Natrium klorida (NaCI)


termasuk salah satu contoh garam yang mudah larut dalam air. Apabila NaCI
dilarutkan dalam air, mula-mula akan larut. Namun, jika semakin banyak
NaCI yang ditambahkan ke dalam air, NaCI menjadi tidak larut karena
terbentuk endapan. Kondisi ketika NaCI tidak dapat larut lagi dalam air
disebut larutan jenuh. Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu
tertentu. Istilah kelarutan diberi simbol s (solubility).  Satuan Kelarutan
dinyatakan dalam mol/liter atau mol L-1. Jadi, kelarutan sama dengan
kemolaran dalam larutan jenuhnya. Khususnya untuk zat yang sukar larut.
Jadi, kelarutan (s) sama dengan molaritas (M).

Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam


larutan jenuh dipangkatkan koefisien masing-masing. Dalam suatu larutan
jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat
padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut. Karena zat padat tidak
mempunyai molaritas, maka tetapan kesetimbangan reaksi di atas hanya
melibatkan ion-ionnya saja, dan tetapan kesetimbangannya disebut tetapan
hasil kali kelarutan (Ksp)  (James E. Brady, 1990).

DAFTAR PUSTAKA
Meilianti, S.T., M.T, dkk. 2017. Bahan ajar Kimia Fisika.

Carolina. 2016. Pelajaran Sekolah Online


http://www.pelajaransekolahonline.com/2016/06/pengertian-kelarutan-k-
dan-hasil-kali-kelarutan-ksp.html

Anda mungkin juga menyukai