1
Air adalah pelarut yang baik yang di dalamnya
terlarut sejumlah kecil zat-zat anorganik dan
organik.
Tidak ada air yang benar-benar murni dan ini
menyebabkan dalam setiap analisis air ditemukan
zat-zat lain.
Analisis air selalu dinyatakan dalam bentuk ion-
ion, contohnya jika kristal NaCl dilarutkan dalam
air, struktur kristal tersebut akan terurai menjadi
ion-ion.
NaCl Na+ + Cl-
2
No Unit Satuan Keterangan
1 Miligram per liter mg/L Jumlah miligram substansi dalam satu liter air
4
Beberapa asam yang
dikenal:
Contoh-contoh basa: 1. Asam Klorida, HCl
1. Ammonia, NH3
2. Asam Sulfat, H2SO4
(ammonium hidroksida,
3. Asam Asetat, CH3COOH
NH4OH)
4. Asam Karbonat, H2CO3
2. Natrium hidroksida, NaOH
7
pH
pH menyatakan pengukuran aktifitas ion hidrogen
Salinitas (salinity)
Besaran ini digunakan untuk menggolongkan kandungan
mineral yang terlarut dalam air. Harga salinitas tinggi pada air
garam atau batuan garam (brine).
Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solids (TDS))
TDS menunjukan jumlah ion terlarut yang ditentukan dengan
cara pemanasan secara perlahan-lahan sehingga terjadi
penguapan sejumlah kecil air sampel (50-100 ml), kemudian sisa
garam kering ditimbang. Hasilnya dinyatakan sebagai mg/L.
Jumlah TDS hasil evaporasi ini biasanya lebih kecil hal ini
dikarenakan adanya zat yang hilang pada saat terjadi evaporasi.
8
Densitas
Merupakan berat per satuan volume yang dinyatakan sebagai
gr/L, pound/cuft, kg/m3.
Specific Gravity (Sp.Gr)
Sp.Gr adalah nisbah antara densitas air yang dianalisa
terhadap air murni (tidak ada garam-garam terlarut) pada
suhu tertentu. Karena merupakan perbandingan maka spesific
gravity tidak bermuatan. Jika suhu air yang dianalisa lebih
besar dari 4oC, temperatur yang terukur dicatat dan spesific
gravity dilaporkan sebagai : 20o C 25o C
Sp.Gr pada o o , dll
4 C 4 C 9
Total Suspended Solids (TSS)
TSS merupakan berat dari zat-zat yang tidak larut, zat-zat tersuspensi
yang disaring dari volume sampel tertentu, dan lebih sering
dinyatakan dengan mg/L.
Kekeruhan (turbididty)
Turbididty merupakan sifat optik air yang berhubungan dgn
penyerapan & penyebaran cahaya. Pengukuran turbidity secara
empirik menunjukan seberapa jauh pengukuran tersebut dipengaruhi
oleh jumlah dan jenis zat-zat tersuspensi.
Biochemical Oxygen Demand (BOD)
BOD menyatakan jumlah kebutuhan oksigen terlarut selama proses
penguraian zat-zat organic secara biokimia aerobik dari campuran
organik dan oksidasi dari material tertentu yang tidak tersusun teratur.
10
Chemical Oxygen Demand (COD)
• COD menunjukan jumlah oksigen yg dikonsumsi selama
terjadinya oksidasi zat-zat organik secara kimia pada suatu
kondisi tertentu. COD adalah ukuran contaminants matrial
organik yang lain dalam air.
• Nilai COD biasanya dipakai untuk memantau unit
pengolahan dan aliran air buangan tapi tidak dapat secara
langsung menunjukan jumlah zat-zat organik yang dapat
dioksidasi secara biologic.
BOD & COD adalah indikator utama menyangkut kesehatan
lingkungan suatu persediaan air permukaan. Dan digunakan di dalam
wastewater treatment tetapi jarang dalam water treatment.
11
Selama perjalanan daur hidrologinya, air menyerap
zat-zat tertentu sehingga menyebabkan air menjadi
tidak murni lagi.
Zat-zat tersebut disebut sebagai zat pengotor
(impurities). Zat pengotor dalam air pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu:
1. Padatan tersuspensi
2. Padatan terlarut
3. Gas terlarut
12
1. Padatan Tersuspensi dalam Air
Padatan tersuspensi merupakan istilah yang diterapakan
pada zat heterogen yang terkandung dalam kebanyakan jenis
air.
Padatan tersuspensi terutama terdiri dari lumpur, humus,
limbah dan bahan buangan industri.
Padatan tersuspensi menyebabkan air menjadi keruh dan bila
digunakan sebagai air umpan ketel akan menyebabkan
terbentuknya deposit, kerak dan atau busa.
Dalam air pendingin akan menimbulkan endapan dan
timbulnya korosi dibawah endapan tersebut
Kekeruhan yang berlebihan dalam air minum sangat tidak
diinginkan karena dapat menimbulkan rasa yang kurang baik.
13
2. Padatan Terlarut
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-
zat dari batu-batuan dan tanah yang terkontak dengannya.
Bahan mineral yang terkandung didalam air karena kontaknya
dengan batu-batuan tersebut adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4,
MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya.
Air yang dipakai untuk pembangkit uap atau sisteem
pendingin mempunyai dua parameter penting yang
merupakan padatan terlarut, yaitu kesadahan (hardness) dan
alkalinitas (alkalinity).
14
Kesadahan (hardness)
Kehadiran ion-ion kalsium (Ca2+) dan magnesium
(Mg2+) di dalam suatu persediaan air biasanya dikenal
sebagai “hardness”. Umumnya dinyatakan dalam
grains/galon (gpg). Mineral hardness ada sampai taraf
tertentu dalam hampir setiap persediaan air. Golongan
derajat hardness :
Hardness Level Klasifikasi
mg/L gpg
0 – 17 <1 Soft water
17 – 60 1 – 3,5 slightly hard water
60 – 120 3,5 – 7,0 moderately hard water
120 – 180 7,0 – 10,5 hard water
> 180 > 10,5 very hard water
15
Kesukaran pembentukan busa oleh sabun dalam air
merupakan indikasi kesadahan air. Kesadahan air
terutama diakibatkan oleh adanya ion-ion kalsium dan
magnesium.
Sabun dalam air bereaksi lebih dulu dengan ion-ion ini
sebelum dapat berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan air.
Senyawa kalsium, magnesium dan senyawa lain yang
bereaksi dengan sabun, mempunyai ukuran yang
disebut kesadahan total (total hardness)
Sumber hardness adalah mineral bearing/tegas
kalsium & magnesium terlarut dalam groundwater.
“Carbonate” dan “Non-carbonate” hardness adalah
terminologi yang digunakan untuk menguraikan
sumber kalsium dan magnesium. “Carbonate” hardness
pada umumnya diakibatkan oleh dolomitic limestone
(Kalsium dan magnesium karbonat) sedang “Non-
carbonate” hardness biasanya datang dari klorid dan
dan sulfate.
16
Kesadahan total dari sudut kationnya merupakan
jumlah kesadahan kalsium dan magnesium, atau :
TH CaH + MgH
kesadahan total dari sudut anionnya dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu, kesadahan karbonat atau
kesadahan sementara dan kesadahan non-karbonat
atau kesadahan tetap, sehingga :
TH KH + NH
TH = kesadahan total
CaH = kesadahan kalsium = kadar Ca2+
MgH = kesadahan magnesium = kadar Mg2+
KH = kesadahan karbonat = Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2
NH = kesadahan non-karbonat = CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2
17
Satuan yang dipakai untuk nyatakan kesadahan,
adalah :
milival (mval) = miligram equivalent perliter
mg/L = ppm sebagai CaCO3
od = Derajat kesadahan Jerman
= 5,6 mg CaO/liter
Hubungan antara satuan-satuan tersebut adalah
1 mval = 5,0 mg/L sebagai CaCO3 = 2,8od
Kerugian yang dapat timbul akibat kesadahan
dalam air industri diantaranya pembentukan kerak
dalam ketel dan sistim pendingin, selain itu
pemakaian sabun akan meningkat bila kesadahan
terdapat dalam air pencuci.
18
Alkalinitas (Alkalinity)
Alkalinitas air disebabkan oleh adanya senyawa alkalis
dalam air. Alkalinitas didefenisikan sebagai ukuran dari
kapasitas air untuk menetralkan asam.
Alkalinitas dalam air ada tiga jenis :
19
3. Gas Terlarut
Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain : CO2, O2, N2,
NH3, NO2, dan H2S. Gas-gas yang terlarut tersebut pada
umumnya tidak menimbulkan korosi kecuali CO2, O2 dan NH3.
Karbon dioksida sesungguhnya adalah suatu asam jika
bergabung dengan air, dan dengan demikian dapat
menyerang logam. Reaksi yang terjadi :
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
Oksigen terlarut dalam air merupakan penyebab utama
terjadinya korosi pada boiler dan sistim pendingin.
Penghilangan oksigen dari air umpan boiler dapat dilakukan
dengan cara deareasi.
20