Anda di halaman 1dari 19

KONDUKTIMETRI II

1. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan titik ekivalen titrasi.

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Alat yang digunakan:
- Konduktometer 660
- Elektroda immension cell dengan konstanta cell 0,78
- Magnetic stirrer
- Gelas kimia 250 ml 2 buah, 100 ml 5 buah
- Pipet ukur 1 ml 1 buah dan 5 ml 1 buah
- Labu ukur 100 ml 3 buah
- Pipet tetes
- Bola karet
- Kaca arloji
- Corong, Spatula
- Neraca massa
b. Bahan yang digunakan:
- KCl 0,1 N
- Larutan NaOH 0,1 N
- Larutan HCl 0,1 N

3. DASAR TEORI
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar
larutan. Daya hantar larutan ini tergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam
larutan.
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung dari frekwensi
yang digunakan. Jika arus frekwensinya bertambah besar, maka kapasitas dan induktif
akan semakin besar.
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
- Titrasi konduktimetri yang dilakukan dengan frekwensi arus rendah maksimum 300
Hz.
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekwensi arus tinggi yang disebut
titrasi frekwensi tinggi.
Titrasi Konduktometri Frekwensi Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volume
yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi
ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang
cukup besar sehingga dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan
basa kuat. Pada titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadi penggantian ion
yang mempunyai konduktivitas rendah.
Penentuan titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan konduktivitas dari reaksi yang
terjadi. Hantaran diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi dan pengukuran titik
akhir titrasi berdasarkan 2 alur garis yang saling berpotongan, titik potong ini disebut
titik ekivalen.
Kelebihan titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah seperti asam borat dan fenol
yang secara potensiometri tidak dapat dilakukan. Selain itu, titrasi konduktometri tidak
perlukan control suhu.

Titrasi Konduktometri Frekwensi Tinggi


Titrasi ini sesuai sel yang terdiri atas sistem reaksi yang dibuat bagian atau dipasang
sirkuit osilator berionisasi pada frekwensi beberapa MHz. Keuntungan cara ini antara
lain elektroda ditempatkan diluar sel dan tidak langsung kontak dengan yang lain,
sedangkan kerugiannya respon tidak spesifik karena tidak bergantung pada hantaran dan
tetapan dielektrik dari sistem, selain itu tidak dipengaruhi oleh sifat kimia dari
komponen-komponen sistem.

Kelebihan titrasi konduktometer:


1. Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik ekivalen sudah dapat
ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut.
2. Dapat digunakan untuk titrasi yang berwarna.
3. Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapan.
4. Lebih praktis.
5. Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit.
6. Untuk persen kesalahannya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri.

Kekurangan titrasi konduktometer:


1. Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja.
2. Sangat dipengaruhi temperatur.
3. Dapat ditunjukkan dengan tidak langsung.
4. Peralatan cukup mahal.
5. Jika tidak hati-hati maka akan cepat rusak.
6. Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
Titrasi konduktometri
- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml.
- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml.
- Memipet 10 ml larutan NaOH, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml
ditambahkan aquadest hingga volume 200 ml (elektroda terendam).
- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan hidupkan pemanas).
- Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirer.
- Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1 ml sampai 15 ml (dengan kenaikkan
1 ml ), pada saat penambahan HCl posisi tombol pada posisi (“kond”) dan baca
konduktivitas pada display setiap penambahan HCl.
- Membuat grafik titrasi secara teori dan praktek.
- Setelah didapat kurva yang diinginkan tentukan titik ekivalen secara praktek dan
teori.
- Menentukan persen kesaahannya.

EVALUASI
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan persamaan:
V1C1 = V2C2
Dimana:
V1 = volume larutan HCl
V2 = volume larutan NaOH
C1 = konsentrasi larutan HCl
C2 = konsentrasi larutan NaOH

Catatan
Elektroda dipasang sebelum alat konduktometer dihidupkan dan rendam elektroda
dengan aquadest sebelum digunakan.
Sedangkan titik ekivalen ditentukan dari kurva yang diperoleh dengan cara:
- Menarik garis pada kedua sisi kurva sehingga diperoleh titik potong, titik porong
merupakan titik ekivalen.
- Dari titik awal kurva hingga titik potong merupakan jumlah volume yang diperlukan
penitrasi.
5. DATA PENGAMATAN
No
. Volume Titran( ml) Volume Total (ml) Nilai Konduktivitas terukur (ms/cm)
1 0 200 1,226
2 1 201 1,157
3 2 202 1,094
4 3 203 0,972
5 4 204 0,805
6 5 205 0,725
7 6 206 0,512
8 7 207 0,402
9 8 208 0,287
10 9 209 0,143
11 10 210 0,057
12 11 211 0,194
13 12 212 0,432
14 13 213 0,623
15 14 214 0,813
16 15 215 1,127

6. PERHITUNGAN
- Penentuan Konduktivitas
1) Larutan NaOH 0,1 M (Sebelum penambahan HCl)
Perhitungan konsentrasi NaOH
Dik: V1 = 10 ml = 0,01 L V2 = 200 ml = 0,2 L
C1 = 0,1 M
Dit: C2 = ?
Penyelesaian:
V1C1 = V2C2
0,01 L× 0,1 mol/l=0,2 L× C2
0,001mol
C 2=
0,2 L
C 2=0,005 mol /l

Penentuan konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 /mol . 0,005 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 2,505 ×10−4 s /cm
¿ 0,2505 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 / mol . 0,005 mol /l .10−3 L/cm3


¿ 9,915 ×10−4 s /cm
¿ 0,9915 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,2505+0,9915 ) ms/cm
¿ 1,242 ms/cm

Teori−Praktik
% kesalahan=
Teori
(1,242−1,226 ) ms/cm
¿ ×100
1,242 ms/cm
¿ 1,2882 %

2) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 1 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ ml ×1 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,1 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,1 - -
b 0,1 0,1 0,1 0,1
s 0,9 - 0,1 0,1

mol 0,9 mmol


M NaOH = = =0,004477 mmol /ml=0,004477 mol / L
V . total 201 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 / mol . 0,004477 mol/l .10−3 L/cm 3


¿ 0,000224 s/cm
¿ 0,224 ms /cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 / mol . 0,004477 mol /l . 10−3 L /cm3


¿ 0,000888 s /cm
¿ 0,888 ms/ cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,224+ 0,888 ) ms/cm
¿ 1,112 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
(1,157−1,112 ) ms/cm
¿ × 100
1,157 ms/cm
¿ 3,8894 %

3) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 2 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×2 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,2 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,2 - -
b 0,2 0,2 0,2 0,2
s 0,8 - 0,2 0,2

mol 0,8 mmol


M NaOH = = =0,003960mmol/ml=0,003960 mol / L
V . total 202 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 / mol . 0,003960 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000198 s /cm
¿ 0,198 ms/ cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 / mol . 0,003960 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000785 s /cm
¿ 0,785 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,198+0,785 ) ms /cm
¿ 0,983 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
(1,094−0,983 ) ms /cm
¿ ×100
1,094 ms/cm
¿ 10,1463 %

4) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 3 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ ml ×3 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,3 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,3 - -
b 0,3 0,3 0,3 0,3
s 0,7 - 0,3 0,3

mol 0,7 mmol


M NaOH = = =0,003448 mmol /ml=0,003448mol / L
V . total 203 ml
Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 / mol . 0,003448 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000173 s /cm
¿ 0,173 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 / mol . 0,003448 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000684 s/cm
¿ 0,684 ms /cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,173+0,684 ) ms/cm
¿ 0,857 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,972−0,857 ) ms/cm
¿ × 100
0,972ms /cm
¿ 11,7949 %

5) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 4 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml × 4 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,4 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,4 - -
b 0,4 0,4 0,4 0,4
s 0,6 - 0,4 0,4

mol 0,6 mmol


M NaOH = = =0,002941mmol /ml=0,002941 mol /L
V . total 204 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 /mol . 0,002941mol /l. 10−3 L/cm3


¿ 0,000147 s/cm
¿ 0,147 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿
¿ 198,3 scm2 /mol . 0,002941 mol/l .10−3 L/cm3
¿ 0,000583 s /cm
¿ 0,583 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,147+ 0,583 ) ms /cm
¿ 0,730 ms/ cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,805−0,730 ) ms /cm
¿ × 100
0,805ms /cm
¿ 9,3168 %

6) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 5 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol /ml ×5 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,5 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,5 - -
b 0,5 0,5 0,5 0,5
s 0,5 - 0,5 0,5

mol 0,5 mmol


M NaOH = = =0,002439 mmol/ml=0,002439 mol /L
V . total 205 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 /mol . 0,002439 mol/l .10−3 L/cm 3


¿ 0,000122 s /cm
¿ 0,122 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm /mol . 0,002439 mol/l .10−3 L/cm3


2

¿ 0,000484 s/cm
¿ 0,484 ms /cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,122+0,484 ) ms /cm
¿ 0,606 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,725−0,606 ) ms /cm
¿ ×100
0,725ms /cm
¿ 16,4138 %

7) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 6 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×6 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,6 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,6 - -
b 0,6 0,6 0,6 0,6
s 0,4 - 0,6 0,6

mol 0,4 mmol


M NaOH = = =0,001942mmol /ml=0,001942mol /L
V . total 206 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 /mol . 0,001942mol /l. 10−3 L/cm3


¿ 0,000097 s/cm
¿ 0,097 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 /mol . 0,001942 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000385 s /cm
¿ 0,385 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,097+ 0,385 ) ms /cm
¿ 0,482 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,512−0,482 ) ms/cm
¿ ×100
0,512 ms/cm
¿ 5,8594 %

8) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 7 ml HCl7


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×7 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,7 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,7 - -
b 0,7 0,7 0,7 0,7
s 0,3 - 0,7 0,7

mol 0,3 mmol


M NaOH = = =0,001449 mmol/ml=0,001449 mol /L
V . total 207 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 /mol . 0,001449 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000073 s /cm
¿ 0,073 ms/cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm /mol . 0,001449 mol/l .10−3 L/cm3


2

¿ 0,000287 s/cm
¿ 0,287 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,073+0,287 ) ms /cm
¿ 0,360 ms/ cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,402−0,360 ) ms/cm
¿ × 100
0,402 ms/cm
¿ 10,4478 %

9) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 8 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×8 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,8 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,8 - -
b 0,8 0,8 0,8 0,8
s 0,2 - 0,8 0,8

mol 0,2 mmol


M NaOH = = =0,000962 mmol/ml=0,000962 mol/ L
V . total 208 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
¿ 50,1 scm2 /mol . 0,000962mol /l. 10−3 L/cm3
¿ 0,000048 s /cm
¿ 0,048 ms/ cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 /mol . 0,000962 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000191 s /cm
¿ 0,191 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,048+0,191 ) ms/ cm
¿ 0,239 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,287−0,239 ) ms /cm
¿ ×100
0,287 ms/cm
¿ 16,7247 %

10) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 9 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol /ml × 9 ml
¿ 1 mmol ¿ 0,9 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 0,9 - -
b 0,9 0,9 0,9 0,9
s 0,1 - 0,9 0,9

mol 0,1 mmol


M NaOH = = =0,000478 mmol/ml=0,000478 mol /L
V . total 209 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ Na +¿=50,1 scm /mol ¿


2

λ OH −¿=198,3 scm /mol ¿


1 L
+ ¿.M NaOH . ¿

L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3

¿ 50,1 scm2 / mol . 0,000478 mol/l .10−3 L/cm 3


¿ 0,000024 s/cm
¿ 0,024 ms /cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿

L OH −¿= λOH 1000 cm 3


¿

¿ 198,3 scm2 / mol . 0,000478 mol/l .10−3 L/cm3


¿ 0,000095 s /cm
¿ 0,095 ms/cm
−¿¿

L NaOH =L Na +¿+ LOH ¿


¿ ( 0,024+ 0,095 ) ms/cm
¿ 0,119 ms /cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,143−0,119 ) ms/cm
¿ ×100
0,143 ms/cm
¿ 16,7832 %

11) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 10 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml
¿ 1 mmol ¿ 1 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 1 - -
b 1 1 1 1
s - - 1 1

12) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 11 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×11ml
¿ 1 mmol ¿ 1,1 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 1,1 - -
b 1 1 1 1
s - 0,1 1 1

mol 0,1 mmol


M HCl= = =0,000474 mmol /ml=0,000474 mol/ L
V . total 211 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ H +¿=349,8 scm /mol ¿


2

λ Cl−¿=76,3 scm / mol¿


1 L
+¿ .M HCl. ¿

L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿

¿ 349,8 scm2 /mol . 0,000474 mol /l. 10−3 L/cm3


¿ 0,000166 s /cm
¿ 0,166 ms/cm
1 L
−¿. M HCl. ¿

L Cl−¿= λCl 1000 cm 3


¿

¿ 76,3 scm2 /mol . 0,000474 mol /l. 10−3 L/cm 3


¿ 0,000036 s /cm
¿ 0,036 ms/cm
−¿¿

L HCl=L H +¿+ LCl ¿


¿ ( 0,166+0,036 ) ms/cm
¿ 0,202 ms/cm
Teori−Praktik
% kesalahan=
Teori
( 0,202−0,194 ) ms /cm
¿ ×100
0,202ms /cm
¿ 3,9604 %
13) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 12 ml HCl)
mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×12 ml
¿ 1 mmol ¿ 1,2 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 1,2 - -
b 1 1 1 1
s - 0,2 1 1

mol 0,2 mmol


M HCl= = =0,000943 mmol/ml=0,000943 mol /L
V . total 212 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ H +¿=349,8 scm /mol ¿


2

λ Cl−¿=76,3 scm / mol¿


1 L
+¿ .M HCl. ¿

L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿

¿ 349,8 scm2 /mol . 0,000943 mol /l .10−3 L /cm3


¿ 0,000330 s /cm
¿ 0,330 ms/ cm
1 L
−¿. M HCl. ¿

L Cl−¿= λCl 1000 cm 3


¿

¿ 76,3 scm2 /mol . 0,000943 mol /l .10−3 L/cm3


¿ 0,000072 s /cm
¿ 0,072 ms/cm
−¿¿

L HCl=L H +¿+ LCl ¿


¿ ( 0,330+0,072 ) ms/ cm
¿ 0,402 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,432−0,402 ) ms/cm
¿ ×100
0,432 ms/cm
¿ 6,9444 %

14) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 13 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol /ml ×13 ml
¿ 1 mmol ¿ 1,3 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m 1 1,3 - -
b 1 1 1 1
s - 0,3 1 1

mol 0,3 mmol


M HCl= = =0,001408 mmol /ml=0,001408 mol /L
V . total 213 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ H +¿=349,8 scm /mol ¿


2

λ Cl−¿=76,3 scm / mol¿


1 L
+¿ .M HCl. ¿

L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿

¿ 349,8 scm2 /mol . 0,001408 mol /l .10−3 L /cm 3


¿ 0,000493 s /cm
¿ 0,493 ms/cm
1 L
−¿. M HCl. ¿

L Cl−¿= λCl 1000 cm 3


¿

¿ 76,3 scm2 /mol . 0,001408 mol /l .10−3 L/cm3


¿ 0,000107 s/cm
¿ 0,107 ms/cm
−¿¿

L HCl=L H +¿+ LCl ¿


¿ ( 0,493+0,107 ) ms /cm
¿ 0,6 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,623−0,6 ) ms /cm
¿ ×100
0,623 ms/cm
¿ 3,6918 %

15) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 14 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol/ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol/ml ×14 ml
¿ 1 mmol ¿ 1,4 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 1,4 - -
b 1 1 1 1
s - 0,4 1 1

mol 0,4 mmol


M HCl= = =0,001869 mmol/ml=0,001869mol / L
V . total 214 ml

Penentuan Konduktivitas
2

λ H +¿=349,8 scm /mol ¿


2

λ Cl−¿=76,3 scm / mol¿


1 L
+¿ .M HCl. ¿

L H +¿=λ H ¿
1000 cm 3

¿ 349,8 scm2 / mol . 0,001869 mol /l .10−3 L/cm3


¿ 0,000654 s/cm
¿ 0,654 ms /cm
1 L
−¿. M HCl. ¿

L Cl−¿= λCl 1000 cm 3


¿

¿ 76,3 scm2 / mol . 0,001869 mol/l .10−3 L/cm 3


¿ 0,000143 s /cm
¿ 0,143 ms/cm
−¿¿

L HCl=L H +¿+ LCl ¿


¿ ( 0,654+ 0,143 ) ms/cm
¿ 0,797 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,813−0,797 ) ms /cm
¿ ×100
0,813 ms/cm
¿ 1,9680 %

16) Larutan NaOH 0,1 M (penambahan 15 ml HCl)


mol NaOH =M ×V mol HCl=M ×V
¿ 0,1 mmol /ml ×10 ml ¿ 0,1 mmol /ml ×15 ml
¿ 1 mmol ¿ 1,5 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m 1 1,5 - -
b 1 1 1 1
s - 0,5 1 1

mol 0,5 mmol


M HCl= = =0,002326 mmol/ml=0,002326 mol / L
V . total 215 ml

Penentuan Konduktivitas
2
+¿=349,8 scm /mol ¿
λH
2

λ Cl−¿=76,3 scm / mol¿


1 L
+¿ .M HCl. ¿

L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿

¿ 349,8 scm2 /mol . 0,002326 mol /l . 10−3 L /cm3


¿ 0,000814 s/cm
¿ 0,814 ms /cm
1 L
−¿. M HCl. ¿

L Cl−¿= λCl 1000 cm 3


¿

¿ 76,3 scm2 /mol . 0,002326 mol /l . 10−3 L /cm3


¿ 0,000177 s/cm
¿ 0,177 ms/cm
−¿¿

L HCl=L H +¿+ LCl ¿


¿ ( 0,814+ 0,177 ) ms/cm
¿ 0,991 ms/cm

Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik

(1,127−0,991 ) ms/cm
¿ × 100
1,127 ms /cm
¿ 12,0674 %

7. GRAFIK PENGAMATAN

8. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan titik ekivalen titrasi. Untuk
menentukan titik akhir titrasi tersebut dapat menggunakan pengukuran
konduktivitas. Larutan yang digunakan pada praktikum ini ialah NaOH 0,1 M dan
HCl 0,1 M.
Berdasarkan grafik, nilai konduktivitasnya terjadi penurunan kemudian
menaik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka nilai konduktivitasnya
menurun. Namun, jika sudah melewati titik ekivalennya maka nilai konduktivitasnya
akan menaik. Pada penambahan 1 ml sampai 9 ml HCl nilai konduktivitas dari
larutan tersebut mengalami penurunan karena terjadi reaksi antara NaOH dan HCl.
Ion OH- dengan H+ akan membentuk H2O sehingga jumlah OH- di dalam larutan
berkurang yang mengakibatkan nilai konduktivitasnya menurun. Namun, setelah
larutan telah bereaksi seluruhnya maka tercapai titik ekivalennya yaitu pada
penambahan HCl sebanyak 10 ml. Pada penambahan 11 ml sampai 15 ml HCl
terjadi kenaikkan nilai konduktivitas karena telah melewati titik ekivalennya.
9. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak penambahan HCl maka nilai konduktivitasnya menurun sehingga semakin
mendekati titik ekivalennya. Namun, jika sudah melewati titik ekivalen maka nilai
konduktivitas menaik. Titik ekivalen pada praktikum ini tercapai pada penambahan
10 ml larutan HCl.

10. DAFTAR PUSTAKA


- Kasie Laboratorium Instrumen dan Pengukuran. 2019. Penuntun Praktikum
Instrumen dan Pengukuran. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.
- Putri, Sarah Swasti. 2014. Konduktometri 2.
http://sarahswasti.blogspot.com/2014/29/konduktometer -2.html?m=1
- Anonim. 2016. Konduktometri II.
GAMBAR ALAT

Konduktometer Kaca Arloji

Labu Takar Pipet Ukur


Spatula
Pipet Tetes Bola Karet

Anda mungkin juga menyukai