1. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan titik ekivalen titrasi.
3. DASAR TEORI
Konduktometri merupakan salah satu metode analisis yang berdasarkan daya hantar
larutan. Daya hantar larutan ini tergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam
larutan.
Pengukuran konduktivitas dapat juga digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Titrasi konduktometri dapat dilakukan dengan dua cara dan tergantung dari frekwensi
yang digunakan. Jika arus frekwensinya bertambah besar, maka kapasitas dan induktif
akan semakin besar.
Titrasi yang dapat dilakukan adalah:
- Titrasi konduktimetri yang dilakukan dengan frekwensi arus rendah maksimum 300
Hz.
- Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekwensi arus tinggi yang disebut
titrasi frekwensi tinggi.
Titrasi Konduktometri Frekwensi Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volume
yang begitu besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi
ionik atau tidak. Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang
cukup besar sehingga dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan
basa kuat. Pada titrasi ini terjadi penurunan konduktivitas karena terjadi penggantian ion
yang mempunyai konduktivitas rendah.
Penentuan titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan konduktivitas dari reaksi yang
terjadi. Hantaran diukur pada setiap penambahan sejumlah pereaksi dan pengukuran titik
akhir titrasi berdasarkan 2 alur garis yang saling berpotongan, titik potong ini disebut
titik ekivalen.
Kelebihan titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah seperti asam borat dan fenol
yang secara potensiometri tidak dapat dilakukan. Selain itu, titrasi konduktometri tidak
perlukan control suhu.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
Titrasi konduktometri
- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml.
- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml.
- Memipet 10 ml larutan NaOH, dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml
ditambahkan aquadest hingga volume 200 ml (elektroda terendam).
- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan hidupkan pemanas).
- Mengaduk larutan NaOH dengan magnetic stirer.
- Melakukan penambahan HCl 0,1 N sebanyak 1 ml sampai 15 ml (dengan kenaikkan
1 ml ), pada saat penambahan HCl posisi tombol pada posisi (“kond”) dan baca
konduktivitas pada display setiap penambahan HCl.
- Membuat grafik titrasi secara teori dan praktek.
- Setelah didapat kurva yang diinginkan tentukan titik ekivalen secara praktek dan
teori.
- Menentukan persen kesaahannya.
EVALUASI
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH digunakan persamaan:
V1C1 = V2C2
Dimana:
V1 = volume larutan HCl
V2 = volume larutan NaOH
C1 = konsentrasi larutan HCl
C2 = konsentrasi larutan NaOH
Catatan
Elektroda dipasang sebelum alat konduktometer dihidupkan dan rendam elektroda
dengan aquadest sebelum digunakan.
Sedangkan titik ekivalen ditentukan dari kurva yang diperoleh dengan cara:
- Menarik garis pada kedua sisi kurva sehingga diperoleh titik potong, titik porong
merupakan titik ekivalen.
- Dari titik awal kurva hingga titik potong merupakan jumlah volume yang diperlukan
penitrasi.
5. DATA PENGAMATAN
No
. Volume Titran( ml) Volume Total (ml) Nilai Konduktivitas terukur (ms/cm)
1 0 200 1,226
2 1 201 1,157
3 2 202 1,094
4 3 203 0,972
5 4 204 0,805
6 5 205 0,725
7 6 206 0,512
8 7 207 0,402
9 8 208 0,287
10 9 209 0,143
11 10 210 0,057
12 11 211 0,194
13 12 212 0,432
14 13 213 0,623
15 14 214 0,813
16 15 215 1,127
6. PERHITUNGAN
- Penentuan Konduktivitas
1) Larutan NaOH 0,1 M (Sebelum penambahan HCl)
Perhitungan konsentrasi NaOH
Dik: V1 = 10 ml = 0,01 L V2 = 200 ml = 0,2 L
C1 = 0,1 M
Dit: C2 = ?
Penyelesaian:
V1C1 = V2C2
0,01 L× 0,1 mol/l=0,2 L× C2
0,001mol
C 2=
0,2 L
C 2=0,005 mol /l
Penentuan konduktivitas
2
L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Teori−Praktik
% kesalahan=
Teori
(1,242−1,226 ) ms/cm
¿ ×100
1,242 ms/cm
¿ 1,2882 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
(1,157−1,112 ) ms/cm
¿ × 100
1,157 ms/cm
¿ 3,8894 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
(1,094−0,983 ) ms /cm
¿ ×100
1,094 ms/cm
¿ 10,1463 %
L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,972−0,857 ) ms/cm
¿ × 100
0,972ms /cm
¿ 11,7949 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,805−0,730 ) ms /cm
¿ × 100
0,805ms /cm
¿ 9,3168 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3
¿ 0,000484 s/cm
¿ 0,484 ms /cm
−¿¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,725−0,606 ) ms /cm
¿ ×100
0,725ms /cm
¿ 16,4138 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,512−0,482 ) ms/cm
¿ ×100
0,512 ms/cm
¿ 5,8594 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
¿ 0,000287 s/cm
¿ 0,287 ms/cm
−¿¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,402−0,360 ) ms/cm
¿ × 100
0,402 ms/cm
¿ 10,4478 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na +¿= λ Na ¿
1000 cm 3
¿ 50,1 scm2 /mol . 0,000962mol /l. 10−3 L/cm3
¿ 0,000048 s /cm
¿ 0,048 ms/ cm
1 L
−¿ .M NaOH . ¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,287−0,239 ) ms /cm
¿ ×100
0,287 ms/cm
¿ 16,7247 %
Penentuan Konduktivitas
2
L Na+¿= λ Na ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,143−0,119 ) ms/cm
¿ ×100
0,143 ms/cm
¿ 16,7832 %
Penentuan Konduktivitas
2
L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿
Penentuan Konduktivitas
2
L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,432−0,402 ) ms/cm
¿ ×100
0,432 ms/cm
¿ 6,9444 %
Penentuan Konduktivitas
2
L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,623−0,6 ) ms /cm
¿ ×100
0,623 ms/cm
¿ 3,6918 %
Penentuan Konduktivitas
2
L H +¿=λ H ¿
1000 cm 3
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
( 0,813−0,797 ) ms /cm
¿ ×100
0,813 ms/cm
¿ 1,9680 %
Penentuan Konduktivitas
2
+¿=349,8 scm /mol ¿
λH
2
L H +¿=λ H 1000 cm 3
¿
Praktik −Teori
% kesalahan=
Praktik
(1,127−0,991 ) ms/cm
¿ × 100
1,127 ms /cm
¿ 12,0674 %
7. GRAFIK PENGAMATAN
8. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan ini dilakukan untuk menentukan titik ekivalen titrasi. Untuk
menentukan titik akhir titrasi tersebut dapat menggunakan pengukuran
konduktivitas. Larutan yang digunakan pada praktikum ini ialah NaOH 0,1 M dan
HCl 0,1 M.
Berdasarkan grafik, nilai konduktivitasnya terjadi penurunan kemudian
menaik. Dimana, semakin mendekati titik ekivalen maka nilai konduktivitasnya
menurun. Namun, jika sudah melewati titik ekivalennya maka nilai konduktivitasnya
akan menaik. Pada penambahan 1 ml sampai 9 ml HCl nilai konduktivitas dari
larutan tersebut mengalami penurunan karena terjadi reaksi antara NaOH dan HCl.
Ion OH- dengan H+ akan membentuk H2O sehingga jumlah OH- di dalam larutan
berkurang yang mengakibatkan nilai konduktivitasnya menurun. Namun, setelah
larutan telah bereaksi seluruhnya maka tercapai titik ekivalennya yaitu pada
penambahan HCl sebanyak 10 ml. Pada penambahan 11 ml sampai 15 ml HCl
terjadi kenaikkan nilai konduktivitas karena telah melewati titik ekivalennya.
9. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak penambahan HCl maka nilai konduktivitasnya menurun sehingga semakin
mendekati titik ekivalennya. Namun, jika sudah melewati titik ekivalen maka nilai
konduktivitas menaik. Titik ekivalen pada praktikum ini tercapai pada penambahan
10 ml larutan HCl.