I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar
listrik suatu larutan elektrolit.
- Mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar
listrik secara konduktometri.
II. TEORI
Bahan-bahan yang dapat mengalirkan arus listrik disebut konduktometer. Ada dua
jenis konduktor yaitu :
a. Konduktor elektronik
Disini tidak terjadi pemindahan materi pada waktu arus dilewatkan. Arus
disebakan adanya muatan negatif hanya dalam satu arah.
Contoh : kawat, kawat logam.
b. Konduktor elektrolik
Disini arus mengalir disertai dengan perpindahan materi. Muatan negatif dan
muatan positif bergerak dalam arah yang berlawanan.
Contoh : lelehan garam larutan asam, basa dan garam dalam air.
A C
L
B
Volume pentiter
L
A B Volume pentiter
C. Titrasi asam kuat oleh basa lemah.
Dari A ke B terjadi penurunan hantaran. Hal ini disebabkan karena penggantian
ion H+ yang cepat oleh M+ yang lambat. Dari B ke C dengan penambahan basa
lemah berlebihan ke dalam larutan garamnya dengan basa kuat akan terbentuk,
sehingga tidak terjadi penambahan hantaran-hantaran oleh ion OH- secara tajam.
A
B C
Volume pentiter
D
C
L A
B
Volume pentiter
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan bahan :
- Seperangkat alat konduktometer - Natrium hidroksida, NaOH
- Buret - Asam klorida, KCl
- Labu ukur - Asam asetat, CH3COOH
- Gelas piala - Aquadest
- Pipet gondok
- Batang Pengaduk
Theresia Sita Kusuma, Dra. ELEKTROKIMIA. FMIPA. Unand. Padang. 1984. Hal
11– 12.
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA PEMISAHAN ELEKTROANALISA
KONDUKTOMETRIS
Oleh:
LABORATORIUM INSTRUMEN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2008
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
- HCl 0,1 = 5 mL
- As. Asetat = 5 mL
- Vo = 50 mL
Untuk sampel
Pada grafik didapatkan titik ekivalen, dimana yang dipakai adalah standart HCl.
Titik ekivalen pada penambahan NaOH 5,5 mL, maka konsentrasi HCl dapat dicari :
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x 0,1 N = 50 mL x N2
N2 = 0,01 N
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami melakukan percobaan ini yaitu “konduktometri” dimana
larutan yang digunakan adalah HCl 0,1 N 5 mL yang dilarutkan dengan aquadest dalam
labu ukur 50 mL. Kemudian elektroda dicelupkan kedalam larutan tersebut. Dan larutan
HCl tersebut dititrasi dengan NaOH 0,1 dengan tahap penambahan pentiter tiap 0,5 mL
sampai dengan 10 mL. Titik ekivalen terjadi pada penambahan pentiter sebanyak 7,0 mL.
Yang ditandai dengan naiknya nilai DHL yang terbaca.
Hal yang sama juga kami lakukan pada Asam asetat 5 mL dalam labu ukur 50 mL,
dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Sedangkan sampel yang diberikan oleh asisten menurut
kami adalah asam lemah. Karena dapat dilihat dari kurva yang didapat sama dengan
kurva titrasi antara asam lemah dengan basa kuat.
a. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
- Titrasi konduktometri ini didasarkan pada pengukuran hantaran
yang terjadi dari suatu larutan.
- Prinsip kerja dari konduktometri adalah kecepatan ion H+ jauh
lebih besar dari ion positif lainnya dan kecepatan ion OH- jauh
lebih besar dari ion negatif lainnya.
- Titik ekivalen terukur dalam bentuk hantaran.
- Konsentrasi larutan standar = 0,01 N
b. Saran
Untuk mendapatkan mengukuran daya hantar yang lebih akurat dan
hasil yang memuaskan maka disarankan agar :
1. Pahami cara kerja dan prinsip kerja
2. Set K nya harus bernilai 0,97
3. Teliti dalam pembacaan skala
Hidupkan alat
kond
ml
Vo
V. PEMBAHASAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM CARA PEMISAHAN ELEKTROANALISA
KONDUKTOMETRIS
Oleh:
- Natrium hidroksida,
- Buret
- Labu ukur
- Gelas piala
- Aquadest
- Pipet gondok
- Batang Pengaduk
3.2 Skema Kerja
Hidupkan alat
kond
ml
Vo