I. Tujuan Percobaan
- Menentukan daya hantar listrik suatu larutan
- Menentukan ekivalen titrasi
Metode konduktometeri dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antar
konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus
diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut turut jarak elektrode harus tetap.
Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperature tetap, tetapi pengenceran
akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi. Titrasi
asam lemah terhadap basa lemah dapat dengan mudah dilaksanakan dengan cara
konduktometri. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah
reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan
konsentrasi ionik terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe3+dengan KMnO4dimana perubahan
hantaran sebelum dan sesudah titik ekivalen terlalu kecil bila dibandingkan dengan besarnya
konduktansi total.
Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan syarat ion
tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang
lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas.
Titrasi Konduktometri Frekuensi Arus Rendah
Penambahan suatu elektrolit lain pada keadaan yang tidak ada perubahan volum yang begitu
besar akan mempengaruhi konduktivitas larutan karena akan terjadi reaksi ionik atau tidak.
Jika terjadi reaksi ionik akan terjadi perubahan konduktivitas yang cukup besar sehingga
dapat diamati reaksi yang terjadi, seperti pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Pada titrasi ini
terjadi penurunan konduktivitas karena terjadinya penggantian ion yang mempunyai
konduktivitas rendah.
Pada titrasi penetralan, pengendapan, penentuan titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan
konduktivitas dari reaksi kimia yang terjadi. Hantaran diukur pada setiap penambahan
sejumlah pereaksi pengukuran titik akhir titrasi berdasarkan dua alur garis yang saling
berpotongan. Titik potong ini disebut titik ekivalen.
Secara praktek, konsentrasi penitran 20-100 kali lebih pekat dari larutan yang dititrasi,
kelebihan dari titrasi ini, baik untuk asam yang sangat lemah yang secara potensiometri tidak
dapat dilakukan dengan cara koduktometri dapat dilakukan, selain itu secara konduktometri.
Titrasi Konduktometri
- Membuat larutan NaOH 0,1 N sebanyak 100 ml
- Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml
- Memipet 10 ml larutan NaOH,memasukkan kedalam gelas kimia 250 ml lalu
menambahkan aquadest hingga volume 200 ml (elektroda terendam)
- Meletakkan larutan NaOH diatas hot plate (jangan hidupkan pemanas)
- Mengaduk larutan NaoH dengan magnetic stirer
- Melakukan penambahan Hcl 0,1 sebanyak 1 ml sampai 15 ml (dengan kenaikan 1 ml),
pada saat penambahan Hcl posisi tombol pada posisi (kond) dan baca konduktikvitas
pada display setiap penambahan Hcl membuat grafik titrasi secara praktek dan teori
- Setelah didapat kurva yang diinginkan,menentukan titik ekivalen secara praktek dan teori
menentukan persen kesalahannnya
Evaluasi
Untuk menghitung konsentrasi larutan NaoH digunakan persamaan
V1C1= V2C2
Catatan
Elektroda dipasang sebelum alat konduktometer dihidupkan dan rendam elektroda dengan
aquadest sebelum digunakan
Sedangkan titik ekivalen ditentukan dari kurva yang diperoleh dengan cara
Menarik garis pada kedua sisi kurva sehingga diperoleh titik potong,titk potong
merupakan titik ekivalen
Dari titik awal kurva hingga titik potong merupakan jumlah volume yang diperlukan
penitrasi
V.Data Pengamataan
VI.Perhitungan
Pembuatan Larutan
1. gr.kcl 0,1 m = M x V x BE
= 0,1m x 100ml x 74,5gr(mol)
= 0,745gr
2. gr.kcl 0,05 m= M x V x BE
= 0,05m x 100ml x 74,5gr/mol
= 0,745gr
3. gr.NaoH 0,1m = M x V x BE
= 0.1 m x 0,1 l x 40 gr/mol
= 0.4 gr
4. gr.NaoH 0,1m = M x V x BE
= 0.05 m x 0,1 l x 40 gr/mol
= 0.2 gr
M1 = P% x P x 100
BM
= 36% x 1,18 x 100
36,5
= 11,638
5. Hcl 0,1 M
M1 . V1= M2 . V2
11,638 . V1= 0,1 M . 100 ml
V1= 0,1 M . 100 ml
11,638
= 0,859 ml
6. Hcl 0,05 M
M1 . V1= M2 . V2
11,638 . V1= 0,05 M . 100 ml
V1= 0,05 M . 100 ml
11,638
= 0,429 ml
1. Kcl 0,1 N
Dik : oK = 73,5 ( 5Cm2 . Mmol-1 )
oCl = 76,3 ( 5Cm2 . Mmol-1 )
= 0,00735
= 735 Ms/Cm
= 76,3x 0,1 M
1000Cm3.L-1
= 0,00763
= 7,63 MS/Cm
= 9,68 %
2. NaoH 0,1 M
Dik : oMa = 50,1 (5.Cm2 . Mmol-1)
oOH = 198,3 ( 5.Cm2 . Mmol-1)
= 50,1 x 0,1 M
1000Cm3.L-1
= 0,00501
= 5,01 MS/Cm
= 198,3x 0,1 M
1000Cm3.L-1
= 0,01983
= 19,83 MS/Cm
= 56,28 %
3. NaoH 0,05 M
= 50,1 x 0,05 M
1000Cm3.L-1
= 0,002505
= 2,505 MS/Cm
= 198,3 x 0,05 M
1000Cm3.L-1
= 0,009915
= 9,915 MS/Cm
= 13,20 %
4. HCL 0,1 M
Dik : oH = 349,8 ( 5.Cm2 . Mmol-1 )
oCL= 76,3 ( 5.Cm2 . Mmol-1 )
= 249,8 x 0,1 M
1000Cm3.L-1
= 0,035
= 35 MS/Cm
= 76,3 x 0,1 M
1000Cm3.L-1
= 0,00763
= 7,63 MS/Cm
= 1,93 %
5. HCL 0,05 M
= 17,5 x 0,05 M
1000Cm3.L-1
= 0,0175
= 17,5 MS/Cm
= 76,3 x 0,05 M
1000Cm3.L-1
= 0,00381
= 3,81 MS/Cm
= 13,09 %
VII. Analisa Percobaan
Pada praktikum kali ini,dilakukan percobaan kalibrasi pada alat konduktometer
menggunakan 5 sampul yang dianalisa yaitu KCL 0,1 M,HCL 0,05 M,HCL 0,1 M,NaoH
0,1 M,dan NaoH 0,05M.Konduktometer merupakan salah satucara elektroanalisa,yang
mengukur konduktivitas larutan dengan elektrida khusus.Daya hantar dari larutan ini
bergantung pada jenis dan konfentasi ion didalam larutan,karena berkurangnya efek-efek
antar ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan juga dikarenakan oleh derajat didofikasi untuk
elektrolit-elektrolit lemah.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada didalam
konsenfasinya.Sel yang ada didalam konduktivitas dibilas dengan aquades agar alat yang
digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak
dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya.Dalam menggunakan alat konduktometer juga
dilakukan dengan hati-hati karena alat tersebut sensitif,sedikit saja melakukan kesalahan akan
menghasilkan hasil yang jauh dari pada yang kita cari.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan positif sebagai pembawa arus adalah ion-ion yang
didapat didalam larutan.Selisih dari potensial antara kedua elektrida tersebut tidak boleh
terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa-elekrolisa dimaksud dengan peristiwa suatu Zat
dengan bantuan arus listrik.
Semakin besar arus Listrik maka semakin besar pula konduktivitas keluar permukaan
elektrida dari jarak antara katoda dengan anoda merupakan paremeter yang tetap.karena
parameter-parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda.Oleh karena itu setiap
elektroda mempunyai faktor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan
konduktifitas( Cell Cont K/Cm).
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan pada percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik.
- Pada penentuan konduktivitas,suhu yang dipakai 300 C.
Nilai dari masing-masing larutan yaitu:
- Nilai konduktivitas KCL 0,1 M sebesar 14,98 MS/Cm dengan persen kesalahan
9,68%.
- Nilai konduktivitas NaoH0,1 Msebesar 24,84 MS/Cm dengan persen kesalahan
56,28%.
- Nilai konduktivitas NaoH0,05 M sebesar 12,42 MS/Cm dengan persen kesalahan
13,20%.
- Nilai konduktivitas HCL0,1 M sebesar 42,63 MS/Cm dengan persen kesalahan 1,95
%.
- Nilai konduktivitas HCL0,1 M sebesar 21,31 MS/Cm dengan persen kesalahan
13,09%.
DAFTAR PUSTAKA
Jopset 2016 " Praktikum dan Pengukuran " Politeknik Negeri Sriwijaya.Palembang.