Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PERAWATAN INSTRUMEN ANALITIK

UJI KINERJA KONDUKTOMETER


Dosen pembimbing: Joko Suryadi, S. Si., M.T

Disusun Oleh :

Ahda Ahabba S 201431001

Aidha Nur Zakiyah 201431002

Alfiyyah Hasanah 201431003

Anisah Farras N 201431004

Arfan Setia N 201431005

2 – Analis Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
I. PENDAHULUAN

Minimal untuk mengukur konduktivitas larutan diperlukan konduktometer dan sel


konduktivitas yang dihubungkan satu sama lain. Selain itu seringkali ditambahkan alat lain
seperti sensor suhu, alat titrasi, thermostat dan pengaduk magnet.

Konduktometer adalah instrument untuk mengukur hambatan rumit menggunakan


tegangan bolak-balik ( dua arah) ( berlawanan dengan pengukuran hambatan murni dari
konduktor logam, cair, bersama-sama dengan sel pengukur, hambatan dan kapasitas).
Tegangan dua arah digunakan pada dua frekuensi minimum yang sesuai. Keadaan ohmik-
syok didapatkan, namun dengan pemilihan frekuensi pengukuran yang digunakan, tetapan
sel dan bahan elektroda. Dengan keadaan ini konduktivitas listrik dapat ditentukan dari
pengukuran hambatan.

Sel pengukur konduktivitas terdiri dari dua elektroda yang masing-masing


permukaannya bersifat inert, Umumnya digunakan platinum sebagai bahan elektroda.
Elektroda yang halus dan mengkilap digunakan untuk konduktivitas < 20 µS/cm,
sedangkan untuk konduktivitas sangat tinggi digunakan elektroda yang diplatinisasi (
dilapisi oleh platina hitam). Untuk mencegah kesalahan pengukuran karena perubahan
medan listrik, maka pengukuran dilakukan pada volume yang tertentu. Oleh karena itu sel
pengukur yang dicelup selalu dikelilingi oleh bahan gelas atau plastic.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, sel yang sama tidak dapat digunakan untuk
seluruh batasan konduktivitas. Karenanya sel yang berbeda digunakan untuk mengoptimal
batasan konduktivitas yang diperbolehkan, Sel konduktometri dicirikan mempunyai
tetapan sel, c. Untuk kondutivitas rendah, sel dengan tetapan sel kecil yang digunakan
sementara sel dengan tetapan sel tinggi diperuntukkan untuk mengukur konduktivitas
tinggi.

II. TUJUAN

• Mahasiswa dapat memperlakukan elektroda konduktivitas dan konduktometer dengan


tepat dan benar
• Mahasiswa dapat merawat elektroda konduktivitas agar masa pakai lebih lama

III. DASAR TEORI


1. Pembersihan elektroda konduktivitas
Elektroda yang digunakan untuk mendeteksi konduktivitas suatu cairan biasanya
menjadi terlapisi oleh pengotor. Tingkat pengotoran tersebut bergantung pada jenis
sampel yang diuji/diukur. Disamping itu juga dipengaruhi oleh apakah elektroda
tersebut dibilas dengan air suling dan disimpan dengan benar setiap setelah
menggunakannya.

Elektroda yang terkontaminasi akan menyebabkan berkurangna keefektifan luas


permukaan dari elektroda terhadap larutan. Hal tersebut menjadikan nilai konduktivitas
yang terbaca pada konduktometer menjadi lebih rendah, kecuali dilakukan kalibrasi
secara rutin. Jika diikuti dengan pengukuran yang benar maka kualitas peralatan
konduktivitas memerlukan pengkalibrasian hanya beberapa kali saja dalam setahun.
Indikator yang digunakan untuk menunjukkan apakah elektroda sudah bersih adalah
pergeseran kurva kalibrasi.

2. Penyimpanan Elektroda konduktivitas


Simpan elektroda dalam air bila tidak digunakan. Jika ada kontaminan tidak hilang
dengan proses pembilasan, maka kontaminan tersebut cenderung menggores/merusak
permukaan elektroda jika dibiarkan kering.

(a) (b)
Gambar: (a) pembilasan elektroda agar bersih dari pengotor
(b) penyimpanan elektroda dalam air suling agar permukaan platina selalu besih

3. Ketergantungan suhu dan kompensasi suhu


Konduktivitas dari elektrolit sangat bergantung pada suhu karena mobilitas dari
ion-ion dan jumlah molekul yang terdisosiasi sangat berhubungan erat dengan suhu.
Membandingkan nilai pengukur harus mengubah pada suhu yang terdifinisi. Suhu
pembanding umumnya 25oC. Derajat yang menunjukan pengaruh suhu terhadap
konduktivitas dinyatakan dalam rumus berikut ini
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}

Dimana;

Gt = konduktivitas pada berbagai suhu t dalam oC

Gtcal = konduktivitas pada suhu kalibrasi tcal dalam oC yaitu

25oC

α = koefisien suhu larutan pada tcal dalam oC

Tabel: Konduktivitas dan koefisien suhu dari larutan KCl pada suhu yang berbeda
Suhu (oC) KCl ( 0,1 mol/L)
κ (mS/cm) α (%/oC)
18 11,19 2,06
19 11,34 2,06
20 11,67 -
21 11,91 2,06
22 12,15 2,06
23 12,39 2,06
24 12,64 2,07
25 12,88 2,07
IV. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Konduktometer • KCl
• Elektroda gelas • Aquades
• Gelas kimia 25 ml (6) • Es batu
• Gelas kimia 250 ml (1) • Tisu
• Thermometer (1)
• Labu takar 50 ml (1)
• Labtu takar 100 ml (2)
• Pipet volume 10 ml
• Pipet volume 50 ml
• Spatula
• Batang pengaduk (1)
• Botol timbang
• Pipet tetes
• Bola hisap
• Botol semprot

V. CARA KERJA
1. Perawatan Sel/Elektroda Dan Kalibrasi Pengukur Konduktivitas
(Konduktometer)

Pastikan larutan kalibrasi pada suhu kamar yakni 25 C

Cegah kontaminan dari larutan kalibrasi,tuangkan larutan tersebut ke dalam


wadah kecil (cukup untuk menyelimuti elektroda

Bila elektroda dalam air suling dan ketukan dengan perlahan untuk
menghilangkan air sebelum dimasukkan ke dalam larutan kalibrasi

Biarkan elektroda terendam dalam larutan kalibrasi selama 5 menit, dan catat
setiap 20 detik
2. Ketergantungan suhu dan Kompensasi suhu

Lakukan pengukuran larutan kalibrasi pada berbagai suhu

Lakukan pula pengukuran konduktivitas pada berbagai konsentrasi larutan KCl


pada suhu yang tetap

Kondisikan elektroda dengan cara dibersihkan

Lakukan kembali pengukuran konduktivitas pada berbagai suhu dan konsentrasi


larutan KCl terhadap elektroda yang sudah dibersihkan

VI. DATA PENGAMATAN


6.1. Pembuatan Larutan KCl
6.1.1. KCl Konsentrasi 0,1 M
𝒈𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎
M = 𝒎𝒓 x 𝒗
𝒈𝒓 𝟏𝟎𝟎𝟎
0,1 = 𝟕𝟒,𝟓𝟓 x 𝟏𝟎𝟎
𝟎,𝟏 𝒙 𝟕𝟒,𝟓𝟓
gr = 𝟏𝟎
𝟕,𝟒𝟓𝟓
gr = 𝟏𝟎

gr = 0,7455 gram
Jadi, berat KCl yang harus ditimbang untuk membuat larutan KCl 0,1 M
yaitu 0,7455 gram.

6.1.2. KCl Konsentrasi 0,05 M (dari larutan KCl konsentrasi 0,1 M)


V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,1 = 100 x 0,05
𝟏𝟎𝟎 𝒙 𝟎,𝟎𝟓
V1 = 𝟎,𝟏
V1 = 50 mL
Jadi, volume larutan KCl 0,1 M yang harus dipipet untuk membuat larutan
KCl 0,05 M yaitu 50 mL.

6.1.3. KCl Konsentrasi 0,01 M (dari larutan KCl konsentrasi 0,05 M)


V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,05 = 50 x 0,01
𝟓𝟎 𝒙 𝟎,𝟎𝟏
V1 = 𝟎,𝟎𝟓

V1 = 10 mL
Jadi, volume larutan KCl 0,05 M yang harus dipipet untuk membuat larutan
KCl 0,01 M yaitu 10 mL.

6.2. Pengukuran Pada Konduktometer MetroHM 660 (Konvensional)


6.2.1. Data perawatan pada sel elektroda (pada suhu 25oC)
No. Waktu (s) Konduktivitas (mS/cm)

Larutan KCl Larutan KCl Larutan KCl


0,01 M 0,05 M 0,1 M

1. 20 9,29 43,6 85,7

2. 40 9,34 43,7 85,7

3. 60 9,38 43,8 85,7

4. 80 9,41 43,9 85,7

5. 100 9,43 43,9 85,7

6. 120 9,45 44,0 85,7

7. 140 9,48 44,0 85,7

8. 160 9,48 44,0 85,7

9. 180 9,48 44,0 85,7

10. 200 9,49 44,1 85,7

11. 220 9,50 44,1 85,7


12. 240 9,51 44,1 85,7

13. 260 9,52 44,1 85,7

14. 280 9,52 44,1 85,7

15. 300 9,53 44,1 85,7

6.2.2. Kurva pengukuran konduktometer MetroHM 660


6.2.2.1. Kurva konsentrasi larutan KCl 0,01 M
6.2.2.2. Kurva konsentrasi larutan KCl 0,05 M

Kurva Konsentrasi Larutan KCl 0,05 M


44,3
44,2

Konduktivitas (mS/cm)
44,1
44
43,9
43,8
43,7
43,6
43,5
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)

6.2.2.3. Kurva konsentrasi larutan KCl 0,1 M

Kurva Konsentrasi Larutan KCl 0,1 M


100

95
Konduktivitas (mS/cm)

90

85

80

75

70
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (s)
6.2.3. Data uji kinerja konduktometer
6.2.3.1. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 18oC
No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl (mS/cm)

1. 0,01 M 8,66

2. 0,05 M 42,2

3. 0,1 M 71,5

6.2.3.2. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 25oC


No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl (mS/cm)

1. 0,01 M 9,44

2. 0,05 M 43,1

3. 0,1 M 85,7

6.2.3.3. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 28oC


No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl (mS/cm)

1. 0,01 M 10,11

2. 0,05 M 47,0

3. 0,1 M 10,11

6.3. Pengukuran Pada Konduktometer MetroHM 912 (Digital)


6.3.1. Data perawatan pada sel elektroda (pada suhu 25oC)
No. Waktu (s) Konduktivitas

Larutan KCl Larutan KCl Larutan KCl


0,01 M 0,05 M 0,1 M
(µS/cm) (mS/cm) (mS/cm)

1. 20 755,0 3,569 6,866


2. 40 754,8 3,567 6,865

3. 60 754,6 3,566 6,867

4. 80 754,5 3,563 6,871

5. 100 754,2 3,562 6,876

6. 120 754,1 3,561 6,880

7. 140 754,0 3,562 6,881

8. 160 753,9 3,563 6,883

9. 180 753,9 3,565 6,884

10. 200 754,0 3,566 6,883

11. 220 754,1 3,567 6,884

12. 240 754,2 3,568 6,885

13. 260 754,1 3,568 6,885

14. 280 754,2 3,568 6,885

15. 300 754,5 3,568 6,886

6.3.2. Data uji kinerja konduktometer


6.3.2.1. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 18oC

Kurva konduktivitas 0,01 M Vs waktu


755,2

755
konduktivitas (µS/cm)

754,8

754,6

754,4

754,2

754

753,8
0 50 100 150 200 250 300 350
waktu (t)
6.3.2.2. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 25oC

Kurva konduktivitas 0,05 M Vs waktu


3,57
3,569

konduktivitas (mS/cm)
3,568
3,567
3,566
3,565
3,564
3,563
3,562
3,561
3,56
0 50 100 150 200 250 300 350
waktu (t)

6.3.2.3. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 28oC

Kurva konduktivitas 0,1 M Vs waktu


6,895

6,89
konduktivitas (mS/cm)

6,885

6,88

6,875

6,87

6,865

6,86
0 50 100 150 200 250 300 350
waktu (t)

6.3.3. Data uji kinerja konduktometer


6.3.3.1. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 18oC
No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl

1. 0,01 M 729,1 (mS/cm)

2. 0,05 M 3,495 (mS/cm)


3. 0,1 M 6,454 (µS/cm)

6.3.3.2. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 25oC


No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl

1. 0,01 M 754,2 (µS/cm)

2. 0,05 M 3,568 (mS/cm)

3. 0,1 M 6,885 (mS/cm)

6.3.3.3. Data pengukuran konduktivitas pada suhu 28oC


No. Konsentrasi Konduktivitas
Larutan KCl

1. 0,01 M 747,5 (µS/cm)

2. 0,05 M 3,547 (mS/cm)

3. 0,1 M 6,560 (mS/cm)

VII. PENGOLAHAN DATA


7.1. Pengukuran Pada Konduktometer MetroHM 660 (Konvensional)
7.1.1. Koefisien Suhu Pada suhu 18oC
a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
8.66 mS/cm = 9.48 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 0.0124
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
42.2 mS/cm = 44.1 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 0.0062
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
71.5mS/cm = 85.7 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 0.0237

7.1.2. Koefisien Suhu Pada suhu 25oC


a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
9.44 mS/cm = 9.48 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
43.1 mS/cm = 44.1 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
85.7 mS/cm = 85.7 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -

7.1.3. Koefisien Suhu Pada suhu 28oC


a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
10.11 mS/cm = 9.48 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = 0.0222
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
47.0 mS/cm = 44.1 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = 0.0219
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
83.9 mS/cm = 85.7 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = -0.0070
7.2. Koefisien Suhu Pada Konduktometer MetroHM 912 (Digital)
7.2.1. Koefisien Suhu Pada suhu 18oC
a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
0,7291 mS/cm = 0,7542 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 4,7543 .10-3
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
3,495 mS/cm = 3,568 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 2,9228 . 10-3
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
6,454 mS/cm = 6,885 mS/cm {1 + α (18oC – 25oC)}
α = 8,943 .10-3

7.2.2. Koefisien Suhu Pada suhu 25oC]


a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
0,7542 mS/cm = 0,7542 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
3,568 mS/cm = 3,568 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
6,885 mS/cm = 6,885 mS/cm {1 + α (25oC – 25oC)}
α = -
7.2.3. Koefisien Suhu Pada suhu 28oC
a. Konsentrasi larutan KCl 0,01 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
0,7475 mS/cm = 0,7542 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = -2,9612 .10-3
b. Konsentrasi larutan KCl 0,05 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
3,547 mS/cm = 3,568 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = -1,9619 .10-3
c. Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
Gt = Gtcal { 1 + α (t – tcal)}
6,560 mS/cm = 6,885 mS/cm {1 + α (28oC – 25oC)}
α = -0,0157

7.3. Nilai Error Pada Konduktometer MetroHM 660 (Konvensional)


7.3.1. Koefisien Suhu Pada suhu 18oC
➢ Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
𝛼𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝛼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=│ │ x 100%
𝛼
0.0237−2,06
=│ │ x 100%
2,06

= 98,84 %
7.3.2. Koefisien Suhu Pada suhu 25oC
➢ Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
𝛼𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝛼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=│ │ x 100%
𝛼
0−2,07
=│ │ x 100%
2,07

= 100%

7.4.Nilai Error Pada Konduktometer MetroHM 912 (Digital)


7.4.1. Koefisien Suhu Pada suhu 18oC
➢ Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
𝛼𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝛼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=│ │ x 100%
𝛼
𝟖,𝟗𝟒𝟑 .𝟏𝟎−𝟑−2,06
=│ │ x 100%
2,06

= 99,56%
7.4.2. Koefisien Suhu Pada suhu 25oC
➢ Konsentrasi larutan KCl 0,1 M
𝛼𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔−𝛼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
=│ │ x 100%
𝛼
0−2,07
=│ │ x 100%
2,07

= 100%
Jadi, jika dilihat dari hasil % nilai error yang telah dihitung maka dapat dikatakan
bahwa alat konduktometer MetroHM 912 (Digital) memiliki nilai error yang lebih
tinggi dari pada alat konduktometer MetroHM 660 (Konvensional)

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian kinerja dari elektroda dan
konduktometer dengan cara mencari nilai konstan konduktivitas pada larutan yang
memiliki nilai konsentrasi yang berbeda dengan suhu yang sama dan mencari nilai konstan
konduktivitas pada konsentrasi dan suhu yang berbeda. Pada kali ini konduktometer yang
akan diuji yaitu konduktometer MetroHM 660 (konvensional) dan konduktometer
MetroHM 912 (digital).
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik
suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi
ion didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam
larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Konduktivitas
larutan elektrolit pada temperatur konstan, tergantung pada jenis ion dan konsentrasinya.
Jika larutan semakin encer, maka konduktivitasnya akan menurun. Ini terjadi karena
jumlah ion persatuan luas semakin sedikit. Akan tetapi, kemampuan tiap ion dalam
meneruskan muatan akan semakin besar karena tidak ada nya hambatan antar ion pada
larutan encer. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan
dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan
konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka.
Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya
hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan
semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena
saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel
tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah
energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat).
Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.
Hal yang pertama dilakukan yaitu membuat larutan KCl dengan berbagai
konsentrasi yaitu pada konsentrasi 0,1 M, 0,01 M daan 0,05 M dan suhunya pada suhu
280C (suhu ruang), 250C dan 180C. Kemudian dilakukan pengujian konduktivitasnya
dengan kedua konduktometer tersebut. Sel konduktansi dibilas terlebih dahulu agar alat
yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat
sehingga tidak terpengaruhi oleh pengukuran sebelumnya. Kemudian celupkan elektroda
pada larutan sampai benar-benar tercelup setelah itu lakukan pengukuran larutan KCl pada
konsentrasi berbeda dengan suhu yang sama yaitu pada suhu 250C, pengukuran
konduktivitas dilakukan selama 5 menit dengan pembacaan konduktivitasnya tiap 20 detik
sekali. Setelah selesai pengukuran dapat dilihat hasil pembacaan metroHM 912 (digital)
lebih stabil dibandingkan konduktometer metroHM 660 (konvensional), tetapi pada
metroHM 660 cenderung stabil pada pengukuran larutan KCl 0.1 M suhu 250C dapat
dilihat dari grafiknya lurus. Namun untuk konsentrasi 0,01 M dan 0,05 M akan stabil jika
pengukurannya dilakukan selama 3 menit atau lebih. Dan juga dapat dilihat dari data bahwa
semakin kecil nilai konsentrasinya maka semakin tinggi nilai konduktivitasnya karena pada
larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya
semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya
menjadi lebih rendah.
Kemudian dilakukan pengukuran konduktivitas pada konsentrasi dan suhu yang
berbeda beda. Pengukuran ini dilakukan sampai didapatkan nilai yang konstan, setelah
didapat nilainya lalu dihitung nilai α atau koefisien suhu larutan pada tcal dalam 0C. Dari
nilai α tersebut dapat dilakukan perhitungan % nilai eror pembacaan skala konduktivitas.
Untuk suhu 280C tidak bisa di hitung untuk menacari eror dikarenakan tidak ditemukannya
niai α pada tabel teori untuk suhu diatas 250C. Konduktometer metroHM 660 memiliki %
nilai error pembacaan skala pada larutan penguji KCl 0.1 M suhu 180C adalah sebesar
98,84% dan suhu 240C sebebsar 100%, sedangkan untuk metroHM 912 % nilai error
pembacaan skala oada larutan penguji KCl 0,1 M suhu 180C adalah sebedar 99,56% dan
suhu 250C sebesar 100%. Jadi, jika dilihat dari hasil % nilai error yang telah dihitung maka
dapat dikatakan bahwa alat konduktometer MetroHM 912 (Digital) memiliki nilai error
yang lebih tinggi dari pada alat konduktometer MetroHM 660 (Konvensional)

IX. KESIMPULAN
1. Mahasiswa dapat memperlakukan elektroda konduktivitas dan konduktometer dengan
tepat dan benar
2. Mahasiswa dapat merawat elektroda konduktivitas agar masa pakai lebih lama
3. Nilai eror pembacaan skala konduktivitas pada konduktometer metroHM 660 pada
suhu 18°C adalah 98,84% pada uhu 24°C adalah 100%. Sedangkan pada
konduktometer metroHM 912 pada suhu 18°C adalah 99,56% dan pada suhu 25°C
adalah 100% sehingga nilai eror metroHM 912 lebih tinggi dari pada metroHM 660.
X. DAFTAR PUSTAKA
Widiastuti, irfanty dkk. Laporan Konduktometri.
https://www.academia.edu/38440151/Laporan_Konduktometri
Laporan Konduktometri. http://laporanterbaik.blogspot.com/2014/11/laporan-
konduktometri.html?m=1
Kurniawan, Alim dkk. Pengukuran Konduktivitas.
https://www.scribddown.com/download/190985318/laporan-konduktivitas
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai