TUJUAN PERCOBAAN
Menjelaskan prinsip konduktometri
Melakukan titrasi konduktometri
Mencari hantaran (konduktivitas) dari beberapa konsentrasi larutan
II.
PERINCIAN KERJA
Kalibrasi konduktometri
Titrasi asam-basa
Hubungan antara konduktivitas dengan konsentrasi
III.
Aquadest dan Es
V.
DASAR TEORI
Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa, yang mengukur
konduktivitas larutan dengan elektroda khusus. Konduktivitas berbanding terbalik terbalik
tahanan listrik dalam larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil
konduktivitas.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia lazimnya
berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). kalau dua elektroda direndam dalam
larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda
tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif.
Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua elektroda
tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.
Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut :
Suhu larutan.
Luas permukaan masing-masing elektroda.
Jarak antara katoda dan anoda.
Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K. Luas permukaan elektroda dan
jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap, karena parameter-parameter
tersebut bergantung pada rancangan elektroda. Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai
factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas ( cell constant K/cm ).
Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak
sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion. Untuk mencegah tegangan lebih tersebut
perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif. Pelapisan
elektroda dengan platinum disebut platinizing.
x
20
1
100
Koefisien suhu
100 dx
% K 1
x 20 d
x k 20
100
X
x 20
20
Koefisien suhu bergantung pula pada konsentrasi zat. Koefisien suhu dapat ditentukan
sendiri dengan mengukur konduktivitas pada suhu 20 oC dan pada suhu yang lain ( misalnya
30 C ).
Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan arus AC ( alternative current
) untuk mencegah terjadinya polarisasi lektrida. Oleh karena itu frekuensi dari arus tersebut
perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel. Terdapat dua pilihan frekuensi sebagai
berikut :
Tombol FREQ tidak ditekan : Frekuensi 2000 Hertz ( 2 kHz ). Frekuensi tinggi dipakai
untuk cuplikan yang mempunyai konduktivitas yang tinggi ( lebih dari 100 S/cm ),
selain itu untuk titrasi konduktometri.
Tombol FREQ ditekan : Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas dibawah 1
mS/cm.
Titrasi Konduktometri
Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion, dengan syarat ion
tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang
lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas. Misalnya titrasi HCl dengan NaOH
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
H+ + Cl- + OH- + Na+
Sebelum ditambah NaOH, didalam larutan terdapat ion H + dan Cl- yang masing-masing
mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 C ) sebesar 349,8 cm 2/mol dan 76,3 cm2/mol.
Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H + dengan OH- membentuk H2O, sehingga
jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah. Na+ mempunyai
harga konduktivitas molar 50,1 S cm-1/mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga
konduktivitas total dari larutan turun. Pada titik akhir titrasi, H+ dalam larutan telah bereaksi
seluruhnya dengan OH-, sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga
konduktivitas total larutan, karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 198,3 S cm1
/mol.
Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut :
Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah, karena penggunaan
potensiograph / titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang
jelas. Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung
konsentrasi ion lain yang tinggi, karena titik akhir menjadi kurang tajam. Titrasi
konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan. Keuntungan titrasi
konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir
sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat
titik akhir saja. Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik. Titrasi konduktometri masih
memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer,
sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi.
Pemeliharaan Elektroda
Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu dibilas
dengan air. Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air.
Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus dikeringkan lalu
disimpan kering. Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang dengan platinum (platinizing)
sesuai dingin procedure dalam manual.
Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang
dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm, lasimnya dengan larutan
kalibrasi KCl. Tetapan elektroda distel pada 1,0 x 1 di konduktometer, lalu koefisien suhu
2,0 untuk KCl 1 mol/liter. Tetapan elektroda dihitung dengan rumus :
VI.
xtabel
xterukur
PROSEDUR KERJA
Kalibrasi Konduktometri
Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1
dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4).
Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer. Untuk sel dengan konstanta 0,79
cm-1 maka kita memasukkan angka 7,9 kemudian menekan tombol (x 0,1) yang ada
pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 0,79
cm-1 ( 7,9 x 0,1 = 0,79).
Memasukkan temperatur larutan pada temp dan menekan tombol temp. Kemudian
memilih (set) temperatur pengukuran (0,099,9C) yaitu 150C.
Kita tidak
menggunakan Pt-100, maka kita menekan tombol temp karena kita menggunakan
titrasi manual dan bukan otomatis.
Mengatur koefisien temperatur pada harga (1,0..3,9) sesuai dengan tabel dibawah ini,
untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 2,0. Karena kita
menggunakan KCl dengan koefisien suhu 1,95 maka kita membulatkannya senilai 2,0.
Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat
Zat 1 M ( 18C )
HNO3
Koefisien Suhu ( )
1,47
KNO3
2,05
NH3 H2O
2,38
NH4Cl
1,98
KCl
1,95
NaCl
2,17
Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz. Tombol tidak ditekan ke bawah.
Menggunakan range pengukuran pada auto. Tombol tidak ditekan kebawah.
Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu
0,1 N sebanyak 50 ml.
Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah
ini :
Tabel konduktivitas larutan KCl 0,1M untuk kalibrasi
Suhu ( C )
0
10
9,73
15
10,48
20
11,67
25
12,88
Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol coars sampai angka
pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas.
Untuk pengaturan yang lebih halus, memutar tombol fine lalu menekan tombol stand
by.
Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol coars dan fine.
Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari
Kh
ktabel
k pengukur
persamaan
Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell, dan nilai
tersebut dimasukkan kedalam konduktometer.
Menekan tombol cond pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada
display.
Menekan tombol stand by.
Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu
mengeringkannya dengan tissue.
Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 0,5M; 0,1M; 0,05M; dan 0,01M.
Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas.
Kalibrasi konduktometri
Zat 1 M (18oC)
KCl
Suhu (oC)
Koefisien ()
0,77
Konduktifitas
KCl 0,1 M
(ms/cm)
9,88
20 C
Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) dari beberapa konsentrasi larutan asam atau basa
Konsentrasi (M)
0,01
Konduktifitas (ms/cm)
1,075
0,05
9,09
0,1
26,2
0,3
38,5
0,5
55,8
Konduktivitas (ms/cm)
10,10
9,33
8,95
12
7,73
16
6,76
20
5,88
24
4,83
28
4,39
32
4,05
36
4,27
40
4,50
44
4,96
48
5,73
52
10,10
Hasil
Perhitungan
= V2 . M2
100ml . 0,01M
= V2 . 1M
V2 =
1ml
= V2 . M2
100ml . 0,05M
= V2 . 1M
V2 =
5 ml
= V2 . M2
100ml . 0,1M
= V2 . 1M
V2 =
10 ml
= V2 . M2
100ml . 0,3M
= V2 . 1M
V2 =
30 ml
= V2 . M2
100ml . 0,5M
= V2 . 1M
V2 =
50 ml
Grafik
1. Grafik Konsentrasi vs Konduktivitas
konduktivitas (ms/cm)
60
50
konduktivitas (ms/cm)
40
Linear (konduktivitas
(ms/cm))
30
20
10
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
12
10
8
Axis Title
konduktivitas (ms/cm)
Linear (konduktivitas
(ms/cm))
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60
Axis Title
B. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan.
Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam
konsentrasinya. Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek2 antar ionik
untuk elektrolit2 kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit
lemah (Bassett, J. dkk., 1994).
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel,
yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang
konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida standar.
Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya
diukur (Bassett, J. dkk., 1994).
Konduktivitas berbanding terbalik terbalik tahanan listrik dalam larutan, yaitu
semakin besar tahanan listrik, semakin kecil konduktivitas.
Konduktivitas mempunyai satuan siemens per cm. Konduktivitas larutan
kimia lazimnya berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). Kalau dua
elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir
arus listrik antara kedua elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik
antara kedua elektroda tersebut.
Sebelum ditambah NaOH, didalam larutan terdapat ion H + dan Cl- yang masingmasing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 C ) sebesar 349,8 cm 2/mol dan
76,3 cm2/mol. Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H + dengan
OH- membentuk H2O, sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan
jumlah NaOH bertambah. Na+ mempunyai harga konduktivitas molar 50,1 S cm1
/mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari larutan
turun. Pada titik akhir titrasi, H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan
OH-, sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas
total larutan, karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 198,3 S cm-1/mol.
Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi
dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya. Sehingga kita
harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan, sehingga kita
dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan
perbedaan konsentrasi saja. Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi
yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar
yang kecil karena suhunya menurun. Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat
begerak dengan bebas.
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan
larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan penghantar listrik yang baik.
Titik ekivalen dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur, jika
daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen.
Setiap proses titrasi, (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan
dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan
daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata.
Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding
lurus dengan konsentrasi NaOH. Hal ini dapat terjadi karena konduktivitas suatu
larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada
dan konsentrasi ion-ion tersebut. Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda
yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan,
konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini disebabkan oleh berkurangnya
efek-efek antar ionik untuk elektrolit-elektrolit lemah.
IX. KESIMPULAN
Konduktivitas HCl pada titik ekivalen titrasi adalah 4,5 ms/cm pada volume 32 ml.
Nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki.
X. DAFTAR PUSTAKA
Buku Penuntun Praktikum Kimia Analisis Insrumen
http://navanafaa.blogspot.com/2012/10/laporan-titrasi-konduktometri.html
http://syamsumarlinjepoters.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikumkonduktometri.html