Anda di halaman 1dari 37

JURNAL PRAKTIKUM KI203

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

JENIS-JENIS REAKSI KIMIA


Tanggal: 18 Maret 2021
Dosen Pengampu:
Dr. Galuh Yuliani, M.Si, Ph.D.
Vidia Afina Nuraini, S.Si, M.Sc.

Nama: Feby Ariani Syabila


NIM: 2003506

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
1. Tujuan

1. Mengobservasi reaksi-reaksi kimia dan menentukan jenisnya

2. Terampil menuliskan persamaan reaksi total, ion, dan ion bersih

2. Dasar Teori

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan

antarubahan senyawa kimia. Reaksi kimia biasanya dicirikan dengan perubahan

kimiawi yang akan menghasilkan satu atau lebih produk yang mempunyai

karakteristik yang berbeda dari asalnya. (The Gold Book, 1997)

Reaksi kimia terdiri dari beberapa macam yaitu reaksi pertukaran tunggal,

reaksi pertukaran ganda atau biasa disebut reaksi metatesis, dan reaksi

dekomposisi. Reaksi metatesis terdiri dari beberapa macam yaitu reaksi

pengendapan, reaksi penetralan, reaksi pembentukan gas, dan reaksi reduksi-

oksidasi.

Reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi di mana suatu unsur bereaksi

dengan senyawa menggantikan salah satu unsur yang terdapat di dalam senyawa

itu. (Amina, 2015).

Reaksi pertukaran tunggal memiliki pola umum:

A + BC  AC + B

Reaksi metatesis atau biasanya disebut sebagai reaksi pertukaran ganda

adalah suatu reaksi kimia yang melibatkan pertukaran ikatan antara dua spesi

kimia yang tidak saling bereaksi yang menghasilkan pembentukan produk dengan

jenis ikatan yang sama. (The Gold Book, 1997) Suatu reaksi metatesis melibatkan

pertukaran dua gugus atau ion di antara reaktan. (Kolby Jeff, 2016) Reaksi ini

terjadi pada reaksi-reaksi yang terjadi yang berlangsung dalam larutan, dimana
kation dan anion dari senyawa yang terlibat pada reaksi akan saling bertukar.

(Yuliani et al., 2021)

Reaksi metatesis memiliki pola umum :

AB + CD  AD + CB

Contoh dari reaksi metatesis ialah :

BaCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq)  Ba(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s)

Persamaan ini disebut dengan persamaan molekuler. Persamaan molekuler

(molecular equation) adalah suatu persamaan reaksi yang dibuat dengan

menuliskan rumus kimia senyawa netral saja yang terlibat reaksi dalam larutan.

(Rukim, U. 2019).

Dari persamaan molekuler diatas, senyawa nya akan mengalami proses

disosiasi sempurna menghasilkan ion-ionnya menjadi :

Ba2+ (aq) + Cl- (aq) + Ag+ (aq) + NO3- (aq)  Ba2+ (aq) + NO3- (aq) + AgCl (s)

Persamaan ini disebut dengan persamaan ion. Persamaan ini dapat ditulis

dengan memperlihatkan ion yang terdisosiasi dalam larutan. (Zumdahl, Steven S.

2009). Pada persamaan di atas, ion Ba2+ dan ion NO3- dikenal sebagai ion

penonton (spectator ion), yaitu ion yang terdapat dalam larutan namun tidak

terlibat dalam reaksi. (Yuliani et al., 2021). Jika ion Ba2+ dan ion NO3-

dihilangkan, maka akan menjadi :

Ag+ (aq) + Cl- (aq)  AgCl (s)

Persamaan ini disebut dengen persamaan ion bersih. Persamaan ion bersih

terjadi karena keseluruhan ion-ion bereaksi. (Zumdahl, Steven S. 2009). Dalam

penulisan persamaan reaksi ion bersih, hanya menuliskan elektrolit kuat saja

dalam bentuk ion-ionnya. Untuk fasa padat, gas, non elektrolit, dan elektrolit

lemah dituliskan dalam bentuk molekulnya. Untuk penulisannya, fasa larutan (aq)
dihilangkan, sedangkan fasa gas (g) dan padat (s) tetap dituliskan. (Yuliani et al.,

2021). Maka, persamaan akan menjadi :

Ag+ + Cl-  AgCl (s)

Pada percobaan ini, diminta untuk mengamati berbagi reaksi kimia yang

terjadi. Dapat menentukan apakah suatu reaksi dapat berlangsung atau tidak.

3. Alat dan Bahan

A. Alat
No Nama Alat

1 Aluminium foil

2 Lilin

3 Kertas pH
B. Bahan

Rumus
No Nama Bahan Wujud Konsentrasi
Molekul
1 Kalsium Ca Padat -

2 Kalsium oksida CaO Padat -

3 Tembaga(II) karbonat CuCO3 Padat -

4 Tembaga Sulfat Pentahidrat CuSO4.5H2O Padat -

5 Larutan Tembaga(II) sulfat CuSO4 Cair -

6 Larutan Timbal(II) nitrat Pb(NO3)2 Cair -

7 Pita Magnesium Mg Padat -

8 Larutan Kalium iodida KI Cair -

9 Larutan Perak nitrat AgNO3 Cair -

10 Larutan Natrium klorida NaCl Cair -

11 Padatan Seng Zn Padat -

12 Natrium asetat CH3COONa Cair 1M


13 Kalium klorida KCl Cair 0,1 M

14 Natrium karbonat Na2CO3 Cair 1M

15 Natrium fosfat Na3PO4 Cair 0,1 M

16 Asam klorida HCl Cair 1M

17 Nikel klorida NiCl2 Cair 0,1 M

18 Plumbum nitrat Pb(NO3)2 Cair 0,1 M

19 Tembaga sulfat CuSO4 Cair 0,1 M

20 Asam sulfat H2SO4 Cair 1M

21 Perak nitrat AgNO3 Cair 0,1 M

22 Kadmium klorida CdCl2 Cair 0,1 M

23 Natrium hidroksida NaOH Cair 1M

24 Amonium klorida NH4Cl Cair 1M

4. Sifat Fisik dan Kimia Bahan

No Nama Bahan Sifat Penanganan

 Berfasa padat
 Berwarna putih
keperakan
 Tak berbau
 Simpan pada tempat yang
1 Kalsium (Ca)  Tidak mudah terbakar
tertutup rapat
 Titik lebur 842 C
 Titik didih 1484 C
 Densitas 1,55 g/mL
 Larut dalam air
2 Kalsium oksida  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
(CaO)  Berwarna putih dengan zat
kekuningan
 Korosif
 Berbahaya  Hindari menghirup zat
 Titik lebur 2613 C  Hindari membuang zat ke
 Titik didih 2850 C saluran pembuangan
 Densitas 3,34 g/mL  Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air tertutup rapat
 Tidak larut dalam
metanol
 Hindari kontak langsung
 Berfasa padat
dengan zat
 Berwarna abu-abu
 Hindari menghirup zat
Tembaga(II)  Tidak mudah terbakar
3  Hindari membuang zat ke
karbonat (CuCO3)  Iritan
saluran pembuangan
 Berbahaya
 Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air
tertutup rapat
 Berfasa padat
 Berwarna biru kristal
 Tidak berbau  Hindari kontak langsung

 Beracun dengan zat

Tembaga Sulfat  Iritan  Hindari menghirup zat

4 Pentahidrat  Berbahaya bagi  Hindari membuang zat ke


(CuSO4.5H2O) lingkungan saluran pembuangan

 Titik didih 330 C  Simpan pada tempat yang

 Densitas 2,29 g/mL tertutup rapat

 Larut dalam air


 Larut dalam metanol
5 Tembaga(II) sulfat  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
(CuSO4)  Berwarna putih dengan zat
 Tidak berbau  Hindari menghirup zat
 Beracun  Hindari membuang zat ke
 Iritan saluran pembuangan

 Berbahaya bagi  Simpan pada tempat yang


lingkungan
 Titik lebur 110 C
 Densitas 3,60 g/mL tertutup rapat
 Larut dalam air
 Tidak larut dalam etanol
 Berfasa padat
 Kristal putih tak
berwarna
 Beracun  Hindari kontak langsung
dengan zat
 Berbahaya
 Hindari menghirup zat
Timbal(II) nitrat  Berbahaya bagi
6
lingkungan  Hindari membuang zat ke
(Pb(NO3)2)
saluran pembuangan
 Titik lebur 270 C
 Simpan pada tempat yang
 Densitas 4,53 g/mL
tertutup rapat
 Larut dalam air
 Tidak larut dalam
metanol
 Jauhkan dari panas/

 Berfasa padat percikan api/ lidah api/

 Berwarna abu berkilau permukaan-permukaan


yang panas
 Korosif
 Hindari kontak langsung
Pita Magnesium  Mudah terbakar
7 dengan zat
(Mg)  Titik lebur 650 C
 Hindari menghirup zat
 Titik didih 1091 C
 Hindari membuang zat ke
 Densitas 1,74 g/mL
saluran pembuangan
 Larut dalam air
 Simpan pada tempat yang
tertutup rapat
8 Larutan Kalium  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
iodida (KI)  Serbuk putih dengan zat
 Berbahaya  Hindari menghirup zat
 Titik lebur 681 C  Hindari membuang zat ke
saluran pembuangan
 Titik didih 1330 C
 Simpan pada tempat yang
 Densitas 3,12 g/mL
tertutup rapat
 Larut dalam air
 Berfasa padat
 Serbuk putih
 Korosif  Hindari kontak langsung
dengan zat
 Berbahaya bagi
 Hindari menghirup zat
Larutan Perak lingkungan
9
 Titik lebur 212 C  Hindari membuang zat ke
nitrat (AgNO3)
saluran pembuangan
 Titik didih 444 C
 Simpan pada tempat yang
 Densitas 4,35 g/mL
tertutup rapat
 Larut dalam air
 Larut dalam etanol
 Berfasa padat
 Berwarna putih kristal
 Tidak berbau

Larutan Natrium  Titik lebur 800,7 C  Simpan pada tempat yang


10
klorida (NaCl)  Titik didih 1465 C tertutup rapat
 Densitas 2,17 g/mL
 Larut dalam air
 Larut dalam metanol
 Berfasa padat
 Berwarna abu-abu perak  Hindari kontak langsung
dengan zat
 Korosif
 Hindari menghirup zat
 Berbahaya bagi
11 Padatan Seng (Zn)  Hindari membuang zat ke
lingkungan
saluran pembuangan
 Titik lebur 419,53 C
 Simpan pada tempat yang
 Titik didih 907 C
tertutup rapat
 Densitas 7,14 g/mL
12 Natrium asetat  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
(CH3COONa)  Serbuk putih dengan zat
 Titik lebur 324 C  Hindari menghirup zat

 Titik didih 881,4 C  Hindari membuang zat ke


saluran pembuangan
 Densitas 1,45 g/mL
 Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air
tertutup rapat
 Berfasa padat
 Serbuk putih  Hindari kontak langsung

 Tidak mudah terbakar dengan zat


 Hindari menghirup zat
Kalium klorida  Titik lebur 770 C
13  Hindari membuang zat ke
(KCl)  Titik didih 1420 C
saluran pembuangan
 Densitas 1,99 g/mL
 Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air
tertutup rapat
 Larut dalam alkohol
 Berfasa padat
 Hindari kontak langsung
 Serbuk putih dengan zat
 Berbahaya  Hindari menghirup zat
Natrium karbonat
14  Titik lebur 852 C  Hindari membuang zat ke
(Na2CO3)
 Densitas 2,54 g/mL saluran pembuangan
 Larut dalam air  Simpan pada tempat yang
 Tidak larut dalam etanol tertutup rapat
 Berfasa padat
 Serbuk putih
 Korosif  Hindari kontak langsung
dengan zat
 Berbahaya
 Hindari menghirup zat
Natrium fosfat  Tidak mudah terbakar
15  Hindari membuang zat ke
(Na3PO4)  Titik lebur 1583 C
saluran pembuangan
 Densitas 2,54 g/mL
 Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air
tertutup rapat
 Tidak larut dalam
alkohol
16 Asam klorida  Berfasa cair  Hindari kontak langsung
(HCl) dengan zat
 Korosif
 Tidak mudah terbakar  Hindari menghirup zat

 Titik lebur -27,32 C  Hindari membuang zat ke


saluran pembuangan
 Titik didih 110 C
 Simpan pada tempat yang
 Densitas 1,18 g/mL
tertutup rapat
 Larut dalam air
 Berfasa padat
 Serbuk hijau
 Tidak mudah terbakar
 Hindari kontak langsung
 Beracun
dengan zat
 Iritan
 Hindari menghirup zat
Nikel klorida  Berbahaya bagi
17  Hindari membuang zat ke
(NiCl2) lingkungan
saluran pembuangan
 Titik lebur 1001 C
 Simpan pada tempat yang
 Densitas 3,55 g/mL
tertutup rapat
 Larut dalam air
 Larut dalam alkohol dan
amonia
 Berfasa padat
 Serbuk putih  Hindari kontak langsung
 Beracun dengan zat
 Berbahaya  Hindari menghirup zat
Plumbum nitrat
18  Berbahaya bagi  Hindari membuang zat ke
(Pb(NO3)2)
lingkungan saluran pembuangan
 Titik lebur 470 C  Simpan pada tempat yang
 Densitas 4,53 g/mL tertutup rapat
 Larut dalam air
19 Tembaga sulfat  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
(CuSO4)  Berwarna abu keputihan dengan zat
 Tidak mudah terbakar  Hindari menghirup zat
 Korosif  Hindari membuang zat ke
 Berbahaya bagi saluran pembuangan
lingkungan
 Titik lebur 110 C
 Titik didih 650 C  Simpan pada tempat yang
 Densitas 3,60 g/mL tertutup rapat
 Larut dalam air
 Larut dalam alkohol
 Berfasa cair
 Berminyak
 Tak berwarna  Hindari kontak langsung

 Tak berbau dengan zat


 Hindari menghirup zat
Asam sulfat  Tidak mudah terbakar
20  Hindari membuang zat ke
(H2SO4)  Korosif
saluran pembuangan
 Titik lebur 10 C
 Simpan pada tempat yang
 Titik didih 337 C
tertutup rapat
 Densitas 1,84 g/mL
 Larut dalam air
 Berfasa padat
 Serbuk putih
 Korosif  Hindari kontak langsung
 Berbahaya bagi dengan zat
lingkungan  Hindari menghirup zat
Perak nitrat  Titik lebur 212 C
21  Hindari membuang zat ke
(AgNO3)
 Titik didih 444 C saluran pembuangan
 Densitas 4,35 g/mL  Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air tertutup rapat
 Larut dalam alkohol
 Larut dalam aseton
22 Kadmium klorida  Berfasa padat  Hindari kontak langsung
(CdCl2)  Serbuk putih dengan zat
 Hidroskopik  Hindari menghirup zat
 Beracun  Hindari membuang zat ke
saluran pembuangan
 Berbahaya
 Berbahaya bagi
lingkungan
 Titik lebur 568 C  Simpan pada tempat yang
 Titik didih 964 C tertutup rapat
 Densitas 4,05 g/mL
 Larut dalam air
 Larut dalam alkohol
 Berfasa padat
 Hindari kontak langsung
 Berwarna putih dengan zat
Natrium  Korosif  Hindari menghirup zat
23 hidroksida  Titik lebur 323 C  Hindari membuang zat ke
(NaOH)  Titik didih 1388 C saluran pembuangan
 Densitas 2,13 g/mL  Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air tertutup rapat
 Berfasa padat
 Serbuk putih
 Hindari kontak langsung
 Berbahaya dengan zat
 Tidak mudah terbakar  Hindari menghirup zat
Amonium klorida
24  Titik lebur 338 C  Hindari membuang zat ke
(NH4Cl)
 Titik didih 520 C saluran pembuangan
 Densitas 1,53 g/mL  Simpan pada tempat yang
 Larut dalam air tertutup rapat
 Larut dalam alkohol

5. Diagram Alir Praktikum

Bagian A – Reaksi pertukaran tunggal

Logam Zn pada plat tetes

Ditambahkan larutan CuSO4


Disimpan reaksi beberapa saat dan diamati lagi
kemudian

Hasil

Logam Ca pada plat tetes

Ditambahkan air

Disimpan reaksi beberapa saat dan diamati lagi


kemudian

Hasil

Bagian B – Reaksi kombinasi

Pita Mg

Dinyalakan bunsen hingga diperoleh nyala biru

Dicapit pita magnesium

Dibakar pita menggunakan api biru

Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

CaO dalam plat tetes

Diteteskan air sebanyak 1-2 tetes dan mengaduk


dengan pengaduk kecil

Dimasukan lakmus biru dan lakmus merah ke


dalam plat tetes

Diamati reaksi yang terjadi


Hasil

Bagian C – Reaksi dekomposisi

Kristal CuSO4.5H2O dalam


tabung reaksi

Dipanaskan tabung reaksi menggunakan Bunsen


dengan api biru

Didinginkan dengan menyimpannya di rak


tabung

Diteteskan air sebanyak 3-5 tetes.

Diamati suhu dan catat

Hasil

Kristal CuCO3 dalam tabung


reaksi

Dipanaskan tabung reaksi menggunakan Bunsen


dengan api biru

Didinginkan dengan menyimpannya di rak


tabung

Diamati yang terjadi

Hasil

Bagian D – Reaksi metatesis

Bahan No 15-27

Dicampurkan 2 larutan, masing-masing


sebanyak 1 mL ke dalam tabung reaksi
Diamati yang terjadi

Hasil
6. Data & Pengamatan (Pengamatan dikosongkan)

Eksperimen Reaktan Reaksi Produk

Zn(s) + CuSO4(aq)  ZnSO4(aq) + Cu(s)

 Zn(s) berwarna  Membentuk padatan


silver metal Logam berubah Cu berwarna hitam
 CuSO4(aq) warna  Larutan yag dihasilkan
berwarna biru ZnSO4 tidak berwarna
Reaksi
pertukaran Ca(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(s) + H2(g)
tunggal
 Menghasilkan endapan
Ca(OH)2 berwarna
 Ca(s) berwarna putih
metal kecoklatan Timbul gas dan  Menghasilkan gas H2
 Air tidak gelembung yang diuji dengan cara
berwarna didekatkan dengan api
dan terdengar suara
pop.
2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s)

 Menghasilkan padatan
 Mg(s) berwarna Terjadi perubahan
MgO berwarna abu-
silver metal warna
abu dan rapuh
Reaksi
CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(s)
kombinasi
 CaO(s) berbentuk
serbuk dan  Menghasilkan endapan
Larutan menjadi
berwarna putih Ca(OH)2 berwarna
keruh
 Air tidak putih.
berwarna
Reaksi
CuSO4.5H2O(s)  CuSO4(s) + H2O(l)
dekomposisi
 Kristal Terjadi perubahan  Warna berubah
CuSO4.5H2O warna menjadi putih
berwarna biru
CuCO3(s)  CuO(s) + CO2(g)

 Warna berubah
 CuCO3(s) menjadi hitam yaitu
Terjadi perubahan
berbentuk serbuk padatan CuO
warna dan
menghasilkan gas 
dan berwarna Menghasilkan gas H2
hijau yang diuji dengan
mematikan api
Hasil Pengamatan

1. Tembaga sulfat dan natrium karbonat

Notasi simbol rumus


: CuSO4(aq) + Na2CO3(aq)
kimia

Reaksi molekuler : CuSO4(aq) + Na2CO3(aq)  CuCO3(s) + Na2SO4(aq)

Cu2+(aq) + SO42-(aq) + 2Na+(aq) + CO32-(aq)  CuCO3(s) + 2Na+(aq) + SO42-


Reaksi ionik :
(aq)

Reaksi ion bersih : Cu2+ + CO32-  CuCO3(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna abu-abu yaitu endapan CuCO3
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan CuSO4 berwarna biru
sebelum :
 Larutan Na2CO3 tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan  Larutan keruh menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna abu-abu

2. Tembaga sulfat dan barium klorida

Notasi simbol rumus


: CuSO4(aq) + BaCl2(aq)
kimia

Reaksi molekuler : CuSO4(aq) + BaCl2(aq)  CuCl2(aq) + BaSO4(s)


Reaksi ionik : Cu2+(aq) + SO42-(aq) + Ba2+(aq) + 2Cl-(aq)  Cu2+(aq) + 2Cl-(aq) + BaSO4(s)

Reaksi ion bersih : Ba2+ + SO42-  BaSO4(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna putih yaitu endapan BaSO4
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan CuSO4 berwarna biru
sebelum :
 Larutan BaCl2 tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna biru muda menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna putih

3. Tembaga sulfat dan natrium fosfat

Notasi simbol rumus


: CuSO4(aq) + Na3PO4(aq)
kimia
Reaksi molekuler : 3CuSO4(aq) + 2Na3PO4(aq)  3Na2SO4(aq) + Cu3(PO4)2(s)
3Cu2+(aq) + 3SO42-(aq) + 6Na+(aq) + 2PO43-(aq)  6Na+(aq) + 3SO42-(aq) +
Reaksi ionik :
Cu3(PO4)2(s)
Reaksi ion bersih : 3Cu2+ + 2PO43-  Cu3(PO4)2(s)
Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna biru muda yaitu endapan Cu3(PO4)2
reaksi
Sifat fisik larutan
 Larutan CuSO4 berwarna biru
sebelum :
 Larutan Na3PO4 tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan  Terdapat 2 lapisan, lapisan atas berwarna biru muda yaitu padatan Cu3(PO4)2
:
setelah dicampurkan yang mengambang dan lapisan bawah larutan berwarna biru

4. Natrium karbonat dan asam sulfat

Notasi simbol rumus


: Na2CO3(aq) + H2SO4(aq)
kimia

Reaksi molekuler : Na2CO3(aq) + H2SO4(aq)  Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)


2Na+(aq) + CO32-(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq)  2Na+(aq) + SO42-(aq) + H2O(l)+
Reaksi ionik :
CO2(g)

Reaksi ion bersih : CO32- + 2H+  H2O(l) + CO2(g)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan gas CO2 yang dapat mematikan api
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan Na2CO3 tidak berwarna
sebelum :
 Larutan H2SO4 tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan  Larutan tidak menghasilkan endapan, hanya cairan yang tidak berwarna
:
setelah dicampurkan tetapi menghasilkan gas dengan pengujian mematikan api pada lilin

5. Natrium karbonat dan asam klorida

Notasi simbol rumus


: Na2CO3(aq) + HCl(aq)
kimia
Reaksi molekuler : Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
2Na+(aq) + CO32-(aq) + 2H+(aq) + 2Cl-(aq)  2Na+(aq) + 2Cl-(aq) + H2O(l) +
Reaksi ionik :
CO2(g)
Reaksi ion bersih : CO32- + 2H+  H2O(l) + CO2(g)
Pengamatan hasil
:  Dihasilkan gas CO2 yang dapat mematikan api
reaksi
Sifat fisik larutan
sebelum :  Larutan Na2CO3 tidak berwarna
dicampurkan  Larutan HCl tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan tidak menghasilkan endapan, hanya cairan yang tidak berwarna
:
setelah dicampurkan tetapi menghasilkan gas dengan pengujian mematikan api pada lilin

6. Kadmium klorida dan natrium hidroksida


Notasi simbol rumus
: CdCl2(aq) + NaOH(aq)
kimia

Reaksi molekuler : CdCl2(aq) + 2NaOH(aq)  Cd(OH)2(s) + 2NaCl(aq)

Cd2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + 2OH-(aq)  Cd(OH)2(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-


Reaksi ionik :
(aq)

Reaksi ion bersih : Cd2+ + 2OH-  Cd(OH)2(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna putih yaitu endapan Cd(OH)2
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan CdCl2 tidak berwarna
sebelum :
dicampurkan  Larutan NaOH tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna putih menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna putih

7. Nikel klorida dan perak nitrat

Notasi simbol rumus


: NiCl2(aq) + AgNO3(aq)
kimia

Reaksi molekuler : NiCl2(aq) + 2AgNO3(aq)  Ni(NO3)2(aq) + 2AgCl(s)

Reaksi ionik : Ni2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Ag+(aq) + 2NO3-(aq)  Ni2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2AgCl(s)

Reaksi ion bersih : 2Ag+ + 2Cl-  2AgCl(s)


Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna putih yaitu endapan AgCl
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan NiCl2 berwarna hijau
sebelum :
dicampurkan  Larutan AgNO3 tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna hijau menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna putih

8. Nikel klorida dan natrium karbonat

Notasi simbol rumus


: NiCl2(aq) + Na2CO3(aq)
kimia

Reaksi molekuler : NiCl2(aq) + Na2CO3(aq)  NiCO3(aq) + 2NaCl(s)

Reaksi ionik : Ni2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + CO32-(aq)  Ni2+(aq) + CO32-(aq) + 2NaCl(s)

Reaksi ion bersih : 2Na+ + 2Cl-  2NaCl(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna putih yaitu endapan NaCl
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan NiCl2 berwarna hijau
sebelum :
dicampurkan  Larutan Na2CO3 tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna hijau menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna putih

9. Asam klorida dan natrium hidroksida


Notasi simbol rumus
: HCl(aq) + NaOH(aq)
kimia

Reaksi molekuler : 2HCl(aq) + NaOH(aq)  2NaCl(aq) + H2O(aq)

2H+(aq) + 2Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)  2Na+(aq) + 2Cl-(aq) + 2H+(aq) +


Reaksi ionik :
OH-(aq)

Reaksi ion bersih : Tidak terjadi reaksi

Pengamatan hasil
:  Larutan tidak berwarna, tidak ada yang bisa diamati
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan HCl tidak berwarna
sebelum :
 Larutan NaOH tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan


:  Larutan tidak berwarna
setelah dicampurkan

10. Amonium klorida dan natrium hidroksida

Notasi simbol rumus


: NH4Cl(aq) + NaOH(aq)
kimia

Reaksi molekuler : NH4Cl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + NH3(g) + H2O(l)

Reaksi ionik : NH4+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)  Na+(aq) + Cl-(aq) + NH3(g) + H2O(l)

Reaksi ion bersih : NH4+ + OH+  NH3(g) + H2O(l)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan gas NH3 dan air
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan NH4Cl tidak berwarna
sebelum :
 Larutan NaOH tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan :  Larutan tidak berwarna


setelah dicampurkan  Dihasilkan gas yang diuji menggunakan lakmus merah berubah warna
menjadi biru menandakan gas tersebut bersifat basa

11. Natrium asetat dan asam klorida

Notasi simbol rumus


: CH3COONa(aq) + HCl(aq)
kimia

Reaksi molekuler : CH3COONa(aq) + HCl(aq)  CH3COOH(aq) + NaCl(aq)

CH3COO-(aq) + Na+(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)  CH3COO-(aq) + H+(aq) + Na+


Reaksi ionik :
(aq) + Cl-(aq)

Reaksi ion bersih : Tidak terjadi reaksi

Pengamatan hasil
:  Larutan tidak berwarna, tidak ada yang bisa diamati
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan CH3COONa tidak berwarna
sebelum :
 Larutan HCl tidak berwarna
dicampurkan

Sifat fisik larutan


:  Larutan tidak berwarna
setelah dicampurkan

12. Timbal nitrat dan asam sulfat

Notasi simbol rumus


: Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq)
kimia

Reaksi molekuler : 2Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq)  Pb2SO4(s) + 2HNO3(aq)

Reaksi ionik : 2Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq)  Pb2SO4(s) + 2H+(aq) + 2NO3-(aq)


Reaksi ion bersih : 2Pb2+ + SO42-  Pb2SO4(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna putih yaitu endapan Pb2SO4
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan Pb(NO3)2 tidak berwarna
sebelum :
dicampurkan  Larutan H2SO4 tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna putih menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna putih

13. Kalium nitrat dan natrium nitrat

Notasi simbol rumus


: KNO3(aq) + NaNO3(aq)
kimia

Reaksi molekuler : KNO3(aq) + NaNO3(aq)  KNO3(aq) + NaNO3(aq)

K+(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq) + NO3-(aq)  K+(aq) + NO3-(aq) + Na+(aq) +


Reaksi ionik :
NO3-(aq)

Reaksi ion bersih : Tidak terjadi reaksi

Pengamatan hasil
:  Larutan tidak berwarna, tidak ada yang bisa diamati
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan KNO3 tidak berwarna
sebelum :
dicampurkan  Larutan NaNO3 tidak berwarna

Sifat fisik larutan


:  Larutan tidak berwarna
setelah dicampurkan
14. Natrium sulfida dan natrium nitrat

Notasi simbol rumus


: Na2S(aq) + NaNO3(aq)
kimia

Reaksi molekuler : Na2S(aq) + NaNO3(aq)  Na2S(aq) + NaNO3(aq)

2Na+(aq) + S2-(aq) + Na+(aq) + NO3-(aq)  2Na+(aq) + S2-(aq) + Na+(aq) + NO3-


Reaksi ionik :
(aq)

Reaksi ion bersih : Tidak terjadi reaksi

Pengamatan hasil
:  Larutan berwarna kuning
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan Na2S berwarna kuning
sebelum :
dicampurkan  Larutan NaNO3 tidak berwarna

Sifat fisik larutan


:  Larutan berwarna kuning
setelah dicampurkan

15. Natrium sulfida dan kadmium klorida

Notasi simbol rumus


: Na2S(aq) + CdCl2(aq)
kimia

Reaksi molekuler : Na2S(aq) + CdCl2(aq)  2NaCl(aq) + CdS(s)

Reaksi ionik : 2Na+(aq) + S2-(aq) + Cd2+(aq) + Cl-(aq)  2Na+(aq) + 2Cl-(aq) + CdS(s)

Reaksi ion bersih : Cd2+ + S2-  CdS(s)


Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna kuning yaitu endapan CdS
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan Na2S berwarna kuning
sebelum :
dicampurkan  Larutan CdCl2 tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna kuning menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna kuning

16. Natrium sulfida dan timbal nitrat

Notasi simbol rumus


: Na2S(aq) + Pb(NO3)2(aq)
kimia

Reaksi molekuler : Na2S(aq) + Pb(NO3)2(aq)  PbS(s) + 2NaNO3(aq)

Reaksi ionik : 2Na+(aq) + S2-(aq) + Pb2+(aq) + 2NO3-(aq)  PbS(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)

Reaksi ion bersih : Pb2+ + S2-  PbS(s)

Pengamatan hasil
:  Dihasilkan endapan berwarna hitam yaitu endapan PbS
reaksi

Sifat fisik larutan


 Larutan Na2S berwarna kuning
sebelum :
dicampurkan  Larutan Pb(NO3)2 tidak berwarna

Sifat fisik larutan  Larutan keruh berwarna hitam menandakan ada zat yang tidak larut
:
setelah dicampurkan  Membentuk endapan berwarna hitam

7. Pembahasan
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan

antarubahan senyawa kimia. Reaksi kimia biasanya dicirikan dengan perubahan

kimiawi yang akan menghasilkan satu atau lebih produk yang mempunyai

karakteristik yang berbeda dari asalnya. (The Gold Book, 1997)

Berdasarkan praktikum kali ini menjelaskan bahwa reaksi kimia terdiri

dari beberapa macam yaitu reaksi pertukaran tunggal, reaksi pertukaran ganda

atau biasa disebut reaksi metatesis, dan reaksi dekomposisi. Reaksi metatesis

terdiri dari beberapa macam yaitu reaksi pengendapan, reaksi penetralan, reaksi

pembentukan gas, dan reaksi reduksi-oksidasi.

7.1 Reaksi pertukaran tunggal

Reaksi pertukaran tunggal merupakan suatu reaksi saat satu unsur

digantikan oleh unsur lainnya dalam satu senyawa. Reaksi ini dituliskan

sebagai:

A + BC  AC + B

Pada percobaan pertama direaksikan antara logam seng dengan larutan

tembaga(II) sulfat dengan persamaan reaksi:

Zn(s) + CuSO4(aq)  ZnSO4(aq) + Cu(s)

Logam seng dimasukkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat yang

berwarna biru maka dihasilkan padatan tembaga yang berwarna hitam dan

larutan seng sulfat yang tidak berwarna.

Pada percobaan kedua direaksikan antara logam kalsium dengan air

dengan persamaan reaksi:

Ca(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(s) + H2(g)

Logam kalsium dimasukkan ke dalam air maka dihasilkan endapan

kalsium hidroksida berwarna putih dan gas hidrogen. Pengujian gas hidrogen
dengan cara kertas yang terbakar dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

terdengar suara ‘pop’, hal itu menandakan bahwa terjadi ledakan kecil yang

terjadi saat oksigen dan hidrogen bereaksi.

7.2 Reaksi kombinasi

Reaksi kombinasi adalah reaksi ketika dua atau lebih unsur bergabung

membentuk senyawa tunggal. Reaksi ini biasa disebut dengan reaksi

penggabungan. Reaksi ini memiliki pola:

A + B  AB

Pada percobaan pertama terjadi pembakaran logam magnesium dengan

persamaan reaksi:

2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s)

Saat pembakaran logam magnesium, terjadi pembesaran nyala api.

Kemudian logam magnesium berubah menjadi padatan magnesium oksida

yang berwarna abu-abu.

Pada percobaan kedua, dilarutkannya serbuk kalsium oksida ke dalam

air dengan persamaan reaksi:

CaO(s) + H2O(l)  Ca(OH)2(s)

Dimasukkannya serbuk kalsium oksida ke dalam air maka larutan

menjadi keruh yang berarti serbuk kalsium oksida tidak larut dalam air dan

menghasilkan padatan putih yaitu kalsium hidroksida.

7.3 Reaksi dekomposisi


Reaksi dekomposisi atau penguraian adalah reaksi ketika suatu

senyawa memecah atau terurai menjadi dua atau lebih zat atau unsur

sederhana. Reaksi ini memiliki pola:

AB  A + B

Pada percobaan pertama dibakarnya kristal tembaga(II) sulfat

pentahidrat dengan persamaan reaksi :

CuSO4.5H2O(s)  CuSO4(s) + H2O(l)

Kristal tembaga(II) sulfat pentahidrat berwarna biru dibakar dengan

tujuan menguapkan air yang terkandung di dalamnya. Saat pembakaran,

kristal tembaga(II) sulfat pentahidrat berubah warna menjadi putih, kemudian

ditetesi air kembali dan kristal berwarna biru kembali.

Pada percobaan kedua dibakarnya serbuk tembaga(II) karbonat dengan

persamaan reaksi:

CuCO3(s)  CuO(s) + CO2(g)

Serbuk tembaga(II) karbonat mula-mula berwarna hijau, kemudian

terjadi pembakaran sehingga serbuk berubah warna menjadi hitam dan

mengeluarkan gas. Serbuk hitam tadi berupa serbuk tembaga oksida dan gas

yang dihasilkan yaitu gas CO2. Pengujian gas dilakukan dengan cara kertas

yang terbakar dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan api tersebut mati.

7.4 Reaksi Metatesis

Reaksi metatesis merupakan reaksi kimia yang melibatkan pertukaran

antar dua spesi yang tak saling bereaksi yang menghasilkan pembentukan

produk dengan jenis ikatan yang sama. Beberapa macam reaksi yang dapat

terjadi yaitu reaksi pengendapan, reaksi netralisasi, dan reaksi pembentukan

gas. Reaksi ini memiliki pola:


AB + CD  AD + BC

7.4.1 Reaksi Pengendapan

Reaksi pengendapan terjadi ketika dua senyawa ionik terlarut di

dalam air dan membentuk suatu senyawa ionik baru yang tak larut.

Pembentukan endapan merupakan penanda bahwa reaksi tersebut

berlangsung baik.

Sebagai contoh, dicampurkannya larutan tembaga sulfat dan

larutan natrium karbonat dengan persamaan reaksi molekuler:

CuSO4(aq) + Na2CO3(aq)  CuCO3(s) + Na2SO4(aq)

Dicampurkannya larutan tembaga sulfat berwarna biru dan

larutan natrium karbonat yang tidak berwarna. Saat terjadi reaksi,

larutan berubah warna menjadi biru muda dan keruh yang berarti

bahwa terdapat zat yang tidak dapat larut dalam air dan menghasilkan

endapan. Endapan yang dihasilkan pada reaksi ini yaitu padatan

tembaga(II) karbonat yang berwarna abu-abu. Pada reaksi ini juga

dihasilkan larutan natrium sulfat

7.4.2 Reaksi Netralisasi

Reaksi ini terjadi ketika suatu asam bereaksi dengan basa pada

jumlah yang setimbang. Reaksi ini biasanya menghasilkan larutan

garam dan air. Pada reaksi ini tidak timbul hal yang perlu diamati

karena produknya hanya berupa larutan.

Sebagai contoh, dicampurkannya larutan asam klorida dan

natrium hidroksida dengan persamaan reaksi:

2HCl(aq) + NaOH(aq)  2NaCl(aq) + H2O(aq)


Larutan asam klorida merupakan larutan asam kuat dan larutan

natrium hidroksida merupakan basa kuat yang jika dicampurkan akan

menjadi netral. Tidak ada yang bias diamati pada reaksi ini karena

tidak terdapat padatan yang dihasilkan. Hanya ion-ion pada larutan

elektrolit ini yang mengambang pada air.

7.4.3 Reaksi pembentukan gas

Reaksi ini terjadi ketika suatu larutan yang bercampur

kemudian terurai menjadi larutan, cairan, dan menghasilkan gas. Pada

reaksi ini, ciri-ciri timbul gas dapat diamati dengan timbulnya

gelembung-gelembung pada larutan atau timbul asap.

Sebagai contoh, dicampurkannya larutan natrium karbonat dan

larutan asam klorida dengan persamaan reaksi :

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)

Saat larutan natrium karbonat bereaksi dengan larutan asam

klorida maka dihasilkan larutan natrium klorida, gas karbon dioksida,

dan air. Pada reaksi ini dihasilkannya gelembung-gelembung pada

tabung tabung reaksi, saat diuji dengan cara memasukkan batang korek

api yang menyala hingga api tersebut mati.

8. Pertanyaan sebelum praktikum


8.1 Lengkapi reaksi-reaksi berikut dengan cara menuliskan dengan lengkap

masing masing reaksi dengan persamaan reaksi molekulernya,

persamaan reaksi dalam bentuk ion-ionnya, dan persamaan reaksi ion

bersihnya untuk membantu Anda memahami reaksi metatesis.

a) Asam nitrat dan barium karbonat

 Reaksi molekuler

BaCO3(aq) + 2HNO3(aq) → Ba(NO3)2(aq) + H2CO3(aq)

 Reaksi dalam bentuk ion-ion

Ba2+(aq) + CO3-(aq)+ 2H+(aq) + 2NO3-(aq)  Ba2+(aq) + 2NO3-(aq) +

CO3-(aq) + 2H+(aq)

 Reaksi ion bersih

Tidak terjadi reaksi

b) Seng klorida dan timbal nitrat

 Reaksi molekuler

ZnCl2(aq) + Pb(NO3)2(aq)  Zn(NO3)2(aq) + PbCl2(s)

 Reaksi dalam bentuk ion-ion

Zn2+(aq) + 2Cl-(aq) + Pb2+(aq) + 2NO3-(aq)  Zn2+(aq) + 2NO3-(aq) +

PbCl2(s)

 Reaksi ion bersih

Pb2+ + 2Cl-  PbCl2(s)

c) Asam asetat dan natrium hidroksida

 Reaksi molekuler

CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COONa(aq) + H2O(l)

 Reaksi dalam bentuk ion-ion


CH3COO-(aq) + H+(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)  CH3COO-(aq) + Na+

(aq) + 2H+(aq) + O2-(aq)

 Reaksi ion bersih

Tidak terjadi reaksi

d) Kalsium nitrat dan natrium karbonat

 Reaksi molekuler

Ca(NO3)2(aq) + Na2CO3(aq)  CaCO3(s) + 2NaNO3(aq)

 Reaksi dalam bentuk ion-ion

Ca+(aq) + 2NO3-(aq) + 2Na+(aq) + CO3-(aq)  CaCO3(s) + 2Na+(aq) +

2NO3-(aq)

 Reaksi ion bersih

Ca+ + CO3-  CaCO3(s)

e) Amonium klorida dan kalium hidroksida

 Reaksi molekuler

NH4Cl(aq) + KOH(aq)  NH4OH(aq) + KCl(aq)

 Reaksi dalam bentuk ion-ion

NH4+(aq) + Cl-(aq) + K+(aq) + OH-(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq) + K+

(aq) + Cl-(aq)

 Reaksi ion bersih

Tidak terjadi reaksi

8.2 Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang tidak larut dalam air:
 Ba(NO3)2 : Larut

 FeCl3 : Larut

 CuCO3 : Tidak larut

 CuSO4 : Larut

 ZnS : Tidak larut

 ZnSO4 : Larut

9. Pertanyaan setelah praktikum

9.1. Apakah bukti yang mengindikasikan bahwa warna Kristal

tembaga (II) sulfat pentahidrat berasal dari adanya molekul air yang

terikat pada Kristal tersebut?

Saat sebelum dipanaskan, kristal berwarna biru. Setelah dipanaskan,

kristal berubah warna menjadi putih. Kemudian kembali ditetesi air dan kristal

kembali berwarna biru. Hal itu berarti bahwa warna biru menandakan adanya

kandungan air pada kristal. Saat setelah berubah warna menjadi putih, air telah

menguap saat proses pemanasan.

9.2. Prediksikan apakah ‘abu’ yang dihasilkan pada pembakaran

magnesium memiliki massa yang lebih besar atau lebih kecil dari logam

magnesium awal? Mengapa?

Lebih besar.

Misalnya saat pembakaran logam magnesium sebanyak 6 gram menurut

reaksi:

2Mg(s) + O2(g)  2MgO(s)

Massa Mg : 6 gram
massaMg
Mol Mg : n=
Ar Mg

6 gram
n=
24 g /mol

n=0,25 mol

koef MgO
Mol MgO : n= ×n Mg
koef Mg

2
n= ×0,25 mol
2

n=0,25 mol

Massa MgO : massa MgO=n MgO × Mr MgO

massa MgO=0,25 mol × 40 g/mol

massa MgO=10 gram

9.3. Bukti apa yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi bahwa

kalsium oksida dan air akan menghasilkan larutan yang bersifat basa

dan bukan asam atau netral?

Reaksi kalsium oksida dan air :

CaO(aq) + H2O(l)  Ca(OH)2(aq)

Dihasilkan produk kalsium hidroksida, kalsium hidroksida bersifat basa. Hal

ini dapat dibuktikan dengan cara menguji larutan menggunakan lakmus merah

yang akan berubah warna menjadi biru.

9.4. Berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan serta

persamaan reaksi ion bersih yang dituliskan, tarik kesimpulan mengenai

reaksi metatesis.
Reaksi metatesis merupakan reaksi kimia yang melibatkan pertukaran

antar dua spesi yang tak saling bereaksi yang menghasilkan pembentukan

produk dengan jenis ikatan yang sama.

Reaksi yang menghasilkan produk berupa padatan atau gas itu

dikatakan berhasil dibanding reaksi yang tidak menghasilkan produk. Reaksi

yang tidak menghasilkan produk tidak dapat mengamati apapun.

Pemilihan reaktan dalam reaksi ini dapat ditentukan melalui diagram

kelarutan. Diagram ini dapat membantu untuk memprediksi produk dari reaksi

metatesis. Beberapa macam reaksi yang dapat terjadi yaitu reaksi

pengendapan, reaksi netralisasi, reaksi pembentukan gas, dan reaksi reduksi-

oksidasi.

10. Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

 Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan

senyawa kimia.

 Reaksi kimia terdiri dari beberapa macam yaitu reaksi pertukaran tunggal,

reaksi pertukaran ganda atau biasa disebut reaksi metatesis, dan reaksi

dekomposisi.

 Reaksi pertukaran tunggal merupakan suatu reaksi saat satu unsur digantikan

oleh unsur lainnya dalam satu senyawa.

 Reaksi kombinasi adalah reaksi ketika dua atau lebih unsur bergabung

membentuk senyawa tunggal.

 Reaksi dekomposisi atau penguraian adalah reaksi ketika suatu senyawa

memecah atau terurai menjadi dua atau lebih zat atau unsur sederhana.
 Reaksi metatesis merupakan reaksi kimia yang melibatkan pertukaran antar

dua spesi yang tak saling bereaksi yang menghasilkan pembentukan produk

dengan jenis ikatan yang sama.

 Reaksi metatesis terdiri dari beberapa macam yaitu reaksi pengendapan, reaksi

penetralan, dan reaksi pembentukan gas.

 Reaksi pengendapan terjadi ketika dua senyawa ionik terlarut di dalam air dan

membentuk suatu senyawa ionik baru yang tak larut.

 Reaksi penetralan terjadi ketika suatu asam bereaksi dengan basa pada jumlah

yang setimbang. Reaksi ini biasanya menghasilkan larutan garam dan air.

 Reaksi pembentukan gas terjadi ketika suatu larutan yang bercampur

kemudian terurai menjadi larutan, cairan, dan menghasilkan gas.

11. Referensi

H. Seidel, H. Ehrhardt, K. Viswanathan, W. Johannes (1974): "Darstellung,

Struktur und Eigenschaften von Kupfer(II)-Carbonat". Z. anorg. allg.

Chem., volume 410, pages 138-148. doi:10.1002/zaac.19744100207

Haynes, William M., ed. (2011). CRC Handbook of Chemistry and

Physics (92nd ed.). Boca Raton, FL: CRC Press.

p. 4.55. ISBN 1439855110.

IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, 2nd ed. (the "Gold Book")

(1997). Online corrected version:  (2006–) "chemical reaction".

Kolby, Jeff (2016). ACT Prep Course: The Most Comprehensive ACT Book

Available (dalam bahasa Inggris). Nova Press.

hlm. 550. ISBN 9781944595074
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem Compound

Summary for CID 14452, Copper carbonate. Diakses 16 Maret 2021

dari https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Copper-carbonate.

Umah, N. R., Joko, T., & Dangiran, H. L. (2018). Efektivitas Dosis Ferri Klorida

(Fecl3) Dalam Menurunkan Kadar Chemical Oxygen Demand (Cod) Pada

Limbah Pabrik Tahu Di Tempelsari Kalikajar Wonosobo. Jurnal

Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(6), 279–288.

Urip.info (2019). Cara Menulis Persamaan untuk Reaksi dalam Larutan

(Molekuler, Ion Lengkap, Ion Bersih). Dilihat 16 Maret 2021 dari

https://www.urip.info/2019/03/cara-menulis-persamaan-untuk-reaksi.html

Yuliani, G., Nuraini, V., & Munawaroh, H. (2021). Jenis-Jenis Reaksi Kimia. 3,

1–6.

Zumdahl, Steven S. (2009). Chemical Principles 6th Ed. Houghton Mifflin

Company. hlm. A23. ISBN 978-0-618-94690-7.

Anda mungkin juga menyukai