Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTIKUM KI203

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN REAKSI-REAKSI KIMIA

Tanggal : 11 Maret 2021


Dosen Pengampu : Dr. Galuh Yuliani, M.Si., Ph.D
Vidia Afina Nuraini, S.Si., M.Sc

Nama : Zilva Karimah Azahra


NIM : 2009410

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
1. Tujuan
a. Mengobservasi reaksi-reaksi kimia dan menentukan jenisnya
b. Terampil menuliskan persamaan reaksi total, ion danion bersih

2. Dasar Teori

Pada percobaan ini, Anda akan melakukan percobaan yang melibatkan


reaksi-reaksi kimia termasuk reaksi metatesis. Reaksi metatesis memiliki pola
umum sebagai berikut:

AB + CD → AD + CB [1]

Tipe reaksi di atas umum terjadi pada reaksi-reaksi yang terjadi yang berlangsung
dalam larutan, dimana kation dan anion dari senyawa yang terlibat pada reaksi
akan saling bertukar.

Sebagai contoh:

BaCl2 (aq) + 2AgNO3- (aq) → Ba(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s) [2]

Penulisan persamaan reaksi seperti di atas disebut persamaan molekuler,


garam BaCl2, 2AgNO3, Ba(NO3)2 merupakan kelompok elektrolit kuat yang akan
mengalami proses disosiasi sempurna menghasilkan ion-ionnya, sehingga
persamaan ion untuk reaksi di atas dapat dituliskan sebagai berikut:

Ba 2+ (aq) + Cl- (aq) + Ag + (aq) + NO3- (aq) → Ba2+ (aq) + NO3- (aq) + AgCl (s) [3]

Pada persamaan reaksi ion di atas, molekul AgCl terdapat dalam bentuk
molekulnya. Ion Ba2+ dan NO3- pada persamaan reaksi di atas dikenal sebagai ion
penonton (spectator ion), ion yang terdapat dalam larutan namun tidak ikut
terlibat dalam reaksi. Jika kedua ion tersebut dihilangkan dari persamaan reaksi,
maka akan diperoleh persamaan ion bersih untuk persamaan reaksi di atas adalah:

Ag+ (aq) + Cl- (aq) → AgCl (s) [4]


Dari persamaan reaksi di atas yang harus diperhatikan dalam menuliskan
persamaan reaksi ion bersih adalah hanya elektrolit kuat saja yang dituliskan
dalam bentuk ion-ionnya, sedangkan bentuk padat, gas, non elektrolit, dan
elektrolit lemah dituliskan dalam bentuk molekulnya. Pada penulisan persamaan
ion bersih, umumnya penulisan simbol fasa larutan (aq) dihilangkan, sedangkan
fasa gas (g) dan padat (s, solid) tetap harus dituliskan. Oleh karena itu, persamaan
reaksi di atas dapat dituliskan:

Ag+ + Cl- → AgCl (s) [5]

Pelajari reaksi pencampuran larutan KCl dan NaNO3 untuk memahami reaksi
metatesis

dengan cara mempelajari reaksi-reaksi berikut:

K+ (aq) + Cl - (aq) + Na + (aq) + NO3 - (aq) → K + (aq) + NO3 – (aq) + Na + (aq) + Cl - (aq) [6]

Karena kedua senyawa tersebut larut baik dalam air dan kelompok elektrolit kuat,
maka dalam larutannya senyawa tersebut terdapat dalam bentuk ion-ionnya. Jika
ion-ion penonton pada persamaan reaksi [6] di atas dihilangkan, maka tidak akan
ada yang tersisa. Dengan kata lain reaksi tidak terjadi.

K + (aq) + Cl - (aq) + Na + (aq) + NO - (aq) → tidak terjadi reaksi [7]

Pada percobaan ini Anda diminta untuk mengamati berbagai reaksi kimia
seperti yang ditunjukkan pada lembar laporan jurnal eksperimen. Untuk
menentukan apakah suatu reaksi bisa berlangsung atau tidak, maka Anda harus
mengetahui apakah reaksi yang berlangsung tersebut menghasilkan endapan, gas,
atau elektrolit lemah.

Menurut (Far, 2014) :

 Dalam persamaan ion lengkap, hanya larutan elektrolit kuat yang ditulis
sebagai ion. Persamaan ion bersih (ion yang tidak mengalami perubahan
(sebagai ion penonton) tidak dituliskan.
 Elektrolit kuat → asam kuat, basa kuat dan garam yang mudah larut
dalam air. Senyawa yang yang tetap ditulis sebagai molekul (tidak ditulis
sebagai ion) adalah: zat padat, zat gas, larutan elektrolit lemah, cairan
murni (liquid). Dalam persamaan ion bersih ion yang tidak mengalami
perubahan (sebagai ion penonton) tidak dituliskan.
 Reaksi yang melibatkan larutan elektrolit disebut reaksi antar ion.
Pemaparan reaksi antar ion disebut persamaan ion. Dalam persamaan ion :
Zat elektrolit kuat ditulis sebagai ion-ionnya. Zat elektrolit lemah ditulis
sebagai molekulnya. Zat yang berfase liquid, padat dan gas ditulis sebagai
molekulnya. Persamaan ion bersih adalah persamaan ion yang hanya
menunjukkan spesi (MOLEKUL/ION) yang terlibat dalam perubahan
kimia saja.

 SAFETY
1. Beberapa dari zat yang anda gunakan bersifat toksik, pelajari MSDS-nya
2. Selalu berhati-hati saat bekerja menggunakan api langsung, ikat rambut
dan pastikan tidak ada zat-zat yang mudah terbakar di sekitar anda saat
reaksi berlangsung.
3. Jangan melihat secara langsung pada pita magnesium saat dibakar,
sebaiknya gunakan goggles.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Aluminium Foil - 1 lembar
2 Lilin - 1 buah
3 Kertas pH - 1 pack

b. Bahan
No Bahan Rumus Konsentrasi Wujud Warna Jumlah
Kimia
1. Kalsium Ca - Padat Merah bata -
2. Calsium oksida CaO - Padat Putih -
3. Tembaga(II) karbonat - Padat Biru kehijauan -
CuCO3
4. Tembaga (II) sulfat CuSO4.5H - Padat Biru -
pentahidrat O
2
5. Larutan Tembaga (II) CuSO4 - Padat Abu-abu muda -
Sulfat
Larutan Timbal (II) Pb(NO3)2 - Cair Tak berwarna -
6. nitrat
7. Larutan Kalium Iodida KI - Cair Tak berwarna -
8. Larutan Perak Nitrat AgNO3 - Cair Tak berwarna -
9. Larutan Natrium NaCl - Cair Tak berwarna -
klorida
10. Seng Zn(s) - Padat Abu Metalik -
11. Natrium asetat C2H3NaO2 1M Padat Putih -
12. Kalium klorida KCl 0,1 M Padat Putih -
13. Natrium karbonat Na2CO3 1M Padat Putih -
14. Natrium fosfat Na3PO4 0,1 M Padat Putih -
15. Asam klorida HCl 1M Cair Tak berwarna -
16. Nikel klorida NiCl2 0,1 M Padat Kuning-jingga -
17. Plumbum nitrat Pb(NO3)2 0,1 M Padat Tidak -
Berwarna/putih
18. Tembaga sulfat CuSO4 0,1 M Padat Hijau pucat-abu -
abu putih
19. Asam sulfat H2SO4 1M Cair Tak berwarna -
20. Perak nitrat AgNO3 0,1 M Padat Putih -
21. Kadmium klorida CdCl2 0,1 M Padat Putih -
22. Natrium Hidroksida NaOH 1M Padat Putih -
23. Amonium klorida NH4Cl 1M Padat Putih -
24. Pita Magnesium Mg - Padat Putih keperakan -
(Silvery-White)

4. Sifat Fisik dan Kimia Bahan

No Nama Sifat Penanganan

. Bahan
1. Kalsium  Sifat Fisika  Kontak Mata:

(Ca) Periksa dan lepaskan lensa


a. Fase solid
kontak. Jangan gunakan salep
1115 K (842 °C,
b. Titik lebur mata. Cari pertolongan medis
1548 °F)
1757 K (1484 °C,  Kontak Kulit:
c. Titik didih
2703 °F) Jika bahan kimia mengenai
d. Kepadatan bagian pakaian dari tubuh,
mendekati s.k. 1,55 g/cm3
lepaskan pakaian yang
e. Saat cair, pada t.l. 1,378 g/cm3
f. Kalor peleburan 8,54 kJ/mol terkontaminasi secepat mungkin,
g. Kalor penguapan 154,7 kJ/mol lindungi tangan dan tubuh Anda
h. Kapasitas kalor molar 25,929 J/(mol·K) sendiri. Tempatkan korban di
bawah pancuran air bah. Jika
 Sifat Kimia
bahan kimia mengenai kulit
a. Stabil secara kimiawi
korban yang terbuka, seperti
b. Logam ini bersifat trimorfik, lebih keras
tangan: Cuci kulit yang
dibanding natrium tetapi lebih lunak dari
terkontaminasi dengan lembut
aluminium.
dan menyeluruh dengan air
c. Kalsium dianggap kurang reaktif
mengalir dan sabun non-abrasif.
dibandingkan logam alkali tanah lainnya.
Berhati-hatilah saat
d. Saat kontak dengan udara, kalsium
membersihkan lipatan, celah,
membentuk lapisan oksida dan nitrida yang
lipatan, dan selangkangan. Jika
melindungi dari korosi lebih lanjut.
iritasi berlanjut, dapatkan
bantuan medis. Cuci pakaian
yang terkontaminasi sebelum
digunakan kembali.
 Kontak Kulit yang Serius:
Cuci dengan sabun disinfektan
dan tutupi kulit yang
terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Cari pertolongan
medis.
 Kontak Pernapasan :
Biarkan korban beristirahat di
area yang berventilasi baik.
Segera cari pertolongan medis.
 Kontak Pernapasan Serius
:
Evakuasi korban ke tempat yang
aman secepat mungkin.
Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau
ikat pinggang. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Jika
korban tidak bernapas, lakukan
resusitasi mulut ke mulut.
 PERINGATAN:
Mungkin berbahaya bagi orang
yang memberikan bantuan untuk
memberikan resusitasi mulut ke
mulut bila bahan yang dihirup
beracun, menular atau korosif.
Segera cari pertolongan medis.
Apabila tertelan jangan
dimuntahkan. Kendurkan
pakaian ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat
pinggang. Jika korban tidak
bernapas, lakukan resusitasi
mulut ke mulut. Cari
pertolongan medis segera.
2. Calsium  Sifat Fisika  Kontak Mata:
a. Keadaan Fisik dan Periksa dan lepaskan lensa
oksida
Penampilan : Solid. (Kristal padat.) kontak. Dalam kasus terjadi
(CaO) b. Berat Molekul : 56,08 g / mol kontak, segera basuh mata
c. Warna : Putih.
dengan banyak air selama
d. pH (1% soln / air) : 10
minimal 15 menit. Air dingin
e. Titik didih : 2850 ° C (5162 ° F)
dapat digunakan. Air hangat
f. Melting Point : 2572 ° C (4661,6 ° F)
harus digunakan. Dapatkan
g. Suhu kritis : Tidak tersedia.
h. Berat Jenis : 3,33 (Air = 1)
perawatan medis dengan segera.
 Kontak Kulit:
 Sifat Kimia Dalam kasus terjadi kontak,

a. Bahan bersifat stabil segera basuh kulit dengan

b. Reaktif dengan bahan organik, asam dan banyak air selama minimal 15
kelembaban menit saat mengeluarkan
pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg melunakkan.
Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali. Bersihkan sepatu
sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perhatian medis
segera.
 Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan
dan menutupi kulit
terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Cari bantuan medis.
Terhirup:
Jika terhirup, pindahkan ke
udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen.
Dapatkan perhatian medis.

 Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang
aman sesegera mungkin.
Kendurkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau
pinggang. Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Jika korban
tidak bernafas, melakukan mulut
ke mulut resusitasi.
 PERINGATAN:
Mungkin berbahaya bagi orang
yang memberikan bantuan untuk
memberikan mulut ke mulut
resusitasi bila bahan dihirup
adalah racun, infeksi atau
korosif. Dapatkan pertolongan
medis segera.
 Tertelan:
JANGAN memancing muntah
kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga
medis. Dilarang memberikan
apapun melalui mulut kepada
orang sadar. Jika sejumlah besar
bahan ini tertelan, panggil dokter
segera. Kendurkan pakaian ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang
atau pinggang.

3. Tembaga(II)  Sifat Fisika  Tertelan :


karbonat Hubungi pusat rumah sakit atau
a. Berat molekul : 221.10
(CuCO3) dokter, jika merasa tidak enak
b. Gravitasi spesifik : 4g/mL @ 20°C badan. Jangan dimuntahkan.

c. Titik leleh : 200 °C Bilas mulut secara menyeluruh


dengan air. Jangan memberikan
d. Bau : tidak berbau
apapun melalui mulut kepada
e. Kelarutan : Larut dalam asam orang yang tidak sadar.

f. pH 11, basa  Terhirup :


Segera pindahkan orang ke
 Sifat Kimia
udara segar. Jika pernapasan
a. Stabilitas : bahan stabil dalam kondisi terhenti, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas,
penyimpanan normal
berikan oksigen hanya dari
b. Tidak comaptible dengan asam dan
personel medis yang
oksidator kuat berkualifikasi. Hubungi dokter
jika iritasi berkembang atau
c. Reaktif dengan panas dan nyala sumber
berlanjut. Cuci area yang terkena
panas
dengan sabun dan air. Dapatkan
pertolongan medis jika iritasi
berkembang dan berlanjut.
 Kontak kulit:
Bilas dengan banyak air selama
15 menit. Jika terjadi iritasi atau
gejala, dapatkan bantuan medis.
4. Tembaga (II)  Sifat Fisika  Saran umum:

sulfat a. Bentuk: padat Tunjukkan lembar data


b. Warna: biru keselamatan ini kepada dokter
pentahidrat
c. pH : 3,7-4,5 pada 50 g/l pada 25 °C yang merawat.
(CuSO4.5H2O) d. Titik lebur: 110 °C  Jika terhirup :
e. Flamabilitas (padatan, gas) : Produk ini tidak Setelah menghirup: hirup udara
mudah-menyala. segar.
f. Kerapatan (den-sitas) relative : 2,284 g/cm3  Jika kontak dengan kulit :
Bila terjadi kontak kulit:
 Sifat Kimia Tanggalkan segera semua
a. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara pakaian yang terkontaminasi.
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar Bilaslah kulit dengan air/
(suhu kamar). pancuran air.
b. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah
 Jika kontak dengan mata :
kondisi spesifik/khususReaksi eksotermik
Setelah kontak pada mata :
dengan:
bilaslah dengan air yang banyak.
 Oksidator kuat
Segera hubungi dokter mata.
 Hydroxylamine
Lepaskan lensa kontak.
 Magnesium
 Jika tertelan:
Setelah tertelan: segera beri
korban minum air putih (dua
gelas paling banyak). Periksakan
ke dokter.
5. Larutan  Sifat Fisika  Saran umum :

Tembaga (II) a. Bentuk: padat Tunjukkan lembar data


b. Warna: abu-abu muda keselamatan ini kepada dokter
Sulfat
c. Bau : Tak yang merawat.
anhidrat d. pH3,5 -4,5 pada 50 g/l pada 20 °C  Jika terhirup :

(CuSO4) e. Titik lebur: 200 °C Setelah menghirup: hirup udara


f. Tekanan uap : 9,7 hPa pada25 °C segar.
g. Kerapatan (den-sitas) relative : 3,603 g/cm3  Jika kontak dengan
pada 25 °C kulit :
h. Kelarutan dalam air : 203 g/l pada 20 °C Bila terjadi kontak kulit:
Tanggalkan segera semua
 Sifat Kimia pakaian yang terkontaminasi.
a. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara Bilaslah kulit dengan air/
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar pancuran air.
(suhu kamar).
b. Bahan yang harus dihindari :
 Serbuk logam
 Hydroxylamine
 Magnesium
 Agen pereduksi kuat
6. Larutan  Sifat Fisika  Setelah terhirup:

Timbal (II) a. Bentuk: padat Hirup udara segar. Panggil


b. Warna : tidak berwarna dokter. Jika napas terhenti:
nitrat
c. Bau : Tak berbau segera berikan pernapasan
(Pb(NO3)2) d. pH : 3 -4 pada 50 g/l 20 °C buatan secara mekanik, jika
e. Titik lebur/rentang : 458 -459 °C diperlukan berikan oksigen.Bila
f. Titik didih/rentang didih> 500 °C terjadi kontak kulit: Tanggalkan
g. Densitas : 4,49 g/cm3 pada 20 °C segera semua pakaian yang
 Sifat Kimia terkontaminasi. Bilaslah kulit
a. Stabil secara kimiawi dengan air/ pancuran air.
b. Beresiko meledak dengan: senyawa organik Periksakan ke dokter.
yang mudah menyala, senyawa ammonium,  Setelah kontak pada mata :
acetate, Alkohol, Ester Bilaslah dengan air yang
banyak. Segera hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan:
Segera beri korban minum
airputih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
7. Larutan  Sifat Fisika  Saran umum:
Kalium a. Tampilan : keputih-putihan Tunjukkan lembar data
Iodida (KI) b. Bau : Tak berbau keselamatan ini kepada dokter
c. pH kira-kira 6,9 pada 50 g/l pada20 °C yang merawat.Jika
d. Titik lebur/titik beku: terhirupSetelah terhirup: hirup
Titik lebur: 680 °C udara segar. Panggil dokter.
e. Titik didih awal/rentang didih : 1.330 °C  Jika kontak dengan kulit
f. Flamabilitas (padatan, gas) Bila terjadi kontak kulit:
g. Tekanan uap kira-kira 1 hPa pada 745 °C Tanggalkan segera semua
3
h. Densitas relative : 3,13 g/cm pakaian yang terkontaminasi.
i. Kelarutan dalam air kira-kira1.430 g/l pada Bilaslah kulit dengan air/
25 °C-larut sepenuhnya pancuran air.
 Jika kontak dengan mata
 Sifat Kimia Setelah kontak pada mata :
a. Stabilitas kimiaProduk ini stabil secara bilaslah dengan air yang banyak.
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar Lepaskan lensa kontak.Jika
(suhu kamar). tertelanSetelah tertelan: segera
b. Bahan yang harus dihindari : Agen beri korban minum air putih
pereduksi kuat, Nikel, Asam kuat, dan (dua gelas paling banyak).
campuran nya, Baja (semua jenis dan Periksakan ke dokter.
pengolahan permukaan), Aluminium,
Logam basa, Kuningan, Magnesium, Seng,
Cadmium, Tembaga, Oksidator kuat

8. Larutan  Sifat Fisika  Setelah menghirup:


Perak Nitrat a. Bentuk : cair hirup udara segar.
(AgNO3) b. Warna : tidak berwarna  Bila terjadi kontak kulit:
c. Bau : Tak Tanggalkan segera semua
d. pH : 4 -5 pada 20 °C pakaian yang terkontaminasi.
e. Densitas : 1,01 g/cm3 pada 20 °C Bilaslah kulit dengan air/
f. Kelarutan dalam air : pada20 °C larut pancuran air.
 Sifat Kimia  Setelah kontak pada mata :
a. Stabilitas kimia : Bilaslah dengan air yang
Peka terhadap cahaya banyak. Hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan:
Segera beri korban minum air
putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
9. Larutan  Sifat Fisika  Setelah menghirup:
NaCl a. Bentuk : cair Hirup udara segar.
b. Warna : beningt/idak berwarna  Setelah kontak pada kulit:

c. Bau : Tak Cuci dengan air yang banyak.

d. pH : 7 Lepaskan pakaian yang

e. Kerapatan relative : 1,112 g/cm³ terkontaminasi.


 Setelah kontak pada mata :
Bilaslah dengan air yang
 Sifat Kimia
banyak.Setelah tertelan: beri air
a. Sifat kimiawi : Larutan berair
minum kepada korban (paling
b. Stabilitas kimia : Stabil secara kimiawi di
banyak dua gelas). Konsultasi
bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar)
kepada dokter jika merasa tidak
c. Kemungkinan reaksi yang berbahaya :
sehat.
Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :
Umumnya diketahui pasangan reaksi
terhadap air.
10. Seng (Zn)  Sifat Fisika  Saran umum:
Pemberi pertolongan pertama
a. Bentuk: serbuk
harus melindungi dirinya.
b. Warna metalik : abu-abu
 Setelah terhirup:
c. Bau : Tak berbau Hirup udara segar.Jika napas
d. Titik lebur : 420 °C terhenti: berikan napas buatan
e. Titik didih/rentang didih : 908 °C pada 1.013 mulutke mulut atau secara
mekanik. Berikan masker
hPa
oksigen jikamungkin.Segera
 Sifat Kimia hubungi dokter.
a. Stabilitas Kimia :  Bila terjadi kontak kulit:
Bilaslah dengan air yang
Produk ini stabil secara kimiawi di bawah
banyak. Hubungi dokter mata.
kondisi ruangan standar (suhu kamar).
 Setelah kontak pada mata :
b. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah
Bilaslah dengan air yang
kondisi spesifik/khusus : banyak. Segera hubungi dokter
Reaksi eksotermik dengan : alkali hydroxides, mata. Lepaskan lensa kontak.
Fluorin, carbon disulfide, senyawa halogen-  Setelah tertelan:
halogen, asam-asam, basa, Chlorin, dengan, Beri air minum (paling banyak
Lembab. Beresiko meledak dengan: senyawa dua gelas). Segera cari
ammonium, azides, chlorates,katalisator metal, anjuranpengobatan.Hanya di
Asam nitrat, hydroxylamine, hydrazine dan dalam kasus khusus, jika
turunannya, Hidrokarbon halogen, pertolongan tidaktersedia dalam
Hidrogen,nitrates, Peroksida, Cadmium, satu jam, rangsang untuk muntah
chromium(VI) oxide, senyawa peroxi, Senyawa (hanya jika korbantidak
nitro, performic acid,Oksidator, sulfur, iodine, sadarkan diri), telan karbon aktif
dengan, Air Resiko ignisi dan pembentukan gas and konsultasikan kepadadokter
atau uap yang tidak menyaladengan : Arsenik secepatnya..
oksida, Sodium hydroxide, Telurium, selenium
11. Natrium  Sifat Fisika  Setelah menghirup:
Asetat Hirup udara segar.Bila terjadi
a. Bentuk : padat
kontak kulit: Tanggalkan segera
(C2H3NaO2) b. Warna : tidak berwarna
semua pakaian yang
c. Bau : asam asetat terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air.
d. pH : 7,5-9,2 pada 50 g/l20 °C
 Setelah kontak pada mata
e. Titik lebur : 58 °C
Bilaslah dengan air yang
f. Titik nyala : > 250 °CMetoda: c.c.(senyawa banyak. Lepaskan lensa

anhydrat) kontak.

g. Densitas1,42 g/cm3 pada 20 °C  Setelah tertelan:


Beri air minum kepada korban
(paling banyak dua gelas).
 Sifat Kimia
Konsultasi kepada dokter jika

a. Reaktifitas: Membentuk campuran yang merasa tidak sehat.

dapat meledak dengan udara pada


pemanasan terus-menerus.Sebuah kisaran
kira-kira 15 Kelvin dibawah titik nyala dapat
dianggap sebagai kritis.Hal berikut ini
berlaku secara umum untuk campuran dan
senyawa organik yang mudah terbakar:
sehubungan dengan penyebaran yang halus,
saat diputar kemungkinan ledakan debu
secara umum dapat diasumsikan.
b. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar
(suhu kamar).
c. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah
kondisi spesifik/khususBeresiko meledak
dengan:nitrates
d. Reaksi eksotermik dengan :Fluorin.
e. Kondisi yang harus dihindariPemanasan
kuat.
12. Kalium  Sifat Fisika  Setelah menghirup

Klorida Hirup udara segar.


a. Titik didih/rentang didih 1.413 °C pada
 Bila terjadi kontak
(KCl) 1.013 hPa
kulit:
b. Flamabilitas (padatan, gas) Produk ini tidak
Tanggalkan segera semua
mudah-menyala.
c. Densitas 1,98 g/cm3 pada 20 °C. pakaian yang terkontaminasi.
d. Kelarutan dalam air 347 g/l Bilaslah kulit dengan air/
pada 20 °C pancuran air.
 Setelah kontak pada mata :
 Sifat Kimia bilaslah dengan air yang
a. Bereaksi hebat dengan oksidator kuat banyak.
b. Stabil secara kimiawi di suhu ruangan
13. Natrium  Sifat Fisika  Setelah menghirup:

Karbonat a. Bentuk : serbuk Hirup udara segar.


b. Warna : putih  Bila terjadi kontak kulit
( Na2CO3)
c. Bau : Tak Tanggalkan segera semua
d. pH11,16 pada 4 g/l 25 °C pakaian yang terkontaminasi.
e. Titik lebur : 854 °C Bilaslah kulit dengan air/
f. Densitas : 2,53 g/cm3 pada 20 °C pancuran air
g. Kelarutan dalam air212,5 g/lpada20 °C
 Sifat Kimia
a. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar
(suhu kamar).
b. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah
kondisi spesifik/khususReaksi yang hebat
dapat terjadi dengan :Aluminium, Logam
alkali-tanah, senyawa nitro organik, Fluorin,
Logam basa, nonmetallic oxides, konsentrasi
sulfuric acid
14. Natrium  Sifat Fisika  Saran Umum:

Fosfat a. Berat molekul: 163,94 g/mol Konsultasikan dengan dokter.


b. Tampilan: berwarna putih-bentuk Kristal Tunjukkan lembar data
(Na3PO4)
trigonal keselamatan ini kepada dokter
c. Kelarutan : larut dalam air dan tidak larut yang hadir. Keluar dari area
dalam karbondisulfida berbahaya.
d. Titik leleh = 73,4°C (pada P = 1 atm)  Kontak Mata:
e. pH = 12 (larutan1%) Segera basuh mata dengan air
f. Kelarutan pada air pada suhu: •0 oC= 1,5 minimal selama 15 menit. Tahan
g/100 mL•25 oC= 8,8 g/100 mL kelopak mata terbuka sambil
 Sifat Kimia membilas mata.
 Terhisap:
Pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen.
Segera dapatkan pertolongan
medis.
 Tertelan:
Jika tertelan, jangan
dimuntahkan. Beri korban
banyak air atau susu. Segera
dapatkan pertolongan medis.
Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada
orang yang tidak sadar atau
kejang.
 Kontak Kulit:
Cuci dengan sabun dan air.
Ganti pakaian yang
terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis jika terjadi iritasi
atau berkelanjutan.
Kondisi medis yang
diterapkan:
Kondisi mata, kulit atau
pernapasan yang sudah ada
sebelumnya
Informasi tambahan:
Efek dari paparan jangka
panjang tingkat rendah terhadap
produk ini belum ditentukan.
Penanganan bahan ini secara
aman dalam jangka panjang
harus menekankan pada
penghindaran semua efek dari
eksposur akut yang berulang.
15. Asam  Sifat Fisika  Saran umum :

Klorida a. Massa atom : 36,45 Tunjukkan lembar data


b. Massa jenis : 3,21 gr/cm3. keselamatan kepada dokter yang
(HCl)
c. Titik leleh : -1010C merawat.
d. Energi ionisasi : 1250 kj/mol  Jika terhirup
e. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C Setelah menghirup: hirup udara
f. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang segar.
tak berwarna  Jika kontak dengan kulit
g. Berbau tajam. Bila terjadi kontak kulit:
Tanggalkan segera semua
 Sifat Kimia pakaian yang terkontaminasi.
a. Stabil Bilaslah kulit dengan air/
Peningkatan reaktifitas dengan: Logam pancuran air.
b. Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan :  Jika kontak dengan mata:
Umumnya diketahui pasangan reaksi Setelah kontak pada mata :
terhadap air. bilaslah dengan air yang banyak.
c. HCl akan berasap tebal di udara lembab. Lepaskan lensa kontak.
d. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan  Jika tertelan :
berbau merangsang. Setelah tertelan: beri air minum
e. Dapat larut dalam alkali hidroksida, kepada korban (paling banyak
kloroform, dan eter. dua gelas). Konsultasi kepada
f. .Merupakan oksidator kuat. dokter jika merasa tidak sehat.
g. Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur
lainnya, sehingga dapat
h. Racun bagi pernapasan.
16. Nikel  Sifat Fisika  Saran umum :

Klorida a. Bentuk : serbuk Pemberi pertolongan pertama


b. Warna kuning-jingga harus melindungi dirinya.
(NiCl2)
c. Bau: Tidak ada bau tajam yang diketahui. Setelah terhirup: hirup udara
d. pH : 4 pada 500 g/l 20 °C bersih. Segera hubungi dokter.
e. Titik lebur 1.009 °C Jika napas terhenti: segera
f. Tekanan uap 1,33 hPa pada 671 °C berikan pernapasan buatan
g. Kerapatan relatif 3,55 g/cm³ secara mekanik, jika diperlukan
h. Kelarutan dalam air pada 20 °C larut berikan oksigen.
 Setelah kontak pada kulit:
 Sifat Kimia Cuci dengan air yang banyak.
a. Stabilitas kimia: Produk ini stabil secara Lepaskan pakaian yang
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar terkontaminasi. Periksakan ke
(suhu kamar). dokter.
b. Kemungkinan reaksi yang berbahayaReaksi  Setelah kontak pada mata:
yang hebat dapat terjadi dengan : Logam basa Bilaslah dengan air yang
banyak. Hubungi dokter mata.
Jika tertelan: beri air minum
(paling banyak dua gelas).
Segera cari anjuran pengobatan.
Hanya di dalam kasus khusus,
jika pertolongan tidak tersedia
dalam satu jam, rangsang untuk
muntah (hanya jika korban tidak
sadarkan diri), telan karbon aktif
and konsultasikan kepada dokter
secepatnya.
17. Timbal (II)  Sifat Fisika  Setelah terhirup:

Nitrat a. Bentuk : padat Hirup udara segar. Panggil


b. Warna : tidak berwarna dokter. Jika napas terhenti:
(Pb(NO3)2)
c. Bau : Tak berbau segera berikan pernapasan
d. pH : 3-4 pada 50 g/l 20 °C buatan secara mekanik, jika
e. Titik lebur/rentang 458 -459 °C, Metoda: diperlukan berikan oksigen.
Pedoman Tes OECD 102  Bila terjadi kontak kulit:
f. Titik didih/rentang didih : > 500 °C pada Tanggalkan segera semua
1.013 hPa Metoda: Pedoman Tes OECD pakaian yang terkontaminasi.
103 Bilaslah kulit dengan air/
g. Densitas : 4,49 g/cm3 pada 20 °C Metoda: pancuran air. Periksakan ke
Pedoman Tes OECD 109 dokter.
h. Kelarutan dalam air 486 g/l pada 20 °C  Setelah kontak pada mata :
Metoda: Pedoman Tes OECD 105 Bilaslah dengan air yang
 Sifat Kimia banyak. Segera hubungi dokter
a. Sifat oksidator : Produk telah ditunjukkan mata. Lepaskan lensa kontak.
tidak mengoksidasi dalam sebuah uji yang  Setelah tertelan:
sesuai dengan Directive 67/548/EEC Segera beri korban minum
(Method A17, oxidising properties). airputih (dua gelas paling
b. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara banyak). Periksakan ke dokter.
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar
(suhu kamar).
18. Tembaga  Sifat Fisika  Setelah menghirup:

Sulfat a. Densitas 2,284 g/cm3 pada 20 °C Hirup udara segar.


 Bila terjadi kontak
(CuSO4) b. Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia
kulit:
informasi.
Tanggalkan segera semua
c. Kelarutan dalam air 317 g/l pada 20 °C
pakaian yang terkontaminasi.
 Sifat Kimia
Bilaslah kulit dengan air/
a. Stabil pancuran air.
b. Reaksi eksotermik dengan : Oksidator kuat,  Setelah kontak pada
hydroxylamine, magnesium mata :
Bilaslah dengan air yang
banyak. Hubungi dokter mata.
Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan:
Segera beri korban minum air
putih (dua gelas paling
banyak). Periksakan ke dokter.
19. Asam Sulfat  Sifat Fisika  Setelah menghirup: hirup
a. Bentuk : cair udara segar.
(H2SO4)
b. Warna : tidak berwarna Bila terjadi kontak kulit:
c. pH : kira-kira pada 20 °C Tanggalkan segera semua
d. Densitas : 1,1 g/cm3 pada 20 °C pakaian yang terkontaminasi.
Bilaslah kulit dengan air/
 Sifat Kimia pancuran air.
a. Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan  Setelah terjadi kontak
sebagai mudah meledak. dengan mata:
b. Sifat oksidator : Potensi mengoksidasi Basuh dengan air yang banyak.
c. Korosi : Dapat korosif terhadap logam Hubungi dokter spesialis mata.
d. Reaktifitas : Oksidator  Setelah tertelan:
e. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara Segera beri korban minum air
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar putih (dua gelas paling
(suhu kamar). banyak). Periksakan ke dokter.
f. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah
kondisi spesifik/khusus Reaksi yang hebat
dapat terjadi dengan : Air, Logam basa,
senyawa alkali, Amonia, basa, Logam,
Logam alkali-tanah, senyawa alkaline tanah,
campuran logam, asam-asam
20 Perak Nitrat  Sifat Fisika  Saran umum :

(AgNO3) a. Wujud: Padat Tunjukkan lembar data


b. Warna: Putih keselamatan kepada dokter yang
merawat.
c. Bau: Tak berbau
 Jika terhirup
d. pH: ~ 6 Setelah menghirup: hirup udara
e. Titik Didih: 433 deg C segar.
 Jika kontak dengan
f. Titik Leleh :212 deg C
kulit
g. Suhu dekomposisi: 440 deg C Bila terjadi kontak kulit:
h. Kelarutan: Soluble. Tanggalkan segera semua
pakaian yang terkontaminasi.
i. Densitas :4.35
Bilaslah kulit dengan air/
j. Berat Molekul:169.87 pancuran air.
 Sifat Kimia  Jika kontak dengan
 Stabilitas Kimiawi: Menjadi abu-abu atau mata:
hitam keabu-abuan jika terpapar cahaya Setelah kontak pada mata :
dengan adanya bahan organik. bilaslah dengan air yang banyak.
 Kondisi yang Harus Dihindari: Pemanasan Lepaskan lensa kontak.
hingga dekomposisi, cahaya berlebih,  Jika tertelan :
kontaminasi. Setelah tertelan: beri air minum
 Ketidaksesuaian dengan Bahan Lain: kepada korban (paling banyak
Reduktor kuat, basa kuat, alkohol, amonia, dua gelas). Konsultasi kepada
hidrogen peroksida, asetilen, bahan organik, dokter jika merasa tidak sehat.
arang. 
 Produk Dekomposisi yang Berbahaya:
Nitrogen oksida, oksigen, oksida perak.
 Polimerisasi Berbahaya: Tidak akan terjadi.
21. Kadmium  Sifat Fisika  Kontak mata : Segera bilas
a. Rumus: CdCl2 dengan banyak air, juga di
Klorida
b. Massa molar: 183,32 g/mol
bawah kelopak mata, selama
(CdCl2) c. Titik lebur: 564°C
d. Kepadatan: 4,05 g/cm³ minimal 15 menit.
e. Titik didih: 960°C
 Kontak kulit : Segera cuci
dengan banyak air selama
 Sifat Kimia minimal 15 menit.
a. Stabilitas : Stabil dalam kondisi normal
 Kontak Pernapasan :
b. Kondisi yang harus dihindari : Produk yang
Pindah ke udara segar.
tidak kompatibel seperti pengoksidasi yang
 Tertelan : Jangan
kuat
dimuntahkan.
22. Natrium  Sifat Fisika  Saran umum : Pemberi
a. Bentuk: padat pertolongan pertama harus
Hidroksida
b. Warna: putih melindungi dirinya.
(NaOH)
c. Bau : Tak Tunjukkan lembar data
d. pH : kira-kira > 14 pada 100 g/l pada 20 °C keselamatan ini kepada
e. Titik lebur: 318 °C dokter yang merawat.Jika
f. Titik didih awal/rentang didih : 390 °C pada terhirup
1.013 hPa  Setelah terhirup: hirup
g. Kelarutan dalam air : 1.090 g/l pada 20 °C udara segar. Panggil
 Sifat Kimia dokter.Jika kontak dengan
a. Stabilitas kimia : Produk ini stabil secara kulit
kimiawi di bawah kondisi ruangan standar  Bila terjadi kontak kulit:
(suhu kamar). Tanggalkan segera semua
b. Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah pakaian yang terkontaminasi.
kondisi spesifik/khusus : Reaksi eksoterm Bilaslah kulit dengan air/
dengan asam kuat. pancuran air. Segera panggil
c. Kondisi yang harus dihindari : tidak ada dokter.Jika kontak dengan
informasi yang tersedia mata
d. Bahan yang harus dihindari : Aluminium,  Setelah kontak pada mata :
brass, Logam, campuran logam, Seng, bilaslah dengan air yang
Timah banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa
kontak.
23. Ammonium  Sifat Fisika  Setelah menghirup:

Klorida a. Bentuk : Serbuk kristalin Hirup udara segar.


(NH4Cl) b. Warna : putih  Bila terjadi kontak kulit:
c. Bau : Tak berbau Tindakan pertolongan Tanggalkan segera semua
pertama umum: Jika Anda merasa tidak pakaian yang terkontaminasi.
enak badan, dapatkan bantuan medis. Bilaslah kulit dengan air/
Jangan pernah memberikan apapun pancuran air.
melalui mulut kepada orang yang tidak  Setelah kontak pada mata :
sadar. Jika Anda merasa tidak enak Bilaslah dengan air yang
badan, dapatkan bantuan medis banyak. Hubungi dokter mata.
(tunjukkan label jika mungkin). Lepaskan lensa kontak.
Tindakan pertolongan pertama setelah  Setelah tertelan:
terhirup: Pindahkan orang ke tempat Segera beri korban minum air
berudara segar dan jaga kenyamanan putih (dua gelas paling banyak).
untuk bernapas. Biarkan korban Periksakan ke dokter.
menghirup udara segar. Biarkan korban
beristirahat Tindakan pertolongan
pertama setelah kontak dengan kulit:
Lepaskan pakaian yang terkena dan cuci
semua area kulit yang terbuka dengan
sabun lembut dan air, diikuti dengan
bilas air hangat. Bersihkan partikel lepas
dari kulit. Rendam dalam air dingin /
bungkus dengan perban basah.
Bersihkan partikel lepas dari kulit.
Rendam dalam air dingin / bungkus
dengan perban basah. Cuci kulit dengan
banyak air Tindakan pertolongan
pertama setelah kontak mata: Bilas
dengan air. Jangan gunakan agen
penetralisir (kimiawi). Konsultasikan
dengan dokter mata jika terjadi iritasi.
Segera bilas dengan banyak air.
Dapatkan pertolongan medis jika nyeri,
berkedip, atau kemerahan terus berlanjut.
Bilas mata dengan air sebagai tindakan
pencegahan. Tindakan pertolongan
pertama setelah tertelan: Bilas mulut
dengan air. Konsultasikan dengan dokter
/ layanan medis jika merasa tidak enak
badan. Dapatkan nasehat / perhatian
medis. Bilas mulut. JANGAN
memaksakan muntah. Dapatkan
perhatian medis darurat. Hubungi pusat
racun / dokter / tabib jika Anda merasa
tidak enak badan. Tindakan pertolongan
pertama umum: Jika Anda merasa tidak
enak badan, dapatkan bantuan medis.
Jangan pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak
sadar. Jika Anda merasa tidak enak
badan, dapatkan bantuan medis
(tunjukkan label jika mungkin).
Tindakan pertolongan pertama setelah
terhirup: Pindahkan orang ke tempat
berudara segar dan jaga kenyamanan
untuk bernapas. Biarkan korban
menghirup udara segar. Biarkan korban
beristirahat Tindakan pertolongan
pertama setelah kontak dengan kulit:
Lepaskan pakaian yang terkena dan cuci
semua area kulit yang terbuka dengan
sabun lembut dan air, diikuti dengan
bilas air hangat. Bersihkan partikel lepas
dari kulit. Rendam dalam air dingin /
bungkus dengan perban basah.
Bersihkan partikel lepas dari kulit.
Rendam dalam air dingin / bungkus
dengan perban basah. Cuci kulit dengan
banyak air Tindakan pertolongan
pertama setelah kontak mata: Bilas
dengan air. Jangan gunakan agen
penetralisir (kimiawi). Konsultasikan
dengan dokter mata jika terjadi iritasi.
Segera bilas dengan banyak air.
Dapatkan pertolongan medis jika nyeri,
berkedip, atau kemerahan terus berlanjut.
Bilas mata dengan air sebagai tindakan
pencegahan. Tindakan pertolongan
pertama setelah tertelan: Bilas mulut
dengan air. Konsultasikan dengan dokter
/ layanan medis jika merasa tidak enak
badan. Dapatkan nasehat / perhatian
medis. Bilas mulut. Jangan dimuntahkan.
Dapatkan perhatian medis darurat.
Hubungi pusat racun / dokter / tabib jika
Anda merasa tidak enak badan.
d. pH : 4,7 pada 200 g/l 25 °C (MSDS
eksternal)
e. Titik lebur 338 °C (menyublim)
f. Tekanan uap 66 hPa pada 250
°C(MSDS eksternal) 1,3 hPa pada 30 °C
g. Densitas1,53 g/cm3 pada 25 °C
h. Kelarutan dalam air 372 g/l pada 20 °C
 Sifat Kimia
a. Stabilitas kimia : dapat menyublim
b. Bereaksi hebat dengan alkali hydroxides,
asam-asam.
Resiko ignisi dan pembentukan gas atau
uap yang tidak menyala dengan
:senyawa halogen-halogen, basa, bahan
alkaline
Beresiko meledak dengan:nitrates,
chlorates, Garam logam berat, nitrites,
Hidrogen sianida (asam hidrosianat),
Chlorin, garam silver, Oksidator kuat
c. Bahan yang harus dihindari :
Aluminium, Timbal, Besi, Tembaga,
senyawa copper
24. Pita  Sifat Fisika  Tindakan pertolongan

a. Wujud : padat pertama umum:


Magnesium /
Jika Anda merasa tidak enak
Ribbon b. Tampilan: logam.
badan, dapatkan bantuan medis.
Magnesium c. Massa molekul : 24,31 g/mol Jangan pernah memberikan

d. Warna : putih keperakan (Silvery-white) apapun melalui mulut kepada


(Mg)
orang yang tidak sadar. Jika
e. Bau : tidak berbau
Anda merasa tidak enak badan,
f. Titik Didih :1107 °C dapatkan bantuan medis

g. Kelarutan : tidak larut dalam air (tunjukkan msds jika mungkin).


 Tindakan pertolongan
 Sifat Kimia
pertama setelah terhirup:
a. Reaktivitas :
Pindahkan orang ke tempat
Bereaksi perlahan dengan air (kelembaban):
berudara segar dan jaga
pelepasan gas / uap yang sangat mudah terbakar
kenyamanan untuk bernapas.
(hidrogen). Reaksi ini dipercepat jika terpapar asam
Biarkan korban menghirup udara
(kuat). Zat yang terbakar bereaksi secara eksplosif
dengan air. Bereaksi hebat dengan banyak senyawa segar. Biarkan korban
misalnya: dengan pengoksidasi (kuat): (meningkat) beristirahat.
risiko kebakaran / ledakan. Bereaksi dengan
(beberapa) asam: pelepasan gas / uap yang sangat  Tindakan pertolongan
mudah terbakar (hidrogen). Padatan yang mudah pertama setelah kontak
terbakar. Pemanasan sendiri: dapat menimbulkan dengan kulit:
kebakaran. Lepaskan pakaian yang terkena
b. Stabilitas : dan cuci semua area kulit yang
Tidak stabil jika terpapar kelembaban. Padatan yang terbuka dengan sabun lembut
mudah terbakar. Dapat membentuk campuran uap- dan air, diikuti dengan bilas air
udara yang mudah terbakar / meledak. Memanas hangat. Bersihkan partikel lepas
sendiri: dapat menimbulkan api. dari kulit. Rendam dalam air
c. Kemungkinan reaksi berbahaya: dingin / bungkus dengan perban
Jika kontak dengan air melepaskan gas yang mudah basah. Bersihkan partikel lepas
terbakar. dari kulit. Rendam dalam air
d. Kondisi yang harus dihindari dingin / bungkus dengan perban
Sinar matahari langsung. Temperatur yang sangat basah. Cuci kulit dengan banyak
tinggi atau rendah. Nyala api terbuka. Terlalu panas. air
Panas. Percikan. Hindari kontak dengan permukaan
yang panas. Tidak ada nyala api, tidak ada percikan  Tindakan pertolongan

api. Hilangkan semua sumber penyulut. Air, pertama setelah kontak

kelembaban. mata:

e. Bahan yang tidak cocok : Bilas dengan air. Jangan

Asam kuat. Basa yang kuat. gunakan agen penetralisir

f. Asap produk dekomposisi yang berbahaya: (kimiawi). Konsultasikan

Karbon monoksida. Karbon dioksida. dengan dokter mata jika terjadi

Dapat melepaskan gas yang mudah terbakar. iritasi. Segera bilas dengan
banyak air. Dapatkan
pertolongan medis jika nyeri,
berkedip, atau kemerahan terus
berlanjut. Bilas mata dengan air
sebagai tindakan pencegahan.

 Tindakan pertolongan
pertama setelah tertelan:
Bilas mulut dengan air.
Konsultasikan dengan dokter /
layanan medis jika merasa tidak
enak badan. Dapatkan nasehat /
perhatian medis. Bilas mulut.
JANGAN memaksakan muntah.
Dapatkan perhatian medis
darurat, hubungi pusat RS.

5. Diagram Alir Praktikum

 Bagian A-Reaksi pertukaran tunggal

Langkah 1

Logam Zn

Sedikit logam Zn disimpan di salah


satu plat lalu diamati

Ditambahkan CuSO4, perubahan


yang terjadi diamati

Campuran Zn +
CuSO4

Reaksi disimpan beberapa saat, dan


diamati lagi kemudian

Hasil
Langkah 2

Logam Ca

Sedikit logam Ca disimpan di salah


satu plat lalu diamati

Air ditambahkan dan perubahan


yang terjadi diamati

Campuran Ca + Air

Reaksi disimpan beberapa saat, dan


diamati lagi kemudian
Hasil
 Bagian B-Reaksi kombinasi

Langkah 1

Pita Magnesium

Bunsen dinyalakan hingga didapat api


biru

Pita magnesium dicapit dengan


pencapit besi dan dibakar dengan api
biru (dianjurkan memakai googles)

Perubahan yang terjadi diobservasi

Hasil

Langkah 2

CaO

CaO sebanyak satu ujung spatula


dimasukkan ke dalam plat yang
kering dan bersih

1-2 tetes air dimasukkan dan diaduk


menggunakan pengaduk kecil

Larutan diuji dengan kertas lakmus


merah dan lakmus biru

Perubahan yang terjadi diamati

Hasil
 Bagian C-Reaksi dekomposisi

Langkah 1

Kristal Tembaga (II)


Sulfat Pentahidrat
Kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
sebanyak satu ujung spatula
dimasukkan ke tabung reaksi

Tabung reaksi dipanaskan dengan


menggunakan api biru
Tabung reaksi dipanaskan dengan cara
dimiringkan menggunakan penjepit tabung
sehingga padatan dipanaskan secara
sempurna
Padatan didinginkan dan disimpan di rak
tabung

Setelah padatan dingin lalu dapat ditambahkan


3-5 tetes air,

Kristal Tembaga (II)


Sulfat Pentahidrat + air

Suhu diamati dan pengamatan dicatat

Hasil
Langkah 2

Kristal Tembaga (II)


Karbonat

Kristal tembaga (II) karbonat


sebanyak satu ujung spatula
dimasukkan ke tabung reaksi
Tabung reaksi dipanaskan dengan
menggunakan api biru
Tabung reaksi dipanaskan dengan cara
dimiringkan menggunakan penjepit tabung
sehingga padatan dipanaskan secara
sempurna
Padatan didinginkan dan disimpan di rak
tabung

Perubahan yang terjadi diamati

Hasil
Bagian D- Reaksi pertukaran berganda (Reaksi Metasis)

Dua larutan

2 larutan yang terdapat pada daftar bahan di


panduan praktikum dicampurkan (pilih 10
reaksi)

Dari masing-masing larutan tersebut


ditambahkan sebanyak 1 mL
Tabung reaksi digunakan untuk
mencampurkan masing-masing larutan
tersebut.
Campuran dua larutan

Perubahan diamati dan ditulis N.R. (no


reaction) jika dari pencampuran tersebut
tidak dihasilkan reaksi
Hasil
6. Data & Pengamatan

Experime Reactants Reaction Product Equations

nt (before) (during) s (after)


A1 Terdapat Logam Logam
single
logam Zn berubah menjadi Zn (s) + CuSO4 (aq) → ZnSO4 (aq) + Cu (s)
replaceme
nt reaction
berwarna warna hitam

silver/ menjadi dengan

metalik lebih gelap beberapa

dengan yaitu bagian

larutan menghitam, berwarna

CuSO4 warna coklat

berwarna larutan dari kemerah

biru biru anproduk

menjadi tak nya

berwarna berupa

(colorless) Cu (s)

dan juga

terdapat

sisa

ZnSO4

(aq)
A2 Logam Ca Terdapat Terbentu
single Ca (s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)
berwarna gelembung k gas H2
replaceme
nt reaction
metalik gas dan air dan
bersifat menjadi endapan

dapat berwarna Ca(OH)2 /

ditarik dan putih atau Ca(OH)2


yang
meng cloudy
tidak larut
-hantarkan (keruh)
sepenuh
listrik,
nya
berfasa
(dalam
padat
bentuk aq

namun

slightly

soluble)
B1 Pita Magnesium Terbentu
combinati
Magnesiu dibakar k MgO
on
reaction (s) berupa
m dengan Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)

berwarna nyala api padatan


berwarna
metalik yang masih
putih
dan api merah dan

dari tercipta

pembakar nyala api

bunsen berwarna

merah

(membesar)
B2 CaO CaO larut Produkn
combinati
berwarna sedikit ya
on
reaction putih dalam air berupa CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq)

berupa dan air Ca(OH)2

bubuk dan menjadi yang

bersifat
air berwarna
basa dan
(colorless) putih
diuji

dengan

lakmus

merah

menjadi

biru.

Endapan

yang

putih

merupaka

n CaO

yang

tidak

larut.
C1 Padatan Terjadi Produkn
decomposit
ion CuSO4. proses ya yaitu CuSO4.5H2O (s) → CuSO4 (s) + 5H2O (l)
reaction
5H2O penguapan CuSO4

berwarna air dan anhidrat

biru terjadi

perubahan
warna pada

CuSO4.

5H2O

menjadi

putih
C2 Padatan Padatan Produkn
decomposit
ion CuCO3 menjadi ya CuCO3 (s) → CuO (s) + CO2 (g)
reaction
berwarna menghitam berupa

hijau dan terdapat CuO dan

gas gas CO2

dengan

dicek/

diuji

nyala api
D1 Larutan Kedua Ter CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq)
Methasesis bentuk
reaction CuSO4 larutan  Persamaan reaksi molekuler
produk
berwarna dicampurka CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq)→ Na2SO4 (aq) + CuCO3 (s)
berupa
biru n dan endapan  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + 2Na+ (aq) + CO32- (aq) → 2Na+ (aq) + SO42- (aq) + CuCO3 (s)
yaitu
bening dan larutan  Persamaan reaksi ion bersihnya
CuCO3 (s)
larutan CuSO4 yang Cu2+ + CO32- → CuCO3 (s)

Na2CO3 berwarna

tidak biru bening

berwarba menjadi

keruh
D2 Larutan Kedua Produk CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq)
Methasesis nya
reaction CuSO4 larutan  Persamaan reaksi molekuler
berupa
berwarna dicampurka CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq) → BaSO4 (s) + CuCl2 (aq)
endapan
biru n dan BaSO4 (s)  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + Ba2+ (aq) + 2Cl- (aq) → BaSO4 (s) + Cu2+ (aq) + 2Cl- (aq)
bening dan larutan dari  Persamaan reaksi ion bersihnya
larutan kedua Ba2+ + SO42- → BaSO4 (s)

BaCl2 tak campuran

berwarna tersebut

menjadi

keruh

(cloudy)

dan

membentuk

endapan

putih
D3 Larutan Campuran Produkn CuSO4 (aq) + Na3PO4 (aq)
Methasesis
reaction CuSO4 kedua ya yaitu  Persamaan reaksi molekuler

berwarna larutan berupa 3CuSO4 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Cu3(PO4)2(s) + 3Na2SO4 (aq)
 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
biru berwarna endapan
3Cu (aq) + 3SO42- (aq) + 6Na+ (aq) + 2PO43- (aq) → Cu3(PO4)2(s) + 6Na+ (aq) +
2+

3SO 42- (aq)


bening dan keruh dan Cu3(PO4)
 Persamaan reaksi ion bersihnya
larutan terbentuk 2(s)
3Cu2+ + 2PO43- → Cu3(PO4)2(s)
Na3PO4 tak endapan

berwarna
D4 Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq)
Methasesis
reaction  Persamaan reaksi molekuler
Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq)+CO32-(aq) + 2H+ (aq) + SO42- (aq) → 2Na+ (aq) + SO42- (aq)
+ H2O (l) + CO2 (g)

 Persamaan reaksi ion bersihnya


2H+ + CO32- → H2O (l) + CO2 (g)

D5 Larutan Kedua Produk Na2CO3 (aq) + HCl (aq)


Methasesis
reaction Na2CO3 larutan berupa  Persamaan reaksi molekuler

tak dicampur H2O (l) Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
berwrna kan dan dan CO2 + 2- + - + -
2Na (aq)+CO3 (aq) +2H (aq) + 2Cl (aq) → 2Na (aq) + 2Cl (aq)
dan terbentuk (g) + H2O (l) + CO2 (g)

 Persamaan reaksi ion bersihnya


larutan gelembung-
2H+ + CO32- → H2O (l) + CO2 (g)
HCl tidak gelembung

berwarna gas
D6 Larutan Kedua Produkn CdCl2 (aq) + NaOH (aq)

Methasesis CdCl2 dan larutan ya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
larutan dicampur berupa CdCl2 (aq) + 2NaOH (aq)→ Cd(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

NaOH tak kan dan endap  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Cd2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Na+ (aq) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2 (s) + 2Na+ (aq)
berwarna larutan -an putih + 2Cl- (aq)

menjadi yaitu  Persamaan reaksi ion bersihnya

Cd(OH)2
Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2 (s)
keruh
D7 Larutan Kedua Produkn NiCl2 (aq) + AgNO3 (aq)

Methasesis NiCl2 larutan ya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
berwarna dicampur berbentu NiCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → Ni(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s)

biru tosca kan dan k endap

dan larutan -an yaitu


 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
larutan berwarna 2AgCl Ni2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Ag+ (aq) + 2NO3- (aq) → Ni2+ (aq) + 2NO3- (aq)
+ 2AgCl (s)
AgNO3 keruh (s)
 Persamaan reaksi ion bersihnya
tak 2Ag+ + 2Cl- → 2AgCl (s)
berwarna
D8 Larutan Kedua Produkn NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq)

Methasesis NiCl2 larutan ya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
berwarna dicampur berupa NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) → NiCO3 (s) + 2NaCl (aq)

biru tosca kan dan endap

dan larutan -an ber  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Ni2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Na+ (aq) + CO32- (aq) → NiCO3 (s) + 2Na+(aq)
larutan berwarna warna + 2Cl-(aq)

Na2CO3 keruh, putih  Persamaan reaksi ion bersihnya


Ni2+ + CO32- → NiCO3 (s)
tak tercipta yaitu

berwarna endapan NiCO3

putih (s)
D9 Larutan Larutan Produkn HCl (aq) + NaOH (aq)

Methasesis NaOH dan NaOH ya yaitu  Persamaan reaksi molekuler


reaction
HCl tak ditambah H2O (l) HCl (aq) + NaOH (aq) → H2O (l) + NaCl (aq)

berwarna, indikator pp  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


H+ (aq) + Cl- (aq)+Na+ (aq) + OH- (aq) → H2O (l) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)
indikator berwarna
 Persamaan reaksi ion bersihnya
pp ungu/violet, H+ + OH- → H2O (l)

lalu

ditambah

dengan

larutan HCl

dan

campuran

keduanya

tak

berwarna
D10 NH4Cl Kedua Produkn NH4Cl (aq) + NaOH (aq)

Methasesis colorless larutan ya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
dan dicampurka berupa NH4Cl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq)+ H2O (l) + NH3 (g)

larutan n dan H2O (l)  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


NH4+ (aq) + Cl- (aq)+Na+ (aq) + OH- (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)+ H2O (l) +
NaOh terbentuk dan NH3
NH3 (g)

tidak gelembung dalam

berwarna gas fase gas  Persamaan reaksi ion bersihnya


sedangkan NH4+ + OH- → H2O (l) + NH3 (g)

larutan tak
berwarna
Larutan Larutan Produkn

D11 ya
CH3COO CH3COONa CH3COONa (aq) + HCl (aq)
berupa
Methasesis Na dan ditambah  Persamaan reaksi molekuler
reaction CH3
larutan indikator pp COOH CH3COONa (aq) + HCl (aq) → CH3COOH (aq) + NaCl (aq)

dalam  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


HCl tidak menjadi
bentuk CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H+ (aq) + Cl- (aq) → CH3COOH (aq)
berwarna, berwarna + Na+ (aq) + Cl- (aq)
aqueous.
indikator ungu/violet  Persamaan reaksi ion bersihnya
CH3COO- + H+ → CH3COOH
pp lalu

ditambah

larutan HCl

warna

campuran

menjadi

tidak

berwarna
D12 Larutan Kedua Produk Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq)

Methasesis berupa
Pb(NO3)2 larutan  Persamaan reaksi molekuler
reaction endapan
dan dicampurka Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)
putih
larutan n dan yang  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

merupa Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2H+ (aq) + SO42-(aq) → PbSO4 (s) + 2H+ (aq) + 2NO3- (aq)
HCl tak berwarna
kan  Persamaan reaksi ion bersihnya
berwarna keruh atu
PbSO4 Pb2+ + SO42- → PbSO4 (s)
membrntuk (s)

endapan
D13 Larutan Kedua Tidak KNO3(aq) + NaNO3 (aq)

Methasesis KNO3 dan larutan menghas  Persamaan reaksi molekuler


reaction
larutan dicampur ilkan KNO3 (aq) + NaNO3 (aq) → KNO3 (aq) + NaNO3 (aq)

NaNO3 tak kan dan produk  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
K+ (aq) + NO3- (aq) + Na+ (aq) + NO3- (aq) → K+ (aq) + NO3- (aq) +
berwarna tidak ada karena Na+ (aq) + NO3- (aq)

reaksi yang tidak ada  Persamaan reaksi ion bersihnya


N.R. (no reaction)
terjadi reaksi

yang

terjadi
D14 Larutan Kedua Tidak Na2S (aq) + NaNO3 (aq)

Methasesis Na2S larutan menghas  Persamaan reaksi molekuler


reaction
berwarna dicampur ilkan Na2S (aq) + NaNO3 (aq) → NaNO3 (aq) + Na2S (aq)

kuning kan dan produk  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Na+ (aq) + S2- (aq) + Na+ (aq) + NO3- (aq) → Na+ (aq) + NO3- (aq) +
bening dan tidak ada karena Na+ (aq) + S2- (aq)

larutan reaksi yang tidak ada  Persamaan reaksi ion bersihnya


N.R. (no reaction)
NaNO3 tak terjadi reaksi

berwarna yang

terjadi
D15 Larutan Kedua Produkn Na2S (aq) + CdCl2 (aq)

Methasesis Na2S tak larutan ya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
berwarna dicampur berupa Na2S (aq) + CdCl2 (aq) → 2NaCl (aq) + CdS (s)

dan kan dan endapan  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq) + S2- (aq) + Cd2+ (aq) + 2Cl- (aq) → 2Na+ (aq) + 2Cl- (aq) +
larutan campuran berwarna CdS (s)

CdCl2 tak berwarna kuning  Persamaan reaksi ion bersihnya


Cd2+ + S2- → CdS (s)
berwarna kuning yaitu

keruh/terbe CdS (s)

ntuk

endapan

berwarna

kuning
D16 Larutan Kedua Produk Na2S (aq) + Pb(NO3)2 (aq)

Methasesis Na2S dan larutan nya  Persamaan reaksi molekuler


reaction
larutan dicampur berupa Na2S (aq) + Pb(NO3)2 (aq) → 2NaNO3 (aq) + PbS (s)

Pb(NO3)2 kan dan endapan  Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq) + S2- (aq) + Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq) → 2Na+ (aq) + 2NO3- (aq)
tak larutan hitam + PbS (s)

berwarna menjadi yang  Persamaan reaksi ion bersihnya


S2- + Pb2+ → PbS (s)
hitam merupa

keruh/ kan PbS

terbentuk (s)

endapan

berwarna

hitam

7. Perhitungan

Tidak terdapat perhitungan dalam praktikum ini.


8. Pembahasan

A. Reaksi Pertukaran Tunggal

Pada reaksi pertukaran tunggal ini terdapat dua contoh reaksi yaitu Zn + CuSO4
dan Ca + H2O yang pada kedua contoh tersebut terdapat reaksi saling bertukar
unsur dalam senyawa.

 Zn (s) + CuSO4 (aq)

Reaksi yang terjadi pada Zn (s) + CuSO4 (aq) adalah sebagai berikut.

Zn (s) + CuSO4 (aq) → ZnSO4 (aq) + Cu (s)

Secara umum, unsur pembentuk anion dapat menggantikan anion dalam suatu
senyawa, dan unsur pembentuk kation dapat menggantikan kation dalam suatu
senyawa. Sehingga sesuai aturan tersebut pada reaksi yang terjadi yaitu logam Zn
bertukar posisi dengan logam Cu, Zn dan Cu termasuk dalam logam dan logam
pada umumnya membentuk kation maka dari itu antara Zn dan Cu terjadi
pertukaran berupa pertukaran kation, Zn menggantikan Cu karena logam Zn lebih
reaktif dibanding dengan Cu. Sebagaimana gambar 8.1 berikut ini
.

Gambar 8.1 Metal reactivity chart


Sumber : byjus.com

Deret reaktivitas atau disebut juga deret aktivitas yaitu merupakan


deret yang berisi kegiatan mengurutkan unsur/elemen dalam urutan
reaktivitasnya untuk jenis reaksi tertentu, termasuk reaksi pertukaran
tunggal. Unsur yang lebih reaktif akan menggantikan unsur yang kurang
reaktif dalam deret reaktivitas. Dan dapat dilihat bahwa Zn lebih reaktif
daripada Cu.

Pertukaran tersebut lalu membentuk produk ZnSO4 dalam fase


aqueous dan Cu dalam fase solid. Dalam persamaan ion lengkap senyawa
dalam fase aqueous akan terurai menjadi ion-ionnya sedangkan fase solid
tidak maka pada persamaan ion bersihnya memiliki produk berupa logam
Cu pada fase solid dan ion Zn sebaga kation yan berasal dari ZnSO4.
Dengan proses yaitu keadaan reaktan : terdapat logam Zn berwarna silver/
metalik dengan larutan CuSO4 berwarna biru dan keadaan selama reaksi
yaitu logam berubah warna menjadi lebih gelap yaitu menghitam, warna
larutan dari biru menjadi tak berwarna (colorless) serta produk secara jelas
terbentuk dengan ditandai logam Zn menjadi hitam dengan beberapa
bagian berwarna coklat kemerahan produknya berupa Cu (s) dan juga
terdapat sisa Zn (aq).

 Ca (s) + H2O (l)

Reaksi yang terjadi pada Ca (s) + H2O (l) adalah sebagai berikut.

Ca (s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2 (aq) + H2 (g)

Pada reaksi yang terjadi yaitu logam Ca yang dicampurkan dengan H2O
membentuk Ca(OH)2 (aq) dan H2 (g). Dengan proses yaitu keadaan reaktan :
Logam Ca berwarna metalik, bersifat dapat ditarik dan menghantarkan listrik,
berfasa padat, selama reaksi terdapat gelembung gas dan air menjadi berwarna
putih atau cloudy (keruh) serta produknya terbentuk gas H2 dan endapan
Ca(OH)2 / Ca(OH)2 yang tidak larut sepenuhnya (dalam bentuk aq namun slightly
soluble) . gelembung gas tersebut merupakan gas H2. Adanya gas tersebut ditandai
dengan suara khas seperti suara ‘pop’.

Ketika gas hidrogen diuji nyala dengan api, sebenarnya hidrogen sedang
mengalami reaksi kimia yaitu hidrogen bergabung dengan oksigen untuk
membentuk H2O yang melepaskan banyak energi.

2H + O -> H2O + energi


Gambar 8.2. Reaksi gas hidrogen dengan oksigen di udara

Sumber : quora.com

Seperti diketahui bahwa banyak energi yang dilepaskan oleh hidrogen saat
terbakar/diuji nyala api, dan sebagian besar energi ini dilepaskan dalam bentuk
panas.Panas menyebabkan gas mengembang, dan karena banyak energi panas
dilepaskan, campuran gas (hidrogen, sisa oksigen dari dan uap air dibebaskan dari
reaksi) dan udara di sekitarnya mengembang (expand) sangat cepat sehingga
molekul gas menciptakan suara seperti pecah/pop.

B. Reaksi Kombinasi

Pada reaksi pertukaran tunggal ini terdapat dua contoh reaksi yaitu Mg (s) + O2 (g)
dan CaO (s) + H2O (l) yang pada kedua contoh tersebut terdapat reaksi kombinasi
yaitu dua reaktan bergabung membentuk satu produk.

 Mg (s) + O2 (g)

Pada Mg (s) + O2 (g) dapat dikategorikan sebagai reaksi kombinasi


karena dari dua reaktan membentuk satu produk, reaksi pada dua reaktan
yaitu Mg (s) + O2 (g) juga termasuk reaksi pembakaran (combustion)
karena terdapat kontak dengan oksigen dari nyala api pembakar bunsen.
Mg (s) + O2 (g) merupakan salah satu jenis reaksi kombinasi yang sering
terjadi yaitu kategori suatu reaksi kombinasi yang melibatkan suatu unsur
dengan oksigen yang lalu membentuk oksida. Logam dan nonlogam
bereaksi mudah dengan oksigen pada sebagian besar kasus/kondisi.
Magnesium bereaksi cepat dan dramatis saat dinyalakan, serta bergabung
dengan oksigen dari udara menghasilkan bubuk magnesium oksida yang
halus. Sebagaimana dalam pengamatan yaitu pada reaktan sebelumnya
berupa pita Magnesium berwarna metalik dan terdapat api dari pembakar
bunsen, selama reaksi magnesium dibakar dengan nyala api yang pada
tayangan video masih berwarna merah dan tercipta nyala api berwarna
merah (membesar), produknya yaitu terbentuk MgO (s) berupa padatan
berwarna putih. Persaman yang terjadi :

Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)

Logam magnesium memiliki bahaya ledakan, magneisum sangatlah


mudah terbakar bila dilelehkan yaitu dalam bentuk murninya, bentuk
bubuk atau dalam bentuk pita. Saat melakukan praktikum yang
beruhubungan dengan magnesium dianjurkan menggunakan kaca mata
pengaman (goggles) dengan pelindung mata las, karena cahaya terang
yang dihasilkan dari pembakaran magnesium mengandung sinar
ultraviolet yang dapat merusak mata secara permanen.

Ketika magnesium dalam bentuk logamnya magnesium akan sangat


mudah terbakar di udara. Namun untuk memulai reaksi (pembakaran)
logam magnesium membutuhkan sumber energi. Pada contoh video
praktikum dapat diketahui bahwa nyala api memberikan sumber panas
sehingga atom logam magnesium dapat menanggulangi energi aktivasi
mereka. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan agar
reaksi kimia dapat berlangsung. Ketika logam magnesium terbakar,
magnesium bereaksi dengan oksigen yang berada di udara untuk
membentuk Magnesium Oksida. Oksigen dan magnesium bergabung
dalam reaksi kimia untuk membentuk senyawa ini. Setelah terbakar, maka
akan membentuk bubuk putih magnesium oksida. Magnesium melepaskan
dua elektron ke atom oksigen untuk membentuk produk MgO tersebut.
Reaksi tersebut adalah reaksi eksotermik. Reaksi eksotermik adalah istilah
yang menggambarkan reaksi kimia di mana ada pelepasan energi (panas).

 CaO (s) + H2O (l)

Pada CaO (s) + H2O (l) dikategorikan sebagai reaksi kombinasi karena dari dua
reaktan membentuk satu produk. Dengan hasil pengamatan yaitu pada reaktan
CaO berwarna putih berupa bubuk dan air (colorless), selama reaksi CaO larut
sedikit dalam air dan air menjadi berwarna putih seperti ada sedikit endapan putih,
produknya berupa Ca(OH)2 yang bersifat basa dan diuji dengan lakmus merah
menjadi biru yang menandakan bahwa Ca(OH)2 tersebut basa. Endapan yang putih
merupakan CaO yang tidak sepenuhnya larut. Pembentukan kalsium
hidroksida/Ca(OH)2 yaitu ketika air ditambahkan ke kapur (CaO) bersifat
eksotermik. Reaksi eksotermik tersebut ditunjukkan dengan air berubah menjadi
uap. Padatan tetap putih tetapi larut dengan menyisakan endapan sedikit (CaO)
serta menghasilkan produk Ca(OH)2.

Adapun persamaan reaksinya :

CaO (s) + H2O (l) → Ca2+ + 2OH-

C. Reaksi Dekomposisi

Pada reaksi dekomposisi ini terdapat dua contoh yaitu CuSO 4.5H2O (s) dan
CuCO3 (s) yang pada kedua contoh tersebut terdapat reaksi dekomposisi : satu
reaktan terurai menjadi dua atau lebih produk.

 CuSO4.5H2O (s)

Pada CuSO4.5H2O (s) memiliki hasil pengamatan dengan kondisi reaktan berupa
padatan CuSO4. 5H2O berwarna biru, selama reaksi berlangsung terjadi proses
penguapan air dan terjadi perubahan warna pada CuSO4. 5H2O menjadi putih,
dan produknya yaitu CuSO4 anhidrat.

Adapun reaksi yang terjadi :

CuSO4.5H2O (s) → CuSO4 (s) + 5H2O (l)

CuSO4.5H2O (s) terurai menjadi CuSO4 (s) dan 5H2O (l) dan diketahui yang
padatan awalnya berwarna biru menjadi putih. Pada prosesnya padatan berwarna
biru dipanaskan dan setelahnya padatan berubah warna menjadi putih atau
padatan tersebut merupakan CuSO4 anhidrat atau CuSO4 yang tidak mengandung
air. Untuk meyakinkan kembali apabila CuSO 4 anhidrat tersebut pada video
pengamatan dilakukan uji lagi dengan ditetesi air maka warnanya akan biru
seperti semula (CuSO4. 5H2O), sehingga dapat diketahui bahwa warna CuSO4.
5H2O berasal dari adanya molekul air yang terikat pada kristal.

 CuCO3 (s)

Pada CuCO3 (s) memiliki hasil pengamatan dengan kondisi reaktan berupa

padatan CuCO3 berwarna hijau, selama reaksi berlangsung terjadi proses

pemanasan dan didapat padatan menjadi menghitam dan terbentuk gas. Produknya

berupa CuO dan gas CO2 diketahui bahwa gas yang terbentuk adalah CO2 karena

dilakukan uji nyala api, apabila gas oksigen maka akan membesar apinya, tetapi

pada pengamatan reaksi ini api padam. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

CuCO3 (s) → CuO (s) + CO2 (g)

Beberapa senyawa terurai saat dipanaskan, membentuk dua atau lebih produk dari
satu reaktan. Jenis reaksi ini disebut reaksi dekomposisi termal. Logam karbonat
biasanya mengalami reaksi dekomposisi termal. Misalnya, tembaga karbonat
mudah terurai/terputus ikatannya saat dipanaskan:

tembaga karbonat → tembaga oksida + karbon dioksida :


CuCO3 → CuO + CO2

Tembaga karbonat berwarna hijau dan tembaga oksida berwarna hitam.


Perubahan warna dapat diamati jelas yaitu dari hijau menjadi hitam selama reaksi
berlangsung. Karbon dioksida yang dihasilkan juga dapat dideteksi dengan
menggunakan air kapur, yang lalu air kapur berubah menjadi seperti susu.

D. Reaksi Metatesis

Pada pengamatan yang terjadi dalam reaksi-reaksi metatesis diketahui bahwa


reaksi metatesis dapat dikelompokkan sesuai dengan hasil pengamatan, maka
diketahui :

1) Reaksi metatesis yang produknya berupa elektrolit lemah dan reaksi


metatesis berupa netralisasi (acid-base)

Reaksi metatesis yang produknya berupa elektrolit kuat atau lemah yaitu terdapat
pada reaksi-reaksi di bawah ini.

 HCl (aq) + NaOH (aq)

Persamaan reaksi molekuler


HCl (aq) + NaOH (aq) → H2O (l) + NaCl (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


H+ (aq) + Cl- (aq)+Na+ (aq) + OH- (aq) → H2O (l) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


H+ + OH- → H2O (l)

 CH3COONa (aq) + HCl (aq)


Persamaan reaksi molekuler
CH3COONa (aq) + HCl (aq) → CH3COOH (aq) + NaCl (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H+ (aq) + Cl- (aq) → CH3COOH (aq) + Na+ (aq) + Cl- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


CH3COO- + H+ → CH3COOH

Pada reaksi metatesis CH3COONa (aq) + HCl (aq) produk berupa


elektrolit lemah yaitu CH3COOH. Elektrolit lemah adalah larutan di mana
hanya sebagian kecil zat terlarut yang muncul sebagai ion. Sedangkan
pada HCl (aq) + NaOH (aq) produk berupa H2O (l) yang merupakan non-
elektrolit.

Dalam reaksi yang terjadi antara HCl (aq) + NaOH (aq) produk
akhirnya berupa H2O (l) yang merupakan non-elektrolit sedangkan pada
reaksi antara CH3COONa (aq) + HCl (aq) terbentuk CH3COOH dalam
bentuk aqueous dan merupakan elektrolit lemah. Pada reaksi yang terjadi
antara HCl (aq) + NaOH (aq) juga disebut reaksi netralisasi yaitu
melibatkan asam kuat dan basa kuat dengan produk akhir bersifat netral
(H2O (l)).

2) Reaksi metatesis terbentuknya endapan (Precipitation Methatesis)

Reaksi metatesis yang memilki produk akhir berupa endapan/padatan yaitu


terdapat pada reaksi-reaksi di bawah ini.

 CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


CuSO4 (aq) + Na2CO3 (aq)→ Na2SO4 (aq) + CuCO3 (s)
Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya
Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + 2Na+ (aq) + CO32- (aq) → 2Na+ (aq) + SO42- (aq) + CuCO3 (s)

Persamaan reaksi ion bersihnya


Cu2+ + CO32- → CuCO3 (s)

 CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


CuSO4 (aq) + BaCl2 (aq) → BaSO4 (s) + CuCl2 (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Cu2+ (aq) + SO42- (aq) + Ba2+ (aq) + 2Cl- (aq) → BaSO4 (s) + Cu2+ (aq) + 2Cl- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


Ba2+ + SO42- → BaSO4 (s)

 CuSO4 (aq) + Na3PO4 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


3CuSO4 (aq) + 2Na3PO4 (aq) → Cu3(PO4)2(s) + 3Na2SO4 (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


3Cu2+ (aq) + 3SO42- (aq) + 6Na+ (aq) + 2PO43- (aq) → Cu3(PO4)2(s) + 6Na+ (aq) + 3SO42- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya

3Cu2+ + 2PO43- → Cu3(PO4)2(s)

 CdCl2 (aq) + NaOH (aq)

Persamaan reaksi molekuler


CdCl2 (aq) + 2NaOH (aq)→ Cd(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Cd2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Na+ (aq) + 2OH- (aq) → Cd(OH)2 (s) + 2Na+ (aq) + 2Cl- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2 (s)

 NiCl2 (aq) + AgNO3 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


NiCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → Ni(NO3)2 (aq) + 2AgCl (s)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Ni2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Ag+ (aq) + 2NO3- (aq) → Ni2+ (aq) + 2NO3- (aq) + 2AgCl (s)

Persamaan reaksi ion bersihnya


2Ag+ + 2Cl- → 2AgCl (s)

 NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


NiCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) → NiCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Ni2+ (aq)+2Cl-(aq) +2Na+ (aq) + CO32- (aq) → NiCO3 (s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


Ni2+ + CO32- → NiCO3 (s)

 Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq)


Persamaan reaksi molekuler

Pb(NO3)2 (aq) + H2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + 2HNO3 (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) + 2H+ (aq) + SO42-(aq) → PbSO4 (s) + 2H+ (aq) + 2NO3- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya

Pb2+ + SO42- → PbSO4 (s)

 Na2S (aq) + CdCl2 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


Na2S (aq) + CdCl2 (aq) → 2NaCl (aq) + CdS (s)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq) + S2- (aq) + Cd2+ (aq) + 2Cl- (aq) → 2Na+ (aq) + 2Cl- (aq) + CdS (s)

Persamaan reaksi ion bersihnya


Cd2+ + S2- → CdS (s)

 Na2S (aq) + Pb(NO3)2 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


Na2S (aq) + Pb(NO3)2 (aq) → 2NaNO3 (aq) + PbS (s)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq) + S2- (aq) + Pb2+ (aq) + 2NO3- (aq) → 2Na+ (aq) + 2NO3- (aq) + PbS (s)

Persamaan reaksi ion bersihnya


S2- + Pb2+ → PbS (s)
Reaksi metatesis dengan produk berupa endapan merupakan reaksi di
mana zat terlarut bereaksi untuk membentuk satu (atau lebih) produk
padat. Banyak reaksi jenis ini melibatkan pertukaran ion antara senyawa
ionik dalam larutan air/pelarut lain dan sering disebut sebagai reaksi
perpindahan ganda, penggantian ganda, atau metatesis. Reaksi
presipitasi/pengendapan juga memainkan peran yang penting dalam
banyak teknik analisis kimia, termasuk uji titik yang digunakan untuk
mengidentifikasi ion logam dan metode gravimetri untuk menentukan
komposisi materi.

Terbentuknya endapan juga berhubungan dengan kemampuan


kelarutan suatu produk yang terbentuk seperti bagaimana suatu zat dapat
larut dalam air, atau pelarut apa pun, secara kuantitatif dinyatakan sebagai
kelarutannya, yang didefinisikan sebagai konsentrasi maksimum suatu zat
yang dapat dicapai dalam kondisi tertentu. Zat dengan kelarutan yang
relatif besar dikatakan dapat larut. Suatu zat akan mengendap ketika
kondisi larutan sedemikian rupa sehingga konsentrasinya melebihi
kelarutannya. Zat dengan kelarutan yang relatif rendah dikatakan tidak
dapat larut.

3) Reaksi metatesis terbentuknya gas (Gas Methatesis)

Reaksi metatesis yang memilki produk akhir berupa gas yaitu terdapat pada
reaksi-reaksi di bawah ini.

 Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


Na2CO3 (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq)+CO32-(aq) + 2H+ (aq) + SO42- (aq) → 2Na+ (aq) + SO42- (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Persamaan reaksi ion bersihnya

2H+ + CO32- → H2O (l) + CO2 (g)

 Na2CO3 (aq) + HCl (aq)

Persamaan reaksi molekuler


Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


2Na+ (aq)+CO32-(aq) +2H+ (aq) + 2Cl- (aq) → 2Na+ (aq) + 2Cl- (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Persamaan reaksi ion bersihnya

2H+ + CO32- → H2O (l) + CO2 (g)

 NH4Cl (aq) + NaOH (aq)

Persamaan reaksi molekuler


NH4Cl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq)+ H2O (l) + NH3 (g)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


NH4+ (aq) + Cl- (aq)+Na+ (aq) + OH- (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)+ H2O (l) + NH3 (g)

Persamaan reaksi ion bersihnya


NH4+ + OH- → H2O (l) + NH3 (g)

Pada reaksi-reaksi di atas dari persamaan reaksinya dapat diketahui


dengan jelas bahwa reaksi metatesis di atas membentuk gas. Terbentuknya
gas dapat diamati dari proses dalam praktikum yaitu ditandai dengan
munculnya gelembung gas atau uji nyala api dari pembakar bunsen,
apabila api membesar maka gas merupakan oksigen sedangkan tidak maka
berkemungkinan gas tersebut adalah gas lain yang dapat diketahui dari
produk yang dihasilkan dari persamaan kedua reaktan.

4) Tidak terjadi reaksi (N.R. / No Reaction)

 KNO3(aq) + NaNO3 (aq)

Persamaan reaksi molekuler


KNO3 (aq) + NaNO3 (aq) → KNO3 (aq) + NaNO3 (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


K+ (aq) + NO3- (aq) + Na+ (aq) + NO3- (aq) → K+ (aq) + NO3- (aq) + Na+ (aq) + NO3- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


N.R. (No Reaction)

 Na2S (aq) + NaNO3 (aq)


Persamaan reaksi molekuler
Na2S (aq) + NaNO3 (aq) → NaNO3 (aq) + Na2S (aq)

Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya


Na+ (aq) + S2- (aq) + Na+ (aq) + NO3- (aq) → Na+ (aq) + NO3- (aq) + Na+ (aq) + S2- (aq)

Persamaan reaksi ion bersihnya


N.R. (No Reaction)

Pada kedua reaksi di atas tergolong pada reaksi metatesis yang tidak mengalami
reaksi karena pada persamaan ion lengkapnya berisi keseluruhan yang merupakan
ion spectators dan pada pengamatan dari video praktikum pun tidak ada
perubahan yang terjadi di antara dua reaktan yang dicampurkan tersebut. Apabla
tidak mengalami perubahan maka dituliskan sebagai N.R. (No Reaction).
 Pertanyaan sebelum praktikum

Sebelum memulai eksperimen, jawablah terlebih dahulu pertanyaan berikut.

1. Lengkapi reaksi-reaksi berikut dengan cara menuliskan dengan lengkap


masing masing reaksi dengan persamaan reaksi molekulernya, persamaan
reaksi dalam bentuk ionionnya, dan persamaan reaksi ion bersihnya untuk
membantu Anda memahami reaksi metatesis (Pada penulisan persamaan
ion bersih, umumnya penulisan simbol fasa larutan (aq) dihilangkan,
sedangkan fasa gas (g) dan padat (s, solid) tetap harus dituliskan).

a. Asam nitrat dan barium karbonat


 Persamaan reaksi molekuler

2HNO3 (aq) + BaCO3(s) → Ba(NO3)2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

2H+ (aq) + 2NO3-(aq) + BaCO3 (s) → Ba2+(aq) + 2NO3-(aq) +CO2(g) + H2O (l)

 Persamaan reaksi ion bersihnya

BaCO3 (s) + 2H+ → Ba2+ + CO2(g) + H2O (l)

b. Seng klorida dan timbal nitrat


 Persamaan reaksi molekuler

ZnCl2 (aq) + Pb(NO3)2 (aq) → Zn(NO3)2 (aq) + PbCl2 (s)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

Zn2+ (aq) + 2Cl-(aq) + Pb2+(aq) + 2NO3-(aq) → Zn2+ (aq) + 2NO3- (aq) + PbCl2 (s)

 Persamaan reaksi ion bersihnya


Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 (s)

c. Asam asetat dan natrium hidroksida


 Persamaan reaksi molekuler

CH3COOH (aq) + NaOH (aq) → CH3COONa (aq) + H2O (l)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

CH3COO- (aq) + H+ (aq) + Na+ (aq) + OH – (aq) → CH3COO- (aq) + Na+ (aq) + H2O (l)

 Persamaan reaksi ion bersihnya

CH3COOH + OH – → CH3COO- + H2O (l)

d. Kalsium nitrat dan natrium karbonat


 Persamaan reaksi molekuler

Ca(NO3)2 (aq) + Na2CO3(aq) → 2NaNO3 (aq) + CaCO3 (s)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

Ca2+ (aq) + 2NO3- (aq) + 2Na+ (aq) + CO3 2- (aq) → 2 Na+(aq) + 2NO3-(aq) + CaCO3 (s)

 Persamaan reaksi ion bersihnya

Ca2+ + CO3 2- → CaCO3 (s)

e. Amonium klorida dan kalium hidroksida


 Persamaan reaksi molekuler

NH4Cl (aq) + KOH (aq) → KCl (aq) + NH3 (g) + H2O (l)

 Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya

NH4+ (aq) + Cl-(aq) + K+ (aq) + OH- (aq) → K+(aq) +Cl- (aq) + NH3 (g) + H2O (l)
 Persamaan reaksi ion bersihnya

NH4+ + OH- → NH3 (g) + H2O (l)

2. Manakah dari senyawa-senyawa berikut yang tidak larut dalam air:


Ba(NO3)2, FeCl3, CuCO3, CuSO4, ZnS, ZnSO4.

a. Ba(NO3)2 : larut dalam air


b. FeCl3 : larut dalam air
c. CuCO3 : tidak larut dalam air
d. CuSO4 : larut dalam air
e. ZnS : tidak larut dalam air
f. ZnSO4 : larut dalam air

Sehingga diketahui dari senyawa-senyawa di atas yang tidak larut dalam air
adalah CuCO3 dan ZnS.
 Pertanyaan setelah praktikum:

1. Apakah bukti yang mengindikasikan bahwa warna Kristal tembaga (II)


sulfat pentahidrat berasal dari adanya molekul air yang terikat pada Kristal
tersebut?

Jawab :

Bukti yang mengindikasikan bahwa warna Kristal tembaga (II) sulfat


pentahidrat berasal dari adanya molekul air yang terikat pada Kristal yaitu
CuSO4. 5H2O yang semula padatan berwarna biru setelah dipanaskan padatan
berubah warna menjadi putih atau padatan tersebut merupakan CuSO 4 anhidrat
atau CuSO4 yang tidak mengandung air. Untuk meyakinkan kembali apabila
CuSO4 anhidrat tersebut ditetesi air maka warnanya akan biru seperti semula
(CuSO4. 5H2O), sehingga dapat diketahui bahwa warna Kristal tembaga (II)
sulfat pentahidrat berasal dari adanya molekul air yang terikat pada Kristal.
2. Prediksikan apakah ‘abu’ yang dihasilkan pada pembakaran magnesium
memiliki massa yang lebih besar atau lebih kecil dari logam magnesium
awal? Mengapa?
Jawab :
Abu yang dihasilkan pada pembakaran magnesium memiliki massa yang
lebih besar dari logam magnesium karena ketika dibakar logam
magnesium bereaksi dengan oksigen. Massa total akan meningkat karena
reaksi magnesium dengan oksigen yang membentuk magnesium oksida
(MgO). Maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan massa ‘abu’ dari
pembakaran logam Magnesium disebabkan karena oksigen. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut.

Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)

3. Bukti apa yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi bahwa kalsium


oksida dan air akan menghasilkan larutan yang bersifat basa dan bukan
asam atau netral?
Bukti yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi bahwa kalsium oksida
dan air akan menghasilkan larutan yang bersifat basa dan bukan asam atau
netral yaitu pada hasil reaksi (produk) kedua senyawa tersebut atau reaksi
antara CaO dan H2O ketika diuji dengan lakmus merah maka warna
lakmus merah berubah menjadi biru, dan hal tersebut merupakan indikator
dari produk yang bersifat basa. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

CaO (s) + H2O (l) → Ca(OH)2 (aq)

Ca(OH)2 merupakan basa yang kuat sehingga mengubah kertas lakmus merah

menjadi biru. Kalsium hidroksida tersebut bersifat sedikit larut dalam air (slightly

soluble).

4. Berdasarkan percobaan yang telah Anda lakukan serta persamaan reaksi


ion bersih yang dituliskan, tarik kesimpulan mengenai reaksi metatesis.
Jawab :
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta persamaan reaksi ion
bersih yang dituliskan, kesimpulan yang dapat ditarik mengenai reaksi
metatesis yaitu suatu reaksi yang melibatkan pertukaran dua gugus atau
ion di antara reaktan. Ikatan antara spesi-spesi yang bereaksi dapat bersifat
ionik maupun kovalen. Pada reaksi ini menghasilkan produk berupa
endapan (solid), gas atau elektrolit lemah/kuat. Apabila pada reaksi tidak
terdapat perubahan maka dapat dikatakan tidak terjadi reaksi dan dapat
ditulis sebagai N.R. (No Reaction).

Kesalahan
Kesalahan yang dimungkinkan terjadi pada saat pengamatan yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan yaitu :
a. Kesalahan identifikasi gelembung gas dan jenis gas. Pada saat
pengamatan terdapat gelembung yang tercipta yang merupakan ‘hanya
sekedar respon’ dari pencampuran dua senyawa dan gelembung yang
tercipta dan benar-benar merupakan gas atau produk yang dihasilkan
dari reaksi.
b. Kesalahan identifikasi terbentuk/tidaknya endapan. Pada pengamatan
endapan yang tercipta berupa campuran yang warnanya menjadi keruh
atau cloudy, dan terkadang sulit diamati dengan jelas benar tidaknya
terbentuk endapan dan kesalahan tersebut dapat mempengaruhi hasil
pengamatan.

Yang dapat dilakukan untuk menghindari dua kesalahan di atas adalah


mencocokan hasil pengamatan dengan reaksi yang terjadi antara dua
senyawa/reaktan tersebut, dan sesuaikan pula hasil pengamatan dengan
produk akhir yang terbentuk, karena hasil pengamatan dengan
persamaan reaksi-reaksi yang terbentuk haruslah sinkron/sesuai.
9. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum reaksi-reaksi kimia ini adalah sebagai berikut.


a. Reaksi pertukaran tunggal merupakan reaksi terjadinya pertukaran atau
digantikannya suatu unsur dengan unsur lain yang lebih reaktif dalam
suatu senyawa.
b. Reaksi kombinasi merupakan reaksi yang melibatkan dua/lebih reaktan
untuk bergabung dan membentuk satu produk
c. Reaksi dekomposisi merupakan reaksi yang melibatkan satu reaktan yang
lalu terurai menjadi dua atau lebih produk.
d. Reaksi metatesis merupakan reaksi pertukaran pasangan ion dari dua jenis
elektrolit. Reaksi metatesis dari video praktikum yang telah ditayangkan
menunjukkan beberapa kategori berdasarkan produk akhir yang dihasilkan
dari kedua reaktan. Kategori tersebut adalah reaksi metatesis yang
menghasilkan elektrolit lemah, reaksi metatesis netralisasi, reaksi
metatesis yang menghasilkan endapan, reaksi metatesis yang
menghasilkan gas, serta reaksi metatesis yang tidak bereaksi (N.R.).
10. Referensi

Lab, Science. 2012. MSDS Calsium.


https://hmdb.ca/system/metabolites/msds/000/000/383/original/HMDB004
64.pdf?1358893704 diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 20:08 WIB.
Anonim. 2014. MSDS Kalsium Oksida.
http://infocendekia-ff.blogspot.com/2014/12/msds-kalsium-oksida-cao-
bahasa-indonesi.html diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 20:19
WIB.
Chemistry, Scholar. 2009. MSDS CuCO3.
https://www.mccsd.net/cms/lib/NY02208580/Centricity/Shared/Material
%20Safety%20Data%20Sheets%20_MSDS_/MSDS
%20Sheets_Copper_II_Carbonate_basic_214_00.pdf diakses pada Jumat
12 Maret 2021 pukul 21:09 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Tembaga (II) Sulfat Pentahidrat.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
102788 diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 21:21 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Tembaga (II) Anhidrat.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/102792_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 21:36 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Larutan Timbal (II) Nitrat.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/107398_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 21:36 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Larutan Kalium Iodida.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
105044 diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 22:56 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Larutan Perak Nitrat.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
109081 diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 23:17 WIB.
Merckmillipore. 2018. MSDS Larutan Natrium Klorida.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/137076_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 23:26 WIB.
Galuh, Vidia, dan Heli. (2021). Eksperimen 5 Jenis-Jenis Reaksi Kimia.
Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Smartlab. 2019. MSDS Seng.


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_ZINC_(metal)_DUST_(INDO).pdf
diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 23:35 WIB.

Merckmillipore. 2020. MSDS Natrium Asetat.


https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
106271 diakses pada Jumat 12 Maret 2021 pukul 23:48 WIB.
Merckmillipore. 2017. Potasium Klorida SDS.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
104936 diakses pada 12 Maret 2021 pukul 0:05 WIB.
Merckmillipore. 2017. Potasium Klorida SDS.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/101962_SET_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada 12 Maret 2021 pukul 0:06 WIB.
Merckmillipore. 2017. Potasium Klorida SDS.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/106392_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada 12 Maret 2021 pukul 0:06 WIB.
Griffinbros. 2015. MSDS Natrium Fosfat.
https://www.thejanitorscloset.com/img/pdf/545.pdf
diakses pada 13 Maret 2021 pukul 11:02 WIB.
Merckmillipore. 2020. MSDS Asam Klorida.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
109058 diakses pada 13 Maret 2021 pukul 11:17 WIB.
Merckmillipore. 2020. MSDS Nikel Klorida.
https://www.merckmillipore.com/INTERSHOP/web/WFS/Merck-CH-
Site/it_IT/-/CHF/ShowDocument-File?ProductSKU=MDA_CHEM-
845193&DocumentId=845193_SDS_ID_ID.PDF&DocumentType=MSD
&Language=ID&Country=ID&Origin=SERP&Display=inline diakses
pada 13 Maret 2021 pukul 11:21WIB.
Merckmillipore. 2020. MSDS Timbal (II) Nitrat.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/107398_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada 13 Maret 2021 pukul 11:30 WIB.
Merckmillipore. 2018. MSDS Tembaga (II) Sulfat.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/75448.pdf diakses pada 13
Maret 2021 pukul 11:44 WIB.
Merckmillipore. 2016. MSDS Asam Sulfat.
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/160313_SDS_ID_ID.PDF
diakses pada 13 Maret 2021 pukul 11:53 WIB.
Anonim. 2008. MSDS Perak Nitrat.
https://fscimage.fishersci.com/msds/20810.ht diakses pada 13 Maret
2021 pukul 12:12 WIB.
Merckmillipore. 2018. MSDS Amonium Klorida.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
101145 diakses pada 13 Maret 2021 pada 12:20 WIB.
Fishersci. 2018. MSDS Kadmium Klorida.
https://www.fishersci.com/store/msds?
partNumber=C10100&productDescription=CADMIUM+CHLORIDE+ACS+100GM
&vendorId=VN00033897&countryCode=US&language=en diakses pada 13
Maret 2021 pada 12:30 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Sodium Hidroksida.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
106498 diakses pada 13 Maret 2021 pada 12:35WIB.
Fishersci. 2018. MSDS Kadmium Klorida.
https://betastatic.fishersci.com/content/dam/fishersci/en_US/documents/pr
ograms/education/regulatory-documents/sds/gsc-magnesium-ribbon-
safety-data-sheet.pdf diakses pada 14 Maret 2021 pada 16:23 WIB.
Merckmillipore. 2021. MSDS Sodium Hidroksida.
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-
106498 diakses pada 13 Maret 2021 pada 12:35WIB.
Fishersci. 2018. MSDS Kadmium Klorida.
https://betastatic.fishersci.com/content/dam/fishersci/en_US/documents/pr
ograms/education/regulatory-documents/sds/gsc-magnesium-ribbon-
safety-data-sheet.pdf diakses pada 14 Maret 2021 pada 16:23 WIB.
Anonim. 2021. Methatesis Reaction.
https://www.chemeurope.com/en/encyclopedia/Metathesis_reaction.html
diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:11WIB.
Anonim. Methatesis Reaction.
https://wps.prenhall.com/wps/media/objects/3080/3154577/blb0405.html
diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:14WIB.
Che. 2019. Classifying Chemical Reaction (Precipitation).
https://chem.libretexts.org/Courses/Oregon_Institute_of_Technology/OIT
%3A_CHE_201_-
_General_Chemistry_I_(Anthony_and_Clark)/Unit_6%3A_Common_Che
mical_Reactions/6.3%3A_Classifying_Chemical_Reactions_(Precipitation
) diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:15 WIB.
Burhanpurwala, Sarrah. 2017. What colour appear when Zn reacts with CuSO4?.
https://www.quora.com/What-colour-appear-when-Zn-reacts-with-CuSO4
diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:19 WIB.

Toh, Clarence. 2018. What is the chemical equation for calcium and water?.
https://www.quora.com/What-colour-appear-when-Zn-reacts-with-CuSO4
diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:21 WIB.
Khan. 2016. Single Replacement Reaction.
https://www.khanacademy.org/science/ap-chemistry/chemical-reactions-
ap/types-of-chemical-reactions-ap/a/single-replacement-
reactions#:~:text=A%20single%20replacement%20reaction%2C
%20sometimes,another%20element%20in%20a
%20compound.&text=When%20a%20replacement%20reaction
%20occurs,will%20be%20generated%20as%20products diakses pada 21
Maret 2021 pada 15:32 WIB.
Porta, Marionna Capella. 2018. Why does Mg+O2 make MgO? What happened to
the 2 from .
https://www.quora.com/Why-does-Mg-O2-make-MgO-What-happened-
to-the-2-from-O diakses pada 21 Maret 2021 pada 15:36 WIB.
Anonim. 2021. Types of Reaction.
https://www.bbc.co.uk/bitesize/guides/zqd2mp3/revision/5 diakses pada 21
Maret 2021 pada 15:39 WIB.
Shaihaan, Hussain. 2018. Why does Hydrogen Burn with "Pop" Sound ?.
https://www.quora.com/Why-does-Hydrogen-burn-with-pop-sound diakses
pada 22 Maret 2021 pada 15:54 WIB.

Charles Ophardt, Professor Emeritus, Elmhurst College; Virtual Chembook

John Emsley, The Elements, 3rd ed.  Oxford, Clarendon Press, 1998, p. 48-49.
David L. Heiserman, Exploring Chemical Elements and their Compounds.  New
York:  TAB Books, 1992, p. 84-87.
Martha Windholz (ed.), The Merck Index, 10th ed. Rahway: Merck & Co., Inc.,
1983.

Combination Reactions. (2021, March 5). Diakses Maret 21, 2021, sumber
https://chem.libretexts.org/@go/page/53782

Anda mungkin juga menyukai