Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KATION

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal syarat-syarat unsur dan ion-ionnya dalam larutan melalui
pengamatan.
2. Melakukan analisis kation dalam suatu cuplikan melalui penentuan
golongan dan tes khusus (specific test).

B. DASAR TEORI

Analisis kualitatif merupakan analisis yang dilakukan


untukmengetahui keberadaan suatu zat dalam cuplikan sampel. Analisis
kualitatif untuk zat anorganik terdiri dari analisis anion dan kation.

Kation merupakan ion yang bermuatan positif karena kehilangan


elektron untuk tujuan analisis sistematik, kation-kation tersebut terhadap
beberapa reagen. Dengan memanfaatkan reaki kation dan reagen kita dapat
menentukan golongan-golongan kation dari cuplikan yang dianalisa,
karena tiap-tiap golongan memiliki karakteristik yang berbeda-beda jika
direaksi dengan reagen tertentu. Reagen yang umum digunakan adalah
asam klorida, hidrogen sulfida dan amonium karbonat.

Klasifikasi golongan kation didasarkan pada apakah suatu kation


beraksi dengan reagen dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan oada
perbedaan kelartan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
(Vogel, 1985)

Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus


mengikuti prosedur kerja yanng khas. Zat yang diselidika harus disiapkan
atau diubah dalam bentuk larutan terlebih dahulu. Untuk zat padat harus
dipilih pelarut yang cocok. Pada analisis kation, kation yang akan
dianalisis adalan sebagai berikut: NH4+, Na+, Ca+, Ba2+, Mg2+, Hg2+,
Pb2+, Cu2+, Sn2+, Fe2+, Fe3+, CO2+, Mn2+, Ni2+, Al2+, K+, Ag2+,
dan sebagainya. Pelarut merupakan tahap-tahap analisis anion:

1. Analisis pendahuluan

Pada tahap ini cuplikam diamati sifat fisiknya seperti warna, bau,
bentuk kristal, dan kelarutan.

2. Tes nyala

Beberapa nyala mempunyai warna nyala tertentu jika dipanaskan


dalam nyala bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr.

Tabel Warna Nyala Pada Unsur Logam


Colour Metal
Red Charmine:Lithium Chompounds. Masked by Barium and Sodium
Scarlet or Crinsom:Strotium Chompounds, Masked by Barium
Yellow Yellow-red : Cakium Chompounds, Masked by Barium.
Sodium chompounds amount. A Yellow flame is not indicative of
sodium unless it persist and is not intensified by addition of 1 % NaCl
to the dry chompuond.
White White-Green : Zink
Green Emerald : copper chompounds, other than halides. Thallium Blue-
Green : Phospates, when moistened with H2SO4 or Br2O3. Faint Green
Antimony and NH4 chompounds.
Blue Yellow-Green : Barium, Molybdenum
Azure: lead, selenium, bismuth, CuCl2 and other copper chompounds
moistened with hydrodoric acid. Light-Blue : arcenic and come off it
chompounds.
Grenish-Blue : CuBr2, antimony.
Videt Pottasium chompounds other than borates, phospates, and silicates.
Masked by sodium or lithium.
Purple-red: Potassium, Rubidium, and / cessium , in the precense of
sodium when viewed through a blue glass.
Logam –logam Warna Nyala
Na Kuning
K Lembayung (kaca kobalt)
Li Merah padam
Ca Merah kuning
Sr Kuning hijau
Cu + Logam Boraks Hijau
Pb, As, Sb, Bi Biru muda

3. Penentuan golongan kation

Untuk identifikasi kation secara sistematis harus dilakukan


pemisahan golongan. Setelah itu dilakukan uji spesifik setiap kation yang
ada dalam golongan tersebut untuk mengidentifikasi keberadaan di dalam
cuplikan. Dalam analisa kation terdapat lima golongan:

a. Golognan I

Kation ini membentuk endapan dengan asam klorida encer,


menendap sebagai garam klor dalam kondisi asam yang kuat. Ion-
ion golongan ini adalah Pb2+, Ag+, Hg+.

b. Golongan II

Kation ini membentuk endapan berupa garamsulfida atau


hidroksida dalam suasana sedikit basa. Ion-ion golongan ini adalah
Pb2+, Hg2+, Cu2+, Sn2+.

c. Golongan III

Kation ini tidak akan beraksi dengan asam klorida encer


ataupun dengan H2S dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dengan
suasana netral atau amoniakal. Ion-ion golongan ini adalah Fe2+,
Fe3+, Co2+, Mn2+, Ni2+, Al3+, Cr3+, Zn+.

d. Golognan IV

Kation ini tidak beraksi dengan reagen golongan I, II, III.


Kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan
adanya amnium klorida dalam suasana netral atas sedikit asam.
Ion-ion golongan ini adalah Ca2+, Ba2+, Sr.

e. Golognan V

Kation-kation yang umum yang tidak beraksi dengan


reagen golongan sebelumnya merupakan golongan kation terakhir.
Golongan V dapat dipisahkan langsung dari golongan I-IV, karena
gas H2S mempunyai bau tidak sedap dan juga berbahaya, maka
digunakan tioasetamida sebaai pengganti. Reaksi tioasemtamida
dengan air bila dipanaskan akan menghasilkan H2S juga, tetapi
berupa larutan jenuh. Ion-ion golongan ini adalah NH4, Mg2+, K+,
Na+, Li+.

4. Analisis kation dengan reaksi spesifik.

Tes spesifik digunakan untuk mengetahui adanya kation tertentu


dalam suatu cuplikan.

a. Ag+
Ag+ + Cl-  AgCl(s) endapan putih
Ag+ + OH-  AgOH(s) endapan hitam
AgOH + 2 NH3  Ag(NH3)2 (larutan) larut dalam amoniak
berlebih
b. Pb2+
Pb2+ + CrO42-  PbCr(4)(s) endapan putih
Pb2+ + SO2-  PbSO4 endapan putih
Pb2+ + OH- Pb(OH)(s) endapan putih tidak larut dalam
amoniak berlebih.
c. Hg2+
Hg2+ + 2 OH-  Hg2O(s) endapan kuning + H2O
Hg2+ + 2 I-  HgI2 endapan merah
d. Cu2+
2 Cu2+ + SO42- + 2 NH3 + 2 H2O  Cu(OH)2 . CuSO4 endapan
+ 2 NH4+
Cu2+ + 2OH-  Cu(OH)2 endapan biru
Cu(OH)2  Cuo endapan hitam + H2O
e. Sn2+
Sn2+ + Hg2Cl2 Hg2Cl2 endapan putih + Sn4+ + 2Cl-
Jika ditambah Sn berlebih :
Sn2+ + Hg2Cl2  2 Hg endapan abu-abu +Sn4+ + 2 Cl-
f. Fe2+,
Fe2+ + 2 OH-  Fe(OH)2 endapan putih
4 Fe(OH)2 + H2O + O2 4 Fe(OH)3 endapan cokelat merah
Fe2+ + [Fe(CN)6]3-  Fe3+ + [Fe(CN)6]4-
4 Fe2+ + 3 [Fe(CN)6]4-  [Fe4(CN)6]3 endapan biru turbull
g. Fe3+,
Fe + 3 SCN-  Fe(SCN)3
Fe3+ + [Fe(CN)6]3- Fe [Fe(CN)6]3 endapan cokelat
h. Co2+,
Co2+ + 4 SCN-  [CO(SCN)4]2- endapan biru
i. Mn2+,
Mn2+ + 5 NaBiO3 + 14 H+  2 MnO4 + 5 Bi3+ + 5 Na + 7 H2O
Menghasilkan warna ungu dari permanganat.
j. Ni2+
CH3 – C = N – OH

N+2 

CH3 – C = N – OH

k. Al3+
Al3+ + 3 COO- + 2 H2O  Al(OH)2 CH3COOH endapan +
2CH3COOH
l.. Ca2+,
Ca2+ + SO42-  CaSO4 endapan putih
Ca2+ + CrO42-  tidak terbentuk endapan
m. Ba2+,
Ba2+ + SO42-  BaSO4 endapan putih
Ba2+ + CrO43-  BaCrO4 endapan kuning
n. NH4+,
NH4+ + OH-  NH3 naik + H2O tidak bau
Kertas lakmus merah berubah menjadi biru
o. Mg2+,
Mg2+ + NH3 +HPO43-  Mg(NH4) PO4 endapan Kristal putih
p. K+
3 K+ + [CO(NO2)6]3-  K3[CO(NO2)6] endapan kuning
q. Na+
Na+ + Mg2+ + 3 UO22+ + 9 CH3COO-  NaMg(UO2)3
(CH3COO)9 endapan kristalin kuning

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan

Tabung reaksi dan rak 20/1 Spatula 1


Pipet tetes 8 Botol aquadest 4
Kawan Ni-Cr 1 Pipet ukur 5 ml,10m l4/ 4
Bunsen, Kaki tiga, kasa 1 Bola karet 4
Gelas kimia 500 ml 1 Masker 8
Kaca arloji 8 Sarung tangan 8
Labu ukur 100 ml 1 kaca kobalt 1
Pengaduk 1

2. Bahan yang digunakan


1. Reagen
Tioasetamida Ba(NO3)2 0,1 M
(NH4)2CO3 dalam NH3 1 M K4Fe(CN)6 0,5 M
NH4Cl 2 M K3(CN)6 0,5 M
HCl 6 M NaBiO3 padat
HNO3 1 M Dimetil glioksin 1 % dalam etanol
NaOH 2 M KCNS padat
NaOH 6 M NaSO3 1 M dan padat
H2SO4 6 M KHSO4 padat
HNO3 1 M Na3(CO (NO2))6 padat
Larutan morin
2. Cuplikan
- AgNO3 0,1 M (Ag+) - Na2S 0,1 M (S-)
- BaCl2 0,1 M (Ba+) - KSCN 0,1 M
(K+/SCN-)
- CuSO4 (Cu2+) - MnSO4 0,1 M (Mn2+
/ SO42-)
- CaCl2 0,1 M (Ca2+) - SNCl2 0,1 M (Sn2+)
- MnSO4 0,1 M (Mn2+) -(NH4)2 C2O4 (NH4+ /
C2O42-)
- CoCl2 0,1 M (Co2+) - NiSO4 0,1 M (Ni2+)
- Al2(SO4)3 0,1 M (Al3+) - FeCl3 0,1 M (Fe2+)
- Hg(NO3) 0,1 M (Hg2+) - KNO2 0,1 M (NO2-)
- CH3COONa ( Na+/CH3COO-) - Kl 0,1 M (K+/I-)
- CH3COOPb 0,1 M (Pb2+ /CH3COO-) - CrCl3 0,1 M (Cr3+)
- KBr 0,1 M (K+ / Br-) - NaSO3 0,1 M (SO3-)
- Mg(CH3COO)2 0,1 M (Mg2+ / CH3COO-)

D. KESELAMATAN KERJA

Gunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tanga untuk
menangani bahan berbahaya beracun (B3).

E. LANGKAH KERJA

1. Analisis Pendahuluan
1.1 Pengamatan Fisik
Melakukan pengamatan fisik seperti, warna, bau, dan bentuk kristal.
Mencatat.

Sifat Warna Bau Bentuk Kristal


Fisik
Kation

1.2 Tes Kelarutan

Sebanyak ± 0,2 gr cuplikan diambil dan dimasukkan ke dalam


tabung reaksi. Sebanyak 2 mL air di mineral ditambahkan ke
dalam tabung. Cuplikan dilarutkan. Kelarutan cuplikan diamati dan
dicatat (bila cuplikan tidak larut dalam air dingin maka dilarutkan
dalam air panas dan jika tetap tidak larut maka digunakan pelarut:
1 mL, H2SO4 6 M/1 mL HCl 6 M/1 mL HNO3 6 M).
Air Dingin Air Panas H2SO4 6 M HCl 6 M HNO3 6 M
Larutan
Kation

2. Tes Nyala

Sebanyak ± 0,1 gr cuplikan ditaruh pada kaca arloji.


Ditambahkan sebanyak 3 tetes HCl 6 M pada cuplikan.
Kawat Ni-Cr dibersihkan dengan cara dipijarkan pada nyala bunsen.
Kawat Ni-Cr diperlukan pada campuran cuplikam dan HCl.
Kawat dipijarkan pada nyala bunsen hingga warna konstan.
Perubahan warna diamati dan dicatat.

3. Penentuan Golongan Kation


3.1. Langkah 1 (golongan I, II, III, IV, V)

Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 1 mL (NH4)CO3. Bila


terbentuk endapan maka kation golongan I – V, bila tidak terbentuk
endapan berarti golongan 5 dan dilanjutkan ke langkah 6.

3.2. Langkah 2 (golongan I, II – IV)

Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 3 tetes HCl 6 M.


Perubahan yang terjadi diamati (bila tidak terbentuk endapan dilanjutkan
ke langkah 3, bila terbentuk endapan kemungkinan adalah Ag+, Hg+ atau
Pb2+).

3.3. Langkah 3 (golongan II, III, IV)

Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan tetes HCl 6 M dan 1


mL tioasetamida 1 M (pH 1) dalam tabung reaksi. Tabung reaksi
diletakkan selama 5 menit ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih.
Perubahan yang terjadi diamati sulfida yang mengendap dalam asam akan
sempurna. Bila endapan berwarna hitam, kemungkinan adanya kation
Pb2+, Mg2+, Cu2+. Bila endapan coklat, berarti kation Sn2+. Bila tidak
mengendap dilanjutkan ke langkah 4. Bila terdapat zat pengoksi dari (Fe2+,
CrC42-) maka zat-zat tersebut bereaksi dengan H2S membentuk koloid
sulfur (kunig keruh).

3.4. Langkah 4 (golongan III, IV)

Sebanyak 1 mL cuplikan direaksikan dengan 3 tetes NH4Cl 1 M dan


1,5 mL NH3 6 M dalam tabug reaksi. Sebanyak 1 mL Tioasetamida 1 M
ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Campuran dikocok dan dididihkan
selama ± 5 menit. Perubahan yang terjadi diamati (bila terdapat endapan
hitam berarti kemungkinan adanya kation Fe2+, Fe3+, CO2+. Bila terdapat
endapan hijau berarti adanya Cr2+. Bila terdapat endapan merah berarti
adanya Mn2+. Bila terdapat endapan putih berarti ada AI3+. Bila tidak ada
endapan lanjut ke langkah 3).

3.5. Langkah 5 (golongan IV)

Dilakukan reaksi spesifik kation golongan 4.

3.6. Langkah 6

Dilakukan tes nyala terhadap kation golongan 5.

4. Reaksi spesifik untuk analisis kation


4.1. Golongan 1

Ag+

a. 1 mL cuplikan + 5 tetes HCl 2 M → endapan putih.


Endapan larut bila ditambahkan 1,5 mL 6 M dan menjadi
bening.

b. 1 mL larutan cuplikan + 2 tetes NH3 1 M, menghasilkan endapan


coklat.
Endapan larut dan berubah bening jika ditambahkan 0,5 mL
NH3 1 M.

Pb2+

a. 1 mL cuplikan + 4 tetes K2CrO4 0,1 M → endapan merah keruh.

b. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M → endapan putih.

Endapan tidak larut dalam NH3 berlebih.

4.2. Golongan II

Hg2+

a. 1 mL cuplikan + 0,5 mL NH3 1 M → endapan kuning

b. 1 mL cuplikan + 1 mL KI 0,1 M, menghasilkan → endapan


merah keruh.

Cu2+

a. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M, → larutan boru muda.


Jika ditambahkan NH3 berlebih ( NH4ON ) M ) menjadi biru
tua.

Sn2+

a. 1 mL cuplikan + 1 mL Hg(NO3) 2 0,1 M → endapan putih.

4.3. Golongan III

Fe2+

a. 1 mL cuplikan + 3 tetes K3Fe(CN)6 → endapan berwarna biru


tua.
b. 1 mL cuplikan + 5 tetes NaOH 2 M → endapan seperti gelatin
coklat.

Fe3+
a. 1 mL cuplikan + 3 tetes KSCN 0,1 M → larutan berwarna merah
tua.

b. 1 mL cuplikan + 3 tetes K4Fe(CN)6 0,5 M → endapan berwarna


biru berlin.

CO2+

a. 2 mL cuplikan + 1 spatula KSCN → larutan berwarna biru


keunguan
Jika ditambah Eter amil alkohol berubah menjadi biru.

Mn2+

a. 3 tetes cuplikan + seujung spatula Natrium bismutat + 5 tetes


HNO3 6 M → endapan berwarna ungu.

Ni2+

a. 1 mL cuplikan + 2 tetes NH3 1 M + 1 mL Dimetilglioksin →


larutan berwarna merah.

Al3+

a. 1 mL cuplikan + 3 tetes CH3COOH + seujung spatula Natrium


asetat + 1 mL larutan marin → flouresence hijau.

b. 1 mL cuplikam + 2 tetes NaCl 2 M → endapan putih seperti


gelatin yang dapat larut dalam kelebihan NaOH.

4.4. Golongan 4

Ba2+

a. 1 mL cuplikan + 5 tetes H2SO4 2 M → endapan putih yang tidak


larut dalam asam kuat.

b. 1 mL cuplikan + 5 tetes K2CrO4 0,1 M → endapan kuning


muda.
Ca2+

a. 1 mL cuplikan + 4 tetes Oksalat → endapan putih.

b. 1 mL cuplikan + 5 tetes K2CrO4 2 M → larutan tanpa endapan.

4.5. Golongan 5

Na+

Jika reaksi-reaksi untuk kation lain di dalam golongan 5 negatif dan


warna nyala positif (dalam waktu 1 menit) berarti ada atom Na.

K+/Na+

a. Seujung spatula Na2(CO(NO2) + 0,5 mL air + 2 tetes


CH3COOH 2 M → endapan putih.

Mg2+

a. 1 mL cuplikan + 4 tetes NH4 U 1 M + NH4OH atau NH3 2 M +


1 mL NaHPO4 0,1 M → endapan putih.

NH4+

a. 1 sendok spatula cuplikan + 1 mL NaOH 6 M lalu dipanaskan,


gas amonia akan dilepaskan dan dapat didefinisikan dengan
baunya.
F. DATA PENGAMATAN

1. Analisis Pendahuluan

Sifat Fisik Cuplikan

Sifat Fisik Warna Bau Bentuk Kristal


Kation
Sample 1 Hijau Toska Tidak Berbau Kristal Kasar

Sample 2 Biru Muda Tidak Berbau Serbuk

Sample 3 Hijau Lumut Tidak Berbau Kristal Bergranula

Kelarutan Cuplikan

Larutan Air Dingin Air Panas H2SO4 6 M HCl 6 M HNO3 6 M


Kation
Sample 2 Larut
Sample 1 Larut
Sample 3 Larut
Keterangan : Apabila sudah melarut di air dingin, maka tidak perlu
lagi melarutkan di air panas, H2SO4, HCl, dan HNO3

2. Identifikasi Golongan

Cuplikan Reagen Pengamatan Golongan


1 (NH4)2CO3 Terbentuk endapan I – IV
HCl Tidak terbentuk endapan II – IV
HCl dan tioasetamida Tidak terbentuk endapan III – IV
NH3 dan tioasetamida Terbentuk endapan III
2 (NH4)2CO3 Terbentuk endapan I – IV
HCl Tidak terbentuk endapan II – IV
HCl dan tioasetamida Terbentuk endapan II
3 (NH4)2CO3 Terbentuk endapan I – IV
HCl Tidak terbentuk endapan II – IV
HCl dan tioasetamida Terbentuk endapan II

3. Reaksi Spesifik Analisa kation

Sampel 1 (Golongan 3)

Ni2+

1 ml cuplikan + 2 tetes NH3 1 M + 1 ml dimetil glioksin → Merah

Sampel 2 (Golongan 2)

Cu2+

1 ml cuplikan + 2 tetes NH3 1 M → Biru Muda

Menambahkan HNO3 terjadi larutan biru tua.

Sampel 3 (Golongan 2)

Cu2+

1 ml cuplikan + 2 tetes NH3 1 M → Biru Muda

Menambahkan HNO3 terjadi larutan biru tua.

4. Tes Nyala

No Sample Warna Nyala Kation


1 Merah Ni2+
2 Hijau Cu2+
3 Hijau Cu2+
G. ANALISIS DATA

Pada percobaan yang telah dilakukan untuk mengetahui kation suatu


cuplikan maka langkah pertama yang harus dilakukan ialah mengamati fisik
dari cuplikan tersebut yang terdiri dari: warna, bau dan bentuk.

Kemudian cuplikan melakukan tes kelarutan. Tes kelarutan ini diuji


menggunakan aquadest yang telah disediakan dengan suhu yang telah dingin /
suhu ruang. Kemudian dilihat, apakah cuplikan larut dalam aquadest. Jika larut
maka langkah selanjutnya ialah mengindentifikasi cuplikan dengan di
masukkannya cuplikan ke dalam tabung reaksi.

Mencampurkan (NH4)2CO3 adalah tahapan pertama dari langkah


mengidentifikasi cuplikan tersebut. Apabila cuplikan larut maka percobaan
dapat di teruskan ke langkah selanjutnya dan apabila mengendap maka
cuplikan di identifikasi lagi sampai ketemu golongan cuplikan tersebut. Karena
ketiga cuplikan mengendap, maka dicampurkanlah 3 tetes HCl. Karena
cuplikan melarut maka mencampurkan cuplikan dengan tioasetamida dan
tetesan HCl kembali, sampai bertemu golongan cuplikan tersebut.

Pada cuplikan 1 setelah dilakukan uji golongan didapati bahwa cuplikan


1 merupakan golongan III dan setelah dilakukan uji spesifik diketahui cuplikan
1 terdapat kation Ni2+. Begitu pulan dengan cuplikan 2 dan 3 yang ternyata
merupakan golongan yang sama yaitu golongan II dan merupakan kation Cu2+.

Maka setelah melakukan reaksi spesifik guna mengetahui kation


didalamnya. Langkah terakhir untuk menutup serangkaian percobaan ini ialah
Tes Nyala dengan menggunakan kawat Ni-Cr dan di bakar diatas bunzen. Yang
mana, kawat Ni-Cr itu pertama-tama dicelupkan di dalam larutan dan
kemudian dibakar diatas bunzen. Kemudian mengamati perubahan nyala api
yang dilewati oleh kawat tersebut.
H. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

 Kation merupakan ion yang bermuatan positif karena kehilangan


elektron untuk tujuan analisis sistematik, kation-kation tersebut
terhadap beberapa reagen.
 Tahapan analisa kation meliputi:
o Pengamatan Fisik
o Tes Kelarutan
o Tes Nyala
 Cuplikan yang diberikan oleh Instruktur sudah di tes kelarutannya,
yang mana ketiganya larut dalam air dingin. Sehingga cuplikan
tersebut tak perlu dilarutkan di air panas, H2SO4 6 M, HCl 6 M, dan
HNO3 6 M.
 Setelah di identifikasi dan dicari tahu secara spesifik cuplikan tersebut
maka dapat kami duga bahwa:
o Cuplikan 1 merupakan golongan III berupa kation Ni2+
o Cuplikan 2 merupakan golongan II berupa kation Cu2+
o Cuplikan 3 merupakan golongan II berupa kation Cu2+
 Penelitian ini memerlukan alat-alat yang steril dan juga kehatian-
hatian dalam bekerja sehingga hasilnya tak jauh dari teori hingga
memperkecil persen kesalahan mahasiswa.
I. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan antara analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif?

Jawab : Analisis kuantitatif analisis merupakan analisis yang digubakan


untuk menentukan keberadaan suatu zat dalam cuplikan.

2. Tuliskan sifat-sifat fisik kimia dari cuplikan yang anda analisa!


Jawab :
No. Warna Bau Pelarut Bentuk
Sample
1 Hijau Tidak Air Kristal
Toska berbau dingin bergranula
2 Biru Muda Tidak Air Serbuk
berbau dingin
3 Hijau Tidak Air Kristal
Lumut berbau dingin

3. Tuliskan reaksi kation Al2+, Cr3+, Mn2+ dengan larutan Natrium


hidroksida! Apa warna endapan yang di hasilkan?
Jawab :
 Al3+
Al3+ → 1 mL cuplikan + 2 tetes NaOH 2 M → endapan putih
 Cr3+
Cr3+ → 1 mL cuplikan + 2 tetes NaOH 2 M → endapan putih
 Mn2+
Mn2+ → Mn2+ + NaOH → endapan putih Mn(OH)2
Dengan NaOh berlebih endapan tidak akan larut dengan udara
teroksidasi cepat membentuk endapan coklat.
J. SISTEMATIKA PEMISAHAN GOLONGAN UNTUK KATION

LARUTAN YANG TIDAK DIKETAHUI

+ (NH4)2CO3

Terdapat
LARUTAN ENDAPAN kation dari
Golongan I –
IV

Golongan V

+ HCl 6 M

ENDAPAN LARUTAN
Golong
an II - IV

Golongan I

+ Tioasetamida

+HCl

ENDAPAN LARUTAN

Golongan III -
IV

Golongan II
+ NH3 /
NH4CO3

+
Tioasetamida

ENDAPAN LARUTAN

Golongan III Golongan IV

Gambar 1. Sistematika pemisahana golongan untuk kation.


K. GAMBAR ALAT

Gelas Kimia Kaca Arloji Tabung Reaksi

Kawat Ni-Cr Bunzen Aquadest

Pipet Ukur Pipet Tetes Spatula

Pengaduk Bola Karet Timbangan


DAFTAR PUSTAKA

Anzar, Erniati dan Yulisman. Penuntun Praktikum Kimia Analisis 2017


Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai