Daftar isi
1Senyawa Ionik
2Senyawa molekular
3Senyawa Ion Poliatomik
4Asam dan Basa
o 4.1Penamaan asam
o 4.2Penamaan basa
5Referensi
Senyawa Ionik[sunting | sunting sumber]
Ionik terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Banyak senyawa ionik
merupakan senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari hanya dua unsur.
Untuk senyawa ionik biner, penamaan dimulai dari kation logam kemudian diikuti
anion nonlogam dan diberi akhiran "-ida". Untuk kation yang memiliki lebih dari 1
jenis muatan (bilangan oksidasi), diberi keterangan angka romawi di tengahnya
sesuai besarnya muatan[1].
Beberapa Logam Umum yang Memiliki Lebih dari Satu Bilangan Oksidasi
Golongan Unsur Nama Ion Simbol Ion
Krom (II) atau Kromo Cr2+
VIB Kromium
Krom (III) atau Kromi Cr3+
Mangan (II) atau Mangano Mn2+
VIIB Mangan
Mangan (III) atau Mangani Mn3+
Besi (II) atau Fero Fe2+
Besi
Besi (III) atau Feri Fe3+
VIIIB
Kobalt (II) atau Kobalto Co2+
Kobalt
Kobalt (III) atau Kobaltik Co3+
Tembaga (I) atau Cupro Cu+
IB Tembaga
Tembaga (II) atau Cupri Cu2+
Merkuri (I) atau Merkuro Hg22+
IIB Raksa
Merkuri (II) atau Merkuri Hg2+
Timah (II) atau Stano Sn2+
Timah
Timah (IV) atau Stani Sn4+
IVA Timbal (II) atau Plumbum Pb2+
Timbal Pb4+
Timbal (IV) atau Plumbik
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Contoh:
NH4Cl amonium klorida
NaNO3 natrium nitrat
MgSO4 magnesium sulfat
KCN kalium sianida
Zn(OH)2 seng(II) hidroksida (pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 besi(II) oksalat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 besi(III) sulfat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)
Asam dan Basa[sunting | sunting sumber]
Penamaan asam[sunting | sunting sumber]
Untuk asam biner (terdiri dari dua jenis unsur), penamaan dimulai dari kata
"asam" diikuti nama sisa asamnya.
Untuk asam yang terdiri dari tiga jenis unsur, penamaan dimulai dari kata "asam"
diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion poliatom [1]
contohnya
Penamaan basa[sunting | sunting sumber]
Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH –. Larutan basa
bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada
umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion
OH–.Senyawa basa dibentuk oleh ion logam sebagai kation dan ion OH– atau
ion hidroksida sebagai anion. Penamaan senyawa basa yaitu dengan
menuliskan nama logam (kation) di depan kata hidroksida. [1]
Contoh
Daftar isi
1Sejarah penemuan
2Karakteristik
o 2.1Anion dan kation
o 2.2Keterjadian alami
3Teknologi terkait
o 3.1Deteksi radiasi pengion
4Kimia
o 4.1Notasi
4.1.1Penulisan muatan
4.1.2Sub-klas
o 4.2Pembentukan
4.2.1Pembentukan ion monoatomik
4.2.2Pembentukan ion poliatomik dan molekular
4.2.3Potensial ionisasi
o 4.3Ikatan ionik
o 4.4Ion-ion umum
5Lihat juga
6Referensi
Karakteristik[sunting | sunting sumber]
Ion dalam keadaan mirip gasnya bersifat sangat reaktif dan akan cepat berinteraksi
dengan ion yang memiliki muatan berlawanan menghasilkan molekul netral atau
garam ionik. Ion juga dihasilkan dalam keadaan cair atau padat ketika garam
berinteraksi dengan pelarut (misalnya, air) menghasilkan "ion tersolvasi", yang lebih
stabil. Ion-ion bergerak saling menjauhi untuk berinteraksi dengan cairan dengan
alasan yang melibatkan perubahan energi dan entropi. Spesies yang terstabilkan ini
lebih banyak dijumpai di lingkungan bertemperatur rendah. Contoh umum adalah ion
yang terdapat dalam air laut, yang berasal dari garam-garam terlarut.
Seluruh ion memiliki muatan, yang berarti, seperti objek-objek bermuatan lainnya,
mereka:
tertarik dengan muatan listrik yang berlawanan (positif kepada negatif dan
sebaliknya),
menolak muatan sejenis
ketika bergerak, trayektori (lintasan) mereka dapat dibelokkan oleh medan
magnet.
Elektron, karena massanya yang kecil sehingga sifat menempati ruangnya yang
besar dianggap sebagai gelombang materi (bahasa Inggris: matter wave). Ini
menentukan seluruh ukuran atom dan molekul yang memiliki elektron. Anion (ion
bermuatan negatif) lebih besar daripada molekul atau atom induknya, karena
kelebihan elektron saling tolak-menolak satu sama lain sehingga menambah ukuran
fisik ion, dan ukurannya ditentukan oleh awan elektronnya. Dengan demikian, secara
umum, kation berukuran lebih kecil daripada atom atau molekul induknya karena
ukuran awan elektronnya juga lebih kecil. Kation hidrogen tidak memiliki elektron
sama sekali, sehingga hanya memiliki proton tunggal - jauh lebih kecil daripada atom
hidrogen.
Anion dan kation[sunting | sunting sumber]
Atom hidrogen (tengah) mengandung sebuah proton dan sebuah elektron. Penghilangan elektron
menghasilkan kation (kiri), sementara penambahan elektron menghasilkan anion (kanan). Anion hidrogen,
dengan dua awan elektronnya yang renggang, memiliki jari-jari yang lebih besar daripada atom netralnya,
yang pada gilirannya jauh lebih besar daripada kationnya yang berupa proton telanjang. Hidrogen hanya
membentuk kation bermuatan +1 yang tidak memiliki elektron. Namun, meskipun kation tersebut memiliki
satu atau lebih elektron (tidak seperti hidrogen), ukurannya tetap lebih kecil daripada atom atau molekul
netralnya.
Skema bejana ion, menunjukkan pergerakan elektron. Elektron bergerak lebih cepat daripada ion positif
karena massanya yang jauh lebih ringan.[2]
Efek longsoran antara dua elektrode. Ionisasi awalnya membebaskan satu elektron, dan masing-masing
tumbukan selanjutnya membebaskan elektron lebih banyak, sehingga dua elektron muncul dari masing-
masing tumbukan: elektron pengion dan elektron yang dibebaskan.
Efek pengion radiasi pada gas banyak digunakan untuk mendeteksi radiasi seperti
partikel alfa, beta, sinar gama dan sinar-X. Kejadian ionisasi awalnya pada
instrumen ini menghasilkan pembentukan suatu "pasangan ion"; ion positif dan
elektron bebas, melalui tumbukan ion oleh radiasi pada molekul gas. Bejana
ionisasi adalah bentuk paling sederhana detektor ini, dan mengumpulkan semua
muatan yang terbentuk melalui ionisasi langsung di dalam gas yang diaplikasikan
melalui medan listrik.[2]
Tabung Geiger-Müller dan pencacah proporsional keduanya menggunakan
fenomena yang dikenal sebagai longsoran Townsend (bahasa Inggris: Townsend
discharge) untuk melipatgandakan efek dari peristiwa pengion asli dengan
menggunakan efek air terjun di mana elektron bebas diberikan energi yang cukup
oleh medan listrik untuk melepaskan elektron lebih lanjut melalui tumbukan ion.
Kimia[sunting | sunting sumber]
Notasi[sunting | sunting sumber]
Penulisan muatan[sunting | sunting sumber]
Tiga cara penulisan atom besi (Fe) yang kehilangan dua elektron, dikenal sebagai fero bahasa
Inggris: ferrous.
Campuran notasi bilangan Romawi dan muatan untuk ion uranil. Keadaan oksidasi logam ditunjukkan
sebagai superskrip bilangan Romawi sementara muatan seluruh kompleks ditunjukkan sebagai tanda
sudut yang disertai angka dan tanda muatan bersih.
Sub-klas[sunting | sunting sumber]
Jika suatu ion mengandung elektron bebas, ia disebut ion radikal. Seperti radikal tak
bermuatan, ion radikal sangat reaktif. Ion poliatomik yang mengandung oksigen,
seperti karbonat dan sulfat, disebut oksianion (oxyanion). Ion molekular yang
mengandung sekurang-kurangnya satu ikatan karbon-hidrogen disebut ion organik.
Jika muatan dalam ion organik secara formal terpusat pada suatu karbon, maka ia
disebut karbokation (jika bermuatan positif) atau karbanion (jika bermuatan negatif).
Pembentukan[sunting | sunting sumber]
Pembentukan ion monoatomik[sunting | sunting sumber]
Ion monoatomik terbentuk karena atom memperoleh atau kehilangan elektron
pada kelopak valensinya (kulit elektron paling luar). Cangkang bagian dalam atom
diisi dengan elektron yang terikat erat dengan inti atom yang bermuatan positif,
sehingga tidak berpartisipasi dalam interaksi kimia seperti ini. Proses mendapatkan
atau kehilangan elektron dari atom atau molekul netral disebut ionisasi.
Atom dapat terionisasi dengan bombardir menggunakan radiasi, tetapi proses
ionisasi yang lebih umum dalam ilmu kimia adalah perpindahan elektron antar atom
atau molekul. Perpindahan ini biasanya dipicu oleh pembentukan konfigurasi
elektron yang stabil ("cangkang tertutup"). Atom akan menerima atau melepas
elektron tergantung aksi mana yang energinya lebih rendah.
Sebagai contoh, sebuah atom natrium, Na, memiliki sebuah elektron pada kelopak
valensinya, mengitari 2 kelopak stabil yan masing-masing berisi 2 dan 8 elektron.
Oleh karena kelopak yang terisi penuh ini sangat stabil, maka atom natrium
cenderung kehilangan kelebihan elektronnya dan memperoleh konfigurasi stabil,
menjadi kation natrium melalui proses
Na → Na+ + e−
Sebaliknya, sebuah atom klorin, Cl, memiliki 7 elektron pada kelopak valensinya,
hanya kekurangan satu elektron untuk terisi penuh 8 elektron dan menjadi stabil.
Oleh karena itu, atom klorin cenderung menerima kelebihan elektron dan
memperoleh konfigurasi stabil 8 elektron, menjadi anion klorida melalui proses:
Cl + e− → Cl−
Kecenderungan ini yang menyebabkan natrium dan klorin mengalami reaksi
kimia, yang mana "kelebihan" elektron dipindahkan dari natrium ke klorin,
membentuk kation natrium dan anion klorida. Dengan muatan yang
berlawanan, kation dan anion ini membentuk ikatan ionik dan bergabung
untuk membentuk natrium klorida, NaCl, yang lebih umum dikenal sebagai
garam dapur.
Na+ + Cl− → NaCl
Pembentukan ion poliatomik dan molekular[sunting | sunting sumber]
Ion poliatomik dan molekular sering kali terbentuk karena menerima atau
kehilangan ion elemental seperti proton, H+, dalam molekul netral.
Sebagai contoh, ketika amonia, NH3, menerima proton, H+—suatu proses
yang disebut protonasi—ia membentuk ion amonium, NH+4. Amonia dan
amonium memiliki jumlah elektron yang sama, begitu pula konfigurasi
elektronnya, tetapi amonium memiliki kelebihan proton yang
menjadikannya bermuatan positif.
Amonia dapat juga kehilangan sebuah elektron sehingga bermuatan
positif, membentuk ion NH•+3. Namun, ion ini tidak stabil, karena
memiliki kelopak valensi yang tidak lengkap di sekeliling atom nitrogen,
sehingga membuatnya menjadi ion radikal yang sangat reaktif.
Mengingat ion radikal tidak stabil, ion poliatomik dan molekular biasanya
terbentuk melalui penangkapan atau pelepasan ion elemental seperti H+,
dan bukannya menangkap atau melepas elektron. Hal ini memungkinkan
molekul memiliki konfigurasi elektron yang stabil meskipun muatan
listriknya berubah.
Potensial ionisasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Potensial ionisasi
Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron pada tingkat
energi terendahnya dari suatu atom atau molekul gas dengan muatan
listrik paling sedikit disebut potensial ionisasi, atau energi ionisasi. Energi
ionisasi ke n suatu atom adalah energi yang diperlukan untuk
membebaskan elektron ke n setelah elektron n − 1 pertama telah
dilepaskan.
Setiap energi ionisasi yang berturut-turut lebih besar daripada yang
terakhir. Kenaikan yang sangat besar terjadi setelah blok orbital
atom apapun kehabisan elektron. Berdasarkan alasan ini, ion cenderung
terbentuk dengan cara yang meninggalkan blok dengan orbital penuh.
Misalnya, natrium memiliki satu elektron valensi pada kelopak terluarnya,
sehingga bentuk terionisasi biasanya dijumpai dengan kehilangan satu
elektron, sebagai Na+. Di sisi lain tabel periodik, klorin memiliki tujuh
elektron valensi, sehingga dalam bentuk terionisasi biasanya dijumpai
dengan kelebihan satu elektron, sebagai Cl−. Sesium memiliki energi
ionisasi terendah dari semua unsur sementara helium yang tertinggi.
[16]
Secara umum, energi ionisasi logam jauh lebih rendah daripada energi
ionisasi nonlogam, sehingga, secara umum, logam akan kehilangan
elektron membentuk ion bermuatan positif, sementara nonlogam akan
memperoleh elektron membentuk ion bermuatan negatif.
Ikatan ionik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Ikatan ionik
Ikatan ionik adalah suatu ikatan kimia yang muncul dari tarik menarik
antara ion-ion yang bermuatan berlawanan. Ion dengan muatan sejenis
saling tolak menolak, sedangkan yang bermuatan berlawanan saling tarik
menarik. Oleh karena itu, ion biasanya tidak berdiri sendiri, tapi terikat
dengan ion yang bermuatan berlawanan membentuk kisi kristal. Senyawa
yang terbentuk disebut senyawa ionik, dan terikat oleh ikatan ionik. Dalam
senyawa ionik terdapat jarak karakteristik antara ion-ion yang
bertetangga, yang merupakan sumber penentuan ekstensi spasial
dan jari-jari ion ion individu.
Jenis ikatan ionik yang paling umum terlihat pada senyawa logam dan
nonlogam (kecuali gas mulia, yang jarang membentuk senyawa kimia).
Logam dikarakterisasi dengan memiliki sejumlah kecil elektron yang
melebihi konfigurasi elektronik kelopak tertutup yang stabil. Dengan
demikian, mereka memiliki kecenderungan kehilangan elektron ekstra ini
untuk mencapai konfigurasi yang stabil. Sifat ini dikenal
sebagai elektropositivitas. Nonlogam, sebaliknya, dicirikan memiliki
konfigurasi elektron kekurangan sedikit elektron untuk mencapai
konfigurasi stabil. Oleh karena itu, mereka memiliki kecenderungan untuk
menarik elektron untuk mencapai konfigurasi stabil. Kecenderungan ini
dikenal sebagai elektronegativitas. Ketika logam yang sangat
elektropositif digabungkan dengan nonlogam yang sangat elektronegatif,
kelebihan elektron dari atom logam dipindahkan ke atom logam yang
kekurangan elektron. Reaksi ini menghasilkan kation logam dan anion
nonlogam, yang saling tertarik satu sama lain membentuk garam.
Ion-ion umum[sunting | sunting sumber]
Kation-kation umum[17] Anion umum[17]
Anion sederhana
Kation sederhana
Azida N−3
Aluminium Al3+
Bromida Br−
Klorida Cl−
Barium Ba2+
Fluorida F−
Hidrida H−
Berilium Be 2+
Iodida I−
Nitrida N3−
Kalsium Ca2+ Oksida O2−
Sulfida S2−
Oksoanion (Ion poliatomik)[17]
Kromium(III) Cr3+
Karbonat CO2−3
Klorat ClO−3
Tembaga(I) Cu+ kupro Kromat CrO2−4
Dikromat Cr2O2−7
Tembaga(II) Cu2+ kupri Dihidrogen fosfat H2PO−4
Hidrogen karbonat HCO−3 bikarbonat
Hidrogen sulfat HSO−4 bisulfat
Hidrogen H+
Hidrogen sulfit HSO−3 bisulfit
Hidroksida OH−
Besi(II) Fe2+ fero Hipoklorit ClO−
Monohidrogen
HPO2−4
fosfat
Besi(III) Fe 3+
feri
Nitrat NO−3
Nitrit NO−2
Timbal(II) Pb 2+
plumbo Perklorat ClO−4
Permanganat MnO−4
Natrium Na+
Stronsium Sr2+
Seng Zn2+
Kation poliatomik
Amonium NH+4
Hidronium H3O+
Raksa(I) Hg2+2 merkuro
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Ion" entry in Collins English Dictionary.
2. ^ Knoll, Glenn F (1999). Radiation detection and measurement (edisi ke-3rd).
a b c