Anda di halaman 1dari 15

Tata nama senyawa kimia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Tata nama kimia adalah serangkaian aturan persenyawaan-persenyawaan
kimia yang disusun secara sistematis. Tata nama kimia disusun berdasarkan
aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Daftar isi

 1Senyawa Ionik
 2Senyawa molekular
 3Senyawa Ion Poliatomik
 4Asam dan Basa
o 4.1Penamaan asam
o 4.2Penamaan basa
 5Referensi
Senyawa Ionik[sunting | sunting sumber]
Ionik terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Banyak senyawa ionik
merupakan senyawa biner, yaitu senyawa yang terbentuk dari hanya dua unsur.
Untuk senyawa ionik biner, penamaan dimulai dari kation logam kemudian diikuti
anion nonlogam dan diberi akhiran "-ida". Untuk kation yang memiliki lebih dari 1
jenis muatan (bilangan oksidasi), diberi keterangan angka romawi di tengahnya
sesuai besarnya muatan[1].

Contoh penamaan senyawa

Beberapa Kation Monoatom Umum


Golongan Unsur Nama Ion Simbol Ion
Litium Kation Litium Li+
IA Natrium Kation Natrium Na+
Kalium Kation Kalium K+
Berilium Kation Berilium Be2+
Magnesium Kation Magnesium Mg2+
IIA Kalsium Kation Kalsium Ca2+
Stronsium Kation Stronsium Sr2+
Barium Kation Barium Ba2+
IB Perak Kation Perak Ag+
IIB Seng Kation Seng Zn2+
IIIA Aluminium Kation Aluminium Al3+
Beberapa Anion Monoatom Umum
Golongan Unsur Nama Ion Simbol Ion
Nitrogen Anion Nitrida N3-
VA
Fosfor Anion Fosfida P3-
Oksigen Anion Oksida O2-
VIA
Belerang Anion Sulfida S2-
Fluorin Anion Fluorida F-
Klorin Anion Klorida Cl-
VIIA Bromin Anion Bromida Br-
I-
Iodin Anion Iodida

Beberapa Logam Umum yang Memiliki Lebih dari Satu Bilangan Oksidasi
Golongan Unsur Nama Ion Simbol Ion
Krom (II) atau Kromo Cr2+
VIB Kromium
Krom (III) atau Kromi Cr3+
Mangan (II) atau Mangano Mn2+
VIIB Mangan
Mangan (III) atau Mangani Mn3+
Besi (II) atau Fero Fe2+
Besi
Besi (III) atau Feri Fe3+
VIIIB
Kobalt (II) atau Kobalto Co2+
Kobalt
Kobalt (III) atau Kobaltik Co3+
Tembaga (I) atau Cupro Cu+
IB Tembaga
Tembaga (II) atau Cupri Cu2+
Merkuri (I) atau Merkuro Hg22+
IIB Raksa
Merkuri (II) atau Merkuri Hg2+
Timah (II) atau Stano Sn2+
Timah
Timah (IV) atau Stani Sn4+
IVA Timbal (II) atau Plumbum Pb2+
Timbal Pb4+
Timbal (IV) atau Plumbik

Senyawa molekular[sunting | sunting sumber]


banyak senyawa molekular merupakan senyawa biner. senyawa molekular tersusun
atas unsur-unsur non-logam. Penamaan dimulai dari unsur no-logam pertama diikuti
nama unsur non-logam yang diberi akhiran -ida. Jika dua unsur non-logam dapat
membentuk lebih dari dua jenis senyawa maka digunakan awalan Yunani, suatu
awalan yang sesuai dengan indeks dalam rumus kimianya [1].

 1 = mono
 2 = di
 3 = tri
 4 = tetra
 5 = penta
 6 = heksa
 7 = hepta
 8 = okta
 9 = nona
 10 = deka

Contoh penamaan senyawa

Pengecualian untuk senyawa molekular yang mengandung hidrogen, tidak


menggunakan awalan Yunani. di mana senyawa disebut dengan nama umum yang
tidak sistematis.[1]
Contoh
B2H6 Diboran
CH4 Metana
SiH4 Silan
NH3 Amonia
PH3 Fosfin
H2O Air
H2S Hidrogen sulfida
Senyawa Ion Poliatomik[sunting | sunting sumber]
penamaan dimulai dari ion positif (kation) dilanjutkan dengan ion negatif (anion).
untuk ion logam yang memiliki lebih dari satu jenis muatan diberi keterangan
angka romawi ditengahnya sesuai besar muatan [2].
Beberapa Ion Poliatom Penting
Nama Ion Simbol Ion Nama Ion Simbol Ion
Sulfat SO42- Hidrogen Fosfat HPO42-
Sulfit SO32- Dihidrogen Fosfat H2PO4-
Nitrat NO3- Bikarbonat HCO3-
Nitrit NO2 -
Bisulfat HSO4-
Hipoklorit ClO- Merkuri (I) Hg22+
Klorit ClO2 -
Amonia NH4+
Klorat ClO3 -
Fosfat PO43-
Perklorat ClO4- Fosfit PO33-
Asetat CH3COO Permanganat
-
MnO4-
Kromat CrO42- Sianida CN-
Dikromat Cr2O7 2-
Sianat OCN-
Arsenat AsO4 3-
Tiosianat SCN-
Oksalat C2O42- Arsenit AsO33-
Tiosulfat S2O32- Peroksida O22-
CO32-
Hidroksida OH- Karbonat

Contoh:
NH4Cl amonium klorida
NaNO3 natrium nitrat
MgSO4 magnesium sulfat
KCN kalium sianida
Zn(OH)2 seng(II) hidroksida (pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 besi(II) oksalat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 besi(III) sulfat (pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)
Asam dan Basa[sunting | sunting sumber]
Penamaan asam[sunting | sunting sumber]
Untuk asam biner (terdiri dari dua jenis unsur), penamaan dimulai dari kata
"asam" diikuti nama sisa asamnya.
Untuk asam yang terdiri dari tiga jenis unsur, penamaan dimulai dari kata "asam"
diikuti nama sisa asamnya, yaitu anion poliatom [1]

contohnya
Penamaan basa[sunting | sunting sumber]
Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH –. Larutan basa
bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Pada
umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion
OH–.Senyawa basa dibentuk oleh ion logam sebagai kation dan ion OH– atau
ion hidroksida sebagai anion. Penamaan senyawa basa yaitu dengan
menuliskan nama logam (kation) di depan kata hidroksida. [1]
Contoh

 NaOH Natrium hidroksida


 Ba(OH)2 Barium hidroksida
 KOH Kalium hidroksida
Ion
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk kegunaan lain, lihat Ion (disambiguasi).
Ion[1] adalah suatu atom atau molekul yang memiliki muatan listrik total tidak nol
(jumlah total elektron tidak sama dengan jumlah total proton). Kation adalah ion
bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif. Oleh karena itu,
sebuah molekul kation memiliki sebuah proton hidrogen tanpa elektron, sedangkan
anion memiliki elektron ekstra. Oleh karena muatan listriknya yang berlawanan,
kation dan anion saling tertarik satu sama lain dan mudah membentuk senyawa
ionik.
Ion yang hanya berisi satu atom disebut ion monoatomik atau ion atomik, sementara
yang berisi dua atau lebih atom membentuk ion molekuler atau ion poliatomik.
Dalam hal ionisasi fisik dalam suatu media, misalnya gas, "pasangan ion" tercipta
dari tumbukan ion, di mana masing-masing pasangan yang terbentuk mengandung
elektron bebas dan ion positif.[2] Ion juga tercipta melalui interaksi kimia, misalnya
pelarutan garam dalam cairan, atau dengan cara lain, melewatkan arus
searah melalui larutan penghantar yang melarutkan anode melalui ionisasi.

Daftar isi

 1Sejarah penemuan
 2Karakteristik
o 2.1Anion dan kation
o 2.2Keterjadian alami
 3Teknologi terkait
o 3.1Deteksi radiasi pengion
 4Kimia
o 4.1Notasi
 4.1.1Penulisan muatan
 4.1.2Sub-klas
o 4.2Pembentukan
 4.2.1Pembentukan ion monoatomik
 4.2.2Pembentukan ion poliatomik dan molekular
 4.2.3Potensial ionisasi
o 4.3Ikatan ionik
o 4.4Ion-ion umum
 5Lihat juga
 6Referensi

Sejarah penemuan[sunting | sunting sumber]


Kata ion berasal dari bahasa Yunani: ἰόν, ion, "sedang pergi", kata kerja bentuk
sedang dari bahasa Yunani: ἰέναι, ienai, "pergi". Istilah ini diperkenalkan oleh
fisikawan dan kimiawan Inggris Michael Faraday pada tahun 1834 untuk menyebut
spesies tak dikenal yang pergi dari satu elektrode ke elektrode lain melalui media
berair.[3][4] Faraday tidak mengetahui sifat spesies ini, tetapi ia mengetahui bahwa
ketika logam larut ke dalam dan memasuki larutan pada satu elektrode, logam baru
muncul dari larutan pada elektrode lainnya; zat tersebut telah bergerak melalui
larutan dalam suatu arus. Ini membawa materi dari satu tempat ke tempat lain.
Faraday juga memperkenalkan kata anion untuk ion bermuatan negatif,
dan kation untuk ion bermuatan positif. Dalam tatanama Faraday, kation dinamakan
demikian karena mereka tertarik ke katode dalam perangkat galvani dan anion
dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anode.
Svante Arrhenius mengajukan penjelasannya, pada disertasinya tahun 1884, bahwa
faktanya garam kristal padat terdisosiasi menjadi pasangan partikel bermuatan
ketika melarut. Disertasinya ini membuat Arrhenius memperoleh Nobel Kimia tahun
1903.[5] Penjelasan Arrhenius adalah bahwa dalam pembentukan larutan, garam
terdisosiasi menjadi ion-ion Faraday. Arrhenius mengusulkan bahwa ion terbentuk
meskipun tanpa adanya arus listrik.[6][7][8]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]
Ion dalam keadaan mirip gasnya bersifat sangat reaktif dan akan cepat berinteraksi
dengan ion yang memiliki muatan berlawanan menghasilkan molekul netral atau
garam ionik. Ion juga dihasilkan dalam keadaan cair atau padat ketika garam
berinteraksi dengan pelarut (misalnya, air) menghasilkan "ion tersolvasi", yang lebih
stabil. Ion-ion bergerak saling menjauhi untuk berinteraksi dengan cairan dengan
alasan yang melibatkan perubahan energi dan entropi. Spesies yang terstabilkan ini
lebih banyak dijumpai di lingkungan bertemperatur rendah. Contoh umum adalah ion
yang terdapat dalam air laut, yang berasal dari garam-garam terlarut.
Seluruh ion memiliki muatan, yang berarti, seperti objek-objek bermuatan lainnya,
mereka:

 tertarik dengan muatan listrik yang berlawanan (positif kepada negatif dan
sebaliknya),
 menolak muatan sejenis
 ketika bergerak, trayektori (lintasan) mereka dapat dibelokkan oleh medan
magnet.
Elektron, karena massanya yang kecil sehingga sifat menempati ruangnya yang
besar dianggap sebagai gelombang materi (bahasa Inggris: matter wave). Ini
menentukan seluruh ukuran atom dan molekul yang memiliki elektron. Anion (ion
bermuatan negatif) lebih besar daripada molekul atau atom induknya, karena
kelebihan elektron saling tolak-menolak satu sama lain sehingga menambah ukuran
fisik ion, dan ukurannya ditentukan oleh awan elektronnya. Dengan demikian, secara
umum, kation berukuran lebih kecil daripada atom atau molekul induknya karena
ukuran awan elektronnya juga lebih kecil. Kation hidrogen tidak memiliki elektron
sama sekali, sehingga hanya memiliki proton tunggal - jauh lebih kecil daripada atom
hidrogen.
Anion dan kation[sunting | sunting sumber]
Atom hidrogen (tengah) mengandung sebuah proton dan sebuah elektron. Penghilangan elektron
menghasilkan kation (kiri), sementara penambahan elektron menghasilkan anion (kanan). Anion hidrogen,
dengan dua awan elektronnya yang renggang, memiliki jari-jari yang lebih besar daripada atom netralnya,
yang pada gilirannya jauh lebih besar daripada kationnya yang berupa proton telanjang. Hidrogen hanya
membentuk kation bermuatan +1 yang tidak memiliki elektron. Namun, meskipun kation tersebut memiliki
satu atau lebih elektron (tidak seperti hidrogen), ukurannya tetap lebih kecil daripada atom atau molekul
netralnya.

"Kation" dan "Anion" dialihkan ke halaman ini. Untuk konsep fisika


partikel/komputasi kuantum, lihat Anyon. Untuk penggunaan lain, lihat Ion
(disambiguasi).
Oleh karena muatan listrik pada proton secara besaran adalah sama dengan
muatan elektron, muatan listrik netto suatu ion adalah sama dengan jumlah proton
dalam ion dikurangi jumlah elektron.
Anion (−), berasal dari bahasa Yunani: ἄνω (ánō), yang berarti "naik",[9] adalah ion
dengan jumlah elektron lebih banyak daripada proton, menghasilkan muatan netto
negatif (karena elektron bermuatan negatif dan proton bermuatan positif). [10]
Kation (+), berasal dari bahasa Yunani: κάτω (káto), yang berarti "turun",[11] adalah
ion dengan jumlah elektron lebih sedikit daripada proton, memberikan muatan
positif.[12]
Terdapat dua nama tambahan yang digunakan untuk ion dengan muatan banyak.
Misalnya, ion dengan muatan −2 dikenal sebagai dianion dan ion dengan muatan +2
dikenal sebagai dikation. Ion zwitter adalah molekul netral dengan muatan positif
dan negatif di beberapa tempat yang berbeda dalam molekul tersebut. [13]
Kation dan anion ditentukan berdasarkan jari-jari ion dan keduanya memiliki ukuran
yang relatif berbeda: "Kation berukuran kecil, sebagian besar memiliki jari-jari kurang
dari 10−10 m (10−8 cm). Sebaliknya, sebagian besar anion berukuran besar, seperti
anion bumi yang paling umum, oksigen. Berdasarkan fakta ini, tampak bahwa
sebagian besar ruang pada kristal ditempati oleh anion dan bahwa kation termuat di
dalam ruang-ruang di antaranya."[14]
Sebuah kation memiliki jari-jari kurang dari 0,8 × 10 −10 m (0,8 Å) sementara anion
memiliki jari-jari yang lebih dari 1,3 × 10 −10 m (1,3 Å).[15]
Keterjadian alami[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Daftar keadaan oksidasi unsur kimia
Ion di alam ada di mana-mana dan bertanggung jawab untuk beragam fenomena
dari pendaran Matahari hingga keberadaan ionosfer Bumi. Atom dalam keadaan
ioniknya dapat memiliki warna yang berbeda dari atom netral, dan dengan demikian
penyerapan cahaya oleh ion logam memberikan warna batu permata. Dalam kimia
organik maupun anorganik (termasuk biokimia), interaksi air dan ion sangatlah
penting; contohnya adalah energi yang mendorong gangguan adenosin trifosfat
(ATP). Bagian berikut menjelaskan konteks di mana fitur ion menonjol; dan disusun
sesuai penurunan skala panjang fisik, dari astronomis ke mikroskopis.

Teknologi terkait[sunting | sunting sumber]


Ion dapat disiapkan secara non-kimia menggunakan berbagai sumber ion, biasanya
melibatkan tegangan tinggi atau suhu. Ion digunakan dalam banyak perangkat
seperti spektrometer massa, spektrometer emisi optik, akselerator partikel, implanter
ion, dan mesin ion.
Sebagai partikel bermuatan yang reaktif, mereka juga digunakan dalam pemurnian
udara dengan cara mengganggu mikrob, dan pada peralatan rumah tangga
seperti detektor asap.
Oleh karena pensinyalan dan metabolisme dalam organisme dikendalikan oleh
gradien ionik yang tepat melintasi membran, gangguan gradien ini berkontribusi
terhadap kematian sel. Ini adalah mekanisme umum yang dieksploitasi
oleh biosida alami dan buatan, termasuk saluran
ion gramisidina dan amfoterisin (fungisida).
Ion anorganik terlarut adalah komponen dari padatan terlarut total, indikator kualitas
air yang dikenal luas.
Deteksi radiasi pengion[sunting | sunting sumber]

Skema bejana ion, menunjukkan pergerakan elektron. Elektron bergerak lebih cepat daripada ion positif
karena massanya yang jauh lebih ringan.[2]
Efek longsoran antara dua elektrode. Ionisasi awalnya membebaskan satu elektron, dan masing-masing
tumbukan selanjutnya membebaskan elektron lebih banyak, sehingga dua elektron muncul dari masing-
masing tumbukan: elektron pengion dan elektron yang dibebaskan.

Efek pengion radiasi pada gas banyak digunakan untuk mendeteksi radiasi seperti
partikel alfa, beta, sinar gama dan sinar-X. Kejadian ionisasi awalnya pada
instrumen ini menghasilkan pembentukan suatu "pasangan ion"; ion positif dan
elektron bebas, melalui tumbukan ion oleh radiasi pada molekul gas. Bejana
ionisasi adalah bentuk paling sederhana detektor ini, dan mengumpulkan semua
muatan yang terbentuk melalui ionisasi langsung di dalam gas yang diaplikasikan
melalui medan listrik.[2]
Tabung Geiger-Müller dan pencacah proporsional keduanya menggunakan
fenomena yang dikenal sebagai longsoran Townsend (bahasa Inggris: Townsend
discharge) untuk melipatgandakan efek dari peristiwa pengion asli dengan
menggunakan efek air terjun di mana elektron bebas diberikan energi yang cukup
oleh medan listrik untuk melepaskan elektron lebih lanjut melalui tumbukan ion.

Kimia[sunting | sunting sumber]
Notasi[sunting | sunting sumber]
Penulisan muatan[sunting | sunting sumber]

Tiga cara penulisan atom besi (Fe) yang kehilangan dua elektron, dikenal sebagai fero bahasa
Inggris: ferrous.

Ketika menulis rumus kimia sebuah ion, muatan nettonya ditulis sebagai superskrip


di belakang struktur kimia molekul/atom. Jika muatan netto lebih dari 1, maka
nilainya ditulis sebelum tanda; yaitu, untuk kation bermuatan ganda ditulis
sebagai 2+ dan bukan +2. Untuk muatan tunggal, nilainya tidak perlu ditulis,
misalnya kation natrium ditulis sebagai Na+ dan bukan bukan Na1+.
Cara alternatif (dan dapat diterima) untuk menunjukkan molekul/atom dengan
muatan banyak adalah dengan menuliskan tandanya beberapa kali, ini sering terlihat
pada logam transisi. Kimiawan kadang-kadang melingkari tanda muatannya; ini
semata-mata kosmetik dan tidak memberikan makna kimia apa-apa. Ketiga
penulisan Fe2+ yang ditunjukkan pada gambar adalah ekivalen.
Ion monoatomik kadang-kadang ditulis dengan angka Romawi;
misalnya, Fe2+ kadang-kadang ditulis sebagai Fe(II) atau Fe II. Bilangan Romawi
menunjukkan keadaan oksidasi formal suatu unsur, sementara angka superskrip
menunjukkan muatan bersih atau muatan netto. Bagaimanapun, kedua notasi
tersebut untuk ion monoatomik adalah sama, tetapi angka Romawi tidak
dapat digunakan untuk ion poliatomik. Namun, dimungkinkan untuk mencampur
notasi untuk pusat logam dengan kompleks poliatomik, seperti ditunjukkan dalam
contoh ion uranil.

Campuran notasi bilangan Romawi dan muatan untuk ion uranil. Keadaan oksidasi logam ditunjukkan
sebagai superskrip bilangan Romawi sementara muatan seluruh kompleks ditunjukkan sebagai tanda
sudut yang disertai angka dan tanda muatan bersih.

Sub-klas[sunting | sunting sumber]
Jika suatu ion mengandung elektron bebas, ia disebut ion radikal. Seperti radikal tak
bermuatan, ion radikal sangat reaktif. Ion poliatomik yang mengandung oksigen,
seperti karbonat dan sulfat, disebut oksianion (oxyanion). Ion molekular yang
mengandung sekurang-kurangnya satu ikatan karbon-hidrogen disebut ion organik.
Jika muatan dalam ion organik secara formal terpusat pada suatu karbon, maka ia
disebut karbokation (jika bermuatan positif) atau karbanion (jika bermuatan negatif).
Pembentukan[sunting | sunting sumber]
Pembentukan ion monoatomik[sunting | sunting sumber]
Ion monoatomik terbentuk karena atom memperoleh atau kehilangan elektron
pada kelopak valensinya (kulit elektron paling luar). Cangkang bagian dalam atom
diisi dengan elektron yang terikat erat dengan inti atom yang bermuatan positif,
sehingga tidak berpartisipasi dalam interaksi kimia seperti ini. Proses mendapatkan
atau kehilangan elektron dari atom atau molekul netral disebut ionisasi.
Atom dapat terionisasi dengan bombardir menggunakan radiasi, tetapi proses
ionisasi yang lebih umum dalam ilmu kimia adalah perpindahan elektron antar atom
atau molekul. Perpindahan ini biasanya dipicu oleh pembentukan konfigurasi
elektron yang stabil ("cangkang tertutup"). Atom akan menerima atau melepas
elektron tergantung aksi mana yang energinya lebih rendah.
Sebagai contoh, sebuah atom natrium, Na, memiliki sebuah elektron pada kelopak
valensinya, mengitari 2 kelopak stabil yan masing-masing berisi 2 dan 8 elektron.
Oleh karena kelopak yang terisi penuh ini sangat stabil, maka atom natrium
cenderung kehilangan kelebihan elektronnya dan memperoleh konfigurasi stabil,
menjadi kation natrium melalui proses
Na → Na+ + e−
Sebaliknya, sebuah atom klorin, Cl, memiliki 7 elektron pada kelopak valensinya,
hanya kekurangan satu elektron untuk terisi penuh 8 elektron dan menjadi stabil.
Oleh karena itu, atom klorin cenderung menerima kelebihan elektron dan
memperoleh konfigurasi stabil 8 elektron, menjadi anion klorida melalui proses:
Cl + e− → Cl−
Kecenderungan ini yang menyebabkan natrium dan klorin mengalami reaksi
kimia, yang mana "kelebihan" elektron dipindahkan dari natrium ke klorin,
membentuk kation natrium dan anion klorida. Dengan muatan yang
berlawanan, kation dan anion ini membentuk ikatan ionik dan bergabung
untuk membentuk natrium klorida, NaCl, yang lebih umum dikenal sebagai
garam dapur.
Na+ + Cl− → NaCl
Pembentukan ion poliatomik dan molekular[sunting | sunting sumber]

Peta potensial elektrostatik ion nitrat (NO−3). Kelopak 3-dimensi menggambarkan


daerah isopotensial.

Ion poliatomik dan molekular sering kali terbentuk karena menerima atau
kehilangan ion elemental seperti proton, H+, dalam molekul netral.
Sebagai contoh, ketika amonia, NH3, menerima proton, H+—suatu proses
yang disebut protonasi—ia membentuk ion amonium, NH+4. Amonia dan
amonium memiliki jumlah elektron yang sama, begitu pula konfigurasi
elektronnya, tetapi amonium memiliki kelebihan proton yang
menjadikannya bermuatan positif.
Amonia dapat juga kehilangan sebuah elektron sehingga bermuatan
positif, membentuk ion NH•+3. Namun, ion ini tidak stabil, karena
memiliki kelopak valensi yang tidak lengkap di sekeliling atom nitrogen,
sehingga membuatnya menjadi ion radikal yang sangat reaktif.
Mengingat ion radikal tidak stabil, ion poliatomik dan molekular biasanya
terbentuk melalui penangkapan atau pelepasan ion elemental seperti H+,
dan bukannya menangkap atau melepas elektron. Hal ini memungkinkan
molekul memiliki konfigurasi elektron yang stabil meskipun muatan
listriknya berubah.
Potensial ionisasi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Potensial ionisasi
Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan sebuah elektron pada tingkat
energi terendahnya dari suatu atom atau molekul gas dengan muatan
listrik paling sedikit disebut potensial ionisasi, atau energi ionisasi. Energi
ionisasi ke n suatu atom adalah energi yang diperlukan untuk
membebaskan elektron ke n setelah elektron n − 1 pertama telah
dilepaskan.
Setiap energi ionisasi yang berturut-turut lebih besar daripada yang
terakhir. Kenaikan yang sangat besar terjadi setelah blok orbital
atom apapun kehabisan elektron. Berdasarkan alasan ini, ion cenderung
terbentuk dengan cara yang meninggalkan blok dengan orbital penuh.
Misalnya, natrium memiliki satu elektron valensi pada kelopak terluarnya,
sehingga bentuk terionisasi biasanya dijumpai dengan kehilangan satu
elektron, sebagai Na+. Di sisi lain tabel periodik, klorin memiliki tujuh
elektron valensi, sehingga dalam bentuk terionisasi biasanya dijumpai
dengan kelebihan satu elektron, sebagai Cl−. Sesium memiliki energi
ionisasi terendah dari semua unsur sementara helium yang tertinggi.
[16]
 Secara umum, energi ionisasi logam jauh lebih rendah daripada energi
ionisasi nonlogam, sehingga, secara umum, logam akan kehilangan
elektron membentuk ion bermuatan positif, sementara nonlogam akan
memperoleh elektron membentuk ion bermuatan negatif.
Ikatan ionik[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Ikatan ionik
Ikatan ionik adalah suatu ikatan kimia yang muncul dari tarik menarik
antara ion-ion yang bermuatan berlawanan. Ion dengan muatan sejenis
saling tolak menolak, sedangkan yang bermuatan berlawanan saling tarik
menarik. Oleh karena itu, ion biasanya tidak berdiri sendiri, tapi terikat
dengan ion yang bermuatan berlawanan membentuk kisi kristal. Senyawa
yang terbentuk disebut senyawa ionik, dan terikat oleh ikatan ionik. Dalam
senyawa ionik terdapat jarak karakteristik antara ion-ion yang
bertetangga, yang merupakan sumber penentuan ekstensi spasial
dan jari-jari ion ion individu.
Jenis ikatan ionik yang paling umum terlihat pada senyawa logam dan
nonlogam (kecuali gas mulia, yang jarang membentuk senyawa kimia).
Logam dikarakterisasi dengan memiliki sejumlah kecil elektron yang
melebihi konfigurasi elektronik kelopak tertutup yang stabil. Dengan
demikian, mereka memiliki kecenderungan kehilangan elektron ekstra ini
untuk mencapai konfigurasi yang stabil. Sifat ini dikenal
sebagai elektropositivitas. Nonlogam, sebaliknya, dicirikan memiliki
konfigurasi elektron kekurangan sedikit elektron untuk mencapai
konfigurasi stabil. Oleh karena itu, mereka memiliki kecenderungan untuk
menarik elektron untuk mencapai konfigurasi stabil. Kecenderungan ini
dikenal sebagai elektronegativitas. Ketika logam yang sangat
elektropositif digabungkan dengan nonlogam yang sangat elektronegatif,
kelebihan elektron dari atom logam dipindahkan ke atom logam yang
kekurangan elektron. Reaksi ini menghasilkan kation logam dan anion
nonlogam, yang saling tertarik satu sama lain membentuk garam.
Ion-ion umum[sunting | sunting sumber]
Kation-kation umum[17] Anion umum[17]

Rumu Nama formal Rumus Nama lain


Nama umum Nama historis
s

Anion sederhana
Kation sederhana

Azida N−3
Aluminium Al3+
Bromida Br−
Klorida Cl−
Barium Ba2+
Fluorida F−
Hidrida H−
Berilium Be 2+
Iodida I−
Nitrida N3−
Kalsium Ca2+ Oksida O2−
Sulfida S2−
Oksoanion (Ion poliatomik)[17]
Kromium(III) Cr3+
Karbonat CO2−3
Klorat ClO−3
Tembaga(I) Cu+ kupro Kromat CrO2−4
Dikromat Cr2O2−7
Tembaga(II) Cu2+ kupri Dihidrogen fosfat H2PO−4
Hidrogen karbonat HCO−3 bikarbonat
Hidrogen sulfat HSO−4 bisulfat
Hidrogen H+
Hidrogen sulfit HSO−3 bisulfit
Hidroksida OH−
Besi(II) Fe2+ fero Hipoklorit ClO−
Monohidrogen
HPO2−4
fosfat
Besi(III) Fe 3+
feri
Nitrat NO−3
Nitrit NO−2
Timbal(II) Pb 2+
plumbo Perklorat ClO−4
Permanganat MnO−4

Timbal(IV) Pb4+ plumbi Peroksida O2−2


Fosfat PO3−4
Sulfat SO2−4
Litium Li+
Sulfit SO2−3
Superoksida O−2
Magnesium Mg2+
Tiosulfat S2O2−3
Silikat SiO4−4
Mangan(II) Mn2+ Metasilikat SiO2−3
Aluminium silikat AlSiO−4
Anion dari asam organik
Raksa(II) Hg2+ merkuri
Asetat CH3COO− etanoat
Format HCOO− metanoat
Kalium K +
Oksalat C2O2−4 etanadioat
Sianida CN−
Perak Ag+ argento

Natrium Na+

Stronsium Sr2+

Timah(II) Sn2+ stano

Timah(IV) Sn4+ stani

Seng Zn2+

Kation poliatomik

Amonium NH+4

Hidronium H3O+
Raksa(I) Hg2+2 merkuro

Lihat juga[sunting | sunting sumber]


 Pengion udara (Air ionizer)
 Aurora
 Detektor ionisasi gas (Gaseous ionization detector)
 Bekas ion (Ion beam)
 Pertukaran ion
 Radiasi pengion (Ionizing radiation)
 Daftar keadaan oksidasi unsur kimia
 Daya penghenti partikel radiasi (Stopping power of radiation particles)
 Ioliomik (Ioliomics)
Portal Kimia

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "Ion" entry in Collins English Dictionary.
2. ^       Knoll, Glenn F (1999). Radiation detection and measurement (edisi ke-3rd).
a b c

New York: Wiley. ISBN 0-471-07338-5.


3. ^ Michael Faraday (1791-1867). UK: BBC.
4. ^ "Online etymology dictionary". Diakses tanggal 2011-01-07.
5. ^ "The Nobel Prize in Chemistry 1903". www.nobelprize.org.
6. ^ Harris, William; Levey, Judith, ed. (1975). The New Columbia Encyclopedia (edisi
ke-4th). New York City: Columbia University. hlm. 155. ISBN 0-231035-721.
7. ^ McHenry, Charles, ed. (1992). The New Encyclopædia Britannica. 1 (edisi ke-15).
Chicago: Encyclopædia Britannica, Inc.hlm. 587. ISBN 085-229553-7.
8. ^ Cillispie, Charles, ed. (1970). Dictionary of Scientific Biography (edisi ke-1). New
York City: Charles Scribner's Sons. hlm. 296–302. ISBN 0-684101-122.
9. ^ Oxford University Press (2013). "Oxford Reference: OVERVIEW anion".
oxfordreference.com.
10. ^ University of Colorado Boulder (November 21, 2013). "Atoms and Elements,
Isotopes and Ions". colorado.edu.
11. ^ Oxford University Press (2013). "Oxford Reference: OVERVIEW cation".
oxfordreference.com.
12. ^ Douglas W. Haywick, Ph.D.; University of South Alabama (2007–
2008). "Elemental Chemistry" (PDF). usouthal.edu.
13. ^ Purdue University (November 21, 2013). "Amino Acids". purdue.edu.
14. ^ Frank Press & Raymond Siever (1986) Earth, 14th edition, page 63, W. H.
Freeman and Company ISBN 0-7167-1743-3
15. ^ Linus Pauling (1960) Nature of the Chemical Bond, hlm. 544, di Google Books
16. ^ Chemical elements listed by ionization energy. Lenntech.com

Anda mungkin juga menyukai