Anda di halaman 1dari 46

SOAL REVIEW/PENGAYAAN

1. Berikan penjelasan singkat tentang proses kimia di bawah ini, dan lengkapi penjelasan tersebut dengan tahapan atau mekanisme reaksi kimia yang terlibat.
No Nama Proses Penjelasan Proses Tahapan atau Mekanisme Reaksi Kimia
1. Proses Acheson Proses pembuatan grafit dengan cara memanaskan kokas yang SiO2(s) + C(s)  SiC + O2
dicampur dengan tanah liat hingga menghasilkan silikon karbida. Pada
suhu 4150°C, silikonnya hilang dan yang tersisa adalah grafit.
SiC 41500C grafit
2. Proses Pemurnian Kromium dengan mereaksikan oker kroma Cr2O3 dengan Senyawa kromit direaksikan dengan lelehan NaOH dan O2 untuk mengubah Cr(III)
Aluminotermik penambahan sedikit silikon yang dipanaskan dalam tanur listrik. menjadi CrO42- , lelehan dilarutkan dalam air dan natrium bikromat kemudian diendapkan
lalu direduksi .

. Natrium dikromat direduksi terhadap Cr2O3 dengan dipanaskan menggunakan Karbon


(C).

oker kroma Cr2O3 ditambahkan sedikit silikon dan dipanaskan dalam tanur listrik.
Cr2O3 + 2AL  Al2O3 + 2Cr
3. Proses Pemurnian emas dengan menambahkan merkuri untuk membentuk Emas yang tercampur dengan senyawa lain yang terdapat pada suatu tempat seperti di
Amalgam senyawa amalgam (Au-Hg) yang berfungsi mengisolasi emas dari aliran sungai di isolasi dengan menambahkan merkuri.
kotoran senyawa lain. Amalgam (Hg-Au) kemudian di kondensasi Au(s) + Hg(l)  Au-Hg(s)
sehingga terbentuk emas murni dan gas Hg akan menguap ke udara. Setelah Amalgam terbentuk kemudian amalgam dipanaskan pada suhu tertentu sehingga
didapat emas murni.
Au-Hg(s)  Au(s) + Hg(g)

4. Proses Proses pembuatan HCN dengan cara mereaksikan metana dengan


Andrussow ammonia yang dibakar pada suhu 12000C 12000C
2 CH4+ 2 NH3+ 3 O2 2 HCN + 6 H2O
5. Proses Bayer Reaksi isolasi alumina dengan basa NaOH Reaksi pemurnian dengan basa NaOH (Proses Bayer)
1.Aluminium oksida yang terdapat dalam bahan baku bauksit, besi) (mengandung silikat
bereaksi dengan basa NaOH menurut reaksi:
Al2O3 (s) + 2 OH – (aq) +3H2O (l)  2 [Al(OH)4]- (aq)
2.SiO2 yang ada dalam bahan tersebut juga bereaksi dengan NaOH menurut reaksi
SiO2 (s) + 2 OH – (aq)  SiO3 2- (aq) + H2 O (l)
3. Dengan mengalirkan gas CO2 larutan Al(OH)4 - akan bereaksi dan menghasilkan
endapan Al(OH)3, kemudian dipisahkan dengan penyaringan.
Al(OH)4 – (aq) + CO2 (g) 
Al(OH)3 (s) + CO3 2- (aq) + H+ (aq)
Al2O3 murni di peroleh dengan pemanasan aluminium hidroksida
Al(OH)3 (s)  Al2O3 (s) + 3 H2O (g)
6. Proses Proses Bessemer adalah proses untuk produksi massa baja dari cair pig Mekanisme pemisahan kotoran:
Bessemer iron. Proses ini dinamai penemunya, Henry Bessemer pada tahun 1851.
Prinsip utama adalah menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi ∆
dengan udara yang ditiup melalui besi cair. Pada proses ini, besi cair
C(s) + O2(g) → CO2(g)
hasil dari tanur sembur dimasukkan ke dalam reactor silinder. Udara
panas disemburkan dari lubang-lubang pipa untuk mengoksidasi karbon ∆
dan zat pengotor yang masih tersisa. Untuk mereduksi kembali FeO Si(l) + O2(g) → SiO2(l)
yang turut teroksidasi, ditambahkan logam mangan.

2Fe(l) + O2(g) → 2FeO(l)

Untuk mereduksi kembali FeO yang turut teroksidasi, ditambahkan logam mangan.
Reaksi yang terjadi:

Mn(l) + FeO(l) → (Fe–MnO)(l)
feromangan
7. Proses Castner- Pengolahan alkali klorida menjadi alkali hidroksida, salah satunya NaCl Elektrolisis NaCl(aq)
Keller menjadi NaOH. Katode: Na+ + 2e  2Na
Larutan NaCl dielektrolisis dengan elektroda grafit dan merkuri. Anode: 2Cl-  Cl2 + 2e
Ion Na+ yang terbentuk tertarik ke katode merkuri. Natrium yang Pembentukan amalgam di katode
berada di katode bereaksi membentuk natrium amalgam. Sementara Cl 2 Na + Hg  Na/Hg
yang terbentuk dipisahkan sebagai gas emisi. Pembentukan NaOH
Amalgam yang terbentuk kemudian dialirkan menuju wadah Katode: 2Na/Hg  2Na+ + 2e
kedua untuk dielektrolisis lebih lanjut. Wadah kedua berisi larutan Anode: 2H2O + 2e  2OH- + H2
NaOH dengan merkuri sebagai anode dan besi sebagai katode. 2Na/Hg + 2H2O  2NaOH + 2H2 + 2Hg
Amalgam yang terelektrolisis akan menghasilkan ion Na+,
sementara OH- didapat dari reaksi air di anode. Sisa gas yang terbentuk
yaitu H2 terpisah melalui jalur yang disediakan.
Pada akhir proses, larutan NaCl di wadah pertama berkurang,
sementara di wadah kedua larutan NaOH bertambah.
8. Proses Claus Pengolahan H2S menjadi belerang, dengan H2S yang didapat dari gas Teknik Termal
alam maupun yang terbentuk sebagai gas sisa saat pengolahan minyak 10 H2S + 5 O2 → 2 H2S + SO2 + 7/2 S2 + 8 H2O
bumi. Pembentukan allotrop yang lebih stabil
4 S2 → S8
Teknik Katalitik
2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
Belerang yang terbentuk bisa berupa S6, S7, S8 or S9.

Proses Claus dibagi dalam dua tahap proses,


1. Proses Termal
Pada tahap ini, gas H2S dipanaskan di tungku pembakaran pada
temperatur 850oC menghasilkan gas H2S SO2 dan belerang, kemudian
belerang yang didapat didinginkan sebagai unsurnya, sedangkan gas
H2S dan SO2 direaksikan kembali tungku pemanas yang berbeda
untuk menghasilkan gas belerang sebagai tahap kedua.
2. Proses Katalitik
Gas SO2 dari proses termal direaksikan dengan H2S berlebih dalam
tungku. Proses ini menggunakan Al2O3 atau TiO2 sebagai katalis. Hasil
reaksi berupa belerang yang terbentuk pada permukaan katalis.
Belerang yang terbentuk bisa mengalami deformasi dari S2 menjadi S6
atau S8.

9. Proses Contact Proses pembuatan asam sulfat (H2SO4) Membuat sulfur dioksida (SO2), dengan membakar sulfur dengan oksigen berlebih
S+O2SO2
Mengkonversi menjadi SO3 pada suhu 4000C,
2SO2+ O2 2SO3
Konversi SO3 menjadi H2SO4, dengan membentuk oleum (H2S2O7) terlebih dahulu
sebelum direaksikan dengan air sehinggga H2SO4 akan terbentuk .
H2SO4+ SO3 2H2S2O7
H2S2O7+H2O 2H2SO4
10. Proses Degussa Proses produksi HCN dari Metana dan Amonia. CH4 + NH3 → HCN + 3 H2, ΔHR = 251 kJ / mol
Reaktan bereaksi pada Platinum (katalis) pada temperatur 1400oC.
Sekitar 72 % dihasilkan H2 dan 23% HCN, sisanya adalah N2, NH3 dan
CH4 yang tidak bereaksi. Reaksinya sangat endoterm.
Campuran gas direaksikan dengan larutan ammonia untuk memisahkan
HCN yang bersifat asam dengan gas lain seperti N2, H2, atau CH4.
Kemudian gas HCN yang terpisah dilepaskan dengan mengasamkan
larutan. Setelah itu, HCN didapat dengan destilasi larutan tersebut.
11. Proses Down Pemurnian Natrium dengan mengelektrolisis NaCl yang ditambahkan NaCl elektrolisis
CaCl2 58% dan sedikit KF untuk mengurangi titik leleh Katode :Na+(l) + e-  Na(l)
Anode : Cl-  ½ Cl2 (g) + e-
tambahkan CaCl2 58% dan sedikit KF untuk mengurangi titik leleh
Reaksi yang terjadi :
2NaCl(s)  Na2(l) + Cl2(g)
12. Proses Fischer- Proses Fischer-Tropsch adalah sebuah metode untuk mensintesis Proses Fischer-Tropsch yang melibatkan proses berbagai persaingan reaksi
Tropsch hidrokarbon cair, termasuk alkana, dari karbon dioksida dan hidrogen. kimia, yang menghasilkan sejumlah produk sampingan yang diinginkan dan yang tidak
Metode ini digunakan untuk memproduksi substitusi dari distilat diinginkan. Yang paling penting adalah reaksi yang dihasilkan dalam bentuk alkana. Hal
minyak bumi ini dapat dijelaskan melaui reaksi kimia berikut:

(2n+1) H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O

Dimana,'n' adalah bilangan bulat positif. Yang sederhana dari ini (n = 1), hasilnya dalam
bentuk metana, yang umumnya dianggap sebagai produk sampingan yang tidak
diinginkan (terutama bila metana adalah sumber utama yang digunakan untuk
menghasilkan gas sintetik). Kondisi proses dan komposisi katalisator biasanya dipilih
untuk menghasilkan reaksi yang kebih baik (n> 1) sehingga meminimalkan pembentukan
metana. Sebagian besar alkana yang dihasilkan cenderung berantai lurus, meskipun
beberapa alkana rantai bercabang juga terbentuk. Selain bentuk alkana, reaksi juga
menghasilkan bentuk alkena, alkohol dan hidrokarbon oksigenasi lainnya. Biasanya,
jumlah produk non-alkana yang dihasilkan hanya relatif kecil, meskipun katalis
pendukung dari beberapa produk tersebut telah dikembangkan.
Hal lain yang penting adalah reaksi konversi gas-air:

H2O + CO → H2 + CO2

Meskipun reaksi ini menghasilkan CO2 yang tidak diinginkan, namun dapat digunakan
untuk menggantikan perbandingan rasio H2:CO dalam sintesis gas. Hal ini sangat penting
untuk sintesis gas yang berasal dari batu bara, yang cenderung memiliki rasio ~ 0,7
dibandingkan dengan rasio ideal ~2.
Perlu dicatat bahwa, menurut data yang dipublikasikan pada implementasi
komersial dari batubara berdasarkan proses Fischer-Tropsch, industri ini dapat
memproduksi sebanyak 7 ton CO2 per ton produk hidrokarbon cair (belum termasuk
reakAsi produk air). Hal ini disebabkan sebagian kebutuhan energi yang tinggi diperlukan
oleh proses gasifikasi.

13. Proses Frasch Proses untuk memperoleh belerang melalui pengeboran di dalam tanah Pipa berdiameter 15 cm ditanam samapai menyentuh lapisan belerang kemudian uap air
yang mengandung belerang yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehinggga belerang meleleh
, selanjutnya udara bertekanan tinggi dimasukan melalui pipa kecil sehingga terbentuk
lelehan belerang yang akan dipompa ke atas permukaan.
14. Proses Girbotol Proses yang digunakan untuk menghilangkan kotoran dalam industri Gas mengandung sampai 40% karbon dioksida dari pembakaran kapur melewati separator
asam (seperti hidrogen sulfida atau karbon dioksida) dari gas dengan siklon, yang menghilangkan sebagian besar debu entrained. Gas tersebut kemudian alirkan
melewati mereka melalui solusi suatu ethanolamine melalui dua scmbbers, yang menghapus debu halus, didinginkan, dan melewati IATO
menara penyerapan.
Mirip dengantumbuhan untuk memproduksi gas karbon dioksida dari kokas, batubara,
bahan bakar minyak, atau bahan bakar gas yang dibakar di bawah standar air tabung
boiler untuk produksi 1400-1800 kPa (200-260 psi) uap. Pada 613 K gas buang yang
mengandung 10-18% karbon dioksida meninggalkan boiler dan melewati dua celah
kemudian didinginkan dan dibersihkan oleh air. Gas-gas tersebut kemudian dilewatkan
melalui blower pendorong ke dasar menara absorpsi. Di menara, karbon dioksida diserap
secara selektif oleh larutan ethanolamines melewati lawan dengan aliran gas. Gas buang
dioksida bebas karbon lulus dari puncak menara ke atmosfer, solusi dioksida-bantalan
karbon keluar dari dasar menara, melalui pompa dan penukar panas, ke puncak menara
reaktivasi. Berikut panas strip karbon dioksida dari solusi amina dan solusi diaktifkan
kembali melalui peralatan penukar panas untuk menara absorpsi. Karbon dioksida dan uap
melewati puncak menara reaktivasi dan menjadi gas dingin lalu mengembun dan kembali
ke menara sebagai refluks. Karbon dioksida pada saat ini tersedia sebagai gas pada
tekanan sekitar 200 kPa (2 atm).
Proses ini tergantung pada pembentukan reversibel dari amina karbonat:

2HO⋅C2H4⋅NH2 + H2O + CO2 (HO⋅C2H4⋅NH3)2CO3


15. Proses Haber- Proses pembuatan gas amonia mereaksikan gas nitrogen dengan gas Gas Nitrogen dan gas oksigen direaksikan untuk mengahasilkan gas amonia
Bosch hidrogen N2(g) +2H2(g)  2NH3(g)
16. Proses Hall- Proses pemurnian aluminium dari alumina dengan penambahan sedikit Sel elektrolisis dibuat dari baja yang dilapisi dengan grafit. Grafit ini berfungsi sebagai
Heroult karbon katoda dan anoda dibuat dari karbon. Al2O3 dilarutkan dalam leburan kriolit Na3AlF6.
Secara sederhana reaksi dalam elektroda dapat ditulis sebagai berikut:
Katoda: AlF4 – (aq) + 3 e -  Al(s) + 4 F – (aq) atau 2Al3+ + 6 e-  2Al(s)
Anoda : 2AlOF5 4- (aq) + C  CO2 (g) + AlF6 3-(aq) + AlF4 - + 4e atau 3O2- (aq) + 3/2 C
 3/2 CO2 (g) + 6e
berdasarkan reaksi di atas, reaksi dapat disederhanakan dengan:
2Al2O3(s) + 3C(s)  4Al(s) + 3CO2(g)
17. Proses Hunter Pemurnian Titanium dengan mereeduksi TiCl4 dengan natrium Rutil (TiO2) dipanaskan dengan klorin dan karbon menurut persamaan reaksi :
2FeTiO3(s) + 7Cl2(g) +6C(s)  2TiCl4(s) + 2FeCl3 + 6CO(g)
Titanium (IV) klorida (TiCl4) merupakan destilat fraksinasi dari FeCl3 dan kotoran lainnya
serta hasil penguapan magnesium pada tungku tertutup dibawah Ar.
TiCl4(s) + 4Na(l)  Ti(s) + 4NaCl(l)
18. Proses Kroll Pemurnian Titanium dengan mereduksi TiCl4 dengan magnesium. Rutil (TiO2) dipanaskan dengan klorin dan karbon menurut persamaan reaksi :
2FeTiO3(s) + 7Cl2(g) +6C(s)  2TiCl4(s) + 2FeCl3 + 6CO(g)
Titanium (IV) klorida (TiCl4) merupakan destilat fraksinasi dari FeCl3 dan kotoran lainnya
serta hasil penguapan magnesium pada tungku tertutup dibawah Ar.
TiCl4(s) + 2Mg(l)  Ti(s) + 2MgCl2(l)
19. Proses Lead Proses Kamar Timbal adalah metode industri yang digunakan untuk Sulfur dioksida yang dihasilkan oleh pembakaran elemen belerang atau memanaskan bijih
chamber memproduksi asam sulfat dalam jumlah besar . Saat ini sebagian besar pyrit dalam arus udara
(Proses Kamar proses tersebut telah digantikan oleh proses kontak . S8 + 8 O2 → 8 SO2
Timbal) 4 FeS2 + 11 O2 → 2 Fe2O3 + 8 SO2

Nitrogen oksida yang diproduksi melalui dekomposisi niter dengan asam sulfat atau
hidrolisis asam nitrosylsulfuric:

2 NaNO3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + NO + NO2 + O2


2 NOHSO4 + H2O → 2 H2SO4 + NO + NO2

Dalam reaksi chambers, sulfur oksida dan nitrogen dioksida larut dalam cairan reaksi.
Nitrogen oksida terhidrasi menghasilkan asam nitrat yang kemudian mengoksidasi
belerang dioksida untuk asam sulfat dan nitrat oksida. Reaksi sampingan juga terjadi yang
menghasilkan asam nitrosulfurik yang merupakan perantara dalam reaksi. Secara
keseluruhan reaksi yg terjadi adalah

2 NO2 + H2O → HNO2 + HNO3


SO2 (aq) + HNO3 → NOHSO4
NOHSO4 + HNO2 → H2SO4 + NO2 + NO
SO2 (aq) + 2 HNO2 → H2SO4 + 2 NO

Nitrogen oksida tidak ikut bereaksi namun tetap bereaksi dengan udara dan menghasilkan
nitrogen dioksida

2 NO + O2 → 2 NO2

Nitrogen oksida diserap dan regenerasi dalam proses, dan dengan demikian berfungsi
sebagai katalis untuk reaksi keseluruhan:

2 SO2 + 2 H2O + O2 → 2 H2SO4

20. Proses Leblanc Proses Le Blanc ini didasarkan atas pemanggangan salt cake Reaksi :
(kerak garam) dengan karbon dan gamping di dalam tanur putar dan 2NaCl + H2SO4  NaHSO4 + 2HCl
sesudah itu mengeraskan hasilnya dengan air. Produk kasar dari reaksi Na2SO4 + 4C  Na2S + 4CO
ini disebut black ash (abu hitam). Pengerasan dilakukan pada waktu Na2S + CaCO3  Na2CO3 + CaS
dingin, pada pengerasan ini berlangsung hidrolisis sebagian sulfida. Ini
kemudian diubah lagi menjadi karbonat melalui pengolahan dengan gas
yang mengandung karbon dioksida yang berasal dari tanur abu hitam.
Larutan natrium karbonat yang dihasilkan, dipekatkan sehingga
menghasilkan Natrium karbonat yang kemudian dikeringkan atau
dikalsinas.
21. Proses Mond Pembuatan nikel murni dengan proses Mond bertujuan untuk Pada 350° C : NiO (s) + CO (g) àNi (s) tidak murni + CO2 (g)
memperoleh logam Nikel yang mempunyai tingkat kemurnian yang Pada 60° C : Ni (s) tidak murni + 4 CO (g) à Ni (CO)4 (g)
tinggi. Caranya yaitu mereduksi nikel (II) oksida dengan reduktor Pada 200° C : Ni (CO)4 (s) à Ni (s) murni + 4 CO (g)
campuran gas CO dan gas hydrogen pada temperature sekitar 350° C.
Nikel yang belum murni diperoleh senyawa yang mudah menguap dari
nikel karbonil Ni(CO)4. Nikel karbonil yang diperoleh kemudian
dipisahkan dari hasil samping lain. Jika dipanaskan pada temperatur
±200°C akan diperoleh nikel murni.

22. Proses
Newnham
23. Proses Ostwald Proses kimia untuk pembuatan asam nitrat ( HNO3 ) proses ini Langkah ini sangat eksotermis, sehinga sumber panas berguna sekali untuk dimulai :
berkaitan erat dengan proses haber, yang menghasilkan bahan baku - 4NH3 (g) + 5 O2(g)→ 4 NO(g) +6H2O(g) (∆H= -905.2 kJ)
yang diperlukan, ammonia (NH3). Ammonia diubah menjadi asam - 2NO(g) +O2 (g) → 2 NO2 (g) (∆H= -114kJ/mol)
nitrat dalam 2 tahapan. Ammonia dioksidasi (dalam arti “dibakar”) - 3 NO2 (g) +H2O(l) → 2 HNO3 (aq) +NO(g) (∆H= -117kJ/mol)
melalui pemanasan dengan oksigen dengan adanya katalis seperti Alternatifnya, bila tahap akhir dilakukan dalam udara : 4 NO2 (g) + O2(g) + 2H2O(l) → 4
platinum dengan 10% rhodium, untuk membantu oksida nitrat dan air. HNO 3(aq)
Tahap 2 melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi -sebuah komplikasi yang perlu dipertimbangkan melibatkan reaksi samping pada langkah
yang mengandung air. NO didaur ulang dan asam dipekatkan sampai pertama yang menghasilkan oksida nitrat kembali ke N2 : 4 NH3 + 6 NO → 5 N2 + 6
kekuatan yang diperlukan melalui penyulingan. H2O.
Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil
keseluruhan sekitar 98% adalah :
Tekanan antara 4 dan 10 atm (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig)
Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 C atau 422.6 F)
Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan
waktu campuran gas yang berada pada kontak dengan katalis.
24. Proses Orford
25. Proses Purex Proses purex adalah salah satu cara pemungutan uranium dan Mekanisme reaksi ekstraksi uranium , plutonium dan americium dalam TBP adalah
plutonium dari hasil belah dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan sebagai berikut :
pelarut tributil fosfat (TBP) yang dienvcerkan dengan pelarut organic . -UO22+ + 2 NO3 - + 2 TBP →UO2 (NO3) 2 2TBP (1)
didalam proses purex mencakup pelarutan, ekstraksi pelarut, partisi dan -Pu4+ + 4NO3- +2TBP → Pu(NO3) 4 2TBP (2).
pemurnian elemen berat. Pada ekstraksi pelarut proses purex siklus -AmO22++ 2 NO3 - + 2 TBP
satu, uranium dan plutonium terekstrak ke fasa organic dengan terpisah → AmO2 (NO3) 2 2TBP (3)
dari hasil belah yang tetap berada dalam fasa air sebagai rafinat.
Keasaman umpan ekstraksi hasil pelarutan bahan bahakar bekas diatur
sekitar 2.5- 3.0 N, sehinggga uranium dan protonium berturut-turut
diharapkan berada dalam keadaan heksavalen U (VI) dan tetravalent
Pu (IV). Karena pada keaadan tersebut U dan Pu menghasilkan
koefisien ditribusi paling besar, sehingga mudah terekstrak kedalam
TBP (fasa organic ). Sedangkan unsure-unsur hasil belah relative tidak
terekstrak dan tetap berada dalam fasa air.
26. Proses Solvay Proses pembuatan Natrium Bikarbonat (Soda Kue) , Na2CO3 dengan Gas CO2 dan NH3 di larutkan dalam air sehingga akan terbentuk NH4HCO3;
penambahan gas CO2 dan NH3 pada larutan jenuh NaCl NH3+H2O+CO2 NH4HCO3
Kemudian NH4HCO3 dilarutkan dalam NaCl Jenuh ;
NH4HCO3+NaClNaHCO3+NH4Cl
Kemudian NaHCO3 yang terbentuk dipanaskan untuk meperoleh soda kue Na2CO3 ;
NaHCO3Na2CO3+H2O+CO2
27. Proses Steam Steam reforming merupakan salah satu metode pembuatan gas Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :
Reforming hydrogen. CH4 +H2O →CO +3H2
Gas alam seperti metana, propane atau etana direaksikan dengan steam CO + H2O → CO2 +H2
( uap air) pada suhu tinggi (700-10000C) dengan batuan katalis, untuk Gas hydrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon
menghasilkan hydrogen , karbon dioksida (CO2) dan karbon dioksida dengan cara penyerapan.
monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga terjadi antara karbon
monoksida dengan steam yang menghasilkan hydrogen dan carbon
dioksida. Saat ini steam reforming banyak digunakan untuk produksi
gas hydrogen secara komersial diberbagai sector industry diantaranya
pupuk dan hydrogen peroksida (H2O2). Akan tetapi metode produksi
seperti ini sangat tergantung dari ketersediaan gas alam yang terbatas,
serta menghasilkan gas CO2 sebagai efek rumah kaca.
28. Proses van Proses Pemurnian Zirkonium melalui ZrCl4 murni yang direduksi Zirkonium mentah dipanaskan dalam kapal dievakuasi dengan sedikit Iodium, pada suhu
Arkel-de Boer dengan logam magnesium sekitar 200C ketika ZrI4 diuapkan. Filamen zirkonium dipanaskan secara elektrik sampai
sekitar 1300oC, terurai pada ZrI4 dan zirkonium murni disimpan dalam filamen. Untuk
memperoleh logam zirkonium, bijih baddeleyite, ZrO2:
ZrO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g)  ZrCl4(g) + 2CO(g)
Kemudian, ZrCl4 murni direduksi dengan logam magnesium menurut persamaan reaksi
berikut:
ZrCl4(g) + 2 Mg(l)  Zr(s) + 2 MgCl2(l)
29. Proses Wacker Ada beberapa logam unsure transisi dan senyawanya bersifat katalitik, Reaksi pembuatan etanal dari etena. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
seperti PdCl2 pada proses wacker untuk mengubah etilena menjadi
methanol. Salah satu senyawa palladium yang dapat digunakan sebagai O
katalis adalah palladium klorida (PdCl2). Palladium berupa padatan [PdCl4]2−
CH2=CH2→ CH3-C-H
berwarna merah. Dalam tipe 𝛼, atom palladium yang berkoordinasi H2O
empat membentuk rantai 1-dimensi dengan jembatan ganda klorin.
Dihidratnya menyerap air dan larut dalam air, etano, aseton,dsb.
Bila PdCl2 dilarutkan dalam asam klorida, akan terbentuk [PdCl4] 2-
berkoordinasi empat bujur sangkar. pdCl2 digunakan dalam katalis
proses waker dan juga sebagai katalis dalam berbagai reaksi organic.
30. Proses Xerox Proses dengan memanfaatkan bubuk jelaga (karbon) dan penyinaran
cahaya untuk memeindahkan suatu tulisan dari medium satu ke medium
yang lainnya. Konsep pada proses ini dapat menggandakan gambar
-
melalui proses perubahan electron tersebut. Penemuan ini dikenal
dengan xerography yang berasal dari bahasa yunani, Xeros (kering) dan
graphos (menulis).
2. Berikan penjelasan singkat tentang reaksi kimia di bawah ini, dan lengkapi penjelasan tersebut dengan tahapan atau mekanisme atau persamaan reaksinya.

No. Nama Reaksi Penjelasan Reaksi Tahapan atau Mekanisme atau Persamaan Reaksi
1. Reaksi Andrieux Sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya CH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang
teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk
merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan
molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi
tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran.
2. Reaksi Bart Fiksasi unsur hara mikro anorganik (Zn, Mn, Fe, Cu) dengan
fosfat keduanya membentuk ion (+,-). Ini menjadi fiksasi fosfat MnSO4 Mn2+ + SO42-
complex, yang bisa digunakan untuk tanaman.
Mn2+ + HPO42-  MnHPO4
Mn2+ + 2OH  Mn(OH)4

ZnSO4  Zn2+ + SO42-

Zn2+ + HPO42- ZnHPO4


Zn2+ + 2OH  Zn(OH)2

CuSO4 Cu2+ + SO42

Cu2+ + HPO42-  CuHPO4


Cu2+ + 2OH  Cu(OH)2

3. Reaksi Belousov- Reaksi Belousov-Zhabotinsky dikenal dengan oscillating Adapun mekanisme dari reaksi B-Z
Zhabostinkii reaction. Ditemukan oleh seorang ahli biokimia Rusia Boris Keseluruhan persamaan dijelaskan pada persamaan berikut :
Pavlovich Belousov tahun 1950. Pada reaksi Belousov- 3 CH2(CO2H)2 + 4 BrO3- 4 Br- + 9 CO2 + 6 H2O (pers.
Zhabotinsky menjelaskan tentang warna berosilasi dengan 1)
mengubah reaksi. Pada reaksi Belousov-Zhabotinsky ini Tetapi persamaan ini tidak memperhitungkan perubahan warna yang terlihat dalam
pengisolasian tersebut dilakukan dengan siklus campuran reaksi reaksi , efek katalitik cerium , atau peran ion bromide.
melalui langkah-langkah dari warna hijau, biru, ungu dan merah. - Mekanisme ini melibatkan 2 proses yang berbeda
Awalnya Belousov menggunakan asam sitrat bukan asam Proses A : ion dan transfer 2- elektron
malonat. Dimana asam sitrat dioksidasi dalam CO2 dan BrO3- Proses B : radikal dan transfer 1- elektron
direduksi dalam Br-. Ia kemubeliaun menemukan bahwa sejumlah - Konsentrasi ion Br- menentukan proses yang dominn.
asam karboksilat yang berbeda juga dapat digunakan , dan juga Proses A : konsentrasi Br- yang tinggi
ion mangan dapat digunakan sebagai pengganti ion cerium. Proses B : konsentrasi Br- yang rendah
Keseluruhan rxn ini adalah oksidasi cerium dengan katalis asam - Proses A reaksi bersih :
malonat oleh ion bromat dalam asam sulfat encer. Dalam reaksi BrO3- + 5 Br- + 6 H+ 3 Br2 + 3 H2O
B-Z ini beliau menggunakan kombinasi 3 larutan yaitu (pers. 2)
A : 0,23 M KBrO3 Pada reaksi ini merupakan penguangan ion bromat oleh ion bromide pada transfer
B :0.31M asam malonat dan 0.059M KBr 2 elektron. Hal ini terjadi ketika larutan A dan B dicampur.
C :0,19 M cerium(IV) ammonium nitrat dan 2.7M H 2SO4. - Proses ini terjadi melalui tiga tahap :
Dan ditambah larutan feroin (1,10 - fenantrolin , besi sulfat). a. BrO3- + Br- +2 H+ HBrO2 + HOBr (pers. 3)
Belousov juga menggunakan indikator redoks untuk melihat b. HBrO2 + Br- + H+ 2 HOBr
apakah reaksi sudah selesai. (pers. 4)
c. HOBr +Br- +H+ Br2 + H2O
(pers. 5)
- Bromin bereaksi dengan bentuk enol dari asam malonat :
Br2 + CH2(CO2H)2  BrCH(CO2H)2 + Br- + H+ (pers.6)
Reaksi-reaksi ini bersama-sama mengurangi konsentrasi Br- dalam larutan.
- Setelah proses A terselesaikan sebagian besar Br-, proses B akan mengambil alih
- Keseluruhan reaksi pada proses B sesuai penjelasan berikut :
2 BrO3- + 12 H+ + 10 Ce3+ Br2 + 6 H2O 10 Ce4+ (pers.7)
- Proses ini terdiri atas persamaan dibawah ini :
a. BrO3- + HBrO2 + H+ 2 BrO2• + H2O (pers.8)
b. BrO2• + Ce3+ + H+ HBrO2 + Ce4+ (pers.9)
c. 2 HBrO2 HOBr + BrO3- + H+
(pers.10)
d. 2 HOBr  HBrO2 + Br- + H+
(pers.11)
e. HOBr + Br- + H+ Br2 + H2O
(pers.12)

- Hasil dari persamaan 8+2 (pers. 9) yaitu :


2 Ce3+ + BrO3- + HBrO2 + 3 H+2 Ce4+ + H2O + 2HBrO2 (pers.13)
- Urutan reaksi ini menghasilkan HBrO2 autokatalitik.
- Autokatalitik merupakan fitur penting pada reaksi ini, tetapi tidak berlanjut
sampai reaktan habis, karena ada kerusaan pada kedua urutan HBrO2 (pers. 10).
- Pers. 11dan 12 yaitu disproporssionasi asam hyperbromous (HOBr) menjadi asam
bromous (HBrO2) dan Br2.
- Ce4 + dan Br2 mengoksidasi asam malonat untuk membentuk ion bromide.
Setelah ini konsentrasi Br- menjadi cukup tinggi , proses A beliauktifkan kembali.
- Ferroin terdapat dalam 2 warna yang terlihat pada reaksi ini
a. Sebagai [Ce (IV)] meningkat, itu mengoksidasi besi dalam ferroin dari besi
(II) (merah) menjadi besi (III) (biru).
- Cerium (III) tidak berwarna, dan Ce (IV) adalah kuning
a. Kombinasi Ce (IV) dan Fe (III) membuat warna hijau.
- Konsentrasi dalam berosilasi dan bilangan oksidasi Fe dan Ce merupakan catatan
untuk perubahan warnanya.
4. Reaksi Bray Reaksi Bray merupakan reaksi kimia berwaktu pertama Mekanisme reaksi pada reaksi ini yaitu :
dijelaskan oleh William C. Bray pada tahun 1921 dan reaksi Sebuah properti mendasar dari sistem ini adalah bahwa hidrogen peroksida
berosilasi pertama dalam larutan homogen beliauduk. Beliau memiliki potensial redoks yang memungkinkan oksidasi simultan iodium menjadi
telah mengdekomposisikan H2O2 dalam O2 dan H2O dalAm IO3- iodat. Tingkat reaksi berikut telah diukur oksidasi yodium untuk iodat
beliau menyelidiki peran iodat (IO3-), anion asam iodat dalam I2 + 5 H2O2 2 H+ + 2 IO3- + 4 H2O
konversi katalitik dari hidrogen peroksida untuk oksigen dan air Reduksi dari iodat menjadi iodine
dengan iodat tersebut. Beliau menyadari bahwa konsentrasi 2 IO3- + 2 H+ + 5 H2O2 I2 + 6 H2O + 5 O2
molekul iodium terosilasi. Dan dekomposisi katalitik dari hydrogen peroksida
Peningkatan suhu mengurangi siklus di kisaran waktu . Reaksi ini H2O2 H2O + 1/2 O2
berosilasi terdiri dari radikal bebas pada langkah-langkah non-
radikal diselidiki lebih lanjut oleh muridnya Herman A.
Liebhafsky, sehingga reaksi ini dinamakan reaksi Bray-
Liebhafsky.
5. Reaksi Clock Landolt Ditemukan oleh Hans Heinrich Landolt pada tahun 1886. Reaksi Reaksi inidimulai darilarutanhidrogen peroksidadengan asam sulfat. Dalam hal ini
ini terjadi pada dua larutan yang tidak berwarna yang kemudian ditambahkanlarutan yang mengandungkalium iodida, natriumtiosulfat, dan pati.
dicampur tetapi tidak menghasilkan perubahan. Namun,setelah Ada dua reaksi yang terjadi dalam larutan. Pada bagian pertama, reaksi
beberapa detiklarutan tersebut tiba-tibaberubah warnamenjadi lambat,menghasilkan yodium:
birugelap. H2O2 + 2I− + 2H+ I2 + 2H2O (Reaksi 1)
Pada bagiankedua, reaksicepat, yodiumdikonversi menjadi2ioniodidaolehtiosulfat:
2S2O32− + I2 → S4O62− + 2I− (Reaksi 2)
Setelah beberapa waktu larutannya selalu berubah warna menjadi biru sangat gelap,
hampir hitam. Ketika larutan dicampur, reaksi kedua menyebabkan ion triiodida
yang digunakan jauh lebih cepat daripada yang dihasilkan, dan hanya sejumlah
kecil triiodida hadir dalam keseimbangan dinamis. Setelah ion tiosulfat telah habis,
reaksi ini berhenti dan warna biru yang disebabkan oleh triiodida yang kompleks
pati muncul.

6. Reaksi Sintesis Reppe Reaksi sintesis Reppe, dinamakan olehWalterReppe, Aplikasi skala besardari jeniskarbonilasiadalahproses MonsantodanCativaproses,
memerlukanpenambahankarbon yangmengkonversimetanolmenjadi asamasetat.
monoksidadanhidrogendonorasam untuksubstratorganik. Anhidridaasetatdisiapkanolehkarbonilasimetil asetat.
Dalamhidrokarboksilasiterkait danhidroesterifikasi,
alkenadanalkunaadalahsubstrat. Metode inidigunakan dalamindustri untuk
memproduksiasam propionatdari etilena:
RCH=CH2 + H2O + CO → RCH2CH2CO2H
Reaksiini memerlukankatalis logam, yang mengikatdan mengaktifkanCO.
Dalamsintesisindustriprofen, alkoholbenzilikdiubah menjadiasam karboksilat yang
sesuaimelaluikarbonilasiPd-dikatalisasi
ArCH(CH3)OH + CO → ArCH(CH3)CO2H
Asam Acrylic pernah disusun oleh hidrokarboksilasi asetilena tetapi sekarang
diproduksi oleh oksidasi propena. Hidrokarboksilasi dari alkena adalah contoh
dalam reaksi sintesis Reppe. Dalam industri, asam propanoat terutama dihasilkan
oleh hidrokarboksilasi etilena menggunakan karbonil nikel sebagai katalis
H2C=CH2 + H2O + CO → CH3CH2CO2H

7. Reaksi Katalisis Friedel- Reaksi Friedel-Crafts adalah seperangkat reaksi yang Mekanisme umum Friedel-Crafts alkilasi :
Craft dikembangkan oleh Charles Friedel dan James Crafts pada tahun
1877 untuk melampirkan substituen untuk cincin aromatic. Ada
dua jenis utama dari reaksi Friedel-Crafts :. Reaksi alkilasi dan
reaksi asilasi.
Friedel-Crafts alkilasi melibatkan alkilasi dari cincin aromatik
dengan alkil halida menggunakan katalis asam Lewis yang kuat.
Dengan klorida anhidrat sebagai katalis.
Asilasi Friedel-Crafts adalah asilasi cincin aromatik dengan asil
klorida menggunakan katalis asam Lewis yang kuat. Asilasi
Friedel-Crafts juga mungkin dengan anhidrida asam.

Asilasi friedel craft

8. Reaksi Sintesis Faraday Bunyi hukum faraday I : Massa dari Zat yang diendapkan atau -
dibebaskan pada elektrode sebanding dengan muatan listrik yang
melewati suatu zat elektrolit.
Hukum Faraday II: Jika sejumlah muatan listrik yang sama
dilewatkan pada beberapa zat elektrolit yang berbeda, massa yang
dibebaskan atau diendapkan sebanding dengan massa
ekuivalentnya.
9. Reaksi Sintesis Haber- Reaksi sintesis Haber - Bosch adalah proses pembuatan amonia 1. Tahapan pertama dalam proses Haber-Bosch menghilangkan senyawa belerang
Bosch secara modern. Tipe produksi ini mengkonversi gas alam atau dari bahan baku ammonia. Belerang perlu dipisahkan karena bersifat antikatalis
LPG yang mengandung senyawa propana, butan, atau yang lain pada tahpan berikutnya. Penghapusan belerang dilakukan degan hidrogenasi
menjadi gas hidrogen. Hidrogen yang diproduksi dari (menambahkan hidrogen) sehingga menghasilkan asam sulfida.
hidrokarbon tersebut kemudian direaksikan dengan nitrogen
untuk menghasilkan amonia. H2 + RSH → RH + H2S

2. Asam sulfida yang terjadi kemudian diserap dan dihilangkan dengan


mengalirkannya melalui oksida dari logam seng sehingga terbentuk senyawa
Seng Sulfida (ZnS) dan uap air.
H2S + ZnO → ZnS + H2O

3. Setelah dihilangkan kandungan belerangnya senyawa karbon kemudian


direaksikan dengan katalis untuk menghasilkan senyawa karbon dioksidan dan
gas hidrogen.

CH4+H2O→ CO+3H2

4. Langkah berikutnya adalah mengkonversi CO menjadi hidrogen (dihasilkan


hidrogen lebih banyak) dan gas sisa karbondioksida

CO+H2O→CO2+H2

5. Karbon Dioksida kemudian dipisahkan dengan penyerapan dalam larutan


etanolamin atau dengan penyerapan media absorbsi pada lainnya.
6. Langkah terakhir dalam memproduksi hidrogen adalah menggunakan katalis
methanation untuk menghilangkan residu karbon monoksida dan karbondioksida
yang masih tertinggal dalam hidrogen.
7. Untuk dapat menghasilkan amonia sebagai produk akhir, hidrogen yang sudah
dihasilkan kemudian direaksikan dengan nitrogen yang berasal dari udara bebas
menghasilkan amonia cair. Tahapan ini dikenal dengan loop sintesis amonia
yang juga dikenal dengan proses Haber-Bosch.

3H2+N2 ↔ 2NH3

10. Reaksi Swart Reaksi hidrokarbon diklorinasi dengan fluorida logam untuk CH3Br + AGF
membentuk chloro fluoro hidrokarbon , seperti CCl2F2, yang
cukup inert dan tidak beracun. Reaksi ini ditemukan oleh seorang
ahli kimia Belgia Frédéric Jean Edmond Swarts pada tahun 1892
, yang menunjukkan kegunaannya untuk mengkonversi senyawa
klorida organik untuk fluorida .Sayangnya hasil seringkali rendah
, karena reaksi memerlukan panas banyak dan sebagian besar
produk bisa terurai di bawah kondisi ini , tetapi merupakan
metode yang cukup mudah untuk memproduksi senyawa
organofluorine.
11. Reaksi Sintesis Woehler
Reaksi ini yaitu pembentukan amonium cyanate menjadi urea Mekanisme reaksi yang sebenarnya terjadi adalah reaksi perpindahan ganda untuk
yang disebut dengan Reaksi Thischemical dalam upaya untuk membentukamonium cyanate.:
mensintesis amonium cyanate. Pb(NCO)2 + 2 NH3 + 2 H2O Pb(OH)2 + 2 NH4(NCO)
Ammonium cyanate terurai menjadi amonia dan asam sianat yang bereaksi
menghasilkan urea dalam nukleofilik additionfollowed oleh isomerisasi tautomerik:
NH4(NCO) + NH3 + HNCO ⇔ (NH2)2CO
Kompleksasi dengan asam oksalat membantu mendorong kesetimbangan kimia ini
sampai selesai.
12. Reaksi Ziegler-Natta Reaksi ini menggunakan katalispolimerisasi klorida titanium Mekanisme reaksinya:
untuk sintesis polimer 1-alkena (α-olefin). Katalis yang Sebuah kompleks metalosena Cp2ZrCl2 bereaksi dengan MAO dan berubah menjadi
digunakan adalah katalis heterogen yaitu kokatalis, senyawa ion metallosenium Cp2Zr+-CH3, Reaksinya yaitu:
organologam seperti trietilaluminium, Al(C2H5)3. Katalis yang
kedua adalah katalis homogen yaitu kompleks Ti,Zr,atau Hf Cp2Zr+-CH3 + n CH2 = CHR → Cp2Zr+ - (CH2-CHR)n-CH3
dalam kombinasinya dengan kokatalis organoaluminium yaitu Reaksi alkena terjadi pada setiap pusat aktif menghasilkan pembentukan rantai
metilaluminoksan (atau metilalumoksan, MAO). polimer panjang yang menempel pada pusatnya, Reaksinya yaitu:
Cp2Zr+ - (CH2-CHR)n- CH3+CH2= CHR → Cp2Zr+ -CH2-CH2R + CH2 = CR-
Polymer
Reaksi polimerisasi alkena dengan katalis berbasis-Ti padat. Beberapa atom
titanium di kristalit ini bereaksi dengan Kokatalis organoaluminum dengan
pembentukan ikatan Ti-C:
LnTi-CH2-CHR-Polymer + CH2 = CHR → LnTi-CH2-CHR-CH2- CHR -Polymer
Untuk mengurangi berat molekul, hidrogen ditambahkan ke reaksi polimerisasi:
LnTi-CH2-CHR-Polymer + H2 → LnTi-H + CH3-CHR-Polymer
13. Reaksi Kirsanov Reaksi kirsanov adalah sebuah metode untuk sintesis reaksi Ph3P + Br2 – Ph3PBr+Br-
senyawa organofospor. Di dalam reaksi tersier pospat bergabung Garam ini diperlakukan dengan amina basa menjadi iminoposporan.
dengan halogen dan kemudian amina bergabung dengan imina Ph3PBr+Br- + 3RNH3 – Ph3PNR + 2RNH3+Br-
phospat, dapan sebagai ligand an sebagai pereaksi. Sebuah reaksi
umum tigaphenilposfat dengan bromin menjadi bromotriphenil
phosponium bromin.
14. Reaksi Meyer zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan kuning 4KI + HgCl2K2HgI4 + 2 KCl
bening jika direaksikan dengan alakohol endapannya larut.
Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal dapat dilihat di
mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan,
Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan
reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer
bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.

15. Reaksi Sinteisis Raschig Hidrazin diproduksi dengan proses Olin Raschig dari natrium 1. NH2Cl + NH3 → H2N-NH2 + HCl
hipoklorit (bahan aktif dalam banyak bahan pemutih) dan 2. (H2N)2C=O + NaOCl + 2 NaOH → N2H4 + H2O + NaCl + Na2CO3
ammonia.
(1) Metode ini didasarkan pada reaksi kloramin dengan
ammonia.
(2) Sedangkan untuk cara lain yaitu oksidasi urea dengan
natrium hipoklorit:

3. Berikan penjelasan singkat tentang zat berikut, dan lengkapi penjelasan tersebut dengan reaksi terkait (reaksi pembuatan dan atau reaksi penggunaannya).

No Zat kimia Penjelasan Reaksi terkait (preparasi, aplikasi)


1. Garam Angeli Sodium α-oxyhyponitrite, Na2(ONNO2), padatan kristalin Garam Angeli merupakan donor anion nitroksil. Reaksinya

2. Asam Caro Asam Peroxymonosulfat, (H2SO5), dikenal juga sebagai asam Preparasi Asam Caro dalam skala laboratorium dilakukan dengan mereaksikan asam
persulfat, asam peroxysulfat merupakan cairan pada klorosulfat dengan hidrogen peroksida:
temperatur kamar. Pada asam ini, atom pusat S(VI) H2O2 + ClSO2OH ⇌ H2SO5 + HCl
mengadopsi karakteristik bangun tetrahedral. Asam Caro ini Produksi asam Caro dalam skala besar dilakukan dengan mereaksikan >85% asam sulfat
merupakan salah satu oksidator kuat (E0= +2.51 V) dan dan <50% hidrogen peroksida
bersifat sangat eksplosif. H2O2 + H2SO4 ⇌ H2SO5 + H2O

3. Katalis Ziegler-Natta Katalis Ziegler-Natta didefinisikan sebagai kombinasi antara 1) Katalis dipreparasi dengan mencampurkan komponen-komponen dalam suatu pelarut
(1) senyawa logam transisi dari unsur-unsur golongan IV yang inert dan kering tanpa oksigen, biasanya pada suhu rendah.
sanpai VIII dan (2) senyawa organologam dari logam 2) Digunakan untuk mempolimerisasi 1-alkena (etilena and alkena dengan ikatan
golongan I sampai III pada Tabel Periodik. Senyawa logam rangkap vinil)
transisinya dinyatakan sebagai katalis dan senyawa n CH2=CHR → −[CH2−CHR]n−
organologam sebagai kokatalis. Paling umum komponen
katalis tersebut terdiri dari halida dari logam titanium,
vanadium, molibdenum, krom, atau zirkonium. Pada beberapa
penelitian juga telah dibuktikan, senyawa-senyawa besi dan Mekanisme polimerisasi dengan katalis Ziegler-Natta dijabarkan sebagai berikut.
kobalt telah terbukti efektif. Kokatalis yang dipakai berupa
hidrida, alkil atau aril dari logam-logam seperti aluminium,
litium, seng timah, kadmium, berilium dan magnesium. Sejauh
ini, sistem Ziegler-Natta yang terpenting adalah kombinasi
antara titanium trihalida dan tatrahalida dengan senyawa-
senyawa trialkilaluminium.

4. Anion Creutz-Taube Ion Creutz–Taube adalah kompleks logam dengan rumus Ion ini diisolasi dari garam hidratnya ([Ru(NH3)5]2(C4H4N2)(O3SC6H4CH3)5.3H2O). Ion
[Ru(NH3)5]2(C4H4N2)5+. Spesies kation ini dipelajari dengan ini disiapkan melalui 2 tahap dari kompleks monoruthenium pyrazine:
tujuan untuk lebih memahami lebih jelas tentang transfer [Ru(NH3)5(C4H4N2)]2+ + [Ru(NH3)5(H2O)]2+ → [Ru(NH3)5]2(C4H4N2)]4+ + H2O
elektron lingkaran dalam (inner sphere electron transfer), [Ru(NH3)5]2(C4H4N2)]4+ + Ag+ → [Ru(NH3)5]2(C4H4N2)]5+ + Ag
dimana elektron berpindah dari satu kompleks logam ke
kompleks logam lainnya.
5. Reagen Fehling Reagen Fehling merupakan senyawa kimia yang digunakan Reagen Fehling dibuat dengan mencampurkan reagen Fehling A (larutan CuSO4) dan
untuk membedakan karbohidrat yang dapat larut dalam air dan fehling B (garam Rochelle). Reaksinya adalah sebagai berikut.
gugus fungsi keton, serta tes untuk mengetahui gula pereduksi.

6. Reagen Fenton Reagen Fenton adalah larutan hidrogen peroksida dengan Besi (II) dioksida oleh hidrogen peroksida menjadi besi (III), membentuk radikal
katalis besi yang digunakan untuk mengoksidasi kontaminan hidroksil dan ion hidroksida. Besi (III) kemudian direduksi kembali menjadi besi (II) oleh
atau air limbah. molekul lain hidrogen peroksida membentuk radikal hidroperoksil dan proton. Reaksinya
merupakan reaksi hidrogen peroksida menghasilkan dua jenis radikal oksigen yang
berbeda, dengan air sebagai produk samping
(1) Fe2+ + H2O2 → Fe3+ + HO• + OH−
(2) Fe3+ + H2O2 → Fe2+ + HOO• + H+
Radikal bebas yang dihasilkan dari proses ini kemudian digunakan untuk reaksi lanjutan
lainnya. Sebagai contoh, hidroksil merupakan oksidator kuat yang tidak selektif.
7. Garam Graham Garam graham atau natrium heksametafosfat (SMHP) adalah Pembuatan garam graham dilakukan dengan memanaskan monosodium orthofosfat
heksamer dengan rumus (NaPO3)6. hingga menghasilkan asam natrium pirofosfat sesuai reaksi berikut:
2 NaH2PO4 → Na2H2P2O7 + H2O
Selanjutnya pirofosfat dipanaskan dan menghasilkan natrium heksametafosfat:
3 Na2H2P2O7 → (NaPO3)6 + 3 H2O
yang diikuti dengan pendinginan secara cepat.

Garam Graham digunakan sebagai zat aditif pada makanan dengan nama E452i, sebagai
deflokulan pada produksi keramik berbahan tanah liat, sebagai senyawa aktif pada pasta
gigi.
8. Reagen Grignard Pereaksi Grignard ditemukan oleh dan diberi nama sesuai Pereaksi Grignard dibuat dengan menambahkan halogenalkana ke dalam sedikit
dengan penemunya yaitu kimiawan Perancis François magnesium pada sebuah labu kimia yang mengandung etoksietana (umumnya disebut
Auguste Victor Grignard dietil eter atau hanya "eter"). Labu kimia dihubungkan dengan sebuah kondensor refluks,
reagen grignard adalah senyawa organometalik dengan rumus dan campuran dipanaskan di atas penangas air selama 20 hingga 30 menit.
umum RMgX, X adalah sebuah halogen, dan R adalah sebuah
gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzena).
Reagen Grignard berfungsi sebagai nukleofil, menyerang atom karbon elektrofilik yang
hadir dalam ikatan polar gugus karbonil.
9. Allotrop Hittorf Allotrop hittorf adalah alototrop yang dimiliki oleh fosfor atau Fosforus Violet atau fosforus Hittorf bisa disiapkan dengan melarutkan fosforus putih
disebut juga dengan Fosfor violet (fosfor Hittorf) adalah suatu dalam lelehan timbal pada tabung tertutup dengan suhu 500 °C selama 18 jam. Dengan
kompleks polimer tiga dimensi dimana tiap atom P memiliki pendinginan perlahan akan didapatkan allotrop Hittorf. Kristalnya dapat diperoleh dengan
suatu susunan piramida dari tiga ikatan yang menghubungkan melarutkan timbalnya dengan asam nitrat encer yang dilanjutkan dengan pendidihan
atom tersebut dengan atom-atom P yang bersebelahan untuk menggunakan asam klorida pekat.
membentuk satu rangkaian yang saling terhubung.
10. Larutan Wackenroder Larutan Wackenroder adalah larutan berair dari asam Larutan Wackenroder dibuar dengan mereaksikan hidrogen sulfida dan larutan asam
polithionik H2SxO6. Pada temperatur diatas 20 °C larutan ini sulfat pada 0oC. Reaksi ini menghasilkan larutan seperti susu. Reaksinya adalah sebagai
secara perlahan terdekomposisi menghasilkan sulfur, sulfur beriku.
dioksida, dan asam sulfat. Larutan ini terdiri atas campuran H2S + xSO2  S + H2SxO6 (x =4-6)
koloid sulfur tetra- dan penta- tiosianat ditambah heksatiosinat,
tiosulfat, sulfit, dan sulfide.
11. Reagen Fischer Reagen Fischer terdiri dari campuran iodin, sulfur dioksida, Tahapan reaksi dalam titrasi menggunakan reagen Fischer adalah
dan pridin dalam larutan methanol. Reagen ini digunakan I2 + SO2 + 2 C6H5N  C6H5N.I2 + C6H5N. SO2
sebagai titran dalam titrasi volumetri. Metanol dan piridin C6H5N. I2 + C6H5N.SO2 + C6H5N + H2O2(C6H5N. HI) + C6H5N. SO3
digunakan untuk melarutkan iodin dan sulfur dioksida agar C6H5N. SO3 + CH3OH C6H5N (H)SO4CH3I2
reaksi dengan air menjadi lebih baik dan juga mengikat asam Reagen Fischer diaplikasikan untuk analisis kadar air bahan pangan yang mempunyai
sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas kandungan air sangat rendah (seperti minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering).
dan tepat. Metode Karl Fischer juga dapat digunakan untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm
12. Garam Kurrol Garam natrium atau kalium metafosfat yang tidak larut dalam Garam Kurrol diperoleh dengan memanaskan NaH2PO4 di atas suhu 600oC dan kemudian
air murni namun larutan dalam larutan garam alkali selain dengan perlahan mendinginkannya.
kalium.
13. Asam atau Basa Lewis Transfer proton yang terjadi pada asam dan basa terjadi karena Contoh reaksi:
adanya pasangan elektron bebas pada basa, yang kemudian
akan membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan proton
tersebut.
Menurut Lewis Asam adalah spesi atau zat akseptor pasangan
elektron. Basa adalah spesi atau zat donor pasangan elektron

14. Garam Lifschitz Garam Lifschitz merupakan garam kompleks nikel yang terdiri Garam Lifschitz, NiL2X2 (L = etilendiamin tersubstitusi, X = monoanion) dapat diisolasi
atas 1,2-diaminoethana tersubstitusi. Senyawa ini dapat sebagai spesies berkoordinat 4 atau 6 bergantung pada koordinat pelarutnya.
bersifat diamagnetik dengan struktur square planar yang
berwarna kuning [NiL2]2+.2X- atau berifat paramagnetik
dengan struktur oktahedral sebagian yang berwarna biru
[NiL2X2].
15. Garam Maddrell Merupakan polimer dari garam natrium metafosfat. Garam Maddrell diperoleh dengan pemanasan NaH2PO4 (atau Na2H2P2O7) hingga 250oC
Merupakan padatan putih yang tidak larut dalam air. atau dengan memanaskannya dalam waktu yang lama.
Digunakan pada pasta gigi, detergen, dan zat aditif pada
makanan (emulsifier).
16. Fasa tipe Magneli Fasa Magnelli adalah senyawa yang memiliki tingkat elektron Sintesis fase Magnelli dapat dilakukan melalui beberapa metode diantaranya:
tambahan di celah pita dan menunjukkan sifat semikonduktor Dekomposisi TiO2 pada temperatur tinggi, reduksi TiO2 dengan hidrogen, mengeraskan
yang dimiliki oleh Titanium oksida dengan rumus umum campuran Ti + TiO2 dalam vakum
TinO2n-1 (dimana n adalah angka dari 4 sampai 10)
17. Garam Magnus Garam Magnus adalah senyawa kimia dengan rumus Senyawa ini dapat disiapkan dengan mencampurkan larutan [Pt(NH3)4]2+ dan [PtCl4]2−,
[Pt(NH3)4][PtCl4]. Spesi ini telah menjadi daya tarik karena sehingga menghasilkan endapan berwarna hijau.
struktur satu dimensinya. Garam Magnus mengandungn rantai
lurus anion [PtCl4]2− dan kation [Pt(NH3)4]2+, dimana atom-
atom platinum terpisah sejauh 3.25 Å. Garam Magnus bersifat
semi-konduktor.
18. Basa Millon Basa Millon merupakan senyawa dengan rumus Basa Millon dibuat dengan menambahkan basa ke dalam larutan merkuri amidoklorida
Hg2NOH.2H2O, yang strukturnya terdiri atas Hg2N+ tiga yang diperoleh dengan mereaksikan ammonia and mercuri klorida.
dimensi dengan susunan kristobalit. Atom merkuri terikat
dengan ikatan sp linear, sedangkan atom nitrogen membentuk
ikatan sp3 tetrahedral dalam kisi kristal kubus berpusat muka.
19. Garam Mohr Garam mohr adalah garam rangkap besi (II) ammonium sulfat Reaksi Pembuatannya:
dengan rumus molekul (NH4)2FeSO46H2O atau Fe(s) + H2SO4(aq) Fe SO4(aq) + H2 larutan berwarna hijau muda
(NH4)2(SO4)26H2O dengan bentuk monoklin. Garam mohr H2SO4(aq) + 2NH3(aq)  (NH4)2SO4(aq) larutan berwarna bening (tidak berwarna)
digunakan untuk: 1) membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O  (NH4)2FeSO4.6H2O (Kristal hijau biru)
volumetri; 2) zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik; 3)
meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7,
KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N)
terhadap ion Fe2+
20. Garam Reinecke Garam Reinecke adalah senyawa kimia dengan rumus
NH4[Cr(NCS)4(NH3)2]•0.66H2O, dengan titik lebur 270oC.
Merupakan garam berwarna merah gelap yang larut dalam air
panas, aseton, dan etanol. Pada garam ini, atom krom
dikelilingi oleh 6 atom nitrogen dengan susunan octahedral.
Ligan NH3 adalah trans dan grup CrNCS linear. Garam ini
digunakan untuk mengendapkan amina primer dan sekunder
menjadi garam amoniumnya.
21. Fasa Chevrel Fasa Chevrel merupakan seri senyawa molybdenum Senyawa ini disiapkan dengan mereasikan kalkogen dan logam molibdenum pada
kalkogenida ternary. Senyawa ini memiliki rumus MxMo6X8, temperature tinggi (1100 °C).
dimana M mewakili setiap dari sejumlah besar (hampir 40)
unsure logam dalam sistem periodik; x bernilai 1 and 4
bergantung pada unsure M; dan X adalah kalkogen (sulfur,
selenium atau tellurium). Fase Chevrel menarik untuk
dipelajari dikarenakan sifat superkonduktornya.
22. Senyawa Vaska Vaska merupakan nama trivial untuk senyawa trans- Sintesis senyawa vaska melibatkan pemanasan garam iridium klorida dengan with
klorokarbonilbis(trifenilfosfin)iridium(I), dengan rumus trifenilfosfin dan sumber karbon monoksida. Metode yang paling terkenal menggunakan
IrCl(CO)[P(C6H5)3]2. Senyawa ini memiliki struktur square dimetilformamida (DMF) sebagai pelarut, dan kadang-kadang ditambahkan anilin untuk
planar dan merupakan kompleks organometalik diamagnetik mempercepat reaksinya. Pelarut lain yang Another terkenal adalah 2-metoksiethanol.
yang terdiri atas atom pusat iridium terikat pada dua ligan Reaksinya dilakukan dengan keberadaan nitrogen. Pada sintesisnya, trifenilfosfin
trans trifenilfosfin, carbon monoksida, dan sebuah ion klorida. berperan baik sebagai ligan dan reduktor. Ligan karbonil diturunkan dari dekomposisi
Senyawa ini merupakan padatan kristalin berwarna kuning. dimetilformamid. Reaksi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.
IrCl3(H2O)3 + 3 P(C6H5)3 + HCON(CH3)2 + C6H5NH2 → IrCl(CO)[P(C6H5)3]2 +
[(CH3)2NH2]Cl + OP(C6H5)3 + [C6H5NH3]Cl + 2 H2O
Sumber iridium yang digunakan pada prepares ini adalah IrCl3.xH2O and H2IrCl6.
23. Sulfat Vortmann Senyawa kompleks berwarna merah dengan rumus kimia Senyawa ini disiapkan dengan mengoksidasi larutan ammoniacal dari kobalt (II) nitrat
[(NH3)4Co(μ-NH2)-(μ-OH)Co(NH3)4](SO4)2 yang dilanjutkan dengan netralisasi dengan H2SO4
24. Garam Zeise Garam Zeise, kalium trikloro(ethena) platinat(II), merupakan Senyawa ini disiapkan dari reaksi antara K2[PtCl4] dan etilena dengan kehadiran katalis
senyawa kimia dengan rumus K[PtCl3(C2H4)]·H2O. Anionnya SnCl2.
stabul dalam udara dan merupakan kompleks berwarna kuning
dengan ligan η2-etilena. Garam ini penting dalam kimia
organologam sebagai satu contoh kompleks logam transisi dan
alkana.

25. Fasa Zintl Fasa Zintl adalah produk dari reaksi antara: logam alkali atau 1. Reduksi dalam larutan ammonia
alkali tanah dengan logam golongan transisi atau metalloid Garam logam dengan bagian elektronegatif direduksi secara in situ dengan logam
dari grup 13, 14, 15 or 16. Fase Zintl adalah subgroup dengan yang elektropositif:
sifat: rapuh, memiliki titik leleh tinggi, bersifat diamagnetik, 22Na + 9PbI2 + nNH3(l)  Na4Pb9 × nNH3 + 18NaI
dan merupakan konduktor atau semikonduktor yang buruk.
2. Mereaksikan logamnya secara langsung
Ca + Si  CaSi
3. Dekomposisi katodik. Senyawa biner didekomposisi pada katoda sedangkan polianion
akan terlarut dalam larutannya.
26. Reagen Nessler Kaliumtetraiodomerkurat(II) ialah senyawa anorganik yang Reagen ini disiapkan dengan mengkristalkannya dari larutan merkuri iodide dengan
terdiri dari kation kalium dan anion tetraiodimerkurat(II). kalium iodida. Kristal yang didapatkan merupakan kristal KHgI3.H2O, yang berwarna
Senyawa ini terutama digunakan sebagai reagen Nessler, suatu jingga pucat. Larutan kompleks triiodido ini kemudian ditambahkan dengan iodida hingga
larutan 0,09 mol/L kalium tetraiodomerkurat(II) (K2[HgI4]) menghasilkan dianion tetraiodido tetrahedral.
dalam 2,5 mol/L KOH. Reagen Nessler merupakan kristal Reagen Nessler digunakan untuk mendeteksi ammonia
kuning yang sangat larut dalam air, tidak berbau, dengan NH4+ + 2[HgI4]2− + 4OH− → HgO·Hg(NH2)I ↓ + 7I− + 3H2O
densitas 4,29 gr/cm3 . Terbentuk endapan berwarna cokelat.
27. Garam Rochelle Garam Rochelle yang merupakan garam natrium kalium Garam Rochelle dapat dipreparasi dengan menambahkan 0.5 mol natrium karbonate ke
tartarat merupakan suatu senyawa dengan rumus kimia dalam larutan panas yang mengandung 1 mol kalium bitartrate (KHC4H4O6). (1M
NaKC4H4O6.4H2O dan berat molekul 282.22 g/mol. Garam ini KHC4H4O6 : 0.5M Na2CO3). Larutan ini kemudian disaring selagi panas untuk kemudian
terkenal mempunyai sifat fero-elektrik pada jangkauan dikeringkan untuk menghasilkan padatan kristalin.
temperatur 255 hingga 296 K. Garam Rochelle, merupakan
salah salah satu bahan yang paling banyak digunakan sebagai
complexing agent dalam pelapisan tembaga.
28. Garam Roussin Garam Roussin dapat berupa garam Roussin hitam,  Garam Roussin hitam dibuat dengan mereaksikan larutan asam nitram, kalium
NaFe4S3(NO)7, dan garam Roussin merah, K2[Fe2S2(NO)4]. hidroksida, kalium sulfide, dan bersi (II) sulfat. Garam ini juga dapat dibuat dengan
 Garam Roussin hitam merupakan donor nitrogen oksida. merubah Garam Roussin merah melalui pengasaman. Reaksinya merupakan reaksi
Garam ini memiliki sifat antibakteri. reversible dimana garam Roussin merah akan didapatkan kembali dengan mengubah
 Garam Roussin merah digunakan pada bidang mikrobiologi kondisi larutan menjadi basa.
dan ilmu pangan karena sifat mutagennya.  Garam Roussin merah dapat dibuat dengan mereaksikan garam sulfide dengan halida
besi nitrosil sesuai reaksi:
Fe2I2(NO)4 + 2Li2S → Li2Fe2S2(NO)4 + 2LiI

3. Berikan penjelasan singkat tentang diagram, siklus, efek, struktur, konsep, aturan, hukum, dan teori, dan lengkapi penjelasan tersebut dengan contoh maupun reaksi terkait.

No Zat kimia Penjelasan Contoh atau reaksi terkait


1. Struktur Anderson Struktur Anderson memiliki atom pusat oktahedral, seperti
aluminium.

2. Siklus Born-Haber Suatu siklus yang dibentuk dengan menggunakan data Contoh siklus Born-Haber NaCl
entalpi; entalpi pembentukan standar kristal ion dari unsur-
unsurnya.

3. Teori Asam-basa Bronsted Suatu asam adalah spesi yang memberikan (donor) proton, Dalam reaksi pelarutan HCl:
sedangkan basa adalah yang bertindak sebagai penerima HCl(g) + H2O(l) →H3O+(aq) + Cl–(aq)
(akseptor) proton dalam suatu reaksi transfer proton. Asam Basa Asam Basa
dengan pasangan asam basa konjugasi: HCl - Cl– dan H3O+ - H2O

4. Teori medan kristal Ikatan antara atom pusat dan ligan dalam kompleks berupa [CoF6]3- → eksperimen : oktahedral, paramagnetik
ikatan ion, hingga gaya yang ada hanya berupa gaya
elektrostatik. Ion kompleks tersusun dari ion pusat yang 27Co : [18Ar] 3d7 4s2 4p0
dikelilingi oleh ion-ion lawan atau molekul-molekul yang
memepunyai momen dipole permanen. 27Co3+ : [18Ar] 3d6 4s0 4p0 4d0
Karena [CoF6]3- paramagnetik, maka harus ada elektron tak
berpasangan dalam hal ini pada sub kulit 3d.

Enam orbital kosong yaitu 4s, 4px, 4py, 4pz, 4dx2-y2, dan 4dz2
mengalami hibridisasi sp3d2 menghasilkan struktur oktahedral,
kemudian masing-masing menerima pasangan elektron bebas dari F-
Karena orbital d yang terhibridisasi berasal dari luar (4d), maka
disebut komplek orbital luar.
hibridisasi sp3d2

5. Teori atom Dalton  Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola
sudah tidak dapat dibagi lagi pejal seperti pada tolak peluru.
 Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat
kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik
dan berbeda untuk unsur yang berbeda
 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya
air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau
penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-
atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

6. Hukum perbandingan ganda Dalton Hukum yang menyatakan bahwa jika dua unsur Antara karbon (C) dan oksigen (O), karbonmonoksida (CO)
membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa salah dibentuk dari 12 gram karbon dan 16 gram oksigen, sedangkan
satu unsur pembentuk tersebut konstan, maka massa unsur karbon dioksida (CO2) dibentuk dari 12 gram karbon dan 32 gram
pembentuk yang lainnya akan berupa bilangan bulat oksigen. Rasio massa oksigen yang bergabung dengan karbon
sederhana. adalah 16 : 32 atau 1:2.
7. Struktur Dawson Atom yang mempunyai struktur koordinat tetrahderal pada Atom P dan Si.
atom yang berbeda.
8. Teori Dewar-Chatt-Duncanson Teori dalam kimia organometalik yang menjelaskan tipe -
dari ikatan kimia antara alkena dan logam (kompleks pi))
dalam komponen organometalik.
9. Sel Down Perangkat khusus dalam pencairan NaCl pada metode Elektrolisis natrium klorida (NaCl).
elektrokimia.
10. Diagram Ellingham Diagram yang diplot berdasarkan ∆G vs temperatur. Menentukan rasio antara CO dan CO2 yang dibutuhkan untuk dapat
mereduksi logam oksida menjadi logam.
11. Prinsip Larangan Pauli
12. Level Fermi
13. Aturan fasa Gibb
14. Klasifikasi geokimia Goldschmidt
15. Efek Greenhouse
16. Efek Hall Efek hall adalah suatu peristiwa berbeloknya aliran listrik Contoh sensor efek Hall adalah IC efek hall dengan tipe UGN3503
(elektron) dalam pelat konduktor karena adanya pengaruh yang merupakan tipe sensor efek Hall linier.
medan magnet.
17. Fungsi keasaman Hammett Fungsi keasaman Hammet adalah sebuah pengukuran Asam fluoroantimonat
keasaman yang digunakan untuk larutan asam kuat yang Asam ajaib
sangat pekat, meliputi superasam. Superasam karborana
Asam florosulfat
Asam triflat
Asam sulfat
18. Diagram Hertzsprung-Russell Diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R (seringkali
disebut juga sebagai diagram warna-magnitudo) adalah
diagram hubungan antara magnitudo mutlak/luminositas
dan kelas spektrum bintang/indeks warna

19. Aturan Hume-Rothery Aturan Hume-Rothery adalah seperangkat aturan dasar JikaAdanBmemilikiselsatuansama,maka:
yang menggambarkan kondisi di mana elemen dapat larut A+B⇛C⤳kelarutanyangtersusundisebut
dalam logam, membentuk larutan padat Kelarutansempurna,dimanasifatC ≠ sifatAatauB.
20. Orde Irving-William Stabilitas kompleks meningkat dari Ba ke Cu (dan -
kemudian menurun untuk Zn) untuk ligand tertentu.Tapi
bergerak ke arah kanan logam transisi yang akhir
menyenangi ligand lebih lunak (ukuran ion berkurang,
ikatan logam dan ligan makin kuat)
21. Efek Jahn-Teller Orbital molekul poliatomik non linear terdegenerasi, distorsi tetragonal dari kompleks oktahedral kompleks Cu2+
degenerasinya akan dihilangkan dengan mendistorsikan heksakoordinat.
molekulnya membentuk simetri yang lebih rendah dan
akhirnya energinya lebih rendah yang disebabkan bilangan
ganjil elektron (eg)
22. Struktur Keggin Anion heteropoliokso ( [X+ nM12O40] (8-n)-) dengan (M = 12[MoO4]2- + HPO42- → [PMo12O40]3- + 12H2O (dalam suasana
Mo, W, dan X = B, Al, Si, Ge, P, As, Ti, Mn, Fe, Co, Cu, asam)
dsb.)
23. Struktur Loellingite
24. Konstanta Madelung Konstanta Madelung adalah ukuran tambahan energi misalnya pertambahan energi Coulumb sebesar 75% bila pasangan
antaraksi yang dihasilkan kisi ion tiga dimensi ion (Na+)(Cl–) berpindah menjadi NaCl kristalin.
25. Persamaan Nernst Persamaan Nernst dapat digunakan untuk menentukan 𝑅𝑇
𝐸 = 𝐸0 − 𝑙𝑛𝑄𝑐
𝑛𝐹
potensial sel setiap saat di dalam reaksi atau kondisi selain 0,02568
keadaan standar atau dengan kata lain pers. Nernst 𝐸 = 𝐸0 − 𝑙𝑛𝑄𝑐
𝑛
memungkinkan penentuan potensial sel dalam kondisi non- Contoh untuk reaksi:
standar. Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
0,02568 [𝑍𝑛2+ ]
𝐸 = 𝐸0 − 𝑙𝑛
𝑛 [𝐶𝑢2+ ]

26. Aturan Oddo Aturan Oddo-Harkins menyatakan bahwa unsur dengan -


nomor atom genap (seperti karbon) lebih umum daripada
unsur dengan nomor atom ganjil (seperti nitrogen). Efek ini
pada kelimpahan unsur kimia pertama kali dilaporkan oleh
Giuseppe Oddo pada tahun 1914 dan William Draper
Harkins pada tahun 1917.
27. Fenomena Oklo Suatu fenomena dimana pada masa lalu pernah terjadi -
reaktor nuklir alam di pertambangan Oklo, Gabon, Afrika
Barat. Tahun 1972 para ilmuwan Perancis dipimpin Francis
Perrin secara tidak sengaja menemukan sesuatu yang aneh
pada kandungan uranium di pertambangan Oklo, Gabon,
Afrika Barat. Kandungan isotop uranium-235 di daerah itu
setengah lebih rendah dibandingkan isotop yang sama di
seluruh dunia. Kondisi abnormal ini sangat mirip dengan
kandungan uranium-235 yang ada di dalam bahan bakar
nuklir bekas reaktor nuklir. Komposisi dan kandungan
isotop-isotop lain juga sangat mirip dengan yang terdapat
pada bahan bakar bekas PLTN. Dengan demikian
disimpulkan bahwa pada masa lalu pernah terjadi reaktor
nuklir alam. Diperkirakan di Oklo telah terjadi paling tidak
6 reaktor nuklir yang beroperasi secara alami tanpa campur
tangan manusia. Reaktor nuklir alam di bawah tanah bisa
terjadi karena dua hal utama, yaitu adanya peran air dan
kandungan uranium-235 yang relatif tinggi saat reaktor
beroperasi. Air berfungsi menurunkan kecepatan partikel
netron sehingga mampu bereaksi dengan uranium-235.
Diperkirakan 1,7 milyar tahun yang lalu kandungan
uranium-235 adalah 3% (atau 4 kali lebih tinggi dari
prosentase saat ini) sehingga sangat cukup untuk terjadinya
reaksi fisi. Reaktor nuklir alam ini beroperasi selama jutaan
tahun dan berhenti dengan sendirinya karena dengan
berjalannya waktu jumlah uranium-235 berkurang sehingga
sulit menimbulkan reaksi nuklir berantai.
28. Teori Phlogiston Ide awal teori phlogiston berasal dari Johann Joachim contoh pada pembakaran suatu logam, massanya akan berubah
Becker (1635-1682). Teori phlogiston pada prinsipnya menjadi lebih berat dibandingkan massa logam awal. Logam akan
menyatakan: kehilangan phlogiston sehingga berubah menjadi calx logam
1. Semua materi mengandung zat ringan yang disebut (sekarang disebut oksida logam). Untuk memperoleh kembali logam
phlogiston; tersebut, calx harus dibakar bersama karbon yang kaya phlogiston,
2. Suatu reaksi kimia merupakan perpindahan phlogiston karena phlogiston semula sudah hilang di udara. Calx akan
dari suatu materi ke materi yang lain. menyerap phlogiston dari udara sehingga berubah menjadi logam
semula.
29. Hipotesis Prout
30. Kopling Russell-Saunders
31. Efek Trans
32. Sudut Tolman
33. Aturan Wade

5. Lengkapi tabel di bawah ini terkait penemuan unsur-unsur logam


No Lambang Unsur Nama Penemu, Negara Asal, tahun penemuan Nama Unsur saat pertama kali ditemukan
1. Li Johann Arfvedson, Swedia, tahun 1792-1841 Petalit
2. Na Sir Humphrey Davy, Inggris, tahun 1807 Mineral kriolit, amfibol zeolit, dan sodolit
3. K Sir Humphrey Davy, Inggris, tahun 1807 Silvit, karnalit, langbeinit dan polihalit
4. Rb Robert Bunsen dan Gustav Robert Kirchoff, Jerman, tahun 1861 Polusit, Karnalit, lesit, zinwaldit dan lepidolit
5. Cs Robert Bunsen dan Gustav Robert Kirchoff, Jerman, tahun 1860 Lepidolit dan polusit
6. Fr Marguerite Perey, Perancis, tahun 1939 Uranium
7 Be Louis Nicolas Vauquelin, Perancis, tahun 1798 Beryl
8. Mg Joseph Black, Perancis, tahun 1755 Magnesit, dolomit, kalamit, dan kainit

9. Ca Humpry Davy, Inggrs, tahun 1808 Calx


10. Sr William Cruickshank, Inggrs, tahun 1808 Selesit
11. Ba Carl Wilhelm Scheele dan Humpry Davy, Swedia dan Inggris, tahun 1808 Mineral barit dan witerit
12. Ra Pierre Curie dan Marie Curie, Perancis, tahun 1808 Pekblende, karnotit, niton
13. Al Hans Christian Ørsted, Denmark, tahun 1825 Alumina
14. Sc Lars Fredrik Nilson, Swedia, tahun 1879 Ekaboron
15. Ti William Gregor, Inggris, tahun 1791 Rutil, ilmenit, dan sefena
16. Zr Martin Heinrich Klaproth, Jerman, tahun 1789 Badeleyit
17. V Nils Sefstrom, Swedia, tahun 1830 Karnotit, roskulit, vanadinit dan patronit
18. Nb Charles Hatchett, Inggris, tahun 1801 Colombium
19. Cr Louis Nicolas Vauquelin, Perancis, 1797 Krokoit atau timah merah
20 Mn Louis Nicolas Vauquelin dan Ignatius Gottfried Kaim, Swedia dan Austria, tahun Pirolisit dan rodokrosit
1774

21 Fe Diproduksi pertama kali pada tahun 550 SM Magnetit,hematite, goethite,limonit atau siderite
22 Co Georg Brandt, Swedia, tahun 1737 Kobaltit, smaltit dan eritrit
23 Ni Axel Fredrik Cronstedt, Swedia, tahun 1751 Penlandit, pirotit, nikolit dan milerit

24 Cu Ditemukan pada zaman prasejarah Kuprit, kalkopirit, malasit, asurit dan bornit

25 Au Ditemukan pada zaman prasejarah Aurium

26 Ag Ditemukan pada zaman prasejarah Argentite

27 Zn Andreas Sigismund Marggraf, Jerman, tahun 1746 Sfalerit, smit, sonit atau hermimorfit

28 Cd Fredrich Stromeyer dan Karl Samuel Leberecht Hermann, Jerman, tahun 1817 Greennockite, spalerite

29 Hg Ditemukan pada tahun 1500 SM Sinabar (HgS)

30 Sn Robert Boyle, Irlandia, tahun 1673 Cassiterite atau tinstone, Stannite, Cylindrite

31 Pb Ditemukan pada 700 tahun yang lalu Galena

6. Lengkapi tabel di bawah ini terkait nama-nama mineral, rumus kimia dan cara isolasi unsur-unsur logam berikut
No Lambang Nama-nama mineral dan rumus kimianya Cara Isolasi unsur logam dari mineral-mineralnya tersebut (termasuk reaksi kimianya)
Unsur
1. Li  Petalit (LiAlSi4O10) Sumber logam Li adalah spodumene LiAlSi2O6. Spodumene dipanaskan pada suhu 100oC, lalu dicampur dengan
 Spodumene LiAlSi2O6 H2SO4 panas, dan dicairkan ke dalam air untuk memperoleh larutan Li2SO4, kemudian Li2SO4 direksikan dengan
 Lepidolite Na2CO3 membentuk Li2CO3yang sukar larut.
K(Li,Al)3(Al,Si,Rb)4O10(F,OH)2 Li2SO4 + Na2CO3  Li2CO3(s)+ Na2SO4
 Amblygonite (Li,Na)AlPO4(F,OH) Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl.
Li2CO3 + 2HCl  2LiCl + H2O+ O2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.
Katoda : Li+ + e- Li
Anoda : Cl-  Cl2 + 2e-

2. Na  Soda niter NaNO3 Sumber utama logam natrium adalah garam batu dan air laut.Na hanya dapat diperoleh dari elektrolisis peleburan
 Cryolite (Na3AlF6), NaCl.
 Sodalite [Na4Al3(SiO4)3Cl], Katoda : Na+(l)+ e-  Na(l)
 Natrium klorida (NaCl) Anoda : Cl-(l) ½ Cl2(g)+ e-

3. K  Silvit (KCl) Untuk mendapatkan logam K, dan Rb dilakukan metode reduksi sebab jika dengan metode elektrolisis
 Karnalit (KCl.MgCl2.6H2O) logam ini cenderung larut dalam larutan garamnya.
 Garam petre (KNO3) Reduksi K :
4. Rb  Lepidolite Sumber utama logam K adalah silvit (KCl).Logam ini didapatkan dengan mereduksi lelehan KCl, dengan
K(Li,Al)3(Al,Si,Rb)4O10(F,OH)2 reaksi:
Na + KCl  NaCl + K
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan karena K mudah menguap maka K dapat dikeluarkan dari sistem. Dan
kesetimbangan akan tergeser ke kanan untuk memproduksi K. Untuk reduksi Rb prosesnya sama dengan
proses reduksi K.
5. Cs  Polusit ( Cs4Al4Si9O26 ) Unsur ini diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa metoda lainnya. Cesium murni yang
 Lepidolite bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas Cesium azida

6. Fr  Berasal dari peluruhan aktinium (Ac). Fr didapatkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh
Bersifat radioaktif dengan waktu paro
21.8 menit

7 Be  Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3] Metode Reduksi


 Krisoberil [Al2BeO4] Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat diperoleh dengan cara memanaskan beryl
dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC. Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan
air kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12
Reaksi yang terjadi adalah :
BeF2 + Mg MgF2 + Be

Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah
NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl 2 tidak
dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi adalah
Katoda : Be2+ + 2e- Be
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

8. Mg  Sebagai karbonat, magnesit Metode Reduksi


(MgCO3), dolomit (MgCO3.CaCO3) Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO 3)2] karena dolomite
merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk
 Sebagai sulfat, kiserit (MgSO4.H2O),
MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
kainit (KCl. MgSO4. 3H2O) garam
2[ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
Epsom (MgSO4. 7H2O) (disebut juga
garam Inggris)
 Sebagai silikat, olivine (Mg2SiO4), Metode Elektrolisis
asbestos (CaMg2(SiO3)s) Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air laut dengan CaO.
Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- Mg
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

9. Ca  Senyawa Karbonat [CaCO3] Metode Elektrolisis


 Senyawa Fospat [CaPO4] Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita
 Senyawa Sulfat [CaSO4] dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :
 Senyawa Fourida [CaF] CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda : Ca2+ + 2e Ca
Anoda ; 2Cl- Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl 2 oleh Na.
Reduksi CaO oleh Al :
6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na :
CaCl2 + 2Na Ca + 2NaCl
10. Sr  Mineral Selesit [SrSO4] Metode Elektrolisis
 Strontianit Untuk mendapatkan Strontium (Sr), dapat dilakukan dengan elektrolisis lelehan SrCl 2. Lelehan SrCl2 bisa
didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena senyawa selesit merupakan sumber utama strontium (Sr). Reaksi
yang terjadi ;
katode : Sr2+ +2e Sr
anoda : 2Cl- Cl2 + 2e

11. Ba  Mineral Baritin [BaSO4] Metode Elektrolisis


 Mineral Witerit [BaCO3]. Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl 2 barium bisa
diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
katode : Ba2+ +2e Ba
anoda : 2Cl- Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Barium dapat diperoleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6.

12. Ra - Radium Fluorida (RaF2) Metode Elektrolisis


- Radium Klorida (RaCl2) Dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dengan lelehan garam radium klorida . Pada elektroda negative radium
membentuk amalgam dengan raksa. Dengan memanaskan amalgam dalam tabung silica yang dialiri gas nitrogen
- Radium Bromide (RaBr2)
pada tekanan rendah akan menguapkan raksa, dan meninggalkan radium murni yang berwarna putih.

13. Al  Bauksit (Al2O3. 2H2O) Isolasi aluminium bisa diperoleh dari bauksit dengan dua proses yaitu proses Bayer dan proses Hall-
Heroult. Pada proses Bayer, merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida
(alumina). Pada proses Hall-Heroult, adalah proses peleburan aluminium untuk menghasilkan aluminium murni.
Pada proses bayer terdapat tga tahapan yaitu, ekstraksi, pengendapan, dan kalinasi. Pada proses ekstraksi, bijih
bauksit dihaluskan atau dihancurkan secara mekanik dan kemudian dilarutkan dalam aluminium oksida
menghasilkan aluminium hidroksida. Selanjutnya ditambahkan dengan OH- dan dihasilkan [Al(OH)4]-.
Al2O3(s) + 2 OH-(aq) + 3 H2O(l) 2 Al(OH)4-(aq)
SiO2 yang terkandung di dalam bauksit direaksikan dengan NaOH, dengan reaksi:
SiO2(s) + 2 OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
2 Al(OH)4-(aq) + CO2 Al(OH)3(s) + CO32-(aq) + H+
Komponen lain kecuali aluminium oksida tidak larut. Sehingga aluminium oksida akan dipisahkan dari gangguan
Fe, selanjutnya proses pemisahan dilakukan dengan filtrasi. Penggangu yang tidak larut akan masuk ke proses
prepirasi filtrat yang mengandung aluminium hidroksida akan dilakukan pendinginan, agar cairan dengan endapan
dapat dipisahkan. Tahap selanjutnya kalkinasi, cairan dan endapan dari aluminium hidroksida dipanaskan dengan
temperature ±1050°C. Pada tahap ini pemanasan aluminiun hidroksida ini akan menghasilkan alumina dan uap.
pemanasan ini bertujuan untuk mendorong lepasnya molekul air, sehingga yang tersisa hanya kristal alumina
anhidrat.
Al(OH)3(s)  Al2O3(s) + 3H2O(l)
Aluminium yang sudah diperoleh dilanjutkan ke dalam proses Hall-Heroult, pada tahap kedua ini adalah
elektrolosis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan grafit yang berfungsi sebagai katoda dan
anoda yang terbentuk dari karbon. Al2O3 dicampur dengan klorit yang berfungsi untuk menurunkan titik
leburAl2O3.Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
katode : AlF4-(aq) + 3e  Al(s) + 4 F-(aq) or
2Al3+(aq) + 6e  2Al(s)
anoda : 2AlOF54- (aq) + C  CO2(g) + AlF63- + AlF4- + 4 e or
3O2-(aq) + 3/2 C  3/2CO2(g) + 6e
berdasarkan reaksi di atas, reaksi dapat disederhanakan dengan:
2Al2O3(s) + 3C(s)  4Al(s) + 3CO2(g)

14. Sc  Torvetit (Sc2SiO7). Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian
uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang
mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.

15. Ti  rutil (TiO2) Titanium murni sangat sulit diperoleh dari senyawanya yang paling umum, TiO 2. Mineral yang
 Ilmenit ((FeTi)2O3) penting yaitu ilemit, FeTiO3, dan rutil, TiO2. Wilhelm Kroll (Luxemburg) tahun 1932, membuat suatu cara
untuk menghasilkan titanium dari reduksi TiCl4 dengan kalsium dan selanjutnya dengan magnesium bahkan
natrium. Cara yang digunakan untuk menghasilkan titanium dikenal dengan proses Kroll. Pada cara ini
Titanium (IV) oksida atau batu besi titan dan rutil (TiO2) dipanaskan dengan klorin dan karbon menurut
persamaan reaksi :
2FeTiO3(s) + 7Cl2(g) +6C(s)  2TiCl4(s) + 2FeCl3 + 6CO(g)
Titanium (IV) klorida (TiCl4) merupakan destilat fraksinasi dari FeCl3 dan kotoran lainnya serta
hasil penguapan magnesium pada tungku tertutup dibawah Ar.
TiCl4(s) + 2Mg(l)  Ti(s) + 2 MgCl2(l)
Hasil padatan titanium berwujud busa berpori, butiran-butiran titanium kemudian dapat dibentuk
sebagaimana dikehendaki. Reduksi TiX4 menurut proses van arkel-de Boer dipakai logam wolfram (W):
TiX4(g)  Ti + 2X2(g)
Leburan MgCl2 ditepuk secara berkala dan setelah pendinginan, residu MgCl2 dan kelebihan
magnesium dikeluarkan oleh pencucian dengan air dan asam klorida encer atau dengan distilasi,
meninggalkan titanium "spons" yang setelah penggilingan dan pembersihan dengan aqua regia (1: 3 campuran
nitrat pekat dan asam klorida), dilebur di bawah argon atau vakum dan dilemparkan ke dalam batang baja.
Logam titanium yang dihasilkan memiliki kepadatan sangat rendah (~ 57% dari baja) dikombinasikan dengan
kekuatan mekanik yang baik dan pada kenyataannya ketika paduan logam dengan jumlah kecil dari logam
seperti Al dan Sn, memiliki berat rasio tertinggi dari kekuatan beberapa logam rekayasa. Sifat tersebut
membuatnya berguna untuk berbagai industri di mana bagian harus memiliki kekuatan yang unggul tetapi
tidak menambah berat keseluruhan produk. Titanium sekuat baja tetapi 45% lebih ringan. Selain itu juga tahan
korosi, yang membuatnya menjadi logam pilihan untuk beberapa manfaat luar. Titanium juga bisa
menggantikan aluminium ketika menggunakan suhu melebihi 130oC, yang merupakan suhu maksimum
aluminium. Kondisi yang ada misalnya dalam nacelle dan auxiliary power unity (APU) dan sistem anti-icing
untuk struktur badan pesawat. Fakta-fakta dari titanium membuat penggunaan utama titanium dalam industri
pesawat terbang untuk produksi kedua mesin dan udara.

16. Zr  Zirkon (ZrSiO4) Zirconium juga diproduksi secara komersial dengan cara Kroll. Ada juga metode lain dalam
memproduksi zirconium, yaitu proses van Arkel-de Boer. Dalam metode ini kemudian, zirconium mentah
dipanaskan dalam bejana dipisahkan dengan sedikit yodium, pada suhu sekitar 2000 C ketika ZrI4 diuapkan.
Tungsten atau zirconium filamen secara bersamaan dipanaskan secara elektrik sampai sekitar 1300oC. Hal ini
terurai pada ZrI4 dan zirconium murni disimpan dalam filamen. Sumber utama zirconium yaitu mineral
zircon, ZrSiO4, dan baddeleyite, ZrO2. Untuk memperoleh logam zirconium, bijih baddeleyite, ZrO2, diproses
menurut metoda seperti halnya pada titanium (proses Kroll):
ZrO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g)  ZrCl4(g) + 2CO(g)
Pada tahapan ini, kira-kira 2 % pengotor yaitu hafnium(IV) klorida, HfCl4, dapat dipisahkan dari
zirconium(IV) klorida dengan sublimasi fraksional. Fraksi senyawa hafnium menyublim pada suhu sekitar
3190C, dan senyawa zirconium pada suhu sekitar 3310C. Kemudian, ZrCl4 murni direduksi dengan logam
magnesium menurut persamaan reaksi berikut:
ZrCl4(g) + 2 Mg(l)  Zr(s) + 2 MgCl2(l)
Dengan metoda van Arkel-de Boer, zirconium dipanaskan dalam wadah yang dievakuasi dengan
sedikit iodine hingga temperature 2000C dengan ZrI4 yang dihasilkan menjadi fasa uap. Senyawa ini
kemudian dipanaskan dengan filament wolfram (W) pada suhu ~13000C hingga terdekomposisi, dan logam
murni Zr mengendap pada filament. Logam zirconium mempunyai struktur hcp hingga sekitar 862 0C dan
kemudian berubah menjadi bcc hingga titik lelehnya (18520C).

17. V  Vanadinite Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa senyawa yaitu :
Pb3(VO4)2 . PbCl2 1. Dari vanadinite. Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
 Carnotite a. Pemisahan PbCl2. Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium chlotida
K2O . 2UO3 . V2O53H2O (VO2Cl) tetap dalam larutan.
 Patronite b. Pembuatan V2O5. Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
V2S5 . 3CuS2 terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
c. Reduksi V2O5. V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950ºC untuk memperoleh vanadium murni
(Mardenand – Rich, 1927).
2. Dari Carnotite, yaitu :
a. Pembuatan Sodium Orthovanadate. Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat Na3VO4.
b. Pembuatan V2O5. Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga terbentuk
NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V 2O5.
c. Reduksi V2O5. Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
18. Nb  Niobium atau columbium sering Produksi Niobium masih dalam skala kecil dan prosesnya melibatkan berbagai macam teknik dan cukup kompleks.
ditemukan dalam mineral piroklor. Pada saat ini proses isolasi niobium lebih sering menggunakan teknik ekstraksi cair-cair. Secara sederhana,
Niobium sendiri memiliki sifat fisik tantalum dapat diekstrak dari larutan HF menggunakan methyl isobutyl ketone, dan meningkatkan keasaman dari
dan kimia yang mirip dengan unsur fasa air sehingga memugkinkan niobium untuk terekstrak menuju sejumlah fasa organic yang baru (segar). Logam
tantalum, karena sifat yang mirip itulah tersebut dapat diperoleh setelah dikonversi / diubah dalam bentuk pentoksida melalui reduksi dengan bantuan Na
tantalum dan niobium sulit untuk atau C dan juga dapat pula digunakan elektrolisis atau meleburkan florida (Greenwood and Earnshaw, 1997).
dibedakan. Kemiripan sifat tersebut
dapat dilihat pada table berikut ini
(Greenwood and Earnshaw, 1997).
Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta) di
alam ditemukan bercampur menjadi
satu dalam batuan yang disebut
Columbit-Tantalit (Fe,Mn)M2O6 (M =
Nb,Ta)
19 Cr  Kelimpahan unsur kromium didapat Untuk memperoleh kromium murni dapat dilakukan dengan :
sebagai mineral Chromite (FeCr2O4) 1. Mineral Kromite direaksikan dengan basa dan oksigen untuk mengubah Cr(III) menjadi Cr(VI)
2. Reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III) dengan karbon
3. Reduksi Cr(III) menjadi Cr(0) dengan aluminium
Proses Goldschmidt
20 Mn  Irolusi Logam mangan diperoleh dengan :
 Rhodokhrosit 1. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses elektrolisis.
2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2, persamaan reaksinya:
Tahap 1 :
3MnO2 (s) → Mn3O4(s) + O2(g)
Tahap 2 :
3Mn3O4(s) + 8Al(s) → 9Mn(s) + 4Al203(s)
21 Fe  Fe merupakan unsur kedua terbanyak Sebagian kecil besi murni dapat dibuat dari pemurnian besi mentah dengan karbon monoksida. Zat perantara dalam
dialam. Besi (Fe) ditemukan dalam proses ini adalah besi pentakarbonil Fe(CO)5. Karbonil teruraiu dalam pemanasan kira-kira 2500C membentuk
mineral hematit (Fe2O3), magnetit bubuk besi murni
((Fe3O4), siderit ((FeO3), limonit Fe + CO Fe(CO)5 (2500C)
((2Fe2O3.3H2O), goethite (FeO(OH) Fe + 5CO
dan pirit (FeS2). Hampir semua besi diproduksi komersial yang digunakan dalam industri baj dan untuk membuatnya menggunakan
tanur tinggi. Dimana besi oksida (Fe2CO3) direduksi dengan karbon (sebagi kokas) walaupun dalam tungku zat
pereduksi yang sebenarnya adalah Co
2Fe2O3 + 3C 4Fe + 3CO2
22 Co  Kobalt berada sebagai senyawa  Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni
kobaltin (CoAsS), smaltit (CoAs2) dan dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
lineit (CO3S4).
Pemanggangan :
CoAs(s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2CoCl3(aq) + 3H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3H2S(g) Bi2S3(aq) + 3H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3(s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan
akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi
dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3(s) + H2(g) 2CO(s) + 3H2O(g)
 Kobalt murni diproduksi ketika hidroksida direaksikan dengan natrium hiporclorit (NaOCl) dengan reaksi :

2Co2+ + NaOCl + 4OH- + H2O 2Co(OH)2 + NaCl


2Co(OH)2 dibentuk dari pemanasan menghasilkan oksida dan penambahan karbon menghasilkan logam murni
2Co(OH)2 CO2O3 + H2O
2CO2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
 Kobal juga di peroleh dengan memanaskan bijih (cobaltite) menghasilkan kobalt oksida kemudian senyawa
dipanaskan dengan aluminium untuk membebaskan logam kobal murni dengan mengikuti reaksi

CoAsS +FeS
NaNO3
heat Na2CO3
FeS + CoS + Fe2CO3 + Na3AsO4

SiO O2
2
Co3O4

Al2 + Na3As4
Logam Co + Fe2CO3 + SiO

23 Ni  Nikel ditemukan dalam mineral nikelit Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
(NiS) dan pentlandit [(NiFe)9S8]. %. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
Logam ini diperoleh dengan 1. Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian
memanaskan bijih besi dalam tungku tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
pembakaran
2. Kalsinasi dan reduksi di tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

3. Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte
dan terak

4. Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas
75 %.

5. Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap
diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

24 Cu  Cu ditemukan dalam bentuk unsur Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi proses
komaupun senyawa sulfida lama pengolahannya adalah :
mineral kalkopirit (CuFeS2), kovelin 2CuFeS2(s) + 4O2 Cu2S(l) + 2FeO (s) + 3 SO2 (g)
(CuS), malasit(Cu2CO3(OH)2, kalkosit FeO(s) + SiO2 (s) FeSiO3 (l)
80000C
(Cu2S) atau sepeti kupri (Cu2O). Cu2S dan kerak FeSiO3 (l)1400
dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2Cu2S(l) + 3O2(g) C 2O(l) + 2SO2(g)
2Cu
2Cu2O(l) + Cu2S(s) 6Cu(l) + SO2(g)
3Cu2S(l) + 3O2 6Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga
blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
 Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO 4(aq).
Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode)
adalah tembaga blister.
1. Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan di masukkan ke dalam campuran air dan minyak. Bijih yang mengandung tembaga akan
diselaputi oleh minyak dan yang lainnya terbawa oleh air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan bijih yang
diselaputi minyak dibawa ke permukaan mengapung, sedangkan zat lain diendapkan.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
3. Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 dan dipanaskan,dialiri udara (terjadi reduksi) menjadi logam tembaga
lepuh (blister copper)

25 Au Proses isolasi untuk mendapatkan emas dilakukan industry dari batu bijih emas, dimana batuan bijih
emas yang layak untuk dieksploitasi sebagai industry pertambangan emas kadar emas batuan sekitar 25g/ton.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi emas yaitu:
1. Proses sianida
Emas bisa terisolasi dengan menggunakan metode sianida. Metode sianida terdiri dari dua
proses penting, yaitu proses pelarutan emas dan proses pemisahan emas dari larutan.
Dalam proses penguraian, pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianida adalah NaCN,
KCN, Ca(CN)2 atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena
mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi penguraian Au adalah
sebagai berikut:
4Au + 8CN- + O2 + 2H2O  4Au(CN)-2 + 4OH-
Dalam pemisahan emas dari larutan dilakukan dengan pengendapan logam dengan
menggunakan Zn bubuk (zinc presipitasi). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN + 2H2O  2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2
Penggunaan bubuk Zn merupakan cara yang efektif untuk larutan yang mengandung
konsentrasi emas kecil. Bubuk Zn ditambahkan ke dalam larutan untuk mengendapkan emas metalik.

2. Proses Amalgasi
Penggabungan merupakan proses penggalian bijih emas dengan mencampur emas dengan
merkuri (Hg). Dalam proses ini akan membentuk ikatan antara senyawa emas, dan merkuri itu sendiri
yang umumnya dikenal sebagai amalgam (Au-Hg). Bentuk merkuri amalgam dengan logam selain besi
dan platinum. Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, tapi
penggabungan emas akan efektif pada ukuran partikel yang lebih besar dari 200 mesh (0074 mm). tiga
bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg. Setelah amalgam terbentuk, selanjtnya
amalgam dipanaskan sehingga akan terurai menjadi elemen merkuri dan emas. Amalgam dapat terurai
oleh pemanasan dalam retort (tempat pemanasan amalgam, bentuknya menyerupai drum), air akan
menguap dan merkuri dapat dipulihkan dari kondensasi uap merkuri. Sementara emas tetap tertinggal di
retort sebagai logam.
Cara pemurnian ini mulai ditinggalkan karena menimbulkan gas Hg yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, seperti menyebabkan kanker, kerusakan pada saluran pencernaan dan gangguan
pernapasan dan kulit.

26 Ag  Perak (I) sulfide (Ag2S) Sebagian besar perak mengandung unsur bebas dan perak (I) sulfide (Ag2S). Salah satu metoda isolasi dengan
 stromecrite (CuAgS) ekstraksi logam dengan mereaksikan Ag2S dengan larutan sianida yang akan menghasilkan perak sebagai ion
 garam sulfo seperti : kompleks disianorgentat (I), [Ag (CN)2]- :
- pilibasite (Ag,Cu)16Sb2S11 2Ag2S(s) + 8CN(aq) + O2(g) + H2O(l)  4[Ag(CN)2]-(aq) + 2S(s) + 4OH(aq)
- pearccite Ag16As12S11 Penambahan logam seng mengakibatkan reaksi Ag+ dengan seng membentuk ion kompleks yang sangat stabil
- pyrargyrite atau ruby gelap, (Ag3SbS3) [Zn(CN)4]2- :
- proustite atau cahaya rubi, (Ag3AsS3) 2[Ag(CN)2]-(aq) + Zn(s)  [Zn(CN)4]2-(aq) + 2Ag(s)
- tetrahedrite atau freibergite Selanjutnya, perak murni dapat dilakukan dengan elektrolisis elektrolit dengan perak nitrat yang diasamkan.
- tennantite (Cu1Fe1Ag)12As4S13
- stephanite (Ag5Sb4)
 mineral klorida seperti
- cerargeyrite (AgCl)
 dengan Telluride seperti
- silvanite (Ag1An) TE2
- hassite (Ag2Te) dan
- petzite (Ag3AnTe2)

27 Zn  Sphallerite [(ZnFe)S] Sumber utama logam Zn adalah bijih zink blende ( ZnS ). Isolasi logam Zn tidak sederhana.Metode isolasi diawali
 Zink sulfide ( ZnS) dengan pemanggangan bijih zink sulfida dalam udara pada 800 ̊C untuk mengunah bijih menjadi oksidanya
menurut persamaan reaksi berikut.
2 ZnS (s)+3 O2 (g) 2 ZnO (s)+2SO2 (g)

̊ untuk memperoleh
Tahap berikutnya yaitu mereduksi oksida ini dengan kokas berlebih pada temperature 1400 C
logamnya menurut persamaan reaksi:
ZnO (s)+C (s ) Zn (g)+ CO(g)

Tujuan penggunaan kokas berlebih yaitu untuk mencegah terjadi reoksidasi zink menjadi oksidanya oleh CO2 hasil
reaksi, melainkan mereduksi gas ini menjadi CO menurut persamaan reaksi berikut:
CO2 (g)+C (s) 2 CO (g)

28 Cd  greennockite (CdS) Kadmium terdapat bersama-sama di dalam bijih seng (Zn), sehingga kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan
produksi seng. Karena titik didihnya yang rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan
bertahap. Selain itu kadmium juga dapat dipisahkan dari seng dengan cara pengendapan di larutan sulfat. Kadmium
juga merupakan suatu hasil sampingan yang tidak terlalu banyak ragamnya.

29 Hg  Cinnabar (HgS) Raksa dengan sederhana dapat diekstraksi dengan pemanasan bijih raksa(II) sulfida dalam udara. Logam raksa
menguap dan terkondensasi pada suhu 60000C sebagai cairan:
HgS(s) + O2(g) → Hg(l) + SO2(g)
Secara altermatif, bijihnya dapat dipanggang dengan potongan besi atau kapur mentah.
HgS + Fe  Hg + FeS
HgS + Cao  4Hg + 3CaS + CaSO4
Logam merkuri cair dapat mengoksidasi jejak logam seperti Fe, Cu, Zn, dan Pb sehingga harus dimurnikan dengan
destilasi dibawah tekanan reduksi.
30 Sn  Cassiterite (SnO2) Timah diperoleh dengan mereduksi SnO2, sebelum digunakan atau direduksi isi dan bijih cassiterite ditingkatkan
 Stannite dengan membuang kotoran seperti tanah liat, dengan mencuci dan memanggang untuk menghilangkan oksida
 Cylinarite arsenic dan sulfur, kemudian direduksi dengan kokas.
 Franckeite SnO2 + 2C  Sn + CO2
 Canfieldite Timaha mentah yang diperoleh sering terkontaminasi dengan besi dan logam lainnya. Oleh karena itu, timah
 Teallite dilelehkan pada perapian miring, sehingga kotorannya akan melebur. Kemudian timah cair yang diperoleh diaduk
untuk mengkondisikan timah kontak langsung dengan udara sehingga kotoran logam yang tersissa teroksidasi
membentuk sampah di permukaan dan sampah tersebut dihilangkan sehingga diperoleh logam timah murni.
31 Pb  Galena (PbS) Timbal diekstraksi dari galena (PbS), pertama-tama galena dipanggang bersama-sama dengan kuarsa dalam arus
 Cerussite (PbCO3) udara.
 Anglesite (PbSO4) 2PbS + 3O2  2PbO + 2SO2
Oksida timbal dipanaskan dalam tanur tinggi sehingga menghasilkan timbal murni.
PbO + C  Pb + CO
PbO + CO  Pb + CO2
Timbal juga dapat diperoleh dari reaksi timbal (II) silikat dengan batu kapur dan kokas.
PbSiO3 + CaO + CO  Pb + CaSiO3 + CO2

6. Lengkapi tabel di bawah ini terkait nama-nama mineral, rumus kimia dan cara isolasi unsur-unsur logam berikut
No Lambang Nama-nama mineral dan rumus kimianya Cara Isolasi unsur logam dari mineral-mineralnya tersebut (termasuk reaksi kimianya)
Unsur
1. Li  Petalit (LiAlSi4O10) Sumber logam Li adalah spodumene LiAlSi2O6. Spodumene dipanaskan pada suhu 100oC, lalu dicampur dengan
 Spodumene LiAlSi2O6 H2SO4 panas, dan dicairkan ke dalam air untuk memperoleh larutan Li2SO4, kemudian Li2SO4 direksikan dengan
 Lepidolite Na2CO3 membentuk Li2CO3yang sukar larut.
K(Li,Al)3(Al,Si,Rb)4O10(F,OH)2 Li2SO4 + Na2CO3  Li2CO3(s)+ Na2SO4
 Amblygonite (Li,Na)AlPO4(F,OH) Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl.
Li2CO3 + 2HCl  2LiCl + H2O+ O2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.
Katoda : Li+ + e- Li
Anoda : Cl-  Cl2 + 2e-

2. Na  Soda niter NaNO3 Sumber utama logam natrium adalah garam batu dan air laut.Na hanya dapat diperoleh dari elektrolisis peleburan
 Cryolite (Na3AlF6), NaCl.
 Sodalite [Na4Al3(SiO4)3Cl], Katoda : Na+(l)+ e-  Na(l)
 Natrium klorida (NaCl) Anoda : Cl-(l) ½ Cl2(g)+ e-

3. K  Silvit (KCl) Untuk mendapatkan logam K, dan Rb dilakukan metode reduksi sebab jika dengan metode elektrolisis
 Karnalit (KCl.MgCl2.6H2O) logam ini cenderung larut dalam larutan garamnya.
 Garam petre (KNO3) Reduksi K :
4. Rb  Lepidolite Sumber utama logam K adalah silvit (KCl).Logam ini didapatkan dengan mereduksi lelehan KCl, dengan
reaksi:
K(Li,Al)3(Al,Si,Rb)4O10(F,OH)2 Na + KCl  NaCl + K
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan karena K mudah menguap maka K dapat dikeluarkan dari sistem. Dan
kesetimbangan akan tergeser ke kanan untuk memproduksi K. Untuk reduksi Rb prosesnya sama dengan
proses reduksi K.
5. Cs  Polusit ( Cs4Al4Si9O26 ) Unsur ini diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa metoda lainnya. Cesium murni yang
 Lepidolite bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas Cesium azida

6. Fr  Berasal dari peluruhan aktinium (Ac). Fr didapatkan ketika unsur radioaktif aktinium meluruh
Bersifat radioaktif dengan waktu paro
21.8 menit

7 Be  Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3] Metode Reduksi


 Krisoberil [Al2BeO4] Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat diperoleh dengan cara memanaskan beryl
dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC. Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan
air kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12
Reaksi yang terjadi adalah :
BeF2 + Mg MgF2 + Be

Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah
NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl 2 tidak
dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi adalah
Katoda : Be2+ + 2e- Be
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

8. Mg  Sebagai karbonat, magnesit Metode Reduksi


(MgCO3), dolomit (MgCO3.CaCO3) Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO 3)2] karena dolomite
merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk
 Sebagai sulfat, kiserit (MgSO4.H2O),
MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
kainit (KCl. MgSO4. 3H2O) garam
2[ MgO.CaO] + FeSi 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
Epsom (MgSO4. 7H2O) (disebut juga
garam Inggris)
 Sebagai silikat, olivine (Mg2SiO4), Metode Elektrolisis
asbestos (CaMg2(SiO3)s) Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air laut dengan CaO.
Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O Ca2+ + 2OH-
2+ -
Mg + 2OH Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- Mg
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-

9. Ca  Senyawa Karbonat [CaCO3] Metode Elektrolisis


 Senyawa Fospat [CaPO4] Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita
 Senyawa Sulfat [CaSO4] dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :
 Senyawa Fourida [CaF] CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda : Ca2+ + 2e Ca
Anoda ; 2Cl- Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl 2 oleh Na.
Reduksi CaO oleh Al :
6CaO + 2Al 3Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na :
CaCl2 + 2Na Ca + 2NaCl
10. Sr  Mineral Selesit [SrSO4] Metode Elektrolisis
 Strontianit Untuk mendapatkan Strontium (Sr), dapat dilakukan dengan elektrolisis lelehan SrCl 2. Lelehan SrCl2 bisa
didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena senyawa selesit merupakan sumber utama strontium (Sr). Reaksi
yang terjadi ;
katode : Sr2+ +2e Sr
anoda : 2Cl- Cl2 + 2e

11. Ba  Mineral Baritin [BaSO4] Metode Elektrolisis


 Mineral Witerit [BaCO3]. Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl 2 barium bisa
diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
katode : Ba2+ +2e Ba
anoda : 2Cl- Cl2 + 2e

Metode Reduksi
Barium dapat diperoleh dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al 3Ba + Ba3Al2O6.

12. Ra - Radium Fluorida (RaF2) Metode Elektrolisis


- Radium Klorida (RaCl2) Dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dengan lelehan garam radium klorida . Pada elektroda negative radium
membentuk amalgam dengan raksa. Dengan memanaskan amalgam dalam tabung silica yang dialiri gas nitrogen
- Radium Bromide (RaBr2)
pada tekanan rendah akan menguapkan raksa, dan meninggalkan radium murni yang berwarna putih.
13. Al  Bauksit (Al2O3. 2H2O) Isolasi aluminium bisa diperoleh dari bauksit dengan dua proses yaitu proses Bayer dan proses Hall-
Heroult. Pada proses Bayer, merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida
(alumina). Pada proses Hall-Heroult, adalah proses peleburan aluminium untuk menghasilkan aluminium murni.
Pada proses bayer terdapat tga tahapan yaitu, ekstraksi, pengendapan, dan kalinasi. Pada proses ekstraksi, bijih
bauksit dihaluskan atau dihancurkan secara mekanik dan kemudian dilarutkan dalam aluminium oksida
menghasilkan aluminium hidroksida. Selanjutnya ditambahkan dengan OH- dan dihasilkan [Al(OH)4]-.
Al2O3(s) + 2 OH-(aq) + 3 H2O(l) 2 Al(OH)4-(aq)
SiO2 yang terkandung di dalam bauksit direaksikan dengan NaOH, dengan reaksi:
SiO2(s) + 2 OH-(aq) SiO32-(aq) + H2O(l)
2 Al(OH)4-(aq) + CO2 Al(OH)3(s) + CO32-(aq) + H+
Komponen lain kecuali aluminium oksida tidak larut. Sehingga aluminium oksida akan dipisahkan dari gangguan
Fe, selanjutnya proses pemisahan dilakukan dengan filtrasi. Penggangu yang tidak larut akan masuk ke proses
prepirasi filtrat yang mengandung aluminium hidroksida akan dilakukan pendinginan, agar cairan dengan endapan
dapat dipisahkan. Tahap selanjutnya kalkinasi, cairan dan endapan dari aluminium hidroksida dipanaskan dengan
temperature ±1050°C. Pada tahap ini pemanasan aluminiun hidroksida ini akan menghasilkan alumina dan uap.
pemanasan ini bertujuan untuk mendorong lepasnya molekul air, sehingga yang tersisa hanya kristal alumina
anhidrat.
Al(OH)3(s)  Al2O3(s) + 3H2O(l)
Aluminium yang sudah diperoleh dilanjutkan ke dalam proses Hall-Heroult, pada tahap kedua ini adalah
elektrolosis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan grafit yang berfungsi sebagai katoda dan
anoda yang terbentuk dari karbon. Al2O3 dicampur dengan klorit yang berfungsi untuk menurunkan titik
leburAl2O3.Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
katode : AlF4-(aq) + 3e  Al(s) + 4 F-(aq) or
2Al3+(aq) + 6e  2Al(s)
anoda : 2AlOF54- (aq) + C  CO2(g) + AlF63- + AlF4- + 4 e or
3O2-(aq) + 3/2 C  3/2CO2(g) + 6e
berdasarkan reaksi di atas, reaksi dapat disederhanakan dengan:
2Al2O3(s) + 3C(s)  4Al(s) + 3CO2(g)

14. Sc  Torvetit (Sc2SiO7). Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian
uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang
mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius.

15. Ti  rutil (TiO2) Titanium murni sangat sulit diperoleh dari senyawanya yang paling umum, TiO 2. Mineral yang
 Ilmenit ((FeTi)2O3) penting yaitu ilemit, FeTiO3, dan rutil, TiO2. Wilhelm Kroll (Luxemburg) tahun 1932, membuat suatu cara
untuk menghasilkan titanium dari reduksi TiCl4 dengan kalsium dan selanjutnya dengan magnesium bahkan
natrium. Cara yang digunakan untuk menghasilkan titanium dikenal dengan proses Kroll. Pada cara ini
Titanium (IV) oksida atau batu besi titan dan rutil (TiO2) dipanaskan dengan klorin dan karbon menurut
persamaan reaksi :
2FeTiO3(s) + 7Cl2(g) +6C(s)  2TiCl4(s) + 2FeCl3 + 6CO(g)
Titanium (IV) klorida (TiCl4) merupakan destilat fraksinasi dari FeCl3 dan kotoran lainnya serta
hasil penguapan magnesium pada tungku tertutup dibawah Ar.
TiCl4(s) + 2Mg(l)  Ti(s) + 2 MgCl2(l)
Hasil padatan titanium berwujud busa berpori, butiran-butiran titanium kemudian dapat dibentuk
sebagaimana dikehendaki. Reduksi TiX4 menurut proses van arkel-de Boer dipakai logam wolfram (W):
TiX4(g)  Ti + 2X2(g)
Leburan MgCl2 ditepuk secara berkala dan setelah pendinginan, residu MgCl2 dan kelebihan
magnesium dikeluarkan oleh pencucian dengan air dan asam klorida encer atau dengan distilasi,
meninggalkan titanium "spons" yang setelah penggilingan dan pembersihan dengan aqua regia (1: 3 campuran
nitrat pekat dan asam klorida), dilebur di bawah argon atau vakum dan dilemparkan ke dalam batang baja.
Logam titanium yang dihasilkan memiliki kepadatan sangat rendah (~ 57% dari baja) dikombinasikan dengan
kekuatan mekanik yang baik dan pada kenyataannya ketika paduan logam dengan jumlah kecil dari logam
seperti Al dan Sn, memiliki berat rasio tertinggi dari kekuatan beberapa logam rekayasa. Sifat tersebut
membuatnya berguna untuk berbagai industri di mana bagian harus memiliki kekuatan yang unggul tetapi
tidak menambah berat keseluruhan produk. Titanium sekuat baja tetapi 45% lebih ringan. Selain itu juga tahan
korosi, yang membuatnya menjadi logam pilihan untuk beberapa manfaat luar. Titanium juga bisa
menggantikan aluminium ketika menggunakan suhu melebihi 130oC, yang merupakan suhu maksimum
aluminium. Kondisi yang ada misalnya dalam nacelle dan auxiliary power unity (APU) dan sistem anti-icing
untuk struktur badan pesawat. Fakta-fakta dari titanium membuat penggunaan utama titanium dalam industri
pesawat terbang untuk produksi kedua mesin dan udara.

16. Zr  Zirkon (ZrSiO4) Zirconium juga diproduksi secara komersial dengan cara Kroll. Ada juga metode lain dalam
memproduksi zirconium, yaitu proses van Arkel-de Boer. Dalam metode ini kemudian, zirconium mentah
dipanaskan dalam bejana dipisahkan dengan sedikit yodium, pada suhu sekitar 2000 C ketika ZrI4 diuapkan.
Tungsten atau zirconium filamen secara bersamaan dipanaskan secara elektrik sampai sekitar 1300oC. Hal ini
terurai pada ZrI4 dan zirconium murni disimpan dalam filamen. Sumber utama zirconium yaitu mineral
zircon, ZrSiO4, dan baddeleyite, ZrO2. Untuk memperoleh logam zirconium, bijih baddeleyite, ZrO2, diproses
menurut metoda seperti halnya pada titanium (proses Kroll):
ZrO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g)  ZrCl4(g) + 2CO(g)
Pada tahapan ini, kira-kira 2 % pengotor yaitu hafnium(IV) klorida, HfCl4, dapat dipisahkan dari
zirconium(IV) klorida dengan sublimasi fraksional. Fraksi senyawa hafnium menyublim pada suhu sekitar
3190C, dan senyawa zirconium pada suhu sekitar 3310C. Kemudian, ZrCl4 murni direduksi dengan logam
magnesium menurut persamaan reaksi berikut:
ZrCl4(g) + 2 Mg(l)  Zr(s) + 2 MgCl2(l)
Dengan metoda van Arkel-de Boer, zirconium dipanaskan dalam wadah yang dievakuasi dengan
sedikit iodine hingga temperature 2000C dengan ZrI4 yang dihasilkan menjadi fasa uap. Senyawa ini
kemudian dipanaskan dengan filament wolfram (W) pada suhu ~13000C hingga terdekomposisi, dan logam
murni Zr mengendap pada filament. Logam zirconium mempunyai struktur hcp hingga sekitar 862 0C dan
kemudian berubah menjadi bcc hingga titik lelehnya (18520C).

17. V  Vanadinite Cara mendapakan Vanadium diantaranya adalah dengan cara ekstraksi dari beberapa senyawa yaitu :
Pb3(VO4)2 . PbCl2 1. Dari vanadinite. Ekstraksi dari bijih ini melibatkan beberapa tahap :
 Carnotite a. Pemisahan PbCl2. Bijih direaksikan dengan HCl pekat, PbCl2 akan mengendap, dioxovandium chlotida
K2O . 2UO3 . V2O53H2O (VO2Cl) tetap dalam larutan.
 Patronite b. Pembuatan V2O5. Setelah PbCl2 dipisahkan, larutan ditambah NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga
V2S5 . 3CuS2 terbentuk NH4VO3 yang bila dipanaskan akan terbentuk V2O5.
c. Reduksi V2O5. V2O5 direduksi dengan Ca pada 900 – 950ºC untuk memperoleh vanadium murni
(Mardenand – Rich, 1927).
2. Dari Carnotite, yaitu :
a. Pembuatan Sodium Orthovanadate. Carnotite dicairkan dengan Na2CO3, masa cair yang diperoleh diekstraksi
dengan air untuk mengendapkan Fe(OH)3, larutan dipekatkan dan didinginkan maka didapat Na3VO4.
b. Pembuatan V2O5. Larutan yang berisi Na3VO4 diberi NH4Cl dan dijenuhkan dengan NH3, sehingga terbentuk
NH4VO3 (amonium metavanadate), yang dipanaskan untuk mendapatkan V 2O5.
c. Reduksi V2O5. Dengan cara Mardenand-Rich diperoleh logam vanadium murni.
18. Nb  Niobium atau columbium sering Produksi Niobium masih dalam skala kecil dan prosesnya melibatkan berbagai macam teknik dan cukup kompleks.
ditemukan dalam mineral piroklor. Pada saat ini proses isolasi niobium lebih sering menggunakan teknik ekstraksi cair-cair. Secara sederhana,
Niobium sendiri memiliki sifat fisik tantalum dapat diekstrak dari larutan HF menggunakan methyl isobutyl ketone, dan meningkatkan keasaman dari
dan kimia yang mirip dengan unsur fasa air sehingga memugkinkan niobium untuk terekstrak menuju sejumlah fasa organic yang baru (segar). Logam
tantalum, karena sifat yang mirip itulah tersebut dapat diperoleh setelah dikonversi / diubah dalam bentuk pentoksida melalui reduksi dengan bantuan Na
tantalum dan niobium sulit untuk atau C dan juga dapat pula digunakan elektrolisis atau meleburkan florida (Greenwood and Earnshaw, 1997).
dibedakan. Kemiripan sifat tersebut
dapat dilihat pada table berikut ini
(Greenwood and Earnshaw, 1997).
Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta) di
alam ditemukan bercampur menjadi
satu dalam batuan yang disebut
Columbit-Tantalit (Fe,Mn)M2O6 (M =
Nb,Ta)
19 Cr  Kelimpahan unsur kromium didapat Untuk memperoleh kromium murni dapat dilakukan dengan :
sebagai mineral Chromite (FeCr2O4) 4. Mineral Kromite direaksikan dengan basa dan oksigen untuk mengubah Cr(III) menjadi Cr(VI)
5. Reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III) dengan karbon
6. Reduksi Cr(III) menjadi Cr(0) dengan aluminium
Proses Goldschmidt
20 Mn  Irolusi Logam mangan diperoleh dengan :
 Rhodokhrosit 3. Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses elektrolisis.
4. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2, persamaan reaksinya:
Tahap 1 :
3MnO2 (s) → Mn3O4(s) + O2(g)
Tahap 2 :
3Mn3O4(s) + 8Al(s) → 9Mn(s) + 4Al203(s)
21 Fe  Fe merupakan unsur kedua terbanyak Sebagian kecil besi murni dapat dibuat dari pemurnian besi mentah dengan karbon monoksida. Zat perantara dalam
dialam. Besi (Fe) ditemukan dalam proses ini adalah besi pentakarbonil Fe(CO)5. Karbonil teruraiu dalam pemanasan kira-kira 2500C membentuk
mineral hematit (Fe2O3), magnetit bubuk besi murni
((Fe3O4), siderit ((FeO3), limonit Fe + CO Fe(CO)5 (2500C)
((2Fe2O3.3H2O), goethite (FeO(OH) Fe + 5CO
dan pirit (FeS2). Hampir semua besi diproduksi komersial yang digunakan dalam industri baj dan untuk membuatnya menggunakan
tanur tinggi. Dimana besi oksida (Fe2CO3) direduksi dengan karbon (sebagi kokas) walaupun dalam tungku zat
pereduksi yang sebenarnya adalah Co
2Fe2O3 + 3C 4Fe + 3CO2
22 Co  Kobalt berada sebagai senyawa  Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni
kobaltin (CoAsS), smaltit (CoAs2) dan dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
lineit (CO3S4).
Pemanggangan :
CoAs(s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2CoCl3(aq) + 3H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3H2S(g) Bi2S3(aq) + 3H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3(s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan
akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi
dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3(s) + H2(g) 2CO(s) + 3H2O(g)
 Kobalt murni diproduksi ketika hidroksida direaksikan dengan natrium hiporclorit (NaOCl) dengan reaksi :

2Co2+ + NaOCl + 4OH- + H2O 2Co(OH)2 + NaCl


2Co(OH)2 dibentuk dari pemanasan menghasilkan oksida dan penambahan karbon menghasilkan logam murni
2Co(OH)2 CO2O3 + H2O
2CO2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)
 Kobal juga di peroleh dengan memanaskan bijih (cobaltite) menghasilkan kobalt oksida kemudian senyawa
dipanaskan dengan aluminium untuk membebaskan logam kobal murni dengan mengikuti reaksi

CoAsS +FeS
NaNO3
heat Na2CO3
FeS + CoS + Fe2CO3 + Na3AsO4

SiO O2
Co2 3O4

Al2 + Na3As4
Logam Co + Fe2CO3 + SiO

23 Ni  Nikel ditemukan dalam mineral nikelit Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75
(NiS) dan pentlandit [(NiFe)9S8]. %. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
Logam ini diperoleh dengan 6. Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian
memanaskan bijih besi dalam tungku tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
pembakaran
7. Kalsinasi dan reduksi di tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

8. Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte
dan terak
9. Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas
75 %.

10. Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap
diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

24 Cu  Cu ditemukan dalam bentuk unsur Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi proses
komaupun senyawa sulfida lama pengolahannya adalah :
mineral kalkopirit (CuFeS2), kovelin 2CuFeS2(s) + 4O2 Cu2S(l) + 2FeO (s) + 3 SO2 (g)
(CuS), malasit(Cu2CO3(OH)2, kalkosit FeO(s) + SiO2 (s) FeSiO3 (l)
80000C
(Cu2S) atau sepeti kupri (Cu2O). Cu2S dan kerak FeSiO3 (l)1400
dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2Cu2S(l) + 3O2(g) C 2O(l) + 2SO2(g)
2Cu
2Cu2O(l) + Cu2S(s) 6Cu(l) + SO2(g)
3Cu2S(l) + 3O2 6Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga
blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
 Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO 4(aq).
Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode)
adalah tembaga blister.
4. Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan di masukkan ke dalam campuran air dan minyak. Bijih yang mengandung tembaga akan
diselaputi oleh minyak dan yang lainnya terbawa oleh air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan bijih yang
diselaputi minyak dibawa ke permukaan mengapung, sedangkan zat lain diendapkan.
5. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
6. Reduksi
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 dan dipanaskan,dialiri udara (terjadi reduksi) menjadi logam tembaga
lepuh (blister copper)

25 Au Proses isolasi untuk mendapatkan emas dilakukan industry dari batu bijih emas, dimana batuan bijih
emas yang layak untuk dieksploitasi sebagai industry pertambangan emas kadar emas batuan sekitar 25g/ton.
Metode yang digunakan untuk mengisolasi emas yaitu:
3. Proses sianida
Emas bisa terisolasi dengan menggunakan metode sianida. Metode sianida terdiri dari dua
proses penting, yaitu proses pelarutan emas dan proses pemisahan emas dari larutan.
Dalam proses penguraian, pelarut yang biasa digunakan dalam proses sianida adalah NaCN,
KCN, Ca(CN)2 atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah NaCN, karena
mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi penguraian Au adalah
sebagai berikut:
4Au + 8CN- + O2 + 2H2O  4Au(CN)-2 + 4OH-
Dalam pemisahan emas dari larutan dilakukan dengan pengendapan logam dengan
menggunakan Zn bubuk (zinc presipitasi). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2Zn + 2NaAu(CN)2 + 4NaCN + 2H2O  2Au + 2NaOH + 2Na2Zn(CN)4 + H2
Penggunaan bubuk Zn merupakan cara yang efektif untuk larutan yang mengandung
konsentrasi emas kecil. Bubuk Zn ditambahkan ke dalam larutan untuk mengendapkan emas metalik.

4. Proses Amalgasi
Penggabungan merupakan proses penggalian bijih emas dengan mencampur emas dengan
merkuri (Hg). Dalam proses ini akan membentuk ikatan antara senyawa emas, dan merkuri itu sendiri
yang umumnya dikenal sebagai amalgam (Au-Hg). Bentuk merkuri amalgam dengan logam selain besi
dan platinum. Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah, tapi
penggabungan emas akan efektif pada ukuran partikel yang lebih besar dari 200 mesh (0074 mm). tiga
bentuk utama dari amalgam adalah AuHg2, Au2Hg and Au3Hg. Setelah amalgam terbentuk, selanjtnya
amalgam dipanaskan sehingga akan terurai menjadi elemen merkuri dan emas. Amalgam dapat terurai
oleh pemanasan dalam retort (tempat pemanasan amalgam, bentuknya menyerupai drum), air akan
menguap dan merkuri dapat dipulihkan dari kondensasi uap merkuri. Sementara emas tetap tertinggal di
retort sebagai logam.
Cara pemurnian ini mulai ditinggalkan karena menimbulkan gas Hg yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, seperti menyebabkan kanker, kerusakan pada saluran pencernaan dan gangguan
pernapasan dan kulit.

26 Ag  Perak (I) sulfide (Ag2S) Sebagian besar perak mengandung unsur bebas dan perak (I) sulfide (Ag2S). Salah satu metoda isolasi dengan
 stromecrite (CuAgS) ekstraksi logam dengan mereaksikan Ag2S dengan larutan sianida yang akan menghasilkan perak sebagai ion
 garam sulfo seperti : kompleks disianorgentat (I), [Ag (CN)2]- :
- pilibasite (Ag,Cu)16Sb2S11 2Ag2S(s) + 8CN(aq) + O2(g) + H2O(l)  4[Ag(CN)2]-(aq) + 2S(s) + 4OH(aq)
- pearccite Ag16As12S11 Penambahan logam seng mengakibatkan reaksi Ag+ dengan seng membentuk ion kompleks yang sangat stabil
- pyrargyrite atau ruby gelap, (Ag3SbS3) [Zn(CN)4]2- :
- proustite atau cahaya rubi, (Ag3AsS3) 2[Ag(CN)2]-(aq) + Zn(s)  [Zn(CN)4]2-(aq) + 2Ag(s)
- tetrahedrite atau freibergite Selanjutnya, perak murni dapat dilakukan dengan elektrolisis elektrolit dengan perak nitrat yang diasamkan.
- tennantite (Cu1Fe1Ag)12As4S13
- stephanite (Ag5Sb4)
 mineral klorida seperti
- cerargeyrite (AgCl)
 dengan Telluride seperti
- silvanite (Ag1An) TE2
- hassite (Ag2Te) dan
- petzite (Ag3AnTe2)

27 Zn  Sphallerite [(ZnFe)S] Sumber utama logam Zn adalah bijih zink blende ( ZnS ). Isolasi logam Zn tidak sederhana.Metode isolasi diawali
 Zink sulfide ( ZnS) dengan pemanggangan bijih zink sulfida dalam udara pada 800 ̊C untuk mengunah bijih menjadi oksidanya
menurut persamaan reaksi berikut.
2 ZnS (s)+3 O2 (g) 2 ZnO (s)+2SO2 (g)

̊ untuk memperoleh
Tahap berikutnya yaitu mereduksi oksida ini dengan kokas berlebih pada temperature 1400 C
logamnya menurut persamaan reaksi:
ZnO (s)+C (s ) Zn (g)+ CO(g)

Tujuan penggunaan kokas berlebih yaitu untuk mencegah terjadi reoksidasi zink menjadi oksidanya oleh CO2 hasil
reaksi, melainkan mereduksi gas ini menjadi CO menurut persamaan reaksi berikut:
CO2 (g)+C (s) 2 CO (g)

28 Cd  greennockite (CdS) Kadmium terdapat bersama-sama di dalam bijih seng (Zn), sehingga kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan
produksi seng. Karena titik didihnya yang rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan
bertahap. Selain itu kadmium juga dapat dipisahkan dari seng dengan cara pengendapan di larutan sulfat. Kadmium
juga merupakan suatu hasil sampingan yang tidak terlalu banyak ragamnya.

29 Hg  Cinnabar (HgS) Raksa dengan sederhana dapat diekstraksi dengan pemanasan bijih raksa(II) sulfida dalam udara. Logam raksa
menguap dan terkondensasi pada suhu 60000C sebagai cairan:
HgS(s) + O2(g) → Hg(l) + SO2(g)
Secara altermatif, bijihnya dapat dipanggang dengan potongan besi atau kapur mentah.
HgS + Fe  Hg + FeS
HgS + Cao  4Hg + 3CaS + CaSO4
Logam merkuri cair dapat mengoksidasi jejak logam seperti Fe, Cu, Zn, dan Pb sehingga harus dimurnikan dengan
destilasi dibawah tekanan reduksi.
30 Sn  Cassiterite (SnO2) Timah diperoleh dengan mereduksi SnO2, sebelum digunakan atau direduksi isi dan bijih cassiterite ditingkatkan
 Stannite dengan membuang kotoran seperti tanah liat, dengan mencuci dan memanggang untuk menghilangkan oksida
 Cylinarite arsenic dan sulfur, kemudian direduksi dengan kokas.
 Franckeite SnO2 + 2C  Sn + CO2
 Canfieldite Timaha mentah yang diperoleh sering terkontaminasi dengan besi dan logam lainnya. Oleh karena itu, timah
 Teallite dilelehkan pada perapian miring, sehingga kotorannya akan melebur. Kemudian timah cair yang diperoleh diaduk
untuk mengkondisikan timah kontak langsung dengan udara sehingga kotoran logam yang tersissa teroksidasi
membentuk sampah di permukaan dan sampah tersebut dihilangkan sehingga diperoleh logam timah murni.
31 Pb  Galena (PbS) Timbal diekstraksi dari galena (PbS), pertama-tama galena dipanggang bersama-sama dengan kuarsa dalam arus
 Cerussite (PbCO3) udara.
 Anglesite (PbSO4) 2PbS + 3O2  2PbO + 2SO2
Oksida timbal dipanaskan dalam tanur tinggi sehingga menghasilkan timbal murni.
PbO + C  Pb + CO
PbO + CO  Pb + CO2
Timbal juga dapat diperoleh dari reaksi timbal (II) silikat dengan batu kapur dan kokas.
PbSiO3 + CaO + CO  Pb + CaSiO3 + CO2

Anda mungkin juga menyukai