Oleh
Dr. Eng. Dewi A. Iryani
Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Lampung
Pengantar
Teknik eksperimen dapat dikembangkan dalam
beberapa skala, yaitu:
- Skala Makro
- Skala Semi Mikro, dan
- Skala Mikro.
Ada beberapa keuntungan bila menggunakan teknik
semimikro:
(1) Pengurangan konsumsi zat
(2) Kecepatan analisis yang tinggi
(3) Ketajaman pemisahan yang meningkat
(4) Penghematan ruang, dll
Pemeriksaan Pendahuluan
• Organoleptis ( bentuk,warna,bau)
• Uji pemanasan
• Uji nyala
• Penguapan
• Kelarutan
Organoleptis
• Warna (padatan)
Warna Senyawa
Merah Pb3O4, As2S2,HgO,HgS,
Sb2S3,CrO3,Cu2O,
K3[Fe(CN)6]
Merah-jambu Garam-garam mangan dan
kobalt
Kuning CdS, As2S3, SnS2, PbI2
Hijau Cr2O3, Hg2I2, Cr(OH)3, garam-
garam besi
Biru Garam-garam tembaga(II)
berhidrat
Coklat PbO2, CdO, Fe3O4,
Ag3AsO4,SnS, Fe2O3, Fe(OH)3
Hitam PbS, CuS, CuO, Ag2S
Warna ion dalam larutan
Reaksi Kering
Dilaksanakan dalam beberapa cara:
1. Pemanasan
analit diletakkan dalam sebuah
tabung pengapian dan dipanaskan
dalam nyala api bunsen secara
perlahan. Ketika terjadi sublimasi,
atau pelelehan atau penguraian akan
disertai dengan perubahan warna
atau pelepasan gas disertai dengan
sifat-2 khas tertentu
Reaksi Kering
2. Uji Pipa-tiup (Blow-Pipe analysis)
Uji-uji itu dilakukan pada sebuah bongkah (blok) arang
dalam mana digali suatu rongga kecil dengan pisau atau
uang logam kecil. Sedikit zat ditaruh dalam rongga dan
dipanasi dalam nyala mengoksid. Garam kristalin akan
pecah menjadi bagian-bagian kecil, pembakaran
menandakan adanya zat pengoksid (nitrat, nitrit, klorat,
dsb). Lebih sering zat bubuk itu dicampur dengan natrium
karbonat anhidrat yang dua kali lebih banyak atau lebih
disukai, dengan suatu campuran lelehan (campuran
ekuivalen natrium karbonat dan kalium karbonat,
campuran ini meleleh pada temperatur yang lebih rendah
daripada natrium karbonat sendirian) dalam nyala
mereduksi. Reaksi awal tetrdiri dari pembentukan
karbonat kation-kation yang ada dan garam alkali dari
anion-anion. Garam alkali diserap oleh arang yang
berpori, dan karbonat, sebagian besar terurai menjadi
oksida dan karbon dioksida. Oksida logam dapat terurai
lebih lanjut atau tereduksi menjadi logam atau tetap tak
berubah. Karena itu produk akhir reaksi dapat berupa
logam saja, logam dan oksida, maupun oksida saja.
Uji Pemanasan
• Serbuk dipanaskan hati-hati
Pengamatan Kesimpulan
Pengarangan karena pembakaran dan terbentuk Zat-zat organik
karbondioksida
Hitam tapi tidak disertai pembakaran dan bau Garam Cu,Mn, Ni
Kuning (panas), putih (dingin) ZnO dan garam-garam Zn
Kuning coklat (panas), kuning (dingin) SnO2 dan BiO3
Kuning (panas / dingin) PbO dan garam Pb
Coklat (panas / dingin) CdO dan garam Cd
Merah hitam (apanas), coklat (dingin) Fe2O3
Putih (panas / dingin) Garam Na, K, Ba, Ca, Mg, Pb
Uji Pipa Tiup
• Uji Pipa tiup biasanya menambahkan Natrium Karbonat
• Fungsi penambahan Natrium Karbonat :
• Mengubah garam logam menjadi karbonat/ oksida ketika
dipanaskan.
• Bertindak sebagai fluks (zat penurun titik lebur).
• Melindungi logam yang terbentuk dari oksidasi.
• Beberapa oksida dapat direduksi menjadi logamnya oleh CO dan
CO2.
• Contoh reaksi :
• NaCO3 + 10H2O = Na2CO3
• CuSO4 + NaCO3 == CuCO3 + Na2SO4
• CuCO3 ——- CuO + CO2
• CuO + C —— Cu + CO
Uji Pipa Tiup
Contoh Prosedur Kerja
• Campurkan di dalam mortar garam yang akan di periksa dengan
Na2CO3(perbandingan 1:2) gerus sampai halus.Buat gerukan pada
permukaan arang kayu.
• Nyalakan bunsen perlahan sampai di dapat nyala api. Kemudian
panaskan campuran yang ada
• Siapkan sebongkah arang, lubangi arang kurang lebih 1,5cm.
Sampel yang sebelumnya dilarutkan dengan pereaksi dalam plat
tetes dimasukan kedalam arang.
• Arang yang telah diisi sampel simpan diatas kassa asbes dan
nyalakan api.
• Tiupkan dengan pipa tiup, arahkan pada zat sampai semuanya
bereaksi. Ambil sampel yg ada dalam arang dan masukan ke dalam
tabung reaksi lalu tambahkan pereaksi tertentu.
Data Pengamatan Uji Pipa Tiup
NO Logam/debu + Pelarut + Pereaksi Hasil pengamatan
1 Sn Kertas saring à hitam
HgCl2
HCl (+)
HNO3 K2Cr2O4
5 Pb Terdapat endapan kuning,larutan oranye.
Reaksi Kering
3. Uji Nyala
• Reaksi nyala adalah cara penyelidikan
dengan mengambil kesimpulan dari warna
nyala yang dihasilkan karena adanya logam
logam tertentu.
• Senyawa senyawa dari beberapa logam
tertentu dapat menimbulkan warna warna
yang khas jika dipanaskan pada nyala api
bunsen. Umumnya garam yang digunakan
untuk reaksi nyala ini adalah garam garam
klorida, karena garam ini mudah menguap.
• Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi
keberadaan ion logam dalam jumlah yang
relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak
semua ion logam menghasilkan warna
nyala.
Uji Nyala
Zone (a) pengujian zat-zat atsiri
Zone (b) pengujian kedapat-lelehan
zatatau untuk menguji keatsirian relatif
suatu zat dalam campuran
Zone (c) mengosidasi zat-zat yang terlarut
dalam manik boraks, natrium karbonat
ataupun garam mikroskosmik
Zone (d) Pengujian untuk semua proses
oksidasi untuk zat yang tidak
membutuhkan temperatur tinggi
Zona (e) Kaya akan karbon, berguna untuk
mereduksi senyawa oksida menjadi
logam
Zona (f) untuk mereduksi boraks lelehan
Uji Nyala
2. Spektrofotometri UV
• Spektrofotometri UV adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem
kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Spektrofotometri UV
menggunakan sinar ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang antara
200-400 nm (Rohman dan Gandjar, 2007).
Instrumentasi dari spektrofotometer
1. Sumber energi cahaya yang meliputi daerah spektrum sesuai alat yang dirancang.
• Untuk daerah IR
- Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%) dan erbiumoxida
(3%)
- Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC).
- Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 – 20 nm
• Untuk spektrum radiasi garis UV atau tampak
- Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
- Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga
- Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless dhischarge lamp)
- Laser
2. Monokromator, yakni sebuah piranti yang berfungsi untuk merubah sinar polikromatis menjadi
sinar monokromatis sesuai yang dibutuhkan oleh pengukuran
Macam-macam monokromator :
- Prisma
- kaca untuk daerah sinar tampak
- kuarsa untuk daerah UV
- Rock salt (kristal garam) untuk daerah IR
- Kisi difraksi
Instrumentasi dari spektrofotometer
3. Wadah untuk sampel (kuvet)
Pada pengukuran di daerah sinar tampak digunakan kuvet kaca dan daerah
UV digunakan kuvet kuarsa serta kristal garam untuk daerah IR.
4. Detektor, berfungsinya untuk merubah sinar menjadi energi listrik yang
sebanding dengan besaran yang dapat diukur.
Syarat-syarat ideal sebuah detektor :
- Kepekan yang tinggi
- Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
- Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
- Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
• Macam-macam detektor : Detektor foto (Photo detector), Photocell,
Phototube, Hantaran foto, Dioda foto,dan Detektor panas
5. Amplifier (pengganda), berfungsi untuk memperbesar arus yang
dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator
6. Readout dimana diperagakan besarnya isyarat listrik yang ditangkap
Spekrum Warna dan Panjang
Gelombang
5. Uji Manik Boraks
Uji manik boraks biasanya menggunakan sehelai
kawat platinum yang dirujuk ke nyala api.
Ujung bebas kawat platinum dibengkokkan
menjadi lingkaran kecil. Zat padat di letakkan
pada bagian yang terpanas, garam selanjutnya
akan membengkak ketika melepaskan air
kristalnya dan kemudian menyusut dengan
membentuk manik yang mirip kaca, tembus
cahaya dan tak berwarna yang terdiri dari
suatu campuran natrium meta borat dan
anhidrida borat.
Na2B4O7 === 2NaBO2 + B2O3
Manik yang dibasahi akan dibenamkan
dalam zat yang dibenamkan ke dalam
zatsehingga menempel pada manik,
selanjutnya dipanaskan setelah dingin
diamati warna yang terjadi